AKHLAK ISLAMI DALAM HIKAYAT ISKANDAR ZULKARNAIN EPISODE PERJALANAN KE JABALKA: SEBAGAI BASIS PENGUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER GENERASI MILENIAL
OLEH LEURI SEFRIANI NIM RRA1B116039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
AKHLAK ISLAMI DALAM HIKAYAT ISKANDAR ZULKARNAIN EPISODE PERJALANAN KE JABALKA: SEBAGAI BASIS PENGUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER GENERASI MILENIAL
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh Leuri Sefriani NIM RRA1B116039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDKAN UNIVERSITAS JAMBI
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORETIK... 7
2.1. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan... 7
2.1.1. Kajian Teori ... 7
2.1.2. Hasil Penelitian yang Relevan... 28
2.2. Kerangka Berpikir ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 33
3.2. Data dan Sumber Data ... 33
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4. Teknik Uji Validitas Data... 34
3.5. Teknik Analisis Data ... 34
3.6. Prosedur Penelitian... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4. 1 Hasil Penelitian ... 37
4.1.1 Akhlak-akhlak Islami dalam HIZ ... 41
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 72 5.1. Simpulan... 72 5.2. Implikasi ... 72 5.3. Saran ... 72 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Akhlak Islami ... 17 4.1 Tabel Indikator Berani ... 42
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelompok etnis Melayu di Nusantara memiliki peninggalan budaya yang banyak. Di antara peninggalan tersebut adalah karya tulis berupa teks naskah, Russel Jones memperkirakan jumlah naskah Melayu itu kurang lebih 10.000 buah Ding Choo Ming (1986:11). Hussein (1981:139-140) memperkirakan 5000 naskah. Hal ini dibuktikan dari bebarapa katalogus naskah yang mencatat dan menguraikan serba ringkas isi naskah. Naskah-naskah tersebut tersimpan di perpustakaan dan di museum dalam negeri dan luar negeri. Di perpustakaan Nasional Jakarta terdaftar sebanyak 953 naskah. Naskah-naskah tersebut sebagian besar tergolong sebagai karya sastra (Sutaarga, 1972). Karya sastra Melayu memiliki arti penting, tidak hanya dalam arti etnis, tetapi juga dalam arti antaretnis.
Secara etnis, karya ini mengungkapkan pikiran, perasaan, keyakinan, falsafah-falsafah, dan ekspresi jiwa dalam masyarakat Melayu, secara antaretnis, berkaitan dengan bahasa yang digunakan dalam karya tersebut yang menggunakan bahasa Melayu, lingua franca, sebagai sarana komunikasi antaretnis, baik dalam hubungan perdagangan, kebudayaan, dan keagamaan di kawasan penduduk yang mempunyai aneka bahasa. Salah satu karya sastra Melayu yang memiliki kedudukan penting di antara khazanah sastra Melayu tersebut adalah Hikayat Iskandar Zulkarnain (HIZ). Karya sastra ini merupakan teks Melayu tergolong
yang akan ditaklukannya Ia tidak langsung memerangi dan mengajak berperang, tetapi diawali dengandiplomasi, mengajak dengan cara yang halus, Ia selalu memberikan pemahaman dan pengertian serta wawasan tentang ketauhidan dalam agama yang sebenarnya terlebih dahulu. Baru mereka menempu jalur perang apabila pihak lawan tidak terima akan diplomasinya yang bersifat damai tersebut. Raja Iskandar selalu mengutamakan kedamaian sebelum terjadinya kerusuhan, karena Raja Iskandar mencintai kesejahteraan dan suka kedamaian agar hidup menjadi tentram dan merasa nyaman.
8. Malu
Malu adalah perasaan yang tak nyaman jika perkataan atau perbuatan yang akan menimbulkan cela dan aib, walaupun hukumnya mubah atau tak dipersoalkan orang, banyak sekali pada zaman milenial ini kita tidak malu dengan ucapan yang telah dilontarkan kepada teman, sahabat, orang tua atau pun orang yang umurnya dibahwa kita, kita harus membawahkan sikap malu dan menanamkannya di dalam diri agar tidak mudah untuk menyakiti hati orang lain, walaupun orang tersebut tidak marah, akhlak mau tersebut harus ditanam di dalam jiwa seseorang agar menjadi panutan.
