43
Representasi Deret ke dalam Bentuk Integral Lipat Dua
Siti Julaeha
1, a)dan Arini Soesatyo Putri
2, b)1Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung 2Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung
a)email: [email protected] b) email: [email protected]
Abstrak
Representasi suatu deret ke dalam bentuk lain merupakan salah satu kajian yang terdapat di dalam ilmu matematika. Salah satu representasi yang paling umum digunakan adalah representasi deret ke dalam bentuk integral, yang memungkinkan deret tersebut (khususnya deret tak terhingga) dapat ditentukan nilai atau jumlahnya. Banyak cara untuk merepresentasikan deret ke dalam bentuk integral, diantaranya dengan memanfaatkan ekspansi deret Maclaurin, fungsi khusus integral (fungsi gamma dan beta), serta teorema-teorema yang telah ada sebelumnya. Anthony Sofo [9] dalam kajiannya telah menemukan bentuk deret π(π, π, π, π, π, π‘), yang kemudian akan dikaji bagaimana bentuk integral lipat dua dari deret tersebut di dalam paper ini beserta analisis kekonvergenannya.
Kata kunci: Deret Maclaurin, Integral Lipat Dua, Integral Euler, Identitas Kombinatorial.
Pendahuluan
Masalah utama dalam kajian deret terutama deret tak hingga adalah untuk mencari status konvergensi dan menentukan nilai atau jumlah dari deret tersebut yang tidak dapat dikalkulasikan dengan cara biasa. Hal inilah yang menjadi landasan dilakukannya representasi suatu deret. Salah satu representasi yang digunakan ialah representasi deret ke dalam bentuk integral. Masalah ini sudah dikaji dengan baik dalam kajian matematika diskrit dan kalkulus. Di dalam paper ini, kita akan mengkaji bentuk integral dari deret
S(π, π, π, π, π, π‘) = β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π ππ ) β π=0
Dan status konvergensinya. Kita menganalisis beberapa hasil yang telah dipublikasikan oleh Anthony Sofo [9] dan penulis lainnya.
Teori
Definisi 1.1. [1] Fungsi Gamma dikenal juga sebagai integral Euler kedua, didefinisikan oleh integral tak
wajar
π€(π) = β« π₯β πβ1πβπ₯ππ₯
0 .
Integral tersebut konvergen secara mutlak untuk π₯ β₯ 1. Atau dapat juga didefinisikan sebagai fungsi faktorial π€(π) = (π β 1)!.
44
Definisi 1.2. [1] Fungsi Beta dikenal sebagai integral Euler pertama, didefinisikan sebagai
π΅(π, π) = β« π₯01 πβ1(1 β π₯)πβ1ππ₯, untuk p > 0 dan q > 0. Hubungan fungsi gamma dan fungsi beta didefinisikan oleh
π΅(π, π) = π€(π)π€(π)π€(π+π)
Definisi 1.3. [3] Deret Maclaurin merupakan deret Taylor dari suatu fungsi di tiitk 0 yang didefinisikan
dengan f(0) + fβ(0)(x) +
f ' ' ( )
0
2!
x 2 +f ' ' ' ( )
!
0
3
x 3 + . . . Definisi 1.4. [6] Deret Hipergeometri didefinisikan oleh deret pangkatπΉππ(π1, π2, β¦ , ππ; π1, π2, β¦ , ππ; π‘) = β
(π1)π(π2)πβ¦(ππ)ππ‘π
(π1)π(π2)πβ¦(ππ)ππ!
β π=0
Dimana (π)π= π(π + 1)(π + 2)(π + 3) β¦ (π + π β 1) merupakan simbol Pochhammer.
Hasil dan Diskusi
Lemma berikut ini merupakan representasi integral dari 1
(π+π)π, yang mana bentuk identitas
tersebut akan membantu kita untuk menemukan representasi integral dari suatu deret tertentu.
