• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Laju Aliran Saliva Pada Pasien Dengan dan Tanpa Piranti Ortodonti Cekat Pada Mahasiswa FKG Unsyiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbandingan Laju Aliran Saliva Pada Pasien Dengan dan Tanpa Piranti Ortodonti Cekat Pada Mahasiswa FKG Unsyiah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

║Journal Caninus Denstistry Volume 2, Nomor 2 (Mei 2017): 78 - 83

Perbandingan Laju Aliran Saliva Pada Pasien Dengan dan Tanpa Piranti Ortodonti Cekat Pada Mahasiswa FKG Unsyiah

Syah Fitri Sari Nasution, Komalawati, Iin Sundari

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala E-mail author: fitri.sari7395@gmail.com

ABSTRAK

Saliva merupakan cairan sekresi kompleks yang memiliki fungsi utama sebagai perlindungan pada jaringan lunak rongga mulut. Namun, setiap individu memiliki laju aliran yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu piranti ortodonti cekat. Perubahan yang terjadi dianggap sebagai respon fisiologis terhadap stimulus mekanis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan laju aliran saliva pasien dengan dan tanpa piranti ortodonti cekat pada mahasiswa FKG Unsyiah. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan sampel pada mahasiswa FKG Unsyiah, yang terdiri dari 32 orang pemakai piranti ortodonti cekat dan 32 orang bukan pemakai piranti ortodonti cekat. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t tidak berpasangan untuk membandingkan laju aliran saliva. Hasil penelitian diperoleh dari rata-rata laju aliran saliva pemakai piranti ortodonti cekat adalah 0,356 dan nilai rata-rata bukan pemakai piranti ortodonti cekat adalah dan 0,308. Hasil uji-t tidak berpasangan menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) antara laju aliran saliva pasien dengan dan tanpa piranti ortodonti cekat. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan laju aliran saliva antara pemakai piranti ortodonti cekat dan tanpa piranti ortodonti, dimana laju aliran saliva pemakai piranti ortodonti cekat lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan pemakai piranti ortodonti.

Kata kunci : Piranti ortodonti cekat, laju aliran saliva

ABSTRACT

Saliva is a complex secretion that has as its main function the maintenance and protection of the soft tissues of the oral cavity. However, each individual has a flow rate different because it is influenced by many factors, one of which is fixed orthodontic appliances. Changes that occur regarded as a physiological response to mechanical stimuli. The purpose of this study was to determine and compare the salivary flow of patients with and without fixed orthodontic appliances of the Faculty of Dentistry, University of Syiah Kuala. The study was conducted by collecting samples of students in the Faculty of Dentistry, University of Syiah Kuala, which consisted of 32 students on a fixed orthodontic applianes, and 32 without fixed orthodontic appliances. The statistical test used was the unpaired t-test to compare salivary flow. The results were obtained from the average salivary flow of students with fixed orthodontic appliances is 0.356 and the average value of students without fixed orthodontic appliances is 0,308. Unpaired t-test showed a significant result (p <0.05) between salivary flow of patients with and without fixed orthodontic applianceces. It was concluded that there are differences in salivary flow between the students with and without fixed orthodontic appliances, wherein the salivary flow rate of students with fixed orthodontic appliances is higher compared with students without orthodontic appliances

Keywords : salivary flow rate, fixed orthodontic appliances

PENDAHULUAN

Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks yang terdiri dari campuran sekresi kelenjar saliva mayor dan minor yang ada di

dalam rongga mulut.1, 2 Kandungan saliva 99% adalah air dan 1% adalah molekul organik dan anorganik. 3-5 Saliva sebagian

(2)

saat makan yang merupakan reaksi atas rangsangan yang berupa pengecapan atau pengunyahan makanan. Di dalam rongga mulut saliva adalah unsur penting yang dapat melindungi gigi terhadap pengaruh dari luar, maupun dari dalam rongga mulut itu sendiri.2 Saliva memiliki fungsi pencernaan dan perlindungan. Fungsi perlindungan saliva antara lain memiliki kemampuan buffer, meremineralisasi email, bertindak sebagai antimikroba, dan mempunyai efek self cleansing yang berperan penting dalam menghambat pertumbuhan bakteri rongga mulut.6

