Vol. 2 (1) | Maret 2021 ISSN 2715-4831 cetak; ISSN 2715-6141 online
ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA DENGAN METODE HIDROGRAF
SATUAN SINTETIS NAKAYASU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI
CIMANDIRI
(ANALYSIS OF PLANNED FLOOD DISCHARGE USING THE NAKAYASU SYNTHETIC UNIT HYDROGRAPH METHOD IN THE CIMANDIRI RIVER BASIN)
Moch.Aditya Saputra1, Utamy Sukmayu Saputri2
1
Universitas Nusaputra
2
IPB University
Jl. Raya Cibatu Cisaat No.21, Cibolang Kaler, Kec. Cisaat, Sukabumi Regency, Jawa Barat 43155
E-mail: Moch.Aditya_ts17@nusaputra.ac.id
Diterima: 2 Januari 2021;Direvisi (Revised):25 Maret 2021;Disetujui untuk Dipublikasikan: 31 Maret 2021 ABSTRAK
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang dibatasi oleh topografi dimana iar yang berada di wilayah tersebut mengalir ke Outlet sungai Utama hingga ke hilir (Sandy, 1996). Dengan kata lain daerah aliran sungai menjadi wilayah muka bumi yang airnya mengalir ke sungai yang ada diwilayah tersebut apabila hujan jatuh. Das Cimandiri adalah salah satu Daerah Aliran Sungai yang mengalir di provinsi Jawa barat. Sungai ini merupakan sungai yang berhulu dari Kompleks pegunungan Gede-Pangrango pada bagian Timur laut dan Gunung salak pada bagian utaranya, mengalir menuju teluk Pelabuhan Ratu di Selatan Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya rancangan curah hujan harian maksimum dan nilai debit hujan Sungai Cimandiri dengan kala ulang 2, 5, 10, 50 dan 100 tahun. Dalam menghitung Hujan Rancangan menggunakan Metode Log Person Tipe III dengan kala ulang 2, 5, 10, 50, dan 100 tahun. Dan untuk perhitungan Debit Banjir Menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dengan kala ulang 2, 5, 10, 50, dan 100 tahun.
Hujan rancangan dengan metode Log Pearson III mendapat nilai kala ulang 2 tahun 49,398 mm, kala ulang 5 tahun 71,017 mm, kala ulang 10 tahun 84,408 mm, kala ulang 50 tahun 114,193 mm dan kala ulang 100 tahun 127,215 mm. Perhitungan debit banjir rencana menggunakan HSS Nakayasu mendapat nilai kala ulang 2 tahun 2654,4 m3/detik, kala ulang 5 tahun 3815,3 m3/detik, kala ulang 10 tahun 4534,3 m3/detik, kala ulang 50 tahun 6133,9 m3/detik, dan kala ulang 100 tahun 6833,2 m3/detik.
Kata Kunci: Hidrologi, Debit Banjir, HSS Nakayasu
ABSTRACT
Watershed is an area bounded by topography where the waters in the area flow into the main river outlet downstream (Sandy, 1996). In other words, a river basin becomes an area of the earth's surface where the water flows into rivers in that area when rain falls. Das Cimandiri is one of the watersheds that flows in the province of West Java. This river is a river that originates from the Gede-Pangrango mountain complex in the northeast and Mount Salak in the north, flowing to the bay of Pelabuhan Ratu in the south of West Java.
J-TESLINK © 2021
This study aims to determine the size of the maximum daily rainfall design and the value of the Cimandiri River rainfall discharge with a return period of 2, 5, 10, 50 and 100 years. In calculating the design rain using the Log Person Type III method with a return period of 2, 5, 10, 50, and 100 years. And for the calculation of the Flood Discharge Using the Nakayasu Synthetic Hydrograph with a return period of 2, 5, 10, 50, and 100 years.
The design rain with the Log Pearson III method received a return value of 2 years 49,398 mm, a 5year return period of 71,017 mm, a 10year return period of 84,408 mm, a 50year return period of 114,193 mm and a 100year return period of 127,215 mm. The calculation of the flood discharge using HSS Nakayasu got a 2-year return value of 2654,4 m3 / second, a 5-year return period of 3815,3 m3 / second, a 10-year return period of 4534,3 m3 / second, a 50-year return period of 6133,9 m3 / seconds, and the 100 year birthday 6833,2 m3 / second.