Lemma 1.5. [9[ Misalkan π + π β₯ 0, π, π β π dan π β₯ 0, maka
1 (π + π)π= { 1 (π β 1)!β« π¦ πβ1πβπ¦(π+π)ππ¦ β 0 , untuk π β₯ 1 1 , untuk π = 0
Bukti. Untuk π β₯ 1, dengan menggunakan integral parsial kita peroleh
1 (πβ1)!β« π¦ πβ1πβπ¦(π+π)ππ¦ β 0 = 1 (πβ1)! [β« πβ1 π+ππ βπ¦(π+π)π¦πβ2ππ¦ β 0 ] =(πβ1)(πβ2)(πβ3)β¦(2)(1) (πβ1)!(π+π)πβ1 [β« πβπ¦(π+π)ππ¦ β 0 ] = 1 (π+π)π.
Untuk π = 0, maka didapat
1
(π+π)0 = 1. β
Teorema selanjutnya akan membahas mengenai representasi deret S(π, π, π, π, π‘), yang mana deret tersebut menjadi landasan untuk merepresentasikan deret S(π, π, π, π, π, π‘) yang telah didefinisikan sebelumnya.
Teorema 1.6. [9] Misalkan a merupakan bilangan bulat positif sebarang, |π‘| β€ 1, π β₯ 0, π β₯ 0, dan π β₯
1, maka S(π, π, π, π, π‘) = β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π π ) β π=0 = { 1 (πβ1)!β« β« (1βπ₯)ππ¦πβ1πβπ¦(π+1) (1βπ‘π₯ππβππ¦)π ππ₯ππ¦, untuk π β₯ 1 1 0 β 0 β« (1βπ‘π₯(1βπ₯)π)ππππ₯ 1 0 , untuk π = 0 (1)
45 Bukti. Untuk π β₯ 1, β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π π ) β π=0 = β π‘π(π+πβ1 π )π!(ππ)! (ππ+π+1)π(ππ+π+1)! β π=0 .
Berdasarkan definisi fungsi gamma dan beta, selanjutnya kita peroleh
β π‘ π(π+πβ1 π )π€(π+1)π€(ππ+1) (ππ+π+1)ππ€(ππ+π+2) β π=0 = β π‘π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π π΅(ππ + 1, π + 1) β π=0 = β π‘π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π β« π₯ππ 1 0 β π=0 (1 β π₯)πππ₯ =(πβ1)!1 ββπ=0π‘π(π+π+1π )β« π¦πβ1πβπ¦(ππ+π+1)ππ¦ β 0 β« π₯ ππ(1 β π₯)πππ₯ 1 0
Dengan menggunakan Lemma 1.5 dan asumsi dapat mengubah urutan penjumlahan dengan integral, maka 1 (πβ1)!β« β« (1 β π₯) π 1 0 π¦ πβ1πβπ¦(π+1)[β (π+π+1 π )(π‘π βπ¦ππ₯π)π β π=0 ]ππ₯ β 0 (2)
Selanjutnya perhatikan bentuk deret ββπ=0(π+πβ1π )(π‘πβπ¦ππ₯π)π, dengan menggunakan fungsi pembangkit deret tersebut memiliki bentuk tertutup (1 β π‘πβπ¦ππ₯π)βπ . Dari persamaan (2) dapat dituliskan menjadi 1 (π β 1)!β« β« (1 β π₯) π 1 0 π¦πβ1πβπ¦(π+1)[β (π + π + 1 π ) (π‘π βπ¦ππ₯π)π β π=0 ] ππ₯ β 0 = 1 (πβ1)!β« β« (1βπ₯)ππ¦πβ1πβπ¦(π+1) (1βπ‘πβπ¦ππ₯π)π 1 0 β 0 ππ₯ππ¦. (3) Untuk π = 0, π(π, π, 0, π, π‘) = β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)(ππ+ππ ) β π=0 = β π‘π(π+πβ1 π )π€(π+1)π€(ππ+1) π€(ππ+π+2) β π=0 = β π‘π(π + π β 1 π ) β« π₯ ππ(1 β π₯)πππ₯ 1 0 β π=0 = β« (1 β π₯)π 1 0 β ( π + π β 1 π ) β π=0 = β« (1βπ‘π₯(1βπ₯)π)ππππ₯ 1 0 .
