PRAKTIKUM 7
PENETAPAN KADAR TANIN TOTAL
DENGAN METODE TITRIMETRI
Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat
melakukan pengujian kuantitatif penetapan kadar senyawa tanin dari
simplisia menggunakan metode titrimetri.
DEFINISI
Tanin adalah senyawa metabolit sekunder tergolong polifenol.
Senyawa yang mampu mengikat protein.
melindungi protein dari
degradasi enzim mikroba
melindungi protein dari
enzim protease pada
tanaman
SIFAT
• Polifenol, mengandung hidroksil dan gugus lain seperti karboksil pada cincin aromatisnya
• sukar mengkristal, warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya atau dibiarkan di udara terbuka.
• Larut air, kelarutannya besar dan akan bertambah besar apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu pula dalam pelarut organik seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya.
• Berat molekul antara 1000 - 5000; berat molekul kecil disebut ‘pseudo-tannins’ • Dapat mengendap bersama alkaloid, gelatin dan protein lainnya
membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air (terbentuk endapan) • Sebagian besar tanin berbentuk glikosida
• dapat menggangu absorbsi besi dan kalsium sehingga dapat mengurangi bioavaliabiliti besi dan kalsium tubuh
Tanin Terhidrolisis (Hydrolysable
tannins)
• Terhidrolisis oleh asam atau enzim seperti tannase
• Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan oksigen, karena itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida.
• Sebagian besar larut air • Contoh :
Gallotanin Senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat. Ellagitanins Senyawa gabungan dua asam galat
Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air.
Tanin Terhidrolisis, lanjutan
Galotanin
Tanin Terkondensasi
• Dikenal juga dengan proantocyanidin (flavolan)
• Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavan-3-ol (suatu flavonoid) yang dihubungkan dengan melalui C-8 dengan C-4.
• Salah satu contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari
epiccatechin dan catechin.
• tanin terkondensasi tidak larut air dibanding tanin terhidrolisis
Struktur tanin
terkondensasi
IDENTIFIKASI TANIN
KUALITATIF
KUANTITATIF
1. Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru hitam (terhidrolisis) / hijau cokelat (tanin terkondensasi).
2. Ditambahkan 1% gelatin dalam 10% NaCl endapan putih
3. Ditambahkan asam lalu dipanaskan merah (adanya proantosianidin)
4. Ditambahkan NaOH dan PE flouresensi hijau (adanya proantosianidin)
1. Kolorimetri dengan spektrofotometer UV-Vis: - reagen: Folin-ciocalteu
- Pembanding: asam galat/asam tanat
- Hasil dilaporkan sebagai kadar fenol total (mg GAE/g atau mg TAE/g)
- Reagen: 10% vanillin dalam H2SO4, 95% etanol dan HCl pekat - Pembanding: katekin
- Hasil dilaporkan sebagai katekin
2. Gravimetri (Metode presipitasi menggunakan protein) Bahan: serbuk kulit sapi
Prosedur: jika sdh mengendap sempurna, saring, keringkan hingga bobot tetap
3. Titrimetri (secara permanganometri) reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4) Indikator: indigosulfonat/indigokarmin
TITRIMETRI (PERMANGANOMETRI)
• titrasi redoks yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4)
• melibatkan dua tahapan, yakni: (1) standardisasi/pembakuan kalium permanganat dengan larutan natrium oksalat (2) titrasi analit dengan larutan kalium permanganat
• Indigokarmin: natrium indigodisulfonat (C16H8N2Na2O8S2) -> murni pereaksi
• Asam indigosulfonat (Larutan Pereaksi, LP) dibuat dengan cara:
larutkan 1 g indigokarmin dalam 25 mL asam sulfat, tambahkan 25 mL asam sulfat lagi dan encerkan dengan air secukupnya hingga 1000 ml (pengenceran dilakukan dengan menuangkan larutan ke dalam sebagian besar air, kemudian encerkan dengan air secukupnya hingga 1000 ml)
Prinsip dasar
• KMnO
4akan mengoksidase H
2C
2O
4membentuk CO
2• KMnO
4akan tereduksi menjadi Mn
2+• 2MnO
4-+ 5C
PROSEDUR KERJA
Pembuatan larutan baku primer asam oksalat dihidrat pa (H2C2O4.2H2O)
• Ditimbang seksama asam oksalat 0,6938 g (dalam botol timbang)
• Larutkan dengan aquadest secukupnya
• Masukan larutan tersebut ke dalam labu ukur 100,0 ml • Tambahkan aquadest sampai tanda batas pada labu ukur • Gojog hingga homogen
• Hitung Normalitas asam oksalat dihidrat (didapat 0,1xxx N) 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑊 (𝑔) 𝑀𝑟 × 1000 𝑣𝑜𝑙 𝑎𝑑 (𝑚𝑙) × 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 Mr H2C2O4.2H2O = 126 Ekivalen asam oksalat = 2 BE = Mr/ekivalensi
Pembuatan Larutan Standar KMnO4
• Ditimbang 7,9 gram kristal KMn04
• Dilarutkan dengan 500 ml akuades, larutan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 1 L.
• Dipanaskan sampai mendidih selama ± 15 menit • Setelah dingin disaring dengan gelas wool/kapas
dengan bantuan corong kaca,
• filtrat ditampung dalam labu ukur 1 L.
• Ditambahkan akuades sampai garis batas labu. • Digojok bolak-balik sampai homogen.
• Jika tidak langsung digunakan dapat disimpan dalam botol reagen warna coklat/gelap
Pembakuan larutan KMnO
4dengan asam oklasat dihidrat 0,1 N
• Dipipet 10 mL larutan asam oksalat dihidrat 0,1 N. Dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer 100 ml, ditambahkan 10 ml larutan H
2SO
44N,
dipanaskan sampai suhu 70-80 °C.
• Kemudian dalam keadaan panas dititrasi dengan KMnO
4yang akan
dibakukan.
• Titrasi dihentikan apabila sudah terjadi perubahan warna dari tidak
berwarna menjadi berwarna merah muda (sudah mencapai titik akhir
titrasi, TAT).
• Catat volume KMnO
4yang digunakan selama titrasi.
• Titrasi dilakukan 5 kali replikasi dan catat hasilnya.
Pengulangan ke- Normalitas Asam oksalat
Vol asam oksalat dihidrat
Vol KMnO4 Normalitas KMnO4
1 0,1xxx N 10 ml … ml … N 2 10 ml … ml … N 3 10 ml … ml … N 4 10 ml … ml … N 5 10 ml … ml … N Rerata ± SD … N
Penetapan kadar tanin dengan KMnO
4a) Jika larutan uji dibuat dari sampel serbuk simplisia:
• Serbuk simplisia ditimbang seksama 5 g lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia.
• Tambahkan 50 ml aquades, panaskan di atas penangas sampai mendidih selama 30 menit, sambil diaduk. • Diamkan beberapa menit, diendapkan, lalu saring dengan kertas saring.
• Masukkan filtrat ke dalam labu ukur 250 ml.
• Ampas disari lagi dengan cara sebelumnya, lalu disaring dengan kertas saring dan filtrat dimasukkan ke dalam labu ukur yang sama. • Ulangi prosedur ini sampai larutan memberikan reaksi negatif terhadap larutan FeCl3.
• Larutan didinginkan dan ditambahkan aquades sampai dengan tanda batas labu ukur 250 ml.
• Larutan dipipet sebanyak 2,5 ml, dipindahkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml, dan ditambahkan 75 ml aquades dan 2,5 ml indikator asam indigosulfonat. • Cara hitung faktor pengenceran:
Larutan dipipet sebanyak 2,5 ml, dipindahkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml, dan ditambahkan 75 ml aquades dan 2,5 ml indikator asam indigosulfonat.
*Faktor pengenceran: 80 ml/2,5 ml = 32 kali
Catatan:
- 80 ml didapat dari: total volume yang direaksikan yaitu 2,5 ml larutan sampel dari stok + 75 ml aquades + 2,5 ml indikator; - 2,5 ml adalah volume larutan uji yang diambil dari stok larutan sampel
Atau
Larutan stok sampel = 5 g dalam 250 ml larutan konsentrasi menjadi 5000 mg/250 ml = 20 mg/ml
Jika larutan stok sampel diambil 2,5 ml dan direaksikan dengan 75 ml aquades + 2,5 ml indicator total volume adalah 80 ml Sehingga konsentrasi sampel yang direaksikan 2,5 ml x 20 mg/ml = Konsentrasi x 80 ml konsentrasi = 0,625 mg/ml
*jadi faktor pengencerannya adalah 20 mg/ml menjadi 0,625 mg/ml = 32 kali
• Titrasi dengan larutan 0,1 N KMnO4hingga terjadi perubahan warna dari biru tua menjadi larutan berwarna kuning emas. • Dicatat volume KMnO4yang digunakan.
b) Jika larutan uji dibuat dari sampel ekstrak:
• Timbang seksama 0,2 g ekstrak dalam 25 ml Erlenmeyer
• Panaskan dengan 5 ml air mendidih di atas tangas air selama 30 menit sambil diaduk.
• Diamkan selama 10 menit, endapkan saring dgn kapas masukan filtrat ke dalam labu takar 25 ml. • Sari sisa dengan air mendidih saring larutan ke dalam labu takar yang sama.
• Ulangi penyarian beberapa kali hingga larutan bila direaksikan dengan FeCl3tidak menunjukan adanya tanin (reaksi negatif)
• Dinginkan cairan dan tambahkan air secukupnya hingga 25 ml. • Cara hitung faktor pengenceran:
Larutan dipipet sebanyak 2,5 ml, dipindahkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml, dan ditambahkan 75 ml aquades dan 2,5 ml indikator asam indigosulfonat.
*Faktor pengenceran: 80 ml/2,5 ml = 32 kali
Catatan:
- 80 ml didapat dari: total volume yang direaksikan yaitu 2,5 ml larutan sampel dari stok + 75 ml aquades + 2,5 ml indikator;
- 2,5 ml adalah volume larutan uji yang diambil dari stok larutan sampel
Atau
Larutan stok sampel = 0,2 g dalam 25 ml larutan konsentrasi menjadi 200 mg/25 ml = 8 mg/ml
Jika larutan stok sampel diambil 2,5 ml dan direaksikan dengan 75 ml aquades + 2,5 ml indicator total volume adalah 80 ml Sehingga konsentrasi sampel yang direaksikan 2,5 ml x 8 mg/ml = Konsentrasi x 80 ml konsentrasi = 0,25 mg/ml
*jadi faktor pengencerannya adalah 8 mg/ml menjadi 0,25 mg/ml = 32 kali
• Titrasi dengan kalium permanganate (KMnO4 ) 0,1 N hingga larutan berwarna kuning emas.
• Dicatat volume KMnO4yang digunakan.
• Lakukan dengan replikasi 5 kali
Pengukuran blanko
a) Disiapkan 77,5 ml aquades dalam Erlemeyer 100 ml.
b) Ditambahkan indikator asam indigosulfonat 2,5 ml
c) Titrasi dengan KMnO
4hingga terjadi perubahan warna dari biru tua
menjadi larutan berwarna kuning emas.
Pengulangan ke- Normalitas KMnO4 Vol titrasi pada sampel
Vol titrasi pada blanko Kadar tannin 1 0,xxxx N 0,00 – xxx ml 0,00 – xxx ml …. % 2 0,00 – xxx ml 0,00 – xxx ml …. % 3 0,00 – xxx ml 0,00 – xxx ml …. % 4 0,00 – xxx ml 0,00 – xxx ml …. % 5 0,00 – xxx ml 0,00 – xxx ml …. % Rerata ± SD …. %±xxx