Keywords: Hydrology, Flood Discharge, HSS Nakayasu PENDAHULUAN
Banjir adalah suatu fenomena yang disebabkan oleh luapan air sungai saat intensitas curah hujan tinggi, baik curah hujan di bagian hulu sungai maupun curah hujan lokal. Banjir rutin di musim penghujan yang meluas di berbagai wilayah terutama di aliran sungai, di wilayah Indonesia. jumlah terjadinya banjir dalam musim hujan terus meningkat, demikian pula dengan jumlah korban manusia dan kerugian material yang terjadi akibat banjir itu sendiri.
Menurut Suripin (2004), banjir itu sendiri merupakan indikasi dari ketidak seimbangan sistem lingkungan dalam proses mengalirkan air permukaan dan dipengaruhi oleh besar debit air yang mengalir melebihi daya tampung daerah pengaliran. Selain curah hujan sebagai faktor penyebab timbulnya bencana banjir juga tidak terlepas dari adanya kerusakan ekosistem lingkungan yang terjadi di DAS dan buruknya pengelolaan sumber daya air. Adanya kerusakan lahan menyebabkan meningkatnya koefisien aliran permukaan semakin besar. Daerah hulu DAS yang merupakan daerah imbuhan akan semakin rentan terhadap kekeringan, sebaliknya daerah hilir justru rentan terhadap banjir.
Dalam perencanaan bangunan-bangunan keairan terutama bangunan struktur sungai, langkah awal yang harus ditempuh adalah menentukan banjir rancangan sesuai dengan kala ulang tertentu. Penentuan besarnya banjir rancangan untuk perancangan sungai didasarkan pada tingkat keperluannya.
Besar banjir rancangan menunjukkan besarnya limpasan permukaan maksimal akibat hujan (Saleh, 2006). Masih dikatakan Harto (1993) dan Asya’ari (2008) untuk mendapatkan banjir rancangan ada dua pendekatan yaitu metode hidrograf dan non hidrograf. Metode hidrograf menghasilkan besarnya banjir tiap-tiap jam puncaknya. Contoh metode yang digunakan adalah Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu, Snyder dan Gamma I. Adapun metode Non Hidrograf hasil analisanya hanya berupa banjir puncak. Rumus yang dipergunakan adalah Rasional, Haspers, Weduwen dan Melchior. Biasa yang lazim dipakai adalah Rumus Rasional.
Merujuk rekomendasi dari CD Soemarto (1987) bahwa metode hidrograf satuan Nakayasu sudah banyak diaplikasikan penggunaannya untuk penetapan debit puncak banjir baik di Jawa maupun Luar Jawa, maka penetapan tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan kajian analisa debit banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri menggunakan Metode Nakayasu.
PENELITIAN TERKAIT
Ikasari (2018) dalam penelitian nya yang berjudul “Analisis Banjir dan Tinggi Muka Air Pada Ruas Sungai Ciliwung Sta 7+646 s/d Sta 15+049”. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil kalibrasi dan perhitungan debit banjir rencana dengan metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dan Hidrograf Satuan Sintetis Gama I di wilayah sungai Ciliwung khususnya pada Sta 7+646 s/d Sta 15+049 yang terletak di daerah Bidara Cina sampai Rajawati.
J-TESLINK © 2021
Ash Habul Kahfi Dkk (2019) yang berjudul “Analisis Debit Puncak Sungai Lelangi Terhadap Elevasi Dasar Jembatan”. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengatahui perbandingan antara Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dan Hidrograf Satuan Sintetis Gama I. dari hasil penelitian tersebut di dapat, metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu lebih sesuai dari kondisi lapangan. lokasi penelitian berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Lelangi, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri yang berhulu di Gunung Pasir Caringin, Desa Sukamanah, Kecamatan Gegerbitung dan bermuara ke Samudra Hindia dekat Pelabuhan Ratu. Sungai utama Cimandiri ini memiliki Panjang 69,50 km dan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri 1,799.80 km2.
