PENGOLAHAN LIMBAH KULIT IKAN PARI
PENGOLAHAN LIMBAH KULIT IKAN PARI
SEBAGAI PRODUK MEBEL YANG
SEBAGAI PRODUK MEBEL YANG
ELEGANT ELEGANTBidang Kegiatan : Bidang Kegiatan : PKM Kewirausahaan PKM Kewirausahaan Diusulkan oleh : Diusulkan oleh : 1.
1. Maj’al LubabMaj’al Lubab (31601300860/2013)(31601300860/2013) 2.
2. Farida Farida (31601300854/2013)(31601300854/2013) 3.
3. Ika Ika Savitri Savitri (316013008(31601300828/2013)28/2013)
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
AGUNG
SEMARANG
SEMARANG
2014
iii Usaha kelompok yang diusulkan diprogram PKM bidang kewirausahawan merupakan usaha yang akan bergerak dalam bidang pengolahan atau penyamakan kulit berbahan baku kulit ikan pari. Dengan produk utamanya yaitu produk – produk mebel
yang elegant .
Pemilihan produk mebel dari kulit ikan pari sebagai produk utama merupakan suatu bentuk inovasi dalam bidang perkulitan sehingga bisa menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam produk akhirnya. Selain itu penyamakan kulit ikan pari dipilih karena memiliki nilai jual tersendiri bagi masyarakat pengrajin kulit pada khususnya dan para pecinta produk kulit pada umumnya. Hal ini dikarenakan kulit ikan pari mempunyai daya tarik yang unik dan menarik sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat luas, selain itu juga untuk menambah added value dari limbah kulit ikan pari.
Usaha ini rencananya akan memproduksi produk di Jalan Karangrejo Utara Dalam V, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Banyumanik termasuk daerah bagian atas di Kota Semarang yang berdekatan dengan laut Semarang dan pelabuhan
Tanjung Emas sehingga bahan baku kulit ikan pari mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah.
Ide usaha ini merupakan ide bersama dari Maj’al Lubab, Farida dan Ika Savitri yang merupakan mahasiswa semester 7 jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Agung. Ide ini muncul karena melihat limbah kulit ikan pari yang sering dibuang begitu saja, dan banyaknya permintaan produk kulit exotic khususnya kulit ikan pari yang belum terpenuhi kemudian ditambah pengalaman dan praktek ilmu perkulitan (penyamakan) yang diperoleh penulis maka semakin meyakinkan untuk meralisasikan ide usaha ini.
Adapun kegiatan untuk memulai usaha ini yaitu meliputi persiapan awal yang terdiri dari survei lapangan, persediaan media pemasaran dan publikasi, pembelian bahan baku dan penunjang produksi. Setelah itu pelaksanaan kegiatan yang meliputi publikasi pemasaran melalui jaringan mahasiswa, internet dan pasar. Penyamakan kulit ikan pari dan pembuatan produk mebel, pembagian kuisioner, evaluasi dan laporan akhir serta presentasi. Anggaran yang dibutuhkan untuk memulai ide usaha ini yaitu sebesar Rp 12.491.000,00 yang digunakan untuk membeli peralatan, bahan habis pakai, transportasi, administrasi dan lain – lain.
iv halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ...ii
RINGKASAN... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA... 3
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ... 4
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 6
DAFTAR PUSTAKA ... 7
BAB 1. PENDAHULUAN
Dalam usaha mencapai tujuan pembangunan, pemerintah berusaha menggali dan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Salah satu pilihan dalam menggali sumber daya alam tersebut adalah di bidang perkulitan.
Ikan merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang sangat baik dikonsumsi untuk kesehatan manusia. Banyak jenis ikan, baik ikan asin (laut) maupun ikan air tawar yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat kita, misalnya bandeng, tengiri, tuna, mas, gurami, bawal, lele, dan sebagainya. Namun demikian, ternyata banyak pula jenis ikan yang kurang dikenal dan kurang disukai oleh masyarakat kita. Adapun beberapa alasan yang menyebabkan jenis ikan menjadi atau tidak suka antara lain adalah banyak tulang (duri), rasa dan bau tidak enak, sulit penanganan dan pengolahannya, dan sebagainya.
Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan teknologi penanganan pasca panen, dapat diketahui bahwa ternyata ikan yang berasal dari jenis – jenis yang kurang disukai tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan berbagai jenis industri. Sehingga dengan demikian, ikan – ikan yang semula dianggap sebagai ikan yang tidak bernilai ekonomi dan umumnya hanya dijual dengan harga yang sangat rendah tersebut, akhirnya dapat memberikan keuntungan ekonomi yang tinggi, dan bahkan mungkin jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis ikan konsumsi.
Kelompok ikan yang dimanfaatkan industri, pada umumnya justru tidak dikonsumsi oleh manusia, sehingga bila dikembangkan menjadi salah satu industri tidak akan mengganggu kepentingan konsumsi ikan masyarakat, sebagai contoh ikan pari. Ikan pari pada umumnya hanya dikonsumsi dagingnya setelah diasinkan, karena daging segarnya kurang begitu disenangi. Harganya sangat rendah, bahkan oleh sebagian nelayan dihindari karena sering merusak jaring atau jala dan dianggap sebagai ikan pembawa petaka (ketidakberuntungan). Namun demikian, ikan pari dapat dieksploitasi sebagai bahan dasar (baku) industri kulit, yang dimanfaatkan dalam industri kerajinan sepatu, tas, dompet, ikat pinggang, dan lain – lain, dengan nilai ekonomi yang tinggi. Peluang pemanfaatan kulit ikan pari ini secara otomatis mendorong naiknya harga ikan pari sebagai bahan bakunya. Peluang pemanfaatan kulit ikan pari ini sangat didukung oleh populasi ikan pari yang cukup tinggi dan tersebar diseluruh perairan Indonesia. Usaha pengolahan kulit ikan pari tersebut dapat dilakukan baik dalam skala kecil (rumah tangga), menengah, maupun besar, yang semuanya dilakukan secara manual sebagai industri kerajinan, sehingga dapat dilakukan secara berkelompok ataupun perorangan.
Pengolahan kulit khususnya kulit pari, pada umumnya hanya diawetkan atau diolah setengah jadi (crust ) dan kebanyakan dibuat kerajinan seperti dompet, tas, gantungan kunci saja, belum ada yang menjadikan produk mebel. Penyamakan kulit, khususnya kulit ikan pari tidak selalu membutuhkan modal yang besar dan peralatan modern. Sebab, penyamakan kulit dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan harganya pun murah.
Berdasarkan data Statistik Perikanan Indonesia, pada tahun 2001 – 2013 terekam jumlah volume ikan pari yang ditangkap dan didaratkan oleh para nelayan di seluruh Indonesia adalah sebagai beikut :
Tabel 1. Jumlah Volume Tangkapan Ikan Pari di Indonesia dari Tahun 2001 – 2013 Tahun Volume (Ton)
2001 44.451 2002 49.492 2003 59.459 2004 57.977 2005 26.944 2006 29.069 2007 35.650 2008 35.784 2009 45.265 2010 37.799 2011 40.432 2012 31.813 2013 46.366
Dari data pada Tabel 1. di atas terlihat produksi penangkapan ikan pari di Indonesia berfluktuasi, dan mengalami penurunan pada tahun 2005. Namun demikian secara keseluruhan perkembangan volume hasil tangkap ikan pari mengalami peningkatan dari tahun 2001 – 2011 2,33%, dari tahun 2008 – 2013 sebanyak 19,48% dan untuk 2012 – 2013 mengalami kenaikan sebesar 6,13%. Peningkatan produksi ikan pari ini akan sangat mempengaruhi volume produksi hasil pengolahan/penyamakan
ikan pari yang nantinya digunakan untuk pembuatan mebel.
Berikut Data Permintaan dan Penawaran Kulit crusting Ikan Pari di Semarang dan Yogyakarta Tahun 2013 :
Tabel 2. Data Permintaan Kulit Crusting Ikan Pari Lokasi Permintaan dari
Pengrajin Jumlah Permintaan Kulit tiap Pengrajin/Bulan Jumlah Permintaan Seluruhnya Semarang 14 500 6000 Yogyakarta 36 1500 18000 (Sumber : APKI, 2013)
Tabel 3. Data Penawaran Kulit Crusting Ikan Pari Dari Pengrajin
Lokasi Nama Jumlah Penawaran/Bulan Sleman Dian Mandala 400 lembar
Bantul Pari Radja 400 lembar Pati Very’s Leather 150 lembar
Rembang Ardian 150 lembar
Usaha pengolahan kulit ikan pari menjadi produk mebel ini belum memiliki pesaing yang sejenis di Kota Semarang dan masih terbilang sedikit di Indonesia, padahal menurut Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Semarang Erie Sasmito memaparkan pada tahun 2014 ada kenaikan permintaan sebesar 10%. Selain pasar ASEAN dan Eropa, Direktur Eksekutif Asmindo Indrawan mengatakan telah melakukan pemasaran produk mebel dan kerajinan Indonesia ke pasar Amerika dan Jepang. Responnya, permintaan produk mebel dan kerajinan Indonesia di Amerika bisa mencapai 29%. Adapun pasar mebel di Jepang hanya menyumbang penjualan 12%. Dengan demikian masih ada peluang pasar yang sangat besar sebesar 17%.
