• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Seiring dengan perkembangnya zaman Pada era globalisasi ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Seiring dengan perkembangnya zaman Pada era globalisasi ini"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar belakang

Seiring dengan perkembangnya zaman Pada era globalisasi ini masyarakat lambat laun berkembang, dimana perkembangan itu selalu diikuti proses penyesuaian diri yang kadang-kadang proses tersebut terjadi secara tidak seimbang. Dengan kata lain, pelanggaran terhadap norma-norma tersebut semakin sering terjadi dan kejahatan semakin bertambah, baik jenis maupun bentuk polanya semakin kompleks. Perkembangan masyarakat itu disebabkan karena ilmu pengetahuan dan pola pikir masyarakat yang semakin maju.

Pada awalnya narkotika hanya digunakan sebagai alat untuk pengobatan namun dengan seiring berkembangnya zaman narkoba banyak digunakan untuk hal-hal yang kurang baik/ hal-hal negative,di dalam dunia medis narkotika banyak di gunakan oleh dokter untuk menangani pasien sebelum melakukan oprasi .dengan seirng berkembangnya zaman,sseorang yang pada awalnya tidak tau yang namanya narkoba menjadi seorang yang sangat menyukai narkotika dan sulit untuk terlepas dari narkotika dan menjadi sosok yang tidak bisa lepas hingga ketergantungan. Kalau kita lihat narkotika secara yuridis atau secara undang-undang adalah sah keberadannya ,undang-undang yang di maksud adalah ,undang-undang-,undang-undang No 35 tahun 2009 tentang narkotika.

(2)

Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika telah memberi perlakuan yang berbeda bagi pelaku penyalahguna narkotika, sebelum undang-undang ini berlaku penyalah guna narkotika, tidak ada perbedaan perlakuan antara pengguna, pengedar, Bandar maupun produsen narkotika, pengguna maupun pecandu narkotika di satu sisi merupakan pelaku tindak pidana, namun disisi lain merupakan korban.

Pengguna ataupun pecandu narkotika menurut undang-undang sebagai pelaku tindak pidana narkotika adalah dengan adanya ketentuan undang-undang narkotika yang mengatur mengenai pidana penjara yang diberikan oleh para pelaku penyalah guna narkotika. Kemudian di sisi lain dapat dikatakan bahwa menurut Undang-Undang narkotika tersebut merupakan korban adalah ditujukan dengan adanya ketentuan bahwa terhadap pecandu narkoba dapat di jatuhi vonis rehabilitas.

Berdasarkan tipologi korban didefinisikan menurut keadaan dan status korban, yaitu

a. Unrelated victim, yaitu korban yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pelaku dan menjadi korban karena memang potensial.

b. Provocative victims,yaitu seorang atau korban yang di sebabkan peranan korban untuk memicu terjadinya kejahatan .

c. Participating victims, yaitu seorang yang tidak berbuat, akan tetapi dengan sikapnya justru mendorong dirinya menjadi korban.

d. Biologically weak victims, yaitu mereka yang secara fisik memiliki kelemahan yang menyebabkan ia menjadi korban. e. Socially weak victims, yaitu mereka yang memiliki

kedudukan sosial yang lemah yang menyebabkan ia menjadi korban.

(3)

f. Self victimizing victims, yaitu mereka yang menjadi korban karena kejahatan yang dilakukannya sendiri1

Menurut penulis bahwa berdasarkan uraian di atas tipologi korban menurut keadaan dan status korban di bedakan menjadi lima yaitu Unrelated victim, Provocative victims, Participating victims, Biologically weak victims, Socially weak victims, Self victimizing victims.

Rehabilitas terhadap pecandu narkotika adalah suatu proses pengobatan untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan dan massa menjalani rehabilitas tersebut di hitung sebagai hukuman. Rehabilitas terhadap pecandu narkotika juga merupakan suatu bentuk perlindungan sosial.

Berdasarkan undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, yang merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika, setidaknya ada dua jenis rehabilitas yaitu rehabilitas medis dan sosial.

