• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Sorgum Manis (Sorghum Bicolor L.) Di Lahan Kering Wonogiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Sorgum Manis (Sorghum Bicolor L.) Di Lahan Kering Wonogiri"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP

PERTUMBUHAN SORGUM MANIS (Sorghum bicolor L.) DI LAHAN

KERING WONOGIRI

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Agronomi

Oleh:

WIDA SETYA ANGGARA

H 1108507

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN SORGUM MANIS (Sorghum bicolor L.) DI LAHAN

KERING WONOGIRI

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: WIDA SETYA ANGGARA

H 1108507

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 09 Mei 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Muji Rahayu, SP. MP NIP. 19780502 200501 2 004

Anggota I

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS NIP. 19610717 198601 1 001

Anggota II

Ir. Wartoyo SP, MS NIP.19520915 197903 1 003

Surakarta, Juli 2012

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Sorgum

Manis (Sorghum bicolor L.) di Lahan Kering Wonogiri”. Skripsi ini disusun dan

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di

Fakultas Pertanian UNS.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini berkat bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

UNS.

2. Dr. Ir. Pardono, MS selaku Ketua Jurusan Agronomi FP UNS.

3. Ir. Wartoyo, SP, MS selaku Pembimbing Akademik.

4. Muji Rahayu, SP. MP dan Prof.Dr.Ir. Ahmad Yunus, MS selaku pembimbing

dalam proses penyusunan skripsi ini

5. Dr. Samanhudi, SP, MSi yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan

untuk melaksanakan penelitian ini.

6. Bapak kepala desa Sendang Ijo yang telah mengijinkan penelitian pada lahan

di desanya.

7. Seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi baik secara langsung

maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Walaupun demikian penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca.

Solo, 2012

(4)

commit to user

iv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

RINGKASAN ... ix

SUMMARY ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Tanaman Sorgum manis ... 4

B. Varietas ... ... 6

C. Pupuk Organik ... 8

D. Hipotesis... 11

III. METODE PENELITIAN ... 12

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

B. Bahan dan Alat ... 12

C. Cara Kerja Penelitian ... 12

1. Rancangan Penelitian... 12

2. Pelaksanaan Penelitian... 13

3. Variabel Pengamatan... 14

D. Analisis Data…... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

2. Jumlah Daun... 18

3. Luas Daun……... 20

4. Diameter Batang... 21

5. Saat Muncul Bunga... 22

6. Panjang Akar... 23

7. Volume Akar... 24

8. Berat Brangkasan Segar... 25

9. Berat Brangkasan Kering Tanaman... 27

10.Jumlah Biji per Tanaman... 29

11.Berat 1000 Butir... 30

12.Berat Biji Pertanaman……….. 32

13.Kandungan Nira... 33

14.Kadar Gula... 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 36

A. Kesimpulan... 36

B. Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA... 37

(6)

commit to user

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman dua varietas

sorgum manis……….…..17

Tabel 2. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap jumlah daun dua varietas

sorgum manis………...….19

Tabel 3. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap luas daun dua varietas sorgum

manis………..….……….21

Tabel 4. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap diameter batang dua varietas

sorgum manis………..….22

Tabel 5. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap saat muncul bunga dua varietas

sorgum manis………..…..……….…..23

Tabel 6. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap volume akar dua varietas sorgum

manis………....…25

Tabel 7. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap berat brangkasan segar dua

varietas sorgum manis……….………26

Tabel 8. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap berat brangkasan kering dua

varietas sorgum manis……….………28

Tabel 9. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap jumlah biji per tanaman pada

dua varietas sorgum manis………...29

Tabel 10. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap kandungan nira dua varietas

sorgum manis……….………34

Tabel 11. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap kadar gula dua varietas sorgum

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman sorgum manis varietas Numbu (a)

dan varietas Kawali (b)………...…18

Gambar 2. Rerata panjang akar sorgum manis………..24

Gambar 3. Rerata berat 1000 butir sorgum manis……….31

(8)

commit to user

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Varietas Sorgum Manis………..40

Lampiran 2. Layout Penelitian Sorgum Manis…….………....41

Lampiran 3. Kebutuhan Pupuk Kandang………..42

Lampiran 4. Analisis Tanah………...43

Lampiran 5. Gambar penelitian………...44

Lampiran 6. Hasil analisis of varian (anova) 5% jumlah daun sorgum manis….46 Lampiran 7. Hasil analisis of varian (anova) 5% luas daun sorgum manis……..46

Lampiran 8. Hasil analisis of varian (anova) 5% tinggi tanaman sorgum manis……….46

Lampiran 9. Hasil analisis of varian (anova) 5% diameter batang sorgum manis……….47

Lampiran 10. Hasil analisis of varian (anova) 5% berat brangkasan segar sorgum manis………..47

Lampiran 11. Hasil analisis of varian (anova) 5% berat brangkasan kering sorgum manis………. 47

Lampiran 12. Hasil analisis of varian (anova) 5% saat muncul bunga sorgum manis……….………48

Lampiran 13. Hasil analisis of varian (anova) 5% Jumlah biji per tanaman sorgum manis………..……..48

Lampiran 14. Hasil analisis of varian (anova) 5% Berat 1000 butir sorgum manis……….48

Lampiran 15. Hasil analisis of varian (anova) 5% berat biji per tanaman sorgum manis………...…………49

Lampiran 16. Hasil analisis of varian (anova) 5% kandungan nira sorgum manis……….………49

Lampiran 17. Hasil analisis of varian (anova) 5% kadar gula sorgum manis……49

Lampiran 18. Hasil analisis of varian (anova) 5% panjang akar sorgum manis…50

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN SORGUM MANIS (Sorghum bicolor L.) DI LAHAN

KERING WONOGIRI

WIDA SETYA ANGGARA

H 1108507

RINGKASAN

Tanaman sorgum termasuk tanaman pangan (biji-bijian), tetapi lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak (livestock fodder). Tanaman sorgum manis sering disebut sebagai bahan baku industri bersih (clean industry) karena hampir semua komponen biomassa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman sorgum manis di lahan kering Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini dilaksanakan mulai 25 Mei 2011 sampai dengan 21 Agustus 2011 di Desa Sendang Ijo Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.

Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan faktorial yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), terdiri atas dua faktor yaitu varietas sorgum manis dan jenis pupuk kandang. Varietas yang dipakai adalah varietas Numbu dan Kawali. Pupuk kandang yang digunakan adalah tanpa pupuk kandang, pupuk kandang ayam, kambing, sapi dan kascing. Jumlah kombinasi perlakuan ada 10 kombinasi masing-masing diulang 3 kali. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, panjang akar, volume akar, berat brangkasan segar, berat brangkasan kering, jumlah biji per tanaman, berat biji per tanaman, kandungan nira dan kadar gula. Analisis data menggunakan uji F tingkat kepercayaan 95%, bila berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gula tertinggi pada varietas Kawali dengan penggunaan pupuk kandang ayam yaitu sebesar 12,13 obrix, sedangkan kadar gula terendah pada varietas Numbu dengan penggunaan pupuk kandang sapi yaitu sebesar 10,33 obrix, interaksi antara jenis pupuk kandang terhadap dua varietas sorgum manis terjadi hanya pada variabel pengamatan jumlah biji per tanaman.

(10)

commit to user

x

THE EFFECTS OF GIVING MANURE TYPES TO THE GROWTH OF SWEET SORGUM (Sorghum bicolor L.) IN WONOGIRI DRY LAND

WIDA SETYA ANGGARA

H 1108507

SUMARY

Sorgum is include on grains but more widely used for livestok fodder. Sweet

sorgum are often referred to as a raw materials for clean industry because almost

all of the components of its biomass can be used for various industrial purposes. The aims of the research are to determine the effect of different types of manure on the growth and field of two varieties of sweet shorgum in dry land of Wonogiri Regency. This research was conducted from May, 25th 2011 to August 21st 2011 in Sendang Ijo Village, Wonogiri Regency, Central Java.

The research method is a factorial experiment using Randomized Completely Block Design (RCBD), consists of two factors, which is sweet sorghum varieties and manure types. The varieties which was used are Kawali and Numbu. The second treatment which was used are without manure, chicken manure, goat manure, cow manure and kascing. Total treatment combination is 10 and each combination repeated three times. The research variables are plant height, stem diameter, leaf number, leaf area, root length, root volume, fresh weight stover, and dry weight stover, number of seeds, seed weight, essence content and sugar content.Data were analyzed using F test with 95% of confidence level, if there is significantly a difference, and then followed by DMRT method in level of 5%.

The result of this research shows that the highest sugar content is Kawali variety treatmented by chicken manure equals to 12.13 obrix. On the other hand, for lowest sugar level is Numbu variety treatmented by cow manure equals to 10.33 obrix. Interaction between types of manure and sweet sorghum varieties occurs in number of seeds per plant.

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan bahan bakar nabati yang memanfaatkan komoditi tanaman

pangan seperti tebu, singkong, kedelai, jagung, dan lain-lain, dikhawatirkan akan

menyebabkan kenaikkan harga komoditi tersebut secara global. Bagi Indonesia

sebagai negara agraris merupakan suatu peluang untuk mengembangkan

komoditi-komoditi tersebut di seluruh wilayah Indonesia. Apalagi dengan

dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006

tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi

alternatif sebagai pengganti BBM dan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2006

tanggal 25 Januari 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar

Nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain.

Perkembangan sorgum manis di Indonesia mendapat perhatian tersendiri

karena kurangnya pemanfaatan sorgum secara maksimal. Selama ini, sorgum

hanya digunakan sebagai pakan ternak dan di daerah Wonogiri hanya sebagai

makanan tradisional.

Tanaman sorgum manis termasuk tanaman pangan (biji-bijian), tetapi

lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak (livestock fodder). Tanaman

sorgum manis sering disebut sebagai bahan baku industri bersih (clean industry)

karena hampir semua komponen biomassa dapat dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan industri. Pemanfaatan sorgum manis secara umum diperoleh dari

hasil-hasil utama (batang dan biji) serta limbah (daun) dan hasil-hasil ikutannya

(ampas/bagasse) (Sumantri et al., 1996).

Bioetanol dibuat dari nira batang sorgum manis, bijinya diproses menjadi

tepung untuk menggantikan tepung beras atau terigu sebagai bahan pangan. Biji

sorgum juga dapat menggantikan jagung yang banyak digunakan sebagai bahan

baku industri pakan ternak. Daun sorgum dapat dimanfaatkan sebagai hijauan

pakan ternak, sedangkan ampas batang sorgum (bagasse) yang telah diambil

niranya dapat dimanfaatkan seratnya sebagai bahan baku pulp dalam industri

kertas. Dalam hal ini, pengembangan tanaman sorgum manis justru mendukung

(12)

commit to user

pangan) dan energi (program desa mandiri energi), selain itu juga mendukung

pengembangan industri lainnya yaitu penggemukan sapi (swasembada daging)

dan industri pulp (kertas).

Peluang sorgum manis dikembangkan di lahan kering cukup luas, baik

pada wilayah beriklim basah (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua)

maupun wilayah beriklim kering (Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, serta

sebagian Sumatera dan Jawa). Total lahan kering diperkirakan seluas 143,9

juta hektar, dan 31,5 juta hektar berupa lahan kering dengan topografi datar

berombak (kemiringan lereng < 8%) serta sesuai dikembangkan untuk

perkebunan sorgum. Tanah di lahan kering beriklim basah pada umumnya

bersifat masam dan merupakan ciri khas sebagian besar wilayah Indonesia.

Pada umumnya, lahan-lahan bertanah masam mempunyai tingkat kesuburan

tanah rendah sehingga menjadi kendala dalam produksi tanaman pertanian.

Melalui program pemuliaan tanaman, perlu diteliti genotipe sorgum manis

yang mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi lahan pertanian dengan

kelembaban tersebut (Soeranto, 2010).

Penggunaan pupuk kandang merupakan salah satu alternatif untuk

memperbaiki sifat tanah dan untuk mendukung perakaran, karena pupuk

kandang mempunyai keuntungan yang lebih dibandingkan dengan pupuk

anorganik. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pupuk organik antara

lain: (1) akan menghemat biaya, karena memanfaatkan sisa kotoran dari

hewan, (2) tidak membahayakan lingkungan, tapi justru dapat membantu

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Ketersediaan yang seimbang

sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman akan menghasilkan pertumbuhan

yang optimum.

Jenis pupuk kandang antara lain pupuk kandang sapi, ayam, kambing

dan kascing. Pupuk kandang yang matang secara alami telah banyak

digunakan pada budidaya berbagai tanaman hortikultura, dan telah diketahui

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kimia dan biologi tanah (Jacob and Uexkull, 1960 dalam Siregar, 1991).

Selain itu, pupuk kandang menyebabkan humus terbentuk sehingga

meningkatkan daya perakaran air yang dapat mempermudah akar-akar

tanaman menyerap zat-zat makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman (Sutejo, 2002)

B. Rumusan Masalah

Semakin berkurangnya persediaan bahan bakar bumi mendorong kita

mencari solusi baru untuk mencari sumber bahan bakar alternatif untuk

memenuhi kebutuhan bahan bakar di dunia. Salah satunya yaitu

menggunakan tanaman sorgum manis yang diharapkan dapat menjadi

pengganti minyak bumi.

Kualitas dan kuantitas sorgum manis juga menjadi pertimbangan

dalam pengembangan tanaman tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas melalui pemberian pupuk secara tepat. Bahan organik

yang tersedia di alam dapat menjadi pilihan bagi masyarakat. Salah satu yang

sering dijumpai adalah pupuk kandang. Pupuk kandang yang dipakai adalah

pupuk kandang ayam, kambing, sapi dan kascing.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana interaksi antara varietas sorgum manis dan jenis pupuk

kandang?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan berbagai pupuk kandang terhadap

pertumbuhan dan hasil sorgum manis?

(14)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui interaksi antara pupuk kandang dan varietas sorgum manis

terhadap pertumbuhan dan hasil sorgum manis di lahan kering Kabupaten

Wonogiri.

2. Mengetahui pengaruh berbagai jenis pupuk kandang terhadap

pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman sorgum manis di lahan kering

Kabupaten Wonogiri

3. Mendapatkan varietas sorgum manis yang sesuai untuk dibudidayakan

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Sorgum Manis (Sorghum bicolor L.)

Tanaman sorgum manis merupakan tanaman semusim, dan merupakan salah satu

jenis tanaman serealia. Taksonomi tanaman sorgum manis sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Family : Poaceae

Genus : Shorgum

Species : Sorghum bicolor (L.)

(Anonim, 2010)

Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah tanaman serealia yang potensial untuk

dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia.

Keunggulan sorgum manis terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan

terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap

hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum manis

memiliki kandungan nutrisi tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan

pangan maupun pakan ternak alternatif. Tanaman sorgum manis telah banyak dikenal petani

Indonesia khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa, sorgum manis dikenal dengan

nama cantel, dan biasanya petani menanamnya secara tumpang sari dengan tanaman pangan

lainnya. Produksi sorgum Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara umum produk

sorgum belum tersedia di pasar-pasar (Anonim, 2004a).

Tanaman sorgum manis termasuk tanaman pangan (biji-bijian), tetapi lebih banyak

dimanfaatkan sebagai pakan ternak (livestock fodder). Tanaman sorgum manis sering

disebut sebagai bahan baku industri bersih (clean industry) karena hampir semua komponen

(16)

commit to user

secara umum diperoleh dari hasil-hasil utama (batang dan biji) serta limbah (daun) dan hasil

ikutannya (ampas/bagasse) (Sumantri et al., 1996).

Menurut Sumarno dan S. Karsono (1995), tanaman sorgum manis memiliki

keunggulan tahan terhadap kekeringan dibanding jenis tanaman serealia lainnya. Tanaman

ini mampu beradaptasi pada daerah yang luas mulai 45oLU sampai dengan 40oLS, mulai dari

daerah dengan iklim tropis-kering (semi arid) sampai daerah beriklim basah. Tanaman

sorgum manis masih dapat menghasilkan jika ditanam di lahan marginal. Budidaya sorgum

manis mudah dengan biaya yang relatif murah, dapat ditanam monokultur maupun

tumpangsari, produktivitas sangat tinggi dan dapat diratun (dapat dipanen lebih dari 1x

dalam sekali tanam) dengan hasil yang tidak jauh berbeda, tergantung pemeliharaan

tanaman). Selain itu, tanaman sorgum manis lebih resisten terhadap serangan hama dan

penyakit sehingga resiko gagal panen relatif kecil. Tanaman sorgum manis berfungsi sebagai

bahan baku industri yang kegunaannya besar dan merupakan komoditas ekspor dunia.

Sorgum manis bisa menjadi alternatif tanaman pengganti untuk pakan ternak

sekaligus bahan bakar tanpa menyebabkan berkurangnya sumber bahan pangan ataupun

rusaknya lingkungan (anonim, 2008b).

B. Varietas

Undang-undang perlindungan varietas tanaman tahun 2000 menyatakan bahwa

varietas adalah sekelompok tanaman dari satu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk

tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe

atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari satu jenis atau spesies yang sama

oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak

mengalami perubahan.

Secara botani, varietas adalah suatu populasi tanaman dalam satu spesies yang

menunjukkan ciri berbeda yang jelas. Dalam taksonomi tumbuhan, spesies merupakan unit

terkecil dalam hierarki klasifikasi. Semua anggota spesies yang sama dapat secara alamiah

saling kawin dan menghasilkan keturunan. Namun demikian, untuk sejumlah spesies

tertentu terdapat variasi yang sangat jelas di dalamnya. Untuk itu dibuat sejumlah takson

infraspesies (di bawah spesies). Aturan dan definisi mengenai taksonomi tumbuhan

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Botanical Nomenclature, ICBN). Pengertian varietas semacam ini dipakai oleh ahli

taksonomi tumbuhan agar tidak terjadi ambiguitas dalam pengelompokan suatu populasi

sejenis. Taksonomi hewan hanya mengenal sub spesies sebagai takson di bawah spesies

(Anonim, 2010).

Berdasarkan bentuk malai dan tipe spikelet, sorgum diklasifikasikan ke dalam 5 ras

yaitu ras Bicolor, Guenia, Caudatum, Kafir, dan Durra. Ras Durra yang umumnya berbiji

putih dan merupakan tipe paling banyak dibudidayakan sebagai sorgum biji (grain sorgum)

dan digunakan sebagai sumber bahan pangan. Diantara ras Durra terdapat varietas yang

memiliki batang dengan kadar gula tinggi disebut sebagai sorgum manis (sweet sorghum),

sedangkan ras-ras lain pada umumnya digunakan sebagai biomassa dan pakan ternak

(Taqyudin, 2010).

Pada tahun 1996, benih sorgum varietas Durra diperoleh dari International Crops

Research Institute for Semi-Arid Tropics (ICRISAT) melalui ahli sorgum Dr. Subash Gupta.

Sorgum Durra memiliki banyak keunggulan di antaranya berbiji putih dan kandungan tannin

rendah, sehingga cocok untuk pangan dan pakan ternak. Di India sorgum Durra digunakan

untuk membuat bermacam menu makanan seperti roti/kue lokal yang dikenal sebagai

“Japati” atau “Jawar”. Di Indonesia, sorghum Durra dapat tumbuh namun produktivitasnya

rendah terutama bila ditanam pada daerah kering (drought prone areas). Pemuliaan tanaman

bertujuan memperbaiki daya apatasi sorgum Durra sehingga lebih tahan terhadap kekeringan

(drought tolerance) dengan produktivitas dan kualitas yang lebih baik untuk pangan dan

pakan ternak (Soeranto et al., 2001).

Beberapa varietas sorgum manis yang telah dilepas pada taraf internasional,

diantaranya adalah Dale, M81-E, Theis, dan Topper (Rajvanshi dan Nimbkar, 2010).

Varietas-varietas tersebut secara khusus diseleksi untuk mendapatkan kandungan gula yang

optimal, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pemanis, sirup, dan terutama

produksi ethanol. Kandungan gula dalam nira yang diekstrak dari batang sorghum manis

sangat bervariasi antar varietas sorgum manis. Pada varietas Dale, M81-E, Theis, dan

Topper, terdapat kandungan total gula sebesar 15,2%, 12,4%, 15,8% dan 16,2% (Day et al.,

(18)

commit to user C. Pupuk organik

Bahan organik dan pupuk kandang adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah

tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang ternak atau unggas,

jerami padi yang dikompos atau residu tanaman lainnya, kotoran pada saluran air, bungkil,

pupuk hijau, dan potongan leguminosa (Anonim, 2006c).

Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau

penguraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan, misalnya bungkil, guano, tepung

tulang, limbah ternak dan lain sebagainya (Murbandono, 2002). Pupuk organik merupakan

pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang didegradasikan secara organik. Sumber

bahan baku organik ini dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, seperti : kotoran

ternak, sampah rumah tangga non sintetis, limbah-limbah makanan/minuman, dan lain-lain.

Biasanya untuk membuat pupuk organik ini, ditambahkan larutan mikroorganisme yang

membantu mempercepat proses pendegradasian (Prihandarini, 2004)

Sampah organik dan limbah organik dapat bermanfaat bagi manusia setelah terlebih

dahulu diubah menjadi pupuk organik dengan bantuan bakteri menguntungkan bagi

manusia. Bakteri menguntungkan (saprofit) ini berperan menguraikan tumbuhan atau hewan

yang mati, sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri (probiotik) tersebut menguraikan

protein, karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Penguraian dalam kondisi tanpa oksigen

(anaerobik), material organik akan menjadi gas amoniak, hidrogen sulfida (H2S), methana

(CH4) dan senyawa lain yang lebih sederhana, sedangkan dalam kondisi cukup oksigen

(aerobik) penguraian akan menghasilkan H2O dan CO2, serta senyawa lain dalam bentuk

nutrisi. Oleh karena itu, keberadaan bakteri jenis saprofit sangat berperan dalam

mineralisasi di alam dan membantu membersihkan dunia dari sampah dan limbah organik.

Tanpa kehadiran jasad renik ini, niscaya bumi kita akan penuh oleh sampah organik dan

limbah organik (Anonim, 2010d).

Bahan organik tanah hasil dekomposisi mikroorganisme, mengandung persenyawaan

sederhana seperti karbohidrat, asam amino, protein, lipid, asam nukleat, dan lignin. Hasil

akhir dekomposisi bahan organik di dalam tanah dikenal sebagai humus atau senyawa

humat. Humus ini merupakan komponen tanah yang sangat penting (Tan, 1991).

Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik ini sehingga sangat disukai petani, antara

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1. Memperbaiki struktur tanah, ini dapat terjadi karena organisme tanah saat penguraian

bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah

menjadi butiran yang lebih besar.

2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik memiliki daya serap yang besar

terhadap air tanah. Itulah sebabnya pupuk organik sering berpengaruh positif terhadap

hasil tanaman, terutama pada musim kering.

3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh

organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.

4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman, pupuk organik mengandung zat makanan

yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik (Lingga dan Marsono,

2002).

Pupuk organik pada umumnya lebih bermanfaat sebagai bahan pembenah tanah. Pada

umumnya bahan-bahan ini mengandung N, P, dan K dalam jumlah rendah, akan tetapi dapat

memasok unsur hara mikro esensial. Sebagai pembenah tanah, bahan organik dan pupuk

kandang mempunyai kontribusi dalam mencegah erosi, pergerakan tanah, dan retakan tanah.

Disamping itu, mampu meningkatkan kemampuan tanah mengikat lengas, memperbaiki

struktur dan pengatusan tanah. Bahan organik juga memacu pertumbuhan dan

perkembangan bakteri dan biota tanah lainnya (Sutanto, 2008).

Kelemahan pupuk organik adalah menimbulkan banyak gulma dan tidak diproduksi

dalam jumlah banyak, harus disimpan dulu dalam tanah selama satu bulan kemudian

dijemur, dan baru dapat digunakan (Siagian, 2007). Ada tiga kelemahan utama pupuk

organik yakni bau menyengat, kandungan hara tidak tetap dan suplai yang terbatas (Hakim,

2007).

Pupuk kandang mempunyai pengaruh baik terhadap sifat-sifat fisik tanah. Pupuk

kandang yang dimasukkan dalam tanah, setelah diurai akan mempertinggi kadar humus

tanah dan hal ini berpengaruh baik terhadap sifat-sifat fisik tanah. Pupuk kandang penting

pula bagi kehidupan jasad renik dalam tanah. Pupuk kandang banyak mengandung jasad

renik dan merupakan makanan baginya serta memperbaiki lingkungan bagi perkembangan

jasad renik di dalam tanah yang penting bagi kesuburan tanah seperti bakteri nutrifikasi

(20)

commit to user

Kandungan hara dalam kotoran ayam tiga kali lebih besar dari hewan ternak lain

(sapi, kambing dan kuda). Hal ini disebabkan lubang pembuangan ayam hanya satu sehingga

kotoran padat dan cair tercampur. Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ternak, umur dan kondisi ternak, macam pakan,

serta perilaku dan penyimpanan pupuk sebelum diaplikasikan ke lahan (Musnawar, 2004).

Pupuk kandang ayam tergolong pupuk dingin yang penguraiannya oleh jasad renik

berjalan lambat sehingga tidak terbentuk panas. Pupuk kandang ayam dapat berbentuk

padat-cair yaitu pupuk dari kotoran padat yang sudah tercampur kotoran cair atau urine.

Pupuk ini mempunyai kandungan nitrogen 1%, fosfor 0,8%, kalium 0,4% dan air 55%

(Lingga dan Marsono, 2002).

Pupuk kandang sapi tergolong pupuk dingin, hasil pupuk seekor sapi dewasa pertahun

menurut taksiran adalah 7500 kg pupuk segar dan 5000 kg pupuk matang. Terdiri atas unsur

N 15 kg, P 5 kg dan K 25 kg. Kandungan unsur hara dan air pada kotoran padat dalam

keadaan segar adalah 0,4% N; 0,2% P2O5; 0,1% K2O dan 85% air (Musnawar, 2003).

Kascing yaitu tanah bekas pemeliharaan cacing, merupakan produk samping dari

budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organik. Sangat cocok untuk meningkatkan

kesuburan tanah. Kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

tanaman, yaitu suatu hormon seperti giberellin, sitokinin dan auksin, serta mengandung

unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) serta Azobacter sp yang merupakan bakteri penambat N

non simbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman

(Krisnawati, 2003).

Komposisi komponen kimiawi yang terkandung di dalam kascing antara lain: 1,1-4%

(N); 0,3-3,5% (P); 0,2-2,1% (K); 0,24-0,63% (S); 0,3-0,6% (Mg) serta 0,4-1,6% (Fe)

(Palungkan, 1999). Selain mengandung unsur hara tersebut, kascing juga mengandung Zat

Pengatur Tumbuh seperti giberellin, sitokinin, auksin masing-masing sebanyak 2,75; 1,05;

3,80 miliequivalen tiap gram bobot kering. Selain itu juga ditemukan sejumlah mikroba

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

D. Hipotesis

1. Penggunaan varietas Numbu dan pemberian pupuk kandang ayam dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil sorgum manis di lahan kering.

2. Penggunaan pupuk ayam menghasilkan pertumbuhan dan hasil sorgum manis lebih baik

daripada pupuk kandang lainnya.

3. Varietas numbu merupakan varietas yang sesuai untuk dikembangkan di lahan kering

(22)

commit to user

12

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Kering Wonogiri mulai Mei 2011

sampai dengan Agustus 2011 di Desa Sendang Ijo Kabupaten Wonogiri.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih sorgum

manis (sorghum bicolor L.) varietas Numbu dan varietas Kawali, pupuk

kotoran ayam, kambing, sapi, dan kascing.

2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, timbangan,

meteran/penggaris, oven, tali rafia, brixmeter, kertas label, dan alat tulis.

C. Cara Kerja Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap

(RAKL), terdiri atas dua faktor perlakuan, faktor I adalah varietas sorgum

manis, dan faktor kedua yaitu jenis pupuk kandang.

a. Faktor I : macam varietas, terdiri atas 2 taraf, yaitu :

V1 : Varietas Numbu

V2 : Varietas Kawali

b. Faktor II : macam pupuk kandang, terdiri atas 5 taraf, yaitu :

P0 : Tanpa pupuk kandang

P1 : Pupuk kandang ayam

P2 : Pupuk kandang kambing

P3 : Pupuk kandang sapi

P4 : Pupuk Kascing

Sehingga akan diperoleh 10 kombinasi perlakuan sebagai berikut:

V1P0 : Varietas Numbu tanpa pupuk

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

V1P2 : Varietas Numbu dengan penggunaan pupuk kambing

V1P3 : Varietas Numbu dengan penggunaan pupuk sapi

V1P4 : Varietas Numbu dengan penggunaan pupuk kascing

V2P0 : Varietas Kawali dengan penggunaan tanpa pupuk

V2P1 : Varietas Kawali dengan penggunaan pupuk kandang ayam

V2P2 : Varietas Kawali dengan penggunaan pupuk kambing

V2P3 : Varietas Kawali dengan penggunaan pupuk sapi

V2P4 : Varietas Kawali dengan penggunaan pupuk kascing

Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali

sehingga diperoleh 30 unit percobaan.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Persiapan lahan dan pengolahan tanah

Lahan penanaman sorgum manis disiapkan dalam bentuk

petakan-petakan. Setiap sekeliling petakan dibuat saluran pembuangan air

(drainase). Penelitian ini menggunakan luas tanah 168,75 m2 dengan

panjang 13,5 m dan lebar 12,5 m dan untuk tiap petakannya dengan

panjang 3,5 m dan lebar 0,7 m.

b. Penyiapan benih

Benih sorgum manis dipilih yang mempunyai karakteristik baik, tidak

tercampur dengan biji varietas lain ataupun kotoran. Sebelum

dilakukan penanaman dilakukan uji daya kecambah untuk mengetahui

daya kecambah benih yang akan ditanam pada lahan penelitian.

c. Penanaman.

Penanaman dengan cara direct seeding, yaitu benih dimasukkan

sekitar 3-5 butir benih per lubang tanam sedalam 2-3 cm. Penanaman

dilakukan pada saat tanah dalam kondisi cukup basah. Benih sorgum

ditanam dengan jarak tanam 70 cm x 10 cm (dalam baris) kemudian

(24)

commit to user

d. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila ditemukan hama

atau penyakit yang mengganggu pertumbuhan sorgum manis.

Pengendalian dilakukan secara manual dan secara kimia.

e. Penyulaman

Penyulaman dilakukan 4 minggu setelah tanam (MST). Penyulaman

dilakukan pada lubang tanam yang kosong dengan memindahkan

tanaman sorgum manis sesuai perlakuan.

f. Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada umur 4 MST dan disisakan 2 tanaman per

lubang tanam.

g. Pengendalian gulma

Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 2 MST, 4 MST, dan 6

MST dengan menggunakan cangkul dan atau sabit.

h. Pengairan

Tanaman sorgum manis yang ditanam di lahan kering perlu dilakukan

pengairan sebelum tanam dan ketika tanah menjadi kering atau

tanaman nampak layu. Pengairan juga dilakukan setelah pemupukan.

i. Panen

Panen dilakukan setelah buah sorgum manis masak fisiologis,

kemudian tanaman dibabat menggunakan sabit, dipisahkan dan diikat

sesuai perlakuan.

3. Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan meliputi:

a. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur dari leher tanaman sampai dengan pucuk daun

tertinggi pada masa vegetatif atau sampai dengan pucuk malai

terpanjang pada masa generatif. Pengamatan tinggi tanaman

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Diameter batang

Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong. Untuk

pengamatan diameter batang ini dimulai pada minggu ke empat dan

dilaksanakan setiap satu minggu sampai panen

c. Jumlah daun

Jumlah daun diukur per tanaman sorgum manis. Untuk pengamatan

jumlah daun ini dilaksanakan setiap minggu sampai panen untuk

mengetahui jumlah akhir daun tanaman sorgum manis.

d. Luas daun

Pengukuran luas daun dilaksanakan setelah panen dan diukur dengan

menggunakan metode gravimetri dengan persamaan sebagai berikut :

Lk Wt Wr

LD= ´

Dimana, Wr : berat kertas replika daun

Wt : berat kertas total

Lk : luas kertas total

e. Panjang akar

Setelah tanaman dibersihkan, panjang akar diukur mulai dari pangkal

bawah sampai ujung akar. Pengamatan panjang akar dilaksanakan

setelah panen.

f. Volume akar

Volume akar dapat dihitung dengan merendam akar pada gelas ukur

yang berisi air penuh, kemudian menampung air yang keluar setelah

akar direndam, volume akar adalah volume air yang tumpah.

Pengamatan volume akar dilaksanakan setelah panen.

g. Berat brangkasan segar

Pengukuran brangkasan segar tanaman dilakukan setelah pemanenan

yaitu dengan menimbang seluruh bagian tanaman yang telah

dibersihkan dan dipisahkan dari bijinya dengan menggunakan

timbangan analitik. Pengamatan berat brangkasan segar dilaksanakan

(26)

commit to user

h. Berat brangkasan kering

Berat kering tanaman diukur dengan menimbang seluruh bagian

tanaman yang telah dibersihkan dan dioven pada suhu 80oC sampai

beratnya konstan.

i. Jumlah biji per tanaman

Jumlah biji dihitung per malai setelah pemanenan.

j. Berat biji per tanaman

Setelah menghitung jumlah biji per malai kemudian biji ditimbang

untuk mendapatkan berat biji per malai.

k. Kandungan nira

Nira diperoleh dari batang tanaman sorgum manis. Batang yang sudah

dipanen dibersihkan kemudian dilakukan pengepresan.

l. Kadar gula

Kadar gula pada nira sorgum manis diukur dengan brix refractometer.

Pengukuran dilakukan terhadap nira yang dihasilkan dari pengepresan

setiap tanaman pada waktu panen.

D. Analisis Data

Data dianalisis dengan sidik ragam dengan menggunakan uji F tingkat

kepercayaan 95%, apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan Duncan

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik

sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan

untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Tinggi

tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Sitompul

dan Guritno, 1995).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman sorgum manis, sedangkan varietas

sorgum manis tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman serta tidak

terjadi interaksi antara varietas dan jenis pupuk kandang (lampiran 8).

Tabel 1. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman dua varietas sorgum manis Rerata 161,80a 199,93b 166,37a 150,20a 150,10a 165,68a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang

ayam memberikan hasil tertinggi yaitu dengan rerata 199,93 cm, sedangkan

untuk tinggi tanaman terendah dengan perlakuan pupuk kascing yaitu dengan

rerata 147,13 cm walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk

kandang kambing dan pupuk kandang sapi.

Pertumbuhan tinggi tanaman sorgum manis 1 MST sampai dengan 13

(28)

commit to user

(a) (b)

Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman sorgum manis varietas Numbu (a) dan varietas Kawali (b)

Pada Gambar 1 terlihat bahwa baik pada varietas Numbu maupun

Kawali menunjukkan pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan

pertumbuhan paling tinggi dibandingkan pemberian pupuk kandang lainnya.

Pada varietas Numbu menghasilkan tinggi tanaman sebesar 194,67 cm,

sedangkan terendah pada perlakuan pupuk kandang sapi yaitu 145,47 cm.

Pada varietas Kawali, pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan

pertumbuhan tertinggi juga yaitu 204,53 cm, sedangkan untuk perlakuan pupuk

kascing memberikan hasil yang terendah yaitu 141,73 cm.

Pupuk kandang ayam menghasilkan pertumbuhan yang terbaik diantara

pupuk kandang lainnya, karena tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh proses

metabolisme dalam tubuh tanaman itu sendiri, agar tanaman dapat

melangsungkan aktivitas metabolisme tanaman membutuhkan nutrisi yang

dapat diperoleh dari pemupukan baik melalui media tanam atau tanah.

Pemberian pupuk kandang ayam mampu menambah unsur hara N, P, dan K di

dalam tanah yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Seputro (1993), bahwa tanaman akan tumbuh dengan baik dan subur

apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2. Jumlah Daun

Daun yang didukung oleh batang dan cabang merupakan pabrik

karbohidrat bagi tanaman budidaya. Daun diperlukan untuk penyerapan dan

pengubahan energi cahaya menjadi pertumbuhan dan menghasilkan panen,

melalui fotosintesis. Daun juga merupakan sumber nitrogen (N) untuk

pembentukan buah, dengan cara memobilisasi N dari daun dan

mendistribusikannya ke buah. Pengamatan jumlah daun sangat diperlukan

sebagai indikator pertumbuhan dan sebagai penunjang untuk menjelaskan

proses pertumbuhan yang terjadi sebagai pembentukan biomassa tanaman

(Sitompul dan Guritno, 1995).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis pupuk kandang

berpengaruh nyata terhadap jumlah daun sorgum manis, sedangkan varietas

sorgum manis tidak berpengaruh nyata, serta tidak terjadi interaksi antara

kedua perlakuan (lampiran 6).

Rerata 13,97a 16,16b 13,66a 14,60a 13,80a 14,44a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam

menghasilkan jumlah daun tertinggi apabila dibandingkan dengan pemberian

pupuk kandang kambing, sapi, dan kascing. Terlihat bahwa pupuk kandang

ayam mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi pada varietas Numbu

ataupun varietas Kawali karena pupuk kandang ayam mempunyai kandungan

hara yang lebih besar dari hewan ternak lain seperti sapi, kambing, kascing,

(30)

commit to user

3. Luas Daun

Fungsi utama daun adalah sebagai tempat berlangsungnya proses

fotosintesis. Daun tanaman dapat menyerap karbondioksida dan memproduksi

fotosintat. Luas daun menjadi parameter utama karena laju fotosintesis

pertumbuhan per satuan tanaman dominan ditentukan oleh luas daun.

Pengamatan daun didasarkan pada fungsinya sebagai penerima cahaya dan

tempat terjadinya fotosintesis, sehingga luas daun yang semakin tinggi dapat

meningkatkan proses fotosintesis tanaman untuk kemungkinan meningkatkan

hasil fotosintat. Luas daun dihitung pada saat panen (Sitompul dan Guritno,

1995). Luas daun yang tinggi akan membantu proses fotosintesis. Semakin

besar luas daun tanaman maka penerimaan cahaya matahari juga semakin

besar. Peningkatan luas daun pada dasarnya merupakan kemampuan tanaman

dalam mengatasi naungan. Semakin banyak cahaya yang diterima daun maka

semakin banyak energi untuk melakukan fotosintesis dan meningkat pula hasil

fotosintat yang dihasilkan. Fotosintat digunakan tanaman untuk pertumbuhan,

dalam hal ini untuk pertambahan panjang dan jumlah daun tanaman

(Suryaningsih, 2004), Sumarni dan Rosliani (2001) menambahkan bahwa

semakin besar luas daun maka dalam menyerap cahaya sebagai faktor yang

berperan dalam proses fotosintesis juga semakin banyak, sehingga dapat

menghasilkan produk fotosintesis yang semakin banyak untuk dapat digunakan

dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis pupuk kandang

berpengaruh nyata terhadap luas daun sorgum manis, sedangkan untuk varietas

sorgum manis tidak berpengaruh nyata, serta tidak ada interaksi antara varietas

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Tabel 3. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap luas daun dua varietas sorgum manis Rerata 133,50a 184,20a 168,01ab 142,72a 134,09a 152,50a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang

kambing pada varietas kawali menghasilkan luas daun tertinggi dengan rerata

197,76 cm2, sedangkan luas daun terendah pada varietas kawali dengan

perlakuan pupuk kascing yaitu sebesar 123,62 cm2.

Kecenderungan luas daun sorgum manis tumbuh baik pada lahan yang

menggunakan pupuk kandang kambing diduga karena pupuk kandang kambing

mengandung lebih banyak unsur (K) dibanding yang terkandung dalam pupuk

sapi dan ayam. Unsur kalium pada tanaman bermanfaat membantu

pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat tubuh tanaman dan

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

4. Diameter Batang

Pada fase vegetatif batang mengalami perkembangan yang sangat cepat,

karena batang menggunakan sebagian karbohidrat yang dibentuk oleh tanaman.

Karbohidrat oleh batang dipergunakan untuk perkembangan sel-sel pada

korteks dan sistem pembuluh sehingga terjadi peningkatan diameter batang

(Harjadi, 1996).

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 9), perlakuan pupuk kandang

berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman sorgum manis, sedangkan

untuk varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata dan tidak terjadi

(32)

commit to user

Tabel 4. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap diameter batang dua varietas sorgum manis

Rerata 1,04a 1,31b 1,02a 1,06a 0,99a 1,08a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa diameter batang tanaman pada

varietas Kawali tertinggi dengan perlakuan pupuk ayam yaitu dengan rerata

1,35 cm, sedangkan untuk diameter tanaman terendah pada varietas Numbu

dengan perlakuan pupuk kascing yaitu dengan rerata 0,93 cm.

Pada pemberian pupuk kandang ayam ternyata mampu memberikan

diameter terbesar daripada pupuk kandang sapi, kambing dan kascing. Hal ini

karena dengan pemberian pupuk kandang ayam mampu menyediakan unsur

hara dan memperbaiki unsur hara bagi tanaman dan memperbaiki unsur hara

untuk pertumbuhan tanaman. Sutedjo (1995) mengatakan bahwa pupuk

kandang ayam menambah tersedianya unsur hara bagi tanaman. Pupuk

kandang mengandung unsur hara yang berguna untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

5. Saat Muncul Bunga

Umur saat muncul bunga merupakan variabel yang dapat digunakan

untuk menunjukkan adanya peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif. Fase

generatif meliputi pembentukan kuncup bunga, penyerbukan, pembentukan

buah dan biji (Darjanto dan Satifah, 1990). Pembungaan merupakan masa

transisi tanaman dari fase vegetatif menuju fase generatif, yaitu dengan

terbentuknya kuncup-kuncup bunga.

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 12) perlakuan pupuk dan varietas

sorgum manis tidak berpengaruh nyata terhadap saat muncul bunga tanaman

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Pada Tabel 5 terlihat bahwa perlakuan pupuk kandang kascing lebih

cepat muncul bunganya, sedangkan pupuk kandang ayam paling lambat dalam

muncul bunga. Saat berbunga berkaitan erat dengan pemenuhan unsur hara

terutama unsur phospat (P) yang berfungsi untuk mendorong tanaman masuk

ke fase generatif. Fase generatif ditandai dengan terbentuknya primordia bunga

dan berkembang menjadi bunga yang siap mengadakan penyerbukan (Yunus

dan Tri, 1986). Pemberian pupuk kandang ayam paling lambat saat muncul

bunga, dimungkinkan karena pupuk kandang ayam lebih memacu pertumbuhan

vegetatif sorgum manis daripada pertumbuhan generatif tanaman.

6. Panjang Akar

Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan

bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel di belakang meristem

ujung.

Peranan akar dalam pertumbuhan tanaman sama pentingnya dengan

tajuk. Jika tajuk berfungsi untuk menyediakan karbohidrat melalui proses

fotosintesis, maka fungsi akar adalah menyediakan unsur hara dan air yang

diperlukan untuk metabolisme tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 18), perlakuan pupuk kandang

dan varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata terhadap kadar gula dan

(34)

commit to user

Gambar 2. Rerata panjang akar sorgum manis

Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa panjang akar tertinggi

pada varietas Kawali dengan perlakuan pupuk kandang ayam yaitu sebesar

13,83 cm, sedangkan panjang akar terendah pada varietas Kawali dengan

perlakuan pupuk kascing yaitu dengan rerata 10,67 cm. Namun, baik perlakuan

pupuk kandang dan perlakuan jenis varietas tidak berbeda nyata, diduga karena

kemampuan pertumbuhan akar kedua varietas sorgum manis tersebut sama

rata.

Menurut Jamin (2002) akar yang kurus dan panjang mempunyai luas

permukaan yang lebih besar bila dibandingkan dengan akar yang tebal dan

pendek, karena dapat menjelajah sejumlah volume yang sama. Penyerapan air

dapat terjadi dengan perpanjangan akar ke tempat baru yang masih banyak air.

7. Volume Akar

Menurut (Gardner et al., 1991), akar adalah organ yang pertama

mencari air, nutrisi, dan faktor-faktor tanah lainnya. Pertumbuhan yang baik di

bagian atas tanaman akan merangsang pertumbuhan di bagian bawah sehingga

volume akar akan membesar dan memperluas jangkauan akar untuk

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 19) dapat diketahui bahwa

perlakuan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap volume akar per

tanaman, sedangkan varietas tidak berpengaruh nyata dan tidak terjadi interaksi

antara jenis pupuk dan varietas.

Tabel 6. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap volume akar dua varietas

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa volume akar tertinggi pada varietas

Kawali dengan perlakuan pupuk kandang ayam yaitu sebesar 23,73 ml,

sedangkan volume akar terendah pada varietas Numbu dengan perlakuan tanpa

pupuk yaitu 11,40 ml. Penambahan pupuk kandang ke dalam tanah dapat

mempertinggi kadar humus tanah itu yang berpengaruh baik bagi sifat fisik

tanah. Pupuk kandang penting pula bagi kehidupan jasad renik dalam tanah,

hal ini yang dapat mempengaruhi volume akar sorgum manis.

Volume akar juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu struktur

tanah. Struktur tanah yang remah memberikan keuntungan yaitu memiliki

drainase dan aerasi yang baik. Jenis tanah grumosol menyulitkan akar tanaman

untuk mencari unsur hara karena jenisnya liat. Apalagi bila di musim

penghujan tanahnya akan semakin liat

8. Berat Brangkasan Segar

Berat segar brangkasan tanaman dipengaruhi oleh kadar air dan

kandungan unsur hara yang ada dalam sel-sel jaringan. Berat segar brangkasan

yang tinggi menunjukkan bahwa metabolisme tanaman berjalan dengan baik

(36)

commit to user

brangkasan, sementara berat segar juga dipengaruhi oleh pengambilan air oleh

tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 10), perlakuan pupuk

berpengaruh nyata terhadap berat brangkasan segar tanaman sorgum manis,

sedangkan untuk varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata terhadap

tinggi tanaman dan tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis pupuk dan

Rerata 71,66a 156,52b 81,90a 80,74a 75,25a 93,22a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Pada Tabel 7 terlihat bahwa perlakuan pupuk kandang ayam

menghasilkan brangkasan segar tertinggi baik pada varietas Numbu maupun

Kawali. Berat brangkasan segar tertinggi pada varietas Kawali dengan

perlakuan pupuk kandang ayam sebesar 159,30 gram, sedangkan berat

brangkasan segar terendah pada varietas Kawali dengan perlakuan kascing

yaitu sebesar 72,81 gram.

Pada pemberian pupuk kandang ayam ternyata mampu menghasilkan

berat brangkasan basah terbesar daripada pupuk kandang sapi, kambing dan

kascing. Hal ini karena pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur hara

yang lebih besar dibanding dengan pupuk kandang sapi kambing dan kascing,

Hadjowigeno (1993) mengatakan bahwa pupuk kandang dari ayam atau unggas

memiliki kandungan unsur hara yang lebih besar dibandingkan jenis pupuk

kandang lainnya. Penyebabnya adalah kotoran ternak padat pada unggas

tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya kandungan unsur hara pada urin

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pupuk kandang ayam mempunyai unsur N, P dan K yang tertinggi

yaitu N (1,7 %), P (1,9 %), dan K (1,5 %), menurut Poerwowidodo (1993),

lingkungan tanah yang baik dapat berpengaruh pada peningkatan respirasi akar

dan serapan hara oleh tanaman. Meningkatnya serapan hara dapat berpengaruh

pada peningkatan pertumbuhan, karena unsur N berfungsi untuk membentuk

klorofil, unsur P untuk transfer energi dan unsur K untuk meningkatkan

serapan CO2 (Sarwono, 1995), sehingga meningkatkan serapan unsur hara dan

dapat memacu proses fotosintesis. Suriatna (1992) menambahkan bahwa

meningkatnya pertumbuhan pada fase vegetatif dapat memacu pertumbuhan

daun, batang dan akar, akibatnya berat brangkasan basah yang dihasilkan

tinggi.

9. Berat Brangkasan Kering

Brangkasan tanaman terdiri atas bagian daun, batang dan akar. Fitter

dan Hay (1981) menyatakan bahwa 90% berat kering tanaman adalah hasil

fotosintesis. Semakin banyak daun pada suatu tanaman, maka semakin besar

fotosintesis yang dilakukan dan hasil fotosintesis juga akan meningkat. Hasil

fotosintesis digunakan dalam memenuhi kebutuhan tiap bagian tanaman, antara

lain bagian batang, daun, dan akar tanaman, sehingga semakin banyak

fotosintesis, maka semakin tinggi pula berat brangkasan keringnya.

Biomassa tanaman adalah bahan kering yang dipandang sebagai

manifestasi dari semua proses dan peristiwa yang terjadi dalam pertumbuhan

tanaman. Biomassa tanaman meliputi semua bahan tanaman yang secara kasar

berasal dari fotosintesis, serapan unsur hara dan air yang diolah melalui proses

fotosintesis (Sitompul dan Guritno, 1995).

Berat kering pada prinsipnya merupakan hasil berat brangkasan segar

yang dihilangkan kandungan airnya dengan pengeringan menggunakan oven

pada suhu 70-850C hingga diperoleh berat yang konstan dan pada akhirnya

yang tersisa adalah bahan organik yang hidup dalam bentuk biomassa.

pengeringan dilakukan sampai berat brangkasan konstan, yang dimaksud berat

(38)

commit to user

berselisih 0,02 dan sudah tidak berubah pada pengeringan selanjutnya (Harjadi,

2002).

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 11), menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap berat brangkasan segar

tanaman sorgum manis, sedangkan varietas sorgum manis tidak berpengaruh

serta tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis pupuk kandang ayam dan

varietas sorgum manis.

Tabel 8. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap berat brangkasan kering dua varietas sorgum manis

Rerata 36,66a 57,68b 39,08a 39,38a 36,16a 41,79a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Pada Tabel 8 dapat dilihat rerata berat kering brangkasan sorgum manis

tertinggi pada perlakuan pupuk kandang ayam untuk varietas kawali yaitu

sebesar 59,74 gram/tanaman dan untuk varietas Numbu tidak berbeda nyata

yaitu sebesar 55,63 gram/tanaman. Rerata brangkasan kering terkecil yaitu

pada varietas Numbu dengan perlakuan tanpa pupuk yaitu sebesar 33,15

gram/tanaman.

Kecenderungan tanaman sorgum manis tumbuh dengan baik pada lahan

yang diolah menggunakan pupuk kandang ayam diduga terjadi karena unsur N

yang tersedia dalam pupuk kandang ayam lebih tinggi dari pupuk kandang

sapi, kambing dan kascing, sementara unsur N di dalam tanaman berperan

dalam pertumbuhan vegetatif tanaman terutama dalam pertumbuhan akar,

batang dan daun. Unsur N pada pupuk kandang ayam juga merupakan

komponen utama dalam pembentukan klorofil sebagai faktor utama yang

berperan dalam proses fotosintesis atau metabolism tanaman ( Mathers et al.,

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

membentuk sel-sel baru dan proses fotosintesis. Salah satu fungsi kandungan N

pada pupuk adalah untuk menyehatkan pertumbuhan daun sehingga daun

tanaman dapat tumbuh lebar dengan warna lebih hijau.

10. Jumlah Biji per Tanaman

Biji merupakan cadangan makanan serta dapat dipergunakan sebagai

benih yang dapat dijadikan bahan tanam pada musim berikutnya. Faktor yang

menentukan kualitas biji adalah jumlah substrat karbohidrat yang tersedia bagi

metabolisme yang mendukung pertumbuhan awal tanaman. Sutopo (2002)

menyatakan bahwa proses pembentukan biji pada berbagai jenis tanaman tidak

sama, baik disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor genetik.

Ketidaksempurnaan dalam proses pembuahan bakal biji akan menyebabkan

terbentuknya biji yang tidak sama.

Berdasarkan analisis ragam dapat diketahui bahwa perlakuan pupuk

kandang dan varietas sorgum manis berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per

tanaman serta terjadi interaksi antara pupuk dan varietas (Lampiran 13). Hal ini

menunjukkan bahwa adanya perlakuan jenis pupuk dan jenis varietas sorgum

manis dapat mempengaruhi jumlah biji pertanaman.

Tabel 9. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap jumlah biji dua varietas

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Pada Tabel 9 terlihat bahwa perlakuan pupuk kandang ayam varietas

Numbu menghasilkan jumlah biji pertanaman paling tinggi yaitu sebesar 2078

butir per tanaman, sedangkan yang terendah adalah varietas Numbu dengan

(40)

commit to user

Jumlah biji terbanyak dihasilkan dari perlakuan dengan menggunakan

pupuk kandang ayam karena pupuk kandang ayam memiliki kandungan hara

yang lebih besar dibandingkan dengan ternak lainnya. Menurut Priyadi (1995),

proses dekomposisi bahan organik akan dibebaskan sejumlah unsur hara

seperti N, P, dan K. Berdasarkan pendapat tersebut pemupukan N, P, dan K

organik sangat diperlukan tanaman. Unsur-unsur yang terkandung dalam

pupuk tersebut akan diserap dan digunakan untuk proses fotosintesis tanaman,

dan akan menghasilkan fotosintat. Sebagian fotosintat tersebut akan digunakan

untuk pengisisan biji.

11. Berat 1000 butir

Variabel pengamatan berupa berat 1000 butir merupakan salah satu

variabel yang berkaitan erat dengan hasil produksi suatu tanaman. Berat 1000

biji yang semakin berat akan berdampak semakin banyak produksi yang

diperoleh. Vankateswarla dan Visperas (1987) mengatakan bahwa perbedaan

berat 1000 butir biji antara genotipe dikarenakan adanya perbedaan pengisian

biji karena pasokan asimilat ke biji.

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 14) perlakuan jenis pupuk

kandang dan varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata, dan tidak terjadi

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 3. Rerata berat 1000 butir sorgum manis

Pada Gambar 3 terlihat bahwa berat 1000 butir hanya mempunyai

selisih sedikit antar varietas dan perlakuan pupuk. Perlakuan tanpa pupuk

mempunyai berat tertinggi yaitu pada varietas Numbu sebesar 40,88 gram,

sedangkan berat 1000 butir terendah pada varietas Kawali dengan perlakuan

pupuk kandang sapi yaitu sebesar 33,42 gram. Hal ini disebabkan karena

pemberian berbagai macam jenis pupuk organik tidak berpengaruh terhadap

tinggi tanaman kedua varietas. Hal ini karena pupuk kandang mempunyai sifat

slow release sehingga proses penyerapan unsur hara oleh tanaman sedikit

lambat dan memungkinkan ketersedian hara yang dibutuhkan tanaman untuk

pertumbuhan seperti unsur N, P dan K tidak cukup tersedia. Sifat slow release

tersebut mengakibatkan tidak adanya perbedaan yang nyata terhadap berat

(42)

commit to user

12. Berat Biji per Tanaman

Biji merupakan cadangan makanan serta dapat dipergunakan sebagai

benih yang dapat dijadikan bahan tanam pada musim berikutnya. Faktor yang

menentukan kualitas biji adalah jumlah substrat karbohidrat yang tersedia

bagi metabolisme yang mendukung pertumbuhan awal tanaman. Sutopo

(2002) menyatakan bahwa proses pembentukan biji pada berbagai jenis

tanaman tidak sama, baik disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor

genetik. Ketidaksempurnaan dalam proses pembuahan bakal biji akan

menyebabkan terbentuknya biji yang tidak sama.

Berdasarkan analisis ragam (Lampiran 15), perlakuan jenis pupuk

kandang dan varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata, dan tidak terjadi

interaksi antara jenis pupuk kandang dan jenis varietas terhadap berat biji

pertanaman.

Gambar 4. Rerata berat biji per tanaman sorgum manis

Gambar 4. menunjukkan bahwa varietas Numbu dengan perlakuan

pupuk kandang ayam menghasilkan berat biji per tanaman terbesar yaitu

20,77 gram, sedangkan berat biji terendah pada varietas Numbu dengan

perlakuan pupuk kambing yaitu sebesar 14,01 gram. Setiap varietas 0.00

5.00 10.00 15.00 20.00 25.00

tanpa ayam kambing sapi kascing

numbu

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

menghasilkan panjang malai yang berbeda. Perbedaan pada masing-masing

varietas menunjukkan adanya perbedaan potensi genetik, sehingga sifat yang

muncul baik sifat pertumbuhan dan produksi juga berbeda, meskipun ditanam

di daerah yang sama (Bahrun et al., 1996).

Berat biji per tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetik seperti

bentuk daun, jumlah daun, dan panjang atau lebar daun yang akan

mempengaruhi proses fotosintesis tanaman. Fotosintesis akan meningkat

apabila penyerapan air berlangsung maksimal, sehingga produksi biji per

tanaman juga meningkat dan bertambah berat. Selain itu, faktor lingkungan

yang juga berpengaruh yaitu musim tanam dan kesuburan tanah (Kasno,

1993).

13. Kandungan Nira

Nira sorgum merupakan cairan hasil perasan yang diperoleh dari

pengepresan batang sorgum manis yang memiliki warna hijau kecoklatan. Nira

sorgum manis selain mengandung gula juga mengandung zat-zat lainnya (zat

non gula) seperti, air, serabut, zat organik dan anorganik. Nira sorgum manis

dari batang tanaman sorgum dapat dimanfaatkan untuk pembuatan etanol

karena komposisi nira sorgum manis hampir sama dengan nira tebu (Ratna,

2006).

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 16) dapat diketahui bahwa

perlakuan jenis pupuk kandang berpengaruh nyata, sedangkan varietas tidak

berpengaruh nyata terhadap kandungan nira dan tidak terjadi interaksi antara

(44)

commit to user

Tabel 10. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap kandungan nira dua varietas sorgum manis

Rerata 3,98a 18,50b 6,25a 3,60a 3,51a 7,17a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Pada Tabel 10 terlihat bahwa perlakuan pupuk kandang ayam

berpengaruh nyata terhadap kandungan nira per tanaman, sedangkan untuk

perlakuan tanpa pupuk, pupuk kandang kambing, sapi dan kascing tidak

berbeda nyata terhadap kandungan nira per tanaman. Kadar nira tertinggi

dihasilkan pada perlakuan pupuk kandang ayam yaitu 19,53 %, sedangkan

yang terendah pada varietas Kawali dengan perlakuan pupuk kandang sapi

yaitu hanya sebesar 2,50 %. Perbedaan yang sangat nyata ini mungkin

disebabkan karena pupuk kandang ayam lebih dapat merangsang pertumbuhan

sorgum manis daripada perlakuan pupuk lainnya.

Hasil yang sama terlihat pada diameter batang yang menunjukkan

penggunaan pupuk kandang ayam mempunyai hasil rerata diameter lebih besar

jika dibandingkan dengan menggunakan perlakuan pupuk kandang sapi,

kambing dan kascing. Perlakuan pupuk kandang ayam lebih menghasilkan

kadar nira tertinggi karena kadar nira berhubungan dengan diameter batang

sorgum manis. Semakin besar batang semakin banyak pula nira yang

dihasilkan.

14. Kadar Gula

Kadar gula sangat dipengaruhi oleh jenis sorgum, iklim, umur sorgum,

pemupukan dan pengairan. Menurut Final (1998) kadar kemanisan pada tebu

dipengaruhi oleh jumlah karbohidrat tanaman. Apabila kecepatan hidrolisis

Gambar

Gambar 2. Rerata panjang akar sorgum manis……………………………..24
Tabel 1.  Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman dua varietas
Tabel 2. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap jumlah daun dua varietas
Tabel 3. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap luas daun dua varietas sorgum manis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produksi bahan kering, tingkat perhmbuhan tanaman dan indeks luas permukaan daun pada Rumput Gajah cenderung meningkat dengan rnenhgkatnya pemberian pupuk kandang, namun

sedangkan pada bobot kering brangkasan pupuk kandang ayam (PA) memberikan rata – rata bobot kering brangkasan tertinggi yaitu 52,48 g yang berbeda dari perlakuan lainnya

Pemberian dosis pupuk Urea 60 kg/ha dan 120 kg/ha tidak meningkatkan jumlah daun pada masing-masing varietas, namun pada pemberian pupuk Urea 180 kg/ha terlihat

Luas daun total tertinggi diperoleh pada pemberian biochar sekam padi sebanyak 7,5 ton.ha-1yaitu 10987,61 cm2 diikuti oleh pemberian biochar sebanyak 5,0 ton.ha-1 yaitu 6382,72 cm2

tersebut sejalan dengan Wahida dkk (2011) bahwa varietas numbu lebih Interaksi varietas dan kombinasi pupuk kandang dan mikoriza menunjukkan bahwa pertumbuhan

Penambahan pupuk kandang (kotoran sapi) juga tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif dan hasil tanaman jagung walaupun pada taraf

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam sampai dengan dosis 6,5 ton/ha memberikan pengaruh terbaik

Perlakuan tunggal dosis pupuk kandang ayam menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap variabel tinggi tanaman, diameter batang, panjang malai, panjang tangkai malai, diameter tangkai