• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Letak Geografi dan Wilayah Administrasi

Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu bagian dari wilayah Propinsi Lampung dengan luas wilayah administrasi sekitar 5 325.03 km2 atau 532 503 hektar (Tabel 6). Secara geografis wilayah Kabupaten Lampung Timur terletak pada 105o15’–106o20’ Bujur Timur dan 4o37’–5o37’ Lintang Selatan (Gambar 6).

Secara administratif Kabupaten Lampung Timur mempunyai perbatasan sebagai berikut:

- sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah serta Kabupaten Tulang Bawang;

- sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, Propinsi Banten dan DKI Jakarta;

- sebelah Barat berbatasan dengan Kota Metro dan Kabupaten Lampung Tengah; dan

- sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan.

Kabupaten Lampung Timur terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1999 dan secara resmi menjadi kabupaten tanggal 27 April 1999. Secara administrasi pada awalnya meliputi 10 kecamatan definitif, 13 kecamatan pembantu terdiri dari 232 desa. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 1999, Kecamatan Pembantu Margatiga dan Sekampung Udik ditingkatkan menjadi definitif.

Selanjutnya melalui Peraturan Daerah nomor 01 tahun 2001 dan Keputusan Bupati Lampung Timur nomor 13 tahun 2001 dibentuk 11 kecamatan tambahan sehingga menjadi 23 kecamatan definitif. Selanjutnya dengan Keputusan Bupati Lampung Timur nomor 19 tahun 2001 dan nomor 06 tahun 2002 maka jumlah desa sebanyak 232 desa definitif dan 3 desa persiapan. Akhirnya tahun 2006 jumlah kecamatan di Kabupaten Lampung Timur dimekarkan lagi menjadi 24 buah kecamatan, dengan jumlah desa sebanyak 241 desa dan 5 kelurahan.

(2)
(3)

Tabel 6 Luas wilayah Kabupaten Lampung Timur menurut kecamatan No. Kecamatan Luas Wilayah

(Ha) Persentase terhadap Total Luas (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Metro Kibang Batanghari Sekampung Marga Tiga Sekampung Udik Jabung Pasir Sakti Waway Karya Marga Sekampung Labuhan Maringgai Mataram Baru Bandar Sribhawono Melinting Gunung Pelindung Way Jepara Braja Selebah Labuhan Ratu Sukadana Bumi Agung Batanghari Nuban Pekalongan Raman Utara Purbolinggo Way Bungur 7 677.83 14 887.95 14 834.39 25 072.94 33 912.45 26 784.54 19 393.83 21 107.32 17 732.34 19 498.73 7 956.11 18 570.67 13 929.74 7 852.25 22 926.92 24 760.68 48 551.22 75 675.50 7 317.47 18 068.84 10 012.81 16 136.91 22 203.37 37 638.90 1.44 2.80 2.79 4.71 6.37 5.03 3.64 3.96 3.33 3.66 1.49 3.49 2.62 1.47 4.31 4.65 9.12 14.21 1.37 3.39 1.88 3.03 4.17 7.07 Total Wilayah Lampung Timur 532 503.00 100.00 Sumber: BPS Kabupaten Lampung Timur, 2006.

Kondisi Geofisik Lahan Bentuk Lahan dan Relief

Secara umum morfologi daerah penelitian dibagi dua yaitu: 1. Satuan Morfologi Dataran

Satuan ini terbentuk di bagian timur – tengah dan bagian barat daerah penelitian dengan ketinggian topografi antara 24 meter sampai 100 meter di atas permukaan laut. Batuan penyusun terdiri dari batuan yang masuk dalam formasi kersai, formasi terbanggi dan basal sukadana.

2. Satuan Morfologi Dataran Bergelombang

Satuan dataran bergelombang menempati daerah yang memiliki ketinggian antara 100–150 meter dari permukaan air laut, meliputi wilayah sebelah utara daerah penyelidikan dengan kemiringan lereng < 10o. Litologi tersusun dari beraneka endapan seperti tufa, pasir, lempung, basal dan lain-lain.

(4)

Apabila diidentifikasi maka Kabupaten Lampung Timur memiliki enam buah gunung yang terdiri dari Gunung Tiga, Gunung Kemuning, Gunung Salupa, Gunung Mirah, Gunung Tamiang, dan Gunung Pawiki. Nama dan tinggi serta letak gunung diwilayah Kabupaten Lampung Timur disajikan pada Tabel 7.

