• Tidak ada hasil yang ditemukan

Combining KNOW HOW with KNOW WHY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Combining KNOW HOW with KNOW WHY"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kata Pengantar

Perkembangan yang pesat dalam sains dan teknologi dewasa ini telah mengubah paradigma pola kajian dalam bidang keilmuan. Pendekatan pola kajian telah berubah menjadi pola terintegrasi yang bersifat inter dan multidisiplin. Pendekatan pola kajian semacam ini merupakan tuntutan dalam rangka untuk mencari solusi yang optimal dari permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Program Pascasarjana (Doktoral-S3 dan Magister-S2) Teknik Fisika PPS ITS didirikan dalam kaitan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu berpikir secara inter dan multidisiplin.

Lulusan Pascasarjana (Doktoral-S3 dan Magister-S2) Teknik Fisika PPS ITS ditekankan untuk memiliki

kemampuan analitis yang lebih memadai, kreatif dalam menemukan inovasi-inovasi baru guna menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, sekaligus terampil dalam meramu solusi keteknikan yang tepat. Kemampuan-kemampuan di atas merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki dalam kaitan untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam era global saat ini.

Buku Pedoman Pascasarjana Teknik Fisika disusun untuk memberikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Pascasarjana (Doktoral-S3 dan Magister-S2) Teknik Fisika, termasuk bidang peminatan yang terdapat di dalamnya.

Informasi-informasi yang lebih lengkap dapat ditanyakan secara langsung ke Sekretariat Pascasarjana Teknik Fisika, baik melalui:

 Telepone / Fax: +62 31 5947188 / 5923626

 Email: pascasarjana@ep.its.ac.id, atau pascasarjanatf@gmail.com

 Website program: http://pascasarjana.ep.its.ac.id/

Program Pascasarjana Teknik Fisika PPS ITS siap untuk maju beriringan bersama anda untuk mewujudkan cita-cita kemandirian bangsa dalam menggapai status sebagai bangsa yang unggul dan bermartabat dalam era percaturan global ini

Surabaya, Maret 2016

Ketua Program

Pascasarjana Teknik Fisika FTI - ITS,

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... 2

1. Sekilas Teknik Fisika ... 4

2. Sejarah Teknik Fisika di Indonesia ... 5

3. Teknik Fisika di ITS ... 5

3.1 Bidang Rekayasa Fotonika ... 6

3.2 Bidang Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol ... 9

3.3 Bidang Rekayasa Energi ... 10

3.4 Bidang Rekayasa Akustik ... 11

3.5 Bidang Rekayasa Material... 12

4. Program Studi Doktoral S3 ... 14

4.1 Latar Belakang ... 14

4.2 Misi Program Doktor Teknik Fisika ... 16

4.3 Tujuan dan Manfaat Program Doktor Teknik Fisika ... 16

4.4 Kurikulum Program Doktor Teknik Fisika ... 19

5. Program Studi Magister S2 ... 28

5.1 Latar belakang ... 28

5.2 Misi Program Magister (S2) Teknik Fisika ... 29

5.3 Tujuan dan Manfaat Program Magister Teknik Fisika ... 29

(4)

1. Sekilas Teknik Fisika

Perkembangan yang pesat dalam sains dan teknologi telah mengubah paradigma pola kajian dalam bidang keilmuan, baik dalam sains dan teknologi. Pendekatan pola kajian telah berubah menjadi pola terintegrasi yang bersifat inter dan multi disiplin. Pendekatan pola kajian semacam ini sulit untuk dihindari, mengingat semakin kompleksnya keingintahuan manusia akan fenomena dalam sains dan teknik yang lebih real sebagai upaya

untuk mencari solusi permasalahan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Pola pendekatan kajian semacam ini saat ini banyak dianut berbagai perguruan tinggi di berbagai belahan dunia. Sejarah Teknik Fisika di Indonesia sendiri bermula dari Bandung, ketika sejumlah profesor dari TU Delft mendirikan program studi Teknik Fisika di ITB. Pendidikan Teknik Fisika di ITS sendiri digagas dan didirikan dengan mengacu pada program serupa yang telah dijalankan di ITB oleh dosen-dosen yang merupakan alumni pendidikan Teknik Fisika ITB.