Gambar 1. Peta DAS Cimandiri beserta titi pos curah hujan
Sumber: UPTD PSDA Wilayah Sungai Cisadea-Cibareno
Adapun lokasi pos curah hujan dan pos duga air di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri adalah sebagai berikut:
1. Pos Curah Hujan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri di antaranya:
a) Pos Curah Hujan Bongas Geger Bitung dengan titik koordinat 6°59'25.40"S - 107° 1'47.57"T
b) Pos Curah Hujan Cimandiri dengan titik koordinat 6°58'7.09"S - 106°56'44.92"T
c) Pos Curah Hujan Situ Mekar dengan titik koordinat 6°58'9.03"S - 106°54'7.09"T
d) Pos Curah Hujan Citarik dengan titik koordinat 7° 0'15.00"S - 106°35'30.00"T
2. Pos Duga Air Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri di antaranya:
a) Pos Duga Air Cimandiri Leuwi Lisung dengan titik koordinat 6°58'9.34"S - 106°56'56.78"T dengan luas Daerah Tangkapan Air (DTA) 87,56 km2.
J-TESLINK © 2021
b) Pos Duga Air Tegal datar dengan titik koordinat 7° 0'11.00"S - 106°46'38.80"T dengan luas Daerah Tangkapan Air (DTA) 520 km2.
TAHAP PENGUMPULAN DATA
Tahap pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari instansi terkait. Data yang diperoleh berupa data Primer dan data sekunder yaitu:
1. Data Primer
Data Primer diperoleh dengan cara survei langsung di lapangan. survei yang dilakukan antara lain: a) Wawancara
2. Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Sungai Cisadea – Cibareno. data yang diperoleh antara lain:
a) Data Curah Hujan Harian selama 10 tahun b) Data Debit Harian selama 10 tahun
TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam kaitannya dengan studi tentang sumber daya air, Hidrologi mempunyai peranan yang sangat penting. Salah satu faktor yang berperan adalah data hidrologi, kita dapat mengetahui besarnya debit rencana sebagai dasar perencanaan bangunan air. Adapun aspek hidrologi yang perlu dikaji pertama- tama adalah curah hujan daerah ratarata harian maksimum. Untuk mendapatkan gambaran mengenai distribusi curah hujan di seluruh daerah aliran sungai, maka di berbagai tempat pada suatu daerah aliran sungai tersebut dipasang alat pengukur curah hujan. Untuk menghitung besarnya curah hujan daerah dalam penulisan ini dilakukan dengan metode rerata aritmatik. Rumus Perhitungan Curah Hujan rata-rata adalah:
Dimana P1, P2, P3, hingga Pn adalah stasiun yang dilengkapi alat pengukur curah hujan.
Curah hujan rancangan adalah hujan terbesar tahunan dengan suatu kemungkinan tertentu atau hujan dengan suatu kemungkinan periode ulang tertentu. Dalam analisis curah hujan rancangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti Normal, Log Normal, Log Pearson Tipe III, dan Gumbel. Dimana syarat - syarat untuk metode tersebut terlihat pada Tabel 1. Uji distribusi probabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah persamaan distribusi probabilitas yang dipilih dapat mewakili distribusi statistic sampel data analisis. Pengujian distribusi probabilitas dapat dilakukan dengan metode Metode Chi – Square dan Smirnov-Kolmogorov.
Tabel 1. Persyaratan Parameter Statistik Suatu Distribusi
No Jenis Sebaran Syarat
1 Gumbel Cs = 1,14 Ck = 5,4 2 Normal Cs 0 Ck 3 3 Log Normal Cs = Cv 3 + 3Cv Ck = Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4 + 16Cv2 + 3 4 Log Pearson III Selain dari nilai diatas
Sumber: Bambang, Triatmodjo (2008)
J-TESLINK © 2021
Untuk memperoleh angka-angka kemungkinan besaran debit banjir pada banjir yang diakibatkan oleh luapan sungai, analisis dilakukan dengan menggunakan data banjir terbesar tahunan atau curah hujan terbesar tahunan yang sudah terjadi. HSS merupakan metode yang tepat untuk menghitung debit banjir karena dari perhitungan HSS akan menghasilkan nilai debit tiap jam dan pada saat hujan mulai turun, waktu puncak banjir hingga akhir banjir, dibanding dengan metode Empiris. Dalam hal ini penulis menggunakan metode HSS Nakayasu. Rencana yang digunakan dalam menghitung debit hujan rancangan dengan periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun.