9. Cinta Kerja
Cinta kerja yang dimaksudkan adalah perasaan bahagia dan nikmat dalam bekerja, menghargai pekerjaan sebagai kewajiban manusia dalam hidup tidak mudah mengeluh dan putus asa selalu bersyukur atas nikmat yang Allah swt berikan kepada hambanya dan menghargai apapun usaha yang telah dilakukan baik itu hasilnya memuaskan ataupun cukup.
10. Pemaaf
Pemaaf adalah sifat atau perilaku atau akhlak yang dapat mengampuni kesalahan orang lain tampa rasa benci, tampa rasa sakit hati, atau tidak mau balas dendam. Sifat-sifat atau akhlak tersebut dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut ini:
Maka turunlah Raja Manyamaj dan segala orang-orang besar-besarnya turun dari atas kendarannya ke bumi, “Berjalan tapak lagi kami was-was sahaja dikarunialah akan kami iman.” Arkian dikhabarkan Nabi Khidlir kalimah syahadat akan Raja Manyamaj dan segala tentaranya, kecil besar. Maka sekalian mereka itu mengucap kalimat syahadat dengan suara nyaring. (h. 498)
Sikap yang perlu di jadikan contoh, Raja Iskandar selalu memaflkan kesalahan orang lain dan selalu memberikan ampunan agar orang-orang tersebut kembali kejalan yang benar, karena itu lah Raja Iskandar merupakan panutan yang harus di contoh bagi generasi milenial.
11. Pergaulan yang Baik
Pergaulan yang baik ialah hubungan dan interaksi dengan orang lain secara mesra dan harmoni. Akhlak tersebut dapat terlihat pada kutipan-kutipan teks hikayat berikut ini:
Kata sahibulhikayat. Maka pada masa itu terlalu amat sukacita hati Raja Iskandar mendengar mereka itu menyebut kalimah syahadat. Arkian maka dianugerahi Raja Iskandar akan mereka itu seorang sebuah kursi daripada emas bertatahkan ratna mutu manikam. Akan tempat Raja Manyamaj suatu kursi yang amat baik, tiada dapat disifatkan. Kemudian daripada itu dipersalinkan Raja Iskandar akan Raja Manyamaj daripada pakaian terlalu amat ajaib dan indah-indahnya dan di atasnya sehelai baju lagi disuruh jala dengan ditarik akan cucuk mutia itu sehelai baju itu dapat akan upeti negerti harganya.(h.498)
Hubungan antar sesama dalam hikayat Iskandar Zulkarnain memperlihatkan hubungan yang harmonis. Baik secara vertikal maupun horizontal tercipta keselarasan, terutama ketika mereka telah memeluk agama islam. Mereka bergaul dengan baik, memperlihatkan rasa senang mereka, satu sama lain itu terlihat pada
kutipan teks hikayat di atas, semua orang bahagia dengan sifat Raja Iskandar walaupun ia raja yang sangat besar Raja Diraja tetapi ia tidak membedah-bedakan semuanya. Hal tersebut harus diterapkan untuk kehidupan yang akan mendatang, karena sifat yang dimilki oleh Raja Iskandar tersebut sudah mencerminakan seorang Raja yang luar biasa.
12. Adil
Iskandar Zulkarnain terkenal sebagai raja yang hebat serta memiliki sifat adil dalam diirnya. Adil yang dimaksud adalah meletakkan sesuatu pada tempat yang benar dan tepat dan tempat yang seharusnya diletakkan. Hal ini sesuai dengan prinsip Islam yang menganjurkan umatnya melaksanakan keadilan dalam setiap aspek kehidupan. Ditambahkan pula, perintah itu datang dengan beriringannya sifat Allah sendiri yang maha adil dan mengharamkan zat-Nya dari pada melakukan kezaliman.