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Kulit ikan pari di daerah Kota Semarang belum diolah secara maksimal oleh masyarakat setempat, karena masyarakat Kota Semarang belum tahu cara mengolah kulit ikan pari, maka kulit ikan pari tersebut sebagian hanya diawetkan dengan menggunakan garam kemudian dijual dan sebagiannya lagi dibuang begitu saja (bahkan menjadi limbah). Bahkan, di Pekalongan limbah kulit Ikan Pari di buang begitu saja.
Kulit ikan pari yang mengandung sisik mutiara sangat bagus apabila disamak. Kulit pari memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki kulit hewan darat, yaitu pola – pola pada permukaan kulit. Pola ini sangat spesifik dan indah, terutama sisik
mutiaranya sehingga harga kulit ikan pari tergolong mahal.
Proses penyamakan kulit ikan pari sama dengan proses penyamakan kulit hewan lainnya. Ukuran ikan pari yang disamak yaitu memiliki kulit sisik mutiara dengan lebar minimal 15 cm, hal ini sesuai dengan peruntukan bahan pada produk mebel sehingga produk mebel yang dibuat semakin elegant dan exclusive dengan demikian maka akan meningkatkan nilai ekonomis dari kulit ikan pari dan meningkatkan nilai jual dari produk mebel tersebut. Kulit ikan pari yang disamak, pada saat ini banyak diminati pembeli baik dari lokal maupun luar negeri seperti dari Jepang. Kulit ikan pari yang telah disamak ini selain akan dibuat produk mebel, rencananya juga akan dijual ke pengrajin – pengrajin kreatif di Indonesia khususnya di Semarang, dan jogja yang memproduksi produk – produk fashion seperti tas, dompet, dan asesoris, guna mempercepat perputaran modal, sehingga usaha ini tidak hanya menguntungkan penulis yang akan berusaha mengolah kulit ikan pari menjadi mebel tetapi juga bisa meningkatkan nilai ekonomis produk menjadi lebih tinggi serta dapat meningkatkan daya tarik dari produk kerajinan. Hal ini dikarenakan bahan baku yang digunakan merupakan kulit ikan pari yang mempunyai nilai estetika yang menarik dan unik untuk dijadikan produk kerajinan, terutama di permebelan. Nantinya usaha ini akan mengolah kulit ikan pari sebanyak 200 lembar per bulan, kemudian akan dijadikan produk mebel berupa frame foto, cermin dan meja. Untuk bahan baku kulit kami mendapatkannya dari Pantai Semarang dan Pekalongan, sebab di Semarang dan Pekalongan ini masih banyak kulit ikan pari yang belum terolah secara maksimal, kemudian anggota kelompok usaha ini juga berasal dari Semarang dan Pekalongan sehingga mudah dalam mendapatkan bahan bakunya, Sedangkan untuk bahan baku mebel setengah jadi
diperoleh dari Semarang kemudian Kami menambahkan atau melapisinya sendiri dengan kulit ikan pari yang telah diolah.
a. Produk
Bahan dasar yang berasal dari ikan pari akan diolah menggunakan bahan penyamak mineral dan dibuat lembaran seperti pada awal pengulitan, sehingga akan mengalami proses pementangan supaya bisa mendapatkan lebar yang maksimal. Kemudian ada juga yang difinishing dengan metode lukis atau semprot sesuai dengan motif dan warna yang diinginkan.
b. Keunggulan
Produk ini juga memiliki keunggulan dalam pola – pola pada permukaan kulit, pola ini sangat spesifik dan indah, terutama sisik mutiaranya, dan bisa diwarna dan diberi motif sesuai dengan selera konsumen. Kulit ikan pari juga sangat kuat (tidak mudah sobek) dan awet sehingga sangat cocok bila digunakan untuk melapisi produk mebel.
