• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai variabel dan definisi operasional penelitian. Selain itu, akan diuraikan juga desain penelitian yang digunakan untuk membantu kelancaran didalam penelitian yang dilakukan. Alat ukur dan prosedur penelitian juga akan disertakan sebagai pendukung informasi mengenai bagaimana proses berjalannya penelitian ini.

3.1 Variabel Penelitian

3.1.1 Variabel Penelitan & Definisi Operasional V1 : Kepribadian Big Five

McCrae & Costa (1997), mengatakan bahwa kepribadian big five digambarkan dalam lima dimensi dasar, diantaranya Neuroticism, Extraversion, Openness to Experience, Agreeableness, Conscientiousness.

Definisi Operasional :Tinggi atau rendahnya dimensi-dimensi dari Kepribadian Big Five dalam diri subjek yang dapat diketahui melalui alat ukur berupa kuesioner dengan mengadaptasi NEO Five-Factor Inventorydari McCraedan Costayang dikembangkan pada tahun 2003. Alat ukur ini memiliki dimensi diantaranya : (1) Neuroticism, (2) Extravertion, (3) Openness to experiences, (4) Agreeableness, dan (5) Conscientiousness.

V2 :Perilaku Prososial

Eisenberg (1989), mengatakan bahwa perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan secara sukarela dan dimaksudkan untuk membantu maupun memberi keuntungan kepada individu atau sekelompok individu.

Definisi Operasional :Tinggi atau rendahnya tingkat perilaku prososial dalam diri subjek yang dapat diketahui melalui alat ukur berupa kuesioner dengan mengadaptasiaspek-aspek perilaku prososial dari Eisenberg & Mussen (1989) yang dibuat olehWulandari pada tahun 2012. Alat ukur ini memiliki dimensi diantaranya: (1) berbagi (sharing), (2) kerjasama (cooperative), (3) menyumbang (donating), (4) menolong (helping), (5) kejujuran (honesty), dan (6) kedermawanan (generosity).

(2)

3.2 Subjek Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil populasi penelitian pada relawan yang bergabung dalam organisasidi Jakarta.Untuk membatasi besarnya jumlah sampel penelitian, maka terdapat karakteristik-karakteristik yang ditentukan sebagai landasan dari kriteria sampel penelitian, yaitu:

a. Laki-laki dan perempuan

b. Pendidikan terakhir minimal SMP

c. Memiliki Nomor Induk Anggota (NIA) TAGANA d. Telah mengikuti pelatihan TAGANA

e. Aktif dan pernah menjadi relawan 3.2.2 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling non-probabilitas (non-probability sampling).Sugiyono (2010) mengatakan bahwa teknik sampling non-probabilitas ialah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian.Metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas karakteristik dan pertimbangan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2010).

3.3 Desain Penelitian

Berdasarkan perspektifnya, penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian yang dianalisa secara statistik, yakni berupa angka (Seniati, Yulianto, dan Setiadi, 2011).Penelitian kuantitatif ialah penelitian yang dapat menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul (Sumanto, 1995).

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian korelasional.Marczyk, dkk (2005) mengatakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih.Bordens & Abbott (2005) mengatakan bahwa penelitian korelasional termasuk pada kategori yang lebih besar yang dinamakan sebagai penelitian non-eksperimental.

(3)

3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan data dilakukan melalui metode kuesioner.Kuesioner merupakan bentuk pengumpulan data kuantitatif yang ingin melihat tinggi atau tidaknya nilai dari masing-masing variabel. Kuesioner yang digunakan merupakan instrumen yang dapat mengukur variabel Kepribadian Big Five dan PerilakuPrososial yang akan dibahas lebih lanjut diuraian selanjutnya.

a. Kepribadian Big Five

Alat ukur yang digunakan untuk variabel kepribadian big five merupakan alat ukur yang diadaptasi oleh peneliti berupa kuesioner dengan mengadaptasi NEO Five-Factor Inventorydari Costa dan McCrae.NEO Five-Factor Inventory merupakan alat ukur yang terdiri dari 60 item dan skala yang digunakan adalah skala likert.Skala likert adalah skala yang biasanya memiliki skala 3, 4, 5, 6 atau 7 (Sugiyono, 2010).