DIAGRAM ALUR PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan data
Data Curah Hujan Luas DAS dan Data debit tiap tahun Panjang Sungai
Hujan Harian Maksimal Tiap Tahun
Debit awal minimum
Analisis Frekuensi
Uji kesesuaian distribusi
Tidak
Curah Hujan Maksimum periode ulang
Ya Curah Hujan Rencana
Distribusi Hujan Efektif Jam-Jaman
Pehitungan Debit Rencana dengan HSS Nakayasu
Selesai
Gambar 2. Diagram Alur Penelitian
J-TESLINK © 2021
HASIL DAN PEMBAHASAN PENENTUAN HUJAN KAWASAN
Dengan menggunakan metode aritmatik (Aljabar), curah hujan rata-rata DAS dapat ditentukan dengan menjumlahkan curah hujan dari semua tempat pengukuran untuk suatu periode tertentu dan membaginya dengan banyaknya stasiun pengukuran. Metode ini dapat dipakai pada daerah datar dengan jumlah stasiun hujan relatif banyak, dengan anggapan bahwa di DAS tersebut sifat hujannya adalah merata (uniform). Hasil perhitungan dapat di lihat pada tabel 2.
Tabel 2. Curah Hujan Maksimum Rata-rata
No Tahun Curah Hujan Rata-rata Max 1 2010 37,25 2 2011 49,00 3 2012 55,75 4 2013 35,50 5 2014 37,00 6 2015 45,25 7 2016 49,00 8 2017 122,50 9 2018 68,00 10 2019 61,00 Sumber : Perhitungan
ANALISIS CURAH HUJAN RANCANGAN METODE LOG PEARSON III
Prosedur distribusi log pearson III berupa mentransformasikan data asli kedalam nilai logaritma (ln atau log x), menghitung nilai-nilai kuadrat parameter statistik dari data yang sudah di transformasikan, dan menghitung besarnya logaritma hujan rencana untuk kala ulang yang dipilih. Berikut ini hasil perhitungan sebaran distribusi log pearson III.
Tabel 3. Hujan Rancangan Metode Log Pearson III
Tahun x Log x x ln(x - x) ln(x - x)2 ln(x - x)3 ln(x - x)4 ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ 2010 37,25 1,571 1,718 -0,147 0,0215 -0,00315 0,00046255 2011 49 1,690 1,718 -0,028 0,0008 -0,00002 5,7882E-07 2012 55,75 1,746 1,718 0,028 0,0008 0,00002 6,5663E-07 2013 35,5 1,550 1,718 -0,168 0,0281 -0,00470 0,0007881 2014 37 1,568 1,718 -0,150 0,0224 -0,00335 0,00050056 2015 45,25 1,656 1,718 -0,062 0,0039 -0,00024 1,493E-05 2016 49 1,690 1,718 -0,028 0,0008 -0,00002 5,7882E-07 2017 122,5 2,088 1,718 0,370 0,1372 0,05080 0,01881413 2018 68 1,833 1,718 0,115 0,0132 0,00151 0,00017327 2019 61 1,785 1,718 0,068 0,0046 0,00031 2,0822E-05 Jumlah 560,25 17,178 17,178 0,000 0,2330 0,04116 0,02077617 Rerata (x) 1,718 ̅ J-TESLINK © 2021 https://teslink.nusaputra.ac.id
Hujan Maksimum 2,088 Hujan Minimum 1,550 Standar Deviasi (S) 0,161 Koefisien Variasi (Cv) 0,094 Kemencengan (ɑ) 0,001 Koefisien Kemencengan (Cs) 0,1487 Koefisien Kurtosis (Ck) 0,009
UJI CHI KUADRAT
Metode Uji Chi Kuadrat, yaitu untuk menguji kebenaran distribusi yang dipergunakan pada perhitungan frekuensi analisis. Distribusi dinyatakan benar jika X2 dari hasil perhitungan lebih kecil dari X2 kritis yang masih diizinkan. Untuk perhitungan Chi Kuadrat, diketahui :
1) Jumlah data (n) = 10
2) Penentuan jumlah kelas (k) = 1 + 3,222 Log n
= 4,2 ̴5
3) Derajat Kebebasan (DK) = k – h – 1 ; h = 2
= 4
4) Keterikatan (ɑ) = 5%
5) X2 Kritis = 9,488 (tabel chi kuadrat)
6) Nilai yang diharapkan (Ef) = n / k = 2
Maka hasil perhitungan disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4. Tes Distribusi Chi Kuadrat
NO.
