• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN POHON PADA KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN POHON PADA KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN POHON PADA KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Maureen Linda Caroline (13508049)

Progra m Studi Te knik Info rmatika Sekolah Tinggi Ele ktro dan Informat ika

Intitut Teknologi Bandung Jalan Ganesha no 10 Bandung e-mail: lynn-atsuki@students.itb.ac.id

ABSTRAK

Pohon merupak an salah satu bab dalam pelajar an struktur diskrit. Dal am kehi dupan banyak yang me makai aplikasi pohon. Salah satunya adalah dalam bi dang ilmu bi ologi mengenai klasifikasi makhluk hi dup.

Dal am makalah ini akan di bahas me ngenai pe nerapan pohon dalam klasifikasi makhluk hi dup. Berdasarkan data yang ter baru, makhluk hi dup ter bagi me njadi be ber apa king dom. dari pe mbagi an ini, dapat di be ntuk pohonnya. Pohon yang di pakai adalah pohon ber akar.

Kata kunci: pohon, struktur diskrit, klasifikasi makh luk

hidup, pohon berakar.

1. PENDAHULUAN

Pohon adalah graf berarah dengan beberapa syarat tertentu. Ada banyak maca m pohon. Salah satunya adalah pohon berarah. Da la m pohon berarah ada tingkatan. Manusia hidup tidak sendiri. Masih ada ma khluk hidup lainnya yang ada bersama dengan manusia. Makh luk hidup diklasifikasikan kedala m beberapa kingdom. Urutan pengklasifikasian makh luk hidup adalah salah satu aplikasi dari pohon berakar.

2. DASAR TEORI

2.1 Pohon

2.1.1 Definisi dan sifat pohon

Pohon adalah graf tak-bera rah terhubung yang tidak mengandung sirku it.

Gambar 2.1. Contoh pohon dan bukan pohon

Sifat-sifat pohon:

Misalkan G = (V,E) adalah graf tak-berarah sederhana dan jumlah simpulnya n buah, maka semua pernyataan di bawah ini adalah ekivalen

1. G adalah pohon

2. Setiap pasang simpul dala m G terhubung dengan lintasan tunggal

3. G terhubung dan me miliki m-n-1 buah sisi

4. G tidak mengandung sirkur dan me miliki m-n-1 buah sisi

5. G tidak mengandung sirkuit dan penambahan satu sisi pada graf akan me mbuat hanya satu sirkuit 6. G terhubung dan semua sisinya adalah je mbatan Teorema ini juga sering dikatakan sebagai definisi lain dari pohon.

2.1.2 Pohon ber akar

Pohon berakar adalah pohon yang satu buah simpulnya diperla kukan sebagai akar dan sisi-sisinya di beri arah sehingga menjad i gra f berarah.

Akar me mpunyai dera jat-masuk sa ma dengan nol dan simpul-simpul la innya berderajat masuk sa ma dengan satu. Simpu l yang me mpunyai derajat kelua r sama dengan nol disebut daun atau simpul terminal. Impul yang me mpunyai derajat -ke luar tidak sa ma dengan nol disebut simpul dala m. Atau simpul cabang. Sebagai perjanjian, arah sisi didala m pohon dapat dibuang karena setiap simpul di pohon harus dicapai dari a kar, ma ka lintasan di dala m pohon berakar selalu dari “atas” ke “bawah”.

(2)

pohon berakar sebagai perjanjian, arah panah pada sisi dibuang

Gambar 2.2. Pohon berakar dan perjanjiannya

2.1.3 Ter minologi pada pohon berakar

Gambar 2.3 Pohon berakar

Kebanyakan terminologi pohon diadopsi dari terminologi botani dan silsilah keluarga.

a. Anak (child atau children) dan orangtua (parent) b, c, dan d ada lah anak-anak simpul a, dan a adalah orangtua dari anak-anak itu.

b. Lintasan (path)

Lintasan dari a ke j adalah a, b, e , j. Panjang lintasan dari a ke j ada lah 3.

c. Keturunan (descendant) dan leluhur (ancestor) h adalah keturunan b, dan b adalah leluhur h. d. Saudara kandung (sibling)

f adalah saudara kandung e, tetapi g bukan saudara kandung e, karena orangtua mere ka berbeda.