• SS (Sangat Sesuai)/ Sangat menggambarkan diri saya = 5

• S (Sesuai)/ Menggambarkan diri saya =4

• AS (Agak Sesuai)/ Antara menggambarkan =3 dan tidak menggambarkan diri saya

• TS (Tidak Sesuai)/ Tidak menggambarkan diri saya =2 • STS (Sangat Tidak Sesuai)/ Sangat tidak menggambarkan diri saya =1

Selanjutnya, akan diuraikan mengenaipenjelasan pengadaptasian alat ukur yang dilakukan oleh peneliti untuk mengukur variabel kepribadian big five dan akan diuraikan pula tabel mengenai aspek-aspek, serta item-item favorable dan unfavorabledari alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel kepribadian big five.

Pengadaptasian alat ukur untuk mengukur variabel kepribadian big five yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan dari Lab Psikologi di Kampus Kijang Universitas Bina Nusantara. Alat ukur untuk mengukur variabel kepribadian big five ini dikembangkan secara empiris oleh McCrae dan Costa, yang bernama NEO Five-Factor Inventoryyang merupakan Test Booklet – Form S (Adult) yang terdiri dari 60 item dan diterbitkan oleh Psychological Assessment Resources (2003). Sebelum peneliti melakukan adaptasi alat ukur NEO

(4)

Five-Factor Inventory, alat ukur ini sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Alfrinda Primaldhi.

Tabel 3.1Blue PrintAlat UkurNEO Five-Factor Inventory

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

Neuroticism 6,11,21,26,36, 41,51,56 1,16,31,46 12 Extravertion 7,12,17,22, 32,37,47,52 2,27,42,57 12 Openness to experiences 13,28,38,43, 53,58 3,8,18,23, 33,48 12 Agreeableness 4,19,34,49 9,14,24,29, 39,44,54,59 12 Conscientiousness 5,10, 20,25 ,35,40,50, 60 15,30,45,55 12 Jumlah 34 26 60 b. Perilaku Prososial

Dalam pengukuran variabel perilaku prososial,alat ukur yang digunakan berupa kuesioner dengan mengadaptasi aspek-aspek perilaku prososial dari Eisenberg & Mussen (1989) yang dibuat oleh Wulandaripada tahun 2012, yang digunakan untuk meneliti remaja PPA Solo. Alat ukur inimemiliki dimensi diantaranya: (1) berbagi (sharing), (2) kerjasama (cooperative), (3) menyumbang (donating), (4) menolong (helping), (5) kejujuran (honesty), dan (6) kedermawanan (generosity).Alat ukur ini terdiri dari 33 item dan skala yang digunakan adalah skala likert.

• SS = Sangat Sesuai/ Sangat menggambarkan diri saya • S = Sesuai/ Menggambarkan diri saya

(5)

• STS = Sangat Tidak Sesuai / Sangat tidak menggambarkan diri saya Dibawah ini, akan diuraikan melalui tabel mengenai aspek- aspek, indikator, item-item favorable dan unfavorabledari alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel perilaku prososial :

Tabel 3.2Blue Print Alat Ukur Perilaku prososial

Aspek Indikator

Favo-rable

Unfav-orable

Jumlah

Berbagi Kesediaan untuk memecahkan masalah orang lain.

1 1

Kesediaan meluangkan waktu untuk orang lain.

8 15,21 3

Kesediaan untuk

mendengarkan cerita atau curahan hati rekan.

26 9 2

Kerjasama Menunjukkan kemauan untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain

dalammenyelesaikan tugas kebersamaan.

2,14 20 3

Adanya situasi yang saling menguntungkan satu sama lain.

3 16,10,

7

4

Menyumbang Memberikan sesuatu barang tanpa memandang latar

belakang suku atau agama atau ras.

22,27 4 3

Kesediaan memberi dengan ikhlas.

17 11,29 3

Menolong Kesediaan menolong dengan tulus.

(6)

Kesediaan untuk

mengupayakan apa saja demi meringankan beban orang lain.

5 24 2

Aspek Indikator

Favo-rable

Unfav-orable

Jumlah

Kejujuran Kesediaan dengan tulus ketika menolong orang lain.

12,33 28,18 4

Kedermawanan Kesediaan untuk memberi sesuatu dengan sukarela.

31,6

25

3

Bersedia memberi atau menolong tanpa ada syarat-syarat tertentu.

13,19 2

Jumlah 17 16 33

3.4.2 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur 3.4.2.1 Validitas Alat Ukur

Validitas merupakan aspek yang menunjukkan tingkat sebuah alat tes dapat mengukur variabel yang ingin diukur (Anastasi & Urbina, 2007).Dalam penelitian ini, pengujian validitas dilakukan dengan perhitungan corrected item-total correlation dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics (version 20).Selain itu, peneliti juga menggunakan validitas isi (content validity) untuk uji validitas alat ukur.