Selanjutnya akan ditentukan interval dimana deret S(π, π, π, π, π‘) = β π‘
π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π π ) β π=0 konvergen
menuju suatu nilai. Perhatikan bahwa π‘
π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π π ) β€π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+1)(ππ0)= π‘π(π+πβ1 π ) (ππ+1) . Dengan
menggunakan uji rasio mutlak kita peroleh lim πββ| π’π+1 π’π | = limπββ| π‘π+1(π+π π+1) (ππ+π+1) (ππ+1) π‘π(π+πβ1 π ) | = lim πββ| π‘(ππ+1)(π+π) (ππ+π+1)(π+1)| = |π‘| < 1. Sehingga deret β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+1) β
π=0 akan konvergen untuk |π‘| < 1, mengakibatkan β
π‘π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π π ) β π=0
juga akan konvergen untuk |π‘| < 1.
46
Akibat 1.7. [9] Misalkan kondisi pada Teorema 1.6 terpenuhi, maka
β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π π ) β π=0 = πππ‘ π! β« β« (1βπ₯)ππ₯πβ1π¦ππβπ¦(π+π+1) (1βπ‘π₯ππβππ¦)π+1 ππ₯ππ¦ 1 0 β 0 , for π β₯ 0 (4)
Bukti. Berdasarkan Teorema 1.6
β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π π ) β π=0 = β π‘π(π+πβ1 π )π!(ππ)! (ππ+π+1)π+1(ππ+π)! β π=0 = β π‘ π(π+πβ1 π )π€(π+1)πππ€(ππ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π)! β π=0 = π β ππ‘π(π+πβ1 π ) β« π₯ππβ1(1βπ₯)πππ₯ 1 0 (ππ+π+1)π+1 β π=0 =πππ‘ π! β« β« (1βπ₯)ππ₯πβ1π¦ππβπ¦(π+π+1) (1βπ‘π₯ππβππ¦)π+1 ππ₯ππ¦ 1 0 β 0 . β
Teorema 1.8. [9] Misalkan π dan π bilangan bulat positif sebarang dimana π β π β₯ 0, π β₯ 0, π β₯ 0, π‘ β
π dan π β₯ 1. Untuk |π‘ππ(πβπ)πβπ ππ | β€ 1, maka: S(π, π, π, π, π, π‘) = β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π ππ ) β π=0 = { 1 (πβ1)!β« β« (1βπ₯)ππ¦πβ1πβπ¦(π+1) (1βπ‘π₯π(1βπ₯)πβππππ¦)πππ₯ππ¦ , for π β₯ 1 1 0 β 0 β« (1βπ‘π₯π(1βπ₯)(1βπ₯)ππβπ)πππ₯ 1 0 , for π = 0 (5) Bukti. Untuk π β₯ 1, β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π ππ ) β π=0 = β π‘π(π+πβ1 π )π΅(ππ+1,(πβπ)π+π+1) (ππ+π+1)π β π=0 = 1 (πβ1)!β« β« (1 β π₯) ππ¦πβ1πβπ¦(π+1) 1 0 β 0 β ( π + π β 1 π ) (π‘π₯ π(1 β π₯)πβππβππ¦)πππ₯ππ¦ β π=0 = 1 (πβ1)!β« β« (1βπ₯)ππ¦πβ1πβπ¦(π+1) (1β(π‘π₯π(1βπ₯)πβππβππ¦)πππ₯ππ¦ 1 0 β 0 . Untuk π = 0 S(π, π, π, 0, π, π‘) = β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)(ππ+π ππ ) β π=0 = β π‘π(π+πβ1 π )π€(ππ+1)π€(ππ+πβππ+1) π€(ππ+π+2) β π=0 = β π‘π(π + π β 1 π ) π΅(ππ + 1, (π β π)π + π + 1) β π=0 = β« (1 β π₯)πββπ=0(π+πβ1π ) 1 0 (π‘π₯ π(1 β π₯)πβπ)πππ₯. = β« (1βπ₯)π (1βπ‘π₯π(1βπ₯)πβπ)πππ₯ 1 0 . β
