• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

40 III.1 Analisa Sistem yang Berjalan

Sistem yang sedang berjalan belum tersedia sistem pakar tempat konsultasi yang berbasis komputer yang menjelaskan tentang penyakit dan jamur penyebab kematian pada Ikan Lele dumbo atau dengan kata lain masih dengan cara manual dalam berkonsultasi dengan orang yang mengerti tentang permasalahan pada ikan lele dumbo. Pada sistem yang berjalan, para petani tambak akan mencari informasi dari buku, kemudian bila ada penyakit yang ingin dikonsultasikan, harus menunggu atau bertemu dengan penyuluh pertanian dan perikanan.

Sistem yang ada sebelumnya, biasanya masyarakat atau petani tambak masih mencari informasi penyakit pada Ikan lele berdasarkan gejala pada tubuh Ikan Lele Tersebut dengan mencarinya melalui Buku ataupun informasi dari majalah atau jurnal, dan berkonsultasi dengan penyuluh perikanan atau ahli perikanan secara langsung, bertatap muka ataupun dengan alat komunikasi secara fisik.

III.1.1 .Analisa Input

Pada sistem yang berjalan, belum ada sistem pakar berbasis komputer sebagai tempat untuk berkonsultasi para pengguna, sehingga petani tambak yang ingin berkonsultasi akan mencari informasi melalui buku dan informasi dari penyuluh perikanan.

(2)

III.1.2 Analisa Proses

Gambar III.1. Flow of Document Pengguna Mencari Solusi

Berikut merupakan penjelasan dari flow of document tersebut diatas adalah sebagai berikut

1. Start.

2. Pengguna mencari informasi.

3. Pengguna mendatangi atau menunggu penyuluh pertanian. 4. Petani tambak berjumpa dengan penyuluh pertanian. 5. Penyuluh pertanian memberikan informasi dan solusi 6. End Start Pengguna mencari informasi Pengguna mendatangi penyuluh Solusi Informasi Bertemu Penyuluh pertanian dan perikanan Memberikan Informasi Solusi END

(3)

III.1.3 Analisa Output

Keluaran atau output data dari sistem yang sedang berjalan setelah diinput dan diproses akan ditampilkan hasilnya dalam bentuk output. Adapun sebagai output dari proses yang dilakukan adalah hasil analisa tentang penyakit pada ikan lele dumbo yang diberikan oleh penyuluh pertanian dan perikanan..

III.2 Evaluasi Sistem yang Berjalan

Setelah penulis melakukan analisa terhadap sistem yang berjalan pada sistem konsultasi tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan atas sistem yang sedang berjalan yakni mengetahui kelemahan sistem yang ada. Adapun kelemahan sistem yang sedang berjalan setelah mengevaluasi sistem yang berjalan, maka ada beberapa kendala antara lain sebagai berikut:

1. Dalam proses konsultasi yang dilakukan, terlalu banyak membuang waktu dan tenaga untuk biaya pembelian buku.

2. Waktu yang banyak terbuang untuk membeli buku, dan mengkonsultasikannya dengan penyuluh pertanian dan perikanan.

3. Dari sistem yang lama dapat dilihat ke efektifan waktunya, seperti melakukan proses pencarian terhadap sebuah informasi dari buku, memerlukan waktu yang lama dan memerlukan ketelitian yang tinggi, sedangkan pada rancangan yang di usulkan proses pencarian dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

(4)

III.3 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan (knowledge base). Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman dan merupakan inti dari sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas dua (2) elemen dasar yaitu, fakta dan aturan, dan mesin inferensi.

Basis pengetahuan yang terdapat dalam sistem pakar ini akan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Hasil yang diperoleh setelah pengguna melakukan interaksi dengan sistem pakar yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sistem pakar. Basis pengetahuan yang di gunakan didalam sistem pakar ini terdiri dari : Gejala-gejala yang penyakit pada ikan lele dumbo dan derajat/ tingkat keyakinan yang diberikan oleh pakar.

III.3.1 Data Gejala Penyakit

Tabel III.1 Gejala Penyakit

No ID Nama Gejala Nilai

1. G001 Warna tubuh menjadi gelap 0,7

2. G002 Kulit kesat dan timbul pendarahan. 0,8

3. G003 Ikan Lele bernafas megap-megap 0,8

4. G004 Perut bengkak 0,8

5. G005 Berputar-putar atau miring-miring 0,7 6. G006 Bintik putih atau bercak putih di sekitar mulut dan

(5)

7. G007 Ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti

kapas pada daerah luka 0,8

8. G008 Penyerangan pada telur ikan, Telur tersebut diliputi

benang seperti kapas 0,7

9. G009 Ikan yang diserang sangat lemah 0,6

10. G010 Ikan Lele selalu timbul atau mengambang di

permukaan air 0,8

11. G011 Ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar

atau dinding kolam 0,8

12. G012 Insang yang dirusak menjadi luka-luka, timbul

pendarahan yang mengakibatkan pernafasan terganggu 0,8 13. G013 Pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh

parasit 0,7

14. G014 Ikan mengalami Animea/ kurang darah 0,7

15. G015 Tubuh ikan terlihat borok 0,8

16. G016 Terdapat bercak luka 0,7

17. G017 Terdapat Luka-luka atau lecet pada tubuh Ikan Lele 0,8 18. G018 Ada lapisan putih atau bintik putih 0,8

19. G019 Gerakan Ikan Lele lambat 0,7

20. G020 Pendarahan dibagian sirip dan perut 0,7 21. G021 Bila ikan mati, warnanya membusuk dan kekuning,

kuningan 0,8

22. G022 Tubuh Ikan Lele terlihat pucat 0,8

23. G023 Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya yang khas

yaitu pecahnya usus 0,9

24. G024 Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh

(6)

