• Tidak ada hasil yang ditemukan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

         

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah,

memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk

kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama

penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat

yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work

non-commercially, as long as you credit the origin creator

and license it on your new creations under the identical

terms.

(2)

Master dan Skenario Disita, Film Soekarno Tetap

Tayang di Bioskop

13 Des 2013 20:00

Hari ini, Jumat (13/12/2013), juru sita Pengadilan Niaga Jakarta Pusat resmi menyita master dan naskah asli film Soekarno. Meski begitu, pihak Multivision Plus (MVP) Picture tetap menayangkan film berdurasi 2 jam 17 menit itu di bioskop.

Seperti diketahui, Rachmawati Sukarnoputri telah melayangkan gugatan ke pengadilan perihal penayangan film Soekarno. Rachmawati menganggap setidaknya ada dua adegan yang melecehkan Bung Karno. Pengadilan pun merespons aduan ini dengan menerbitkan penetapan sementara, yang berisi pengambilan master film dan penghentian pemutaran film Soekarno.

"Pengadilan meminta tidak menayangkan film Soekarno yang memuat dua adegan yang dimaksud ibu Rachmawati melecehkan Bung Karno. Nah, setelah kami cek, tidak ada adegan itu, jadi film ini akan tetap diputar di bioskop," kata kuasa hukum MVP Pictures di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2013).

(3)

Sejatinya, salahsatu adegan yang dimaksud Rachmawati ialah scene di mana Bung Karno ditampar tentara Jepang berkali-kali hingga terjatuh. Sementara itu, juru bicara MVP Pictures, Aris Muda, menuturkan kalau adegan itu tidak pernah ada.

"Sebuah gambar itu di ambil berdasarkan skenario. Mungkin ibu Rachmawati salah

membaca draftskenario. Karena kan skenario itu berubah-ubah. Nah lihat saja, ada nggak di skenario, kan sudah kami kasih ke juru sita tadi sekalian sama skenarionya," urai

(4)

Pengamat: Indonesia Krisis Figur Calon

Presiden

Minggu, 15 Desember 2013 | 22:43 WIB

KOMPAS.com/Indra AkuntonoHamdi Muluk

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menilai bahwa saat ini Indonesia dihadapkan pada krisis figur calon presiden. Partai politik yang diharapkan dapat melahirkan kandidat capres berkualitas rupanya masih belum dapat bekerja sesuai yang diharapkan masyarakat.

"Masyarakat sekarang sedang dihadapkan dengan krisis kepemimpinan 4L, lu lagi, lu lagi,” kata Hamdi dalam diskusi yang diselenggarakan lembaga riset Cyrus Network di Jakarta, Minggu (15/12/2013).

Kendati partai melakukan kaderisasi, Hamdi mengatakan, kader yang berkualitas justru tidak dimunculkan ke ruang publik. Parpol memiliki kecenderungan hanya menonjolkan satu calon, misalnya ketua umumnya saja.

Di sisi lain, menurutnya, parpol memiliki kecenderungan hanya ingin menonjolkan seorang figur yang sudah dikenal publik. Hal itu seperti terjadi pada Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang dinilai hanya menonjolkan sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"Ini menunjukkan jika pengaderan gagal. Kalau parpol bagus, maka yang keluar itu tidak hanya satu," katanya.

(5)

Hamdi mengatakan, kader berkualitas tidak dipilih karena kader tersebut tidak dekat dengan pimpinan parpol, baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Akibatnya, mereka yang menduduki posisi strategis di parpol hanyalah mereka yang memiliki kedekatan hubungan yang baik dengan petinggi parpol.

Selain itu, ia mengatakan bahwa gagalnya sebuah negara untuk berkembang disebabkan karena diurus oleh orang yang gagal. Salah satu pengurus negara adalah mereka yang sekarang duduk di kursi legislatif. "Sementara mereka (anggota DPR) merupakan hasil kaderisasi partai politik," ujarnya.

                                         

(6)

"Soekarno" Menang di Festival Film Bandung 2014

Sang sutradara, Hanung Bramantyo, juga menyabet predikat Sutradara Film Terpuji FFB 2014.

