• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi pohon Kemenyan menurut Jayusman (2014) sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi pohon Kemenyan menurut Jayusman (2014) sebagai berikut:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi Pohon Kemenyan

Taksonomi pohon Kemenyan menurut Jayusman (2014) sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Divisio : Angiospermae Sub divisi : Spermatophyta Kelas : Dikotiledonae Ordo : Styracales Famili : Styracaceae Genus : Styrax Spesies : Styrax spp

Ordo Ebenelesmemiliki 12 genus dan terdiri lebih dari 190 jenis yang menyebar mulai dari benua Asia, Mediterania hingga Amerika Utara –Selatan. Genus Kemenyan memiliki jumlah lebih dari 20 jenis. Jumlah jenis Kemenyan bervariasi menurut beberapa pakar, yakni 5 spesies (Putz & NG, 1954), 7 spesies (van Steenis, 1953; van de Koppel, 1959), 3 jenis (Heyne, 1987) dan 20 spesies (Pinyopusarerk, 1994). Van Steenis (1953) menyebutkan bahwa secara umum hanya 4 jenis yang dibudidayakan dan bernilai ekonomi yaitu:Toba (Styrax sumatrana PERK), Durame (Styrax benzoine DRYAND), Bulu (Styrax benzoinevar. hiliferum) dan Siam (Styrax tonkinennsis). Umumnya masyarakat di Tapanuli dan Dairi, Propinsi Sumatera Utara hanya membudidayakan jenis Toba dan Durame secara luas sedangkan jenis Bulu kurang banyak dibudidayakan. Jenis Kemenyan Siam hingga saat ini belum banyak dikembangkan di Indonesia,

(2)

namun telah dirintis penguasaan budidayanya oleh Balai Penelitian Kehutanan Sumatera (BPK Pematang Siantar).

Morfologi Pohon Kemenyan

Kemenyan termasuk pohon besar, tinggi dapat mencapai 20 - 40m dan diameter batang mencapai 60 – 100 cm. Batang lurus dengan percabangan sedikit. Kulit beralur tidak terlalu dalam (3 - 7 mm) dengan warna kulit merah anggur.

Kemenyan berdaun tunggal dan tersusun secara spiral. Daun berbentuk oval bulat, bulat memanjang (ellips) dengan dasar daun bulat dengan ujung runcing. Sebelah atas daun berwarna hijau dan sebelah bawah berwarna kekuning-kuningan dengan pinggiran daun rata. Panjang daun mencapai 4 - 15 cm, lebar daun 5 - 7,5 cm, tangkai daun 5 – 13 cm. Warna daun jenis Toba lebih gelap kecoklatan dan lebih tebal dibandingkan jenis Durame dan Bulu.

Bunga kemenyan berkelamin dua, dengan tangkai bunga memiliki panjang 6-11 cm. Daun mahkota bunga 9 - 12 helai berukuran 2 -3 mm, kelopak dan mahkota bunga masing-masing 5 buah. Kemenyan berbunga secara teratur 1 kali setiap tahun. Waktu berbunga pada bulan November sampai Januari.

Buah Kemenyan berbentuk bulat gepeng dan lonjong berukuran 2,5 – 3 cm. Biji berukuran 15 - 19 mm, dengan warna coklat keputihan. Biji Kemenyan terdapat di dalam buah dengan kulit buah berukuran 1,75 mm – 3,1 mm. Biji Kemenyan Toba berwarna coklat tua dan lebih gelap dibandingkan jenis Durame dan Bulu.

(3)

Manfaat Kemenyan

Kemenyan banyak digunakan secara tradisional untuk upacara religi. Di pulau Jawa sering dicampur dengan kayu cendana pada saat pembakarannya. Di Timur Tengah penggunaan getah Kemenyan sebagai dupa yang sempurna dengan mencampur dengan getah Murh (minyak). Penggunaan getah untuk bahan pencampur pada tembakau rokok, sampai saat ini masih dilakukan, karena masih banyak yang berpendapat Kemenyan mampu memperbaiki pernafasan, namun seiring perkembangan waktu penggunaan campuran untuk tembakau rokok sudah semakin banyak ditinggalkan.

