• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAM DAN BAUM. Diktat Kuliah Tes Grafis. gambar kepala?... Neny Andriani, M.Psi PSI/RAB/5/08

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAM DAN BAUM. Diktat Kuliah Tes Grafis. gambar kepala?... Neny Andriani, M.Psi PSI/RAB/5/08"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DAM DAN BAUM

I. DAM (Draw a Man)

DAM merupakan tes proyeksi. Asumsi dari tes ini adalah (secara klinis) gambar orang berhubungan dengan dorongan-dorongan, konflik, kecemasan-kecemasan dan kompensasi dari individu tersebut. Biasanya individu akan menggambar orang sebagai manusianya sendiri dan kertas sebagai lingkungan. Jadi, gambar orang merupakan proyeksi dari individu tersebut dan kertas sebagai lingkungan. Tes ini bisa dilakukan secara klasikal maupun individual dengan posisi kertas vertikal. Tes ini berguna untuk mengukur kepribadian.

Administrasi Instruksi :

Individu diminta untuk menuliskan namanya di sebelah kanan atas (+ data lainnya). Kemudian individu diminta untuk menggambar manusia, bentuknya terserah.

Peralatan :

 Kertas ukuran folio / kuarto (8.5 x 11 inci)  Pensil HB (yang lunak)

 Meja yang rata  Penghapus

Bila individu tidak mau mengerjakan, beri kata-kata pemacu semangat dan katakan bahwa yang dilihat bukan bagusnya gambar tersebut, tetapi usaha untuk menggambar.

Observasi :

Hal-hal yang perlu dicatat, misalnya :

 Tingkah laku yang spontan atau tidak dalam menggambar  Pada bagian mana yang perlu ditekankan

 Data identifikasi, antara lain : penempatan gambar, penghapusan, pengubahan atau penggantian, usia, penekanan mannerism

 Komentar-komentar individu selama menggambar, misalnya “kok susah ya gambar kepala?...”.

Kemudian tingkah laku individu sangat penting untuk membantu didalam interpretasi akhir. Setelah menggambar individu diminta untuk menggambar lagi tetapi dengan jenis kelamin yang berbeda, setelah itu individu diminta untuk menceritakan tentang orang yang digambar tersebut. Sebaiknya gambar ini adalah

(2)

gambar orang yang lengkap tetapi individu jangan diberi sugesti untuk itu. Untuk gambar lengkap mencakup :

 Kepala  Tangan

 Tubuh/torsol/trunk  Kaki (leg dan feet)

 Urutan menggambar, mana yang lebih duluan digambar dan mana yang belakangan

INTERPRETASI

A. Struktural Formal 1) Tema

Untuk melihat identifikasi diri / konsep diri individu

Untuk melihat aksi atau pergerakan (berjalan, berdiri dan sebagainya).

2) Suksesi (urutan gambar) ; untuk melihat penyesuaian diri individu

3) Simetris ; untuk melihat kekakuan dan kecemasan (dorongan, kompulsif, dan sebagainya). Sebagai contoh kaki kiri dan kaki kanan sama.

4) Midline (garis tengah) ; untuk melihat ketidakmatangan secara emosional, dan ketergantungan.

5) Penempatan dan ukuran gambar, bagaimana individu menempatkan diri dalam lingkungan. Misalnya kekiri = menarik diri, kekanan = keluar, kecil = tidak aman.

6) Cara berdiri ; menghadap kemindividuah. Bila menghadap ke arah samping, ada batas yang menutupi sebagian badan / kaki, kesulitan gambar kaki berarti orang yang tidak mantap.

7) Perspektif

8) Tekanan garis ; tekanan, jenis dan execution.

9) Indikator konflik ; bagian gambar yang mendapatkan perlakuan khusus (penghapusan, di reinforce, dan lain-lain).

B. Content a) Kepala

Kepala merupakan pusat yang penting untuk lokasi “self”. Biasanya kepala mendapatkan penekanan kecuali dalam gambar-gambar orang yang menderita neurotik, depresif atau individu yan menarik diri dari lingkungan sosial.

(3)

Kepala terutama merupakan pusat intelektual, dominasi sosial dan kontrol impuls-impuls tubuh, dan fungsi-fungsi hubungan sosial. Individu yang obsesif kompulsif seringkali memberikan penampilan kekuatan seperti monyet dalam figur yang ia gambar, namun mengabaikan kepala. Kepala yang besar tidak proporsional tidak sesuai dibuat individu dengan penyakit otak yang organis, individu yang pernah mengalami operasi otak dan individu yang sering sakit kepala atau terganggu suatu kepekaan lainnya dalam kepala. Demikian pula pada individu yang mengalami keterbelakangan mental juga akan menggambar kepala yang besar. Individu-individu yang paranoid, narsisitik, dan selalu merasa dirinya benar akan menggambar kepala sebagai ekspresi ego yang membengkak. Juga tidak jelas mengapa anak yang berusia 3 -4 tahun seringkali menggambar kepala dengan ukuran besar, kadang-kadang keluar dari kepala sebagai suatu representasi lengkap dari individu. Alasan yang dapat diterima adalah karena gerakan dan eksplorasi tangan terhadap lingkungan (dari tubuhnya sendiri) merupakan ciri-ciri penting dari perkembangan awal individu, maka lengan dan tungkai kaki akan muncul sebelum penggambaran tubuh. Karena perkembangan ego individu yaitu “the sense of” yang berhubungan dengan kekuatan intelek dan kontrol berada pada tahap awal maka harus diteliti dari sudut lain arti penekanan fungsional pada mereka. Selain itu kepala yang digambar agak besar juga mengindikasikan tendensi hipokondris, penekanan pada fantasi, aspirasi intelektual yang dangkal dan kurang matang dalam introspeksi atau fantasi.

Sedangkan kepala yang terlalu besar mengindikasikan tendensi aspiratif lebih besar dari kemauan. Kepala yang digambar paling akhir diinterpretasikan adanya konflik dalam hubungan manusiawi, kemungkinan kesulitan bicara, gambar kepala besar pada jenis kelamin lain. Pada bentuk kepala yang kurang tepat adanya organicity, kepala yang bentuknya aneh atau ganjil adanya identifikasi feminin berhubungan dengan narcisistik dan obsesi-kompulsif. Kepala yang mengecil adanya kesadaran dalam diri dan merasa malu (withdrawl). Gambar kepala yang bentuknya coret menggambarkan adanya kelainan organis. Sedangkan kepala yang retak/terpecah/terpindah-pindah adanya identifikasi kewanitaan yang dihubungkan narsisme dan mekanisme obsesif-kompulsif.

b) Rambut

Pada umumnya penekanan rambut, baik yang dibuat di kepala, dada, sebagai jenggot, ataupun kumis dianggap sebagai indikasi dorongan-dorongan varilitas. Penekanan rambut berombak yang mempesonakan jika diiringi dengan detaik kosmetik yang menyolok dapat ditemukan pada gambar-gambar individu perempuan yang ”sexually deligent” atau individu perempuan yang mempunyai

(4)

cita-cita glamor. Penekanan ini paling banyak ditemukan dalam masa remaja tetapi juga ditemukan pada individu-individu yang terlalu cepat matang dibidang sexual atau sosial.

Rambut mempunyai nilai erotis, biasanya pada individu-individu umur 14 – 15 tahun, dimana individu mulai memperhatikan rambutnya. Rambut botak pada individu laki-laki mengindikasikan kurang jantan, sedangkan menekankan pada rambut adanya indikasi infantil dan kemunduran dorongan seks serta sensualitas kebutuhan seksual. Menekankan pada rambut tapi dishading, adanya lambang kejantanan, anxiety akan sensual needs, dalam gambar bayangan yang lebat, kemungkinan merasa cemas terhadap keinginan-keinginan sensualnya yang terlalu berlebihan. Perhatian yang berlebihan pada rambut biasanya narsisitik, dan tendensi homoseks. Rambut yang digambar hanya pada bagian tengah adanya identifikasi feminin yang berhubungan dengan narsisitik serta obsesif-kompulsif. Rambut yang digambar berulang-ulang diindikasikan suka menyerang. Adanya rambut putih pada pria mengindikasikan merasa terhambat kejantanannya. Rambut para wanita yang tak ada pada pria, adanya regresi. Penempatan rambut yang tidak tepat, adanya tekanan atau tuntutan kejantanan. Rambut tipis atau tanpa tekanan, kurang jantan/tidak pasti. Rambut yang digambar menyolok dan kacau, sifat kekacauan pada individu tersebut. Rambut yang gundul atau sedikit sekali; adanya tendensi katrasi kompleks. Rambut yang digambar gondrong; erotis proten/kemungkinan ada konflik. Jambang, kumis dan rambut lain-lainnya; adanya keraguan pada kejantanan sehingga kompensasinya menjadi sok jantan serta ketidakpastian seksual. Rambut yang digambar pada rahang; adanya indikasi schizoid. Jambang yang dibuat secara khusus atau jenggot; menggunakan kekuatan atau kejantanan. Jenggot yang digambar seperti janggut kambing; ingin menunjukkan kejantanan dengan cara yang tidak wajar/kurang wajar dan indikasi artistik yaitu anti sosial, atau ada unsur-unsur schizoid. Jenggot yang digambar dengan tekanan shading; adanya perhatian yang berlebihan pada kejantanan. Rambut yang digambar kusut; adanya ketidakmatangan seksual.