Correcteditem-total correlationialah teknik yang menunjukkanhubunganantara suatu itemterhadap jumlahitemyanglaindiluar item yangdiuji(Siregar, 2013).Meyers, Gamst, & Guarino (2013)menambahkan bahwacorrected item-total correlationmemiliki nilai interpretasi sebagai berikut: (1) .10 memiliki arti bahwa item dapat diterima, (2) .20 memiliki arti bahwa item bersifat layak, (3) .30 memiliki arti bahwa item sangat bagus, (4) .40 atau lebih, memiliki arti bahwaitem tersebut paling bagus. Selain itu, menurut Meyers, Gamst, & Guarino (2013), corrected item-total correlation yang

(7)

bersifat negatif memiliki makna bahwa skala yang ada pada item memiliki arah yang berbeda. Item seperti ini juga dapat dihilangkan atau diperbaiki dengan cara mengganti dengan item lain yang bisa diperhitungkan. Hal ini juga didukung Gozali (dalam Semuel & Wijaya, 2008) yang mengatakan bahwa setiap itemdapat dinyatakan valid jika memiliki nilaicorrected item-total correlationlebih besar dari 0,30. Azwar (2009) juga menambahkan bahwa jikaitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid atau dapat dipercaya.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, selain melakukan pengujian corrected item-total correlation, peneliti juga menggunakan pengujian validitas isi (content validity)dalam penelitian ini. Peneliti mengadaptasi kedua alat ukur yaitu NEO Five-Factor Inventory dan Perilaku Prososial. Pengujian content validitydilakukan melalui penilaian profesional atau expert judgment, peneliti dibantu oleh dosen pembimbing untuk melihat dan merevisi apakah item-item telah sesuai dengan konsep yang diukur.Content validity (validitas isi) juga mengandung face validity, yaitu uji validitas yang berhubungan dengan melihat apa yang bisa dan tidak bisa dalam mengukur sesuatu (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini face validitydilakukan pada 10 relawan banjir berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang ada di posko sosial di daerah Jakarta Timur.

Uji coba validitas kedua alat ukur, dilakukan melalui pilot study terhadap 60 responden yang merupakan anggota dari beberapa karang taruna di wilayah Jakarta Timur.Guilford & Fruchter (dalam Neff, Turiel, & Anshel, 2002)mengatakan bahwa jumlah minimal dari sampel penelitian ialah 30 responden.Oleh karena itu, 60 responden yang merupakan anggota dari beberapa karang taruna dalam pilot study yang dilakukan sudah bersifat representatif.Berdasarkan alat ukur yang telah ditentukan untuk digunakan dalam penelitian ini, yaitu NEO Five-Factor Inventorydari McCrae dan Costa yang dikembangkan pada tahun 2003dan aspek-aspek perilaku prososial dari Eisenberg & Mussen (1989) yang dibuat oleh Wulandari pada tahun 2012.Hasil dari pengujian validitas yang akan diuraikan sebagai berikut;

(1) Hasil uji validitas NEO Five-Factor Inventory

Berdasarkan perhitungan corrected item-total correlation denganmenggunakan software IBM SPSS Statistics (version 20). Dimensi-dimensi dalam kepribadian big five, yakni Neuroticism, Extravertion, Openness

(8)

to Experience, Agreeableness dan Conscientiousness. Masing-masing dari dimensi tersebut memiliki beberapa item yang tidak valid. Dengan adanya hal tersebut, peneliti beserta dosen pembimbing memutuskan untuk menghilangkan item-item negatif dari masing-masing aspek, kecuali pada aspek Openness to experiences. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah item negatif pada aspek Openness to experiences, sehingga peneliti beserta dosen pembimbing memutuskan untuk merevisi item-item yang tidak valid pada aspek tersebut. Setelah peneliti menghilangkan beberapa item negatif pada beberapa aspek kecuali pada aspek Openness to experiences, peneliti kembali melakukan pengolahan data namun masih terdapat item yang tidak valid pada beberapa aspek. Untuk itu, peneliti beserta dosen pembimbing merevisiitem dengan cara memperbaiki kalimat-kalimat pada item yang masih dinyatakan tidak valid pada beberapa aspek setelah pengolahan data kedua.