Penulis dapat mengatakan keunggulan produk seperti diatas karena penulis sudah mencoba untuk mengolah kulit ikan pari.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Persiapan Awal
Survei Lapangan Persiapan Media Pemasaran&Publikasi Pembelian Bahan Baku&Penunjang
Pelaksanaan Kegiatan
Publikasi & Pemasaran Penyamakan Kulit Ikan Pari dan Pembuatan Produk Mebel
Kuisioner
Jaringan
Pengrajin Kreatif
Internet Pasar / Pameran
Evaluasi
Laporan Akhir & Presentasi Gambar 1. Alur Pelaksanaan Kegiatan
Dalam menyamak kulit ikan pari sampai menjadi produk mebel akan digunakan alat – alat produksi semi modern. Artinya dalam proses produksinya nanti menggunakan alat produksi modern dan tradisional. Hal ini dilakukan agar dalam mengolah produk ini bisa lebih efisien dan lebih murah. Selain itu disesuaikan dengan kemampuan sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan jenis proses produksi yang ada dan akan dilakukan. Untuk mendapatkan sumber daya tersebut maka diawal persiapan dilakukan survei pasar, bahan baku dan penolong, alat kemudian
membelinya.
Proses penyamakan kulit ikan pari diawali dengan melakukan penimbangan terhadap kulit mentah ikan pari yang telah diseset sisa daging dan tulangnya. Setelah dilakukan penimbangan kulit mentah direndam dalam larutan campuran dari air, tepol dan soda kue. Kulit ikan pari mentah tersebut diaduk selama 30 menit dan direndam selama 1 malam hingga kulit menjadi lemas dan basah secara keseluruhan. Setelah proses perendaman selesai, kemudian dilakukan proses pengasaman menggunakan
campuran dari air, garam, asam semut dan asam sulfat.
Setelah pH telah mencapai 3 dilakukan proses pretanning menggunakan glutaldehide dan dilakukan pemutaran selama 1 jam. Proses selanjutnya yaitu proses penyamakan dengan menggunakan Formalin. Proses dilakukan dengan menggunakan larutan pengasaman dan dilakukan pemutaran selama 2 jam, setelah proses pemutaran dengan Formalin dianggap cukup dilakukan proses penaikan basisitas dengan menggunakan soda kue atau soda abu supaya afinitas formalin pada kulit meningkat sehingga ketika dilakukan uji boiling test bisa memenuhi standart. Kemudian dilakukan retanning dengan campuran air dan syntan dilakukan dengan cara diputar selama 1 – 2 jam. Proses terakhir dalam proses basah ialah peminyakan dan pengikatan. Setelah proses basah selesai dilakukan proses pengamplasan, pelemasan, dan terakhir proses pementangan. Pembuatan kulit crusting ikan pari ini di Jalan Karangrejo, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang.
Untuk penanganan limbah cair dari proses penyamakan kulit crusting ikan pari ini yaitu dengan melakukan treatment seperti untuk menghilangkan bau limbah cair ditreatment menggunakan peroksida, dan untuk limbah chrom ditampung dan difilter serta diberi tawas untuk menyesuaikan pH lingkungan yaitu sekitar 6 – 9 kemudian baru dialirkan kalau cairan limbah sudah bening dan pH sudah sesuai.
Setelah memproses pengolahan limbah kulit ikan pari menjadi kulit crusting / perkamen yang digunakan untuk melapisi produk mebel selesai, Kami akan bekerjasama dengan pengrajin mebel dalam pembuatan mebel kulit ikan pari di Jawa
Tengah dan di Jogja.
Publikasi dan pemasaran rencananya akan menggunakan fb, web dan ikut aktif dalam sharing bersama forum wirausahawan muda dan aktif mencari di lembaga pemerintahan untuk mengikuti pameran.
Penyebaran kuisioner dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil produk untuk dikembangkan pada produksi dan pemasaran selanjutnya dalam rangka melayani dan memuaskan keinginan customer .
Evaluasi kegiatan mencakup tiga aspek target eveluasi, yaitu sistem produksi dilakukan pada setiap minggu, produk yang dilakukan setiap kali proses produksi dilakukan, dan pemasaran.
