STUDI KOMPARASI MODEL TREFFINGER DAN PBL TERHADAP
KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Mustika Ratih
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
e-mail: muatikaratih52@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa pada pembelajaran dengan model Treffinger lebih baik jika dibandingkan pembelajaran dengan model PBL. Penelitian ini merupakan penelitian ekspermen semu. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes kreativitas dan tes prestasi belajar matematika. Pengujian hipotesis menggunakan statistik multivariat. Hasil analisis uji hipotesis menunjukan Fobs = 3,46 dan Ftabel = 3,15 sehingga Fobs>Ftabel maka H0 ditolak. Hasil uji
univariat untuk kreativitas matematika diperoleh Fobs = 2,57 dan Ftabel = 1,65 sehingga
Fobs>Ftabel berarti H0 ditolak. Sedangkan hasil uji univariat untuk prestasi belajar matematika
diperoleh Fobs = 2,28 dan Ftabel = 1,65 sehingga Fobs>Ftabel berarti H0 ditolak. Dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Treffinger memberikan kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik daripada PBL.
Kata Kunci: Treffinger, Problem Based Learning, kreativitas, prestasi belajar
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ibu dari semua ilmu pengetahuan. Sebagai ilmu dasar, matematika merupakan pondasi untuk memahami ilmu-ilmu lainnya. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman pembelajaran matematika sejak dini sehingga konsep matematika akan melekat pada anak dan kreativitas matematisnya akan terus berkembang. Menurut Sabri dalam Ngalimun (2016: 30) “pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dan siswa sehingga terjadi proses belajar dalam arti adanya perubahan perilaku individu siswa itu sendiri”. Oleh karena itu, salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah siswa dapat membangun gagasan serta mengembangkan kreativitas matematika dalam pemecahan masalah. Menurut Silver dalam La Moma (2015: 3) mengatakan bahwa menambahkan aktivitas matematis seperti pemecahan masalah dan penghadapan
masalah berhubungan erat dengan kreativitas, yang meliputi: kefasihan, keluwesan, dan keaslian sehingga prestasi belajar akan terus meningkat. Berdasarkan observasi peneliti yang dilakukan melalui wawancara terhadap guru matematika mengenai pembelajaran matematika khususnya pada kelas VIII E, VIII F SMP Negeri 3 Kutowinangun ditemukan permasalahan antara lain: mata pelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit. Selain itu, pembelajaran matematika lebih banyak berpusat pada guru sehingga tidak mendorong kreativitas matematika siswa dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar matematika siswa juga rendah, hal ini terlihat nilai rata-rata UAS 1 siswa kelas VIII masih di bawah KKM yang telah ditentukan oleh sekolah sehingga hampir seluruh siswa terpaksa mengikuti remedial untuk mencapai batas tuntas.
Salah satu upaya yang dilakukan guru adalah menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk penguasaan terhadap materi pembelajaran matematika yang membutuhkan kreativitas dalam pengembangan konsep untuk memecahan masalah, seperti model pembelajaran Treffinger dan PBL. Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sari (2014: 75) Problem Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam PBL proses pemecahan masalah siswa lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kreativitas matematika sehingga dasar-dasar berpikir ilmiah dapat tertanam pada diri siswa sedangkan Model Treffinger menurut Aris Shoimin (2014: 218) salah satu dari sedikit model yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Model Treffinger dalam setiap kegiatannya memiliki tujuan konkret untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif siswa dan siswa merasakan secara kreatif untuk memecahkan masalah secara bebas dan mandiri.
Tujuan utama yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kreativitas matematika pada pembelajaran dengan model
Treffinger lebih baik jika dibandingkan pembelajaran dengan model PBL, serta untuk
baik jika dibandingkan pembelajaran dengan model Treffinger pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kutowinangun Tahun Pelajaran 2016/2017.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian mengacu pada model The Non-Equevalent Posttest – Only Control Group. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kutowinangun pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Waktu penelitian dilaksanakan pada Desember 2016 sampai Juli 2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kutowinangun. Instrumen penelitian menggunakan Tes kreativitas matematika untuk mengukur tingkat kreativitas matematika siswa, Tes prestasi belajar matematika untuk mengukur prestasi belajar yang didapat siswa dalam matematika. Menurut Budiyono (2004: 170) sebelum dilakukan penelitian dilakukan uji data sebelum penelitian yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji keseimbangan. Setelah itu, dilakukan uji sesudah perlakukan yaitu uji normalitas bivariat, uji homogenitas dan uji hipotesis (statistika multivariat).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukan model Treffinger menghasilkan kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik daripada model PBL. Berikut akan disajikan tabel mengenai hasil tes kreativitas matematika siswa.
Tabel 1
Hasil Tes Kreativitas Matematika
Kelompok Rata-rata Nilai
Tertinggi Nilai Terendah Standar Deviasi Median N Eksperimen I 80,06 90 67 7,15 82 32 Eksperimen II 75,06 90 64 8,65 74 32
Dari tabel terlihat bahwa kelas eksperimen I yang dikenai model Treffinger memiliki nilai yang lebih baik daripada kelas eksperimen II yang dikenai PBL. Hal ini menunjukan bahwa model Treffinger terhadap kreativitas matematika lebih baik daripada model PBL. Sedangkan untuk tes prestasi belajar siswa diperoleh hasil
yang sama, yaitu model Treffinger terhadap prestasi belajar matematika siswa lebih baik daripada model PBL. Berikut disajikan tabel hasil tes prestasi belajar.
Tabel 2
Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika
Kelompok Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Standar Deviasi Median N Eksperimen I 81.09 90 65 7.48 85 32 Eksperimen II 76,56 90 65 8,27 75 32
Dari tabel terlihat bahwa kelas eksperimen I yang dikenai model Treffinger memiliki nilai yang lebih baik daripada kelas eksperimen II yang dikenai PBL. Hal ini menunjukkan bahwa model Treffinger terhadap prestasi belajar matematika lebih baik daripada model PBL.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik multivariat untuk efek utama faktor model pembelajaran diperoleh harga statistik uji Fa = 3,46 dan Ftabel = 3,15 ternyata Fa > Ftabel, sehingga Fa DK dengan demikian H0 ditolak. Hal ini berarti kreativitas matematika dan prestasi belajar matematika yang dihasilkan oleh model pembelajaran Treffinger tidak sama dengan kreativitas matematika dan prestasi belajar matematika yang dihasilkan oleh model pembelajaran PBL, karena H0 ditolak maka dilakukan uji lanjut dengan melakukan uji univariat secara terpisah untuk variabel terikat kreativitas matematika dan prestasi belajar matematika. Adapun untuk variabel terikat kreativitas matematika diperoleh harga statistik uji Fa = 2,5740 dan Ftabel = 1,645 ternyata Fa > Ftabel, sehingga Fa DK dengan demikian H0 ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi = 0,05 terdapat perbedaan efektivitas antara model Treffinger dan model pembelajaran PBL terhadap kreativitas matematika siswa kelas VIII pada materi prisma dan limas. Sedangkan untuk variabel terikat prestasi belajar matematika siswa diperoleh harga statistik uji Fa = 2,2843 dan Ftabel = 1,645 ternyata Fa > Ftabel, sehingga Fa DK dengan demikian H0 ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi = 0,05 terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran Treffinger dan model pembelajaran PBL terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII pada materi prisma dan limas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Treffinger menghasilkan kreativitas matematika dan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran PBL pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kutowinangun untuk materi prisma dan limas. Hal ini dibuktikan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Isnaini, M. Duskri dan Said Munzir (2016) dengan judul “Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran
Treffinger”. Disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh yaitu peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol dan siswa memberikan sikap positif terhadap penerapan model Treffinger dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Isnaini, M. Duskri dan Said Munzir yaitu model Treffinger memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan kreatif siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya uji hipotesis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan di muka, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Terdapat perbedaan antara kreativitas matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Treffinger dengan model PBL, di mana model pembelajaran Treffinger memberikan kreativitas matematika yang lebih baik daripada model PBL pada materi prisma dan limas terhadap siswa kelas VIII SMP N 3 Kutowinangun tahun pelajaran 2016/2017. Terdapat perbedaan antara prestasi belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran Treffinger dengan model PBL, di mana model pembelajaran Treffinger memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model PBL pada materi prisma dan limas terhadap siswa kelas VIII SMP N 3 Kutowinangun tahun pelajaran 2016/2017.
Kreativitas matematika dan prestasi belajar matematika dapat dikembangkan dengan memperhatikan model pembelajaran. Pembelajaran dengan model Treffinger dapat dijadikan suatu alternatif apabila guru dan calon guru
matematika ingin melakukan proses pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini, perbandingan model pembelajaran terhadap kreativitas matematika dan prestasi belajar. Bagi para calon peneliti yang lain mungkin dapat melakukan tinjauan dari sisi lain yang mengacu pada faktor internal dari diri siswa misalnya intelligensi, komunikasi matematis dan lain-lain. Hasil penelitian ini hanya terbatas pada materi prisma dan limas di tingkat SMP, sehingga mungkin bisa diterapkan pada materi matematika yang lain dengan mempertimbangkan kesesuaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Isnaini., et.al. 2016. Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Treffinger. Jurnal Didaktik Matematika Vol 3, No.1: ISSN 2355-4185. Diunduh dari https: //scholar.google.com/ scholar?q= UPAYA+ MENINGKATKAN + KREATIVITAS + DAN + KEMAMPUAN + PEMECAHAN + MASALAH & btnG = &hl = en &assd t=0%2C5 & asvis =1 pada tanggal 2 Maret 2017.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sari. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum
2013. Yogyakarta: Kata Pena.
Moma, La. 2015. Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Untuk Siswa SMP. Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika Vol 4, No.1: ISSN 2089-855X. Diunduh dari Error! Hyperlink reference not valid. pada tanggal 2 Maret 2017.
Ngalimun. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.