• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edisi Ke 49 T ahun 2013 ~...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Edisi Ke 49 T ahun 2013 ~..."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Edisi Ke 49

T

ahun

2013

~

...

(2)

ftl1HUlllllllllllPDDlllll11Pnm11111 .... ------

Redaksi menerima sumbangan tulisan yang sesuai untuk dimuat pada media ini. Tulisan diketik dengan satu setengah spasi, maksimal tujuh halaman kwarto.

Bagi naskah yang dimuat disediakan imbalan. u

Bulet:

in P

et:er

n

a

kan

'7

Pe

mb

ina

Ir

.

H

.

M

urta

l

a Ali

, MS.

Pe

n

angg

un

g

J

a

w

a

b Drh

.

H. Muh.

Kafil

,

MM

Pemi

m

pin R

e

dak

s

i

Ir. H.A. Pangge

l

en

g,

MM

.

W

a

k

il Pemi

m

p

in

Re

d

ak

s

i

Ir

.

Hj. Radhiyah Syarief, MM.

,

S

e

k

r

etari

s

[r,

Darmia

ti

Ed

ito

r Ir

. Muha

jir, Gunaw

an SP

,

Ir

.

Muliwarn

i,

MM

D

istri

but

o

r

Haeruddi

n, S

.

Pt.

,

Sya

r

if

uddi

n

SERBA-SERBI

• Membuat Kripik UsusAyam 60

LIPUJAN

• Pertemuan penentuan alokasi sumber bibit dan kuota 58 WAWASAN

.• Daya hambat kandungan antibakteri ramuan herbal terbadap... .. 40 • Kualitas air bagi kesehatan ayam boiler... 50 IPTEK

• Mencerrnati Gangguan aktivitas ovarium pasca melahirkan

pada temak sapi 1

• Pengolahan dan pemanfaatan lirnbah temak untuk menciptakan 6 KEBIJAKAN

• Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Program Pencapaian Swasembada. .... 14 • Pengernbangan SMD, LM3 dan Monitoring Evaluasi di Propinsi Sulawesi... 23 AGRIBJSNIS

• Kuda, potensi pendukung swasernbada daging 26

• Teknologi pengolahan pakan wafer limbah sayuran pasar 31

Dari Redaksi

Hal

DAFTA\RISI

ii

Da

ftar

I

s

i

(3)

~...,.., ...

~

'~ ' §~--~~;~~.i~~~'-'X,el

Pada

ter

n

ok

sapi, baik ternak sapi mempengaruhi efisiensi reproduksi, sebab

pedaging maupun ternak sapi perah, efisiensi reproduksi itu sendiri tergantung terdapat vorios! periode anestrus (periode po do don dipengaruhi oleh tingginya dimana terna·k sapi tidak menunjukkan angka perkowinon don angka konsepsi

tanda-tanda berahi) pasca melahirkan pada setiap perkawinan baik dengan

(Crowe, 2008). Umumnya, perubahan kawin alami moupun dengan inseminasi aktivitas ovorium pasca melahirkan melalui buatan (IB). Namun demikian, untuk pertumbuhan folikel kembali dimulai dalam mencapai .tingginya angka perkowlnon

waktu 7 - l 0 hari pada sebagian besar don angka konsepsi pad a setiap

ternak sapi yang terkait dengan kenaikan perkawinan, ter nck sapi betina harus

sementara FSH (hormon yang menstimulir kembali ber siklus, involusi uterus yang

pertumbuhan folikel) yang terjadi 3 - 5 normal, berahi dopat dideteksi dengan hari setelah melahirkan. Namun demikian, baik dan okurot, dan dikawinkan/dilB terdapat perbedaan munculnya ovulasi pada waktu yang tepat (optimum). lni

pertama antara ternak sapi perah dan dimaksudkan untuk mencapai potensi [orok

ternak sapi pedaging. Ternak sapi perch kelahiran (calving interval) yang optimal

dengan pemberian pakan yang biasanya pada ternak sapi. Hal ini untuk memenuhi

teratur don berkualitas serta tidak stress don mempertahankan potensi jarak

karena pakan, umumnya ovulasi pertomo kelahiran ternak sapi pad a 365 hari. Untuk

pasca melahirkan terjadi sekitar 15 hari mencapai potensi tersebut, maka ternak- sedangkan pada sapi pedaging yang ternak sapi betina harus kembali bunting mempunyai kondisi tub uh yang baik, 85 hari pasca melahirkan (Peters and Ball, terjadinya ovulasi pertama pasca 1987). Dengan demikian, ternak sapi melahirkan sekitar 30 hari. Namun sapi dapat melahirkan kembali dalam setahun

pedaging yang kondisi tubuhnya kurang yang pada akhirnya mengarah pada laju baik maka terjadinya ovulasi pertama peningkatan populasi ternak sapi.