Tahap Akhir dan Presentasi berisi pembuatan laporan akhir program dan persiapan materi – materi persentasi dalam tahapan monev (monitoring dan evaluasi).
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4. Ringkasan Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya ( Rp ) 1. Peralatan
a. Ember
b. Sarung Tangan c. Pisau seset
d. Pisau buang daging e. Spray gun f. Kompresor 40.000 10.000 150.000 400.000 550.000 2.600.000 2. Bahan Habis Pakai
a. Kulit Ikan pari b. Glutaldehide c. Minyak ikan d. FA e.Alkyl sulfat f. NaHSO3 g.Soda Kue h. Kapur i. H2O2 j. NaOH k. ZA l. Anti Jamur m. Bating Agent n. Garam o. Formalin p. Sintan q. Frame r. Meja 4.000.000 357.000 390.000 80.000 60.000 45.000 36.000 52.500 20.000 9.000 20.000 30.000 45.000 36.000 126.000 99.000 200.000 600.000 3. Perjalanan
a. Perjalanan ke Jogja untuk survei pusat IKM kulit b. Perjalanan survei bahan baku dan pengrajin kreatif di
Semarang
c. Pengiriman bahan kimia dari Jogja ke Semarang dan pengiriman sampel produk
500.000 250.000 500.000
4. Administrasi a. Kertas HVS b. Biaya Print
c. Biaya Fotocopy Publikasi&Promosi
a. Pulsa Modem untuk pembuatan media promosi di internet
b. Pembuatan web
c. X-Banner Pencetakan Kartu Nama d. Kaos Usaha untuk ikut pameran
20.000 25.000 20.000 50.000 900.000 150.000 30.000 90.000 TOTAL 12.491.000 4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 5. Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan Ke-1 2 3 4 5 1.
Persiapan Awal Survei lapangan
Persiapan media pemasaran dan publikasi Pembelian bahan baku&penunjang produksi
2.
Pelaksanaan Kegiatan
Penyebaran publikasi(internet,jaringan pengrajin dan eksternal)
Pembuatan kulit crusting ikan pari
Pembuatan kulit crusting ikan pari untuk mebel Penjualan Kulit crusting ikan pari&prodk mebelnya Pembagian kuisioner terkait mutu dan kualitas
produk 3.
Evaluasi
Rapat Evaluasi
Pelaksanaan hasil evaluasi 4. Laporan Akhir
Pembuatan Laporan akhir 5. Presentasi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Kondisi Penyamakan Kulit&Permasalahannya (APKI). URL :
http://www.herdoniwahyono.com/2013/04/kondisi-industri-penyamakan-kulit.html. [Online, accessed 16 September 2014].
Asmindo. 2014. Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia.
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2013. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2013. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Irwan Sukendar, ST, MT 2 Jenis Kelamin L/P Laki-Laki
3 Program Studi Teknik Industri
4 NIDN 00-100176-01
5 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 10 Januari 1976 6 E-mail irwan@unissula.ac.id 7 Nomor Telepon/HP 085741330182
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi UII Yogyakarta ITB Bandung -Jurusan Teknik Industri Teknik Industri
-Tahun Masuk 1994 2003
-C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
D. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan
Ilmiah/Pemakalah Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat 1. Seminar Nasional Riset
dan Teknologi Terapan (RITEKTRA)
Perencanaan Sistem Bisnis Enterprise
Resource Planning (ERP) dengan Pendekatan Permodela Sistem Universitas Atma Jaya Jakarta, 26-27 September 2013
2. Seminar Nasional Teknik Industri UGM
Penentuan Kebijakan Persediaan dengan
Metode Economic Order Quantity All Unit
Discount
UGM
Yogyakarta 26 Juli 2011
3. Seminar Nasional Riset Prioritas Pengembangan IKM
Jakarta 7-8 Juli 2011
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Ember Proses Kulit 1 Buah 40.000 40.000 Sarung Tangan Proses Kulit 1 Pasang 10.000 10.000 Pisau Seset Fleshing 1 Buah 150.000 150.000 Pisau Buang
