• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Al Islam. Ekonomi Menurut Pandangan Islam. Disarikan dari Buku yang Berjudul ETIKA BISNIS ISLAMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Al Islam. Ekonomi Menurut Pandangan Islam. Disarikan dari Buku yang Berjudul ETIKA BISNIS ISLAMI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Etika Bisnis Islami

Makalah Al Islam

Ekonomi Menurut Pandangan Islam

Disarikan dari Buku yang Berjudul

ETIKA BISNIS ISLAMI

Pengarang : Muhammad Penerbit : UPP AMP YKPN

Kota : Jogjakarta Tahun : 2004

Disusun Oleh : Nama : Muhamad Toha

Semester : 1 (Satu)

Jurusan : Managemen P2K (Program Perkuliahan Karyawan)

Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surabaya 2014

PENGANTAR

Pada dasarnya Islam adalah Rahmatan Lil ‘Alamin, rahmad untuk semesta alam, untuk urusan dunia dan akhirat, maka dari itu Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia mulai dari segi ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kemudian yang menjadi pertanyaan bagaimana pelaku yang akan melakukan dan mewujudkan Rohmatan Lil ‘Alamin dari berbagai aspek tersebut.

Manusia diberikan kehendak bebas untuk mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT menurunkannya ke bumi. Ia diberi kemampuan untuk berfikir dan membuat keputusan untuk memilih apapun jalan hidup yang ia inginkan dan yang paling

▸ Baca selengkapnya: cara menghitung jodoh dari nama menurut islam

(2)

penting untuk bertindak bedasarkan aturan apapun yang ia pilih. Islam adalah agama yang adil dan seseorang akan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.

Makalah ini merupakan bagian kecil dari bahasan tentang “Ekonomi Menurut Pandangan Islam.” Dalam makalah ini mengurai sebagian tentang prinsip-prinsip ekonomi dan kunci manajemen dalam pandangan Islam. Dalam kesempatan ini saya ingin memanjatkan Puji Syukur dan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kepada saya dan yang telah memberikan petunjuk kepada kaum muslimin dalam menjalankan aktivitas mereka agar sesuai dengan sistem Islam.

DAFTAR ISI

Pengantar Daftar Isi

BAB I : Pengantar Ekonomi dan Bisnis dalam Kerangka Islam

1.1 Pendahuluan

1.2 Rancang Bangun Ekonomi Islam

1.3 Kerangka Bisnis Islami

BAB II : Konsep, Sistem dan Pentingnya Etika Bisnis Islam 2.1 Pegertian Bisnis Pada Umumnya dan Islam 2.2 Sistem Etika Umum dan Islam

2.3 Pentingnya Etika dalam Bisnis

BAB III : Etika Bisnis Islami dn Membangun Bisnis Berbudaya 3.1 Bisnis Sebagai Suatu Sistem

3.2 Ajaran Islam dalam Bersaing Secara Sehat dalam Bisnis 3.3 Bisnis Adalah Usaha Keberlangsungan yang Berbudaya BAB IV : Penutup

(3)

BAB I

PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS DALAM KERANGKA ISLAM

1.1 Pendahuluan

Salah satu ciri ajaran Islam adalah karena sistem Islam selalu menerapkan secara global dalam masalah-masalah yang mengalami perubahan, karena perubahan lingkungan dan zaman. Sebaliknya menguraikan secara terperinci pada masalah-masalah yang tidak banyak mengalami perubahan. Tidak diragukan lagi bahwa ekonomi dan politik termasuk masalah-masalah yang banyak mengalami perubahan.

Bahwasannya ekonomi dalam Islam mencakup dua macam ajaran dan hukum yaitu : 1. Hal-hal yang bersifat tetap dan mengikat, tidak menerima ijtihad yang akan mengalami

perbedaan sesuai dengan perbedaan masa, tempat, lingkungan, keadaan dan faktor-faktor lainnya.

2. Sesuatu yang menerima perubahan dan tunduk pada perkembangan zaman, maka akan

membuka peluang munculnya berbagai pandangan dan pendapat yang menginginkan kebenaran dan mencari kemaslahatan.

Dapat disimpulkan bahwa watak dasar ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvensional. Maka bukan berarti seorang pengkaji perekonomian Islam tidak peduli dengan berkembangnya konsep pemikiran ekonomi konvensional dalam berbagai bidang. Tidak perlu diragukan, konsep pemikiran ekonomi konvensional (yang merupakan produk manusia) telah melekat erat dalam laporan, menetapkan cara-cara dan perangkat analisa ekonomi. Semua ini sangat dimungkinkan dapat membantu dalam perkembangan konsep ekonomi Islam.