c) Ekspresi Wajah

Ekspresi wajah telah terbukti sebagai salah satu ciri khusus dari gambar yang dapat dinilai secara langsung dan mempunyai tingkat kepercayaan yang cukup baik. Individu secara tak sadar memberi warna pada gambarnya, yaitu suatu ekspresi kebencian, ketakutan, kebingungan, agresi, pemberontakan, kedamaian, kelemahan atau efek yang tak sesuai. Menunjukkan sikap individu terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain tentang dirinya dan bukan sikapnya terhadap orang lain, serta suasana hati dan sikapnya yang berlaku pada saat ini.

(5)

 Muka atau wajah yang suram ; adanya kesadaran diri dan merasa malu

 Wajah dengan ekspresi yang menentramkan atau menunjukkan perasaan damai; merasa tidak aman.

 Wajah yang menunjukkan kekhusukan diri; schizoid

 Wajah yang berkesan buruk atau wajah yang menunjukkan seperti wajah bekas-bekas goresan luka, atau seperti adanya parutan bekas luka. Seks gambar sama dengan gambar individu; adanya kemungkinan menunjukkan indikasi menanti atau menunggu agresi yang datang dari lingkungan, merasa terganggu dengan harga dirinya dan melambangkan trauma psikis.

 Wajah yang kindividukan ; tingkah laku sosial yang kekindividu-kindividukan.

 Wajah yang kewanita-wanitaan yang digambar oleh laki-laki ; adanya kecenderungan homoseksual

 Wajah yang seperti topeng; perasaan yang berhati-hati, suka akan rahasia, dan kemungkinan merasa depersosialisasi dan keasingan diri

 Wajah dengan penekanan yang berlebihan; merasa kekurangan/ketidakcukupan/ketidakcakapan dengan kompensasi fantasinya.

d) Mulut dan Bibir

Mulut muncul bersamaan dengan kepala pada gambar individu-individu. Ini konsisiten pada aspek fungsional pada pertumbuhan individu. Mulut, seperti halnya bagian-bagian lain pada wajah, memperlihatkan proyeksi menggambar yang luas. Penekanan pada mulut dapat dinyatakan dengan tidak adanya mulut, diperkuat, ukuran khusus, shading, hapusan atau penempatan yang salah. Penekanan oral pada gambar individu-individu, merupakan individu primitif, individu regresi, alkoholik dan mengalami depresi.

 Mulut besar (ditonjolkan) ; biasa pada individu kecil

 Mulut yang ditekankan ; erotis oral, kebutuhan tergantung, ketidakmatangan  Mulut tebal dan lurus ; oral agresif/suka mengkritik, dapat dikatakan sadisme  Bibir tebal dan melengkung pada gambar wanita ; adanya kecenderungan

narsisme

 Mulut bulat ; cenderung feminin

 Mulut yang terbuka ; cenderung oral erotis dan cenderung dependensi

 Mulut tertutup/terkatup ; menutup diri, tak mau terbuka, menolak ketergantungan, menekankan permusuhan

 Mulut mencibir ; menghina orang lain, agresif (bermusuhan mungkin karena perasaan) dan independen

(6)

 Mulut yang cekung berlekuk ; oral dependensi, ketidakmatangan psikoseksual, dan butuh perhatian

 Mulut yang cupid ban ; erotisme remaja, narsistik, dan sombong (pada individu wanita remaja)

 Slash of mouth ; kemarahan dan permusuhan, agresif, dan over kritik sadistik verbal

 Mulut yang mengarah keatas; memaksakan diri, berpura-pura sebagai kompensasi perasaan yang bisa menerima, dan tendensi menunjukkan senyum  Giginya kelihatan ; oral agresif (suka mengkritik), tendensi menyerang secara

oral, dan sinisme

 Tertawa lebar ; tendensi orang depresi dengan kompensasi orang tertawa lebar  Sangat kecil ; menentang oral dependensi dan independen

 Mulut tak digambar/dihilangkan ; penolakan terhadap kebutuhan afektif, perasaan bersalah, depresi, dan kontak verbal yang terganggu (dengan lingkungan)

 Bibir mulut yang tebal pada individu laki-laki ; kewanita-wanitaan

 Mulut seperti badut ; bersifat keramah-tamahan yang dipaksakan, afeksi yang tidak tepat/tidak pantas

 Mulut yang berbentuk atau menunjukkan adanya celung, atau seperti mulut yang siap menerima sesuatu ; adanya ketergantungan yang pasif.

 Mulut yang ditandai oleh kepenuhan, terbuka atau oval ; perasaan ketergantungan dan erotik pada oral

 Mulut yang tidak ada (digambar oleh wanita) ; adanya kemungkinan untuk mengambil/menghardik/mencaci maki tokoh Ibu.

e) Dagu

Pentingnya dagu dalam banyangan tubuh (body image) berasal dari arti simbolis dan bukan berasal dari perasaan fungsional konkrit. Dalam gambar profil dagu sering dihapus, diperkuat, adanya perubahan garis atau dibuat menonjol keluar. Perlakuan seperti ini dianggap sebagai suatu kompensasi atau suatu kelemahan yang tidak dapat mengambil atau membuat suatu keputusan dan takut akan tanggung jawab.

 Dagu ditekankan ; adanya kompensasi ketidakpastian, tak bisa mengambil keputusan, takut akan tanggung jawab dan fantasi

 Melebih-lebihkan dagu ; kompensasi dari perasaan tak mampu, dan tak dapat mengambil keputusan

(7)

 Tekanan pada dagu (pada gambar jenis kelamin lain) ; dependen pada Ibu, menganggap jenis kelamin lain lebih kuat

 Menggambar jakun ; indikasi menunjukkan kejantanan. Hal ini wajar pada remaja

f) Mata

Mata merupakan pusat sebagian besar fungsi-fungsi komunikasi sosial. Mata tidak hanya dianggap sebagai “jendela dari jiwa” yang memperlihatkan “inner life” individu yang bersangkutan, tetapi merupakan organ penting untuk melakukan kontak penting dengan dunia luar. Selain itu mata sebagai alat yang berhubungan dengan lingkungan dunia luar yang memberikan informasi visual, dan merupakan alat pengolah terjadinya umpan balik.

 Mata berbentuk bulatan ; egosentris histeris, ketidakmatangan dan regresi  Mata berbentuk bulatan dengan tekanan terkatup ; pertautan ide-ide dan

paranoia

 Mata yang terkatup ; paranoia

 Mata yang terlalu kecil ; ingin mencampakkan dunia luar (tak acuh) dan self absorbtion

 Mata yang tidak melihat ; emotionally immaturity dan egosentris, kekindividu-kindividuan, cacat mental tingkat ringan, biasa untuk individu-individu, tergantung, emosi yang datar serta hambatan dalam membedakan sesuatu  Buta : tertutup total dan cekung ; tanda keengganan memperhatikan sekitar,

mungkin suka bertengkar, tendensi menolak keadaan yang tidak menyenangkan, tendensi menyatakan ketidaksenangan

 Lebar dan diberi tekanan ; bermusuhan dan mengancam, bersemangat, indikasi pamer terutama pada individu perempuan remaja, homoseksual, histeris egoisitas

 Tajam, besar, disertai kepala besar ; paranoid, unsur agresif, sadisme, ingin berkuasa besar sekali, wanita lebih sering menggambar mata besar, tetapi bila individu laki-laki menggambar mata besar, dikatakan bahwa individu tersebut mempunyai tendensi homoseksual

 Setengah tertutup ; introvert, kurang kontak dengan dunia luar, kontak sosial sangat kurang (terlebih bila tak digambar)

