• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Latar Belakang - PENERAPAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN OKU - Bina Darma e-Journal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.1 Latar Belakang - PENERAPAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN OKU - Bina Darma e-Journal"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN

FRAMEWORK COBIT

5 PADA AUDIT TATA KELOLA

TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA KABUPATEN OKU

Sepita Sari1, Syahril Rizal2, Rusmala Santi3

Mahasiswa Universitas Bina Darma

Jln. A. Yani No 12 Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. E-mail :

s_vita09@yahoo.com, rusmalasanti@mail.binadarma.ac.id, syahril_rizal@mail.binadarma.ac.id

Abstrak: Permasalahan dari pemakaian teknologi informasi pada Diskominfo Kabupaten OKU saat ini belum dilakukan audit sehingga belum diketahui efisiensi dan tingkat kapabilitas tata kelola teknologi informasi yang sudah ada. Dari permasalahan tersebut maka perlu dilakukan audit dalam pengelolaan teknologi informasi, agar dapat mengetahui sejauh mana penerapan tata kelola Teknologi Informasi dan apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan renstra (Rencana Strategis). Dalam penelitian ini menggunakan model kapabilitas sebagai alat ukur terhadap jawaban responden dari kuesioner yang dibuat berdasarkan framework cobit 5 serta sebagai pemberi definisi dan pemahaman proses tata kelola teknologi informasi yang sedang berjalan. Berdasarkan rekapitulasi jawaban dari para responden, maka didapatkan nilai tingkat kapabilitas saat ini sebesar 3,18 pada rentang 0-5. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, maka dibuatlah beberapa usulan untuk meningkatkan kinerja serta sebagai acuan perbaikan tata kelola teknologi informasi di Diskominfo Kabupaten OKU dimasa yang akan datang.

Kata Kunci : Audit, Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT 5, Capability Model

The problem of the use of information technology in today's Diskominfo OKU District audit has not done so as yet unknown level of efficiency and governance capabilities of existing information technology . Of these problems it is necessary to audit the management of information technology , in order to determine the extent of the application of Information Technology governance and whether the system has been made in accordance with the Strategic Plan ( Strategic Plan ) . In this study using the form capabilities as a measure of the respondents of the questionnaire were made based on COBIT 5 framework as well as giving a definition and understanding of information technology governance processes that are running . Based on the summary of the respondents' answers , the obtained value of the current capability level of 3.18 in the range of 0-5 . To get the expected result , then made several proposals to improve the performance as well as a reference for information technology governance improvements in Diskominfo OKU District in the future.

(2)

I.

PENDAHUL

UAN

1.1 Latar Belakang Untuk menjaga agar teknologi informasi menjadi penambah nilai dalam sebuah perusahaan atau institusi, maka perlu adanya tata kelola teknologi informasi yang baik. Dengan adanya tata kelola TI, semua faktor dan dimensi yang berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi menjadi bersinergi dan bisa memberikan nilai tambah yang diharapkan bagi perusahaan atau institusi.

IT Governance merupakan konsep yang berkembang dari sektor swasta,

namun dengan

berkembangnya penggunaan

Teknologi Informasi (TI) oleh organisasi pemerintahan maka IT Governance juga harus diterapkan di

sektor ini. Peranan IT Governance tidaklah diragukan lagi dalam pencapaian tujuan suatu organisasi yang mengadopsi TI salah satunya adalah institusi perguruan

tinggi. IT

Governance pada

intinya adalah kegiatan

memanajemen penggunaan TI agar menghasilkan

keluaran yang maksimal dalam organisasi, membantu proses pengambilan keputusan dan membantu proses pemecahan masalah. (Adikara, 2013: 2)

Tata kelola TI yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten OKU,

diawasi dan

dievaluasi oleh bagian aplikasi dan telematika yang terdiri dari seksi pemberdayaan telematika, seksi sistem informasi,

piranti lunak dan konten dan seksi standarisasi,

monitoring dan telematika. (Dinas Kominfo Kabupaten OKU, 2010:7)

Audit TI adalah proses pengumpulan dan evaluasi

bukti-bukti untuk

menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan pada organisasi tersebut secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. (Elmolya, 2011:1).

Audit teknologi

informasi di

Diskominfo

Kabupaten OKU ini dilakukan agar usaha pemanfaatan

teknologi informasi berjalan seperti yang diharapkan, untuk mengetahui tingkat kapabilitas tata kelola

teknologi informasi pada Diskominfo Kabupaten OKU dan sesuai dengan tujuan dari rencana strategis (IT strategic) yang telah dibuat.