Arsito Hidayatullah : 14 Sep 2014 | 07:10

Suara.com - Film sejarah "Soekarno" produksi MVP Film, garapan sutradara muda

Hanung Bramantyo, akhirnya terpilih menjadi Film Terpuji dalam Festival Film Badung (FFB) ke-27 tahun 2014. Hal itu diumumkan pada acara puncak FFB 2014 di Kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jabar (Monju), Kota Bandung, Sabtu (13/9/2014) malam. Film berlatar cerita sejarah dan terinspirasi kiprah sosok Sang Proklamator, Ir Soekarno itu, akhirnya berhasil menjadi pemenang setelah bersaing ketat dengan film lain,

termasuk film berlatar sejarah "Sang Kiai" (Rapi Film), Tenggelamnya Kapal van Der Wijk (Soraya Intercine Film), Adriana (Visi Lintas Film), serta film Sokola Rimba (Miles Film).

Sukses "Soekarno" menjadi Film Terpuji ini juga diikuti sang sutradara, Hanung Bramantyo, yang menyabet predikat Sutradara Film Terpuji FFB 2014.

"Apresiasi buat Forum Film Bandung (FFB) yang memberi penghargaan buat film sejarah. Bukan sejarah milik siapa, namun di sini FFB menghargai tafsir sejarah yang dilakukan anak muda," ungkap Hanung memberikan komentarnya.

Sukses Hanung di ajang FFB ini merupakan lanjutan sukses sebelumnya yang juga mengantarkan film "Sang Pencerah" yang berisikan kiprah KH Ahmad Dahlan, juga mendapatkan penghargaan serupa.

"Luar biasa bagi saya dan juga tim kami," katanya.

Penghargaan utama FFB 2014 itu sendiri diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan, beserta Wagub Deddy Mizwar, yang disaksikan oleh insan perfilman dan sinetron nasional dalam acara itu.

Sementara itu Pemeran Pria Terpuji diraih oleh Ikranagara yang bermain dalam "Sang Kiai", serta Herjunot Ali dalam film "Tenggelamnya Kapal van Der Wijk". Keduanya mengungguli nominee lainnya yakni Joe Taslim (La Tahzan), Ario Bayu (Soekarno), dan Alex Komang (Sebelum Pagi Terulang).

"Saya tak menyangka berdiri dan menerima piala FFB 2014. Bahkan saya tadi sempat tak yakin dan tak mendengar nama saya disebut. Bersyukur dan itulah yang bisa saya capai bagi (film) 'Sang Kiai'," kata Ikranagara.

(7)

Sedangkan Pevita Pearce terpilih sebagai Pemeran Wanita Terpuji kategori film, atas perannya pada "Tenggelamnya Kapal van Der Wijk". Pevita mengungguli Atiqah Hasiholan (Lah Tahzan), Adinia Wirasti (Laura dan Marsh), Prisia Nasution (Sokola Rimba), serta Eriska Rein (Bajaj Bajuri The Movie).

Untuk kategori Penata Artistik Film Terpuji, penghargaan diraih oleh Frans XR Paat dalam film "Sang Kiai", sementara Penata Kamera Terpuji adalah Yudi Sugandi dalam film "Adriana". Sedangkan kategori Penata Musik Terpuji diraih Andika Triyadi.

Pada kesempatan itu, juga disampaikan Penghargaan Life Time Achievement Perfilman dari FFB yang diberikan kepada artis senior Rima Melati dan sutradara Putu Wijaya. Keduanya pun mendapat standing applause dari para undangan yang hadir, begitu nama mereka diumumkan oleh Deddy Mizwar.

"Penghargaan terpuji juga bagi insan film yang menghabiskan sebagian besar hidupnya pada film. Kehadiran mereka menginspisari dan terekam dalam sejarah perfilman nasional," kata Deddy.

Putu Wijaya yang hadir di atas podium dengan dipapah, tetap memancarkan optimismenya. Pekik semangat pun meluncur dari mulutnya dengan lantang.

"Semangat... semangat, dan tetap semangat!" pekiknya dengan tangan mengepal ke atas.

Terkait penghargaan "Life Time Achievement" yang diterimanya, Putu menyebutnya sebagai bentuk kemenangan dalam memerangi diri sendiri.