 Mata diberi kacamata ; kompensasi dalam pergaulan karena malu terhadap konflik yang dialami

 Mata sipit ; kepicikan pandangan

(8)

 Mata juling ; pikiran kacau

 Lingkaran bola mata besar, tapi mata kecil ; konflik voyeurism

 Penekanan pada bintik hitam mata atau tidak ada bintik hitamnya ; menunjukkan cita-citanya dan paranioa

 Mata yang menyolok/digambarkan secara menonjol ; sifat menyerang

 Mata besar tanpa pupil mata ; kecenderungan voyeurism dengan persaan bersalah

 Mata dengan bulu mata yang lebat ; homoseksual

 Bulu mata yang panjang ; genit/suka menarik perhatian, suka membujuk, suka memamerkan diri

 Bulu mata pada gambar individu laki-laki ; kewanita-wanitaan, kecenderungan homoerotik, dan homoseksual

g) Telinga

Secara fungsional, telinga merupakan organ yang relatif pasif. Adanya telinga pada gambar nampak setelah bagian-bagian lain dari gambar. Jika telinga dihilangkan maka hal ini tidak terlalu berarti, dibandingkan bagian lain dari tubuh. Jika telinga dibuat menyolok baik melalui ukuran, penekanan, transparasi melalui rambut, bentuk, penempatan atau adanya hapusan, maka dapat dianggap hal yang peka dalam psyche individu yang menggambarnya. Telinga merupakan suatu organ untuk menerima pembicara, perekam berita dari orang lain, juga menerima dari dunia luar. Pada individu-individu sering tak digambar atau kalaupun digambar biasanya paling akhir, kalau terjadi pada orang dewasa cenderung infantil.  Penekanan atau pembesaran telinga ; jika berlebihan mungkin karena ada halusinasi pendengaran, tendensi gangguan penyakit telinga, paranoid, schizoid, ketidakstabilan tuna rungu, ingin tahu yang besar, daya kritik yang kurang, peka terhadap kritik/sikap orang lain karena neurotik ekstrim, paranoia, tendensi konflik homoseksual pasif.

 Telinga besar, mulut lurus dan tebal ; tendensi oposisi terhadap otoritas  Telinga lebar ; peka terhadap kritik

 Telinga kabur/tidak jelas ; kesadaran pribadi goncang, adanya keraguan

 Telinga digambar akhir ; konflik dalam hubungan manusiawi, mungkin ada kesulitan bicara

 Kurang tekanan ; penolakan terhadap kritik, menolak pendapat orang lain, menghindari halusinasi pendengaran, lebih umum pada orang yang lanjut usia daripada orang muda

(9)

h) Hidung

 Hidung tak digambar ; sebagai simbol phalik atau ada kemungkinan konflik seksual

 Hidung yang melebar, mengembang, dan bengkok ; memiliki sikap yang merendahkan atau memandang hina pada orang lain, adanya kecenderungan berpikir dalam istilah-istilah yang secara sosial stereotype bersifat mengejek  Hidung terputus-putus ; melankolia involusional, impotensi seksual, pada remaja

pria merasa ketidakcakapan/ kekurangan peranan laki-laki dengan dorongan ke arah itu.

 Hidung dengan bayangannya ; kastrasi kemungkinan diproyeksikan terhadap lawan jenisnya

 Hidung yang letaknya dipusat ; merasa ada penonjolan/ketegasan dari sifat kewanitaan, merasakan kebutuhan akan penegasan sifat kewanitaan

 Lubang dan cuping hidung ; agresi yang primitif

i) Leher

Seringkali leher tidak diberi penekanan grafis pada individu-individu yang terganggu dalam ketidakmampuan mengkoordinir impuls-implus dan fungsi-fungsi kontrol mereka. Mereka tidak begitu menyadari adanya suatu ”split” dalam kepribadiannya. Diperkirakan bahwa ada konflik sehubungan dengan kekuatan superego.

 Leher yang panjang dan tipis (kurus) ; kurang amampu mengontrol dorongan, adanya permusuhan

 Besar dan gemuk ; rigid, penggabungan implus yang baik  Satu dimensi ; kurang mampu mengontrol dorongan dan nafsu

 Menghilangkan pangkal leher ; sering membiarkan dorongan-dorongan dengan kontrol yang tidak cermat

 Leher yang ditutupi dengan dasi (alat lain.kerah baju) ; melakukan kontrol intelektual terhadap implus/impulsnya

 Leher yang digambar secara berlebihan besarnya ; adanya kesadaran akan dorongan-dorongan fisik, dengan usaha untuk mengontrolnya

 Leher yang digambar panjang seperti jerapah ; adanya indikasi schizophrenia  Leher yang dipanjang-panjangkan ; histeria karena adanya hambatan di

dalam menelan, masalah didalam mengontrol rasa marah atau mengontrol dorongan-dorongan primitif, kecenderungan schizoid

 Leher yang menyempit/mengecil ; indikasi depresi

 Leher yang tidak digambar/dihilangkan; adanya ketidakmatangan, kekurangan kontrol/dorongan-dorongan, dan regresi

(10)

 Leher yang pendek padat; sifat memanjakan diri sendiri, perwujudan dorongan yang tidak terkendali

j) Lengan dan Tangan

Secara fungsional lengan dan tangan dibebani arti-arti psikologis yang berhubungan dengan perkembangan ego dan adaptasi sosial. Lengan menggambarkan kegiatan untuk menerima atupun menolak atau menentang dunia luar, dan mengindikasikan kekuatan.

 Lengan dan tangan yang dihilangkan (terpotong/tertutup) ; indikasi schizophrenia depesif, aktivitas produktif, perasaan bersalah berhubungan dengan pemisahan dan seksual

 Bila lengan tak digambar sama sekali ; adanya gangguan otak yang berhubungan dengan motoriknya

 Digambar tak sesuai sama sekali ; adanya konflik dalam kontak dengan orang lain, sifat agresif terlebih bila terdapat pada individu usia remaja, tendensi psikopat (pada orang dewasa)

 Lengan yang dilipat (dimuka/bersedekap) ; adanya ambivalensi, usaha yang nampak kuat, dan bermusuhan dengan seksualitas

 Dilipat kebelakang ; menolak dunia luar karena rasa curiga dan bermusuhan, kontrol yang kaku terhadap impuls

 Lengan yang pendek sekali ; ambisi kemauan yang lemah, merasa lemah, banyak mengharapkan bantuan

 Lengan yang kecil dan tipis ; merasa lemah dan sia-sia atau tidak berguna, merasa tak mampu mencapai hasil

 Lengan seperti sayap ; lemah, ada hambatan kontak sosial

 Lengan dibelakang ; perasaan bersalah ingin menghukum tangan, kebutuhan mengontrol agresi, lengan dengan garis tebal, perasaan menghukum

 Lengan yang luas/tebal ; adanya indikasi mengutamakan kekuatan, mementingkan otot daripada otak

 Lengan yang panjang ; ambisius dan usaha untuk sukses, mengharapkan perhatian dan kasih sayang

 Lengan yang sangat panjang ; indikasi ambisi dan mencari kompensasi dari perasaan tidak pasti

 Lengan yang nampak meraih ; melaksindividuan interaksi sosial

 Garis lengan yang langsung dan lancar ; siap berhubungan dengan lingkungan  Subyek laki-laki. Gambar laki-laki, tanpa lengan ; dorongan genital yang kuat

dan berkaitan rasa bersalah, adanya keinginan menjadi dikebiri  Lengan yang lekat dibadan ; ketegangan

(11)

Pundak melambangkan kemampuan dan kekuatan. Kalau diganbung dengan tangan,lengan dan juga kaki akan memberi gambaran usaha untuk mencari kekuatan. Pundak yang lebar dan besar mengindikasikan perasaan mampu. Pundak yang sempit dan kecil menunjukkan perasaan yang inferior dan mencoba mencari kompensasi sedangkan pundak yang persegi menunjukkan individu yang kaku dan bermusuhan.

Emotional indicator DAM :

Suatu gambar dapat dikatakan mempunyai indikator emosional apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Gambar tersebut berbeda dengan gambar yang dibuat oleh individu normal lainnya.

2. Perbedaan tersebut jarang terdapat pada gambar-gambar individu normal. Berdasarkan kriteria diatas, Koppitz menyusun beberapa indikator emosional menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Menyangkut gambar secara keseluruhan  Kualitas garis (terputus atau tidak)

 Apakah ada integrasi antara bagian-bagian badan (kepala, tangan dan lain-lain)

 Shading

 Ukuran gambar dan arah, penempatan gambar (miring atau tidak)

2. Menyangkut pada bagian-bagian tubuh (kepala, mata, lengan dan tangan, genital)

 Apakah digambar lebih dari satu  Cara menggambar

 Base line

 Tambahan-tambahan lain (matahari, awan dan lain-lain) 3. Penghapusan meliputi bagian mata, hidung dan lain sebagainya.