Daging Fleshing 1 Buah 400.000 400.000 Spray Gun Finishing 1 Buah 550.000 550.000 Kompresor Finishing 1 Buah 2.600.000 2.600.000 SUB TOTAL (Rp) 3.750.000 2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
(Rp) Jumlah (Rp) Kulit Ikan Pari Bahan mentah kulit 200 lembar 20.000 4.000.000 Glutaldehide Bahan kimia kulit 5,5 liter 65.000 357.500 Minyak Ikan Bahan kimia kulit 6 liter 65.000 390.000 FA Bahan kimia kulit 5 liter 16.000 80.000 Alkyl Sulfat Bahan kimia kulit 5 liter 12.000 60.000 NaHSO3 Bahan kimia kulit 1 kg 45.000 45.000 Soda Kue Bahan kimia kulit 6 kg 6.000 36.000 Kapur Bahan kimia kulit 7 kg 7.500 52.500 H2O2 Bahan kimia kulit 2 liter 10.000 20.000 NaOH Bahan kimia kulit 1 kg 9.000 9.000 ZA Bahan kimia kulit 2 kg 10.000 20.000 Anti Jamur Bahan kimia kulit 0,25 kg 120.000 30.000 Bating Agent Bahan kimia kulit 1 kg 45.000 45.000 Garam Bahan kimia kulit 9 kg 4.000 36.000 Formalin Bahan kimia kulit 7 kg 18.000 126.000 Sintan Bahan kimia kulit 3 kg 33.000 99.000 Frame Produk mebel
setengah jadi 10 buah 20.000 200.000 Meja Produk mebel
setengah jadi 3 buah 200.000 600.000 SUB TOTAL (Rp) 6.206.000 3. Perjalanan Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Perjalanan Ke Jogja Survei Pusat IKM 5 kali 100.000 500.000
Kulit&Penjualan Kulit Perjalanan Ke Pengrajin Semarang Survei bahan baku 25 kali 10.000 250.000 Perjalanan Jogja Ke Semarang Pengririman bahan kimia dan
sampel produk 5 kali 100.000 500.000 SUB TOTAL (Rp) 1.250.000 4. Lain – Lain Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Kertas HVS Administrasi ½ Rim 40.000 20.000 Biaya Print Administrasi 50 lembar 500 25.000 Biaya Fotocopy Administrasi 100
lembar 200 20.000 Pulsa modem Promosi 2 GB - 50.000 Pembuatan Web Promosi 900.000 X-Banner Promosi 1 pcs 150.000 150.000 Pencetakan
Kartu Nama
Promosi saat
pameran 1 pack 30.000 30.000 Kaos Usaha Promosi saat
pameran 3 pcs 30.000 90.000 SUB TOTAL (Rp) 1.285.000 TOTAL (Rp) 12.491.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas Tabel 6. Pembagian Tugas
No. Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu (Jam/Minggu) Uraian Tugas 1. Maj’al Lubab (31601300860) Teknik Industri Managemen Industri 56 Jam/Minggu membuat dan memutuskan konsep dan strategi yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian rencana usaha. Mengawasi, mengarahkan, dan memantau jalannya kegiatan. Menerima laporan dari setiap bagian jabatan. Mengevaluasi dan mengambil keputusan strategis penelitian rencana usaha. Membuat kulit crusting ikan pari. Membuat mabel
kulit ikan pari Bertanggungjawab atas proses produksi. Mengevaluasi dana membuat laporan akhir ketua 2. Farida (31601300854) Teknik Industri Managemen Industri 49 Jam/Minggu Membuat dan melaksanakan rencana pemasaran. Bertanggung jawab atas pembuatan desain promosi, media promosi, dan sebagainya yang berhubungan
dengan pemasaran. Melakukan laporan harian secara lisan dan tertulis kepada pimpinan.
Bertanggung jawab atas seluruh
peralatan dan media pemasaran. Membuat kuisioner Membuat rencana pembelian bahan baku dan penunjang produksi Mengevaluasi dan membuat laporan akhir sekretaris Merekap laporan
akhir dari setiap jabatan 3. Ika Savitri (31601300828) Teknik Industri Managemen Industri 63 Jam/Minggu Menyurvei pasar, konsumen dan bahan baku. Bertanggung jawab dalam penyebaran kuisioner dan brosur. Mencari dan bertemu dengan forum pengrajin Bertanggung jawab dalam pembelian bahan baku dan penunjang produksi Mengevaluasi dan
membuat laporan akhir bagian lapangan
Lampiran 5. Foto Limbah Kulit Ikan Pari di Pekalongan, Foto Ikan Pari dan P roduknya
FOTO LIMBAH KULIT IKAN PARI
Gambar 2. Limbah Kulit Ikan Pari di Pekalongan
FOTO IKAN PARI MENTAH