 Pasal 1 butir 16 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 menyatakan bahwa rehabilitas medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pacandu dari ketergantungan narkotika.

 Pasal 1 butir 17 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 menyatakan bahwa rehabilitas sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental, maupun social ,agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyrakat2

1 Rena yulia, viktimologi,graha ilmu,Yogyakarta, hal 53-54

(4)

Dalam pasal 20 ayat 1 peraturan presiden No 23 Tahun 2010 tentang badan nasional yang menyatakan bahwa:

Deputi rehabilitas adalah unsur pelaksanaan sebagaimana tugas dan fungsinya di bidang rehabilitas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BNN. Sesuai dengan pasal 21 peraturan presiden Nomor 23 tahun 2010 tentang badan narkotika debuti bidang rehabilitas mempunyai tugas melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika untuk mengatasi lebih lanjut tentang penyalahgunaan narkotika di butuhkan peran masyrakat termasuk instutisi pendidikan.

Di dalam kasus ini, biasanya yang paling banyak tingkat peredaran dan penyalahgunaan narkotika adalah kota-kota besar. Karena kota besar merupakan kota yang maju dengan penduduk yang majemuk dan padat sehingga mengakibatkan mobilitas penduduk yang sangat cepat. Salah satu kota besar di Jawa Timur yang memiliki reputasi sebagai kota dengan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika jenis tanaman yang cukup tinggi adalah Kota Malang.

Penyalahgunaan narkotika di kota Malang secara umum dilatarbelakangi oleh adanya tren pergaulan bebas karena pengaruh dari budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia yang mengutamakan tata krama dan budi pekerti yang luhur. Menurut BNN Jumlah masyarakat Kota Malang yang terjerat narkoba mencapai angka yang mengkhawatirkan, hal tersebut dibuktikan dengan data

(5)

yang tercatat di BNN Kota Malang sampai tahun 2017 jumlah pecandu mencapai 1.300 orang. Berdasarkan uraian singkat latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membahas lebih jauh lagi dan menjadikan permasalahan tersebut di atas sebagai tugas akhir skripsi yang berjudul “UPAYA REHABILITAS BAGI PENYALAGUNA NARKOTIKA OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MALANG”.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana upaya rehabilitasi pecandu narkotika di BNN kota malang?

2. Bagaimana pola pengawasa BNN kota malang dalam pelaksanaan rehabilitas?

C. Tujuan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan dilakukannya penulisan atas penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam upaya rehabilitas bagi penyalah guna narkotika oleh badan narkotika nasional kota malang (studi kasus di BNN Kota Malang)

2. Melakukan kajian yang mendalam dan konprehensif mengenai upaya rehabilitas bagi penyalah guna narkotika oleh badan narkotika nasional Kota Malang

(6)

D. Kegunaan penelitian

Atas dasar maksud, tujuan, dan alasan sebagaimana yang penulis uraikan diatas maka penulis berharap penelitian ini akan memiliki kegunaan sebagai berikut:

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menambah pengetahuan dalam rangka menunjang pengembangan ilmu pada khususnya, mahasiswa fakultas hukum Universitas Muhammadiyah Malang dan seluruh mahasiswa fakultas hukum di Indonesia pada umumnya.

E. Manfaat penelitian 1. Secara teoritis

Dengan demikian karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat sumbangsih pemikiran utuk perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pemahaman tentang upaya rehabilitas bagi penyalah guna narkotika oleh badan narkotika nasional Kota Malang Secara praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumbangsih pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan upaya rehabilitas bagi penyalah guna narkotika oleh badan narkotika nasional Kota Malang.

(7)

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana masyrakat untuk memperoleh pandangan dan pengetahuan terkait dengan, kebijakan BNNP kota Surabaya dalam upaya rehabilitas pecandu narkotika dan pola pengawasan dalam pelaksanaan rehabilitas.

F. Metode penulisan 1. Metode pendekatan

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis /social legal research untuk mengkaji dan membahas permasalahan yang ada dalam masyrakat serta untuk memenuhi kebutuhan secara kongkret supaya tercapai keadilan kepastian dan kemanfaatan dalam bermasyrakat.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang di gunakan penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah di jalan Mayjen Sungkono Nomor 55, Buring, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa timur 65136

3. Data penelitian

Data penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini antara lain adalah:

a. Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh dari Badan narkotika nasional kota malang tentang kebijakan BNN kota malang dalam upaya pencandu narkotika dan pola pengawasan dalam pelaksanaan rehabilitas

(8)

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh dari peraturan perundang-undangan lainnya

a) Kitab Undang-undang hukum acara pidana(KUHP) b) peraturan presiden Nomor 23 tahun 2010 tentang

badan narkotika

c) Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika,

d) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.

4. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara, yaitu interview dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan atau pihak yang berkompeten. Adapun subyek penelitian yang berasal dari BNN Kota Malang. Pihak BNN dalam hal ini adalah Dra. Ellyda sebagai devisi Rehabilitasi dan juga M.imam .R. sebagai Staff rehabilitasi

b. Studi dokumen yaitu berupa pengumpulan data-data yang dimiliki, dalam hal ini berkenaan dengan proses penelitian serta di tambah dengan penelusuran perundang-undangan. c. Studi pustaka yaitu melakukan pencarian atau penelusuran

bahan-bahan kepustakaan berbagai literature seperti buku-buku maupun jurnal

(9)

d. Studi internet atau website yaitu penelusuran internet atau website untuk melengkapi bahan hokum yang lainnya.

5. Teknik analisa data

Penulis menggunkan teknik analisa data deskriptif kualitatif kemudian disajikan secara deskriptif yaitu menjelaskan, menguraikan dan menggambarkan sesuai dengan tema permasalahan penelitian hukum.

G. Sistematika penulisan

Dalam penyusunan penulisan hukum ini, penulis membagi dalam 4 bab dan masing-masing bab terdiri atas sub yang bertujuan agar mempermudah pemahamannya.adapun sistematika penulisannya sebagi berikut:

BAB I PENDAHULUAN

merupakan bab yang memuat pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TIJUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang kajian-kajian teoritik yang berkaitan dengan permasalahan yang di angkat, antara lain :

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi mengenai uraian pembahasan yang di angkat oleh penulis serta di analisis secara content, comperative dan dianalisa kesuaian

(10)

atau keselarasan berdasarkan kenyataan yang ada (yang terjadi) di dukung dengan teori-teori yang relevan dengan permasalahan dalam penulisan ini BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bab terahir dalam penulisan hukum ini dimna berisi kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya serta berisikan saran penulis dalam menanggapi permasalahan yang menjadi fokus kajian.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian dapat diperoleh grafik hubungan jarak pengukuran aktual dengan persentase kesalahan pengukuran untuk objek dengan posisi diam di saat malam

Perusahaan  ini  berada  di  garis  depan  dalam  pengurangan  emisi  gas  rumah  kaca  karena  perusahaan  ini  adalah  pabrik  besar  di  negara  berkembang 

management accounting merupakan suatu metode yang tepat dalam mengatasi. masalah

Penggunaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus di Provinsi Papua Barat yang merupakan

‘ hutan ’ ‘ adat ’ bermukim pada zona pemukiman ‘ masyarakat ’ ‘ hukum ’ ‘ adat ’ Matteko masih termasuk dalam kawasan hutan lindung, akan tetapi AMAN

Di dalam Black‟s Law Dictionary, Hak cipta atau “copyright” diartikan sebagai hak untuk melakukan pengkopian, sebuah hak kekayaan atas originalitas suatu karya

Sehubungan dengan hal tersebut fenomena yang terjadi mengenai insentif di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah bahwasanya Pemberian Insentif sudah dijalankan, dan

Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bukan kegiatan yang mudah untuk dijalani, untuk menjalankannya dibutuhkan keyakinan pada diri siswa bahwa ia memiliki kemampuan