25. G025 Tulang Kepala Ikan Lele Dumbo retak-retak 0,8

26. G026 Nafsu makan berkurang 0,8

III.3.2 Data Penyakit dan Nilai Certainty Factor Tabel III.2 Daftar Penyakit Dan Nilai CF

No Kode

Penyakit Nama Penyakit

Nilai Certainty Factor

1 P001 Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas

hydrophylla 0,7

2 P002 Penyakit tuberculosis 0,7

3 P003 Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia 0,7

4 P004 Penyakit bintik putih dan gatal 0,6

5 P005 Penyakit cacing Trematoda 0,6

6 P006 Parasit 0,7

7 P007 Penyakit Borok pada Ikan lele 0,7

8 P008 Trichodina 0,6

9 P009 Penyakit Cotton wall disease 0,7

10 P010 Penyakit karena serangan Channel catfish virus

(CCV) 0,6

11 P011 Penyakit kuning (Jaundice) 0,6

12 P012 Penyakit Pecah usus 0,8

13 P013 Kekurangan vitamin 0,7

(7)

III.3.3 Tabel Keputusan

Tabel III.3 Tabel Keputusan N o Id Gejala Id Penyakit P 01 P 02 P 03 P 04 P 05 P 06 P 07 P 08 P 09 P 10 P 11 P 12 P 13 P 14 1. G001

2. G002

3. G003

4. G004

5. G005

6. G006

7. G007

8. G008

9. G009

10. G010

11. G011

12. G012

13. G013

14. G014

15. G015

16. G016

17. G017

18. G018

(8)

19. G019

20. G020

21. G021

22. G022

23. G023

24. G024

25. G025

26. G026

III.3.4 Aturan (Rule)

III.3.4.1Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas Hydrophylla

Jika Warna tubuh menjadi gelap

And Kulit kesat dan timbul pendarahan. And Ikan Lele bernafas megap-megap

And Ikan Lele selalu timbul atau mengambang di permukaan air Then Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas Hydrophylla III.3.4.2Penyakit tuberculosis

Jika Warna tubuh menjadi gelap And Perut bengkak

And Berputar-putar atau miring-miring

And Bintik putih atau bercak putih di sekitar mulut dan sirip atau bagian tubuh lainnya

(9)

And Ikan Lele selalu timbul atau mengambang di permukaan air Then Penyakit tuberculosis

III.3.4.3Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia

Jika Ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas pada daerah luka

And Penyerangan pada telur ikan, Telur tersebut diliputi benang seperti kapas

Then Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia. III.3.4.4Penyakit bintik putih dan gatal

Jika Bintik putih atau bercak putih di sekitar mulut dan sirip atau bagian tubuh lainnya

And Ikan yang diserang sangat lemah

And Ikan Lele selalu timbul atau mengambang di permukaan air And Ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam

Then Penyakit bintik putih dan gatal III.3.4.5Penyakit cacing Trematoda Jika Ikan yang diserang sangat lemah

And Insang yang dirusak menjadi luka-luka, timbul pendarahan yang mengakibatkan pernafasan terganggu.

Then Penyakit cacing Trematoda III.3.4.6Parasit

(10)

And Ikan mengalami Animea/ kurang darah Then parasit

III.3.4.7Penyakit Borok pada Ikan lele Jika Tubuh ikan terlihat borok

And Terdapat bercak luka And Gerakan Ikan Lele lambat Then Penyakit borok pada lele III.3.4.8Trichodina

Jika Warna tubuh menjadi gelap And Ikan yang diserang sangat lemah

And Ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam

Then Trichodina

III.3.4.9Penyakit Cotton wall disease

Jika Bintik putih atau bercak putih di sekitar mulut dan sirip atau bagian tubuh lainnya

And Ikan Lele selalu timbul atau mengambang di permukaan air And Terdapat Luka-luka atau lecet pada tubuh Ikan Lele

And Gerakan Ikan Lele lambat Then Penyakit Cotton wall disease

III.3.4.10 Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV) Jika Berputar-putar atau miring-miring

(11)

And Ikan Lele selalu timbul atau mengambang di permukaan air And Pendarahan dibagian sirip dan perut

Then Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV) III.3.4.11 Penyakit kuning (Jaundice)

Jika Ikan yang diserang sangat lemah

And Bila ikan mati, warnanya membusuk dan kekuning, kuningan And Tubuh Ikan Lele terlihat pucat

Then Penyakit kuning (Jaundice) III.3.4.12 Penyakit Pecah usus

Jika Bila ikan mati, warnanya membusuk dan kekuning, kuningan

Ans Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus

Then Penyakit Pecah usus

III.3.4.13 Kekurangan vitamin

Jika Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok And Tulang Kepala Ikan Lele Dumbo retak-retak

Then kekurangan Vitamin III.3.4.14 Penyakit keracunan Jika Gerakan Ikan Lele lambat And Nafsu makan berkurang Then penyakit keracunan

(12)

III.3.5 Metode certainty factor

Metode certainty factor yang akan diterapkan dalam pembuatan sistem pakar ini adalah metode CF paralel, ini disebabkan dari hasil rule dan kasus serta data yang diperoleh dari pakar serta data-data pendukung lainnya.