P(x>xm)
Ef
Of
Ef - Of
(Ef - Of)
21
0,00
< p <
0,02
2
4
-2
2
2
0,21
< p <
0,40
2
4
-2
2
3
0,41
< p <
0,60
2
1
1
0,5
4
0,61
< p <
0,80
2
0
2
2
5
0,81
< p <
0,99
2
1
1
0,5
Jumlah
10
10
7,00
Sumber : PerhitunganDari tabel tersebut terlihat bahwa X2 hitung = 7,00 < X2 kritis = 9,488. Maka kesimpulannya, hipotesa Log Pearson III diterima.
UJI SMIRNOV KOLMOGOROF
Uji Smirnov-Kolmogorov diperoleh dengan memplot dua dan probabilitasnya dari data yang bersangkutan, serta hasil perhitungan empiris dalam bentuk grafis. Dari kedua hasil pengeplotan, dapat diketahui penyimpangan terbesar (Δ maksimum). penyimpangan tersebut kemudian dibandingkan dengan
J-TESLINK © 2021
penyimpangan kritis yang masih diijinkan (Δ Cr), pada penelitian ini digunakan nilai kritis ɑ = 5%. Nilai kritis untuk pengujian ini tergantung pada jumlah data dan ɑ .Hasil perhitungan tes distribusi smirnov Kolmogorov dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Tes Distribusi Smirnov Kolmogorof
No Tahun Xi (Xi-Xbar)/S Ft(xi) Fs(xi)-Ft(xi) Fs(xi)-Ft(xi) Zi Ztabel a1 a2 1 2013 35,5 -0,799 0,212 -0,112 0,112 -0,799 0,212 0,012 0,112 2 2014 37 -0,741 0,229 -0,029 0,029 -0,741 0,229 0,071 0,029 3 2010 37,25 -0,731 0,232 0,068 0,068 -0,731 0,232 0,032 0,068 4 2015 45,25 -0,419 0,337 0,063 0,063 -0,419 0,337 0,037 0,063 5 2011 49 -0,274 0,392 0,108 0,108 -0,274 0,392 0,008 0,108 6 2016 49 -0,274 0,392 0,208 0,208 -0,274 0,392 0,108 0,208 7 2012 55,75 -0,011 0,496 0,204 0,204 -0,011 0,496 0,104 0,204 8 2019 61 0,194 0,577 0,223 0,223 0,194 0,577 0,123 0,223 9 2018 68 0,466 0,679 0,221 0,221 0,466 0,679 0,121 0,221 10 2017 122,5 2,588 0,995 0,005 0,005 2,588 0,995 0,095 0,005 Sumber : Perhitungan
D maks didapat dari baris a1 dan a2 yang nilainya paling tinggi. dan dapatlah D maks = 0,079. < nilai D kritis = 0,410 (Tabel Smirnov). maka kesimpulannya, hipotesa Log Pearson III diterima.
PERHITUNGAN KONDISI AWAL DEBIT BANJIR
Perhitungan Kondisi Awal Debit Banjir atau Q Base Flow saat t=0 berdasarkan data tinggi muka air Stasiun Tegal Datar (sumber Unit Pelaksana Teknis Daerah, Pengelola Sumber Daya Air) tahun 2010 sampai 2019
Tabel 6. Data Debit Stasiun Tegal Datar
DATA DEBIT STASIUN TEGAL DATAR TAHUN 2010 - 2019 Tahun Rata-Rata Maksimum Minimum
2010 16,80 53,56 5,47 2011 7,79 30,24 2,30 2012 11,36 52,57 3,32 2013 12,81 72,00 3,59 2014 15,31 35,58 6,07 2015 12,52 32,69 4,75 2016 6,02 19,06 1,67 2017 13,29 52,92 4,14 2018 9,13 32,74 3,19 2019 7,63 25,60 1,96
Sumber : UPTD PSDA Wilayah Sungai Cisadea-Cibareno
Kondisi awal debit banjir atau Q Base Flow yang digunakan untuk perhitungan selanjutnya yaitu diambil kondisi debit awal yang paling minimum yaitu 1,67 m3/detik.