Dalam HIZ banyak diceritakan tentang keadilan Raja Iskandar, tetapi di dalam Episode perjalanan ke Jabalka ini ada beberapa kutipan yang memperlihatkan keadilan Raja iskandar selaku raja yang amat besar hatinya, Dalam suatu peristiwa Ia memberikan perintah kepada Nabi Khidlir untuk membagikan harta kepada raja-raja yang lain yang telah Ia taklukan dengan seadil-adilnya tidak ada yang mendapatkan lebih atau berkurang sekalipun, tidak ada yang tidak membawakan harta tersebut, hak yang berhak telah Ia berikan seadil-adilnya peristiwa tersebut terlihat pada kutipan berikut ini:
Maka dipersembahkan kepada Raja Iskandar. Maka adalah Raja Iskandar menyuruhkan Nabi Khidlir membagikan tiga dua bagi akan segala raja-raja, dan sebahagi disuruh masukkan ke dalam perbendaharaan. Maka dikerjakan oleh Nabi Khidlir seperti sabda Raja Iskandar itu. Tetapi penuhlah segala
perbendaharaan itu. Dan tiada ada seekor daripada segala binatang itu yang tiada membawa arta. Maka ajaib Raja Iskandar akan peri kebanyakan harta yang dibawah oleh Raja Manyamaj itu. (h. 499)
Raja Iskandar telah menunjukkan teladan seorang Raja yang adil, sifat adil dituntut dalam agama Islam dan sebagai seorang pemimpin atau seorang raja harus mengamalkan keadilan dalam membuat segala keputusan. Bila pemimpin berlaku adil, rakyat akan merasa terlindungi. Sifat adil Raja Iskandar telah mewujudkan dirinya sebagai umat Islam yang berakhlak mulia.
Adil dan keadilan adalah akhlak yang sangat mulia. Sebagai unsur nilai atau akhlak islmai, adil atau keadilan merupakan basis pendidikan karakter yang bertanggungjawab, peduli, sosial, peduli lingkungan, cinta damai. Bersahabat, menghargai prestasi, demokratis, kreatif, disiplin, toleran, jujur, dan religius. Semua karakter manusia menuntut dan mencari keadilan. Dengan demikian keadilan memiliki posisi yang sentral dan bersifat universal. Tampa keadilan sebuah negera bisa chaos, tampa keadilan menimbulkan hasad, dengki, dan ketidakharmonisan hubungan manusia, baik secara horizontal maupun vertikal
Beberapa akhlak islami yang terdapat di dalam hikayat Iskandar Zulkarnain episode perjalanan ke jabalka tersebut merupakan sebagian akhlak yang termuat dari teori Al-Hufi, di dalam teori Al-Hufi terdapat 19 akhlak islami yaitu sebagai berikut: 1. berani, pemurah, adil, iffah, jujur, sabar, lapang hati, pemaaf, kasih sayang, mengutamakan kedamaian, zuhud, malu, tawaduk, kesetian, musyawarah, cinta kerja, kegembiraan dan humor, pergaulan yang baik, amanah.
Penelitian tentang hikayat Zulkarnain sudah perna dilakukan oleh siti chamamah Seotratno (1991) dengan judul penelitian Hikayat Iskandar Zulkarnain, Analisis Resepsi, di dalam penelitian tersebut dikemukakan bahwah
Raja Iskandar adalah raja yang tangguh dan memiliki sikap yang amat luar biasa, begitu juga dengan penelitian yang penulis lakukan Raja Iskandar adalah tokoh utama yang yang memiliki sikap yang amat baik dan miliki karakteristik yang amat baik pula sesuai dengan teori Al-Hufi tersebut akhlak-akhlak Raja Iskandar perlu diterapkan dan dicontoh untuk kehidupan milenial sekarang ini. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Muhd Norizam Jamian (2016) dengan judul Akhlak pemimpin dalam hikayat Iskandar Zulkarnain: suatu analalisis pendekatan adab dimana pada penelitian tersebut juga memperlihatkan bagaimana karakter tokoh dari Raja Iskandar Zulkarnain tersebut yang mempunyai sikap dan akhlak yang adabi dan amal ihsan yang baik yang berakhlak muliah, penelitian tersebut juga memberikan kontribusi bagi penelitian yang akan dilakukan terutama tentang berbagai khazanah akhlak tokoh yang relevan untuk menguatkan pendidikan karakter generasi milineal di Indonesia.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis penelitian terdapat dua belas, akhlak islami di dalam teks Hikayat Iskandar Zulkarnain, yaitu: akhlak berani, pemurah, adil, iffah, amanah, pemaaf, kasih sayang, mengutamakan kedamaian, malu, ketaatan dan kesetian, pergaulan yang baik, cinta kerja.