e. Upapohon (subtree)

Gambar 2.4. Upapohon

f. De rajat (degree)

Dera jat sebuah simpul adalah ju mlah upapohon (atau ju mlah anak) pada simpul te rsebut. Derajat a adalah 3, dan derajat b adalah 2. Dera jat d adalah 1 dan

derajat c adalah 0. Jad i, derajat yang dima ksudkan disini adalah derajat-keluar. De rajat ma ksimu m dari semua simpul me rupakan derajat pohon itu sendiri. g. Daun (leaf)

Simpu l yang berdera jat nol (atau t idak me mpunyai anak) disebut daun. Simpul h, i, j,f, c , l, dan m adalah daun.

h. Simpu l dala m (internal nodes)

Simpu l yang me mpunyai ana k d i sebut simpul dala m. Simpu l b, d, e, g, dan k adalah simpu l dala m.

i. Aras (level) atau tingkat

Gambar 2.5. Aras dari suatu pohon berakar

j. Tinggi (height) atau kedala man (depth)

Aras maksimu m dari suatu pohon disebut tinggi atau kedala man pohon tersebut. Pohon diatas mempunyai tinggi 4.

3. Klasifikasi Makluk Hidup

Setiap ma khluk hidup me miliki na ma latin yang berbeda-beda. Juga digolongkan dengan sifat atau ciri tertentu.

3.1.1 Tingkatan takson

Urutan takson mula i dari yang tertinggi hingga yang terendah adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1. Urutan takson mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi

a. Kingdom (ke rajaan)

a b c d e f g h i j a b c d e f g h i j

(3)

Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi yang beranggotakan semua ma khlu k h idup. Se mua makh luk hidup digolongkan kedala m ena m kingdom ya itu eucbacteria, archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia.

Gambar 3.1. Pembagian dunia kehidupan yang terbaru menjadi enam kingdom

b. Phylum/Divisio (filu m/divisi)

Dengan me mpe rhatikan perbedaan yang ada, setiap kingdom dapat dibedakan men jadi dua atau lebih kelo mpok besar, yang ju mlah anggotanya lebih kecil dari kingdom. Ke lo mpok tersebut pada hewan dikenal degnan filu m, sedangkan pada tumbuhan dikenal dengan divisi. Pengelompokan ini didasarkan kepada ciri-c iri u mu m yang dimilikinya. Misalnya, dunia tu mbuhan dibedakan men jadi filu m Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta.

c. Class (ke las)

Setiap filu m atau div isi dapat dibagi lagi keda la m kelo mpok-ke lo mpok leb ih kecil. Dasar pengelompokannya menggunakan ciri atau sifat yang masih u mu m. Misalnya, filu m Arthopoda dibedakan men jadi beberapa kelas, yaitu Myriapoda, Crustacea, Insecta, dan Arachnida.

d. Order (ordo/bangsa)

Setiap ke las dapat dibedakan menjad i beberapa kelo mpok dengan anggota lebih kecil. Dasar pengelompokannya adalah sifat atau ciri yang lebih khusus dari ciri yang dipergunakan sebagai dasar pengelompokan tingkat kelas. M isalnya subkelas Monocotyledonae, dikelo mpokkan kedala m beberapa ordo, seperti Poales, Zingiberales, dan lain-lain.

e. Family (fa milia/suku)

Dengan berdasarkan ciri atau sifatnya yang lebih khusus, setiap ordo dapat dibedakan menjad i beberapa fa milia. Diantara anggota familia tersebut perbedaannya semakin kecil. M isalnya ordo Myratales, d ibedakan men jadi beberapa fa milia, d iantaranya adalah Myrtaceae f. Genus (ma rga)

Setiap fa milia dapat dibedakan menjadi kelo mpok lebih kecil, disebut genus. Diantara anggota-anggota genus itu semakin me miliki persa maan ciri yang besar. Sebagai contoh, fa milia Poaceae, dapat dibedakan menjadi beberapa genus, seperti Zea, Oryza, dan la in-lain.

g. Species (jenis)

Setiap indiv idu me miliki na ma spesiesnya masing -masing. Tidak ada nama spesies yang sama satu dengan yang lainnya. Na ma spesies ini terbagi men jadi dua kata. Kata yang pertama, huruf awalnya ditulis dengan menggunakan huruf besar. Kata pertama in i me rupakan ma rga dari jenis tersebut. Kata keduanya merupakan namanya. Tapi kedua kata ini tidak dapat dipisahkan dala m hal na ma spesies.