Sejak mula didirikan, visi Jurusan Teknik Fisika FTI – ITS telah sejalan dengan paradigma ini. Idea serta natura dari Jurusan Teknik Fisika telah dijabarkan dalam Visi dan Misi Jurusan Teknik Fisika FTI – ITS.

Visi Jurusan Teknik Fisika ITS:

Sebagai Jurusan dengan reputasi internasional dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis ilmu Teknik Fisika

Misi Jurusan Teknik Fisika ITS:

Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas di bidang ilmu Teknik Fisika untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pasar global.

Menyelenggarakan penelitian di bidang ilmu Teknik Fisika yang bermanfaat bagi kemaslahatan manusia.

Menyelenggarakan pelayanan terhadap masyarakat untuk mendukung program pengembangan teknologi yang berbasis bidang ilmu Teknik Fisika.

Mengembangkan jejaring untuk meningkatkan kualitas keprofesian Teknik Fisika. Menumbuhkan dan menjunjung tinggi moral akademik dan etika profesi Teknik Fisika.

Melaksanakan pengelolaan kegiatan tridharma di jurusan dengan prinsip ekonomis dan akuntabilitas.

Pendidikan Teknik Fisika (Engineering Physics) merupakan salah satu pendidikan keteknikan yang membekali peserta didiknya dengan dasar yang kuat dan luas dalam sains dasar, fisika dan matematika, serta dasar-dasar engineering yang sesuai dengan perkembangan terkini.

Dengan bekal kemampuan ini diharapkan lulusan dari hasil proses pendidikan Teknik Fisika dapat berpikir dan bertindak secara fundamental-integral, dalam artian pola pikir dan pandang yang berpijak kepada prinsip-prinsip dasar sains dalam menyelesaikan permasalahan keteknikan yang dihadapi serta mampu berperan untuk menjembatani gap antara kajian sains dan keteknikan.

Ciri khas inilah yang hanya dimiliki oleh pendidikan Teknik Fisika. Dengan karakteristik ini, diharapkan para alumninya juga dapat berperan untuk meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan (R&D) serta pemanfaatannya secara cepat di sektor-sektor industri dan dunia usaha.

Disamping itu, perkembangan yang pesat dalam teknologi canggih (advanced technologies), tidak dapat

(5)

bergandengan secara harmonis dengan bidang-bidang keilmuan lainnya, dalam mengembangkan teknologi maju.

2. Sejarah Teknik Fisika di Indonesia

Pendidikan Teknik Fisika tumbuh di Indonesia atas prakarsa ketua Fakultas Teknik Universitas Indonesia, yang memandang perlu mengisi lapisan pemisah antara sains dan Teknologi.

Pada tahun 1950, Prof. Dr.Ir. A. Nawijn, seorang ahli fisika teknik (natuurkundig Ingenieur) bangsa Belanda, ditunjuk untuk mengelola jurusan pendidikan teknik yang masih baru itu dengan nama Natuurkundig Ingenieur Afdeling. Pada tahun 1959 pendidikan teknik tersebut diberi nama Bagian Fisika Teknik, yang tergabung dalam Departemen Fisika/Fisika Teknik. Bagian ini diketuai oleh Prof.Ir. M.U. Adhiwijogo. Dalam waktu lima tahun kemudian, jumlah mahasiswa bagian Fisika Teknik berjumlah 25 orang.

Selama perjalanan sejarahnya, Teknik Fisika di ITB mengalami beberapa kali perubahan struktur organisasi: Tahun 1963, Bagian Fisika Teknik menjadi bagian dari Departemen Fisika Teknik dan Teknologi Kimia. Pada tahun 1972, menjadi Departemen Fisika Teknik, salah satu departemen di bawah Fakultas Teknologi Industri. Tahun 1980, menjadi Jurusan Teknik Fisika dibawah Fakultas Teknologi Industri, dan sejak tahun 1999, menjadi Departemen Teknik Fisika dibawah Fakultas Teknologi Industri.

3. Teknik Fisika di ITS

Program Studi Teknik Fisika di ITS didirikan oleh beberapa dosen yang merupakan alumni program studi serupa dari ITB. Pada awal berdirinya pada bulan Nopember 1965, jurusan ini merupakan salah satu Jurusan di Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) ITS, yang pertama kali berdiri pada Nopember 1965.