Perumusan CF paralel adalah :

CF(x dan y) = Min (CF(x),CF(y))

III.3.5.1Contoh Perhitungan Nilai CF Penyakit Bakteri Aeromonas Hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla

JIKA Warna tubuh menjadi gelap

AND Kulit kesat dan timbul pendarahan AND Ikan Lele bernafas megap-megap

AND Ikan Lele selalu timbul atau mengambang di permukaan air

MAKA Terkena penyakit Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla P001, CF: 0.7

Dengan menganggap

E1 : ” Warna tubuh menjadi gelap” E2 : ” Kulit kesat dan timbul pendarahan” E3 : ” Ikan Lele bernafas megap-megap”

E4 : ” Ikan Lele selalu timbul atau mengambang di permukaan air” Nilai certainty factor hipotesis pada saat evidence pasti adalah :

(13)

Dalam kasus ini, kondisi gejala tidak dapat ditentukan dengan pasti. Certainty factor evidence E yang dipengaruhi partial evidence e ditunjukkan dengan nilai sebagai berikut:

CF(E1 , e) = 0.8 CF(E2 , e) = 0.7 CF(E3 , e) = 0.8 CF(E4 , e) = 0.8 Sehingga CF(E,e) = CF(E1 ∩ E2 ∩ E3 ∩ E4 , e)

= min [CF(E1,e), CF(E2,e), CF(E3,e), CF(E4,e)] = min [0.8, 0.7, 0.8, 0.8]

= 0.7

Berdasarkan dari perhitungan CF Paralel untuk premis dari aturan 3.8 di atas,: Jika Warna tubuh menjadi gelap, Dan Kulit kesat dan timbul pendarahan, Dan Ikan Lele bernafas megap-megap, Dan Ikan Lele selalu timbul atau mengambang di permukaan air adalah Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla

CF (E,e) = 0,7*100% CF (E,e) = 70%.

III.3.5.2Contoh Perhitungan Nilai CF Penyakit kuning (Jaundice) P011

JIKA Ikan yang diserang sangat lemah

(14)

AND Tubuh Ikan Lele terlihat pucat THEN Penyakit kuning (Jaundice) Dengan menganggap bahwa:

E1 : Ikan yang diserang sangat lemah

E2 : Bila ikan mati, warnanya membusuk dan kekuning, kuningan E3 : Tubuh Ikan Lele terlihat pucat

Nilai certainty factor hipotesis pada saat evidence pasti adalah : CF(H,E) = CF(H,E1 ∩ E2 ∩ E3)

= 0.6

Dalam kasus ini, kondisi gejala tidak dapat ditentukan dengan pasti. Certainty factor evidence E yang dipengaruhi partial evidence e ditunjukkan dengan nilai sebagai berikut:

CF(E1 , e) = 0.6 CF(E2 , e) = 0.8 CF(E3 , e) = 0.8 Sehingga

CF(E,e) = CF(E1 ∩ E2 ∩ E3, e)

= min [CF(E1,e), CF(E2,e), CF(E3,e)] = min [0.6, 0.8, 0.8]

= 0.6

Berdasarkan dari perhitungan CF Paralel untuk premis dari aturan 3.8 di atas,, didapatkan nilai faktor kepastian dari masukan gejala: JIKA Ikan yang diserang sangat lemah, AND Bila ikan mati, warnanya

(15)

membusuk dan kekuning-kuningan, AND Tubuh Ikan Lele terlihat pucat, THEN Penyakit kuning (Jaundice)

CF (E,e) = 0,6*100% CF (E,e) = 60%.

III.4 Desain Sistem

Kelemahan sistem yang sedang berjalan perlu dipikirkan dan mencari solusi terbaik. Kelemahan ini dapat diperkecil dengan merancang suatu sistem yang dapat menutupi kelemahan pada sistem yang berjalan tersebut. Dalam hal ini penulis akan mendesain dan memberikan gambaran yang jelas mengenai rancang bangun sistem yang akan diusulkan sebagai alternatif perbaikan pada sistem yang sedang berjalan.

Pada tahap ini perlu membatasi rancang bangun sistem yang diusulkan agar lebih mudah dalam memahami sistem nantinya. Tahap ini terdapat dua bagian yakni, disain sistem secara global dan disain sistem secara detail.

III.4.1 Desain Sistem Secara Global

Perancangan sistem secara global akan menjelaskan gambaran umum sistem serta model sistem yang akan diusulkan. Karena sistem yang diusulkan akan menghasilkan sebuah perangkat lunak yang berorientasi objek, maka perlu melakukan pemodelan sistem berdasarkan objek-objek yang digunakan. Dalam pemodelan ini penulis menggunakan Unfied Modeling Languange (UML). Pada tahap pemodelan ataupun disain sistem

(16)

secara global, penulis akan merancang sistem berdasarkan kebutuhan sistem yang akan diusulkan, seperti pembuata use case diagram, sequence diagram dan class diagram. Desain Secara detail Sistem global sebagaimana telah dijelaskan di atas tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan proses yang terjadi dalam sistem, sehingga dibutuhkan disain sistem secara detail yang dapat menjelaskan alur proses yang terjadi di dalam sistem tersebut. Adapun disain sistem secara detail yang diusulkan akan dijelaskan satu persatu berikut ini.