Laju aliran saliva berubah-ubah pada individu atau bersifat kondisional sesuai dengan fungsi waktu, yaitu sekresi saliva mencapai minimal pada saat tidak distimulasi dan mencapai maksimal pada saat distimulasi. Laju aliran saliva tanpa stimulasi yaitu 0,26 ml/menit, laju aliran saliva terstimulasi 3,0 ml/menit.7 Volume saliva terbesar diproduksi selama dan sesudah makan, dan paling sedikit diproduksi pada malam hari, khususnya ketika tidur.5 Laju

aliran saliva saat makan (terstimulasi) adalah 2,5 ml/menit dan 0,3-0,8 ml/menit selama tidur (tanpa stimulasi).7 Rata-rata sekresi

saliva per hari berkisar 500-700 ml dan rata-rata volume dalam rongga mulut adalah 1,1 ml.5

Perubahan kuantitatif (kadar protein saliva, viskositas saliva, pH saliva dan kapasitas buffer) dan atau kualitatif (laju aliran) sekresi saliva dapat menyebabkan efek samping lokal seperti karies, mukositis oral, kandidiasis, infeksi oral dan gangguan mengunyah atau efek samping ekstraoral seperti disfagia, halitosis dan penurunan berat badan.8 Perubahan laju aliran saliva ini dipengaruhi banyak faktor, seperti peradangan kronis pada kelenjar ludah, sindrom Sjögren, pengobatan radiasi, dehidrasi, faktor psikologis, obat-obatan, memakai gigi tiruan dan pemakaian piranti ortodonti khususnya piranti cekat.9-12 Selain mempengaruhi laju aliran saliva, perawatan ortodonti juga dapat menyebabkan perubahan

lingkungan dalam rongga mulut yang dapat terjadi, seperti perubahan pada konsentrasi bakteri, kapasitas buffer saliva, dan derajat keasaman/ potential of Hydrogen (pH) saliva.9

Pada salah satu penelitian yang dilakukan oleh Emanuel & Marcos (2015) bahwa terjadi peningkatan laju aliran saliva satu bulan pasca pemakaian piranti ortodonti cekat.1 Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Lara-Carillo dkk., (2010), menyatakan hal yang sama.9 Menurut Peros dkk., (2011), laju aliran saliva terstimulasi dan pH saliva juga menunjukkan peningkatan setelah 18 minggu. pemakaian piranti ortodonti cekat.13 Pada penelitian Lara-Carillo dkk., (2012), tentang pengukuran laju aliran dan pH saliva pada enam tahap kontrol berbeda pasca pemasangan, ditemukan bahwa laju aliran saliva terstimulasi adalah stabil dan begitu juga halnya dengan pH saliva.11

Berdasarkan uraian di atas, terdapat perbedaan yang menjelaskan mengenai perubahan laju aliran saliva pada pasien dengan piranti ortodonti cekat, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti perubahan laju aliran saliva pada pengguna piranti ortodonti cekat dengan cara membandingkannya dengan pasien tanpa piranti ortodonti cekat. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Syiah Kuala angkatan 2013-2016.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik, dengan desain penelitian cross sectional, yaitu observasi dan pengukuran variabel yang dilakukan pada saat tertentu dan tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-20 Februari 2017 di Fakultas Kedokteran Gigi Unsyiah. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala angkatan 2013-2016. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok

(3)

subjek penelitian yaitu kelompok pemakai piranti ortodonti cekat dan kelompok bukan pemakai piranti ortodonti. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi diperoleh sebanyak 32 orang pada masing-masing kelompok.

Pada penelitian ini, subjek telah diinstruksikan untuk tidak makan, memakan permen, olahraga, dan merokok 1 jam sebelum dilakukan penelitian. Pengumpulan saliva dilakukan pukul 09.00-12.00 WIB dengan menggunakan metode spitting yaitu saliva dikumpulkan dalam mulut dengan posisi bibir tertutup selama 1 menit. Kemudian dikeluarkan ke dalam gelas ukur setiap 1 menit. Pengumpulan saliva dilakukan dengan total 5 menit, dengan cara subjek diinstruksikan untuk diam selama 1 menit, kemudian setiap 1 menit subjek diminta untuk mengeluarkan saliva yang terkumpul di dalam mulut dan dikeluarkan ke dalam gelas ukur. Catat jumlah saliva yang terkumpul selama dan kemudian dibagi dengan waktu pengumpulan yaitu 5 menit untuk mendapatkan nilai laju aliran saliva. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian mengenai Perbandingan laju aliran saliva pada pasien dengan dan tanpa piranti ortodonti cekat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala angkatan 2013-2016 pada tanggal 13-20 Februari 2017 diperoleh subjek sebanyak 32 orang pada masing-masing kelompok. Berikut data hasil penelitian:

Data laju aliran saliva pada pasien dengan dan tanpa piranti ortodonti cekat diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikan dari perbandingan laju aliran saliva pada pasien dengan piranti ortodonti cekat dengan pasien tanpa piranti ortodonti cekat (p>0,05) yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 5.1. Nilai Laju Aliran Saliva pada Pasien dengan dan tanpa Piranti Ortodonti Cekat Subjek Penelitian Nilai rata-rata Laju Aliran Saliva Pada Pasien Dengan Piranti Ortodonti Cekat 32 0,356 Laju Aliran Saliva Pada Pasien Tanpa Piranti Ortodonti Cekat 32 0,308

Tabel 5.1 menunjukkan nilai laju aliran saliva pada pasien dengan dan tanpa piranti ortodonti cekat. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan nilai laju aliran saliva pada kedua kelompok subjek penelitian ini, dimana nilai rata-rata laju aliran saliva pengguna piranti ortodonti cekat memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan yang bukan pengguna piranti ortodonti cekat.

Tabel 5.2. Hasil Uji-t tidak berpasangan Laju Aliran Saliva pada Pasien dengan dan tanpa Piranti Ortodonti Cekat Laju Aliran Saliva Nilai 𝑥̅ ± SD p Pasien dengan piranti 0,356 ± 0,951 0,020* PaseienTanpa piranti 0,308 ± 0,634

*Nilai signifikansi uji-t tidak berpasangan p<0,05

Tabel 5.2. menunjukkan hasil uji-t tidak berpasangan mengenai hubungan perbandingan laju aliran saliva antara pasien

(4)

dengan piranti ortodonti cekat dengan pasien tanpa piranti ortodonti cekat. Hasil menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada laju aliran saliva antara pasien dengan piranti ortodonti cekat dengan pasien tanpa piranti ortodonti cekat.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 5.1. tentang perbedaan nilai laju aliran saliva pada pasien dengan dan tanpa piranti ortodonti cekat dapat dilihat bahwa keduanya memliki nilai rata-rata yang berbeda. Nilai rata-rata pada pasien dengan piranti ortodonti cekat adalah 0,356 sedangkan pada pasien tanpa piranti ortodonti cekat memiliki nilai rata-rata 0,308. Peningkatan pada laju aliran saliva setelah pemakaian piranti ortodonti cekat merupakan pertimbangan sebagai faktor perlindungan karena adanya benda asing pada rongga mulut sehingga menyebabkan stimulasi dengan meningkatnya laju aliran saliva.1

Selain itu, tingginya laju aliran saliva pada pengguna piranti ortodonti cekat diperkirakan karena pemasangan ortodonti cekat dapat meningkatkan proses stimulasi secara mekanis di dalam rongga mulut. Sejak pemasangan piranti ortodonti dilakukan, tubuh merespon piranti ortodonti cekat sebagai benda asing di dalam rongga mulut dan dapat menjadi pemicu yang menyebabkan terjadinya stimulasi yang meningkatkan laju aliran saliva. Perubahan yang terjadi di dalam rongga mulut dipertimbangkan sebagai respon fisiologis terhadap stimulasi mekanis yang berasal dari pemasangan ortodonti cekat.11

Sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui dua jenis refleks saliva, yaitu refleks saliva sederhana (tidak terkondisi) dan refleks saliva didapat (terkondisi). Pada pengguna piranti ortodonti cekat terjadi peningkatan laju aliran saliva melalui refleks saliva sederhana atau tidak terkondisi, yang terjadi sewaktu adanya kemoreseptor atau respetor tekanan. Tekanan ini dapat berasal dari alat piranti ortodonti cekat. Sewaktu

diaktifkan, reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf aferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar saliva untuk meningkatkan kelenjar saliva. Tindakan-tindakan gigi mendorong sekresi saliva walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi terhadap reseptor tekanan yang terdapat di mulut.14 Nervus yang

bertanggung jawab untuk proses sekresi saliva, diantaranya nervus fasialis dan nervus glossopharyngeal. Nervus fasialis nantinya akan berhubungan langsung dengan kelenjar saliva sublingual dan submandibular. Nervus glossopharyngeal akan berhubungan langsung dengan kelenjar parotis.15