Dalam perkembangannya, yaitu sejak tanggal 10 Nopember 1983, bidang studi ini berkembang menjadi jurusan yang terpisah dan berdiri di bawah Fakultas Teknologi Industri ITS dengan nama Program Studi Teknik Fisika. Pemisahan secara resmi ditetapkan dalam Keputusan Dirjen Dikti RI No. 116/Dikti/Kep/1984. Keberadaan Jurusan Teknik Fisika di FTI saat ini tertuang dalam STATUTA ITS No.0443/o/1992 tanggal 18 Nopember 1992.

(6)

Keberadaan Jurusan Teknik Fisika di FTI saat ini tertuang dalam STATUTA ITS No.0443/o/1992 tertanggal 18 Nopember 1992. Dalam program program studi ini hingga saat ini dikembangkan 5 (lima) jalur pengembangan bidang keahlian, yaitu :

Deskripisi kompetensi keilmuan dan kelompok pengembangan tema penelitian yang telah dan akan dilakukan pada setiap bidang keahlian di atas diberikan dalam uraian berikut.

3.1 Bidang Rekayasa Fotonika

Rekayasa fotonika adalah bidang ilmu pemanfaatan gelombang/foton cahaya dalam berbagai teknologi dan aplikasi untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Menurut The Optical Society (OSA) bidang optika/fotonika dapat dikelompokkan dalam 36 kategori utama dan sekitar 1100 sub-kategori1. Berdasarkan kategori tersebut, dalam Bidang Rekayasa Fotonika, pengembangan penelitian diwadahi dalam tiga kelompok penelitian, yaitu:

1. Kelompok Penelitian Piranti Fotonika

2. Kelompok PenelitianMetrologi dan Instrumentasi Optis

3. Kelompok Penelitian Optika Biomedis/Biofotonik

1. Kelompok Penelitian Piranti fotonika

Bidang keilmuan piranti fotonika pada saat ini memegang peranan penting dalam sistem komunikasi serat optik dan sistem pemrosesan sinyal optis. Sistem komunikasi serat optik dengan kecepatan dan kapasitas yang tinggi, didukung oleh piranti yang berbasis keilmuan piranti fotonika seperti sumber cahaya laser, amplifier optis, pembagi daya optis, filter optis, pemandu gelombang serat optik, (de)multiplexer optis, dll.

Pengembangan keilmuan piranti fotonika dalam 10 tahun kedepan akan didorong oleh kebutuhan piranti dalam sistem komunikasi/sistem pemrosesan sinyal optis yang lebih cepat, lebih besar kapasitasnya, terintegrasi dan lebih hemat energi. Berikut tantangan dalam bidang keilmuan piranti fotonika yang akan dikaji oleh kelompok bidang penelitian ini:

i. Integrasi piranti fotonika ke dalam sistem chip elektronika. Saat ini ukuran kanal chip transistor elektronika modern sekitar 40 nm, sedangkan ukuran kanal piranti fotonika lebih besar 10 kali lipat dari kanal elektronik. Upaya untuk mengurangi ukuran piranti fotonika yang sepadan akan dapat menciptakan piranti yang terintegrasi dengan kapasitas komunikasi dan pemrosesan sinyal yang lebih tinggi.

ii. Pemrosesan sinyal optis secara keseluruhan yang terintegrasi.

Pemrosesan sinyal optis melalui konversi sinyal elektronik-optis-elektronik memiliki kecepatan yang jauh lebih kecil dari kecepatan sinyal optis/cahaya itu sendiri. Peningkatan kecepatan pemrosesan sinyal dapat dilakukan apabila konversi sinyal dapat dihindari dan diciptakan pemrosesan sinyal yang keseluruhan

menggunakan domain optis.