"Ini merupakan bentuk dari perjuangan menaklukkan diri sendiri untuk tetap berada di dunia film, bukan sekadar menaklukan sebuah kompetisi. Ini jauh lebih berat dan membutuhkan komitmen. Semuanya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh," ungkapnya.            

(8)

Film 'SOEKARNO' Diapresiasi Positif di

Malaysia

Sumber : | Kamis, 2 Oktober 2014 06:47

dok. MVP Pictures

Merdeka.com - Indonesia patut berbangga. Kisah sang proklamator yang ditampilkan dalam film SOEKARNO kini tengah ditayangkan di sejumlah negara dan salah satunya di Kuala Lumpur, Malaysia.

Pemutaran perdana Film Soekarno di Malaysia pada Minggu (29/9) malam dihadiri sejumlah tokoh Malaysia, duta besar negara tetangga dan juga masyarakat Indonesia yang ada di negeri jiran itu.

Tokoh penting Malaysia yakni Dr Mahathir Mohammad beserta istri, Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia, Ahmad Shabery Cheek, Duta Besar RI untuk Malaysia

Herman Prayitno dan jajarannya serta sejumlah duta besar negara tetangga dan warga negara Indonesia yang ada di Malaysia.

Film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat di Malaysia yang ditandai dengan ramainya penonton yang hadir dalam

(9)

pemutaran film tersebut. Produser Multivision Plus, Raam Punjabi menyampaikan penghargaan kepada Mahathir dan seluruh pihak yang ikut mensukseskan pemutaran film ini.

Seusai pemutaran film ini, Mahathir memberikan apresiasinya dan menyatakan bahwa film tersebut cukup hidup karena mengaitkan kehidupan pribadi Soekarno dan

perjuangannya. "Film ini baik sekali, karena memang karakter Soekarno dan ceritanya mengaitkan kehidupan nyata dari pribadi Soekarno," kata Mahathir yang saat menonton film ini didampingi isterinya, Siti Hasmah Mohammad Ali.

Sementara itu, Sutradara Hanung Bramantyo mengaku bangga dengan apresiasi yang diberikan penikmat film atas film garapannya. Dia mengaku film yang dibuat memakan waktu dua tahun ini mendapat apresiasi sangat baik di setiap negara dimana film ini diputar.

"Saya berharap masyarakat di luar Indonesia seperti Malaysia, Itali, Afrika, China, Vietnam ataupun Vatikan lebih bisa menerima film Soekarno ini," ucapnya. Sejumlah artis yang turut mendukung film ini juga hadir diantaranya Ario Bayu yang memerankan tokoh Soekarno, laluMaudy Koesnaedi (Inggit Garnasih) dan Tika Bravani (Fatmawati).

                             

(10)

Menang di pengadilan, film Soekarno

tayang kembali

Sumber : | Rabu, 2 Juli 2014 14:57

Merdeka.com - Jalan keluar dalam konflik antara Rachmawati Soekarnoputri dengan pihak Multivision Plus (MVP) tentang film SOEKARNO: INDONESIA MERDEKA

akhirnya telah diputuskan oleh pihak pengadilan. Pada tanggal 1 Juli 2014, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah membuat keputusan memenangkan PT. Tripar Multivision Plus dan Hanung Bramantyo dalam perkara gugatan perbuatan melawan hukum atas film SOEKARNO.

Dalam amar putusan, hakim telah memutuskan menolak semua gugatan penggugat dalam hal ini adalah Hj. Rachmawati Soekarno Putri dalam provisi maupun pokok perkara.

"Jadi dengan demikian PT. Tripar Multivision Plus dan Hanung Bramantyo terbukti tidak melakukan perbuatan melawan hukum dalam produksi film 'Soekarno'," ujar David Abraham SH, kuasa hukum MVP saat menggelar jumpa pers di XXI Epicentrun, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/7).

Dengan begitu, selaku pemilik film SOEKARNO, MVP tidak dilarang untuk mengedarkan, menayangkan, mempromosikan film Soekarno, karena menurut pertimbangan hakim, film tersebut dibuat oleh PT. Tripar Multivision Plus dan Hanung Bramantyo berdasarkan fakta-fakta sejarah dan nara sumber yang kemudian ditulis dalam skenario dan diangkat kedalam film layar lebar.