Kabupaten Lampung Timur meliputi areal lautan yang berbatasan dalam jarak 4 mil laut dari garis pantai ke arah laut lepas. Beberapa pulau kecil yang berada di Laut Jawa yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah Pulau Segamat Besar (106o06’21” Bujur Timur dan 5o10’01”.8 Lintang Selatan), Pulau Segamat Kecil (106o06’31”.9 Bujur Timur dan 5o11’00”.7 Lintang Selatan), Pulau Basa, Pulau Gosong Serdang, Pulau Gosong Layang-Layang, dan Pulau Karang Pematang. Luas Pulau Segamat Besar dan Segamat Kecil diperkirakan masing-masing 6 hektar dan 2 hektar (Bappeda Kabupaten Lampung Timur, 2007).

Tabel 7 Nama gunung, tinggi dan letaknya di wilayah Kabupaten Lampung Timur

No. Nama gunung Tinggi

(meter) Terletak di kecamatan 1 2 3 4 5 6 Gunung Tiga Gunung Kemuning Gunung Salupa Gunung Mirah Gunung Tamiang Gunung Pawiki 147 170 100 250 160 231 Bumi Agung Jabung Marga Tiga Marga Tiga Sukadana Marga Tiga

Sumber: Bappeda Lampung Timur, 2006.

Berdasarkan data dari Bappeda Kabupaten Lampung Timur (2006) Kabupaten Lampung Timur dibedakan menjadi enam grup yakni Aluvial, Marin, Fluvio Marin, Volkanik, Tektonik/Struktural, dan Grup Lain-lain. Secara lengkap luas wilayah per bentuk lahan dan relief ditampilkan pada Lampiran 6, sedangkan secara deskriptif penjelasan dari setiap bentuk lahan yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Timur sebagai berikut:

1. Grup Aluvial

Kabupaten Lampung Timur termasuk dalam sub grup dataran banjir, jalur aliran sungai, dataran aluvial, dan depresi aluvial dengan bentuk wilayah datar,

(5)

lereng 0-3%. Bentuk lahan ini terjadi karena pengendapan dari bahan-bahan endapan sungai yang terdiri dari kerikil, pasir, debu, dan liat. Penyebaran utamanya di sepanjang jalur aliran sungai yang membentuk hamparan dataran banjir di kanan kiri sungai, di daerah cekungan dan daerah rendah.

2. Grup Marin

Bentuk lahan marin yang terjadi oleh aktivitas marin (laut) berupa pengendapan bahan marin. Di wilayah Kabupaten Lampung Timur grup ini terdiri dari punggung dan cekungan pesisir marin resen dan sub resen, dataran pasang surut lumpur, dan rawa belakang pasang surut dengan bentuk wilayah datar sampai agak datar, lereng 0-3%. Penyebarannya terdapat di bagian pantai sampai beberapa kilometer dari garis pantai ke daratan.

3. Grup Fluvio-marin

Bentuk lahan yang terjadi oleh proses fluvial (sungai) dan marin (laut). Di Kabupaten Lampung Timur bentuk lahan ini digolongkan sebagai dataran fluvio marin dengan relief datar, lereng <3%. Penyebarannya terdapat di beberapa lokasi yang merupakan daerah peralihan antara rawa belakang pantai dan beting yang merupakan punggung dan cekungan pesisir sub resen dengan daerah aluvial dan dataran.

4. Grup Volkanik

Lahan ini membentuk dataran hingga perbukitan yang tersebar di beberapa tempat secara terpisah. Hal ini merupakan ciri batuan terobosan yang menerobos formasi yang lain. Grup ini membentuk dataran volkan dan perbukitan volkan agak datar hingga berbukit kecil, lereng 1-25%.

5. Grup Tektonik/Struktural

Lahan yang terbentuk dari Tuf Lampung yang bersusunan bahan halus (liat) hingga kasar (pasir) dan selanjutnya telah mengalami proses tektonisme yaitu proses pengangkatan, pelipatan, patahan, dan pengikisan/erosi. Di daerah survei proses ini membentuk sub grup dataran agak datar hingga berombak. Penyebarannya hampir merata di seluruh wilayah survei, terutama di bagian lahan kering. Sedangkan sub grup yang berasal dari bahan skis dan granit

(6)

terbentuk dataran berombak hingga berbukit kecil, lereng 3-25%. Penyebarannya terdapat di bagian barat daya daerah penelitian.