1

(7)

Dalam bentuk diagram, pengembangan tema penelitian yang dilakukan diberikan dalam gambar berikut:

Gambar-2.1: Diagram pengembangan keilmuan di Kelompok Penelitian Piranti fotonika

2. Kelompok Penelitian Metrologi dan Instrumentasi Optis

Bidang keilmuan Metrologi dan Instrumentasi Optis adalah bidang ilmu yang mengkaji aspek yang meliputi teori dan aplikasi tentang alat, cara/metode pengukuran dan segala aspeknya secara optis. Inti (core) dari bidang keilmuan ini adalah pengembangan mekanisme untuk mengukur suatu besaran yang dinamakan sebagai sensor. Sensor optik masih relatif baru dipergunakan pada berbagai aplikasi dibandingkan jenis sensor lainnya. Sensor optik memiliki kelebihan antara lain dapat memiliki ukuran yang kecil dan ringan, kebal terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, dan dapat digunakan untuk operasi jarak jauh.

Berikut tantangan dalam bidang keilmuan instrumentasi, pengukuran dan metrologi optis dalam 10 tahun kedepan yang akan dikaji adalah:

i. Sistem sensor optis terdistribusi. Struktur/bangunan besar seperti jembatan, gedung bertingkat membutuhkan sistem perawatan dan monitoring yang handal untuk dapat mencapai umur layanan struktur sesuai dengan perencanaannya.

ii. Miniaturisasi sensor optis/fotonika. Pada saat ini terdapat kebutuhan untuk dapat mendeteksi secara cepat dan akurat besaran bio(kimia). Konsep Lab on Chip berbasis sensor optis/fotonika saat ini sedang dikembangkan untuk dapat mereprentasikan fungsi laboratorium konvensional untuk uji sampel ke dalam sensor chip yang berukuran kecil.

Dalam bentuk diagram, pengembangan tema penelitian yang dilakukan diberikan dalam gambar berikut:

(8)

3. Kelompok Penelitian Optika Biomedis / Biofotonik

Dalam kelompok penelitian ini dikembangkan berbagai metoda kuantifikasi karakteristik optis dari tissue biologis, dengan menggunakan pendekatan pengukuran eksperimental maupun pendekatan komputasional. Pendekatan secara eksperimental penentuan karakteristik optis tissue dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik pengukuran dan kuantifikasi, yaitu:

i. Kuantifikasi tissue menggunakan informasi citra digital makroskopis (juga dikembangkan juga untuk

skala mikroskopis): ekstraksi karakteristik tissue dilakukan berdasarkan analisis morfologi2, tekstur dan warna

ii. Kuantifikasi tissue menggunakan teknik pengukuran Diffuse Optical Spectroscopy3: baik menggunakan moda pengukuran Continuous Wave (CW) maupun Frequency-Domain (FD)

iii. Kuantifikasi tissue menggunakan teknik pengukuran fluorescence, baik melalui pengukuran intensitas (multi maupun hyperspectral4) maupun melalui pengukuran lifetime5.

Sementara itu pendekatan secara komputasional dilakukan dengan menggunakan algoritma Monte Carlo untuk mensimulasikan karakteristik perambatan cahaya dalam tissue biologis (untuk berbagai kondisi tissue serta karakteristik gelombang cahaya yang datang). Hingga saat ini, metoda ini baru digunakan untuk menyelidiki fenomena perambatan cahaya difus dalam tissue (computational Diffuse Optical Spectroscopy6), dan kedepan akan juga dikembangkan untuk melakukan simulasi perambatan cahaya emisi fluorescence tissue serta karakterisasi perilaku pengubahan polarisasi cahaya oleh tissue.

Luaran dari pengembangan berbagai teknik kuantifikasi karakteristik optis dari tissue diatas adalah untuk keperluan pembangunan teknik-teknik baru dalam berbagai aplikasi biomedis (untuk keperluan diagnostik maupun keperluan terapi), serta berbagai potensi aplikasi non-biomedis lainnya. Dalam bentuk diagram, pengembangan tema penelitian yang dilakukan diberikan dalam gambar berikut:

Gambar-2.3: Diagram pengembangan keilmuan di Kelompok Penelitian Optika Biomedis/Biofotonik. Kotak berwarna merah menyatakan riset sedang dikembangkan, kotak berwarna putih menyatakan riset akan dikembangkan dimasa mendatang

2

Grant penelitian Hibah Bersaing DIKTI 2009

3

Grant penelitian Fulbright Senior Research Scholarship untuk penelitian di Biophotonics Lab (Prof. Dr. Guoqiang Yu), Center for Biomedical Engineering (CBME), University of Kentucky, Lexington, AS, Sept 2011 - Feb 2012.

