LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN
SNNT (STRUMA NODUSA NON TOKSIK) SNNT (STRUMA NODUSA NON TOKSIK)
A
A.. DDeeffiinnisisii Strum
Struma a disedisebut but juga goiter adalah suatu juga goiter adalah suatu pembpembengengkakakakan n pada leher pada leher oleholeh kare
karena na pembpembesaresaran an kelekelenjanjar r tirotiroid id akibaakibat t kelakelainan inan glanglandula tiroid dula tiroid dapadapat t beruberupapa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di bagian posterior medial dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di bagian posterior medial kel
kelenenjar jar tirtiroid oid terterdapdapat at tratrakea kea dadan n esoesophaphagugus. s. StrStruma uma dadapat pat menmengargarah ah ke ke daldalamam seh
sehiningga gga menmendodoronrong g tratrakeakea, , esoesophaphagus gus dan dan pitpita a suasuara ra sehsehingingga ga terterjadjadi i keskesuliulitantan bernapas dan disfagia. Hal tersebut akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan bernapas dan disfagia. Hal tersebut akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Bila pembesaran keluar maka akan memberi oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Bila pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas bentuk leher yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia.
dan disfagia. B.
B. KlasifikasiKlasifikasi
Berdasakan fisiologisnya struma nodosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut Berdasakan fisiologisnya struma nodosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut (ehman, dkk, !""#$ %
(ehman, dkk, !""#$ % a. &utiroidisme
a. &utiroidisme &u
&utitiroroididisisme me adadalalah ah susuatatu u kekeadadaaaan n hihipepertrtrorofi fi papada da kekelelenjnjar ar titiroroid id yayangng disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di ba'ah normal sedangkan kelenjar disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di ba'ah normal sedangkan kelenjar hipofisis menghasilkan SH dalam jumlah yang meningkat. Struma nodosa atau struma hipofisis menghasilkan SH dalam jumlah yang meningkat. Struma nodosa atau struma semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher yang semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi se
jika terjadi secara berlebihcara berlebihan dapat mengaan dapat mengakibatkan kompkibatkan kompresi trakea.resi trakea. b.
b. HipotiroidiHipotiroidismesme
Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga si
sintntesesis is dadari ri hohormrmon on titiroroid id memenjnjadadi i beberkrkururanang. g. KeKegagagagalalan n dadari ri kekelelenjnjar ar ununtutukk me
mempmperertatahahanknkan an kakadadar r plplasasma ma yayang ng cucukukup p dadari ri hohormrmonon. . BeBebeberarapa pa papasisienen hipotiroidism
hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang e mempunyai kelenjar yang mengalami atrofi atau mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan)ablasi radioisotop atau akibat destruksi oleh
tiroid akibat pembedahan)ablasi radioisotop atau akibat destruksi oleh antibodi autoimunantibodi autoimun yang beredar dalam sirkulasi. *ejala hipotiroidisme adalah penambahan berat badan, yang beredar dalam sirkulasi. *ejala hipotiroidisme adalah penambahan berat badan, sen
sensitsitif if terterhahadap dap udaudara ra dindingingin, , dedemenmentiatia, , sulsulit it beberkorkonsensentrntrasiasi, , gergerakaakan n lalambamban,n, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi berlebihan, pendengaran terganggu konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bicara.
dan penurunan kemampuan bicara. c.
c. HipertiroidiHipertiroidismesme
Dikenal juga sebagai tiroto+icosis atau *raes yang dapat didefenisikan sebagai Dikenal juga sebagai tiroto+icosis atau *raes yang dapat didefenisikan sebagai res
berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar tiroid menjadi besar. *ejala hipertiroidisme berupa berat badan menurun, nafsu makan meningkat, keringat berlebihan, kelelahan, lebih suka udara dingin, sesak napas. Selain itu juga terdapat gejala jantung berdebar-debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata melotot (eksoftalamus$, diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi otot.