1.2 Rancang Bangun Ekonomi Islam

Sistem ekonomi dapat diibaratkan sebagai sebuah bangunan rumah. Sebuah rumah akan berdiri tegak dan kokoh apabila memilki panduan tiga komponen yaitu pondasi, tiang dan atap. Demikian juga halnya suatu sistem ekonomi, termasuk sistem ekonomi Islam. Maka ekonomi Islam juga memiliki pondasi, tiang dan atap.

Pertanyaannya selanjutnya adalah apa yang menjadi fondasi, tiang dan atap ekonomi dalam Islam? Bangunan ekonomi Islam, yang berfodasikan 5 hal yaitu keimanan, keadilan, kenabian, pemerintahan dan hasil/keuntungan. Maka kelima fondasi ini hendaknya menjadi

(4)

inspirasi dalam menyusun teori-teori ekonomi Islam. Konsep teori tidak akan memberikan makna dan kekuatan jika tidak diterapkan dalam suatu sistem. Penerapan teori ke dalam sistem akan memberikan dampak kepada kehidupan ekonomi. Oleh karena itu ke lima dasar tersebut perlu diejawantahkan dalam prinsip derivative yang akan menjadi sistem ekonomi Islam. Ke tiga prinsip tersebut adalah kepemilikan multi jenis, kebebasan bertindak/beraktivitas dan keadilan sosial, kesemuanya teori atau konsep dasar serta prinsip dasar sistem tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dipayungi oleh akhlak yang baik.

Gambaran Rancang Bangun Ekonomi berdasarkan Islam

Akhlaq Kebebasan Beraktifitas Tauhid/Keimanan Adil Nubuwah Kepimpinan Hasil/Keuntungan KeadilanSosial Multi Jenis Kepemilikan

 Tauhid/Keimanan

 Allah pemilik sejati seluruh yang ada di alam semesta

 Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia dan manusia diciptakan untuk beribadah  Adil

 Tidak mendholimi dan tdak dizalimi

 Pelaku bisnis dan ekonomi tidak boleh mensejahterakan keuntungan pribadi  Nubuwah

 Siddiq – visi hidup – efektifitas (mencapai tujuan yang tepat, benar) dan efisien (melakukan

kegiatan dengan benar, tehnik dan metode yang tidak menyebabkan kemubaziran)

 Amanah – misi hidup – bertanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas  Fatonah

 Strategi hidup : cerdik, bijaksana, cerdas  Tabligh

(5)

 Khilafah/Kepemimpinan

 Manusia sebagai pemimpin di muka bumi, sebagai pemimpin yang akan dimintai

pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya

 Fungsi utama menjaga keteraturan interaksi antar kelompok, agar kekacauan dan keributan

dapat dikurangi atau dihilangkan

 Pemimpin harus berakhlak seperti sifat Allah (asmaul husna)  Hasil/Keuntungan

 Dunia adalah wahana bagi manusia untuk bekerja dan beraktifitas untuk mendapatkan return  Keuntungan harus mencakup keuntungan dunia dan akherat

 Kepemilikan Multi Jenis

 Allah adalah pemilik primer apa saja yang ada di alam semesta

 Manusia sebagai pemilik sekunder dan akan mempertanggungjawabkan kepemilikannya  Kebebasan Berbuat/Beraktivitas

 penyerapan sifat-sifat Rosul, menjadikan manusia berbuat adil dan menciptakan good

governance

 Keadilan Sosial

 Pemerintah memberikan jaminan rakyatnya dalam bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dan

menciptakan keseimbangan sosial antara si kaya dan miskin

 Akhlak

 Professional dan berbisnis : tekun, baik/professional

 Baik buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan berhasil/gagalnya bisnis yang

dijalakan

1.3 Kerangka Bisnis Islami

Ketika Islam diyakini sebagai suatu agama sekaligus suatu sistem, maka pertanyaan yang terkait dengannya adalah dapatkah Islam memberikan tuntunan beretika dalam bisnis? Dengan adanya tuntunan tersebut diharapkan mampu memberikan nuansa bisnis yang Islami.

Islam memiliki pedoman yang mengarahkan umatnya untuk melaksanakan amalannya. Pedoman tersebut adalah Al Quran dan sunnah Nabi. Sebagai sumber ajaran Islam, setidaknya dapat menawarkan nilai-nilai dasar/prinsip-prinsip umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu. Islam seringkali dijadikan sebagai model tatanan kehidupan. Hal ini tentunya dapat dipakai untuk mengembangkan lebih lanjut atas suatu tatanan kehidupan tersebut, termasuk tatanan kehidupan bisnis.

Bisnis merupakan kegiatan muamalah yang pertama kali menanggalkan etika dan kemudian disusul oleh bidang politik. Bisnis yang sehat adalah bisnis yang berlandaskan pada etika. Oleh karena itu, pelaku bisnis hendaknya memiliki kerangka etika bisnis yang kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas bisnis yang nyaman dan berkah.