4Grant penelitian DAAD Wiedereinladung Stipendium dan FAU Erlangen's Guest Scientist Scholarship untuk penelitian di Clinical Photonics

Lab.(Prof. Dr. Alexandre Douplik), Erlangen Graduate School in Advanced Optical Technologies (SAOT), Erlangen-Nürnberg, RFJ, Sept 2009 - Nov 2009.

5Grant penelitian DAAD Wiedereinladung Stipendium untuk penelitian di Dept. 8.3 Biomedizinische Optik (Prof. Dr. Rainer Macdonald),

Physikalisch-Technische Bundesanstalt (PTB), Berlin, RFJ, July 2013 - August 2013.

6

(9)

3.2 Bidang Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol

Rekayasa Instrumentasi adalah spesialisasi rekayasa berfokus pada prinsip dan pengoperasian alat ukur yang digunakan dalam desain dan konfigurasi sistem secara otomatis dalam listrik, pneumatik domain dll. Untuk mengontrol parameter dalam proses atau dalam sistem tertentu, perangkat seperti mikroprosesor, mikrokontroler atau PLC yang digunakan, tetapi tujuan utama mereka adalah untuk mengontrol parameter dari sistem. Bidang ini sangat erat kaitannya dengan industri dengan proses otomatis, yang bertujuan meningkatkan

produktivitas sistem, kehandalan, keamanan, optimasi, dan stabilitas. Pada Bidang Rekayasa Instrumetasi dan Kontrol dikembangkan dua kelompok jalur penelitian, yaitu:

1. Kelompok Penelitian Sistem Instumentasi dan Kontrol untuk Proses dan Sistem Energi di Industri 2. Kelompok Penelitian Sistem Instrumentasi dan Kontrol Penunjang Keselamatan Transportasi Laut 3. Kelompok penelitian Sistem Instrumentasi dan Kontrol untuk Sistem Reaktor Biogas

Dalam bentuk diagram, peta jalan pengembangan tema penelitian yang dilakukan dalam Kelompok Penelitian Sistem Instumentasi dan Kontrol untuk Proses dan Sistem Energi di Industri diberikan dalam gambar berikut:

Gambar-2.4: Diagram pengembangan keilmuan di Kelompok Penelitian Sistem Instumentasi dan Kontrol untuk Proses dan Sistem Energi di Industri

Sementara itu peta jalan pengembangan tema penelitian yang dilakukan dalam Kelompok Penelitian Sistem Instrumentasi dan Kontrol Penunjang Keselamatan Transportasi Laut diberikan dalam gambar berikut:

Gambar-2.5: Diagram pengembangan keilmuan di Kelompok Penelitian Sistem Instumentasi dan Kontrol dan Kontrol Penunjang Keselamatan Transportasi Laut

(10)

3.3 Bidang Rekayasa Energi

Dalam Bidang Rekayasa Energi dikembangkan keilmuan dan penelitian yang terkait dengan eksploatasi atas konsep-konsep dasar fenomena transport untuk keperluan pengembangan, peningkatan performansi, konservasi, serta penghematan dari sistem energi kompleks, yang terkait dengan pembangkitan serta penggunaannya baik di industri, utilitas dalam bangunan tinggi, serta hunian.

Pendekatan pengembangan keilmuan yang diadopsi adalah pendekatan secara modelling dan komputasional,

serta pendekatatan eksperimental.

Tema-tema penelitian yang digeluti dalam bidang ini dapat dikelompokkan dalam dua jalur penelitian, yaitu :

1. Kelompok penelitian Transport Phenomena, dan

2. Kelompok penelitian Teknologi Energi Terbarukan

Dalam Kelompok penelitian Transport Phenomena, dikembangkan beberapa tema penelitian, yang menyangkut studi komputasional atas permasalahan karakterisasi aliran (internal & eksternal) serta permasalahan transfer kalor yang mengikutinya. Karakterisasi ini, dipadu dengan karakterisasi pengaruh geometri yang berbeda-beda, merupakan tool yang sangat andal dalam pengembangan berbagai aplikasi desain rekayasa masa depan yang unggul. Dalam bentuk diagram, pengembangan tema penelitian diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar-2.6: Diagram pengembangan keilmuan di Kelompok Penelitian Transport Phenomena