III.4.1.1Usecase Diagram

Gambar III.2 Usecase Diagram

Use case diagram tersebut digunakan untuk memahami bagaimana interaksi pengguna sistem dengan sistem yang dipakai secara keseluruhan. Pada use case diagram ini juga akan menjelaskan kegiatan apa saja yang

User Beranda Adm in <<Include>> <<Include>> Login Admin Input Penyakit Relasi Input Gejala Konsultasi Input data pengguna Ubah Gejala Analisa hasil <<Include>> <<Include> > <<Include>> <<Include>> <<extend >> Ubah relasi Ubah penyakit

(17)

dapat dilakukan oleh pengguna sistem dan batasan dalam mengakses sistem. Use case diagram ini dapat dijelaskan secara detail melalui narasi use case sebagai berikut :

III.4.1.1.1 Narasi Use Case Home

Tabel III.4 Narasi UseCase Home Nama usecase Home

Tipe usecase Essential

Priority High

Actor Admin dan pengunjung (pengguna)

Deskripsi Use case ini admin dan pengunjung memilih menu pada sistem

Basic flow Aktor Sistem

1. Memilih menu 2. Melakukan Validasi dan memberikan Informasi 3. Mendapatkan

informasi dari sistem

4. Menampilkan Informasi Post condition User dapat memilih menu pada sistem

Extend -

Include -

III.4.1.1.2 Narasi UseCase Daftar Penyakit

Tabel III.5 Narasi UseCase Daftar Penyakit Nama usecase Daftar Penyakit

Tipe usecase Essential

Priority High

(18)

Deskripsi Use case ini pengunjung melihat daftar penyakit yang dapat dideteksi oleh sistem

Basic flow Aktor Sistem

1. Memilih dan mengklik menu penyakit 2. Melakukan Validasi dan memberikan Informasi 3. Mendapatkan

informasi dari sistem

4. Menampilkan Informasi Penyakit Post condition User dapat melihat daftar penyakit pada

sistem.

Extend -

Include -

III.4.1.1.3Narasi UseCase Berita

Tabel III.6 Narasi UseCase Berita Nama usecase Berita

Tipe usecase Essential

Priority High

Actor Admin dan pengunjung (pengguna)

Deskripsi Use case ini admin dan pengunjung melihat berita terbaru tentang sistem pakar lele dumbo.

Basic flow Aktor Sistem

1. Memilih dan klik berita

2. Melakukan Validasi dan memberikan Informasi

(19)

3. Mendapatkan

informasi dari sistem

4. Menampilkan Informasi Post condition User dapat memilih menu pada sistem

Extend -

Include -

III.4.1.1.4 Narasi UseCase Konsultasi

Tabel III.7 Narasi UseCase Konsultasi Nama usecase Konsultasi

Tipe usecase Essential

Priority High

Actor Admin dan pengunjung (user)

Deskripsi Use case ini pengunjung untuk melakukan konsultasi pada sistem

Basic flow Aktor Sistem

1. Memasukkan nama alamat, jenis kelamin dan pekerjaan 2. Menerima dan menyimpan dalam database 3. Menerima informasi yang ditanyakan 4. Menampilkan data yang disimpan. Post condition User dapat memasukan nama Alamat,

pekerjaan dan melanjutkan konsultasi Penyakit

Extend -

(20)

III.4.1.1.5 Narasi UseCase Data Tentang Kami Tabel III.8 Narasi UseCase Tentang Kami Nama usecase Tentang Kami

Tipe usecase Essential

Priority High

Actor Admin dan pengunjung

Deskripsi Use case ini admin dan pengunjung dapat melihat dan mengetahui latar belakang program.

Basic flow Aktor Sistem

1. Memilih dan klik tentang kami.

2. Melakukan validasi dan memberikan informasi 3. Menerima informasi 4. Menampilkan

data tentang program Post condition User dapat melihat latar belakang program

Extend -

Include -

III.4.1.1.6 Narasi Usecase Login Admin

Tabel III.9 Usecase Login Admin Nama usecase Login Admin

Tipe usecase Essential

Priority High

(21)

Deskripsi Use case ini admin untuk memasuki dan membuka akses pada Halaman Admin

Basic flow Aktor Sistem

1. Memasukkan username dan password dan login

2. Memeriksa username dan password 3. Menerima informasi dari sistem 4. Menampilkan halaman utama admin

Post condition User dapat memasukan username dan password

Extend -

Include -

III.4.1.1.7 Narasi UseCase input data Gejala

Tabel III.10 Narasi UseCase data Gejala Nama usecase Input data penyakit

Tipe usecase Essential

Priority High

Actor Admin

Deskripsi Use case ini admin untuk mengelola data Penyakit pada sistem

Basic flow Aktor Sistem

1. Menambah nama Penyakit yang akan digunakan sebagai konsultasi. 2. Melakukan validasi dan memberikan informasi 3. Menerima status dari

proses yang sedang dilakukan.

4. Menampilkan data hasil proses.

(22)

Post condition User dapat melihat daftar Penyakit pada halaman daftar penyakit

Extend -

Include -

III.4.1.1.8Narasi Usecase Input Gejala

Tabel III.11 Narasi UseCase Input Gejala Nama usecase Input Gejala

Tipe usecase Essential

Priority High

Actor Admin

Deskripsi Use case ini admin untuk mengelola data Gejala pada sistem

Basic flow Aktor Sistem

1. Menambah nama Gejala yang akan digunakan sebagai konsultasi. 2. Melakukan validasi dan memberikan informasi 3. Menerima status dari

proses yang sedang dilakukan.