COBIT

merupakan kerangka

kerja yang

menyediakan standar dalam kerangka kerja domain yang terdiri dari sekumpulan proses TI yang merepresentasikan aktivitas yang dapat dikendalikan dan terstruktur. (Sarno, 2009: 17)

Domain yang dipakai dari COBIT 5 untuk melakukan audit tata kelola TI di Diskominfo

Kabupaten OKU adalah domain monitor, evaluate dan

access (MEA),

alasannya pada tata kelola TI di Dinas Komunikasi dan Informatika

(3)

evaluasi tata kelola TI yang sudah ada.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, yang menjadi titik

tolak pada

pembahasan

penelitian ini adalah “Seberapa tinggi tingkat kapabilitas tata kelola Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU jika diukur dengan menggunakan

framework cobit 5 ?”.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini hanya akan membahas pada :

1. Audit tata kelola teknologi

informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU pada bidang komunikasi dan informatika

menggunakan framework cobit 5.

2. Domain yang dipakai adalah domain monitor,

evaluate dan

assess (MEA). 3. Mengukur tingkat

kapabilitas tata kelola teknologi informasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaudit tata kelola teknologi informasi guna mengetahui sejauh

mana tingkat

kapabilitas tata kelola teknologi informasi

pada Dinas

Komunikasi dan Informatika

Kabupaten OKU.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari audit ini adalah sebagai berikut :

1. Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU dapat mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah sesuai dengan renstra (Rencana Strategis) yang ada.

2. Untuk

mengetahui tingkat kapabilias

tata kelola

teknologi

informasi pada dinas komunikasi dan informatika kabupaten OKU menggunakan cobit 5.

II. METODOLO

GI

PENELITIAN

II.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Adapun sifat dari penelitian

ini adalah deskriptif, metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan/ melukiskan keadaan subyek/obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. (Santi, 2012: 34)

(4)

Menurut

Sugiyono, (2013: 49) Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/

subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi pada penelitian yang dilakukan.

Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah semua staf PNS di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU yang berjumlah 50 orang.

Untuk

memperoleh sampel dari populasi yang ada digunakan model RACI

(Responsibility, Accountability,

Consult, and

Informed). Untuk

mengetahui tingkat kapabilitas, maka responden dari penelitian berjumlah 8 (Delapan) orang, diantaranya yaitu: Kepala Dinas sebagai

CEO (Chief

Executive Officer), Kepala Bidang APTEL (Aplikasi dan Telematika) sebagai

CIO (Chief

Information Officer), Kepala Subbagian Keuangan sebagai CFO (Chief Finance

Officer), Kepala

Seksi Sistem Informasi Piranti Lunak dan Konten sebagai Head IT Operations, Kepala Bidang Program sebagai HA (Head Architect), Kepala Seksi Pemberdayaan Telematika sebagai

HD (Head

Development), Sekretaris sebagai HITA ( Head IT Administration), dan

Kepala Seksi

Standarisasi,

Monitoring dan

Evaluasi Telematika sebagai audit. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Mapping Raci Roles ke

Organisatio n Roles

Raci Roles

CEO (Chief Executive Officer

Kepala Dinas

CIO (Chief Information Officer)

Kepala Bidang Aptel

CFO (Chief Finance

Officer) Kasubag Keuangan

Head IT Operations Kasi Sistem Informasi Piranti Lunak dan Konten

HA (Head Architect) Kabid Program

HD (Head

Development) KasiTelematika Pemberdayaan

HITA (Head IT

Administration) Sekretaris

Audit Kasi Standarisasi,

Monitoring dan Evaluasi Telematika

2.3 Skala

Pengukuran Variabel Untuk

menentukan tingkat kapabilitas dari setiap nilai proses dilakukan pemetaan kondisi

capability model

yang ditetapkan framework COBIT 5 kedalam nilai dengan skala 0 sampai 5.