"Dengan adanya putusan ini, sampai dengan saat ini tidak ada satu putusan hukum yang melarang peredaran film Soekarno," kata David. Untuk itu, untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia, MVP berencana akan diputar kembali pada tanggal 14 Agustus mendatang.

Pada sidang sebelumnya PN Jakarta Pusat menetapkan kalau Rachmawati adalah pemilik sah naskah dalam film SOEKARNO: INDONESIA MERDEKA. Dalam

tuntutannya Rachmawati menuntut pihak Multivison Plus sebesar 2 rupiah saja, dengan rincian 1 rupiah materiil dan 1 rupiah immateril.

Untuk nilai tuntutan yang tidak lazim, pihak Rachmawati punya alasan tersendiri. Baginya materi bukan tujuan Rachmawati, melainkan nama baik bapak yang ingin dipertahankan.

(11)

Kini palu sudah diketok dan MVP tentunya ingin menayangkan sekali lagi biopik tentang bapak pendiri bangsa tersebut. Bagi kamu yang belum sempat menontonnya dulu, tunggu tanggal resmi pemutaran kembali film SOEKARNO.

                                                 

(12)

Target 5 Juta Penonton, Film `Soekarno`

Hanya Mampu Sedot 1 Juta

By Julian Edward

on Jul 02, 2014 at 17:40 WIB

Liputan6.com, Jakarta Film Soekarno garapan Multivision Plus (MVP) Pictures yang tayang pada Desember lalu digadang-gadang menjadi pemecah rekor box office film Indonesia dengan menargetkan 5 juta penonton. Apa daya, hingga turun layar, film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini hanya mampu menghasilkan 970ribu penonton.

Sejauh ini, film dengan penjualan tertinggi masih dipegang oleh 'Habibie & Ainun' yang dipirsa lebih empat juta pasang mata. Lantas, apa kata Hanung menyikapi film Soekarno yang gagal mencapai target itu?

Hanung menduga, merosotnya penjualan film Soekarno lantaran adanya kasus hukum yang membelit ketika film itu diluncurkan ke masyarakat. Seperti diketahui, Rachmawati yang

merupakan putri Bung Karno menolak penayangan film itu dan menggugat Hanung beserta MVP Pictures ke pengadilan.

"Karena ada kasus itu, film ini terkesan negatif dan membuat orang malas menonton. Apalagi, setelah dicermati film-film yang laku di Indonesia berawal dari sesuatu yang positif," ujar Hanung saat jumpa pers di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/7/2014).

(13)

Hanung mencontohkan, film Habibie & Ainun bisa meraih 4 juta penonton karena media menginformasikan hal yang positif ke masyarakat.

"Angka 4 juta penonton itu didapat karena seseorang nonton berkali-kali. Dia ajak saudara, keluarga, dan komunitasnya. Nah itu bisa terjadi kalau imej filmnya positif," tandas

Hanung.(Jul/Mer)

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 1 tampak baik simulasi pada data suhu udara maupun data kecepatan angin memiliki rataan yang lebih mendekati data setelah menggunakan algoritma Filter

pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X 1 ) dan daya tahan otot tungkai (X 2 ) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah

karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan merupakan hasil belajar. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan

Kertas ini mengkaji corak kemeruapan harga saham sektor ekonomi di Bursa Malaysia, di samping mengenal pasti sektor yang meruap secara berkelangsungan bagi tempoh masa sebelum,

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kemukiman Pulo Breuh Selatan Kecamatan Pulo Aceh

1) Dalam Pelaksanaannya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sudah menjalankan kewenangannya, sebagaimana kewenanganya yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang

Bu nedenle kredi aynı tarihte (14/12/2014) kapatıldığında ilgili ayda tahakkuk eden peşin komisyon tutarı olan 1.268,81 TL ve geri kalan sekiz aya ilişkin itfa edilmemiş

dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Ditambah dengan pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada tahun 2018, angka ini meningkat dari