4. Menampilkan data hasil proses.

Post condition User dapat melihat daftar Gejala pada Penyakit saat konsultasi

Extend -

(23)

III.4.1.1.9Narasi UseCase Relasi

Tabel III.12 Narasi UseCase Relasi Nama usecase Relasi

Tipe usecase Essential

Priority High

Actor Admin

Deskripsi Use case ini admin untuk mengelola data Relasi pada sistem

Basic flow Aktor Sistem

1. Menambah nama Relasi yang akan digunakan sebagai konsultasi. 2. Melakukan validasi dan memberikan informasi 3. Menerima status dari

proses yang sedang dilakukan.

4. Menampilkan data hasil proses.

Post condition User dapat melihat Relasi antara penyakit dan gejala pada saat konsultasi

Extend -

Include -

III.4.1.2Class Diagram

Class diagram sangat membantu penulis dalam visualisasi struktur kelas kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Class diagram memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap tiap kelas didalam model disain dari suatu sistem. Adapun class diagram yang diusulkan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(24)

Gambar III.3 Diagram Class Sistem Pakar

III.4.1.3Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan interaksi antara sejumlah object dalam urutan waktu. Kegunaannya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara object serta interaksi antar object yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem yang diusulkan. Adapun perancangan sequence diagram pada sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut: penyakit kd_penyakit*:char nm_penyakit: varchar nilai_cf : varchar definisi : text solusi : text tambah() Ubah() Hapus() Gejala kd_gejala*:char nm_gejala: varchar nilai_cf : varchar Input() Ubah() Hapus() User nama:varchar alamat: varchar jenis_kelamin : varchar pekerjaan :varchar Input() Ubah() Hapus() Use Use N 1..n

(25)

III.4.1.3.1 Sequence Diagram Interaksi Login Admin

Gambar III.4 Sequence Diagram Interaksi Login Admin Form Login Controller Halaman

Admin Database

Admi n

1: Form login()

2: isi username dan password()

3:validasi data()

4: pesan kesalahan()

5:ambil data() 6: cek data login admin()

7: login admin ok()

8:tampil halaman admin()

(26)

III.4.1.3.2Sequence Diagram Interaksi Konsultasi

Gambar III.5 Sequence Diagram Halaman Konsultasi

Form Konsultasi Controller Database

Admin: Penggun

a

1: Form Konsultasi()

2: Isi Nama, Alamat, Jenis kelamin dan Pekerjaan 3:validasi data() 4: pesan kesalahan() 5:Record data() 6: Konsultasi () 7:Tampil halaman pertanyaan() 8: Hasil Analisa()

(27)

III.4.1.3.3Usecase Diagram Halaman Home

Gambar III.6 Sequence Diagram Halaman Home

<<entity>> Database <<boundary>> : Halaman Utama <<boundary>> : Halaman Login Admin <<boundary>> : Halaman konsultasi 1: Pilih menu() 2: Menu Home() 3::Home() 4: Daftar Penyakit()

5: validasi Daftar Penyakit

6: berita() 7: Konsultasi() 8: Halaman konsultasi() 9: validasi() 10: Analisa Hasil() 11:berita() 12:adminlogin()

(28)

III.4.1.3.4 Sequence Diagram Penyakit

Gambar III.7 Sequence Diagram Penyakit Admin

Halaman penyakit

Proses Database

1: Menu Penyakit() 2: Halaman Data penyakit()

4: simpan data penyakit() 3: Tambah penyakit()

5: pesan informasi simpan berhasil()

7: Ubah data penyakit() 6: Ubah penyakit()

8: pesan informasi ubah berhasil()

10: Hapus data penyakit() 9: Hapus penyakit()

(29)

III.4.1.3.5 Sequence Diagram Gejala

Gambar III.8 Sequence Diagram Gejala Admin

Halaman gejala

Proses Database

1: Menu Gejala() 2: Halaman Data gejala()

4: simpan data gejala() 3: Tambah Gejala()

5: pesan informasi simpan berhasil()

7: Ubah data gejala() 6: Ubah Gejala()

8: pesan informasi ubah berhasil()

10: Hapus data gejala() 9: Hapus Gejala()

(30)

III.4.1.3.6 Sequence Diagram Relasi

Gambar III.9 Sequence Diagram Relasi

III.4.2 Desain Sistem Secara Detail III.4.2.1Desain Output

Desain output Sistem global sebagaimana telah dijelaskan di atas tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan proses yang terjadi dalam sistem, sehingga dibutuhkan disain sistem secara detail yang dapat menjelaskan alur proses yang terjadi di dalam sistem tersebut. Adapun

Admin

Halaman gejala

Proses Database

1: Menu Gejala() 2: Halaman Data gejala()

4: simpan data gejala() 3: Tambah Gejala()

5: pesan informasi simpan berhasil()

7: Ubah data gejala() 6: Ubah Gejala()

8: pesan informasi ubah berhasil()

10: Hapus data gejala() 9: Hapus Gejala()

(31)

disain sistem secara detail yang diusulkan akan dijelaskan satu persatu berikut ini.