Secara klinis pemeriksaan klinis struma nodosa dapat dibedakan menjadi (onacchera, dkk, !""$%
a. Struma nodosa toxic
Struma nodosa toxic dapat dibedakan atas dua yaitu struma nodosa diffusa toxic dan struma nodosa nodusa toxic . stilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi dimana struma nodosa diffusa toxic akan menyebar luas ke jaringan lain. /ika tidak diberikan tindakan medis sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih benjolan (struma nodosa multinodular toxic $. Struma nodosa diffusa toxic (tiroktosikosis$ merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah. 0enyebab tersering adalah penyakit Grave (gondok eksoftalmik)e+ophtalmic struma nodosa$, bentuk tiroktosikosis yang paling banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya. 0erjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama berbulan-bulan. 1ntibodi yang berbentuk reseptor SH beredar dalam sirkulasi darah, mengaktifkan reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif.
b. Struma nodosa non toxic
Struma nodosa non toxic sama halnya dengan struma nodosa toxic yang dibagi menjadi struma nodosa diffusa non toxic dan struma nodosa nodusa non toxic . Struma nodosa non toxic disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma nodosa ini disebut sebagai simpel struma nodosa, struma nodosa endemik, atau struma nodosa koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh 2at kimia
Struma nodosa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal yaitu (oy, !"33$%
a. Berdasarkan jumlah nodul% bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodosa soliter (uninodosa$ dan bila lebih dari satu disebut struma multinodosa.
b. Berdasarkan kemampuan menyerap yodium radioaktif, ada tiga bentuk nodul tiroid yaitu nodul dingin, hangat, dan panas. 4odul dingin apabila penangkapan yodium tidak ada atau kurang dibandingkan dengan bagian tiroid sekitarnya. Hal ini menunjukkan aktiitas yang rendah. 4odul hangat apabila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. ni berarti fungsi nodul sama dengan bagian tiroid lainnya. Dan nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktiitas yang berlebih.
c. Berdasarkan konsistensinya lunak, kistik, keras dan sangat keras. Struma nodosa memiliki beberapa stadium, yaitu (5e'inski, !""!$ % a. Derajat " % tidak teraba pada pemeriksaan
b. Derajat % teraba pada pemeriksaan, terlihat jika kepala ditegakkan c. Derajat % mudah terlihat pada posisi kepala normal
d. Derajat % terlihat pada jarak jauh.
C. Etiologi
0enyebab utama struma nodosa ialah karena kekurangan yodium (Black and Ha'ks, !""$. Defisiensi yodium dapat menghambat pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan SH dalam jumlah yang berlebihan. SH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah yang besar ke dalam folikel, dan kelenjar menjadi bertambah besar. 0enyebab lainnya karena adanya cacat genetik yang merusak metabolisme yodium, konsumsi goitrogen yang tinggi (yang terdapat pada obat, agen lingkungan, makanan, sayuran$, kerusakan hormon kelenjar tiroid, gangguan hormonal dan ri'ayat radiasi pada kepala dan leher (ehman dkk, !""#$.
Hal yang mendasari pertumbuhan nodul pada struma nodosa non toxic adalah respon dari sel-sel folikular tiroid yang heterogen dalam satu kelenjar tiroid pada tiap indiidu. Dalam satu kelenjar tiroid yang normal, sensitiitas sel-sel dalam folikel yang sama terhadap stimulus SH dan faktor perumbuhan lain (*6 dan &*6$ sangat berariasi. erdapat sel-sel autonom yang dapat bereplikasi tanpa stimulasi SH dan sel-sel sangat sensitif SH yang lebih cepat bereplikasi. Selsel akan bereplikasi menghasilkan sel dengan sifat yang sama. Sel-sel folikel dengan daya replikasi yang tinggi ini tidak tersebar merata dalam satu kelenjar tiroid sehingga akan tumbuh nodul-nodul.
D. Patofisiologi
7odium merupakan bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon tiroid. Bahan yang mengandung yodium diserap usus, masuk kedalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid. Dalam kelenjar, yodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimulasikan oleh Tiroid Stimulating Hormon (SH$ kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi
pada fase sel koloid. Senya'a yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (8$ dan molekul triiodotironin (9$. iroksin (8$ menunjukan pengaturan umpan balik negatif dari seksesi SH dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedangkan 9 merupakan hormon metabolik yang tidak aktif. 1kibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukan 8 dan 9, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar 9""-:"" gram. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tiroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (8$ dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan SH oleh kelenjar hipofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. Biasanya tiroid mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat de'asa. Karena pertumbuhannya berangsurangsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher. Sebagian besar penderita dengan struma nodosa dapat hidup dengan strumanya tanpa keluhan. ;alaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu pernafasan karena menonjol kebagian depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea bila pembesarannya bilateral.