Sedangkan pada pasien tanpa piranti ortodonti cekat tidak terdapat rangsangan mekanis yang dapat meningkatkan laju aliran saliva.

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju aliran saliva, namun penelitian ini tidak dapat membedakan laju aliran saliva pada kedua jenis kelamin. Hal ini dikarenakan jumlah laki-laki pengguna piranti ortodonti cekat lebih sedikit dibanding dengan jumlah perempuan yang menggunakan piranti ortodonti cekat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Emanuel & Marcos (2015) menyatakan bahwa terjadi peningkatan laju aliran saliva satu bulan pasca pemakaian piranti ortodonti cekat. Peros dkk., (2011) menyatakan bahwa terdapat peningkatan laju aliran saliva pada pemakai piranti ortodonti cekat yang diukur pada 6, 12, dan 18 minggu setelah penggunaan piranti ortodonti cekat.13 Begitu

juga halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Lara-Carillo dkk., (2012) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan laju aliran saliva 3 bulan pasca pemakaian piranti ortodonti cekat.11

(5)

Namun, di samping itu Teixera dkk., (2012) menyatakan bahwa laju aliran saliva pengguna piranti ortodonti cekat memiliki nilai lebih tinggi namun tidak terlihat secara signifikan.4 Penggunaan piranti ortodonti cekat diketahui dapat menyebabkan perubahan pada rongga mulut, seperti meningkatnya akumulasi plak dan meningkatnya kolonisasi bakteri.13 Hal ini disebabkan karena kadar kalsium pada saliva yang dapat menyebabkan terbentuknya kalkulus yang didahului dengan terbentuknya plak. Kalsium adalah ion yang dapat menjadi penanda potensial untuk penyakit periodontal dalam saliva.16

Pada penelitian ini tidak menilai perubahan dalam rongga mulut secara meluas pada pengguna piranti ortodonti cekat, melainkan hanya melihat laju aliran saliva dengan cara membandingkannya dengan mahasiswa yang tidak menggunakan piranti ortodonti cekat. Namun, selain mempengaruhi laju aliran saliva, piranti ortodonti cekat juga dapat mempengaruhi pH saliva. Hal ini dikemukakan oleh Chang dkk., (1999), yang menyimpulkan bahwa laju aliran saliva terstimulasi pH dan kapasitas buffer saliva meningkat setelah 3 bulan penggunaan piranti ortodonti cekat. Hasil yang sama juga didapatkan oleh Lara-Carillo dkk., (2010) pada satu bulan pemakaian piranti ortodonti. Peros dkk., (2011) menemukan bahwa pH saliva dan laju aliran saliva meningkat secara signifikan setelah 12 dan 18 minggu pemakain piranti ortodonti cekat, sedangkan kapasitas buffer hampir tidak berubah setelah 18 minggu.17

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan laju aliran saliva antara pasien dengan dan tanpa piranti ortodonti cekat (p<0,05), dimana laju aliran saliva pada pasien dengan piranti ortodonti cekat lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa piranti ortodonti cekat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sanchez ERB, Honores MJC. Effect of orthodontic fixed appliances on salivary flow and viscosity. Revista Mexicana de Ortodoncia 2015; 3 (3): e185-189.

2. Soesilo D, Santoso RE, Diyatri I. Peranan sorbitol dalam mempertahankan kestabilan pH saliva pada proses pencegahan karies. Den J 2005; 38 (1): 25-28.

3. de Almeida PDV, Gregio AMT, Machado MAN, de Lima AAS, Azevedo LR. Saliva composition and functions: a comprehensive review. J Dent Oral Hyg 2018: 9 (3): 1-11. 4. Teixeira HS, Kaulfuss STMO, Ribeiro JS,

Pereira BR, Brancher JA, Camargo ES. Calcium, amylase, glucose, total protein concentrations, flow rate, pH and buffering capacity of saliva in patients undergoing orthodontic treatment with fixed appliances. Dental Press J Orthod 2012; 17(2): 157-161. 5. Puy CL. The role of saliva in maintaining

oral health and as an aid to diagnosis. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2006; 11: E449-455.