III.4.2.1.1 Desain Output Halaman Utama

III.4.2.1.2 Desain Output Halaman Daftar Penyakit

Link Menu home Judul Menu penyakit Berita Tentang saya Login admin

Gambar III.10 Desain Halaman Utama Nama Kelamin Alamat Daftar Pekerjaan Pria wanita Link Menu home Judul Menu penyakit Berita Tentang saya Login admin

Gambar III.11 Desain Halaman Daftar Penyakit

Sistem Pakar Ikan Lele Dumbo Daftar Penyakit

(32)

III.4.2.1.3 Desain Halaman Berita

III.4.2.1.4Desain Halaman Konsultasi

Link Menu home Judul Menu penyakit Berita Tentang saya Login admin

Gambar III.13 Desain Halaman Konsultasi Nama Kelamin Alamat Daftar Pekerjaan Pria wanita Link Menu home Judul Menu penyakit Berita Tentang saya Login admin

Gambar III.12 Desain Halaman Berita

Sistem Pakar Ikan Lele Dumbo

(33)

III.4.2.1.5Desain Output Halaman Tentang Saya

III.4.2.1.6 Desain Output Halaman Analisa Hasil

Header

Gambar III.15 Desain Output Halaman Analisa Hasil Menu home Penyakit Konsultasi Bantuan Login admin Tentang

Hasil Analisa Sistem Pakar

DATA PASIEN: Nama

Kelamin Alamat Pekerjaan

HASIL ANALISA TERAKHIR Penyakit

Nilai CF Gejala Keterangan Solusi

Gambar III.14 Desain Halaman Tentang Saya

Link Menu home Judul Menu penyakit Berita Tentang saya Login admin

Sistem Pakar DeteksiPenyakit Ikan Lele Nama :

NIM : Jurusan :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(34)

III.4.2.1.7 Desain Halaman Admin

Gambar III.16 Desain Rancangan Halaman Admin

III.4.2.1.8 Desain Halaman Penyakit

Gambar III.17 Desain Rancangan Halaman Penyakit Input penyakt input gejala relasi ubah Penyakit ubah gejala lap Penyakit Gejala logut

Daftar semua Penyakit

No Nama Penyakit istilah pilihan

Ubah I hapus Input penyakt input gejala relasi ubah Penyakit ubah gejala lap Penyakit Gejala logut

(35)

III.4.2.1.9 Desain Halaman Relasi

Gambar III.18 Desain Rancangan Halaman Relasi III.4.2.1.10 Desain Output Halaman Gejala

Gambar III.19 Desain Rancangan Halaman Gejala Input penyakt input gejala relasi ubah Penyakit ubah gejala lap Penyakit Gejala logut

NAMA PENYAKIT: Daftar Gejala

No Kode Nama Gejala

Input penyakt input gejala relasi ubah Penyakit ubah gejala lap Penyakit Gejala logut

Gejala setiap Penyakit Penyakit

(36)

III.4.2.2Desain Input

Sistem ini mempunyai beberapa halaman yang akan menjadi intput. Dalam perancangannya, sistem yang diusulkan mempunyai tiga halaman sebagai keluaran akhir, yaitu :

III.4.2.2.1 Halaman Login Admin

Gambar III.20 Desain Halaman Login Admin

III.4.2.2.2 Desain Halaman Input Penyakit

Gambar III.21 Desain Halaman Input Penyakit Tambah Penyakit Id: Nama Penyakit : Sistem Pakar Nilai Cf Definisi Solusi Login User Id: Password:

(37)

III.4.2.2.3 Desain Halaman Input Gejala

III.4.2.3 Desain Database (Basis Data)

Tahap ini merupakan tahap dimana penulis menempatkan data yang sudah ada pada bagian server. Data tersebut nantinya akan diproses oleh data yang sudah dibuat. Tempat untuk menampung data tersebut disebut dengan basisdata atau database strukturnya yang terdiri dari atas tabel-tabel yang dibuat dengan menggunakan program Xampp server. Adapun struktur tabelnya dapat dilihat sebagai berikut:

III.4.2.3.1 Kamus Data

Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem mempunyai pengertian yang sama tentang input, output dan komponen data store. Pembentukan kamus data didasarkan pada alur data yang terdapat pada Diagram Alir data bersifat global (hanya menunjukkan

Tambah Gejala Id:

Nama Gejala Sistem Pakar

Gambar III.22 Desain Halaman input Gejala Nilai Cf

(38)

nama alur datanya tanpa menunjukkan struktur dari alur data). Untuk menunjukkan struktur dari alur data secara rinci maka dibentuklah kamus data. Bentuk dari form kamus data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Penyakit : Kd_Penyakit+Nm_Penyakit+Nilaicf+definisi+Sol usi Gejala : Kd_gejala+nm_gejala+nilai_cf Analisa_hasil : Alamat+Id+Kd_Penyakit+Kelamin+Nama+Noip+ Pekerjaan+Tanggal Pakar : PassID+UserID Relasi : Kd_gejala+Kd_Penyakit Temp_analisa : Kd_gejala+Kd_Penyakit+Noip+Status Temp_gejala : Kd_gejala+Noip Temp_Penyakit : Kd_Penyakit+Noip Temp_Pengguna : Alamat+id+kelamin+nama+noip+pekerjaan+tang gal Users : Blokir+email+Id_session+level+Nama_lengkap+n o_telp+Password+Username

III.4.2.3.2 Normalisasi Basis Data (Database)

Pada ilmu database atau basis data, normalisasi digunakan untuk menghindari terjadinya berbagai anomali data dan tidak konsistensinya data. Ini merupakan fungsi database secara umum. Dalam beberapa kasus normalisasi ini sangat penting untuk menunjang kinerja database dan memastikan bahwa data dalam database tersebut aman dan tidak terjadi

(39)

kesalahan jika mendapat perintah SQL terutama DML yaitu update, insert, dan delete.