E. Manifestasi Klinis
Beberapa penderita struma nodosa non toxic tidak memiliki gejala sama sekali. /ika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan. 0eningkatan seperti ini jantung menjadi berdebar-debar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, dan kelelahan. Beberapa diantaranya mengeluh adanya gangguan menelan, gangguan pernapasan, rasa tidak nyaman di area leher, dan suara yang serak. 0emeriksaan fisik struma nodosa non toxic berfokus pada inspeksi dan palpasi leher untuk menentukan ukuran dan bentuk nodular. nspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka. /ika terdapat pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil$, gerakan pada saat pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada permukaan pembengkakan. 0emeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi fleksi. 0emeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita. Struma nodosa tidak termasuk kanker tiroid, tapi tujuan utama dari ealuasi klinis adalah untuk meminimalkan risiko terhadap kanker tiroid.
a. nspeksi
nspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka. /ika terdapat pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil$, gerakan pada saat pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada permukaan pembengkakan. b. 0alpasi
0emeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi fleksi. 0emeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita.
c. es 6ungsi Hormon
Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantara tes-tes fungsi tiroid untuk mendiagnosa penyakit tiroid diantaranya kadar total tiroksin dan triyodotiroin serum diukur dengan radioligand assay. iroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin dalam sirkulasi yang secara metabolik aktif. Kadar SH plasma dapat diukur dengan assay radioimunometrik. Kadar SH plasma sensitif dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Kadar tinggi pada pasien hipotiroidisme sebaliknya kadar akan berada di ba'ah normal pada pasien peningkatan autoimun (hipertiroidisme$. <ji ini dapat digunakan pada a'al penilaian pasien yang diduga memiliki penyakit tiroid. es ambilan yodium radioaktif (1$ digunakan untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap dan mengubah yodida.
d. 6oto ontgen leher
0emeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat struma telah menekan atau menyumbat trakea (jalan nafas$.
e. <ltrasonografi (<S*$
1lat ini akan ditempelkan di depan leher dan gambaran gondok akan tampak di layar =. <S* dapat memperlihatkan ukuran gondok dan kemungkinan adanya kista)nodul yang mungkin tidak terdeteksi 'aktu pemeriksaan leher. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis dengan <S* antara lain kista, adenoma, dan kemungkinan karsinoma.
f. Sidikan (Scan$ tiroid
>aranya dengan menyuntikan sejumlah substansi radioaktif bernama technetium-m dan yodium3!:)yodium393 ke dalam pembuluh darah. Setengah jam kemudian berbaring di ba'ah suatu kamera canggih tertentu selama beberapa menit. Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang utama adalh fungsi bagian-bagian tiroid.
Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsi aspirasi jarum tidak nyeri, hampir tidak menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif palsu karena lokasi biopsi kurang tepat. Selain itu teknik biopsi kurang benar dan pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah intrepertasi oleh ahli sitologi.
%. Penatala"sanaan
1da beberapa macam untuk penatalaksanaan medis jenis-jenis struma antara lain sebagai berikut %
a. 0emeriksaan radiologi
6oto rontgen dapat memperjelas adanya deiasi trakea, atau pembesaran struma yang pada umumnya secara klinis sudah bisa diduga, foto rontgen pada leher lateral diperlukan untuk ealuasi kondisi jalan nafas.
b. 0emeriksaan ultrasonografi (<S*$. ?anfaat <S* dalam pemeriksaan tiroid %
• <ntuk menentukan jumlah nodul
• Dapat membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik • Dapat mengukur olume dari nodul tiroid.
• Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak menangkap
yodium, dan tidak terlihat dengan sidik tiroid
• <ntuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan dilakukan
biopsi terarah
• 0emeriksaan sidik tiroid. Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah
tentang ukuran, bentuk, lokasi dan yang utama adalah fungsi bagian-bagian tiroid.
c. Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration Biopsy $. Biopsi ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. 0enatalaksanaan Konseratif
a. 0emberian iroksin dan obat 1nti-iroid.
iroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini bah'a pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon SH. @leh karena itu untuk menekan SH serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (8$ ini juga diberikan untuk mengatasi hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. @bat anti-tiroid (tionamid$ yang digunakan saat ini adalah propiltiourasil (0<$ dan metimasol)karbimasol.
b. erapi 7odium adioaktif .
