• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam Pemanfaatan IT: SDM, Faktor Utama; Perhatian Pimpinan, Paling Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dalam Pemanfaatan IT: SDM, Faktor Utama; Perhatian Pimpinan, Paling Utama"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam Pemanfaatan IT:  SDM, Faktor Utama;

Perhatian Pimpinan, Paling Utama

Semarang | badilag.net

“Saya setuju dengan Pak Saiful Karim, KPA Temanggung, bahwa dalam pengembangan IT, ketersediaan SDM yang mahir merupakan faktor utama. Tapi jangan lupa, bahwa perhatian pimpinan pengadilan merupakan faktor yang lebih utama, bahkan sangat menentukan”.

Dirjen Badilag, Wahyu Widiana, mengemukakan hal itu di depan KPTA, Hakim Tinggi dan para KPA dari hampir se Jawa Tengah, dalam acara Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) di Semarang, kemarin (25/10) petang.

Dalam kesempatan mengkordinasikan pelaksanaan seleksi ujian Cakim dan CPNS di PT dan PTA Semarang bersama Kepala Bawas, Dirjen menyempatkan hadir dalam pertemuan

tersebut untuk mendiskusikan pelaksanaan RB, mengevaluasi dan menyusun tindak lanjutnya.

“Memang, Pak Dirjen ini pintar ‘menyelam sambil minum air’, bahkan sambil mandi, bukan hanya minum air saja”, kata KPTA Semarang, Drs. H. Chatib Rasyid, SH, MH, dalam kata pengantar pertemuan itu.

(2)

menyampaikan dan mendiskusikan dengan kawan-kawan di daerah   mengenai program dan kebijakan pimpinan MA yang sedang digalakkan, seperti hasil Rakernas, pelaksanaan RB, peningkatan pelayanan publik, program ‘justice for all’, dan lain-lainnya”, timbal Dirjen.

Keterbatasan SDM dan Perhatian Pimpinan.

Sebagaimana di wilayah lain, di wilayah PTA Semarangpun yang menjadi kendala adalah keterbatasan SDM, terutama yang mahir komputer. Dirjen juga mengakui besarnya kendala SDM itu.

Untuk merealisasikan Quick Wins yang lima, yaitu (1) Publikasi Putusan, (2) Pemanfaatan IT, (3) Pelaksanaan PNBP, (4) Pelatihan dan Penerapan Pedoman Perilaku Hakim, dan (5) Analisa Kinerja, ditambah peningkatan Pelayanan Publik, faktor pemanfaatan teknologi komputer memang sangat dominan.

Kalau Quick Wins dan Peningkatan Pelayanan Publik sudah tercapai dengan baik maka berarti pelaksanaan RB di lingkungan MA dan pengadilan dianggap sudah berhasil. Tinggal meningkat kepada proses berikutnya yang sebetulnya tahun ini sudah dimulai, yaitu RB2.

RB jilid 2 ini disusun dalam suatu Grand Design RB untuk kurun waktu 2010 sampai 2025, dengan tujuan pada 2025 sudah terwujud tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintahan yang profesional, berintegritas tinggi, menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara.

“Untuk mencapai ini, tidak mudah memang”, kata Dirjen sambil mengemukakan bahwa yang diperlukan sekarang, selain menjaga integritas dan meningkatkan kemampuan tehnis, juga meningkatkan pembudayaan pemanfaatan teknologi informasi.

(3)

Dirjen sangat prihatin dengan terbatasnya jumlah tenaga administrasi di PA-PA. “Saya mengapresiasi kawan-kawan di Jawa Tengah, yang perkaranya sangat banyak dan tenaga administrasinya sedikit, tapi masih mampu menangani hal-hal yang berhubungan dengan IT, seperti situsweb dan selainnya”, imbuh Dirjen.

Dirjen mengharapkan agar para pimpinan PTA dan PA menaruh perhatian terhadap

pemanfaatan IT ini. “Justru dengan menggunakan teknologi yang baik, pekerjaan yang banyak dan berat akan dapat diseleseikan dengan baik, walaupun dilakukan oleh jumlah tenaga yang terbatas”, tambahnya.

“Saya mengharapkan, IT tidak dijadikan beban dan asesori. Manfaatkan IT itu untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok. Kini, di bidang apapun, tidak ada yang tidak bisa didukung oleh pemanfaatan IT”, tegasnya.

Dirjen juga menambahkan bahwa Pimpinan adalah kunci keberhasilan. “Katakanlah kurang tenaga yang mahir, maka dengan inisiatif dan dukungan pimpinan, PA dapat mengadakan DDTK, atau pelatihan khusus atau kordinasi dengan PA-PA se wilayah, atau minta bantuan ke PTA bahkan ke Badilag. Insya Allah Badilag akan sangat memperhatikan”, kata Dirjen penuh semangat.

Tindak Lanjut Pertemuan.

KPTA Semarang, Chatib Rasyid, di akhir acara, minta kepada seluruh PA di wilayahnya agar menindak lanjuti hasil pertemuan ini, antara lain meningkatkan pelayanan dan melengkapi fitur-fitur situsweb dan meng”update”nya secara rutin.

UU 14/2008, UU 25/2009, SK KMA 144/2007 dan Hasil Survey Pusat Studi Hukum & Kebijakan (PSHK) serta asesment National Legal Reform Program (NLRP) adalah di antara acuan dalam melakukan tindak lanjut hasil pertemuan itu.