Selanjutnya akan ditentukan interval dimana deret S(π, π, π, π, π, π‘) konvergen menuju suatu nilai. Perhatikan bahwa π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π ππ ) β€π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+1)(ππ ππ)
, Dengan menggunakan uji rasio mutlak, kita dapat
lim πββ| π’π+1 π’π | = limπββ| π‘π+1(π+π π+1) (ππ+π+1)(ππ+π ππ+π) (ππ+1)(ππ ππ) π‘π(π+πβ1 π ) |
47 = lim πββ| π‘(π+π)!(ππ+π)!(ππ+πβππβπ)!(ππ+1)(ππ)!π!(πβ1)! (ππ+π+1)(π+1)!(πβ1)!(ππ+π)!(ππ)!(ππβππ)!(π+πβ1)!| = |t| lim πββ| (ππ+1)!(ππ+π)!(ππ+πβππβπ)! (ππ+π+1)!(ππ)!(ππβππ)! | = |t| | ππ(πβπ)(πβπ) ππ | < 1. Sehingga deret β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+1)(ππππ) β
π=0 akan konvergen ketika |π‘| < | ππ ππ(πβπ)(πβπ)| , mengakibatkan deret β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π ππ ) β
π=0 juga akan konvergen untuk |π‘| < | ππ ππ(πβπ)(πβπ)|.
Contoh 1.9. Untuk kasus π = 2, π = 1, π = 0, π = 0, π = 5, kita peroleh bentuk deret
S(2,1,0,0,5, π‘) = β π‘ π(π+4 π ) (2π+1)(2π π) β π=0 = β« ππ₯ (1βπ‘π₯(1βπ₯))5 1 0 1 (1βπ‘π₯(1βπ₯))π= 1 + π 1!(π‘π₯(1 β π₯)) + π(π+1) 2! (π‘π₯(1 β π₯)) 2 + . . . Dengan mengintegrasikan kedua ruas didapat
β« (1βπ‘π₯(1βπ₯))ππ₯ π 1 0 = β« ππ₯ 1 0 + π 1!β« (π‘π₯(1 β π₯))ππ₯ 1 0 + π(π+1) 2! β« (π‘π₯(1 β π₯)) 2 ππ₯ + 1 0 . . .
Jika pengintegralan di ruas kanan diselesaikan maka β« (1βπ‘π₯(1βπ₯))ππ₯ π 1 0 = 1 + π 6π‘ + π(π+1) 60 π‘ 2+π(π+1)(π+2) 840 π‘ 3+ β― Lebih lanjut, dengan manipulasi aljabar akan didapat
β« (1βπ‘π₯(1βπ₯))ππ₯ π 1 0 = 1 + π (32) π‘ 4+ π(π+1) (32)(32+1) π‘2 16+ π(π+1)(π+2) (32)(32+1)(32+2) π‘3 64+ β― = 1 +1.π (32)( π‘ 4) + 1(1+1)π(π+1) (32)(32+1)2! ( π‘ 4) 2+1(1+1)(1+2)π(π+1)(π+2) (32)(32+1)(32+2)3! ( π‘ 4) 3+β¦ = β (1)π(π)π (32)ππ! (π‘ 4) π β π=0 = πΉ12(1, π; 3 2; π‘ 4) (Berdasarkan Definisi 2.4) β 1 4 π (π+5β1 π ) (2π+1)(2π π) β π=0 = β« ππ₯ (1β1 4π₯(1βπ₯))5 1 0 = πΉ1 2(1, 5; 3 2; 1 16) β 1.2440.