Gambar 3.3. Gambaran pohon secara umum dal am klasifikasi makhluk hidup

3.1.2 Archaebacteria

Archaebacteria diduga sebagai organisme paling tua. Organis me in i me miliki susunan tubuh yang sederhana. Karena merupakan organisme yang sederhana, maka Archaebacteria hanya terbagi menjad i 3 jenis, ya itu Archaebacteria ekstrem termo fil, Archebacteria ekstrem halofil, dan Archaebacteria metanogen. Archaebacteria ini dapat ditemukan dilingkungan ekstrim.

Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedala m pohon, maka pohon yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Gambar 3.4. Pohon kingdom Archaebacteria

3.1.3 Eubacteria

Bakte ri berasal dari kata bak terion (Yunani) yang berarti batang kecil. Tapi pada kenyataannya tidak semua bakteri berbentuk batang kecil seperti perta ma kali ditemu kan. Sa ma seperti Archaebacteria, Eubacteria ini juga merupakan o rgnanisme yang sederhana. Tubuhnya hanya tersusun dari satu sel.

Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedala m pohon, maka pohon yang terbentuk adalah sebagai berikut.

(4)

Gambar 3.5. Pohon kingdom Eubacteria

3.1.4 Fungi

Tubuh jamur bersel banyak, dinding selnya tersusun atas zat kit in. Se l ja mur tidak me mpunyai pig men fotosintesis, sehingga bersifat heterotrof. Ada yang secara heterotrof dan saprofit.

Kingdom Fungi dibagi menjad i e mpat div isi ya itu Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina , dan Deuteromycotina.

Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedala m pohon, maka pohon yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Gambar 3.6. Pohon kingdom Fungi

3.1.5 Protista

Protista terdiri atas organisme yang mirip hewan, tumbuhan, dan ja mur. Protista di bagi men jadi tiga, ya itu protozoa (protista mirip hewan) , a lga (protista mirip tumbuhan), dan my xo mycotina dan oomycotina (protista mirip fungi)

Kata protozoa berasal dari Yunani, yaitu Protos artinya pertama dan zoon berarti hewan. Protozoa dibagi men jadi empat filu m. Rhizopoda (Sarcodina) yaitu protozoa yang me mpunyai a lat gerak berupa kaki a kar, ka ki se mu, atau pseudopodium, contohny Amoeba. Yang kedua Flagellata (Mastigophora) yaitu protozoa yang me mpunyai alat gerak berupa bulu ca mbuk atau flagellum, contohnya Trypanosoma. Yang ketiga adalah Cilliata (Ciliophora), yaitu protozoa yang mempunyai alat gera k berupa bulu getar atau cilia, contohnya Paramaecium. Dan yang kee mpat adalah Sporozoa atau hewan berspora (hewan ini tidak me mpunyai a lat gera k, contonya Plasmodiun dan Monocystis).

Tubuh alga disebut talus, karena be lu m dapat dibedakan antara bagian akar, batang dan daun. Berdasarkan pigmennya yang doma in, a lga dibedakan men jadi e mpat divisi yaitu sebagai berikut.

1. Div isi Chlorophyta atau alga hijau adalah kelo mpok alga yang me miliki pig men hijau dominan. Contohnya adalah Spirogyra.

2. Div isi Chrysophyta atau alga kee masan adalah kelo mpok a lga yang me miliki pig men karot in yang dominan. Contohnya Navicula dan Ochro monas.