(2) Hasil uji validitas aspek-aspek perilaku prososial

Berdasarkan perhitungan corrected item-total correlation denganmenggunakan software IBM SPSS Statistics (version 20). Ditemukan hasil dari uji validitas yang menyatakan terdapat 12 item yang tidak valid dalam aspek-aspek perilaku prososial. Item-item yang tidak valid disebabkan karena item-item tersebut negatif dan kurang dari 0,30. Sedangkan, item-item diatas 0,30 dinyatakan valid. Mengacu pada teori Meyers, Gamst, & Guarino (2013) yang juga mengatakan bahwa .30 menginterpretasikan bahwa item dinyatakan sangat bagus.Dengan adanya hal tersebut, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan item-item diatas .30 yang berjumlah 21 item sebagai bahan penelitian.

3.4.2.2 Reliabilitas Alat Ukur

Anastasi & Urbina (2007) mengatakan bahwa reliabilitas merupakan aspek yang menunjukkan tingkat kekonsistenan skor yang diperoleh individu dalam pengerjaan tes pada waktu dan tempat yang berbeda.Guilford (dalam Indria & Nindyati, 2007) mengklasifikasikan koefisien reliabilitas sebagai berikut:

(9)

Tabel 3.3 Reliabilitas Alat Ukur

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,00 – 0, 19 Nilai reliabilitas sangat rendah

0,20 – 0,39 Nilai reliabilitas rendah

0,40 – 0,69 Nilai reliabilitas sedang

0,70 – 0,89 Nilai reliabilitas tinggi

0,90 – 1,00 Nilai reliabilitas tinggi sekali

Sumber: Indria& Nindyati (2007). Kajian konformitas dan kreativitas affective remaja.Jurnal Provitae, 3(1), 97.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan croncbachalpha.Croncbachalphadigunakanuntuk mengukur internal consistency.Saleh,Darwanis, Bakar(2012)mengemukakan bahwa nilai croncbach alpha yang menunjukkan kisaran 0,60-0,70 dapat diterima dan > 0,80 adalah baik.

Dalamuji coba reliabilitas alat ukur, dilakukan melaluipilot study pada 60 responden yang merupakan anggota dari beberapa karang taruna di wilayah Jakarta Timur.Berdasarkan alat ukur yang telah ditentukan untuk digunakan dalam penelitian ini, yaitu NEO Five-Factor Inventorydari McCrae dan Costa yang dikembangkan pada tahun 2003dan aspek-aspek perilaku prososial dari Eisenberg & Mussen (1989) yang dibuat oleh Wulandari pada tahun 2012.Hasil dari uji reliabilitas yang akan diuraikan sebagai berikut;

(1) Hasil uji reliabilitasNEO Five-Factor Inventory

Berdasarkan uji reliabilitas yang dilihat dari nilai croncbach alphadenganmenggunakan software IBM SPSS Statistics (version 20). Dimensi-dimensi dalam kepribadian big five, yakni Neuroticism, Extravertion, Openness to Experience memiliki koefisien reliabilitas yang kurang tinggi. Sedangkan, Agreeableness dan Conscientiousness memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi. (2) Hasil uji reliabilitasaspek-aspek perilaku prososial

Berdasarkan uji reliabilitas yang dilihat dari nilai croncbach alphadenganmenggunakan software IBM SPSS Statistics (version 20).

(10)

Aspek-aspek perilaku prososial memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi. Serupa dengan hal tersebut, reliabilitas yang dihasilkan oleh Wulandari selaku pembuat alat tes juga memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,871.

3.5 Prosedur

3.5.1 Persiapan Penelitian

Persiapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melihat fenomena yang ada dan kemudian menentukan topik.Untuk melihat adanya hubungan antara fenomena dan topik,peneliti mencari berbagai macam literatur yang dapat dijadikan sebagi acuan.Literatur tersebut diperoleh dari berbagai macam sumber diantaranya adalah jurnal-jurnal dan artikel-artikel, serta buku-buku terkait.Literatur yang diperoleh mengandung banyak dasar teori dan fakta-fakta pendukung yang dapat dijadikan untuk membangun kerangka berpikir. Sehingga, dapat menggambarkan bahwa penelitian ini penting untuk diteliti. Penelitian ini dilakukan agar rumusan masalah dapat terjawab dan tujuan penelitiaan juga dapat tercapai.