7odium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. 0asien yang tidak mau dioperasi maka pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar :" A. 7odium radioaktif tersebut berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga memperkecil
penyinaran terhadap jaringan tubuh lainnya. erapi ini tidak meningkatkan resiko kanker, leukimia, atau kelainan genetik. 7odium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau cairan yang harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah operasi, sebelum pemberian obat tiroksin.
c. iroidektomi
indakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat kelenjar tiroid adalah tiroidektomi, meliputi subtotal ataupun total. iroidektomi subtotal akan menyisakan jaringan atau pengangkatan :)# kelenjar tiroid, sedangkan tiroidektomi total, yaitu pengangkatan jaringan seluruh lobus termasuk istmus (Sudoyo, 1., dkk., !""$. iroidektomi merupakan prosedur bedah yang relatie aman dengan morbiditas kurang dari : A.
?enurut 5ang (!"3"$, terdapat # jenis tiroidektomi, yaitu %
• 5obektomi tiroid parsial, yaitu pengangkatan bagian atas atau ba'ah satu
lobus
• 5obektomi tiroid, yaitu pengangkatan seluruh lobus
• 5obektomi tiroid dengan isthmusectomy, yaitu pengangkatan satu lobus
dan istmus
• Subtotal tiroidektomi, yaitu pengangkatan satu lobus, istmus dan
sebagian besar lobus lainnya.
• otal tiroidektomi, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar
• iroidektomi total radikal, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar dan
kelenjar limfatik serikal.
Setiap pembedahan dapat menimbulkan komplikasi, termasuk tiroidektomi. Komplikasi pasca operasi utama yang berhubungan dengan cedera berulang pada saraf laring superior dan kelenjar paratiroid. Deaskularisasi, trauma, dan eksisi sengaja dari satu atau lebih kelenjar paratiroid dapat menyebabkan hipoparatiroidisme dan hipokalsemia, yang dapat bersifat sementara atau permanen. 0emeriksaan yang teliti tentang anatomi dan suplai darah ke kelenjar paratiroid yang adekuat sangat penting untuk menghindari komplikasi ini. 4amun, prosedur ini umumnya dapat ditoleransi dengan baik dan dapat dilakukan dengan cacat minimal (Bliss et al, !"""$.
Komplikasi lain yang dapat timbul pasca tiroidektomi adalah perdarahan, thyrotoxic strom, edema pada laring, pneumothoraks, hipokalsemia, hematoma, kelumpuhan syaraf laringeus reccurens, dan hipotiroidisme (*race Borley, !""C$. indakan tiroidektomi dapat menyebabkan keadaan hipotiroidisme, yaitu suatu keadaan terjadinya kegagalan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon dalam jumlah adekuat, keadaan ini ditandai dengan adanya lesu, cepat lelah, kulit kering dan kasar, produksi keringat berkurang,
serta kulit terlihat pucat. anda-tanda yang harus diobserasi pasca tiroidektomi adalah hipokalsemia yang ditandai dengan adanya rasa kebas, kesemutan pada bibir, jari-jari tangan dan kaki, dan kedutan otot pada area 'ajah (<rbano, 65, !"""$. Keadaan hipolakalsemia menunjukkan perlunya penggantian kalsium dalam tubuh. Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah kelumpuhan nerus laringeus reccurens yang menyebabkan suara serak. /ika dilakukan tiroidektomi total, pasien perlu diberikan informasi mengenai obat pengganti hormon tiroid, seperti natrium leotiroksin (Synthroid $, natrium liotironin (Cytomel $ dan obat-obatan ini harus diminum selamanya.
H. Ko&li"asi
a. *angguan menelan atau bernafas
b. *angguan jantung baik berupa gangguan irama hingga pnyakit jantung kongestif ( jantung tidak mampu memompa darah keseluruh tubuh$
c. @steoporosis, terjadi peningkatan proses penyerapan tulang sehingga tulang menjadi rapuh, keropos dan mudah patah.
Konse& As#'an Ke&e!aatan A. Peng"a$ian
3. 0engumpulan Data a. dentifikasi klien. b. Keluhan utama klien.
0ada klien pre operasi mengeluh terdapat pembesaran pada leher. Kesulitan menelan dan bernapas. 0ada post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.
c. i'ayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang semakin membesar sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus sehingga perlu dilakukan operasi.