Koppitz memberikan pengecualian yang harus diperhatikan. Terdapat beberapa hal yang tidak dapat dikatakan sebagai indikator emosional apabila digambar oleh individu usia dibawah 6 tahun, yaitu :

1. Sedikitnya integrasi dari bagian-bagian tubuh karena individu 6 tahun belum sampai pada taraf tersebut. Individu laki-laki < 7 tahun dan individu perempuan 6 tahun.

2. Shading pada badan. Individu laki-laki < 9 tahun dan individu perempuan 8 tahun.

(12)

3. Shading pada tangan dan leher. Individu laki-laki 8 tahun dan individu perempuan 7 tahun.

4. Garis yang besar. Individu laki-laki 8 tahun dan individu perempuan 8 tahun. 5. Penghapusan pada hidung. Individu laki-laki 6 tahun dan individu perempuan 5

tahun.

6. Penghapusan pada lengan. Individu laki-laki 6 tahun dan individu perempuan 5 tahun.

7. Penghapusan pada kaki. Individu laki-laki 9 tahun dan individu perempuan 7 tahun.

8. Penghapusan pada leher. Individu laki-laki 10 tahun dan individu perempuan 9 tahun.

Lokasi Gambar

Lokasi gambar menunjukkan penempatan diri individu dalam lingkungannya. Berikut ini ada beberapa interpretasi penempatan gambar, yaitu:

1. Gambar berada di atas yaitu di atas garis tengah, hal ini mengindikasikan bahwa individu memiliki kemauan yang cukup tinggi, memiliki potensi yang cukup besar, antusias, memiliki rasio yang baik walaupun kadang-kadang kelewat batas.

2. Gambar di tengah, hal ini mengindikasikan bahwa individu memiliki adaptasi yang cukup baik, bersifat egosentris, insecure dan rigid.

3. Gambar di bawah atau di dasar, hal ini mengindikasikan bahwa individu membutuhkan akan kepastian/depresif, kurang memiliki usaha, mudah menyerah, memiliki perasaan insecure, mampu berpikir pada hal-hal konkrit, membutuhkan keseimbangan dan kontrol.

4. Gambar cenderung ke kanan, mengindikasikan bahwa individu sudah dapat mengontrol emosionilnya, mau berusaha keras, berorientasi pada lingkungan, dan cenderung ekstrovert.

5. Gambar di kanan atas, mengindikasikan negativisme pada diri sendiri, agresif, dan memberontak.

6. Gambar cenderung ke kiri dan kecil, mengindikasikan bahwa individu dikuasai oleh emosi, menekankan pada masa yang lalu, self oriented, depresif tapi banyak frustasi, introvert, dan banyak dikendalikan unconsciusness.

(13)

Gambar

Kesadaran

Titik Aku

Ketidaksadaran

Penarikkan garis yang konsisten mengindikasikan penyesuaian diri individu cukup baik. Apabila penarikkan garis kabur mengindikasikan bahwa individu terkesan kurang berani tampil dilingkungannya dan menyatakan dirinya, cemas, insecure, ragu dan penakut. Sementara penarikkan garis secara tebal mengindikasikan bahwa individu memiliki percaya diri yang baik, memiliki dorongan bermusuhan yang tampak, ada kecemasan bila disertai shading dan tekanan yang kuat.

Untuk penarikkan garis tipis mengindikasikan bahwa individu memiliki hambatan bila berhubungan dengan lingkungan. Garis tipis, patah dan tidak tetap mengindikasikan bahwa individu merasa ketakutan, tidak aman. Garis seperti gergaji mengindikasikan kecemasan, kontrol motorik rendah, kurang dapat mencapai keseimbangan.

II. BAUM (Tes Gambar Pohon)

Tes ini awalnya digunakan oleh Emil Jucher untuk membantu mendiagnosa. Pohon sebagai gambar, merupakan pernyataan dari ‘the being of the person’. Tes ini kemudian dikembangkan oleh Charles Koch, yang sekarang dikenal dengan ‘Tes Pohon (Baum Test)’.

Administrasi a. Situasi Tes

Tes dihadapi tanpa prasangka karena menyangka tes ini merupakan tes kemampuan menggambar. Akan tetapi tes ini tetap harus disertakan dengan

(14)

tes lain untuk menganalisa suatu kepribadian yang lengkap dari seseorang individu.

b. Instruksi

Instruksi yang diberikan sangat sederhana, yaitu: ‘gambarlah pohon ...’. Akan tetapi dengan instruksi ini, seseorang bebas untuk menyatakan diri dalam berbagai bentuk pohon, baik itu semak belukar, pohon pinus, pohon buah-buahan yang rindang maupun pohon lainnya, yang secara psikologis menarik, namun menimbulkan kesukaran untuk dapat diteliti secara sistematis.

Semula terdapat 4 instruksi, yakni: 1. gambarlah pohon daun-daunan

2. gambarlah pohon, tetapi jangan pohon pinus 3. gambarlah pohon buah-buahan

4. gambarlah suatu pohon yang berkayu, kecuali: a. jenis pohon perdu

b. jenis pohon pinus c. jenis pohon palma d. jenis pohon randu e. jenis bambu

f. jenis rumput-rumputan g. jenis pohon beringin

c. Alat yang dibutuhkan

Bentuk dan besarnya gambar terserah subjek, namun ada beberapa persyaratan, yaitu:

1. Kertas HVS ukuran F4 2. Pinsil lunak

3. Waktu tidak dibatasi (work limit)

4. Tidak diperkenankan menghapus/ menggaris d. Diferensiasi Tugas

Bila kita mempunyai kesan bahwa gambar yang diperoleh kurang terdiferensiasi, maka tes dapat diulangi. Biasanya gambar yang kedua adalah yang sebenarnya.

e. Hubungan antara Pohon dan Manusia

Hubungan antara bentuk pohon dan manusia adalah menanam kehidupan dalam pohon seperti suatu patung yang berdiri, mencapai kemiripan paling tinggi dengan manusia (Humanity) dan bahwa pertemuan dengan pohon adalah pertemuan dengan diri sendiri (Hiltbrunner/ Baume).

(15)

Letak tanaman merupakan sistem yang terbuka; segala sesuatu menuju keluar, segala sesuatu terjadi di permukaan, bentuk di bawah kulitnya dan pada ujung-ujung tunasnya. Hanya jenis pohon yang dapat memperlihatkan kejadian ini (berbeda dengan konstitusi manusia dan binatang yang tidak memperlihatkan hal ini dan merupakan suatu sistem yang tertutup). Karena itu ‘keberadaan’ tanaman (the being of) berarti gerakan hidup keluar, suatu usaha menjauhi zone-zone pertumbuhan pusat, yang tidak berguna dan bersifat simbolis.

Proyeksi mula-mula dilepas melalui filter tema proyeksi, dan diperoleh hasilnya yaitu gambar pohon, yang diteliti ciri-ciri grafisnya. Bagaimanapun reaksi subjek berbeda antar individu. Sebagian konteks interpretasi gambar pohon ini memanfaatkan prinsip-primsip yang dilandasi oleh arti garis-garis dan coretan yang dibuat untuk menciptakan gambar dan mempergunakan prinsip-prinsip yang melatarbelakangi simbolik ruang.

f. Garis dan Coretan-Coretan

Gambar diperoleh sebagai akibat dari gerakan motorik tangan, khususnya motorik halus. Gerakan ini dikendalikan oleh otak dengan pusat-pusat kordinasinya. Gerakan-gerakan motorik seseorang turut dipengaruhi kondisi kognisi, kondisi emosi dan kekuatan dorongan yang sedang apa adanya. Artinya, motorik yang dimaksud pada dasarnya adalah suatu psikomotorik.

Apabila terjadi pengulangan coretan yang berlebihan (dan menghasilkan bagian yang menghitam pada gambar), maka perseverasi gerakan yang tampak mengandung interpretasi bahwa vitalitas orang yang bersangkutan terikat dan terpaku pada suatu segi penghayatan emosional pada dirinya, yang pada umumnya berupa efek kecemasan yang kuat. Penghitaman kertas gambar merupakan penyembunyian ‘sesuatu’ yang dalam psikoanalisa disebut ‘represi’. Energi dan vitalitas seseorang tampak pada bentuk garis dan coretan yang tidak terhenti pada batas-batas kertas atau bagian yang pantas digambar, memainkan garis dan coretan itu cenderung melampaui batas-batas yang dimaksud (diluar kertas gambar). Vitalitas yang tidak dapat dikendalikan dapat sejajar dengan kecenderungan ekspansif (tidak mau mengenal batas-batas perilaku sendiri).