PERHITUNGAN HUJAN JAM-JAMAN
Sebaran hujan jam-jaman dipakai metode mononobe, dengan rumus:
=
J-TESLINK © 2021
dengan :
Rt = Intensitas curah hujan untuk lama hujan T (mm/jam)
R24 = Curah maksimum selama 24 jam (mm)
T = lamanya curah hujan (jam)
t= Waktu mulai hujan
Untuk daerah di Indonesia rata-rata t = 6 jam, maka:
T = 1 jam R1 = R24/6.(6/1)2/3 = 0,5503.R24 T = 2 jam R2 = R24/6.(6/1)2/3 = 0,3467.R24 T = 3 jam R3 = R24/6.(6/1)2/3 = 0,2646.R24 T = 4 jam R4 = R24/6.(6/1)2/3 = 0,2184.R24 T = 5 jam R5 = R24/6.(6/1)2/3 = 0,1882.R24 T = 6 jam R6 = R24/6.(6/1)2/3 = 0,1667.R24
Rumus Rasio Curah Hujan Jam-Jaman :
Rt = (t x Rt) – ((t-1)(Rt-1))
dengan Rt = persentase intensitas
1 jam R1 = (1 x 0,5503) - ((1 - 1) x R0) = 0,5503 x 100% = 55,0321 % 2 jam R2 = (2 x 0,3467) – ((2 – 1) x 0,5503) = 0,1430 x 100% = 14,304 % 3 jam R3 = (3 x 0,2646) – ((3 – 1) x 0,3467) = 0,1003 x 100% = 10,0339 % 4 jam R4 = (4 x 0,2184) – ((4 – 1) x 0,2464) = 0,0799 x 100% = 7,988 % 5 jam R5 = (3 x 0,1882) – ((5 – 1) x 0,2184) = 0,067 x 100% = 6,7456 % 6 jam R6 = (3 x 0,1667) – ((6 – 1) x 0,1882) = 0,059 x 100% = 5,864 %
CURAH HUJAN EFEKTIF
Sampel perhitungan dengan Kala Ulang (Tr) 2 tahun. Dengan : C.H rancangan 2 tahun (R2) = 53,3
J-TESLINK © 2021
Koefisien Pengaliran (c) = 0,70 Maka : Curah Hujan Efektif = c.R2 = 37,31
Untuk perhitungan selanjutnya tersedia di dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Curah Hujan Efektif
No Kala Ulang Koef.Pengaliran Curah Hujan Rancangan Curah Hujan Efektif
(Tr) (C) (R ) (Rn) 1 2 0,7
49,4
34,579
2 5 0,771,0
49,712
3 10 0,784,4
59,086
4 50 0,7114,2
79,935
5 100 0,7127,2
89,050
Sumber : PerhitunganSedangkan nisbah hujan jam-jaman di sajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 8. Perhitungan Nisbah Hujan Jam-Jaman
Kala Ulang (Tr) (tahun)
2
5
10
50
100
R rancangan (mm)
49,4
71,0
84,4
114,2
127,2
Koef.Pengalir (c )
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
Rn
34,579
49,712
59,086
79,935
89,050
Jam ke- NISBAH %
1 0,55
19,03
27,36
32,52
43,99
49,01
2 0,3511,99
17,23
20,48
27,71
30,87
3 0,269,15
13,15
15,63
21,15
23,56
4 0,227,55
10,86
12,90
17,46
19,45
5 0,196,51
9,36
11,12
15,04
16,76
6 0,175,76
8,29
9,85
13,32
14,84
Sumber : PerhitunganANALISIS HIDROGRAF SATUAN SINTETIS NAKAYASU
Parameter perhitungan unit hidrograf itu sendiri disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 9. Parameter DAS Metode Nakayasu
Parameter DAS
Luas (L) = 1799,80 km2 Panjang Sungai Utama = 69,50 km
ɑ = 2 Re = 1 mm Parameter Tg Tg = 0,4 * 0,58 * L Tg = 4,4 jam J-TESLINK © 2021 https://teslink.nusaputra.ac.id
Parameter Tr Tr = 0,75 * Tg Tt = 3,3 jam Parameter Tp Tp = Tg + 0,8 * Tr Tp =7,1 jam
Parameter T0,3 T0,3 = ɑ * Tg T0,3 = 8,8 jam (Tp + T0,3) = 15,929 jam (Tp + T0,3 + 1,5T0,3) = 29,187 jam