0erlu ditanyakan ri'ayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit gondok, sebelumnya pernah menderita penyakit gondok.
e. i'ayat kesehatan keluarga
1da anggota keluarga yang menderita sama dengan klien saat ini. f. i'ayat psikososial
1kibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik sehingga ada kemungkinan klien merasa malu dengan orang lain.
!. 0emeriksaan 6isik a. Keadaan umum
0ada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis dengan tanda-tanda ital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.
b. Kepala dan leher
0ada klien dengan pre operasi terdapat pembesaran kelenjar tiroid. 0ada post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu diobserasi dalam dua sampai tiga hari.
c. Sistim pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari anestesi, atau karena adanya darah dalam jalan nafas.
d. Sistim 4eurologi
0ada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan ekspresi 'ajah yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.
e. Sistim gastrointestinal
Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam lambung akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan dengan efek anestesi yang hilang. f. 1ktiitas)istirahat
nsomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot. g. &liminasi
<rine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare. h. ntegritas ego
?engalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi. i. ?akanan)cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid.
j. asa nyeri)kenyamanan 4yeri orbital, fotofobia.
k. Keamanan
idak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan$, suhu meningkat di atas 9C,8">, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus % retraksi, iritasi pada konjungtia dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial$ yang menjadi sangat parah.
l. Seksualitas
5ibido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
. Diagnosa Ke&e!aatan
3. esiko tinggi terjadi ketidakefektian bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan dan spasme laringeal.
!. *angguan komunikasi erbal berhubungan dengan cedera pita suara)kerusakan laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.
9. esiko tinggi terhadap cedera)tetani berhubungan dengan proses pembedahan, rangsangan pada sistem saraf pusat.
8. *angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan tindakan bedah terhadap jaringan)otot dan edema pasca operasi.
:. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan salah interprestasi yang ditandai dengan sering bertanya tentang penyakitnya.
#. 0otensial terjadinya perdarahan berhubungan dengan terputusnya pembuluh darah sekunder terhadap pembedahan.
*. Inte!+ensi "e&e!aatan
a. esiko tinggi terjadi ketidakefektian bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan dan spasme laryngeal.
3. ujuan%
/alan nafas klien efektif !. Kriteria%
idak ada sumbatan pada trakhea 9. encana tindakan%
?onitor pernafasan dan kedalaman dan kecepatan nafas. Dengarkan suara nafas, barangkali ada ronchi.
@bserasi kemungkinan adanya stridor, sianosis. 1tur posisi semifo'ler
?elakukan suction pada trakhea dan mulut.
0erhatikan klien dalam hal menelan apakah ada kesulitan. 8. asional
?engetahui perkembangan dari gangguan pernafasan. onchi bisa sebagai indikasi adanya sumbatan jalan nafas. ndikasi adanya sumbatan pada trakhea atau laring.
?emberikan suasana yang lebih nyaman.
?emudahkan pengeluaran sekret, memelihara bersihan jalan nafas.dan entilsassi Sekresi yang menumpuk mengurangi lancarnya jalan nafas.
?ungkin ada indikasi perdarahan sebagai efek samping opersi.
b. *angguan komunikasi erbal berhubungan dengan cedera pita suara)kerusakan laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.
3. ujuan %
Klien dapat komunikasi secara erbal !. Kriteria hasil%
Klien dapat mengungkapkan keluhan dengan kata-kata. 9. encana tindakan%
Kaji pembicaraan klien secara periodik
5akukan komunikasi dengan singkat dengan ja'aban ya)tidak. Kunjungi klien sesering mungkin
>iptakan lingkungan yang tenang. 8. asionalisasi%
Suara parau dan sakit pada tenggorokan merupakan faktor kedua dari odema jaringan ) sebagai efek pembedahan.
?engurangi respon bicara yang terlalu banyak. ?engurangi kecemasan klien
Klien dapat mendengar dengan jelas komunikasi antara pera'at dan klien.
c. esiko tinggi terhadap cedera)tetani berhubungan dengan proses pembedahan, rangsangan pada sistem saraf pusat.
3. ujuan %
?enunjukkan tidak ada cedera dengan komplikasi terpenuhi)terkontrol. !. >riteria
idak terdapat cedera
0antau tanda-tanda ital dan catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardi (38" E !"")menit$, disrtrimia, syanosis, sakit 'aktu bernafas (pembengkakan paru$.