Klasifikasi Tanah

Berdasarkan data dari Bappeda Kabupaten Lampung Timur (2006), tanah-tanah di daerah survei diklasifikasikan menurut Soil Taxonomy tahun 2003 pada tingkat ordo sebagai berikut: Entisols, Histosols, Inceptisols, dan Ultisols. Secara lengkap klasifikasi tanah di Kabupaten Lampung Timur hingga tingkat subgrup menurut Soil Taxonomy tahun 2003 dan padanannya menurut kriteria Pusat Penelitian Tanah (PPT) tahun 1983 dicantumkan pada Tabel 8.

Tabel 8 Klasifikasi tanah di Kabupaten Lampung Timur Klasifikasi Tanah

Soil Taxonomy (2003)

PPT (1983)

Ordo Subordo Grup Subgrup

Alfisols Udalfs Hapludalfs Typic Hapludalfs Mediteran Haplik Entisols Aquents Fluvents Psammaquents Sulfaquents Endoaquents Udifluvents Typic Psammaquents Typic Sulfaquents Typic Endoaquents Typic Udifluvents Regosol Distrik Gleisol Tionik Gleisol Ditrik Aluvial Distrik Histosols Hemists Saprists Sulfihemists Haplomemists Haplosaprists Terric Sulfihemists Terric Haplomemists Terric Haplosaprists Organosol Tionik Organosol Hemik Organosol Saprik Inceptisols Aquepts Udepts Endoaquepts Dystrudepts Eutrudepts Sulfic Endoaquepts Fluvaquentic Endoaquepts Aeric Endoaquepts Typic Endoaquepts Typic Dystrudepts Typic Eutrudepts Gleisol Tionik Gleisol Fluvik Gleisol Aerik Gleisol Distrk Kambisol Distrik Kambisol Eutrik Ultisols Udults Kandiudults

Kanhapludults Hapludults Typic Kandiudults Typic Kanhapludults Typic Hapludults Podsolik Kandik Podsolik Kandik Podsolik Haplik Sumber: Bappeda Kabupaten Lampung Timur, 2006

Entisols adalah tanah-tanah yang tergolong belum berkembang, dijumpai

baik pada lahan basah yang berdrainase sangat terhambat ataupun pada lahan kering berupa tanah pasir atau di daerah perbukitan berupa tanah dangkal dan berbatu dengan drainase cepat hingga sangat cepat. Di daerah penelitian tanah ini terbentuk dari bahan induk endapan pasir marin, drainase cepat dan rezim kelembaban udik. Rejim kelembaban udik (Bahasa Latin, udus, lembab) biasa

(7)

pada tanah di wilayah beriklim humid seperti Indonesia yang mempunyai penyebaran curah hujan merata. Tanah ini penyebarannya sempit, dijumpai pada fisiografi beting pasir pantai dengan bentuk wilayah datar agak cembung yang memiliki kelerengan < 3%. Pada tingkat Great Group tanah ini diklasifikasikan sebagai Endoaquents dan Sulfaquents.

Histosols adalah tanah gambut, terbentuk dari hasil pengendapan bahan

organik, berasal dari daun-daunan, batang kayu dan akar pepohonan, dan berkembang dalam kondisi basah atau jenuh air. Tanah ini dicirikan oleh kandungan C (Carbon) organik atau bahan organik yang tinggi. Ketebalan lapisan gambut bervariasi antara 60 cm sampai lebih dari 2 meter. Tingkat dekomposisi (kematangan) gambut umumnya agak mentah (hemik) dan sebagian yang sudah mengalami penurunan (subsidensi) akibat pengelolaan, termasuk sudah matang (saprik) tetapi umumnya dangkal. Penyebarannya dijumpai pada fisiografi rawa belakang pantai yang sebagian berupa rawa lebak. Pada tingkat Great Group tanah ini diklasifikasikan sebagai Haplohemists dan Haplosaprists.