3. Div isi Phaeophyta atau alga pirang/coklat adalah kelo mpok alga yang me miliki pig men fikosantin yang dominan. Contohnya Sargassum dan Turbinaria 4. Div isi Rhodophyta atau alga me rah adalah ke lo mpok

alga yang me miliki p ig men fikoeritrin yang dominan disamping fikosianin dan kloroplas. Contohnya Gelidium dan Euchema

Kelo mpok Protista mirip fungi adalah ja mur lendir dan beberapa jenis jamur bersel satu lainnya. Organisme ini tidak me miliki klo roplas sehingga tidak ma mpu menyintesis zat ma kanan sendiri.

Bila berdasarkan penje lasan diatas dimasukkan keda la m pohon, maka pohon yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Gambar 3.7. Pohon kingdom Protista

Pada ga mbar pohon diatas hanya sebagian dari pohon yang seharusnya. Pohon diatas hanya kingdom, div isi dan subdivisi.

3.1.6 Plantae

Kingdom Plantae dibagi men jadi e mpat divisi ya itu

sebagai berikut

1. Div isi Tallophyta adalah tumbuhan yang me miliki thalus termasuk diantaranya adalah golongan ja mu r, bakteri, dan ganggang.

2. Div isi Bryophyta (lu mut)

Div isi in i dibagi menjad i dua kelas yaitu kelas Musci atau Bryopsida (lumut daun) dan ke las Hepaticeae atau Hepaticopsida (lu mut hati)

3. Div isi Pteridophyta (tumbuhan paku)

Div isi ini d ibagi menjadi e mpat subdivisi yaitu Psilophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta 4. Div isi Spermatophyta (tumbuhan biji)

Div isi ini d ibagi menjad i dua subdivisi yaitu subdivisi Gymnospermae (tu mbuhan berbiji terbuka) dan subdivisi Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Untuk yang subdivisi Angiospermae dibagi menjad i dua ke las yaitu kelas Dicotyledoneae (dikotil) dan ke las Monocotyledoneae (monokotil). Ke las Dicotyledoneae dibagi lag i menjad i tiga subkelas yaitu subkelas Monochlamidae atau Apetalae, subkelas Dialypetalae dan subkelas Sympetalae.

(5)

Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedala m pohon, maka pohon yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Gambar 3.7. Pohon kingdom Plantae

Pada gambar pohon diatas, hanya mencakup hingga subkelas karena bila dita mbah hingga spesies, maka akan sangat banyak sekali. Karena spesies dari kingdom Plantae sudah sangat banyak.

3.1.7 Animalia

Anima lia d ibagi menjadi se mbilan Filu m yaitu sebagai berikut.

1. Filu m Porifera

Porifera adalah hewan mult iseluler yang berderajat rendah. Kata Porifera berasal daribahasa Latin phorus yang berarti lubang kec il dan ferre yang berarti me mba wa. Jadi, kata Porifera bera rti hewan yang me mpunyai tubuh berpori.

Berdasarkan sifat spikulanya, Porifera dapat dibedakan men jadi e mpat ke las yaitu Calcarea, Hexactinellida, Demospongiae dan Scelerospongiae.

2. Filu m Coelentrata

Coelentrata berasal dari bahasa Yunani, k oillos berarti rongga/lorong dan enteron berarti usus. Jadi, kata Coelentrata berart i hewan yang me milikirongga usus. Coelentrata dibagi men jadi beberapa ke las yaitu ke las Hydrozoa, ke las Scyphozoa, dan kelas Anthozoa 3. Filu m Platynelminthes

Platynelminthes merupakan kelo mpok cac ing yang struktur tubuhnya paling sederhana. Platynelminthes dibagi menjad i tiga ke las yaitu Turbellaria (cacing berbulu getar), Trematoda (cacing isap) dan Cestoda (cacing pita).

4. Filu m Ne mathelminthes

Ne mathelminthes berasal dari bahasa Yunani yaitu nematos yang berarti benang dan helminthes yang berarti cac ing. Ne mathelminthes sering disebut cacing gilig karena bentuk tubuhnya yang bulat panjang, tidak me miliki ruas-ruas dan tertutup kutikula.