Karena deret π (2,1,0,0,5,14) mempunyai representasi dalam bentuk integral, maka jumlah dari deret tersebut juga dapat diinterpretasikan sebagai luas di bawah kurva π¦ = 1
(1β1
4π₯(1βπ₯))5
dengan batas π₯ = 0 dan π₯ = 1. Adapun interpretasi dari π (2,1,0,0,5,14) = β« ππ₯
(1β1
4π₯(1βπ₯))5
1
0 dalam grafik adalah
48
Kesimpulan
Simpulan dari kajian paper ini adalah sebagai berikut:
1. Kajian disini hanya dikhususkan untuk deret yang didefinisikan sebagai berikut:
S(π, π, π, π, π, π‘) = β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π ππ ) β π=0 Deret tersebut memiliki bentuk representasi integral
β π‘ π(π+πβ1 π ) (ππ+π+1)π+1(ππ+π ππ ) β π=0 = { 1 (πβ1)!β« β« (1βπ₯)ππ¦πβ1πβπ¦(π+1) (1βπ‘π₯π(1βπ₯)πβππβππ¦)πππ₯ππ¦ , untuk π β₯ 1 1 0 β 0 β« (1βπ‘π₯π(1βπ₯)(1βπ₯)ππβπ)πππ₯ 1 0 , untuk π = 0 .
2. Analisis kekonvergenan bentuk deret π(π, π, π, π, π, π‘) akan konvergen pada selang |π‘| < | ππ
ππ(πβπ)(πβπ)|. Selanjutnya berdasarkan dari hasil studi kasus, jika disubstitusikan nilai π = 2, π =
1, π = 0, π = 0, π = 5, dan π‘ =1
4 , yakni diperoleh deret
S(2,1,0,0,5,14) = β ( 1 4)π( π+4 π ) (2π+1)(2π π) β π=0 Karena |π‘| = |14| < | 22 11(2β1)(2β1)| = |4|, maka S(2,1,0,0,5, 1
4) merupakan deret yang konvergen dan dapat ditentukan jumlahnya yaitu β
1 4 π (π+5β1 π ) (2π+1)(2π π) β π=0 = β« ππ₯ (1β14π₯(1βπ₯))5 1 0 = πΉ1 2(1, 5; 3 2; 1 16) β 1.2440.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung dalam penulisan serta pengkajian paper ini, yaitu untuk
1. Staf pengajar di Jurusan Matematika yang telah menyampaikan ilmunya kepada penulis sebagai landasan bagi paper yang dikaji.
2. Kerabat dekat yang secara tidak langsung turut berkontribusi, serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu.
Referensi
[1] Artin. E. The Gamma Function. Holt, Rinehart, dan Winston, New York, 1964.
[2] Bartle. R.G, Sherbert. D.R. Introduction to Real Analysis: Third edition. John Wiley & Sons, USA, 2000.
[3] Edwin. J, Purcell. Kalkulus dan Geometri Analitis: Edisi 5 Jilid 2. Erlangga, Jakarta, 1998.
[4] Goddard. B, Rosen. Kenneth H. Elementary Number Theory and Its Applications, Pearson Addison-Wesley, Boston, 2005.
49 [6] Kohl. Karen T, H. Moll. Victor. Hypergeometric Function. Journal of Mathematical Sciences, 21:
43-54, Chile, 2011.
[7] Krantz. S.C. The Gamma and Beta Function; Chapter 1. Vieweg, Braunschweig, Jerman, 1998. [8] Munir. Rinaldi. Matematika Diskrit. Informatika, Bandung, 2005.
[9] Sofo. A. Double Integral Representation of Sums, Journal of Analysis, Vol. 8, 2009.
[10] Sofo, A. General Properties Involving Reciprocals of Binomial Coefficients, Journal of Integer
Sequences, Vol. 9, 2006.