(6)

Oleh karena itu jika bisnis konvensional dilakukan dalam rangka market driven, namun bisnis Islami berupaya untuk menemukan nilai ibadah yang berdampak pada perwujudan konsep Rahmatan Lil Alamin, untuk mendpatkan ridho Allah. Bisnis konvensional yang mengandalkan pada market driven, maka di dalamnya akan mencakup hal-hal berikut. Target Market, Costumer Needs, Integrated Marketing, Profit Throught,

Costumer Satisfaction.

Di sisi lain, bisnis Islam harus memiliki nilai ibadah, menjdi Rahmatan Lil Alamin, untuk mendapatkan ridho Allah. Oleh karena itu sasaran profit, satisfaction (ridho costomer) harus dibingkai ridho Allah.

BAB II

KONSEP, SISTEM DAN PENTINGNYA ETIKA BISNIS ISLAMI

2.1 Pengertian Bisnis Pada Umumnya dan Islami

Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai dan melakukan proses penyerahan jasa, perdagangan/pengolahan barang (produksi).

Menurut Skinner (1992) bisnis adalah pertukaran barang, jasa/uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.

Anoraga & Soegiastuti (1996) bisnis sebagai aktivitas jual beli barang dan jasa.

Straub & Affner (1994) bisnis adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh provit.

Yusanto & Wijaya Kusuma (2002) bisnis Islam adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuk yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperoleh dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.

2.2 Sistem Etika Umum dan Islam

Sistem etika Islam berbeda dari sistem etika sekuler dan dari ajaran moral yang diyakini oleh agama-agama lain. Sepanjang rentang sejarah peradaban model-model sekuler ini mengasumsikan ajaran moral yang bersifat sementara dan berubah-ubah karena didasarkan pada nilai-nilai yang diyakini para pencetusnya. Pada saat yang sama, ajaran moral yang diyakini oleh sejumlah agama lain sering kali terlampau menekankan nilai-nilai yang mengabaikan keberadaan kita di dunia. Namun ajaran Islam yang melekat dalam sistem etika Islam menekankan hubungan antara manusia dengan sang pencipta, memiliki ajaran

(7)

moral yang tidak terikat waktu dan tidak dipengaruhi oleh perilaku manusia. Ajaran etika Islam dapat diterapkan sampai kapan pun karena sang pencipta berada lebih dekat dari urat leher manusia dan memiliki pengetahuan yang sempurna dan abadi.

2.3 Pentingnya Etika Dalam Bisnis

Dalam konteks perusahaan, bisnis dipahami sebagai suatu proses keseluruhan dari produksi yang mempunyai kedalaman logika, bahwa bisnis dirumuskan sebagai memaksimalkan keuntungan perusahaan dan meminimumkan biaya perusahaan. Akibat dari kesadaran demikian maka, upaya-upaya meraih keuntungan dilakukan dengan cara apapun. Walaupun cara-cara yang digunakan mengakibatkan kerugian pihak lain.

Dengan kenyataan itu, maka pengembangan etika bisnis harus menghadapi situasi dan kondisi kedalaman logika rasionalisasi bisnis yang bersifat material dan karenanya menimbulkan ketegangan dan kerugian-kerugian pada masyarakat. Dengan demikian tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis atau perusahaan dengan tuntunan moralitas.

BAB III

ETIKA BISNIS ISLAMI DAN MEMBANGUN BISNIS

BERBUDAYA

3.1 Bisnis Sebagai Suatu Sistem

Gambaran sistem bisnis Islami terkesan tidak jauh berbeda dengan sistem bisnis pada umumnya (konfensional). Secara tehnis antara bisnis Islami dan non Islami adalah tidak jauh berbeda, namun dari nilai-nilai yang mendasarinya adalah sangat berbeda.

Gambaran bisnis Islami dan non Islami dilihat dari karakteristiknya

Bisnis Islami Karakteristik Bisins Non Islami

Aqidah Islam (nilai-nilai transendental)

Asas Sekulerisme (nilai-nilai material)

Dunia Akherat Motivasi Duniawi

Profit, Zakat dan Benefit (non materi) Pertumbuhan

Keberlangsungan Berkah

Orientasi Profit

Pertumbuhan Keberlangsungan

(8)

