DJPK
•
•
Pe
Pese
sert
rta
a me
mema
maha
hami
mi es
esen
ensi
si pe
pere
renc
ncan
anaa
aan
n da
dan
n
penganggaran.
penganggaran.
•
•
Pes
Pesert
erta
a me
memah
mahami
ami ket
keterk
erkaita
aitan
n per
perenc
encana
anaan
an dan
dan
pe
peng
ngan
angg
ggar
aran
an, se
, sert
rta
a pe
perm
rmas
asal
alah
ahan
an da
dan
n so
solu
lusi
si
dal
dalam
am imp
implem
lement
entasi
asinya
nya..
•
•
Peser
Peserta
ta mema
memahami sik
hami siklus peny
lus penyusuna
usunan anggara
n anggaran
n
dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan
dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan
penganggaran
Tahapan dan Siklus Anggaran
Esensi Perencanaan dan Penganggaran
Kaitan Perencanaan dan Penganggaran
Dasar Hukum Perencanaan & Penganggaran
PERENCANAAN :
1. UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 2. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. PP 08/2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
4. Permendagri 54/2010 tentang Pelaksanaan PP 08/2008 PENGANGGARAN :
1. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
2. UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
5. Permendagri 13/2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
•
Mengurangi ketidakpastian serta perubahan di masa
datang;
•
Mengarahkan semua aktivitas pada pencapaian visi
dan misi organisasi;
•
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan
sumber daya yang tersedia;
•
Memberikan arah bagi pemda dalam memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat;
•
Sebagai wahana untuk mengukur tingkat keberhasilan
PERDA RPJP DAERAH PERDA RPJM DAERAH RKP DAERAH PENJABARAN RPJP
20 TH
5 TH1 TH
M
U
S
R
E
N
B
A
N
G
D
A
Arah Kebijakan Keuangan Daerah Strategi Pembangunan Daerah Kebijakan Umum Program Kerja Rencana Kerja (Kerangka Regulasi) Rencana Kerja (KerangkaM
U
S
R
E
N
B
A
N
G
D
A
VISI
MISI
ARAH PEMBANGUNAN Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah Prioritas Pembangunan Daerah Rencana Kerja dan Pendanaan Pasal 150 UU 32/ 2004Berdasarkan UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah; UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara; dan UU No 25/2005 SPPN, dokumen rencana pembangunan di
daerah terdiri dari:
• Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD)
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD)
• Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD)
• Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) • Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD)
Masing-masing dokumen tersebut merupakan suatu kesatuan atau saling terkait satu dengan lainnya dan juga dengan dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional.
RPJP Daerah berfungsi sebagai :
• Road map (peta arah) pembangunan daerah 20 tahun kedepan. • pedoman bagi penyusunan RPJMD.
• acuan penyusunan visi dan misi calon kepala daerah.
• instrumen bagi mewujudkan pembangunan berkelanjutan dalam jangka 20
tahun.
• instrumen untuk meningkatkan keunggulan utama daerah (core competency).
RPJM Daerah berfungsi sebagai :
• pedoman pembangunan di daerah selama 5 (lima) tahun. • Pedoman penyusunan rencana kerja tahunan (RKPD).
• alat atau instrumen pengendalian bagi satuan pengawas internal (SPI) dan
Bappeda.
• instrumen mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala SKPD
• pedoman evaluasi penyelenggaraan Pemda sebagaimana amanat PP 6/2008
RKP Daerah berfungsi sebagai :
• instrumen untuk mengoperasionalkan RPJMD. • acuan penyusunan Rencana Kerja SKPD.
Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah I (5) II (10) III (15) IV 20)
Kebijakan dan program Pemb Daerah Serta
Indikasi Rencana Program Prioritas Disertai
Kebutuhan Pendanaan
I II III IV V
Prirotias dan sasaran, serta Program dan
kegiatan 1 2 3 .. 12 Program dan kegiatan dan indikator kinerja SKPD I II III IV V
Program dan keg Pemb Daerah 1 2 3 . . 12 RPJPD RPJMD RKPD Renstra SKPD Renja SKPD
•
Perencanaan sebagai acuan bagi penganggaran
pada dasarnya adalah proses untuk menyusun
rencana pendapatan dan belanja untuk suatu jangka
waktu tertentu.
•
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
dibuat secara berjenjang berdasarkan ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan dan dalam rangka
untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan (Pasal 153 UU No.32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah).