&aluasi reflesi secara periodik. @bserasi adanya peka rangsang, misalnya gerakan tersentak, adanya kejang, prestesia.
0ertahankan penghalang tempat tidur)diberi bantalan, tmpat tidur pada posisi yang rendah. ?emantau kadar kalsium dalam serum.
Kolaborasi
Berikan pengobatan sesuai indikasi (kalsium)glukonat, laktat$. 8. asional
?anipulasi kelenjar selama pembedahan dapat mengakibatkan peningkatan pengeluaran
hormon yang menyebabkan krisis tyroid.
Hypolkasemia dengan tetani (biasanya sementara$ dapat terjadi 3 E C hari pasca operasi dan merupakan indikasi hypoparatiroid yang dapat terjadi sebagai akibat dari trauma yang tidak disengaja pada pengangkatan parsial atau total kelenjar paratiroid selama pembedahan.
?enurunkan kemungkinan adanya trauma jika terjadi kejang.
Kalsium kurang dari C,:)3"" ml secara umum membutuhkan terapi pengganti.
?emperbaiki kekurangan kalsium yang biasanya sementara tetapi mungkin juga menjadi permanen.
d. *angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan tindakan bedah terhadap jaringan)otot dan edema pasca operasi.
3. ujuan%
asa nyeri berkurang !. Kriteria hasil%
Dapat menyatakan nyeri berkurang, tidak adanya perilaku uyg menunjukkan adanya nyeri. 9. encana tindakan
1tur posisi semi fo'ler, ganjal kepala )leher dengan bantal kecil Kaji respon erbal )non erbal lokasi, intensitas dan lamanya nyeri.
ntruksikan pada klien agar menggunakan tangan untuk menahan leher pada saat alih posisi .
Beri makanan )cairan yang halus seperti es krim.
5akukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik. 8. asionalisasi
?encegah hyperekstensi leher dan melindungi integritas pada jahitan pada luka. ?engealuasi nyeri, menentukan rencana tindakan keefektifan terapi.
?engurangi ketegangan otot.
?emutuskan transfusi SS0 pada rasa nyeri.
d. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan salah interprestasi yang ditandai dengan sering bertanya tentang penyakitnya.
3. ujuan%
0engetahuan klien bertambah. !. Kriteria hasil%
Klien berpartisipasi dalam program kepera'atan 9. encana tindakan%
Diskusikan tentang keseimbangan nutrisi.
Hindari makanan yang banyak mengandung 2at goitrogenik misalnya makanan laut, kedelai, 5obak cina dll.
Konsumsikan makanan tinggi calsium dan itamin D. 8. asionalisasi%
?empertahankan daya tahan tubuh klien. Kontraindikasi pembedahan kelenjar thyroid. ?emaksimalkan suplai dan absorbsi kalsium.
e. 0otensial terjadinya perdarahan berhubungan dengan terputusnya pembuluh darah sekunder terhadap pembedahan.
3. ujuan
0erdarahan tidak terjadi. !. Kriteria hasil
idak terdapat adanya tanda-tanda perdarahan. 9. encana tindakan%
@bserasi tanda-tanda ital.
0ada balutan tidak didapatkan tanda-tanda basah karena darah. Dari drain tidak terdapat cairan yang berlebih.( F :" cc$.
8. asionalisasi%
Dengan mengetahui perubahan tanda-tanda ital dapat digunakan untuk mengetahui perdarahan secara dini.
Dengan adanya balutan yang basah berarti adanya perdarahan pada luka operasi. >airan pada drain dapat untuk mengetahui perdarahan luka operasi.
d. mplementasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang diterapkan dan dilakukan.
Doenges, ?arilynn &, dkk. !""". encana 1suhan Kepara'atan. &*> % /akarta.
Harna'aty, dalam http%))nersgeng.blogspot.com) !"")":)asuhan-kepera'atan-pasien-struma.html Senin, "G 4oember !"3".
?ansjoer, arif dkk. !""". Kapita selekta kedokteran, edisi ketiga jilid 3. ?edia 1esculapius % /akarta.
Syarifuddin, drs. 1?K. !""#. 1natomi 6isiologi untuk mahasis'a kepera'atan, edisi 9. &*> % /akarta.