1. Nilai 0

Incomple

te Process

2. Nilai 1

Performed Process

3. Nilai 2

Managed Process

4. Nilai 3

Established Process

5. Nilai 4

Predictable Process

6. Nilai 5

Optimising Process

2.4 Tahapan Pelaksanaan Audit

Menurut Sarno (2009:33), tahapan pelaksanaan audit teknologi informasi meliputi:

1. Analisis Kondisi Eksisting

Tahapan analisis kondisi eksisting dalam rencana

Audit SI/TI

merupakan kegiatan

peninjauan kondisi perusahaan saat ini terutama yang berkaitan dengan aktivitas bisnis. Peninjauan

(5)

pengumpulan data sebagai bahan analisis resiko untuk menentukan lingkungan audit yang nantinya dilakukan dan pengumpulan infomasi yang mendukung pelaksanaan audit, misalnya

informasi

mengenai aktivitas bisnis yang telah didukung TI serta hokum, regulasi, ketetapan, standar yang terkait dengan aktivitas bisnis tersebut. 2. Penentuan Tingkat Resiko

Mengklasifikasika n proses bisnis yang tingkat resikonya tinggi (proses bisnis utama) maupun proses bisnis pendukung. Hasil penentuan tingkat resiko tersebut kemudian

dijadikan sebagai

bahan dalam

penyusunan ruang

lingkup

pelaksanaan audit yang diarahkan kepada proses

bisnis yang

didukung oleh teknologi

informasi.

3. Pelaksanaan Audit SI/TI

Mengacu

kerangkat kerja COBIT yang akan didahulukan dengan proses penentuan ruang lingkup dan tujuan audit (scope dan objective)

berdasarkan hasil penentuan tingkat

resiko pada

tahapan sebelumnya. 4. Penentuan Rekomendasi

Setelah audit SI/ TI dilaksanaka, pengudit

bertanggung jawab terhadap pengkomunikasia n hasil audit kepada pihak manajemen terkait.

Pengkomunikasia

n tersebut

menghasilkan kesepakatan akan hasil audit yang kemudian akan disusun dalam laporan audit. Perekomundasian tersebut

membutuhkan keahlian pengambilan keputusan,

kebijakan dan pengetahuan akan proses audit. Laporan akhir dari audit seharusnya mempesentasikan gambaran saat ini dari situasi kemudian

memungkinkan pihak menajemen untuk mengambil langkah yang diperlukan.

III. HASIL

PENELITIAN

3.1 Hasil Penelitian Hasil dari pembahasan

penerapan framework cobit 5 pada audit tata kelola teknologi informasi di Dinas

Komunikasi dan Informatika

Kabupaten OKU pada domain Monitor, Evaluate, and Access

(MEA) terhadap

keadaan tata kelola teknologi informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU. Dengan

menggunakan

capability model

yang tergambarkan ke dalam bentuk angka dan grafik, sehingga hal ini dapat memudahkan dalam menganalisa dan memperkirakan kebutuhan teknologi informasi dimasa yang akan datang.

Dalam standar dan dokumentasinya Dinas Diskominfo telah melakukan dan menetapkan rencana strategis yang dijadikan acuan dalam implementasi semua proses yang dilaksanakan.

(6)

sudah memiliki masa pelaksanaan dari tahun 2011-2015 dan mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari fungsi Diskominfo. Namun Diskominfo dalam melakukan kinerja untuk mencapai renstra masih membutuhka prosedur yang harus dilakukan untuk menunjang kinerja teknologi informasi.

Dalam penelitian ini menggunakan model kapabilitas sebagai alat ukur terhadap jawaban responden dari kuesioner yang dibuat berdasarkan

framework cobit 5. Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan dari domain Monitor, Evaluate, and Access (MEA), yaitu:

1. Monitor, Evaluate, and Access(MEA01)

Pengawasan, evaluasi penilaian kinerja proses teknologi

informasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika terhadap kebijakan

yang telah

ditetapkan dan memberikan laporan yang sistematis dan

tepat waktu

kepada Kepala Dinas. Pada proses ini terdiri dari 5 pertanyaan. 2. Monitor, Evaluate, and Access(MEA02)

Pengawasan, evaluasi dan penilaian sistem pengendalian internal, termasuk dalam

merencanakan, mengatur dan menjaga

standarisasi untuk penilaian

pengendalian internal dan jaminan proses kegiatan, dalam dalam hal ini menyediakan program pelatihan mengenai

pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi kepada pengguna sistem. Pada proses ini terdiri dari 8 pertanyaan.

3 Monitor,

Evaluate, and Access (MEA03)

Pengawasan, evaluasi dan penilaian sistem pengendalian ekternal yaitu mengidentifikasi dan memonitor perubahan dalam kebijakan,

peraturan dan ketetapan lainnya

yang harus

dipenuhi dari teknologi

informasi secara terus menerus.