Sementara itu dalam Kelompok penelitian Teknologi Energi Terbarukan, dikembangkan beberapa tema penelitian yang terkait dengan eksplorasi dan pengembangan teknologi untuk keperluan ekploitasi sumber-sumber energi terbarukan, yang jumlahnya sangat melimpah serta potensi energinya belum digarap dengan

optimal. Tema penelitian yang dikembangkan dalam jalur kelompok penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Peningkatan performansi teknologi turbin untuk keperluan ekspolitasi potensi energi sumber energi terbarukan angin, mikrohydro, serta gelombang laut

(11)

 Pengembangan sistem pembangkit energi listrik off-grid untuk daerah-daerah dengan karakteristik topografi yang sulit.

Dalam bentuk diagram, pengembangan tema penelitian diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar-2.7: Diagram pengembangan keilmuan di Kelompok Penelitian Teknologi Energi Terbarukan

3.4 Bidang Rekayasa Akustik

Penekanan bidang pengembangan dan penelitian dalam bidang rekayasa Akustik adalah terkait dengan permasalahan vibrasi (identifikasi karakteristik, monitoring, dan penanganannya), serta berbagai permasalahan penjalaran gelombang akustik: baik di ruang, bawah air (untuk keperluan navigasi), serta organ pendengaran manusia.

(12)

Gambar-2.8: Diagram pengembangan keilmuan dalam bidang Rekayasa Akustik

3.5 Bidang Rekayasa Material

Tema pengembangan penelitian yang diangkat dalam rentang waktu 10 tahun kedepan dapat dinyatakan dalam poin-poin pengembangan sebagai berikut:

1. Pengembangan alloy ringan: pemahaman atas presipitasi kompleks, serta metoda pengerasannya.

2. Pengembangan bahan intermetalik: dengan sasaran pencapaian kemampuan nasional dalam proses fabrikasi kabel superkonduktor (Nb-Sn)7, implan tulang buatan (Co-Cr)8, serta material tahan temperatur tinggi sebagai pengganti baja (aluminide)

3. Pengembangan proses pembuatan baja yang lebih efissien9 (dalam aspek kebutuhan energi dalam prosesnya)

4. Ekstraksi Lumpur LAPINDO untuk menggali potensi penggunaannya (dalam kaitan issue permasalahan lingkungan dan kemandirian nasional)

5. Fabrikasi oksida metallik nanopartikel untuk pembuatan sel surya organik10 (mengangkat issue lingkungan, energi, dan kemandirian nasional)

Dalam bentuk diagram, pengembangan keilmuan dan penelitian dalam bidang keahlian Rekayasa Bahan dapat ditampilkan sebagai berikut11:

7

Kerjasama dengan Pusat Riset Metallurgi, Puspitek LIPI

8

Kerjasama dengan Pusat Riset Metallurgi, Puspitek LIPI

9 Peluang kerjasama dengan PT Krakatau Steel 10

Didanai oleh Hibah Strasnas DIKTI 2013

11

(13)

Gambar-2.9: Diagram pengembangan keilmuan dalam bidang keahlian Rekayasa Bahan

Tema penelitian yang dikembangkan dalam kelompok-kelompok penelitian di atas merupakan tema-tema penelitian dengan tingkat kebaruan yang sangat terkini, sebagaimana juga sedang aktif juga dikembangkan oleh banyak kelompok penelitian level dunia lainnya.

(14)

4. Program Studi Doktoral S3

4.1 Latar Belakang

Kemajuan sebuah bangsa bisa dilihat dengan jelas pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dimiliki, dimana perkembangan IPTEK selalu mewarnai kehidupan manusia di dunia ini dari jaman ke jaman.

Kebudayaan tradisional suatu bangsa secara turun temurun selalu meninggalkan jejak yang mencerminkancapaian spektakuler IPTEK dari bangsa tersebut dimasanya, dimulai dari penggunaan alat-alat

pertanian dan teknik pengawetan makanan,sampai kepada penggunaan senjata dalam berperang.

Perkembangan ini berjalan dengan laju yang semakin lama semakin meningkat. Pada dekade-dekade terakhir, kemajuan IPTEK bahkan menunjukkan laju perkembangan dengan percepatan yang belum pernah disaksikan pada masa-masa sebelumnya.

4. Program Studi Doktoral S3

(15)

Perkembangan IPTEK yang semakin pesat ini menuntut kehadiran para tenaga ahli, yang tidak saja harus memiliki motivasi dan kemauan yang kuat, namun juga dituntut memiliki kualifikasi dan keandalan akademis dan teknis yang cukup. Pada tataran yang lebih luas, tuntutan kualifikasi ini sebenarnya tidak hanya terbatas untuk para ilmuwan dan peneliti, namun disyaratkan juga bagi para birokrat, industriawan, dan para pengambil keputusan. Pembangunan bangsa dan kemajuan industri, yang semakin kompleks, menuntut kehadiran para pengambil keputusan yang cerdas,terdidik,dan memiliki keandalan akademis yang memadai.

Sebagai negara yang sedang giat melakukan proses pembangunan, penguasaan sains dan teknologi yang kuat dan mandiri akan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas sekaligus untuk meningkatkan harga diri bangsa Indonesia. Sebagai sebuah institusi yang merupakan ujung tombak pembangunan IPTEK, maka ITS telah menetapkan diri untuk menjadi universitas yang unggul dan sejajar dengan perguruan tinggi lain di Asia, bahkan di dunia. Tiga sasaran utama pada Renstra ITS tahun 2008 – 2017, yaitu: International recognition, National contribution danTransformation. Tiga bidang unggulan yaitu: permukiman, kelautan, dan energi baru dan terbarukan, yang akan dijadikan sebagai lokomotif dalam kerangka mencapai sasaran International Recognition.

Perkembangan yang pesat dalam sains dan teknologi telah mengubah paradigma pola kajian dalam bidang keilmuan, baik dalam sains dan teknologi. Pendekatan pola kajian telah berubah menjadi pola terintegrasi yang bersifat inter dan multi-disiplin. Pendekatan pola kajian semacam ini sulit untuk dihindari, mengingat semakin kompleksnya keingintahuan manusia akan berbagai fenomena dalam sains dan teknik yang lebih real sebagai upaya untuk mencari solusi permasalahan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Pendidikan Teknik Fisika (Engineering Physics) merupakan salah satu pendidikan keteknikan yang membekali peserta didiknya dengan dasar yang kuat dan luas dalam penguasaan sains dasar ( fisikadan matematika), sekaligus penguasaan atas dasar-dasar engineering yang sesuai dengan perkembangan terkini.

Berbekal kemampuan ini diharapkan lulusan dari hasil proses pendidikan Teknik Fisika dapat berpikir dan bertindak secara fundamental-integral, dalam artian pola pikir dan pandang yang berpijak kepada prinsip-prinsip dasar sains dalam menyelesaikan permasalahan keteknikan yang dihadapi, serta mampu berperan

untuk menjembatani gap antara kajian sains dan keteknikan. Ciri khas inilah yang hanya dimiliki oleh pendidikan Teknik Fisika.

Dengan karakteristik ini, diharapkan para alumninya juga dapat berperan untuk meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan (R&D) serta pemanfaatannya secara cepat di sektor-sektor industri dan dunia usaha.

Disamping itu, perkembangan yang pesat dalam teknologi canggih terkini (advanced technologies)tidak dapat dilepaskan dari eksplorasi atas prinsip-prinsip sains dasar (fisika, matematika, kimia dan biologi). Perkembangan ini membawa akibat logis pada meningkatnya kebutuhan akan tenaga peneliti yang memiliki kemampuan sintesa dan analisa lintas bidang keilmuan dan mampu mengintegrasikan dengan cepat serta mengadaptasikan dirinya dengan keperluan terkini dalam sains dan teknologi.

Dengan kemampuan adaptasi serta flexibilitas ini, diharapkan para alumni pendidikan Teknik Fisika akan mudah bekerjasama serta mengorganisir secara harmonis dengan bidang-bidang keilmuan lainnya dalam mencapai tujuan besar dan menyeluruh, terutama mengembangkan teknologi maju.