5.2 Implikasi
Bagi masyarakat umum dan guru penelitian ini bisa menjadi sumber belajar atau media pendidikan formal dan nonformal untuk memperkuat karakter anak-anak muda di lingkungan sosial, serta sumber belajar pendidikan karakter di sekolah, dan untuk peneliti lain penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan atau contoh. Sedangkan untuk generasi milenial penelitian ini bisa menjadi bahan acuan untuk memperbaiki diri dan karakter sikap masing- masing individu.
5.3 Saran
Ada beberapa saran yang perlu sampaikan, terutama kepada masyarakat umum, dan generasi milenial, maupun kepada peneliti lain yang ingin meneliti tentang teks hikayat, sebelum meneliti hendaknya mengetahui terlebih dahulu
kajian yang terdapat dalam suatu teks atau episode tersebut sehingga lebih mudah untuk meneliti dan menganalis struktur kebahasaannya agar lebih mengerti dan mudah dipahami, dan untuk generasi milenial yang akan datang hendaknya perlu membiasakan diri membaca karya-karya klasik yang bersifat serius dan lebih banyak mengetahui karya-karya nonfiksi maupun fiksi, dan menjadi acuan dan contoh dari karakteristik sikap yang dimiliki oleh Iskandar Zulkarnain dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manusia yang lebih berguna untuk kedepannya.
DAFTAR RUJUKAN
Al-Hufy, AM. (2015). Rujukan Induk Akhlak Rasulallah, Menuntun Anda Merasakan Pesona Pribadi Nabi Hingga Tergerak Untuk Meneladaninya. Terj. Saira Rahmani dan Irham Maulana. Jakarta: Pustaka Ahklak
A-l Jauziyah, I.Q. (2009). Nikmatnya Sabar. Jakarta: Senayang Publishing. Amin, MM. (2012). Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Baduose Media Budge, EA.W. (1899). The History of Alexander the Great being the Syriac
version of the pseudo Callisthenes. Cambridge: The University Press. Culler, J. (1977). Structuralist Poetic. London: Mathuen & Co Ltd.
Ding Choo Ming. (1986). “Menyingkap Naskah-naskah Melayu”. Makalah Kongres Internasional ke 32 dari Studi-studi Asia dan Afrika Utara, 25-30 Agustus 1986, Hamburg
Emir, & Rohman, S. (2015). Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.
“Generasi Milenial danKarakteristiknya ( http://student.cnnindonesia.com/edukasi), diakses: (14 Februari 2019
Gunawan. H. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta
Hamdani. H & Saebani. B. A. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Husein, i. (1981). “Filosofi Melayu-Kemungkinan Sumbangan dari Malaysia”. Dalam Kumpulan Esai Sastera Melayu Lama. Oleh Jamaila haji Ahmad. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia
Karim, M. (2016). Syair Romantik Melayu Klasik; Menjemput Konvensi Merebut Makna. Yogyakarta: Histokultura
Karim, M. (200)7. “Syair Mambang Jauhari: telaah Filosofi dan Struktural-Semioti”. Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Kemendikbud. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kesuma, D., dkk. (2011). Pendidikan Karakter kajian teori dan praktik di
sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Palmer, RE. (1969). Hermeneutics. Evanston; Nottwestern University Press. Ratna, NK. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Seotratno, SC. (1991). Hikayat Iskandar Zulkarnain, Analisis Resepsi. Jakarta: Balai Pustaka.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta.
Sutaarga, A., dkk. (1972). Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P dan K. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Dapertemen P&K.
Syafri Ulil Amri, M.A. (2014). Pendidikan Karakter Berbasis AL-qur’an. Jakarta: PT Raja Grafindo persada
Teeuw, A. (1983). Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia
Thompson, JB.P. (1982). Ricoeur Hermrnrutics & The Human Sciences. Cambridge: Cambridge University Press.
Uli, I. (2018). (Kajian Struktural Hikayat Iskandar Zulkarnain Efisode Islamisasi Habsyi) Sa Ba Sa, junal Pendidikan Bahasa dan Sastra., Volume 1, nomor 1, Mei 2018
Wibowo. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah (Konsep dan Prkatik Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Waluyo, Hj. (1990). “Hermeneutika dalam Telaah Sastra”. Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional III HISKI, Malang, 26-28 November 1990.
menjadi paham dan lebih mengerti. Alhamdulillah Ia berhasil menyelesaikan program studi dalam kurun waktu tujuh semester dengan IPK 3.75.