Pada Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU, evaluasi dan revisi mengenai

kebijakan-kebijakan ini dilakukan secara rutin setiap setahun sekali. Pada proses ini

terdiri dari 4 pertanyaan. Berdasarkan rekapitulasi jawaban dari para responden, maka didapatkan nilai tingkat kapabilitas saat ini sebesar 3,18 pada rentang 0-5. Nilai kapabilitas tertinggi terdapat pada MEA01 yaitu sebesar 3,53, sedangkan nilai terendah terdapat pada MEA03 sebesar 2,69. Rekapitulasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Rekapitulasi model Capability

Domai

n Proses

Rata-Rata Rata-Rata

Responde

n SubProses

MEA01

MEA01.01 3,75

17,63 MEA01.02 3,88

MEA01.03 3,00 MEA01.04 3,25 MEA01.05 3,75

MEA02

MEA02.01 3,75

26,63 MEA02.02 3,38

MEA02.03 3,63 MEA02.04 2,75 MEA02.05 3,50 MEA02.06 3,00 MEA02.07 3,00 MEA02.08 3,63

(7)

MEA03.03 2,50 MEA03.04 3,13

Jumlah

Nilai Rata-Rata Subproses Nilai Tingkat Capability

3.2 Pembahasan Model

capability merupakan alat ukur untuk mengetahui kondisi proses TI pada Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten OKU. Kegiatan pengukuran

ini akan

menghasilkan

penilaian tentang kondisi sekarang dari proses monitor, evaluate dan assess (MEA), terdiri dari monitor, evaluate, and access(MEA01), monitor, evaluate, and access(MEA02), Monitor, Evaluate, and Access (MEA03).

Pada pengukuran

Capability model ini digunakan

pengambilan data melalui kuisioner. Responden yang dilibatkan untuk pengisian kuisioner terutama adalah pada

unit kerja TI yang kesehariannya

mengoprasikan secara langsung dan mengetahui masalah yang berkaitan dengan proses terpilih, responden juga berasal dari unit kerja lain yang terkait.

Untuk

mendukung audit tata kelola Teknologi Informasi ini, data yang diperoleh dari kuisioner akan diolah dan dilakukan :

1. Perhitungan rata-rata terhadap masing-masing attribut jawaban dari semua responden. 2. Penilaian

tingkat model capability proses tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan

rata-rata semua atribut atau proses.

3. Representasi kondisi Teknologi Informasi yang ada. Ukuran dalam model ini meliputi ukuran ordinal dan ukuran nominal. Ukuran ordinal merupakan angka yang diberikan

dimana angka

tersebut mengandung pengertian tingkatan. Ukuran nominal digunakan untuk mengurutkan obyek dari tingkatan terendah sampai tertinggi. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap obyek, tetapi hanya memberikan urutan tingkatan dari tingkat terendah sampai dengan tingkat tertinggi saja.

Selanjutnya merelasikan antara nilai tingkatan dan nilai absolut yang dilakukan dengan

perhitungan dalam bentuk indeks menggunakan

formula matematika. Persamaan

matematik untuk menentukan nilai indeks ini adalah sebagai berikut:

Dengan

menggunakan model

capability yang

digambarkan ke dalam bentuk angka dan grafik, sehingga hal ini dapat memudahkan dalam hasil penelitian.

Sedangkan skala pembuatan indeks bagi pemetaan ketingkat model capability terdapat pada tabel berikut ini. Tabel 3.2 Skala Pembulatan Indeks

Σ Jawaban Kuesioner Indeks =

Σ Pertanyaan Kuesioner

Σ MEA01+ Σ MEA02+ Σ MEA03 Indeks =

Σ Domain Proses

3,53 + 3,33 + 2,69

(8)

Tingkat Model Capability

5 – Optimising Process

4 – Predictable Process

3 – Established Process

2 – Managed Process

1 – Perfrmed Process

0 – Incomplete Process

Table 3.3 Hasil Pengukuran Tingkat Kapabilitas Proses TI

Control Proses TI

Kondisi TI

Rata-Rata Per

Evaluasi dan penilaian kinerja dan kesesuai

(MEA01)

Pengawasan, evaluasi dan penilaian sistem pengendalian internal (MEA02)

Memastikan pemenuhan

terhadap kebutuhan eksternal (MEA03)

Total Nilai Tingkat

Capability

Grafik hasil pengukuran tingkat kematangan proses audit tata kelola Teknologi Informasi menggunakan

framework cobit 5

pada Dinas

Komunikasi dan Informatika

Kabupaten OKU, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.1 Grafik

Penilaian

Kuesioner

Hasil seluruh atau tingkat model

capability skala

penelitian penerapan framework cobit 5 pada audit tata kelola teknologi informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU yaitu skala 3 (established process) dengan nilai 3,18, yang artinya Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten OKU ini sudah

mengimplementasika n tata kelola Teknologi Informasi dengan menggunakan proses pelatihan yang telah ditetapkan dalam renstra, dan sudah mencapai

target yang

diharapkan. Akan

tetapi Dinas

Komunikasi dan Informatika ini masih

harus tetap

menjalankan tata kelola Tekologi Informasi dalam batasan waktu yang telah ditentukan atau waktu yang telah diprediksikan serta harus ditingkatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi tujuan saat ini dan masa depan.