pasca melahirkan semakin panjang sekitar Na mun demikian, untuk mencapai

70 - l 00 hari. Oleh karena itu, cepat atau kebuntingan ternak sapi dalam waktu atau

lambatnya munculnya ovulasi pertama rata-rata 85 hari pasca melahirkan maka

setelah melahirkan pada ternak sapi akan ovarium ternak sapi harus kembali aktif.

Pendahuluan _

Ol

e

h: Dr

.

Mu

ha

mm

a

d Yusu

f,

S

.

P

t

MENCERMATI GANGGUAN AKTIVITAS OVARIUM

PASC

A

M

ELA

H

I

R

KAN PADA TERNAK SAPI

IPTEK

(4)

Pada saat kelahiran, progesteron don estrogen menekan sementara peningkatan FSH yang menstimurir pertumbuhan folikel (Ginther dkk., 1996; Crowe dkk., 1988).

Dalam hal pertumbuhan folikel ovarium, biasanya berlangsung dalam periode 3 - 4 bu Ian don do pat dikategorikan kedalam tahap-tahap gonadotrophin-independent dan gonadotrophin-dependent (Webb dkk.,

2004). Untuk pertumbuhan folikel dengan gonadotrophin-dependent pada ternak sapi, muncul dalam bentuk gelombang folikel (Savio dkk., 1988; Sirois don Fortune, 1988). Setiap pertumbuhan gelombang folikel diikuti dengan kemunculan, seleksi don dominan dari folikel yang akan berakbir apakah menjadi atresla atau berovulasi. Pertumbuhan folikel ini berlangsung secara regular. Pada sapi dara yang telah bersiklus, dengan siklus berahi normal 21 hari normalnya mempunyai tiga gelombang folikel (terkadang duo gelombang don sangat jarang dengan satu gelombang). Selama kebuntingan, pertumbuhan folikel berlanjut pada trimester pertama don kedua pada periode kebuntingan (Ginther dkk., 1996) dengan interval 7 - 1 0 hari. Pada akhir kebuntingan (22 hari terckhlr) besarnya feedback negative dari progestagen dan

periode tersebut adalah periode siklus berahi dimana ternak sapi siap untuk kawin don kembali bunting.

IPTEJ\(

E_i!lisr 49 'f

2

lni berarti bahwa oktivitas ovarium pasca melahirkan mempengaruhi jarak antara melahirkan dengan perkawinan pertama (Crowe, 2008). Oleh karena itu, cepat atau lambatnya aktivitas ovarium pasca melahirkan pada ternak sapi baik sapi pedaging otcuptln sapi perah sangat mempunyai kontr_j__busi yang besor dalam menentukan laju pertumbuhan populasi

ternak. Tulisan fni dimaksudkan untuk mengulas gangguan ovarium pasca melahirkan pada ternak sapi.

Per

t

u

mb

uha

n F

olikel

d

a

n A

nes

t

ru

s

Umurnnyo pada ternak sapi terjadi perubahan aktivitas ovarium pada perbedaan status fisiologi reproduksi.

Misalnya pada -ternak yang sedang bunting, aktivitas ovarium adalah dengan adanya corpus luteum (CL) untuk memproduksi hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertahankan kebuntingan. Namun segera sebelum terjadi kelahiran, hormon ini akan turun seiring dengan pecahnya CL yang akan diikuti dengan proses kelohiron pada ternak sapi. Perubahan aktivitas ovarium ini akan berlanjut setelah kelahiran. Periode berikutnya adalah biasa disebut periode anestrus dimana ternak tidak menunjukkan tanda-tanda berahi yang bersamaan dengan recovery organ reproduksi pasca melahirkan. Namun demikian, terkadang periode anestrus ini terlalu panjang sehingga mempengaruhi

estradiol turun pada konsentrasi basal, jarak antara melahirkan s arnp o i

dimana memungkinkan peningk_atan FSH perkawinan pertama. Se qe r o setelah

(5)

Pada dasarnya, terdapat banyak

kasus gangguan reproduksi pada

peternakan sapi kita di Sulawesi Selatan,

baik itu sapi pedaging maupun pada sapi

untuk menghasilkan populasi yang sesuai

dengan potensi ternak sapi yang

dimilikinya. Dengan

kcrc

lain, aspek

manajemen ternak pasca melahirkan perlu

Dalam kondisi yang kurang sehingga peralihan aktivitas ovarium pada memungkinkan, pad a kebanyakan ternak soot kebuntingan don pad a saat kelahiran sapi pedaging, mekanisme ini tidak dapat serta pasca kelahiran dapat menjadi

. terjadi sehingge mernper ponjonq periode normal sehingga ternak s

op

i dapat anestrus pada ternak-ternak tersebut. kembali bersiklus dalam waktu yang Akibatnya, munculnya berahi pertama optimal. Gangguan ovarium yang lain pasca melahirkan menjadi lebih panjang. sepertl perpanjangan periode luteal yang Hal inilah yang perlu dicermotl lebih diakibatkan oleh kista luteal belum banyak

mendalam utamanya ternak-ternak yang terjadi pada ternak sapi pedaging, namun

baru melahirkan. Hasil penelitian kami dalam hal penghentian bersiklus biasanya

pada berbagai sapi pedaging di Sulawesi terjadi pada masa-masa tertentu. Untuk

Selatan menunjukkan angka munculnya mengantisipasi kondisi ini, perbaikan

berahi pertama setelah melahirkan lebih pakan don manajemen perlu dilakukan

panjang dari potensi yang dimiliki oleh bahkan dengan intervensi hormonal dapat

ternak sapi tersebut. lni berarti bahwa dilakukan yang disesuaikan dengan kondisi

dalam upaya untuk meningkatkan populasi peternak kita.

ternak sopl di Sulawesi Selatan, kondisi lnduksi Berahi dan Ovulasi pada Ternak

seperti ini perlu diperbaiki don dijc qo Anestrus

gangguan ovarium yang sering terjadi. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen yang lebih baik untuk memperbaiki kondisi

ini, yang sebaiknya dimulai pada soot

kebuntingan yang telah berlangsung rnensekre slkon cukup estradiol untuk

menginq~ksi gonadotropin yang pada akhirnya memicu terjadinya siklus berahi

pertama pada ternak sapi pasca

melahirkan.

(biasanya 3 - 5 hari pasca melahirkan) diperhatikan disamping aspek manajemen yang biasanya terjadi dengan interval reproduksi yang lain.

sekitar7-10hari(Crowedkk., 1988)dan Terdapat beberapa gangguan memproduksi folikel dominan. Nasib folikel ovarium yang sering terjadi pad a terriak dominan ini apakah menjadi atresia sapi pasca melahirkan baik pada ternak ataupun berovulasi. Kondisi ini akan sapi pedaging maupun pada ternak sapi ber lcnqsunq normal pada ternak sapi, perah. Pada kebanyakan sapi pedaging, namun te.rgantung kemampuannya dalam anestrus pasca melahirkan merupakan

(6)

perah. Gangguan ini kebanyakan ternak sopi yang diberikan (20/20 ekor)

merupakan gangguan ovarium yang pada kondisi/tahap dominan dari

sifatnya hanya sementara, namun apabila gelombang folikel. Demikian halnya

tidak o d o perlakuan khusus dengan dengan pemberian analog GnRH Buserelin

gangguan tersebut, maka yang terjadi 20 µg pada tahap pertumbuhan folikel,

adalah berlar,ut-larutnya gangguan semua ternak rnenunjukkon ovulasi (Crowe

reproduksi ini sehingga mempengaruhi dkk., 1993). GnRH ini menyebabkan

penampilan reproduksi dan pada akhirnya ovulasi don tidak mempengaruhi

mempengaruhi Jaju pertumbuhan populasi perkembangan folikel tergantung pada

ternak di Sulaw.esi Selatan. tahapan perkembangan folikel saat

Umumnya, penyebab terjadinya perlakuan (Crowe, 2008).

gangguan ovarium khususnya anestrus Beb.erapa penelitian telah

melahirkan yang menyebabkan menggunakan progesteron sebagai terapi

tertundanya ovulasi adalah frekuensi pulsa dalam kondisi ternak sapi yang anestrus.

LH (Crowe, 2008) yang disebabkan oleh Progesteron ini dapat menginduksi berahi

faktor-faktor risiko manajemen dan lain- dan memperpendek interval antara

lain seperti penurunan.kondisi tubuh yang melahirkan dan terjadinya konsepsi

berlebihan, lameness akut, gangguan (Rhodes dkk., 2003). Pada dasarnya,

uterus dan lain-lain. Oleh karena ternak-ternak sapi yang dalam kondisi

bervariasinya penyebab terjadinya anestrus membutuhkan perlakuan

anestrus pasca melahirkan maka progesteron untuk memastikan bahwa

diperlukan diagnosa awal untuk ovulasi pertama pasca melahirkan terkait

mengetahui penyebab tersebut sehingga dengan ekspresi berahi yang normalnya

mendapot perlakucin yang sesuai. adalah merupakan fungsi dari CL (Crowe,

Perlakuan dengan pernberion GnRH 2008). Lebih lanjut dikatakan bahwa

pada kondisi status fisiologi ovarium yang penggunaan eCG dapat disandingkan

tidak diketahui telah banyak dilakukan dengan perlakuan progesteron pada

dengan hcsil yang bervariasi (Crowe, ternak sapi yang anovulatory anestrus

2008). Pada kondisi status pertumbuhan untuk memastikan terjadinya ovulasi

folikel yang tepat, dengan pemberian (Mulvehill dan Sreenan, l 977; Crowe,

GnRH maka ovulasi pada ternak sapi 2008).

dapat terjadi. Sebagai contoh, penelitian Dalam hal munculnya ovulasi pertama

yang dilakukan oleh Ryan dkk. ( 1 998) pada ternak sapi pedaging, beberapa

menunjukkan bahwa pemberian GnRH 250 has ii penelitian jug a mengindikasikan

µg menghasilkan ovulasi pada semua bahwa pembatasan menyusui dari 30 hari

IPTEJ.<"

(7)

stimulating hormone heterogeneity

despite major changes in steroid and

luteinizing hormone concentrations.

Biol. Reprod.

58

:

1445-1450.

nyata mempengaruhi laju pertumbuhan

populasi ternak. Oleh karena itu,

dibutuhkan manajemen dan strategi dalam

upaya

untuk

menekan gangguan

reproduksi ini dimosa yang akan dafang

serta keseluruhan aspek untuk memperbaiki penampilan reproduksi ternak sapi di Sulawesi Selatan sehingga tujuan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah dapat terealisasi.

diketahui oleh masyarakat peternak kita. Crowe MA, Padmanabhan

V

,

Mihm M,

Gcmgguan ovarium pasca melahirkan ini Beitins

!Z,

Roche JF. 1

9

8

8.

pada dasarnya mempunyai dampak yang Resumption of follicular waves in

sangat besar dalam penampilan beef cows is not associated with

reproduksi ternak sapi yang dapat secara periparturient changes in follicle-

Crowe MA, Goulding D, Baguisi A, Boland

MP, Roche JF.

1

993.

Induced

ovulation of the firs-t postpartum

dominant follicle in beef suckler cows

using a GnRH analogue. J. Reprod.

Fertil.

99

:

551-555

.

Crowe MA.

2008.

Resumption of ovarian

cyclicity in post-partum beef and

dairy cows. Reprod. Dom. Anim

43

(Suppl.

5):

20-28.

G~,,_ngguan reproduksi pada ternak

sapi khususnya ovarium termasuk

didalamnya anestrus pasca mel.ahirkan

merupakan hal yang belum banyak

dengan sekali atau duo kali sehari

pembatasan onok terhadap induknya

untuk menyusui, dimana secara merangsur-

onqsur anak sopl tersebut diisolasi dcrl

induknya.

Penutup

setelah melahirkan dapat diinduksi (Stagg Daftar Pustaka dkk.,

1998).

Hal ini dapat dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

Konteks pembahasan topik ini terutama ditujukan untuk pustakawan yang bekerja sendiri {one single- librarian) di suatu lembaga keciVswasta ataupun di suatu unit

An online resource bank and community forum where teachers can access thousands of Cambridge support resources, exchange lesson ideas and materials, and join subject-specific

Melalui hasil analisis juga menunjukan bahwa model regresi dapat dipercaya untuk memprediksi variabel penyesuaian diri pada remaja awal di panti asuhan, hubungan yang

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Tujuan pertama menyampaikan informasi bahwa ada Nagari Bukik Batabuah sebagai penghasil saka melalui fotografi esai dan merinci Kilang Saka dan mengaplikasikan

Sistem pakar merupakan suatu bidang teknik kecerdasan yang paling populer sekarang ini. Sistem pakar dapat diartikan sebagai sebuah perangkat lunak komputer yang

Globalisasi selalu diikuti dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini telah memberi dampak signifikan dalam berbagai aspek konstelasi