(4)

24/9.

“Yang paling penting setelah pertemuan ini adalah tindak lanjut”, tegas KPTA sangat

antusias.  Monitoring dari edaran dan hasil pertemuan ini  juga dibahas dan menjadi hal yang sangat penting juga.

Pantas kalau KPTA Semarang bersemangat untuk meningkatkan pelayanan dan pemanfaatan IT sebab yang dulu PTA Jateng ini dikenal sebagai pelopor kemajuan

pemanfaatan IT, sekarang ‘gaung’ itu agak melempem. Apalagi hasil asesmen yang dilakukan NLRP tidak menggembirakan PA-PA Jawa tengah.

Hasil Asesment NLRP.

NLRP adalah  program untuk memajukan lembaga-lembaga hukum dan masyarakat sipil di Indonesia yang didanai dengan hibah dari Pemerintah Belanda melalui Dana Moneter Internasional (IMF). NLRP yang ditangani tenaga-tenaga profesional ini tahun lalu pernah melakukan penilaian terhadap situsweb di lingkungan peradilan agama se Indonesia.

Substansi penilaian didasarkan kepada UU 18/2008 dan SK KMA 144/2007. Ada 16 hal yang dinilai, yaitu (1) profil pengadilan, (2) hakim, (3) PP, (4) pegawai lainnya dan (5) alamat. Lalu tentang (6) data putusan, (7) statistik perkara, (8) prosedur berperkara, dan (9) jadwal sidang.

Selain itu, dinilai pula (10) prosedur pengaduan, (11) statistik pengaduan dan (12) data

hukuman. Mengenai keuangan, dinilai (13) biaya perkara, (14) Jumlah anggaran (DIPA),  dan (15) laporan pelaksanaan DIPA. Lalu lain-lain, seperti (16) bahasa asing.

Angka yang diberikan untuk tiap hal yang dinilai adalah 2 (dua) jika informasi itu lengkap, 1 (satu) jika informasi itu cukup, dan 0 (nol) jika informasi itu sangat kurang atau tidak ada. Situs yang sama sekali tidak dapat diakses juga diberi nilai 0 (nol)

(5)

Dengan demikian, nilai tertinggi dari suatu situsweb adalah 32 (yaitu 16 X 2), sedangkan nilai terendah adalah Nol.

NLRP memberi kategori HIGH RANK bagi situsweb yang mempunyai nilai 20 ke atas, dan LOW RANK bagi yang memperoleh nilai antara 0 sampai 10. Pada saat dilakukan penilaian, 335 dari 343 PA  sudah mempunyai situsweb.

Secara nasional, hanya ada 42 situs yang termasuk HIGH RANK, itupun nilai paling tinggi hanya 24. Yang memperoleh nilai tertinggi  adalah situs dari PA-PA  Bengkulu, Lamongan, Kuala Tungkal dan Palembang. Yang masuk LOW RANK ada 156 situs. Sementara yang mendapat nilai Nol ada 35. Yang tidak termasuk HIGH RANK dan LOW RANK ada 137, yaitu yang mempunyai nilai antara 11-19 (Middle Rank, red).

PA-PA di Jawa Tengah tidak ada yang masuk HIGH RANK, sementara yang masuk LOW RANK  ada 17 PA.  Sisanya, 21 PA, masuk kelompok tengah.

Ini memang ironis, sebab selama ini PA-PA di Jawa Tengah sangat terkenal dengan kemajuan pemanfaatan ITnya, seperti Cilacap, Kendal dan lainnya. Mungkin apa yang dilakukan selama ini tidak persis seperti apa yang dituntut oleh KMA 144/2007.

Manfaat Hasil Asesment.

“Terlepas dari metodologi penilaian yang dipakai oleh NLRP, saya mengapresiasi asesmen ini”, jelas Dirjen. “Walaupun banyak kawan-kawan yang situsnya dinilai Nol mempertanyakan cara penilaiannya, saya tetap merasa bahwa asesmen ini sangat bermanfaat. Jadikan hasil penilaian ini sebagai pemberi motivasi kepada kita”, pinta Dirjen kepada seluruh pesera pertemuan.

(6)

Terlepas dari itu, nampak para peserta pertemuan di Semarang ini sepakat untuk

mengupayakan tindak lanjutnya sebagaimana diharapkan oleh KPTA. Dengan demikian, pelayanan kepada publik  akan lebih dapat meningkat lagi. (Adli Minfadli Robby).

Referensi

Dokumen terkait

Bagi penghuni asrama putra USU agar menggunakan dan menjaga fasilitas sanitasi dasar dengan baik agar tercapai kesehatan yang baik?. Bagi pengembangan ilmu kesehatan lingkungan,

Peningkatan kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alisyani (2011:43) yaitu ada pengaruh yang signifikan

bidan diakui sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja dalam kemitraan dengan wanita selama kehamilan, persalinan dan periode postpartum dan

Elektron valensi logam tidak erat terikat (energi ionisasi rendah).Logam alkali hanya mempunyai satu elektron valensi, sedangkan logam transisi dapat menggunakan lebih

Beban lain-lain bersih naik jadi Rp1.61 triliun dibandingkan beban lain-lain bersih yang Rp1.57 triliun dan laba sebelum pajak naik jadi Rp1.36 triliun dari laba sebelum

Rachma, Afi Rachmat Slamet (2019) yang mengemukakan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand switching, sedangkan penelitian

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan