• Certain patterns of structure occur again and
again: called ARCHETYPES
• Merupakan suatu “pakem/pola” perilaku
dalam model alamiah template perilaku
sistem
• Alat yang ampuh untuk mendiagnosa
permasalahan, dan mengidentifikasi intervensi
yang menjadikan perubahan yang mendasar
pada sistem
1. Fixes that Fail / Backfire (perbaikan yang gagal)
2. Drifting Goals (sasaran yang berubah)
3. Escalation (eskalasi/percepatan)
4. Limits to Success (batas keberhasilan)
5. Success to the Successful
6. Growth and Underinvestment (kemajuan dan kekurangan modal)
7. Shifting the Burden / Addiction (pemindahan beban) 8. Tragedy of the Commons (kesulitan bersama)
1.FIXES THAT FAIL / BACKFIRE
(Perbaikan yang Gagal)
Akibat yang tidak disengaja Perbaikan Gejala Masalah Delay + + + _ Time
Behavior Over Time
• Terkait dengan perbaikan cepat pada suatu
gejala, yang karena ketergesa-gesaan, tanpa
disadari akan menimbulkan akibat lain (yang
tidak disengaja, setelah penundaan waktu)
yang akan memperburuk keadaan tersebut.
• Pada saat gejala semakin memburuk,
diperlukan suatu tindakan perbaikan untuk
mengatasi gejala tersebut
1. FIXES THAT FAIL / BACKFIRE
(Perbaikan yang Gagal)
Kasus : Resistensi Hama karena pestisida
• Petani dengan lahan 2 Ha, ditanami padi
varietas unggul tanpa pestisida
• Panen pertama (setelah 3 bulan) 5 ton/ha
• Panen kedua hanya 50%
• Pada musim tanam ke 3 digunakan pestisida
panen seperti panen pertama
• Produksi selanjutnya menurun lagi
• Produksi selanjutnya ganti pestisidanaik lagi
• Turun lagi …… dst
Resistensi Hama karena Pestisida
Serangan Hama Hasil Panen Laju Penyemprotan Akumulasi Pestisida-
-
+-
+ + Resistensi Hama SimulasiFungsi yang Terlibat
• DELAY DELAYMTR (material)
DELAYMTR(INPUT,DELAY_TIME,1,”INITIAL”)
• GRAPH
GRAPH(X,X
1,dx,Y(n))
X: var bebas, X
1: nilai pertama X, dx: increment
• PULSE step berkala
2. Drifting Goals (Sasaran yang Berubah)
Goal Pressure to Lower Goal Gap Corrective Action Actual S S O S O S Delay Time GoalDrifting Goals (Sasaran yang Berubah)
• Suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara unjuk kerja yang ditargetkan dengan yang dicapai, yang
selanjutnya dilakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan atau menurunkan target/sasaran
• Berawal dari terjadinya selisih antara target dengan capaian sesungguhnya. Untuk menghilangkan selisih tersebut perlu waktu, tenaga,dana, dsb.
• Tindakan koreksi tidak selalu berhasil
• Jika berhasilpun, pengaruhnya baru dirasakan setelah beberapa waktu
Kasus : Efisiensi Penggunaan Air Tanah di Industri
• Suatu industri mengambil air tanah sebanyak 15.000 m3/bulan untuk keperluan produksi, sarana penunjang (utilities),dan keperluan umum.
• Peraturan tentang perijinan air tanah hanya mengijinkan industri mengambil air tanah sebesar 8.000 m3/bulan. • Untuk memenuhi ketentuan perijinan tersebut, industri
segera menetapkan sasaran penghematan air untuk menurunkan pengambilan air tanah.
• Penurunan penggunaan air dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan dan sumberdaya perusahaan, dengan acuan bahwa unjuk kerja penghematan air pada setiap waktu harus lebih baik dari waktu sebelumnya.
Efisiensi Penggunaan Air Tanah di Industri
Target Penggunaan
Air Penghematan air Tekanan
Gap Tindakan Koreksi Penghematan Air Penghematan Air S S O S O S Delay Asumsi :
- Sumber air hanya dari air
tanah
- Pemborosan air berasal dari
proses produksi, air
terbuang,keperluan umum
- Setiap tindakan koreksi
mengalami penundaan waktu
3. Escalation (eskalasi/percepatan)
Relative Quality Of A Activity of A Threat to A Threat To B Activity of B S S S s S s Result A Result B App: Competition3. Escalation (eskalasi/percepatan)
• Dua pihak terlibat dalam suatu persaingan untuk saling mengungguli satu sama lain
• Pada saat pihak satu (A) menanggulangi ancaman yang muncul, tindakan ini dirasakan oleh pihak lain (B) sebagai ancaman karena menimbulkan ketidak seimbangan pada sistemnya.
• Pihak kedua (B) kemudian menanggapi keadaan tersebut dengan mengurangi kesenjangan, mengakibatkan
ketidakseimbangan pada pihak A.
• Pihak A kembali bertindak untuk mengatasi keadaan ini • …..demikian seterusnya
Kasus : Pengolahan Air Limbah Industri
• Perekonomian yang memburuk menurunkan kemampuan perusahaan mengolah air limbah.
• Akibatnya timbul kecenderungan untuk melanggar baku mutu air limbah.
• PT A memotong biaya pengolahan limbah untuk meningkatkan keuntungan.
• Peningkatan keuntungan A membuat PT B merasa terancam, dan ikut melakukan pemotongan biaya pengolahan limbah.
• Atas tindakan B, A merasa terancam, melakukan pemotongan biaya lagi.
Kasus : Pengolahan Air Limbah Industri
Keuntungan Relatif A terhadap B Keuntungan A
Pemotongan
Biaya A Pemotongan Biaya B Keuntungan B S S S S S S Ancaman bagi B Ancaman bagi A Simulasi
Positive Reinforcement Structure Perf. Level Time
Behavior Over Time
Hours Worked Energy Level Diminishing Returns “Burnout” Employee Performance Supervisor’s Supportive Behavior S S S O S
4. Limits to Success (batas keberhasilan)
4. Limits to Success (batas keberhasilan)
Kegiatan pertumbuhan pada awalnya membawa
keberhasilan yang semakin meningkat
Namun, dengan berjalannya waktu keberhasilan,
menyebabkan sistem mencapai batas sehingga tingkat pertumbuhan mulai diperlambat.
keberhasilan memicu munculnya mekanisme
pembatasan, menyebabkan keberhasilan menurun
kecenderungan yang ditunjukkan akan ditentukan oleh kegiatan pertumbuhan awal.
Potential Customers Market Exposure to Potential Customers Sales S S O S
Limits to Sales Success
Market Size
Kasus : Populasi Tikus
• Pada lahan seluas 11.000 m2 terdapat 2 pasang tikus.
• Makanan dan lahan sangat mencukupi, hewan pemangsa dan penyakit diabaikan
• Hanya ada perilaku tikus yang berpengaruh terhadap
pertambahan jumlah tikus hingga terjadi kepadatan populasi tikus.
• Laju kematian tikus dewasa rendah, laju kematian anak tikus sangat tinggi
• Populasi tikus dewasa pada bulan ke 27 mencapai jumlah 150 ekor.
• Padahal, menurut perkiraan jumlah tikus yang ada pada bulan ke 27 adalah 5000 ekor.
Kasus : Populasi Tikus
Kelahiran
Tikus Populasi Tikus Kematian Tikus
Kepadatan Tikus + + + _ _ + Simulasi
5. Success to the Successful
Allocation to A Instead of B Success of A Resources to A Resources to B Success of B Time A Time B S S S o S o5. Success to the Successful
• Merupakan keadaan yang menggambarkan
dua atau lebih “individu” yang bersaing dalam
meraih sukses (kemenangan)
• Bagi yang berhasil, ia cenderung untuk
mengumpulkan sumberdaya yang lebih
banyak daripada pihak lain. Hal ini akan
meningkatkan kemungkinan sukses yang
berkelanjutan.
Produksi Perusahaan yang Ramah Lingkungan
• Dua perusahaan, A dan B, mendapatkan kredit awal dari bank untuk mengembangkan usahanya dalam jumlah yang sama.
• Untuk meraih peluang pasar yang lebih luas, perusahaan B mempunyai program yang lebih menitikberatkan pada proses produksi yang lebih ramah lingkungan (untuk mendapatkan ekolabel), sehingga
keuntungan yang didapatkan sebagian besar diinvestasikan kembali untuk keperluan tersebut.
• Sedangkan perusahaan A lebih memilih jalan pintas untuk segera memperoleh keuntungan besar tanpa memikirkan pengembangan peluang pasar di masa depan.
• Dari laporan akhir tahun diperoleh informasi bahwa kebijakan yang ditempuh masing-masing perusahaan membawa dampak pada
keuntungan yang berlipat ganda pada perusahaan B dan kerugian yang cukup besar pada perusahaan A.
Diagram Simpal
Peluang Pasar Keuntungan B Modal B Modal A Keuntungan A S S S o S o Simulasi6.
Growth and Underinvestment
(kemajuan dan kekurangan modal)
Upaya Pertumbuhan Kebutuhan S S o S Dampak Faktor Pembatas Kapasitas S S Kapasitas Penanaman Modal o Pemenuhan Kebutuhan Modal S Standar Kinerja S
6.
Growth and Underinvestment
(kemajuan dan kekurangan modal)
• Keadaan keseimbangan antara peningkatan kebutuhan dengan kapasitas penambahan modal untuk memenuhi kebutuhan
• Dalam situasi kemajuan dan kekurangan modal, akan terjadi pertumbuhan yang mendekati batas yang dapat dieliminasi atau ditunda bila dibuat kapasitas penanaman modal yang memadai.
• Meskipun demikian, sebagai hasil dari kebijakan atau
perlambatan di dalam sistem, permintaan yang menurun akan mebatasi pertumbuhan lebih lanjut.
Kasus: Perkembangan Populasi Manusia dan
Produksi Pangan Dunia
• Robert Maltus (1798) meramalkan bahwa perkembangan populasi manusia
dapat digambarkan seperti deret ukur, sedang perkembangan produksi pangan dunia seperti deret hitung ramalan tersebut benar adanya.
• Diumpakan, pada jaman Maltus, penduduk dunia 1 M, dan produksi
pangan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.
• Dengan pertumbuhan rata-rata 0.7% per tahun telah diupayakan
penambahan produksi pangan tiap tahun melalui penanaman modal.
• Penanaman modal diupayakan berdasarkan dampak keterbatasan
produksi terhadap standar kinerja yang telah ditetapkan sedemikian rupa sehingga kapasitas produksi tiap tahun meningkat dua kali.
• Daya upaya telah dilakukan namun modal yang ditanam hanya bisa
dilakukan hingga tahun ke 120 karena setelah itu modal terpaksa dikurangi 0.01 dari modal dalamkapasitas yang ditanam.
Kasus: Perkembangan Populasi Manusia
dan Produksi Pangan Dunia
X 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Y 10 7.7 6.1 5.0 4.1 3.3 2.6 2.0 1.5 1.1 0.8
Standar Kinerja Produksi
Asumsi
• Hanya terjadi pertumbuhan penduduk, tanpa
pernah terjadi pengurangan baik karena
kematian secara alamiah, peperangan atau
bencana.
• Tidak pernah dilakukan program pengendalian
penduduk dunia, misalnya lewat program KB
• Hanya terjadi penambahan persediaan pangan
Diagram Simpal
Laju Pertumbuhan Penduduk Dunia S S o S Dampak Keterbatasan ProduksiProduksi Pangan Dunia
S S Modal Produksi o Kebutuhan Modal Nyata S Standar Kinerja S Simulasi
7. Shifting the Burden / Addiction
(pemindahan beban)
Pemecahan Gejala Masalah Pemecahan Masalah MendasarGejala Masalah Efek Samping
o S S o S o
7. Shifting the Burden / Addiction
(pemindahan beban)
Tindakan pemecahan gejala masalah secara cepat
(sementara) yang tanpa disadari akan
menimbulkan efek samping yang justru
memperburuk gejala masalah tersebut.
Setiapkali diterapkan pemecahan gejala masalah,
efek samping semakin menguat, kemampuan
untuk pemecahan masalah mendasar semakin
menurun.
7. Shifting the Burden / Addiction
(pemindahan beban)
Merupakan perluasan dari model baku “perbaikan yang
gagal”
Dimulai dari keseimbangan dinamis, dimana suatu gejala
masalah mencapai suatu tingkat yang tidak dapat
ditolelir dan mendorong kita untuk melakukan perbaikan cepat untuk menyelesaikan gejala masalah.
Perbaikan gejala masalah secara cepat seringkali
menimbulkan efek samping yang sulit terdeteksi dan
mengurangi upaya-upaya untuk menerapkan pemecahan masalah yang mendasar.
Kasus:Pengolahan Air Limbah
• Pabrik Amonia membuang amonia dengan debit 100 m3/hari
• Sementara itu dengan teknik produksi bersih bisa mengurangi limbah sebesar 20%
• Sementara itu untuk pemenuhan baku mutu limbah cair, dioperasikan UPL yang mampu menurunkan beban limbah cair 30% dari beban awal
• Adanya UPL menyebabkan karyawan tidak dilatih lagi tentang pentingnya pengurangan limbah kepedulian terhadap teknik produksi bersih menurun limbah cair meningkat
7. Shifting the Burden / Addiction
(pemindahan beban)
o S S o S o Pengolahan Di UPL Produksi BersihAir Limbah Ketidak pedulian
karyawan
8. Tragedy of the Commons
Total Activity Gain per Individual Activity Resource Limit O S S S Time A Time B A’s Activity Net Gains for A S S B’s Activity Net Gains for B S S S S Resource Allocation8. Tragedy of the Commons
• Suatu kejadian yang melibatkan dua pihak atau lebih
yang bersama-sama menggunakan sumberdaya
(alam) yang terbatas dan mendapatkan keuntungan
yang sebanyak-banyaknya, berakhir dengan kesulitan
bersama.
• Model kesulitan bersama didasarkan atas struktur
dasar batas keberhasilan.
• Jika eksploitasi tidak pernah mencapai nilai batas,
maka kesulitan bersama tidak akan pernah terjadi.
Tiga pola perilaku terhadap waktu
• Mewakili variabel aktivitas total, merupakan
jumlah dari aktivitas dan hasil kegiatan
manusia
• Mewakili variabel sumberdaya alam,
menunjukkan jumlah sumber daya alam
• Mewakili variabel pendapatan per aktivitas,
menunjukkan pendapatan per aktivitas setiap
orang yang menggunakan sumber daya alam
tersebut.
Tiga fase pembentukan perilaku model
• Fase stabil : peningkatan aktivitas tidak menyebabkan penurunan sumberdaya alam dan pendapatan sehingga pelaku tidak sadar akan adanya keterbatasan.
• Fase penurunan sedikit secara bertahap: konsumsi semakin besar sehingga jumlah sumberdaya alam semakin menurun; Turunnya sumberdaya alam ini
menimbulkan kepanikan sehingga konsumsi meningkat dengan pesat
Kasus: Eksploitasi Minyak Bumi
• Dua perusahaan pengeboran minyak bumi beroperasi di Kaltim.
• Seiring berjalannya waktu, minyak bumi yang ada semakin berkurang ketersediaannya.
• Untuk mengantisipasi sumber daya alam, pemerintah hanya mengutamakan satu perusahaan saja.
• Kompetisi terjadi di antara keduanya untuk
Asumsi :
• Tidak ada pesaing (perusahaan lain) yang
berusaha untuk memperoleh ijin dari
pemerintah untuk melakukan pengeboran
• Tidak ada gangguan atau bencana alam ketika
melakukan pengeboran
• Luas lahan pengeboran terbatas
• Sumber daya alam yang tersedia sangat
terbatas.
Diagram simpal
Total Kegiatan Keuntungan
Per individu Minyak Bumi O S S S Pengeboran A Keuntungan A S S Pengeboran B Keuntungan B S S S S Simulasi
Validasi dan Pengujian Model (1)
1. Boundary Adequacy konsep yang penting bersifat
endogenous; perilaku sistem berubah jika boundary berubah
2. Structure Assessment struktur model sesuai dengan deskripsi
model
3. Dimensional Consistency setiap persamaan konsisten dalam
dimensi
4. Parameter Assessment nilai parameter sesuai dengan
deskripsi/pengetahuan/keadaan nyata
5. Extreme Conditions setiap persamaan tetap make sense
ketika dimasukkan kondisi ekstrim
6. Integration Error hasil simulasi sensitif dengan time step dan
Validasi dan Pengujian Model (2)
7. Behavior Reproduction model menunjukkan perilaku yang
diamati
8. Family Member perilaku yang diamati sesuai dengan perilaku
pada sistem sejenis (yang mirip)
9. Behavior Anomaly apakah ada anomali perilaku jika asumsi
diubah/dihilangkan
10. Surprise Behavior apakah model menghasilkan perilaku yang
tak terduga
11. Sensitivity Analysis numerical, behavioral, policy
12. System Improvement perbaikan/perubahan yang mungkin