Perlu diketahui dalam beberapa kasus Normalisasi database terkadang harus diubah menjadi bentuk denormalisasi, terutama untuk data yang telah besar dan membengkak. Denormalisasi ini ditujukan untuk meningkatkan performance dengan meletakkan beberapa field menjadi satu tabel sehingga mudah di tarik. Denormalisasi ini sering digunakan untuk menarik data yang besar dari database.

A. Normalisasi Database 1NF

Bentuk normal yang pertama atau 1NF mensyaratkan beberapa kondisi dalam sebuah database, berikut adalah fungsi dari bentuk normal pertama ini. Menghilangkan duplikasi kolom dari tabel yang sama. Buat tabel terpisah untuk masing-masing kelompok data terkait dan mengidentifikasi setiap baris dengan kolom yang unik (primary key).

Gambar III.23 Normalisasi Database 1NF B. Second normal form (2NF)

Syarat untuk menerapkan normalisasi bentuk kedua ini adalah data telah dibentuk dalam 1NF, berikut adalah beberapa fungsi normalisasi

Gejala Id_gejala Nm_gejala Nilai Penyakit kd_Penyakit nm_Penyakit nilai_cf definisi solusi USER Userid Nama Alamat Jenis_kelamin Pekerjaan Username Password Noip

(40)

2NF. Menghapus beberapa subset data yang ada pada tabel dan menempatkan mereka pada tabel terpisah. Menciptakan hubungan antara tabel baru dan tabel lama dengan menciptakan foreign key. Tidak ada atribut dalam tabel yang secara fungsional bergantung pada candidate key tabel tersebut.

Gambar III.24 Normalisasi Database Bentuk 2NF

III.4.2.3.3 Desain Tabel

Tabel merupakan komponen utama pendukung database.Tabel juga merupakan pertemuan antara baris dan kolom yang memuat suatu data atribut. Tabel merupakan sumber data bagi setiap aplikasi database seperti aplikasi yang akan dirancang dalam penelitian ini. Adapun tabel-tabel data yang dirancang untuk digunakan dalam sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut.

Relasi Kd_penyakit Kd_gejala Temp_gejala Noip Id_gejala Temp_Penyakit Noip Kd_Penyakit Temp_analisa Noip Kd_Penyakit Kd_gejala

(41)

1. Tabel Penyakit

Tabel Penyakit digunakan untuk menampung data Penyakit keseluruhan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data Penyakit.

Nama Database : Pakarlele Nama Tabel : Penyakit Field Key : kd_Penyakit

Tabel III.13 Tabel Penyakit

No Nama Field Data Type Width Keterangan 1 Kd_Penyakit Varchar 10 Id Penyakit

2 Nm_Penyakit Text 50 Nama Penyakit

3 Nilaicf Text 150 Nilai Cf

4 Definisi Text 150 Definisi

5 Solusi Text 200 Solusi

2. Tabel Gejala

Tabel gejala digunakan untuk menampung data gejala keseluruhan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data Gejala.

Nama Database : Pakarlele Nama Tabel : gejala Field Key : kd_gejala

Tabel III.14 Tabel Gejala Penyakit

No Nama Field Data Type Width Keterangan

1 Kd_gejala Varchar 10 Id gejala

2 Nm_gejala Text 50 nama_gejala

(42)

3. Tabel tmp_analisa

Tabel Analisa Hasil digunakan untuk menampung hasil sementara analisa keseluruhan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data hasil analisa.

Nama Database : Pakarlele Nama Tabel : tmp_analisa

Field Key :

Tabel III.15 Tabel analisa hasil konsultasi No Nama Field Data Type Width Keterangan

1 Noip Text 150 Ip address

2 kd_Penyakit Text 50 Id Penyakit

3 Kd_gejala Varchar 10 Kode gejala

4 status Text 150 Status

4. Tabel Temp_Gejala

Tabel Analisa Hasil digunakan untuk menampung hasil analisa keseluruhan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data hasil analisa. Nama Database : Pakarlele

Nama Tabel : temp_gejala Field Key : kd_jejala

Tabel III.16 Tabel temp_gejala

No Nama Field Data Type Width Keterangan

1 Kd_gejala Varchar 10 Kode gejala

(43)

5. Tabel Temp_Penyakit

Tabel Temp_Penyakit digunakan untuk menampung Temp_Penyakit. Berikut ditampilkan rancangan struktur data Temp_Penyakit.

Nama Database : Pakarlele

Nama Tabel : Temp_Penyakit Field Key : kd_Penyakit

Tabel III.17 Tabel Temp_Penyakit

No Nama Field Data Type Width Keterangan

1 kd_Penyakit Text 50 Id Penyakit

2 Noip Text 150 Ip address

6. Tabel Tmp_User

Tabel User digunakan untuk menampung hasil sementara analisa keseluruhan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data hasil analisa. Nama Database : Pakarlele

Nama Tabel : Tmp_User

Field Key :

Tabel III.18 Tabel Tmp_Users

No Nama Field Data Type Width Keterangan

1 Id Int 10 Id

2 Nama Varchar 20 Nama

3 Kelamin Enum (P’W) 15 Jenis kelamin

4 Alamat Varchar 50 Alamat

5 Pekerjaan Varchar 30 Pekerjaan

6 Noip Text 50 Noip

(44)

7. Tabel User

Tabel User digunakan untuk menampung hasil analisa keseluruhan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data hasil analisa.