Literatur yang ada juga digunakan sebagai dasar teori untuk setiap varibel yang telah ditentukan dalam penelitian.Dasar teori ini kemudian dapat memperkuat variabel yang muncul dari fenomena yang ada.Agar rumusan masalah dapat terjawab maka dilakukan pengukuran terhadap setiap varibel penelitian yang ada.Untuk mengukur kedua variabel dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi kedua alat ukur yang sudah ada sebelumnya.Dalam pengadaptasian alat ukur untuk mengukur variabel kepribadian big five yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan dari Lab Psikologi di Kampus Kijang Universitas Bina Nusantara. Alat ukur untuk mengukur variabel kepribadian big five ini dikembangkan secara empiris oleh Costa dan McCrae, yang bernama NEO Five-Factor Inventory yang merupakan Test Booklet – Form S (Adult) yang terdiri dari 60 item dan diterbitkan oleh Psychological Assessment Resources (2003). Sebelum peneliti melakukan adaptasi alat ukur NEO Five-Factor Inventory, alat ukur ini sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Alfrinda Primaldhi.Sedangkan, dalam pengadaptasian alat ukur untuk mengukur variabel perilaku prososial, peneliti mengadaptasi alat ukur aspek-aspek perilaku prososial dari Eisenberg & Mussen (1989) yang dibuat oleh Wulandari pada tahun 2012.

Kedua alat ukur ini kemudian diberikan kepada partisipan berupa kuesioner untuk diisi.Partisipan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik sampling

(11)

yang telah ditentukan.Kemudian peneliti melakukan pilot study terhadap 60 anggota dari beberapa karang taruna di wilayah Jakarta Timur.Teknik pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan korelasi yaitu metode Spearman.Metode Spearmanyaitu mengukur hubungan antara dua variabel berdasarkan peringkat dan dapat digunakan untuk data berskala ordinal (Priyatno, 2013). Data yang didapat akan diolah menggunakan analisa statistik yang menggunakan software IBM SPSS Statistic Data Editor (version 20).Dari hasil uji validitas dapat ditentukan item-item yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan corrected item-total correlationdan content validity. Sedangkan, uji reliabilitas dengan menggunakan cornbach alpha.

1.5.2Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 18 Juni 2014 sampai dengan 30 Juni 2014. Pengambilan data sampel penelitian sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya yaitu laki-laki dan perempuan, pendidikan terakhir minimal SMP, memiliki Nomor Induk Anggota (NIA) TAGANA, telah mengikuti pelatihan TAGANA, aktif dan pernah menjadi relawan. Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling non-probabilitas (non-probability sampling) artinya teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas karakteristik dan pertimbangan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2010).Selama rentang waktu tersebut disebarkan sebanyak 130 kuesioner kepada 130 relawan TAGANA di Jakarta.Data yang diperoleh melalui partisipan tersebut kemudian diinput kedalam IBM SPSS Statistics (version 20)untuk pengolahan data lebih lanjut.

3.5.3 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan korelasi yaitu metode Spearman.Metode Spearmanyaitu mengukur hubungan antara dua variabel berdasarkan peringkat dan dapat digunakan untuk data berskala ordinal (Priyatno, 2013).Seperti yang telah diketahui, pilihan alternatif jawaban dalam penyebaran kuesioner menggunakan skala likert.Skala likert adalah skala yang biasanya memiliki skala 3, 4, 5, 6 atau 7 (Sugiyono, 2010).Data yang didapat akan diolah

(12)

menggunakan analisa statistik yang menggunakan software IBM SPSS Statistic Data Editor (version 20).

Gambar

Tabel 3.1Blue PrintAlat UkurNEO Five-Factor Inventory
Tabel 3.2Blue Print Alat Ukur Perilaku prososial

Referensi

Dokumen terkait

1) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan. 2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian, terdapat hubungan positif antara sikap terhadap

Dalam pertimbangannya Mahkamah Agung menyatakan bahwa oleh karena yang menjadi objek pencemaran/penistaan adalah badan hukum, yaitu PT Duta Pertiwi maka mengingat

Dari hasil percobaan lapangan sampai umur 6 bulan diperoleh hasil mutu campuran beraspal cara kering mempunyai kinerja lebih baik dari campuran beraspal dengan aspal pen 60

Melalui pelatihan produksi selama 12 minggu para anggota kelompok berusaha untuk memperbaiki produk yang selama ini monoton dalam arti belum memiliki model-model

Seleksi in vitro tanaman abaka ( Musa textilis Nee) dengan filtrat Fusarium oxysporum untuk ketahanan terhadap penyakit layu Fusarium.. Del-Rosario AG,

individual (hamalat al-hams), kemudian diterbitkan dan disebarkan sesuai dengan kondisi yang menurut pandangan Lajnah sesuai. Dalam hal ini dapat mengatasnamakan Hizb dengan

Nilai kolerasi berganda 0,954 tersebut dapat diartikan bahwa pengaruh antara variabel citra perusahaan, kualitas pelayanan, dan persepsi harga secara bersama-sama (simultan)