Bisnis adalah bagian dari Ibadah Bisnis adalah kebutuhan duniawi Maju, produktif

Konsekuensi keimanan dan manifestasi kemusliman

Sikap Mental Maju, produktif sekaligus konsumtif

Konsekuensi aktualisasi diri Cakap dan ahli di bidangnya

Konsekuensi dari kewajiban seorang muslim

Keahlian Cakap dan ahli di bidangnya

Konsekuensi dari motivasi Reward dan punishment Terpercaya dan bertanggung jawab

Tujuan tidak menghalalkan segala cara

Amanah Tergantung kemauan individu

(pemilik capital) Tujuan menghalalkan segala cara Halal

Sesuai dengan akad kerjanya

Modal Sumber Daya Alam Halal dan haram

Sesuai dengan akad kerjanya atau sesuai keinginan pemilik modal Halal

Visi dan misi organiasasi terkait erat dengan misi penciptaan manusia di dunia

Sumber Daya manajemen Strategik

Halal dan haram Visi dan misi organisasi ditetapkan jaminan halal bagi setiap masukan berdasarkan pada kepentingan material belaka Jaminan halal bagi setiap masukan,

proses dan keluaran

Mengedepankan produktifitas dalam koridor syariah

Manajemen Operasi Tidak ada jaminan hala bagi setiap

masukan, proses dan keluaran Mengedepankan produkktifitas dalam koridor manfaat

3.2 Ajaran Islam Dalam Bersaing Secara Sehat Dalam Bisnis

Islam sebagai suatu aturan hidup telah memberikan aturan-aturannya yang rinci untuk menghindari munculnya permasalahan akibat praktek persaingan yang tidak sehat.

Ajaran berikut dapat dijadikan pijakan dalam melakukan persaingan dalam bisnis : 1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian

secara bathil. (QS An Nisa 4 : 29)

2. Seorang muslim adalah saudara dengan muslim lainnya, tidak menzalimi dan tidak menekan.

(HR Muslim)

3. Menciptakan suasana sebagai berikut :

 Pebisnis muslim tidak menghalalkan segala cara

 Pebisnis muslim berupaya menghasilkan produk berkualitas dan pelayanan terbaik sesuai

syariah

 Pebisnis muslim harus memperhatikan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan

akad-akad bisnis

 Negara harus mampu menjamin terciptanya system yang adil dan kondusif dalam persaingan 3.3 Bisnis Adalah Usaha Keberlangsungan Yang Berbudaya

(9)

Pada dasarnya kegiatan bisnis dapat dirasakan oleh semua orang, bisnis bukanlah semata-mata sebagai upaya pemenuhan kebutuhan individu, melainkan telah merambah kepada linkungan dan kebutuhan masyarakat bahkan negara.

Untuk menjaga keseimbangan antar bisnis dan lingkungan sekitar yang mengitarinya maka suatu bisnis haruslah memperhatikan masalah persoalan-persoalan sosial. Inilah yang disebut tanggung jawab sosial.

Dengan tanggung jawab sosial maka bisnis bukanlah aktivitas yang berdiri sendiri, melainkan mempunyai kaitan erat dan tidak terlepas dari struktur dan sistem kemasyarakatan yang terdiri dari kemanusiaan, kemasyarakatan, kenegaraan dari segi kemanfaatan, kebenaran dan kebaikan. Pada titik inilah dimensi etika mempunyai peranan penting dan strategis dalam aktivitas bisnis sebagai pengarah, pembimbing, pengontrol tanpa melanggar nilai-nilai ajaran agama, hukum pemerintahan dan nilai-nilai kemasyarakatan.

BAB IV

PENUTUP

Demikianlah makalah ekonomi menurut pandangan Islam yang disarikan dari buku yang berjudul Etika Bisnis Islami. Pada dasarnya Islam mengatur lebih luas tentang permasalahan manusia, termasuk di bidang ekonomi. Jadi menurut pandangan Islam, ekonomi bisa dijalankan menurut tata cara dan prinsip-prinsip Islam, karena sistem Islam menyempurnakan dari sistem yang telah ada yakni system konvensional, karena sistem Islam menjunjung tinggi sifat-sifat kemanusiaan, keadilan dan persatuan yang merupakan hak mutlak yang dibutuhkan oleh setiap manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melakukan optimasi biaya distribusi RASTRA dengan menentukan banyaknya biaya yang

Data dari dunia luar yang masuk dalam sirkuit striatal terutama impuls asendens non- spesifik yang disalurkan melalui 5diffuse ascending reticular system6 atau

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai berdasarkan apa yang

Kenaikan gaji guru dilihat tidak sejalan dengan peningkatan kualitas siswa yang terukur, seperti yang disebutkan oleh De Ree J (2012), walaupun hasil temuan Bank Dunia

Berdasarkan hasil penelitian peneliti berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kubu Raya tersebut, bahwa kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima

Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Halmahera Timur, Kepulauan Sula, Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Dan Sekitarnya. Jual Tepung Tapioka ke Nusa

– Dapat bekerja seperti DBMS yg ada – Mendukung model data spasial, tipe data abstrak spasial (ADT /Abstract Data Type ) & bahasa queri yg dapat memanggil ADT.. –

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gayas atau larva hama Oryctes rhinoceros , cendawan Isolat Lokal Lombok Metarrhizium anisopliae dalam bentuk