IV. SIMPULAN

DAN SARAN

4.1 Simpulan Berdasarkan proses audit yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, hasil dari rekapitulasi tingkat model capability skala penelitian audit tata kelola Teknologi Informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten OKU yaitu skala 3

(established process) dengan nilai 3,18, yang artinya Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten OKU ini sudah

mengimplementasika n tata kelola Teknologi Informasi dengan menggunakan proses pelatihan yang telah ditentukan dalam renstra, dan sudah mencapai

target yang

diharapkan. Akan

tetapi Dinas

Komunikasi dan Informatika ini masih

harus tetap

menjalankan tata kelola Tekologi Informasi itu dalam batasan waktu yang telah ditentukan atau waktu yang telah diprediksikan serta harus ditingkatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi tujuan saat ini dan masa depan.

(9)

dengan pencapaian hasil yang optimal dari penerapan Framework Cobit 5 pada Audit Tata Kelola Teknologi Informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten OKU ini antara lain sebagai berikut:

1. Menerapkan framework cobit untuk

mengembangkan

tata kelola

teknologi

informasi yang lebih baik dari kondisi saat ini. 2. Usulan tata kelola

teknologi

informasi akan lebih baik apabila didefinisikan secara detil berkaitan dengan

kebijakan-kebijakan yang ada. Pendefinisian secara detil dapat dibuat dalam bentuk

aturan-aturan atau

prosedur.

3. Audit tata Kelola Teknologi

Informasi ini sebaiknya

dilakukan secara berkala, maksimal 1 tahun sekali.

4. Perlu adanya pengawasan dari Kepala Dinas tentang

pelaksanaan atau proses tata kelola Teknologi

Informasi.

DAFTAR

RUJUKAN

Adikara. (2013). Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi Perguruan Tinggi Berdasarkan Cobit 5 Pada Laboratoriu m Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Esa Unggul. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013.

Dinas Kominfo. (2010). Renstra 2011-2015. Kabupaten

OKU. Baturaja.

Elmolya. (2011). IT Audit dan Forensik. http:// elmolya.blog spot.com/ 2011/03/it- audit-dan- forensik-

audit-merupakan.ht

ml. 28

Desember 2013.

Santi, Rusmala. (2013). Evaluasi infrastruktur teknologi informasi Menggunaka n framework cobit 4.1. Tesis

Magister. Universitas Bina Darma.

Sarno. (2009). Audit sistem & teknologi informasi, ITS Press. Surabaya.

Gambar

Tabel  2.1  Mapping
tabel berikut:
Tabel  3.2   Skala
Table 3.3 Hasil

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Bungin (2010:76), "informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek

Tahap selanjutnya, initial value atau tebakan awal tersebut digunakan dalam tahapan estimasi dengan metode Gauss-Newton yang akan di-input ke dalam persamaan

Ketercapaian suatu tujuan program dapat pula dikatakan sebagai evaluasi akhir yaitu suatu rangkaian yang dilakukan dengan sengaja karena untuk melihat dan merasakan

Dalam pandangan feminis liberal, ‘kebaikan’ yang dibangun masyarakat membuat kesempatan siswa perempuan untuk memenuhi ‘hak’nya menjadi hilang.. Hak para siswa perempuan

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan hasil rata-rata akhir berdasarkan perhitungan dari program yang dilakukan oleh pengurus koperasi adalah 27,62%

Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan SAP yang telah dibuat, namun terdapat kendala dalam masalah waktu yang dirasa kurang seperti untuk materi tentang hukum Kirchoff

• Modul ini digunakan untuk melakukan mutasi barang pada Universitas Wijaya Kusuma Surabaya • Untuk melakukan mutasi barang, pertama masukkan nomor inventaris pada kolom No.. •

Persentase kepemilikan saham < 5% adalah sebesar 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor.. Saham Treasury tercatat dalam kelompok pemegang saham dengan