6. Ekstrom J, Khosvarani N, Castagnola M, Messana I. Saliva and the control of its secretion. Veriag Berlin Heidelber 2012: 19-47.

7. Indriana T. Perbedaan laju aliran saliva dan pH karena pengaruh stimulus kimiawi dan mekanis. J Kedokt Meditek 2011; 17(44): 1-5.

8. Palomares CF, Munos-Montagud JV, Sanchiz V, Herreros B, Hernandez V, Minguez M, Benages A. Unstimulated salivary flow rate, pH and buffer capacity of saliva in healthy volunteers. Rev Esp Enferm Dig 2004; 96 (11): 773-783.

9. Carillo EL, Bastida NMM, Perez LS, Tavira JA. Effect of orthodontic treatment on saliva, plaque and the levels of streptococcus and lactobacillus. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2010: 15 (6): 924-929.

10. Carillo EL, Bastida NMM, Perez LS, Tavira JA. Factors correlated with developing caries during orthodontic treatment: changes in saliva and behavioral risks. J of Dent Scie 2012; 7: 218-23.

11. Carillo EL, Bastida NM, Perez LS, Tavira JA. Changes in the oral environment during four stages of orthodontic treatment. Korean J Orthod 2010; 40 (2): 95-105.

(6)

12. Tschoppe P, Wolgin M, Pischon N, Kielbassa AM. Etiologic factors of Hyposalivation and Consequences for oral health. Quintessence Inter 2010; 41(4): 321-330.

13. Peros K, Mestrovic S, Millosevic SA, Slaj M. Salivary microbial and nonmicrobial parameters in children with fixed orthodontic appliances. Angle Orthod 2011; 81: 901-906. 14. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke

sistem. Ed 6. Alih Bahasa. Pendit BU. Jakarta: EGC, 2011. p. 548

15. Neil S. Norton. Netter’s Head and neck anatomy for dentistry. 3rd Ed. Philadelphia, PA: Elsevier. 2017.

16. Shew LY. Pengaruh Kadar Kalsium Saliva Terhadap Pembentukan Kalkulus Pada Pasien Di Instalasi Periodonsia RSGM USU. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 2015; 13-19 17. Bonetti GA, Parenti SI, Garulli G, Gatto MR,

Checci L. Effect of fixed othodontic appliances on salivary properties. Department of Orthodontics, University of Bolognia 2013: 14 (13): 1-4

Gambar

Tabel  5.1.  Nilai  Laju  Aliran  Saliva  pada                      Pasien  dengan  dan  tanpa  Piranti                      Ortodonti Cekat  Subjek  Penelitian  Nilai  rata-rata  Laju  Aliran  Saliva  Pada  Pasien  Dengan  Piranti  Ortodonti  Cekat  32  0

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis Self-Regulated Learning yang layak digunakan dalam pembelajaran Biologi SMA

Jika banyak siswa 140 orang, maka banyak siswa yang gemar matematika adalah ..... Modus data tersebut

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi pemodelan dan visualisasi tingkat kekeringan di wilayah Kabupaten Klaten

Jika diambil secara acak sebuah kelereng dari kaleng tersebut, maka peluang kelereng yang terambil berwarna putih adalah .... Sebuah dadu dilambungkan

Penilaian dengan model ini tentu memakan waktu lama karena banyaknya pegawai yang harus dinilai dan objektifitas penilaian kurang maksimal.Untuk itulah penelitian

Jika panjang jari-jari lingkaran P lebih pendek dari jari-jari lingkaran Q, maka panjang jari-jari lingkaran dengan pusat Q adalah ..... Besar sudut nomor 3

Sedangkan batasan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah: (1) sistem informasi yang dibangun berbasis web menggunakan framework Laravel, (2) kriteria yang dipake sesuai

Teknis Usaha Pembuatan Tempe milik Bapak Joko Sarwono masih merupakan industri rumah tangga dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan tempe dilakukan secara tradisional