Nama Database : Pakarlele Nama Tabel : Users

Field Key :

Tabel III.19 Tabel Users

No Nama Field Data Type Width Keterangan

8 Username Text 20 username

9 Password Varchar 20 Password

10 Nama_lengkap Text 50 Nama

11 Email Text 50 Email User

12 No_telp Text 20 Nomor telp

13 Level Text 150 Level User

14 Blokir Varchar 10 Blokir user

15 Id_session Text 150 Session

8. Tabel Analisa Hasil

Tabel Analisa Hasil digunakan untuk menampung hasil analisa keseluruhan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data hasil analisa. Nama Database : Pakarlele

Nama Tabel : Analisa hasil

(45)

Tabel III.20 Tabel Analisa Hasil

No Nama Field Data Type Width Keterangan

16 Id Text 50 Id pengguna

17 Nama Text 150 Nama

18 Kelamin Text 150 Jenis Kelamin

19 Alamat Varchar 10 Alamat

20 Pekerjaan Text 20 Pekerjaan

21 Kd_penyakit Text 50 Kd_penyakit

22 Noip Text 50 Noip

23 Tanggal Varchar 20 Tanggal

9. Tabel Relasi

Tabel Relasi digunakan untuk menampung data Relasi keseluruhan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data Relasi.

Nama Database : Pakarlele Nama Tabel : Tabel Relasi

Field Key :

Tabel III.21 Tabel Relasi

No Nama Field Data Type Width Keterangan 1 Kd_Penyakit Varchar 10 Kode Penyakit

(46)

III.4.2.3.4 ERD ( Entity Relation Diagram)

Gambar III.25 Entity Relation Diagram (ERD) III.4.2.4Logika program

Logika program dari sistem yang diusulkan akan digambarkan dalam sebuah activity diagram. Activity diagram ini akan menjelaskan setiap kegiatan yang akan dilakakukan pengguna pada sistem nantinya. Dengan menggambarkan setiap aktivitas dari sistem diharapkan sistem yang akan dibangun leibh mudah dipahami. Adapun activity diagram pada sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut :

Penyakit Kd_Penyakit Nm_Penyakit Nilai_cf Definisi Solusi Gejala Kd_gejala Nm_gejala Nilai_cf Pengguna Id Nm_pengguna alamat Jnis_klamin Pekerjaan Relasi Kd_Penyakit Kd_gejala

(47)

III.4.2.4.1 Activity Diagram Login Admin

Gambar III.26 Activity Diagram Login Admin

III.4.2.4.2 Activity Diagram konsultasi

Gambar III.27 Activity Diagram Konsultasi

Tidak ada Masukkan username dan password

Menu Cek valid? ya sukses Analisa hasil Jawaban ya Jawaban tidak Konsultasi

Input nama, alamat Input data Tanya Tanya Keluar Ya Ya Ya Tidak Tidak

(48)

III.4.2.4.3 Activity Diagram Data Penyakit

Gambar III.28 Activity Diagram Data Penyakit Tampil penyakit Tambah Penyakit Ubah Penyakit Halaman Penyakit Keluar Ya Ya Tidak Tidak Hapus Penyakit Ya Tidak

(49)

III.4.2.4.4 Activity Diagram data Gejala Penyakit

Gambar III.29 Activity Diagram Halaman Admin Tampil gejala Tambah Gejala Ubah Gejala Halaman gejala Keluar Ya Ya Tidak Tidak Hapus Gejala Ya Tidak

(50)

III.4.2.4.5 Activity Diagram Data Relasi

Gambar III.30 Activity Diagram Relasi Tampil Relasi Tambah Relasi Ubah Relasi Halaman Relasi Keluar Ya Ya Tidak Tidak Hapus Relasi Ya Tidak

Gambar

Tabel III.4 Narasi UseCase Home  Nama usecase  Home
Tabel III.9  Usecase Login Admin  Nama usecase  Login Admin
Tabel III.10 Narasi UseCase data Gejala  Nama usecase  Input data penyakit
Tabel III.11 Narasi UseCase Input Gejala  Nama usecase  Input Gejala
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam menulis cerita fantasi dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis mempunyai potensi yang baik dalam

Modul Kimia berbasis teaching factory pada materi redoks terintegrasi kompetensi keahlian Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur memiliki karakteristik yaitu disusun

Anggaran pendapatan merupakan rencana yang dibuat perusahaan untuk memperoleh pendapatan pada kurun waktu tertentu. Anggaran pendapatan dapat disusun berdasarkan jenis produk,

1) Hypertermia disebut juga afek yang meninggi dalam artian individu memperlihatkan suatu afektif yang gembira luar biasa. 2) Hypothymia disebut juga dengan afektif yang

Pada tahap pertama (2010) survey dilakukan terhadap 20 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Yogyakarta. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi, interview, dan

Data yang dipresentasikan pada Tabel 3 menunjukkan presisi dan akurasi yang secara statistik kurang memuaskan, diduga karena pengukuran radioaktivitas dilakukan dengan

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut elektronik,

Meskipun tidak ada interaksi antara penggunaan pendekatan kontekstual melalui media simulasi animasi dan film pendek dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar