Oleh
Oleh
:
:
Bayu
Bayu
Permana
Permana
Indra
Indra
2207100532
2207100532
STUDI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK
IPP - PLT PANAS BUMI BEDUGUL 10 MW
KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN
BALI PADA PROYEK PERCEPATAN 10.000 MW
PADA TAHUN 2018
Dosen
Dosen PembimbingPembimbing II
Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M. Eng
Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M. Eng
NIP. 130 520 749
NIP. 130 520 749
Dosen
Dosen PembimbingPembimbing IIII Ir. Teguh Yuwono
Ir. Teguh Yuwono
Pendahuluan
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang banyak
Indonesia merupakan negara yang banyak
memiliki potensi Panas Bumi atau energi
memiliki potensi Panas Bumi atau energi
terbarukan, sedangkan minyak bumi potensinya
terbarukan, sedangkan minyak bumi potensinya
sangat terbatas dan gas bumi walaupun potensinya
sangat terbatas dan gas bumi walaupun potensinya
besar, tetapi dalam pemanfaatannya memerlukan
besar, tetapi dalam pemanfaatannya memerlukan
penanganan khusus. Kondisi ini menyebabkan Panas
penanganan khusus. Kondisi ini menyebabkan Panas
Bumi akan dapat menjadi sumberdaya energi
Bumi akan dapat menjadi sumberdaya energi
terbarukan dalam penyediaan energi di Indonesia,
terbarukan dalam penyediaan energi di Indonesia,
terutama sebagai bahan bakar dalam pembangkit
terutama sebagai bahan bakar dalam pembangkit
listrik di masa mendatang.
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
TARGET BAURAN ENERGI
TARGET BAURAN ENERGI
(
(
Peraturan
Peraturan
Presiden
Presiden
No. 5
No. 5
Tahun
Tahun
2006)
2006)
Batubara 33% Gas, 30%
Minyak Bumi 20%
Bahan Bakar Nabati, 5%
Panas Bumi, 5%
Biomasa, Nuklir, Tenaga air Energi Matahari, Tenaga angin, 5%
Batubara cair, 2%
RE,17%
Energi Mix Tahun 2025
Gas Alam 28.57% Batubara 15.34% Minyak Bumi 51.66% Panas Bumi 1.32% Tenaga Air 3.11%
POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
Potensi Energi di provinsi Bali dan
Kabupaten Tabanan
-4.8 200 -TABANAN 4.85 36 226 6.8 76.2 -BALI SURYA (KWh/m3) BIOMASS (MW) PANAS BUMI (MW) ANGIN (MW) AIR (MW) BATUBARA MINYAK TEBARUKAN BARU ENERGI FOSIL UNIT / PROVINSIPERMASALAHAN
PERMASALAHAN
Bagaimana analisa investasi yang akan diterapkan
Bagaimana analisa investasi yang akan diterapkan
untuk pembangunan PLTP
untuk pembangunan PLTP
Upaya mengurangi ketergantungan terhadap
Upaya mengurangi ketergantungan terhadap
pemakaian BBM khususnya minyak bumi sehingga
pemakaian BBM khususnya minyak bumi sehingga
penyediaan listrik daya mencapai kondisi keuangan
penyediaan listrik daya mencapai kondisi keuangan
yang diinginkan
yang diinginkan
Bagaimana analisa pemanfaatan energi panas bumi
Bagaimana analisa pemanfaatan energi panas bumi
secara optimal
secara optimal
Seberapa besar kapasitas daya listrik yang terpasang
Seberapa besar kapasitas daya listrik yang terpasang
serta peramalan pertumbuhan pemakaian energi listrik
serta peramalan pertumbuhan pemakaian energi listrik
di Bali
di Bali
Bagaimana analisa IPM dan Lingkungan terhadap
Bagaimana analisa IPM dan Lingkungan terhadap
pembangunan PLTP Bedugul.
TUJUAN
TUJUAN
Memperkirakan konsumsi energi listrik yang
Memperkirakan konsumsi energi listrik yang
terpasang di Bali
terpasang di Bali
serta
serta
biayanya
biayanya
Mengetahui pengaruh pembangunan PLTP
Mengetahui pengaruh pembangunan PLTP
Bedugul 10 MW kecamatan Baturiti kabupaten
Bedugul 10 MW kecamatan Baturiti kabupaten
Tabanan Bali terhadap kondisi daya di Bali
Tabanan Bali terhadap kondisi daya di Bali
Sebagai masukan dalam pemenuhan energi
Sebagai masukan dalam pemenuhan energi
listrik di Bali
listrik di Bali
Analisa Ekonomi
Analisa Ekonomi
Cost of Geothermal PowerGeothermal
Power
Investment Geothermal Cost Variable Cost-Variable Fuel Cost -Variable O&M Cost
Fixed Cost
-Fixed Fuel Cost -Fixed O&M Cost -Taxes & Insurance
Capital Investment Cost
-Depreciation
-Return of Investment -Other Fixed Charged
Perhitungan Biaya Modal
Biaya modal pertahun adalah biaya investasi pembangunan pembangkit
tenaga listrik dikalikan dengan faktor penyusutan
Biaya modal / Capital Cost (CC) dirumuskan sebagai berikut :
Dimana:
CRF
= Capital Recovery Factor (desimal)
i
= Suku Bunga (%)
n = Umur Pembangkit / Lama waktu penyusutan (Tahun)
CC = Capital Cost / Biaya Modal (US$ / kWh)
Jumlah Pembangkitan Netto Tenaga Listrik (kWh / Tahun)
= (Daya Terpasang) x (Faktor Kapasitas) x 8760.
BIAYA TETAP (O & M BIAYA TETAP (O & M BIAYA TETAP (O & M BIAYA TETAP (O & M
BIAYA TETAP (O & M BIAYA TETAP (O & M BIAYA TETAP (O & M BIAYA TETAP (O & M))
Biaya ini harus tetap dikeluarkan meskipun peralatan-peralatan di pusat pembangkit tidak sedang beroperasi. Biaya O & M ini
merupakan biaya untuk perawatan pusat pembangkit, dan juga biaya tenaga kerja yang mengoperasikan dan merawat pusat pembangkit.
BIAYA BAHAN BAKAR BIAYA BAHAN BAKAR BIAYA BAHAN BAKAR BIAYA BAHAN BAKAR
Biaya operasi ini merupakan biaya yang hanya dikeluarkan
apabila pusat pembangkit dioperasikan untuk membangkitkan tenaga listrik. Biaya operasi ini merupakan biaya pembelian uap panas bumi dan minyak pelumas
BIAYA LINGKUNGAN
Yang dimaksud biaya lingkungan dalam pembangunan PLTP
adalah biaya pemeliharaan lingkungan. Seperti alat pengurangan emisi, pengolahan limbah oli, menjaga kuantitas dan kualitas air tanah.
BIAYA PEMBANGKITAN TOTAL BIAYA PEMBANGKITAN TOTAL BIAYA PEMBANGKITAN TOTAL BIAYA PEMBANGKITAN TOTAL
Biaya pembangkitan total dalam pembangkitan tahunan dapat dinyatakan sebagai berikut:
TC
TC
TC
TC
= CC + FC + O&M Cost +
= CC + FC + O&M Cost +
= CC + FC + O&M Cost +
= CC + FC + O&M Cost + E
E
E
EC
C
C
C
dimana TC = Biaya Total
CC = Biaya Modal
FC = Biaya Bahan Bakar
O&M = Biaya Operasi dan Perawatan
EC = Biaya lingkungan
PENETAPAN HARGA JUAL LISTRIK PLTP PENETAPAN HARGA JUAL LISTRIK PLTP PENETAPAN HARGA JUAL LISTRIK PLTP PENETAPAN HARGA JUAL LISTRIK PLTP
Penetapan harga dari pihak produsen adalah mengacu pada harga minimum yang dibutuhkan untuk memproduksi energi listrik per kWh. Oleh karena itu penetapan harga ekonomi energi listrik dari PLTP Bedugul selain memperhitungkan biaya pembangkitan total, juga harus memperhatikan pengaruh dari sektor pajak sebesar 10%, dan dari sektor keuntungan yang diambil dari pihak produsen sebesar 10%.
2,07 Cent US$/KWh Biaya Bahan Bakar
4 25 tahun Umur Operasi 7 8 5 3 2 1
PARAMETER
PARAMETER
PARAMETER
PARAMETER
PARAMETER
PARAMETER
PARAMETER
PARAMETER PLTP BEDUGUL
PLTP BEDUGUL
PLTP BEDUGUL
PLTP BEDUGUL
110 MW Daya yang dibangkitkan 12% Suku Bunga 0,1548 Cent US$/KWh Biaya Lingkungan 0,2548 Cent US$/KWh Biaya O & M 0,0585 US$/KWh Biaya modal (CC)
Untuk Suku Bunga i = 6%
TC = 3,6cent/kWh + 2,07cent/kWh + 0,2548cent/kWh+ 0,1548cent/kWh = 6,0796 cent/kWh
= 0,06796 USD/kWh = Rp 679.6 /kWh
Untuk Suku Bunga i = 9%
TC = 4,66 cent/kWh + 2,07cent/kWh + 0,2548cent/kWh+ 0,1548cent/kWh = 7,08 cent/kWh
= 0,078 USD/kWh = Rp 780 /kWh
Untuk Suku Bunga i = 12%
TC= 5,85 cent/kWh + 2,07cent/kWh + 0,2548cent/kWh + 0,1548cent/kWh = 8,33 cent/kWh = 0,0833 USD/kWh = Rp 833 /kWh
TC
TC
TC
Penetapan Harga Jual Listrik PLTP
1012 859 763 Bali JAMALI BPP BPP BPP BPP----TR TR TR TR (RP/KWH) (RP/KWH) (RP/KWH) (RP/KWH) BPP BPP BPP BPP----TM TM TM TM (RP/KWH) (RP/KWH) (RP/KWH) (RP/KWH) BPP BPPBPP BPP----TT TT TT TT (RP/KWH) (RP/KWH) (RP/KWH) (RP/KWH) Sub SubSubSub----systemsystemsystemsystem SISTEM SISTEM SISTEM SISTEM KELISTRIKAN KELISTRIKANKELISTRIKAN KELISTRIKAN
Penentuan BPP dari pemerintah
Apabila biaya modal 50% ditanggung oleh pemerintah pusat dan daerah dan 50% ditanggung oleh investor untuk pembangunan pembangkit .sehingga didapatkan :
5.24 5.92
6.66 Harga jual listrik (cent US$/KWh)
4.24 4.79
5.39 Biaya Pembangkitan baru
(cent US$/KWh)
6% 9%
12% Suku bunga
Pay Back
Pay Back
Pay Back
Pay Back Periode
Periode
Periode
Periode
Pay Back adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai
investasi melalui penerimaan-penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut
NCF
P
=
n
pDimana : P = Investasi Awal
Pembangunan PLTP Bedugul 10 MW membutuhkan investasi awal
sebesar US$ 30 juta. Apabila pengeluaran tahunannya sebesar
US$ 1.359.990, dan pendapatan per tahunnya disesuaikan dengan
harga jual listrik per KWh. Jadi Payback periodnya adalah :
11 13
16
Pay back periode (tahun) 4.119.390 3.661.680 3.203.970 Pendapatan pertahun (US$/KWh) 9 8 7
Harga jual listrik (cent US$/KWh)
Net Present Value
Metode NPV merupakan metode yang dipakai untuk menilai usulan
proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time
value of money) sehingga arus kas yang dipakai adalah arus kas yang
telah di discount atas dasar biaya modal perusahaan. Dengan usia
pembangkit 25 tahun dan faktor bunga sebesar 12% maka net present
value dapat dihitung.
n
Pengeluara
Pendapatan
-
PW
PW
=
NPV
60.626.580 63.716.123 66.805.665 9 50.556.960 53.303.220 56.049.480 8 40.487.340 42.890.318 45.293.295 7 i = 12 % i = 9% i = 6%Net Present Value (US$) Harga Listrik
Suku bunga investasi digunakan untuk mengetahui laju pengembalian
modal. Apabila bunga investasi lebih besar dari bunga bank maka
investasi tersebut layak dilaksanakan.
n
Pengeluara
Pendapatan
PW
PW
=
Internal Rate of Return
4.119.390 = 30.000.000 (A/P,i*,25)
Jika i*= 15% maka 30.000.000 (0,078) =2.342.041 Jika i*= 20% maka 30.000.000 (0,0858) =2.574.429
Analisa
Analisa
Peramalan
Peramalan
Beban
Beban
Analisa peramalan beban untuk menentukan kebutuhan tenaga listrik
beberapa tahun ke depan. Untuk itu diproyeksikan kebutuhan tenaga listrik
jangka panjang untuk menentukan kapasitas pembangkit untuk jangka
panjang.
Untuk menghitung proyeksi kebutuhan energi listrik jangka panjang
digunakan metode peramalan dengan menggunakan analisa regresi
linear berganda. Pada analisa ini digunakan variabel tidak bebas yaitu
energi terjual (GWh) dan variabel bebas yaitu parameter yang
mempengaruhi proyeksi kebutuhan tenaga listrik jangka panjang.
Parameter yang digunakan analisa regresi berganda adalah :
a) Jumlah penduduk (X1)
b) Jumlah konsumsi (X2)
c) Produk Domestik Regional Bruto (X 3)
d) Jumlah industri (X4)
Parameter Analisa Regresi
Berganda
23497 3,336.7 88.54 96.12 1,003.4 1,025.4 2,213.5 2007 22184.6 3,291.9 86.52 92.38 936.36 947.36 2,062.6 2006 21072.4 3,247.7 84.55 88.78 873.73 874.74 1,921.7 2005 21017.7 3,216.8 78.86 82.81 814.97 815.91 1,792.5 2004 20953.4 3,185.9 73.56 77.24 760.16 761.04 1672 2003 20886.9 3,155.4 74.2 72.7 751.46 755.45 1653.8 2002 20825.3 3,125.1 77 69.2 729.83 733.87 1609.9 2001 20757 3,095.1 75.7 64.7 687.01 612.84 1440.2 2000 20447.2 3,065.4 80.8 58.6 600.31 519 1258.7 1999 20396.6 3,035.9 89.32 52.46 574.95 465.7 1182.4 1998 20472.1 3,006.8 86.3 45.32 483.18 357.56 972.3 1997 X6 X5 X4 X3 X2 X1 Y (Milyar Rp) ( juta Jiwa) (GWh) PDRB Pen-duduk Industri (GWh) Publik (GWh) Komersial (GWh) Rumah Tangga (GWh) Kons Energi TahunData tersebut dapat dinyatakan dalam matrik dengan menggunakan rumus
Y = βX + e Dimana :
Dari matrik diatas dapat dicari
β
dengan menggunakan rumus :
β
= (X.X’)-1X’.Y
diperoleh harga ββββ sebagai berikut: β0 = 0.002 β1 = 0.9999 β2 = 0.9989 β3 = 1.0127 β4= 1.0003 β5= 0.000000001 β6= - 0.0000000021
Setelah diperoleh nilai ββββ, maka proyeksi kebutuhan tenaga listrik dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Peramalan Kebutuhan Energi Listrik di Bali
tahun 2008-2020
47626.9 3967942 118.71 157.88 2328.07 2660.81 4664.69 2020 45107.6 3915409 116.07 151.97 2182.13 2472.63 4422.11 2019 42721.5 3863571 113.48 146.28 2045.35 2297.75 4202.26 2018 40461.7 3812420 110.95 140.80 1917.13 2135.25 4003.62 2017 38321.4 3761946 108.47 135.52 1796.96 1984.23 3814.76 2016 36294.3 3712140 106.05 130.45 1684.31 1843.90 3644.36 2015 34374.4 3662994 103.69 125.56 1578.73 1713.49 3471.19 2014 32556.1 3614498 101.37 120.86 1479.77 1592.30 3294.08 2013 30833.9 3566644 99.11 116.33 1387.01 1479.69 3121.98 2012 29202.9 3519424 96.90 111.98 1300.06 1375.04 2893.86 2011 27658.1 3472829 94.74 107.78 1218.56 1277.79 2698.81 2010 26195.1 3426851 92.63 103.75 1142.18 1187.42 2525.94 2009 24809.4 3381482 90.56 99.86 1070.58 1103.44 2364.45 2008 X6 X5 X4 X3 X2 X1 Y((((MilyarMilyarMilyarMilyar Rp Rp Rp Rp)))) ((((JiwaJiwaJiwa))))Jiwa
((((GWhGWhGWh))))GWh PDRB PDRB PDRB PDRB Penduduk PendudukPenduduk Penduduk Industri Industri Industri Industri ((((GWhGWhGWhGWh)))) Publik Publik Publik Publik ((((GWhGWhGWhGWh)))) Komersial Komersial Komersial Komersial ((((GWhGWhGWhGWh)))) Rumah Rumah Rumah Rumah Tangga Tangga Tangga Tangga (GWh) (GWh)(GWh) (GWh) Kons Kons Kons Kons Energi Energi Energi Energi Tahun Tahun Tahun Tahun
Peramalan Pertumbuhan
Beban Puncak Provinsi Bali
Setelah didapatkan hasil dari analisa pertumbuhan
kebutuhan energi listrik di Bali maka besarnya pertumbuhan
beban puncak di Bali dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut:
Peak Load (MW)=
t tLF
GWh
EPT
×
76
,
8
)
(
Dimana:
Lft=Faktor beban pada tahun t
ETSt=Energi terjual total pada tahun t (GWh)
ERt=Energi rumah tangga pada tahun t(GWh)
EKt=Energi komersial pada tahun t(GWh)
EPt=Energi publik pada tahun t(GWh)
EIt=Energi industri pada tahun t (GWh)
Pertumbuhan Beban Puncak di Bali
Tahun 2008 Sampai Dengan 2020
1011.0 4,472.37 0.505 5479.91 125.19 182.71 2468.03 2704 2020 950.0 4,202.60 0.505 5110.14 121.89 173.9 2302.96 2511.4 2019 892.9 3,957.90 0.506 4765.44 118.69 165.52 2148.92 2332.3 2018 843.0 3,736.57 0.506 4444.11 115.57 157.54 2005.19 2165.8 2017 798.0 3,537.01 0.506 4144.55 112.53 149.95 1871.07 2011 2016 756.0 3,357.74 0.507 3865.28 109.57 142.72 1745.92 1867.1 2015 719.9 3,197.39 0.507 3604.93 106.69 135.84 1629.15 1733.2 2014 687.8 3,054.65 0.507 3362.19 103.89 129.29 1520.18 1608.8 2013 659.3 2,928.34 0.507 3135.88 101.16 123.06 1418.5 1493.2 2012 633.1 2,817.34 0.508 2924.88 98.5 117.12 1323.62 1385.6 2011 611.4 2,720.60 0.508 2728.14 95.91 111.48 1235.09 1285.7 2010 591.4 2,637.16 0.509 2544.7 93.39 106.1 1152.48 1192.7 2009 575.5 2,566.12 0.509 2373.66 90.93 100.99 1075.4 1106.3 2008 INDUSTRI PUBLIK KOMERSIAL R.TANGGA Beban Puncak (MW) Energi Produksi (GW) Load Faktor (LF) Total (GWh) Energi Per Pelanggan (GWh)
Neraca Daya Bali Sampai Tahun 2020
Dengan Penambahan
PLTU Bedugul 10 MW
DSM -283 728 1011 2020 DSM -222 728 950 2019 DSM -164.9 728 892.9 2018 PLTP bedugul tahap 3 -115 728 843 2017 DSM -125 673 798 2016 DSM -83 673 756 2015 DSM -46.9 673 719.9 2014 DSM -14.8 673 687.8 2013 PLTP bedugul tahap 2 13.7 673 659.3 2012 DSM -15.1 618 633.1 2011 PLTP bedugul tahap 1 6.6 618 611.4 2010 DSM 16.6 608 591.4 2009 KETERANGAN CADANGAN SISTEM (MW) DAYA MAMPU (MW) BEBAN PUNCAK (MW) TAHUNANALISA LINGKUNGAN
ANALISA LINGKUNGAN
Prakiraan dampak penting dalam pembangunan PLTP Ulubelu ini, Upaya pemantauan lingkungan untuk kegiatan
Pembangunan PLTP ini prakiraan dampak yang terjadi akan ditinjau dalam 4 (empat) tahapan:
1. Tahap Persiapan
Dampak keresahan sosial dan juga persepsi positif dan negatif pada masyarakat setempat akibat dari pembangunan PLTP
Ulubelu
2. Tahap Konstruksi
Dampak pembangunan bangunan dan pengolahan limbah oli serta dampak dari pembuatan sumur
3. Tahap Operasional
Dampak kebisingan dari operasional peralatan pembangkit, Kualitas udara dan kualitas serta kuantitas air tanah
4. Tahap Pasca Operasi
Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan tenaga fossil,
maka PLTP mempunyai produksi CO2 yang lebih kecil daripada
pembangkit yang lainnya.
Berdasar dari ratifikasi “kyoto protocol” yang menunjukkan komitmen
negara maju tekait global warming untuk insentif atau carbon credit
terhadap pembangunan (clean development mecahnism) berdasarkan
seberapa besar pengurangan CO2 dibandingkan dengan base line
yang telah ditetapkan.
Dengan kapasitas sebesar 10 MW, maka PLTP Bedugul dapat
menghasilkan energi listrik per tahunnya adalah sebesar 65.700.000 kWh/
tahun dengan factor beban sebesar 95%.
Apabila nilai persamaan terhadap bahan bakar fossil (baseline factor)
adalah sebesar 0,79. maka:
CO2 Emission Reduction
= Produksi energi listrik * Baseline Factor
= 65.700 MWh * 0,79
= 51903 ton CO2 / tahun
Dengan harga rata-rata jual emisi CO2 adalah sebesar US$12/ ton,
maka pendapatan yang didapat dari CO2 Reduction adalah sebesar :
Pendapatan dari CO2 Reduction = CO2 Emission Reduction * US$ 12
= 51903 * 12
Indek Pembangunan Manusia (IPM)
IPM merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur
pencapaian rata-rata suatu negara dalam tiga hal mendasar
pembangunan manusia, yaitu: lama hidup, yang diukur dengan
angka harapan hidup ketika lahir; pendidikan yang diukur
berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf
penduduk usia 15 tahun ke atas; dan standar hidupyang diukur
dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan menjadi
paritas daya beli.
Perbandingan IPM pada Asia tenggara
pada tahun 2008
1,027 49.5 60.8 0.583 Myanmar 132 2,727 60 58 0.598 Cambodia 131 3,843 91.9 72.8 0.728 Indonesia 107 3,071 63.9 73.7 0.733 Viet Nam 105 5,137 81.1 71 0.771 Philippines 90 8,677 71.2 69.6 0.781 Thailand 78 10,882 74.3 73.7 0.811 Malaysia 63 29,663 87.3 79.4 0.922 Singapore 25 GDP per Capita (PPP US$) Gross Enrollment ratio (%) Life Expectacy at Birth(years) HDI Value Negara NoPengelompokan Kabupaten Bali
berdasarkan IPM dan Reduksi
Shortfall tahun 2008
Kesimpulan
Analisa investasi yang digunakan untuk pembangunan PLTP Bedugul yaitu
membutuhkan sebesar 30 juta US$ dengan asumsi 50% ditanggung pemerintah daerah ataupun pusat dan 50% ditanggung investor agar di dapatkan harga jual yang lebih kecil yaitu Rp.666,4 daripada BPP yang ditentukan pemerintah dengan harga Rp.763. Dengan harga 9 centUS$/KWh, diperlukan waktu selama 11 tahun agar bisa kembali modal dan mulai memperoleh keuntungan.
Dengan dibangunnya PLTP Bedugul maka akan memperkecil pemakaian minyak untuk
penggunaan energi listrik sebab menggunakan energi terbarukan yang ada di propinsi Bali yaitu energi panas bumi 10 MW yang mempunyai potensi sebesar 200 MW serta dapat menanggulangi beban listrik di propinsi Bali khususnya Kabupaten Tabanan.
Pemanfaatan energi listrik secara optimal yaitu dengan mengetahui terlebih dahulu
suhu yang dihasilkan dari pengeboran sumur panas bumi, Pada pengeboran panas bumi bedugul yaitu dengan panas antara 50 - 100°C ya itu tepat dengan menggunakan Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup jadi tidak ada yang dilepas atau terbuang ke atmosfer.
Peramalan beban dengan menggunakan Regresi berganda menyimpulkan bahwa
permintaan kebutuhan listrik di Propinsi Bali mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan laju perkembangan kebutuhan energi listrik mencapai 4%. Pada tahun 2020 jumlah kebutuhan energi listrik mencapai 5,5 GWh, dimana dengan kondisi tersebut maka diperlukan penambahan pembangkit listrik dengan kapasitas minimal sebesar 760MWh untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Propinsi Bali pada tahun 2020.
Dengan dibangunnya PLTP Bedugul, maka infrastruktur di Propinsi Bali dapat
berkembang lebih baik. Dengan tersedianya cukup pasokan listrik, secara tidak langsung akan merangsang berkembangnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, sehingga nilai IPM propinsi Bali yang pada tahun 2007 sebesar 70,1 akan meningkat menjadi lebih baik sehingga propinsi Bali dihaapkan dapat lompat dari kuadran IV menuju kuadran I dan dibangunnya PLTP
bedugul ini bertujuan untuk mengurangi efek rumah kaca yaitu yang menyebabkan pemanasan global.
SARAN
Pembangunan PLTP Bedugul 10 MW harus
segera dilanjutkan kembali, sehingga kebutuhan
energi listrik khususnya di Propinsi Bali khususnya
dapat terpenuhi dengan baik.