Inceptisols adalah tanah dengan tingkat perkembangan lemah yang

dicirikan oleh adanya horison penciri kambik (berkembang). Penyebarannya dijumpai baik pada lahan basah yang berdrainase terhambat maupun pada lahan kering yang berdrainase baik. Pada lahan basah, Inceptisols berkembang dari bahan aluvium - koluvium dan dicirikan oleh sifat hidromorfik (adanya pengaruh air) yang ditunjukkan oleh warna tanah kelabu dengan atau tanpa karatan yang menunjukkan adanya proses basah dan kering secara bergantian. Tanah ini diklasifikasikan pada tingkat sub ordo sebagai Aquepts. Pada tingkat grup diklasifikasikan sebagai Endoaquepts. Pada lahan kering, berkembang bahan sedimen (batu liat). Tanah umumnya berdrainase baik dengan rezim kelembaban tanah udik. Pada kategori grup, tanah ini dibedakan menjadi Dystrudepts.

Ultisols adalah tanah yang mengalami tingkat perkembangan cukup

sampai kuat yang dicirikan oleh adanya horizon diagnostik (horizon penciri perkembangan) argilik (pelindian liat ke lapisan bawah) dan kejenuhan basa < 40%. Penyebarannya dijumpai pada fisiografi teras angkatan dan dataran volkan tua. Tanah umumnya berdrainase baik dengan rezim kelembaban tanah Udik.

(8)

Pada tingkat Great Group tanah ini termasuk ke dalam Hapludults, Kandiudults, dan Paleudults.

Kondisi Iklim

Iklim wilayah Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Schmidt dan Ferguson termasuk dalam kategori iklim B, yang dicirikan oleh adanya bulan basah (yaitu bulan dengan curah hujan > 100 mm) selama 6 bulan (Desember – Juni) dengan temperatur rata-rata berkisar 24-34 oC. Curah hujan rata-rata tahunan berkisar 2000 – 2500 mm. Untuk tahun 2006 kondisi curah hujan pada beberapa pengamatan stasiun iklim yang ada di Kabupaten Lampung Timur selengkapnya dicantumkan pada Lampiran 7.

Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur akhir tahun 2005 sebanyak 919 017 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 462 362 jiwa dan perempuan sebanyak 455 655 jiwa (Tabel 9). Kepadatan penduduk rata-rata sebesar 173 jiwa per km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per desa sebanyak 3 782 jiwa.

Berdasarkan data penduduk usia kerja kabupaten (penduduk yang berumur 10 tahun ke atas) pada akhir tahun 2005 sebanyak 761 757 jiwa, terdiri dari jumlah angkatan kerja (yang bekerja dan mencari kerja) sebanyak 462 708 jiwa, dan jumlah bukan angkatan kerja (yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya) sebanyak 299 049 jiwa. Penduduk tersebut bekerja pada berbagai sektor antara lain: pertanian (64.95%), perdagangan (15.83%), jasa (6.81%), konstruksi (4.35%) dan lain sebagainya (BPS Kabupaten Lampung Timur, 2006).

Tabel 9 Perkembangan jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Lampung Timur tahun 2001-2005 (jiwa)

Jenis Kelamin 2001 2002 Tahun 2003 2004 2005 Laki-Laki Perempuan 452 770 421 399 451 825 444 675 466 568 435 267 474 123 435 266 463 362 455 655 Jumlah 874 169 896 500 901 835 909 389 919 017 Sex Rasio 107.44 101.61 107.19 108.93 101.69

(9)

Penyebaran penduduk di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2005 sebagian besar terkonsentrasi di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sekampung Udik 65 886 jiwa, Labuhan Maringgai 63 395 jiwa dan Sukadana 62 342 jiwa. Sedangkan penyebaran penduduk terkecil berada di Kecamatan Bumi Agung hanya mencapai 16 637 jiwa. Jika ditelusuri lebih lanjut, sebaran penduduk di setiap kecamatan dengan jenis kelamin laki-laki lebih dominan dibanding dengan jenis kelamin perempuan (Tabel 10).

Sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama di Kabupaten Lampung Timur. Adapun perkembangan persentase penduduk menurut usia kerja di sektor pertanian dari tahun 2004 – 2005 perkembangannya cenderung menurun yaitu dari 73.66% menjadi 64.95%. Jika ditelusuri lebih lanjut, penurunan perkembangan di sektor pertanian tersebut kemungkinan sebagian beralih ke sektor perdagangan yaitu dari 10.40% meningkat menjadi 15.83% dan jasa dari 4.88% menjadi 6.81% (Tabel 11).