Garis yang terputus-putus menunjukkan ekspresi dari keadaan psikis dan biasanya tampak pada orang yang mudah cemas (nervous).

g. Arah Kiri dan Kanan

Pada batang biasanya berupa shading. Arah kanan menunjukkan adanya gangguan dalam relationship atau dengan lingkungan. Sedangkan arah kiri

(16)

menunjukkan konflik dalam dirinya atau dalam hubungan dengan masa lampau.

Setiap goncangan dalam keseimbangan menunjukkan adanya ketidaktenangan yang ditandai dengan pemindahan daerah mahkota ke kiri atau ke kanan.

h. Deformasi

Batang yang berlubang, terpotong dan banyak gambar pohon, memperlihatkan tanda-tanda adanya gangguan

i. Pertumbuhan

Pohon yang sehat tumbuh dari akar dan batang yang sesuai dengan rencananya sendiri. Titik sambungnya adalah peralihan dari batang ke mahkota. Pada gambar-gambar individu normal sampai usia 8 tahun, kedua bagian ini di tempatkan yang satu di atas yang lain, batang merupakan bagian terpisah dan ditutup dibagian atas oleh garis horizontal. Dahan-dahan kemudian ditambahkan.

j. Perkembangan Gambar Pohon

1. Stroke Trunk/ batang digambar dengan 1 garis (< 5 tahun)

2. Pada individu normal sampai usia 8 tahun, gambar mahkota letaknya diatas pohon. Batang merupakan bagian yang terpisah dengan garis horizontal. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengalaman individu dan juga bentuk perlakuan yang khusus pada usia ini. Pada individu yang lebih besar, biasanya mengindikasikan taraf kemampuan individu yang kurang, dimana mereka tidak dapat berpikir secara keseluruhan.

3. Pohon dengan bentuk membulat dan batang yang lurus biasanya digambar individu usia dibawah 10 tahun. Apabila digambar oleh orang dewasa biasanya menunjukkan seseorang yang tidak mempunyai kemampuan untuk mengatasi kegagalan, sehingga sikap dan tingkah lakunya seringkali seperti individu remaja.

4. Aksesoris (burung, sarang burung, individu kecil, dll), biasanya normal digambar oleh individu usia 7-9 tahun.

5. Stroke branch (5-8 tahun) biasanya banyak digambar individu 7-8 tahun.

6. Double Stroke Trunk timbul mulai usia 9 tahun.

7. Buah (5 tahun  29 %) sampai usia 9 tahun. Paling banyak digambar individu usia 6 tahun dan mulai menurun usia 13 tahun.

8. Stereotype (dahan, daun dan buah) biasanya digambarkan individu usia 5-7 tahun.

(17)

k. Buah

1. Pada individu yang normal biasanya menghilang pada usia 10 th. 2. Pada orang-orang yang tuli dan bisu, menunjukkan hal tersebut

karena adanya retardasi dalam perkembangan.

3. Pada individu, biasanya menunjukkan ingin cepat melihat goal (hasil), individu-individu tidak dapat menunggu. Bagi mereka, melihat hasil adalah sesuatu yang menarik.

4. Orang dewasa yang menggambar buah biasanya naif, tidak matang, lamban, sensual & malas.

5. Tetapi kalau buah digambar oleh indvidu yang matang biasanya menunjukkan maturity, dapat mengatasi/ menguasai diri.

6. Buah yang jatuh tidak tidak mempunyai arti yang sama pada setiap usia. Pada individu berarti menunjukkan kehilangan.

Interpretasi BAUM Test

a. Lokasi Penempatan Gambar

Max Pulver membagi penempatan gambar dalam beberapa lokasi, dimana daerah ini dibagi menurut daerah kiri dan kanan.

1. Daerah kiri, menekankan pada kehidupan masa lalu dan jenis kepribadian yang introvert.

2. Daerah kanan, menekankan pada kehidupan yang akan datang dan kepribadian yang ekstravert.

3. Daerah A (kesadaran atas), menekankan pada bidang intelektual, norma, etika dan religi.

4. Daerah B, menekankan pada unsur ego dan kehidupan yang berkaitan dengan perasaan sensitif serta rasa ego yang kuat.

5. Daerah C, menekankan pada kebutuhan materiil, libidoseksual, fisik, dorongan erotis dan dorongan bawah sadar.

A

B C

C

Menurut Hertz terdapat beberapa lokasi penempatan yang lebih mendetail, seperti pada:

1. Daerah 1, menekankan pada bidang rohani, idealisme dan etika. L

(18)

2. Daerah 2, menekankan pada kecenderungan ekstravert, memiliki sifat altruisme dan dorongan untuk menyelesaikan masalah orang lain. 3. Daerah 3, menekankan pada hal-hal yang bersifat fisik/ material. 4. Daerah 4, menekankan pada kecenderungan introvert, egois,

penarikan diri, dan semua persoalan lebih suka diselesaikan sendiri. 5. Daerah 5, menunjukkan adanya hambatan yang berkaitan dengan

keinginan yang tidak tercapai, keinginan yang kurang didukung oleh kemauan dan kemampuan, terlalu idealis dan pola berpikir kurang dewasa.

6. Daerah 6, menekankan pada kebutuhan yang bersifat materialistik. 7. Daerah 7, menunjukkan adanya konflik, perasaan tertekan dan

kecenderungan depresif.

8. Daerah 8, menunjukkan kerakteristik yang bersifat agresif

b. Kualitas Garis Tekanan

Tekanan menunjukkan dorongan, kebutuhan atau hasrat personal yang kuat. Hal ini juga menunjukkan kekuatan yang dimiliki oleh individu unutk mencapai sesuatu, selain itu juga menunjukkan kekuatan untuk melawan atau mengatasi suatu ketegangan. Sedangkan tekanan yang lemah menunjukkan kemungkinan adanya rasa enggan atau kurang bersemangat dan depresif, terutama bila gambar kecil dengan lokasi di bawah.

Keajegan

Garis yang sering muncul adalah garis yang terputus-putus dan tidak konstruktif. Hal ini menunjukkan sikap ragu-ragu. Garis terputus dengan tekanan lemah menunjukkan adanya keinginan aktivitas yang tidak terkendali.

Shading

Shading menunjukkan adanya kecemasan yang mengindikasikan kecenderungan neurotis, bentuk lain dari manfestasi adanya rasa tidak aman. Akan tetapi gambar Shading menunjukkan hal yang normal pada individu.

5 1 6

8 3 7 2 4

(19)

Faktor-Faktor Analisis BAUM Test

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis terhadap gambar pohon adalah sebagai berikut :

a. Ukuran gambar

Dapat dilihat dari 2 segi, yaitu :

1. Perbandingan antara besar gambar dan ukuran kertas; biasanya 2/3 dari kertas folio, penyimpangan dari ukuran tsb menunjukkan indikasi tertentu, gambar besar atau kecil.

2. Perbandingan antara mahkota dan batangnya; biasanya 2/3 dari batangnya, sering dijumpai juga mahkota yang lebih besar ataupun seimbang.

b. Kesan gambar

Mengungkapkan suasana gambar dibuat, apakah cukup jelas, kesan gambar pohon hidup, mati, ditiup angin, statis, dinamis dan sebagainya.

c. Penempatan/ lokasi

Terdapat beberapa lokasi, antara lain:

1. Cenderung di tengah; mudah beradaptasi pada hal-hal yang nyata, adanya kesadaran individual, cenderung ke arah obyektif, banyak mendasarkan pada empiris.

2. Cenderung ke kiri; ke arah aku (ego), dipengaruhi oleh masa lampau, introvert, subyektivitas, terlalu menghubungkan segala sesuatu kedalam dirinya, senang menimbang dirinya, sukar dipengaruhi, senang menyembunyikan masalah.

3. Cenderung ke kanan; ekstrovert, orientasi ke arah masa yang akan datang, lebih terbuka, lebih obyektif, lebih mudah dipengaruhi dunia luar. 4. Cenderung ke atas; penuh dengan dunia ide, imajinatif, intelektual,

kesadaran yang over individual.