Parameter Qp (Debit Puncak)
= 45,591 jam Sumber : Perhitungan
Untuk mencari ordinat hidrograf, selanjutnya melakukan perhitungan sebagai berikut :
1. (0 < t < Tp = 0 < t < 7,1) = 45,591(7,1)2,4 2. (Tp < t < Tp +T0,3) = 7,1 < t < 15,9285
= 45,591 0, 3
( −7,1)/8,8 3. (Tp + T0,3 < t < Tp + T0,3 + 1,5T0,3) = 15,247 < t < 29,1869 = 45,591 0, 3[( −7,1)+(4,4)]/(13,3)
4. (t > Tp > T0,3 + 1,5T0,3) = t > 29,1869 = 45,591 0, 3[( −7,1)+(13,3)]/(17,7)
Untuk menentukan puncak debit banjir dengan kala ulang 2, 5, 10, 50 dan 100 tahun, menggunakan perhitungan
Q akibat hujan jam-jaman = Ordinat Hidrograf x Nisbah %
Sehingga untuk menghitung Puncak debit banjir adalah sebagai berikut :
Q banjir = ∑ Q akibat hujan jam-jaman 1-6 + Baseflow
Dan berikut adalah rekapitulasi puncak debit banjir hasil dari perhitungan HSS Nakayasu dengan kala ulang 2, 5, 10, 50, dan 100 tahun.
J-TESLINK © 2021
Tabel 10. Rekapitulasi HSS Nakayasu dengan kala ulang 2, 5, 10, 50, dan 100 tahun
t
U (t,1)
Q (m
3/ s)
Tr
Tr
Tr
Tr
Tr
2th
5th
10th
50th
100th
(jam)
(m3/s/mm)
0
0,000
1,67
1,67
1,67
1,67
1,67
1
0,414
9,5552253
13,00
15,14
19,89
21,97
2
2,187
69,506461
99,19
117,58
158,48
176,36
3
5,787
234,12226
335,85
398,87
539,02
600,30
4
11,543
552,48979
793,55
942,87
1274,99
1420,18
5
19,720
1071,0186
1539,01 1828,90
2473,66
2755,54
6
30,546
1834,0676
2636,00 3132,74
4237,59
4720,61
7
44,221
2654,3936
3815,34 4534,46
6133,92
6833,19
8
40,274
2417,648
3474,98 4129,92
5586,64
6223,50
9
35,145
2109,9908
3032,68 3604,22
4875,44
5431,19
10
30,670
1841,5115
2646,70 3145,46
4254,80
4739,78
11
26,764
1607,2211
2309,88 2745,12
3713,19
4136,42
12
23,356
1402,7659
2015,94 2395,76
3240,56
3609,89
13
20,382
1224,3465
1759,44 2090,89
2828,11
3150,41
14
17,786
1068,6476
1535,60 1824,84
2468,18
2749,44
15
15,521
932,77576
1340,26 1592,68
2154,09
2399,53
16
13,589
816,84689
1173,60 1394,58
1886,10
2100,98
17
12,409
746,08367
1071,87 1273,67
1722,52
1918,74
18
11,332
681,4632
978,97
1163,25
1573,13
1752,33
19
10,348
622,45226
894,13
1062,42
1436,72
1600,36
20
9,450
568,56389
816,66
970,34
1312,15
1461,58
21
8,630
519,35342
745,91
886,25
1198,39
1334,85
22
7,881
474,41477
681,30
809,46
1094,50
1219,12
23
7,196
433,37712
622,31
739,34
999,64
1113,44
24
6,572
395,90183
568,43
675,30
913,01
1016,93
25
6,001
361,67967
519,23
616,83
833,90
928,79
26
5,480
330,42824
474,30
563,43
761,65
848,31
27
5,005
301,88966
433,28
514,66
695,68
774,82
28
4,449
268,53957
385,33
457,67
618,58
688,93
29
4,156
250,96921
360,07
427,65
577,97
643,68
30
3,882
234,55567
336,47
399,61
540,02
601,41
MAX
2654,3936 3815,3354 4534,4579 6133,924 6833,1871
Sumber : Perhitungan J-TESLINK © 2021 https://teslink.nusaputra.ac.idGambar 3. Grafik Puncak Debit Banjir Rancangan HSS Nakayasu
KESIMPULAN