Dibidang farmasi kemenyan banyak digunakan sebagai antiseptic, expectorant (pelega pernafasan), obat mata untuk katarak serta unsur perantara pada pembuatan obat antibiotik Streptomycin. Selain itu getah kemenyan bermanfaat sebagai “food additive” yaitu bahan tambahan untuk makan dan minuman terutama untuk pengawetan.

Pada industri parfum senyawa turunan getah kemenyan dimanfaatkan sebagai “fix active” yaitu berfungsi menahan aroma pada parfume agar tahan lebih lama serta sebagai “fix agent” yaitu berfungsi mempertemukan dua atau beberapa jenis parfume dari bahan yang berbeda untuk mendapatkan aroma parfum yang lebih baik. Selain itu kayunya dapat digunakan untuk bangunan rumah dan jembatan serta akarnya mengandung cairan berwarna kemerah-merahan yang berfungsi sebagai insektisida (Rajagukguk, 2009).

(4)

Habitat dan Penyebaran

Burkil (1935)menjelaskan bahwa pohon Kemenyan berasal dari pantai barat Sumatera, tumbuh secara alami dan telah banyak dibudidayakan. Van Steenis (1953) menambahkan bahwa pohon Kemenyan banyak ditemukan di hutan alam, hidup berkelompok dan bercampur dengan tanaman lain. Pohon Kemenyan menyebar pada berbagai negara meliputi Malaysia, Thailand, Indonesia dan Laos. Indonesia memiliki daerah sebaran pohon Kemenyan di Pulau Sumatera, Pulau Jawa bagian Barat dan Kalimantan Barat. Sumatera memiliki sebaran terluas, terutama daerah Tapanuli dan Dairi. Diperkirakan hampir 67% dari luas kebun Kemenyan yang ada di Indonesia terdapat di daerah Tapanuli Utara. Pohon Kemenyan menyebar pada berbagai elevasi (60 m – 2100 m). Di daerah Palembang (Sumatera Selatan) dan Tapanuli Selatan, pohon Kemenyan banyak ditemukan pada daerah dengan ketinggian 60 - 320 mdpl.

Sentra kebun Kemenyan di Tapanuli Utara yang dikenal secara luas rata-rata berada pada ketinggian lebih dari 600 mdpl. Pohon Kemenyan tidak memerlukan persyaratan yang istimewa. Heyne (1987)dalam Jayusman (2014) menjelaskan pohon Kemenyan mampu tumbuh pada tanah-tanah tinggi yang berpasir, maupun tanah lempung rendah di hutan alam. Mampu tumbuh pada Andosol, Podsolik, Latosol, Regosol, dan berbagai asosiasi mulai tanah bertekstur berat sampai ringan, serta tanah yang subur hingga kurang subur, tanah berpasir hingga tanah lempung rendah di hutan alam, namun secara umum pohon Kemenyan menghendaki tanah yang memiliki kesuburan yang baik. Pohon Kemenyan tidak tahan terhadap genangan air, sehingga untuk pertumbuhannya

(5)

air). Tumbuh baik pada solum tanah yang dalam dengan pH tanah berkisar 4 - 7, menghendaki bulan basah yang tersebar merata sepanjang tahun.

Produksi kemenyan di Indonesia

Produksi kemenyan di Indonesia dapat dikatakan tidak terlalu banyak karena sebagian besar getah kemenyan dapat dijumpai di Provinsi Sumatera Utara dan sebagian kecil dari pulau Jawa. Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara memiliki tanaman paling luas yaitu 21119 Ha dengan produksi sekitar 4000 ton. Pada tahun 1993 luas tanaman kemenyan di Tapanuli Utara adalah 17299 Ha dengan produksi 3917 ton (Sasmuko, 2003).Tanaman kemenyan tersebar di seluruh kecamatan Tapanuli Utara, sebagaimana dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas dan Produksi Kemenyan di Kabupaten Tapanuli Utara No. Kecamatan Luas Tanaman (Ha) Tanaman Menghasilkan (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Kg/Ha) 1 Parmonangan 1574,00 1474,50 388,46 263,45 2 AdianKoting 2700,00 2088,00 524,07 250,99 3 Sipoholon 441,00 334,00 83,08 248,74 4 Tarutung 925,00 784,25 22,66 281,36 5 SiatasBarita 53,00 38,00 11,27 296,58 6 PahaeJulu 2083,00 1806,25 521,97 288,98 7 Pahae Jae 556,00 429,00 138,03 321,75 8 Purbatua 541,00 372,00 85,13 228,84 9 Simangumban 115,00 94,00 26,03 276,91 10 Pangaribuan 5086,50 4821,50 1031,61 213,96 11 Garoga 522,00 346,50 127,49 367,94 12 Sipahutar 1448,00 1241,25 437,99 352,86 13 Siborong-borong 132,00 71,50 20,57 287,69 14 Pagaran 25,00 18,25 5,66 310,14 15 Muara 7,00 4,50 1,26 280,00 Jumlah 2011 16208,50 13923,50 3623,28 260,23 2010 16181,50 13923,50 3623,28 260,23 2009 16413,00 13906,50 3625,86 260,73 2008 16413,50 1390,50 3625,86 260,73 2007 16395,00 13878,75 3634,12 261,85 Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka, 2012

(6)

Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Getah

Sumadiwangsa, et al (1999) mengatakan produktivitas getah pohon dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor statis (genotipe, umur, kerapatan pohon, elevasi, kesuburan tanah, dan iklim) serta faktor dinamis (cara dan alat penyadapan, kadar stimulan dan keterampilan tenaga penyadap). Panshin et al. (1950) menyebutkan bahwa naval store yang baik yaitu pohon dengan hasil getah yang banyak, dicirikan dengan lingkaran tahun yang lebar, tajuk rata atau penuh dan berbentuk kerucut, dan memiliki tinggi tajuk yang berukuran setengah dari tinggi pohonnya.

Panshin et al. (1950) menyatakan bahwa volume kayu gubal dan bentuk tajuk juga berpengaruh terhadap produksi getah. Saluran – saluran getah yang terbanyak terdapat dalam kayu gubal. Wibowo (2006) mengatakan pengaruh diameter pohon terhadap produksi getah pinus berhubungan dengan pertumbuhan diameter pohon. Sehingga dengan adanya pertumbuhan dimeter pohon, menyebabkan volume kayu gubal semakin besar. Oleh karena itu semakin besar volume kayu gubal, maka saluran getah yang terkandung pada pohon akan semakin banyak dan produksi getah akan semakin meningkat. Sugiyono (2001) mengatakan bahwa perbedaan umur pohon berpengaruh terhadap jumlah produksi getah. Semakin tua umur pohon maka getah yang dihasilkan akan semakin banyak sampai pada batas umur tertentu.

Faktor cuaca juga berpengaruh terhadap aliran getah dari sadapan. Pada suhu yang rendah dan kelembaban yang tinggi, getah yang membeku akan

(7)

akan terhenti (Sugiyono, 2001). Pengaruh suhu dan kelembaban udara sangat menentukan jumlah keluarnya getah sadapan dari tiap-tiap pohon per satuan waktu. Hal ini disebabkan karena suhu yang rendah (dibawah 20° C) dan kelembaban udara yang tinggi (diatas 70%) sangat besar pengaruhnya pada kondisi saluran getah. Saluran getah menyempit bahkan buntu, dan apabila masih ada getah yang bisa keluar dengan segera mengalami pembekuan di mulut saluran getah sehingga menyumbat getah yang seharusnya masih bisa keluar (Kasmudjo 1992). Dengan berpengaruhnya keadaan cuaca terhadap produksi getah, tindakan penjarangan (yang berarti pembukaan tajuk) dapat diarahkan untuk membentuk kondisi yang baik agar getah keluar dengan lancar (Silitonga 1983).

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan-kegiatan lainnya diluar penelitian pada Pusat Studi/Pusat Kajian tahun anggaran 2011*... Ketersediaan road map /payung penelitian pada Program Studi/Pusat

Dengan membawa dokumen semua dokumen asli yang diupload pada tahap pemasukan.. dokumen penawaran, serta dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan dalam

[r]

[r]

Lambang bilangan dari sembilan ratus tujuh puluh dua adalah ..... Merupakan deret bilangan

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, bersama ini kami mengundang perusahaan Saudara untuk mengikuti Proses Pembuktian Kualifikasi Paket Pembangunan Pagar Keliling Lanjutan

Result of research of that Variables Motivation, Job Experience and Satisfaction of activity by self or parsial there is having an effect on signifikan and there

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besar potensi cadangan karbon pada tegakan pohon, dan nilai ekonomi cadangan karbon pada tegakan pohon di hutan primer resort