5. Cenderung ke bawah; mudah didominasi oleh drive-nya (ketidaksadarannya).

d. Aspek perkembangan atau umur

e. Bagian-bagian dari pohon (akar, batang dan mahkota) Akar

Menunjukkan sifat primitif, id (menuruti hawa nafsu, impulsive), belum tercapainya tingkat kedewasaan yang baik, sedang mencari pegangan, ada kelemahan pada dirinya terutama kemauannya, terikat pada hal-hal yang

(20)

konservatif/ tradisional, banyak dikendalikan hal-hal yang tak sadar, statis, sukar melepaskan diri dari problema yang sedang dihadapi. Pada individu-individu gambar akar yang digambar terlihat merupakan hal yang biasa/ normal.

Batang

Pada umunya batang digambarkan dengan membuat dua garis yang sejajar. Tetapi individu-individu akan menggambar batang dengan satu garis dan ini merupakan hal yang normal. Mulai usia 5 tahun, gambar batang satu garis akan berkurang atau menghilang. Pada individu-individu debil masih akan berlangsung sampai usia 8 tahun. Menurut statistik, 42% individu debil masih menggambar batang dengan satu garis sedangkan pada orang-orang embisil 72% pada usia dewasa menggambar batang dengan satu garis.

Individu yang baru masuk sekolah biasanya menggambar batang yang kerucut. Hal ini normal pada usia 8-9 tahun. Pada individu usia 8-9 tahun yang embisil juga ada kecenderungan menggambar demikian. Pada orang dewasa menunjukkan indikasi tertentu.

Menggambarkan ego, prinsip realita, sangat intuitif, tertarik pada hal-hal nyata, perasaan/ emosinya mudah bergerak, sensitif, kurang kesadaran serta merupakan pusat dan memegang peranan penting dalam keseimbangan antara kiri dan kanan.

Permukaan Batang

Menunjukkan arti ke arah hubungan orang dengan lingkungan secara emosional dan efektif, bagaimana sikap individu di dalam kontak dengan dunia luar/ dalam menghadapi lingkungan sekitarnya, menunjukkan penyesuaian diri, keadaan yang lampau, kehidupan afek dan self-defence mechanism. Batang yang digambar licin/ rigid menunjukkan sifat sensitive, rangsang dari luar tak mudah menimbulkan problem. Batang yang digambar dengan kasar menunjukkan sifat sensitif, setiap rangsang yang diterima mudah menimbulkan problem, misal mudah marah. Batang yang digambar dengan arsiran sehingga tampak 3 dimensi menunjukkan tingkat intelegensi yang tinggi.

Mahkota

Terdiri dari dahan, daun, buah, dan bunga. Menunjukkan aktifitas atau proses-proses yang berhubungan dengan rasio, stabilitas elemen antara kehidupan yang lalu dan kehidupan yang akan datang dalam alam rohaniah seseorang.

(21)

Merupakan daerah kontak dengan lingkungan daerah relationship dan pertukaran apa yang berasal dari dalam dan dari luar, menggambarkan super ego yang berkuasa, intelektual, ide-ide, fantasi, cita-cita, norma-norma dsb.

Kemungkinan Gambar dan Bentuk Pohon a. Batang pohon berbentuk kerucut

Bentuk seperti ini seringkali digambar oleh individu-individu yang baru masuk sekolah, dan hal ini normal untuk individu usia 8-9 tahun. Demikian pula dengan individu-individu debil yang menggambar seperti ini, sedangkan pada orang dewasa ini menunjukkan adanya regresi, cenderung statis, konkrit dalam menghadapi sesuatu, ada kemungkinan lambat dalam belajar, lebih praktis tapi sangat teoritis (motorik agak kasar).

b. Batang yang dikatakan tidak sinambung

Biasanya dibuat dengan coret-coretan pendek, yang kemudian dipertebal lagi menunjukkan keragu-raguan, tidak dapat bersikap tegas. Jika garisnya dibuat halus dan tipis menunjukkan keragu-raguan, peka terhadap orang lain, nervous, tidak sabar dan mudah tersinggung.

c. Batang sebelah kiri digambar dengan garis yang tidak teratur, tampak ragu-ragu dibandingkan garis batang sebelah kanan.

Kulit batang menggambarkan semacam kontak, hubungan dengan lingkungan. Jika batang sebelah kanan digambar dengan garis yang lurus, serasi dan bagus menunjukkan suatu sikap keluar yang normal, baik, serasi akan tetapi apabila sisi kiri tidak teratur, ada liku-liku menunjukkan gangguan kontak dengan sesamanya pada masa lampau, mengalami kesukaran dalam penyesuaian diri. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada kemungkinan kesulitan atau hambatan pergaulan (masa lalu) yang berusaha ditutupi.

d. Batang sebelah kanan digambar dengan garis yang tidak teratur, tampak ragu-ragu dibandingkan garis batang sebelah kiri.

Hal ini menunjukkan sikap pergaulan keluar yang diliputi keragu-raguan, sedangkan di masa lampau tidak mengalami masalah, sehingga dapat diartikan dengan penyesuaian diri yang berhubungan dengan kesukaran sosial, menunjukkan minat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kesukaran sosial, adanya hambatan dalam perkembangan, serta interaksi

(22)

keluar dan hal-hal yang berkaitan dengan masa depan mengalami hambatan.

e. Disamping batang kanan yang digambar ragu-ragu ditambah dengan pohon kecil atau rumput-rumputan.

Hal ini menunjukkan bahwa kesukaran kontak sosial itu benar-benar aktual dan berhubungan dengan orang-orang tertentu.

f. Gambar batang yang bergelombang serasi

Hal ini menunjukkan suatu kemampuan penyesuaian diri sosial yang baik, tidak selalu mencari konflik, termasuk seseorang yang diplomatis, lincah, dan dinamis.

g. Gambar batang yang ditebalkan

Hal ini menunjukkan adanya hambatan dalam afeksi, need yang tidak dapat disalurkan dan mempunyai dorongan yang kuat tapi tidak disertai dengan kemampuan.

h. Gambar batang yang ditebalkan dan disertai luka-luka

Hal ini menunjukkan afek yang tertumpuk dan sewaktu-waktu dapat keluar misalnya dalam bentuk makian dan sebagainya, serta hambatan frustasi dalam pengalaman afek-afeknya.

III. Human Figure Drawings (HFDs)

Human Figure Drawings test (HFDs) merupakan salah satu jenis tes proyeksi yang mengambil bentuk ekspresif (Lindzey, 1961 dalam Rabin, 1981). Tes mengambar orang ini telah menjadi salah satu teknik yang digunakan dalam pemeriksaan terhadap individu. Tes ini bertujuan untuk melihat kecemasan maupun dorongan-dorongan yang ada dalam diri individu. HFDs menggali berbagai aspek kepribadian seperti emosi, konflik bahkan keadaan patologis (Koppitz, 1968). Tes ini dikembangkan berdasarkan keyakinan bahwa gambar orang yang dihasilkan merupakan dorongan, kecemasan, konflik dan karakteristik dari orang tersebut. Dengan perkataan lain, hasil gambar adalah gambaran orang itu sendiri dan kertas merupakan representasi dari lingkungannya (Malchiodi, 1998).

(23)

Hal ini sejalan dengan pendapat Koppitz (1968) yang menyatakan bahwa HFDs merupakan refleksi dari sikap terhadap diri individu sendiri dan terhadap significant others dalam kehidupannya. HFDs dapat mengungkapkan sikap terhadap tekanan hidup dan cara individu tersebut menghadapinya.

Administrasi

Menurut Koppitz (1968) tes Human Figure Drawings (HFDs) sebenarnya dapat diadministrasikan secara klasikal (grup) maupun secara individual. HFDs lebih baik dilakukan jika secara individual agar mudah untuk melakukan obesrvasi tentang cara kerja individu dan dapat membuat pertanyaan mengenai figur yang digambar (Koppitz, 1968).

Berikut ini adalah hal yang perlu dipersiapkan saat memberikan tes HFDs yaitu, tempat duduk dan meja yang nyaman bagi individu untuk melakukan tugasnya. Alat yang digunakan antara lain:

a. Kertas kosong yang berukuran 8,5 X 11 inchi atau ukuran 21, 58 X 27, 94 cm b. Pensil HB

c. Diperbolehkan menggunakan penghapus

Pemeriksa memberikan instruksi kepada individu dengan mengatakan: ”Pada kertas ini, saya minta kamu untuk menggambar orang lengkap, boleh menggambar siapa saja yang ingin kamu gambar, yang penting adalah orang lengkap, tidak boleh stick figure ataupun cartoon figure (gambar tokoh-tokoh kartun). Untuk individu-individu yang tidak mengerti arti dari ”orang” maka, pemeriksa dapat mengatakan ”Kamu boleh menggambar seorang pria atau wanita atau individu laki-laki atau individu perempuan, terserah apa yang kamu inginkan untuk digambar”.