•
Dalam kelompok 3-5 orang, diskusikan alur
perencanaan dan penganggaran
•
Susun alur perencanaan dan
penganggaran dengan tepat dan cepat
•
Kelompok terbaik adalah kelompok yang
menjadikan alur dengan tepat dan cepat
RPJPD RPJMD RKPD
KUA-PPAS
RKA SKPD
Perencanaan Konsistensi Penganggaran
Integrasi Gender Dalam Musrenbang
Manfaat Akses Partisipasi Kontrol • Keterlibatan perempuan dalam Musrenbang• Manfaat langsung dan tidak
langsung dari keterlibatan dalam Musrenbang
• Peningkatan keterlibatan
perempuan dalam
Musrenbang dari tahun ke tahun
Mendorong perempuan
menyampaikan aspirasinya
Penghargaan dan
akomodasi atas aspriasi perempuan
Informasi tentang posisi dan
tindak lanjut usulan laki-laki dan perempuan
Tingkat kehadiran
perempuan dan laki-laki
Upaya mengatasi
hambatan bagi keterlibatan perempuan
Distribusi informasi dan
pengundangan
Pengundangan ke
representasi kelompok perempuan dan laki-laki
RPJPN D I P E R H A T I K A N PEDOMAN 5 TAHUN PEDOMAN PEDOMAN DIJABARKAN DIJABARKAN 20 TAHUN DIACU RPJMN RKP RPJPD PROV RPJMD PROV RKPD PROV RENSTRA SKPD PROV RENJA SKPD PROV D I A C U D I A C U D A N D I S E R A S I K A N D I P E R H A T I K A N PEDOMAN DIJABARKAN PEDOMAN 1 TAHUN DIACU RPJPD K/K RPJMD K/K RKPD K/K D I A C U RENSTRA SKPD K/K RENJA SKPD K/K RENSTRA K/L RENJAK/L PEDOMAN PEDOMAN D I A C U D A N D I S E R A S I K A N PEDOMAN DIACU PEDOMAN RAPBN RAPBD PROV RAPBD K/K PEDOMAN PEDOMAN PEDOMAN
•
Secara konseptual, tujuan pembuatan
anggaran (penyusunan APBD):
•
formulasi kebijakan anggaran (budget
policy formulation)
penyusunan KUA
terkait analisa fiskal
•
perencanan operasional anggaran
(budget operational planning)
terkait
pada alokasi sumber daya keuangan
•
Fungsi anggaran
perancanaan,
pengawasan, koordinasi, dan anggaran
sebagai pedoman kerja.
• Anggaran sebagai alat perencanaan:
• Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan sesuai
dengan visi dan misi yang ditetapkan.
• Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternative sumber pembiayaannya.
• Mengalokasikan sumber-sumber ekonomi pada
berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.
• Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian
strategi.
• Anggaran sebagai alat pengendalian mengendalikan
efisiensi pengeluaran, membatasi kekuasaan atau
kewenangan Pemda, mencegah adanya overlapping dan salah sasaran dalam alokasi anggaran, memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program/kegiatan pemerintah.
• Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberian fasilitas, dorongan dan koordinasi kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi.
• Anggaran sebagai alat politik digunakan untuk
memutuskan prioritas-prioritas kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut.
• Anggaran sebagai alat koordinasi antar unit kerja dalam
organisasi pemda yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
• Anggaran sebagai alat evaluasi kinerja. Kinerja Pemda
akan dinilai berdasarkan target anggaran yang dapat direalisasikan.
• Anggaran berfungsi sebagai alat untuk memotivasi
manajemen Pemda agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisiensi dalam mencapai target kinerja.
•
Pendekatan NPM
merupakan pendekatan
penyusunan anggaran yang fokus pada manajemen
sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan
pada kebijakan.
•
Ciri NPM adalah komparatif, terintegrasi, dan lintas
departemen, proses pengambilan keputusan yang
rasional, berjangka panjang, spesifikasi tujuan dan
adanya skala prioritas, analisis biaya manfaat,
berorientasi pada input, output dan outcome, serta
adanya pengawasan kinerja.
•
Penerapan NPM oleh Pemerintah:
•
anggaran berbasis kinerja (performance based
budgeting),
•
kerangka pengeluaran jangka menengah (MTEF),
•anggaran terpadu (Unified Budget).