5. Filu m Annelida

Annelida berasal dari bahasa Yunani yaitu annelus yang berarti c incin. Jadi, kata Annelida dapat diart ikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen -segmen menyerupai c incin atau gelang. Annelida terbagi dala m t iga ke las, yaitu Oligochaeta (cacing berbulu sedikit, contohnya cacing tanah), Polychaeta (cacing berbulu banyak, contohnya cacing wa wo), dan Hidrudinea (golongan lontah dan pacet).

6. Filu m Mollusca

Kata Mollusca berasal dari bahasa Latin mallis yang berarti lunak. Jadi, Mollusca dapat diartikan sebagai hewan bertubuh lunak. Tubuh lunak te rsebut tidak bersegmen-segmen dan terbungkus oleh mantel. Ada beberapa jenis dari hewan in i, tubuhnya terlindung oleh cangkang dari zat kapur yang ke ras.

Berdasarkan bentuk dan kedudukan ka ki, serta ada tidakya cangkang, Mollusca dibedakan menjadi lima kelas, yaitu

a. Bivalvia yaitu golongan kerang b. Gastropoda yaitu golongan siput c. Cephalopoda yaitu golongan cumi-cu mi d. Scaphopoda yaitu si cangkang gading e. Polyplacophora yaitu golongan kiton 7. Filu m Arthropoda

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani arthron yang berarti ruas / sendi dan podos yang berarti kaki. Jadi, kata Arthropoda berarti hewan berka ki beruas -ruas atau berbuku-buku. Arthropoda dibagi menjad i e mpat kelas, yaitu

a. Crustacea atau golongan udang-udangan

Crustacea berasal dari bahasa Latin crusta, yaitu pembungkus keras. Kelas ini meliputi ke lo mpok udang-udangan dan kepiting. Tubuhnya terlindung kulit keras yang sekaligus me rupakan rangka luarnya.

Crustacea dibedakan menjad i dua kelo mpok, ya itu Entomostraca dan Malak ostraca.

Ento mostraca merupakan udang-udangan tingkat rendah. Entra mostraca me liputi beberapa subkelas yaitu Branchiopoda, Copepoda, Ostracoda, Branchiura, dan Cirripedia.

Malakostraca merupakan Crustacea tigkat tinggi dan bagian yang terbesar dari ke las Crustacea. Malakostraca me liputi beberapa ordo, diantaranya adalah Isopoda, Stomatopoda, dan Dek apoda. b. Insecta atau golongan serangga

Kelas insecta me rupakan Arthropoda yang me mpunyai anggota spesies yang paling besar, dan daerah distribusinya paling luas.

c. Arachnida atau golongan laba-laba

Kata Arachnida berasal dari bahasa latin arachne yaitu laba-laba. Ke las ini meliputi laba-laba, kala jengking, caplak (tungau), dan sebagainya. Kelas Arachnida me liputi 3 o rdo yaitu Arachnoidea, Acarina, dan Scorpionida.

(6)

Myriapoda dipisahkan menjadi dua subkelas yaitu Chilopoda (folongan lipan) dan Diplopoda (golongan hewan berkaki seribu).

8. Filu m Ech inodermata

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani echinos yang berarti duri dan derma yang bera rti ku lit. Jadi, echinodermata adalah hewan yang kulitnya banyak ditumbuhi duri, sehingga disebut hewan berkulit duri. Filu m Ech inodermata dibagi menjadi lima ke las, yaitu Asteroidea (bintang laut), Echinoidea, Ophiuroidea (bintang ular laut), Holothuroidea (teripang), dan Crinoidea.

9. Filu m Chordata

Chordata di bagi menjadi e mpat subfilu m, ya itu sebagai berikut.

a. Hemichordata

He michordata ini me rupakan anggota Chordata yang paling rendah derajatnya.

b. Urochordata atau Tunicata c. Cephalocordata

d. Vertebrata

Vertebrata me rupakan subfilu m Chordata yang berderajat yang paling tinggi. Subfilu m Vertebrata ini d ibagi menjad i tujuh ke las, yaitu sebagai berikut.

I. Agantha atau ikan tak berahang

II. Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan III. Osterichthyes atau ikan bertulang sejati

Osteichthyes dapat dibedakan men jadi beberapa ordo, di antaranya adalah Ganoidea, Dipnoi, dan Teleostei.