Pada tes HFDs ini tidak diberikan batas waktu. Kebanyakan individu akan menyelesaikan gambar mereka kurang dari 10 menit, dan beberapa individu menyelesaikan tes ini hanya dalam 1 atau 2 menit. Individu bebas untuk menghapus atau mengubah gambarnya sesuai dengan pilihannya. Pemeriksa harus cermat

(24)

dalam melakukan observasi perilaku individu dalam menggambar dan membuat catatan dari sesuatu yang luar biasa. Selanjutnya perhatikan urutan dari figur yang digambar individu, sikap individu dan komentar-komentar yang secara spontan diucapkan selama waktu yang dibutuhkan serta berapa banyak kertas yang digunakan. Pada individu yang tidak puas akan gambarnya, dia diizinkan untuk mengulanginya lagi pada kertas yang kedua (Koppitz, 1968).

Interpretasi

Interpretasi terhadap hasil tes gambar orang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara objective scoring dan clinical interpretation. Berikut akan diuraikan mengenai dua cara interpretasi tersebut (Koppitz, 1968).

a. Objective Scoring

Interpretasi HFDs dengan cara objective scoring dilakukan berdasarkan dua tipe, yaitu developmental items dan emotional indicators. Developmental items adalah ciri-ciri gambar yang berhubungan dengan tingkat kematangan individu. Sedangkan emotional indicator (indikator emosional) adalah ciri-ciri gambar yang berhubungan dengan sikap dan masalah serta kecemasan (Koppitz, 1968).

1). Developmental items

Developmental items adalah item-item yang muncul pada hasil HFDs individu dengan tingkat usia yang lebih muda yang kemudian meningkat frekuensi kemunculannya seiring dengan meningkatnya usia, sampai mencapai ciri-ciri yang umumnya pada sebagian besar HFDs pada usia tertentu (Koppitz, 1968).

Menurut Koppitz (1968) terdapat empat kategori berdasarkan frekuensi kemunculan ciri gambar, yaitu Expected, Common, Not Unusual dan Exceptional. Kategori expected mencakup semua item yang muncul pada 86

(25)

% - 100% HFDs pada usia tertentu. Kategori common mencakup semua item yang muncul pada 51% - 85% HFDs pada usia tertentu. Kategori not unusual mencakup semua item yang muncul pada 16% - 50% HFDs pada usia tertentu. Kategori exceptional mencakup item-item yang muncul pada 15% atau kurang dari HFDs pada usia tertentu dan dipertimbangkan sebagai hal yang tidak biasa digambar oleh individu pada usia tersebut (Koppitz, 1968). Terdapat 30 buah item yang termasuk didalam developmental items ini yaitu:

Tabel 1. Developmental Items

 Kepala  Leher  Tungkai

 Mata  Badan  Tungkai 2

dimensi

 Pupil  Lengan  Tumit

 Alis dan bulu

mata  Lengan 2 dimensi  Kaki

 Hidung  Lengan yang

menempel dipundak

 Kaki 2 dimensi

 Lubang hidung  Lengan yang menempel ke bawah

 Profil

 Mulut  Siku  Proporsi yang

baik

 Bibir  Tangan  Pakaian 1 potong

atau tidak ada

 Telinga  Jari tangan  Pakaian 2 atau 3

potong  Rambut atau

kepala memakai topi

 Jumlah jari tangan

yang benar  Pakaian potong atau 4 lebih

2). Emotional Indicators

Berdasarkan indikator emosional, hasil HFDs diinterpretasikan sebagai refleksi dari kecemasan, perhatian dan sikap individu. Indikator emosional tersebut merupakan ciri-ciri pada HFDs yang dapat memenuhi 3 kriteria, yaitu: a. Harus memiliki clinical validity, artinya mampu membedakan antara HFDs dari

individu yang mengalami gangguan emosi dengan individu yang tidak mengalami gangguan emosi.

(26)

b. Merupakan gambar yang tidak biasa dan jarang terdapat pada gambar orang dari individu-individu yang normal yang bukan pasien psikiatri (< 16% dari gambar orang pada usia tersebut).

c. Tidak ada hubungan dengan usia dan kematangan, frekuensi munculnya tidak bertambah sesuai dengan pertambahan usia.

Menurut penelitian yang dilakukan Machover, Hammer, dan Koppitz terdapat 38 potensial indikator emosional yang terbagi dalam tiga tipe yang berbeda yaitu quality sign, special features dan ommisions (Koppitz, 1968). Dari penelitian selanjutnya ternyata hanya 30 ciri yang signifikan sebagai indikator emosional.

i). Kualitas Gambar

Ciri-ciri yang mengacu pada kualitas gambar orang yang dihasilkan yaitu (Koppitz, 1968):

a. Bagian-bagian figur orang yang kurang terintegrasi.

Integrasi merupakan penggabungan bagian-bagian figur orang yang digambar. Kurangnya integrasi tidak menjadi indikator emosional untuk individu laki-laki di bawah usia 7 tahun dan individu perempuan di bawah usia 6 tahun. Jika digambar oleh individu di atas usia tersebut, tanda ini berhubungan dengan ketidakstabilan, kepribadian yang kurang terintegrasi, kurangnya koordinasi atau impulsif, ketidakmatangan, kerusakan neurologis, regresi yang berhubungan dengan gangguan emosional.

b. Shading pada wajah atau bagian-bagian wajah

Shading pada wajah merupakan indikator emosional yang signifikan pada semua usia. Shading pada seluruh wajah menunjukkan kecemasan dan konsep diri yang buruk. Adanya Shading pada bagian tertentu dari wajah merefleksikan kecemasan berhubungan dengan bagian atau fungsi dari bagian yang diberi shading.

(27)

Shading pada tubuh tidak menjadi indikator emosional pada individu berusia 8 atau 9 tahun. Hal itu berkaitan dengan kecemasan dengan bentu atau fungsi tubuh jika digambar oleh individu diatas usia itu.

d. Shading pada tangan atau leher

Shading bukan merupakan indikator emosional sampai individu perempuan berusia 7 tahun dan individu laki-laki berusia 8 tahun. Shading pada tangan menunjukkan kecemasan terhadap aktivitas yang melibatkan tangan baik nyata maupun imajiner. Shading pada leher mengindikasikan adanya kesulitan dalam mengontrol dorongan.

e. Anggota tubuh yang digambar tidak simetris.

Berkaitan dengan keseimbangan bagian tubuh kiri dan kanan (Machover, 1949). Anggota tubuh yang digambar secara tidak simetris merefleksikan kurangnya koordinasi, impulsifitas, physical awkwardness (kekakuan fisik) dan ketidakmampuan fisik.

f. Figur dalam posisi miring sampai 15 derajat atau lebih

Figur yang digambar miring sebesar 15 derajat atau lebih mengindikasikan kurangnya stabilitas dan keseimbangan, serta kurangnya rasa aman untuk berpijak.

g. Gambar berukuran kecil (tinggi 2 inci atau kurang).

Merefleksikan perasaan tidak aman, perasaan tidak mampu, shrunken ego (penyusutan ego), perhatian yang berlebih terhadap lingkungan dan depresi. h. Gambar berukuran besar (tinggi 9 inci atau lebih)

Tidak menjadi indikator emosional sampai usia 8 tahun, sedangkan untuk individu diatas usia tersebut mengindikasikan ekspansifitas, tidak matang dan kurang kontrol diri.

i. Transparencies

Gambar dibuat dengan memperlihatkan bagian dalam figur yang digambar. Ciri ini berhubungan dengan ketidakmatangan, impulsifitas, dan tingkah laku

(28)

acting out. Transparansi pada bagian tertentu dari tubuh yang dihasilkan oleh individu usia sekolah menunjukkan besarnya kecemasan, konflik atau ketakutan yang berhubungan dengan bagian tersebut.

ii). Ciri-ciri khusus

Ciri-ciri khusus yang tidak biasa ditemui pada hasil HFDs, yang mencakup (Koppitz, 1968):

a. Ukuran kepala yang kecil (1/10 dari seluruh figur), mengindikasikan perasaan yang kuat mengenai ketidakmampuan intelektual.

b. Crossed eyes, kedua bola mata mengarah ketengah, menunjukkan perlawanan dan kemarahan, tidak dapat atau tidak mau bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku.

c. Gigi, tidak menjadi indikasi adanya gangguan emosional jika tidak disertai gangguan emosional yang lain. Jika ada indikasi yang lain maka gigi mengindikasikan agresifitas.

d. Lengan pendek, tidak mencapai garis tengah tubuh. Berdasarkan fungsinya, lengan dan tangan mengacu pada adaptasi sosial (Machover, 1949). Lengan yang pendek merefleksikan kesulitan untuk mencapai orang lain atau lingkungan serta berhubungan dengan kecenderungan menarik diri, lebih berorientasi pada diri dan mencoba menghambat impuls.

e. Lengan panjang, dapat mencapai bawah lutut, berhubungan dengan agresifitas terhadap lingkungan dan keinginan untuk mencapai orang lain. f. Lengan merapat disamping tubuh, mengindikasikn kurangnya fleksibilitas dan kurangnya kemampuan menjalin hubungan interpersonal.

g. Tangan besar, sebesar wajah, mengindikasikan kecenderungan mengeluarkan impuls agresif dengan menggunakan tangan.