Tabel 10 Sebaran jumlah penduduk menurut jenis kelamin di setiap kecamatan wilayah Kabupaten Lampung Timur tahun 2005 (jiwa)

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Rasio

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Metro Kibang Batanghari Sekampung Marga Tiga Sekampung Udik Jabung Pasir Sakti Waway Karya Marga Sekampung Labuhan Maringgai Mataram Baru Bandar Sribhawono Melinting Gunung Pelindung Way Jepara Braja Selebah Labuhan Ratu Sukadana Bumi Agung Batanghari Nuban Pekalongan Raman Utara Purbolinggo Way Bungur 9 518 25 413 28 651 22 136 33 257 22 598 17 235 17 748 13 461 31 900 13 233 21 406 12 835 10 800 24 553 10 611 20 009 31 536 8 351 20 349 20 966 17 439 18 824 10 534 9 255 25 329 28 504 21 571 32 609 22 296 16 860 17 893 13 280 31 495 12 987 20 384 12 384 10 526 24 057 10 417 19 306 30 806 8 286 19 895 21 112 17 115 18 986 10 301 18 772 50 741 57 155 43 707 65 866 44 894 34 095 35 641 26 741 63 395 26 221 41 790 25 219 21 326 48 610 21 029 39 314 62 342 16 637 40 244 42 079 34 554 37 810 20 835 102.84 100.33 100.51 102.62 101.99 101.36 102.22 99.19 101.36 101.28 101.90 105.02 103.64 102.60 102.06 101.86 103.64 102.37 100.77 102.28 99.31 101.89 99.15 102.27 Jumlah 463 362 455 655 919 017 101.69 Sumber: BPS Kabupaten Lampung Timur, 2006.

(10)

Tabel 11 Perkembangan persentase penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha utama di Kabupaten Lampung Timur tahun 2002-2005 (persen)

No Lapangan Usaha Utama 2002 2003 Tahun 2004 2005 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pertanian

Pertambangan dan Penggalian Industri

Listrik, Gas, Air Konstruksi Perdagangan

Transportasi dan Komunikasi Keuangan Jasa-Jasa Lainnya 69.90 0.42 6.82 0.06 2.51 11.97 2.57 0.48 5.27 - 69.90 0.2 6.82 0.06 2.51 11.97 2.57 0.48 5.27 - 73.66 0.22 5.58 0.04 2.25 10.40 2.81 0.15 4.88 - 64.95 0.46 5.26 0.04 4.35 15.83 2.02 0.18 6.81 0.09 Jumlah 100.0 100.0 100.0 100.0

Gambar

Tabel 6  Luas wilayah Kabupaten Lampung Timur menurut kecamatan
Tabel 7  Nama  gunung,  tinggi  dan  letaknya  di  wilayah  Kabupaten  Lampung  Timur
Tabel 8 Klasifikasi tanah di Kabupaten Lampung Timur  Klasifikasi Tanah
Tabel 9  Perkembangan  jumlah  penduduk  menurut  jenis  kelamin  di  Kabupaten   Lampung Timur tahun 2001-2005 (jiwa)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain ( Stuart

Berdasarkan penjelasan Pasal 30 ayat (1) huruf d yang dimaksud dengan jaksa dapat melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu yang diatur oleh undang- undang ialah

disimpulkan bahwa kata serapan bahasa Asing yang digunakan dalam Tajuk Rencana pada Harian Kompas Edisi Desember 2016 yang berasal dari bahasa terdapat

Untuk maksud tersebut Pengurus Besar Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PB. Peralmuni)) akan menyelenggarakan Konker XI Peralmuni. Dalam Kegiatan Konker

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa penambahan probiotik menggunakan dosis berbeda yang diberikan pada pakan ikan, tidak memberikan

Oleh karenanya dilakukan penelitian tindkaan kelas dengan menerapkan model probing prompting yang bertujuan untuk mengetahui suasana kelas dan peningkatan hasil

Risiko-risiko dalam peminjaman kredit tersebut antara lain adalah risiko penundaan pembayaran, risiko pengurangan pembayaran suku bunga atau pinjaman pokok, dan risiko tidak