Dari uraian hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Hujan rancangan dengan metode Log Pearson III yang menggunakan perhitungan manual dan alat bantu program, dan telah diuji CHI-Kuadrat dan uji Smirnov Kolmogorof mendapat nilai kala ulang 2 tahun 49,398 mm, kala ulang 5 tahun 71,017 mm, kala ulang 10 tahun 84,408 mm, kala ulang 50 tahun 114,193 mm dan kala ulang 100 tahun 127,215 mm dan debit banjir rencana menggunakan HSS Nakayasu mendapat nilai kala ulang 2 tahun 2654,4 m3/detik, kala ulang 5 tahun 3815,3 m3/detik, kala ulang 10 tahun 4534,3 m3/detik, kala ulang 50 tahun 6133,9 m3/detik, dan kala ulang 100 tahun 6833,2 m3/detik. Perhitungan debit banjir lebih tepat digunakan untuk perencanaan bangunan air karena diagram HSS Nakayasu memberikan gambaran mengenai debit ketika hujan, saat banjir dan berakhir banjir.
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Ibu Utamy Sukmayu, ST ., MT. Selaku dosen pembimbing atas masukan, arahan, bimbingan dan waktu yang diluangkan untuk berdiskusi hingga dapat terselesaikannya penelitian ini.
2. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Sungai Cisadea – Cibareno yang telah membantu penulis dan memberikan masukan dan arahan untuk kelengkapan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, R., Limantara, L. M., & Soetopo, W. (2016). Analisis Parameter Alfa Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Di SUB DAS Lesti. Jurnal Teknik Pengairan, 7(1), 107-116.
Kahfi, A. H., Fauzi, M., & Amri, K. (2019). Analisis Debit Puncak Sungai Air Lelangi Terhadap Elevasi Dasar Jembatan. Civil Engineering and Built Environment Conference, (pp. 52-61). Bengkulu.
Lestari, S. A., Putranto, D. D., & Sarino. (2017). Analisis Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu Akibat Penggunaan Lahan Terhadap Debit Puncak Banjir Pada Sub DAS Sekanak. Teknik Sipil, 159-166.
J-TESLINK © 2021
Nugraha, M. A. (2014). Analisis Hidrograf Banjir Pada DAS Boang. Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan, 638-641.
S.H., H. (2012). Analisis Debit Banjir Sungai Bonai Kabupaten Rokan Hulu Menggunakan Pendekatan Hidrograf Satuan Nakayasu. Jurnal APTEK, 23-28.
Sebayang, I. S. (2018). Analisis Banjir dan tinggi Muka Air Pada Ruas Sungai Ciliwung STA 7+646 s/d STA 15+049. Jurnal Forum Mekanika, 7(1), 43-49.
Seran, Y. M., Nasjono, J. K., & Ramang, R. (2020). “Keakuratan Debit Maksimum Metode Nakayasu Pada Sungai Temef. Jurnal Teknik Sipil, 9(1), 141-152.
Sihotang, R., Hazmi, M., & Rahmawati, D. (2011). “Analisis Banjir Rancangan Dengan Metode HSS Nakayasu Pada Bendungan Gintung. 4, 100-105.
Triatmodjo, B. (2014). Hidrologi Terapan (ke 4 ed.). Yogyakarta: Beta Offset.
Wilson, E. M. (1993). Hidrologi Teknik (ke 4 ed.). (Purbohadiwidjoyo, Trans.) Bandung: ITB Bandung.
J-TESLINK © 2021