Unified Budget
Konsolidasi anggaran operasional dan anggaran investasi: integrasi
perencanaan dan penganggaran berdasar organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja
Performance Based Budgeting Penyusunan anggaran
keterkaitan antara pendanaan dengan output dan outcome
MTEF
Efisiensi alokasi anggaran antar waktu: menjamin konsistensi dan kesinambungan kebijakan
Standar Biaya Perhitungan harga satuan keluaran
Implikasi kebijakan financial saat ini di tahun yang akan
•
Dengan memperhatikan siklus perencanaan dan
penganggaran, diskusikan tahap mana dalam siklus
yang Anda nilai paling menghambat proses
perencanaan dan penganggaran (berikan maksimal
3 tahap yang Anda anggap paling bermasalah).
•
Diskusikan mengapa pada tahapan tersebut
bermasalah dan bagaimana Anda dapat mengatasi
masalah tersebut.
•
Sajikan hasil diskusi Anda pada flipchart
•Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda.
Tahap
Masalah
Solusi
……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… 1 6 11• Sejak awal penyusunan rencana, besaran sumber daya finansial
atau pagu anggaran indikatif sudah diketahui sebagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembahasan di Musrenbang desa, kecamatan, forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten/Kota dan Provinsi.
• Prioritas kegiatan untuk setiap SKPD sudah sama formasinya sejak
dari hasil RKPD, Renja SKP, hingga rencana kerja dan anggaran (RKA) SKPD.
• RKPD dan Rencana Renja yang disusun berdasarkan hasil
Musrenbang Kabupaten/Kota atau Provinsi serta hasil forum SKPD mejadi rujukan utama dalam penyusunan dan pembahasan
kebijakan umum APBD serta prioritas dan Plafon anggaran SKPD.
• DPRD maupun pemerintah daerah memahami bahwa
pengawalan dan konsistensi prioritas kegiatan hasil perencanaan partisipasi sewaktu melaksanakan kegiatan penganggaran
diperlukan.
• Output setiap tahapan dalam proses penganggaran dapat
diakses oleh setiap peserta perencanaan partisipasi. asas transparansi dan akuntabilitas dalam good governance).
NO JENIS KEGIATAN WAKTU 1 Musrenbang Desa/Kelurahan Januari 2 MusrenbangKecamatan Februari 3 Forum SKPD Kabupaten/Kota/Propinsi Maret 4 Musrenbang Kabupaten/Kota Maret 5 Musrenbang Propinsi/Nasional April 6 Penyusunan Renja SKPD – Menjadi Keputusan Ka SKPD April - Mei
7 Penyusunan RKPD – menjadi Peraturan Kepala Daerah s/d Akhir Mei
8 Penyusunan Kebijakan Umum APBD – mengacu Pedoman Peny. APBD
dari Mendagri
Juni
9 Penyampaian Kebijakan Umum APBD kpd DPRD s.d. Pertengahan Juni
10 Pembahasan Rancangan Kebijakan Umum APBD menjadi KUA Akhir Juni 11 Pembahasan PPAS dgn DPRD – Nota Kesepakatan KUA & PPAS s/d Minggu II Juli
12 Kepala Daerah Menerbitkan Pedoman Penyusunan RKA SKPD Agustus
Jadwal Perencanaan (UU 25/2004) dan
Penganggaran Daerah (PP 58/2005)
NO JENIS KEGIATAN WAKTU
13 Penyusunan RKA SKPD Akhir Juli s/d Minggu IV Agustus
14 Evaluasi RKA SKPD oleh Tim Anggaran Eksekutif Daerah Minggu I September 15 Penyusunan Raperda APBD & Raper KDH tentang Penjabaran
APBD
Minggu II - III September 16 Penyebarluasan Raperda tentang APBD kepada Masyarakat Minggu IV
September 17 Pengajuan Raperda tentang APBD kpd DPRD Minggu I Oktober 18 Pembahasan Raperda APBD & persetujuan bersama DPRD Minggu I – IV
November 19 Penyampaian Raperda APBD & Raper KDH tentang Penjabaran
APBD untuk dievaluasi
(3 hari) 20 Evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH tentang Penjabaran APBD (15 hari) 21 Penyempurnaan hasil evaluasi (7 hari) 22 Pengesahan Raperda APBD Minggu IV