(29)

h. Tangan yang terpotong (lengan tanpa tangan dan jari-jari), merefleksikan perasaan tidak mampu atau perasaan bersalah karena gagal bertindak dengan benar atau karena tidak mampu bertindak sama sekali.

i. Tungkai kaki rapat satu sama lain, mengindikasikan kekakuan dalam mengontrol impuls seksual atau kekhawatiran akan serangan seksual.

j. Genitals, merupakan tanda patologis yang serius, menyangkut kecemasan yang dalam mengenai tubuh dan kurangnya kontrol impuls.

k. Monster atau figur bukan manusia, merefleksikan rasa tidak mampu dan konsep diri yang sangat buruk. Individu yang menggambar monster manusia seperti robot menganggap dirinya berbeda dengan orang lain. Individu yang menggambar badut merasa diri mereka sebagai orang yang ditertawai orang lain dan tidak secara penuh diterima lingkungan, individu yang menggambar figur dari masa bersejarah atau anggota masyarakat minoritas merasa diri mereka tidak sepenuhnya menjadi bagian dari masyarakat tempat mereka tinggal.

l. Tiga atau lebih figur digambar dengan spontan, menunjukkan kurangnya rasa identitas dan rasa menjadi diri sendiri serta ketergantungan pada orang lain.

m. Awan, hujan, salju, mengindikasikan adanya rasa ditekan oleh orang dewasa khususnya oleh orangtua.

iii). Penghilangan bagian gambar a. Penghilangan mata.

Mata adalah ciri sosial dan bagian penting dalam membentuk kontak sosial. Tidak digambarnya mata menunjukkan minat sosial yang kurang, denial, menolak menghadapi dunia, dan lari ke dalam fantasi.

(30)

b. Penghilangan hidung.

Berhubungan dengan sifat malu, tingkah laku menarik diri, kurangnya agresifitas. Juga berhubungan dengan kurangnya minat sosial.

c. Penghilangan mulut.

Merefleksikan kecemasan, rasa tidak aman, menarik diri, ketidakmampuan atau penolakan individu untuk berkomunikasi dengan orang lain.

d. Penghilangan badan.

Jika digambar oleh individu usia sekolah mengindikasikan retardasi mental, cortical malfunctioning, ketidakmatangan berkaitan dengan kurangnya perkembangan atau gangguan emosi dengan kecemasan akan tubuh dan castration fear.

e. Penghilangan lengan.

Adanya kecemasan dan rasa bersalah berkaitan dengan tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial yang berhubungan dengan penggunaan tangan. f. Penghilangan kaki.

Bukan indikator emosional sampai usia 7 tahun untuk individu perempuan dan 9 tahun untuk individu laki-laki. Ciri ini menunjukkan adanya rasa tidak aman dan tidak berdaya.

g. Penghilangan telapak kaki.

Menunjukkan adanya rasa tidak aman dan tidak berdaya. h. Penghilangan leher.

Tidak menjadi indikator emosional sampai usia 9 tahun untuk individu perempuan dan 10 tahun untuk individu laki-laki. Menunjukkan ketidakmatangan, impulsifitas dan kurangnya kontrol diri.

b. Clinical Interpretation

Clinical Interpretation dilakukan secara formal/struktural. Pemilihan orang yang digambar dan cara bagaimana figur tersebut digambar merefleksikan sikap individu,

(31)

yaitu siapa yang penting bagi individu saat itu. Bila individu menceritakan secara spontan mengenai gambarnya, maka isi cerita tersebut menampilkan perilakunya (Koppitz, 1968).

Untuk menganalisis arti dari gambar orang, Koppitz (1968) menekankan prinsip dasar untuk analisa tersebut yang dianggap valid untuk usia 5 – 12 tahun, yaitu: a. Bagaimana individu menggambar figur tanpa melihat siapa yang digambar. Hal

itu merefleksikan konsep dirinya.

b. Tokoh yang digambar adalah merupakan orang yang paling merupakan masalah dan penting bagi individu.

c. Komentar individu terhadap gambar orang merupakan ekspresi sikap dan konflik, lamunan-lamunannya maupun keduanya.

Groth-Marnat (1984) memberikan panduan umum untuk menginterpretasikan gambar orang berdasarkan struktur atau interpretasi formal yaitu:

1. Kualitas garis

i. Tekanan kuat, adanya ketegangan, tingkat energi yang tinggi, serta kecenderungan acting-out.

ii. Tekanan lemah/sketsa, merefleksikan keragu-raguan, krisis kepercayaan diri, kepribadian yang terhambat (mengalami kekangan), ketidakmampuan untuk mengambil keputusan, pemalu, rasa tidak aman serta tingkat energi lemah.

2. Penempatan gambar

i. Penempatan gambar di tengah kertas, merefleksikan individu yang normal, kecuali jika digambar lebih dari satu orang dengan proporsi yang seimbang. ii. Penempatan di sisi kanan mengindikasikan kecenderungan intelektualisasi,

pengungkapan perasaan yang terhambat, berorientasi pada masa ini.

iii. Penempatan di sisi kiri mengindikasikan perilaku impulsif yang menginginkan pemenuhan kebutuhan dengan segera, berorientasi pada masa lalu.

(32)

iv. Penempatan gambar di bawah merefleksikan perasaan tidak aman, harga diri yang rendah, kecenderungan depresif. Penggunaan batas kertas sebagai dasar dari gambar mengindikasikan adanya kebutuhan akan dukungan yang dikaitkan dengan perasaan insecure dan kurang percaya diri.

v. Penempatan gambar di atas mengindikasikan aspirasi yang tinggi, kehidupan fantasi yang aktif, sangat optimis, standar prestasi dan dorongan dalam diri yang tinggi.

3. Hapusan-hapusan

Menggambarkan kebimbangan, ketidakpastian, ketidakmampuan mengambil keputusan, sangat aktif. Penghapusan mengindikasikan adanya kecemasan, konflik pada area tertentu.

4. Detil

i. Detil yang berlebihan (eksesif), menunjukkan kepribadian yang sangat emosional, kreatif, cenderung obsesif-kompulsif, kekakuan, kecemasan.

ii. Detil yang kurang menunjukkan depresi, kecenderungan menarik diri, kondisi psikosomatis tertentu.

5. Perspektif

i. Gambar perspektif dari arah bawah menunjukkan adanya perasaan ditolak, ketidakbahagiaan, inferior, cenderung menarik diri, keinginan membatasi kontak interpersonal.

ii. Perspektif dari atas, merefleksikan superioritas, kemungkinan adanya kompensasi atas perasaan inadekuat atau keadaan konflik lain dalam diri. iii. Jarak jauh, menunjukkan keinginan untuk menarik diri, tertutup pernah

memiliki pengalaman penolakan dalam hidup.

iv. Jarak dekat, menunjukkan adanya kehangatan interpersonal dan keterbukaan psikologis.

6. Shading, mengindikasikan adanya area kehidupan yang menimbulkan konflik dan kecemasan.

(33)

7. Penekanan pada bagian tertentu pada gambar, mengindikasikan adanya konflik psikologis yang berkaitan dengan bagian yang ditekan tersebut atau ada masalah fisik (penyakit) yang terletak di bagian tersebut.

Gambar

gambar  orang  yang  lengkap  tetapi  individu  jangan  diberi  sugesti  untuk  itu.  Untuk  gambar lengkap mencakup :
Tabel 1. Developmental Items

Referensi

Dokumen terkait