IV. Amphibia atau golongan katak

Amphibia dapat dibedakan menjad i beberapa ordo, namun sampai sekarang yang masih ada tinggal tiga ordo, yaitu Apoda (Gy mnophyona), Urodella (Caudata), dan Anura .

V. Reptilia atau hewan melata

Reptilia dibedakan menjad i beberapa o rdo yaitu Squamata (golongan reptilia bersisik), Testudinata (golongan kura-kura), Crocodilia (golongan buaya), dan Rhynchocephala me liputi semua reptilia p rimit if tapi ordo in i sekarang sudah punah.

VI. Aves atau golongan unggas/burung

Pengklasifikasian aves biasanya didasarkana pada bentuk paruh, ukuran paruh, dan ukuran cakar. Aves dibedakan men jadi banyak ordo, antara lain Casuariformes, Columbiforme s, Falconiformes, Psittaciformes, Galliforme s, Passeriformes, dan la in-lain.

VII. Mamalia atau hewan menyusui

Mama lia me mpunyai anggota lebih kurang 4500 species, terbagi dala m 18 ordo. Berikut ini ada lah beberapa contohnya.

a. Monotremata

b. Marsupialia atau hewam be rkantung, contohnya kangguru, koala, dan oposum. c. Insectivora atau hewan pemakan

serangga, contohnya landak dan celerut. d. Chiroptera atau ma malia bersayap,

contohnya kelelawa r, dan kalong. e. Rodentia atau binatang mengerat,

contohnya marmut dan tupai.

f. Lagomorpha atau hewan golongan kelinci.

g. Cetaea atau golongan paus.

h. Sirenia meliputi hewan sebangsa duyung, menyerupai paus dan bersifat herbifora dengan sirip eko r pip ih dan melebar. i. Carnivora meliputi bangsa ma malia

pema kan daging, contohnya singa, harimau, kucing, beruang dan serigala. j. Proboscidea me liputi hewan berbela la i,

contohnya gajah.

k. Perissodactyla me liputi ma ma lia berkuku gasal, contohna kuda, keledai, dan badak. l. Artiodactyla meliputi ma ma lia berkuku genap, contohnya kerbau, sapi, dan domba

m. Primata dianggap sebagai bangsa ma malia yang berderajat pa ling t inggi, contohnya kera, tarsius, simpanse, orang uran, gorila, dan manusia

Bila berdasarkan penje lasan diatas dimasukkan kedala m pohon, maka pohon yang terbentuk adalah sebagai berikut.

(7)

Gambar 3.8. Pohon kingdom Animalia

Ga mbar pohon diatas hanya mencapai ordo. Tidak dilanjutkan h ingga species karena untuk kingdom Anima lia, speciesnya sudah sangat banyak.

IV. KESIMPULAN

Teori pohon diterapkan dala m banyak hal. Da la m ilmu Biologipun teori pohon digunakan, salah satunya adalah dala m pengklasifikasian makh luk hidup. Pe modelan

(8)

dengan menggunakan pohon ini me mudahkan yang me mbaca mengerti mengenai klasifikasi ma khluk hidup.

Data yang terbaru menyatakan bahwa ada enam kingdom. Tetapi karena Eubacteria dan Erchaebacteria me rupakan organisme yang sederhana, maka pengaplikasiannya dalam pohon sangat sederhana tidak seperti kingdom Plantae dan kingdom Anima lia .

REFERENSI

[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Animal, diakses tanggal 7 Desember 2009.

[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah, diakses tanggal 7 Desember 2009.

[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Biological _classification _L_Pengo.svg, diakses tanggal 7 Desember 2009.

[4] Hidayati, Sri dan Slamet Prawirohartono, Sains Biologi 1

SMA, 2007, Jakarta: Bumi Aksara.

[5] M unir, Rinaldi, Diktat Kuliah Matematika Diskrit, Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, 2003.

Gambar

Gambar 2.4. Upapohon
Gambar 3.3. Gambaran pohon secara umum dal am  klasifikasi makhluk hidup
Gambar 3.7. Pohon kingdom Plantae
Gambar 3.8. Pohon kingdom Animalia

Referensi

Dokumen terkait