Dengan demikian, tujuan mulia guna menyediakan sumber daya manusia dengan kapasitas prima dan mumpuni, mempunyai keunggulan akademis, sekaligus kemampuan praktis, di berbagai bidang bukan lagi sebuah mimpi. Sumber daya manusia dengan kapasitas prima ini harus disiapkan, dan hal tersebut tidak mungkin dilakukanjika hanya dipasok oleh insan-insan akademis dengan pendidikan sebatas jenjang sarjana dan magister. Dengan demikian sangat menuntut tersedianya suatu program yang lebih maju dan spesifik.

(16)

Jurusan Teknik Fisika merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi terbaiknya untuk turut serta mengambil bagian dalam menyelenggarakan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi ini. Jurusan Teknik Fisika merasa bahwa keberadaan program doktor yang memadai merupakan salah satu kelengkapan yang harus dimiliki. Keberadaan program doktor diharapkan bisa memfasilitasi terciptanya produktivitas karya keilmuan dan penelitian yang berkualitas, sehingga akan memuluskan langkah Jurusan Teknik Fisika khususnya, dan ITS secara keseluruhan, untuk berkiprah masuk dalam kancah pendidikan berskala dan berdaya saing

internasional.

Keinginan untuk menyelenggarakan program doktor ini juga ditunjang oleh permintaan masyarakat terhadap cendekia dengan kualifikasi doktor. Kemajuan-kemajuan yang dirasakan di masyarakat menuntut adanya kontribusi para cendekia dengan kualifikasi doktor yang lebih banyak. Kajian awal yang dilakukan oleh Jurusan Teknik Fisika menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga dengan kualifikasi doktor ini bisa dikatakan cukup besar. Keinginan masyarakat untuk meraih kualifikasi pada jenjang yang lebih tinggi tampaknya sudah kuat, baik karena dorongan pemerintah pusat, institusi, maupun kesadaran individu.

Posisi-posisi tertentu dalam jabatan struktural di instansi pemerintahan dan swasta sudah menuntut akan kualifikasi akademis yang lebih tinggi. Saat ini bahkan sudah tampak sebagai kewajaran kalau posisi-posisi ini ditempati oleh birokrat-birokrat dengan kualifikasi akademis doktor. Perguruan tinggi negeri dan swasta sejak awal sudah menetapkan, secara tertulis atau tidak, bahwa jabatan-jabatan penentu sudah selayaknya ditempati oleh individu-individu dengan kualifikasi doktor. Semuanya ini, merupakan tantangan dan memberi peluang bagi Jurusan Teknik Fisika untuk mengembangkan program doktor yang memang sejauh ini telah disiapkan.

4.2 Misi Program Doktor Teknik Fisika

1. Melaksanakan pengelolaan pendidikan tinggi serta penelitian tingkat doktoral bercirikan pendekatan keilmuan khas teknik fisika yang efektif, efisien, dan akuntabel.

2. Menghasilkan inovasi-inovasi unggul dibidang Teknik Fisika melalui penelitian, serta penyebarluaskan hasil pencapaiannya.

3. Menjadi lembaga rujukan dalam penyelesaian permasalahan di bidang Teknik Fisikadan iptek terkini pada umumnya.

4.3 Tujuan dan Manfaat Program Doktor Teknik Fisika

1. Menghasilkan lulusan doktor dibidang Teknik Fisika yang memiliki landasan penguasaan iptek terkini yang kuat, dengan kemampuan analisis yang tajam berdasarkan ilmufisika dan turunannya. Diharapkan lulusan yang dihasilkan ini mampu berperan dalam upaya penguatan daya saing nasional serta berperan aktif dalam pengembangan peradaban umat manusia.

2. Menghasilkan karya-karya ilmiah yang berkualitas dan bereputasi internasional dan aktif melakukan diseminasinya, sekaligus mampu menterjemahkan dalam bentuk implementasi teknologi yang mempunyai kelayakan penerapan ditinjau dari segi teknis dan ekonomis.

3. Merupakan program studi yang dapat menyediakan tenaga profesional sekaligus peneliti yang handal,

mandiri, memiliki kedalaman penguasaan keilmuan, dan berjiwa pengabdian masyarakat.

(17)

Disamping itu, pemilihan tema pengembangan riset dalam program S3 Teknik Fisika ini juga dilakukan dengan memperhatikan prioritas pengembangan dalam RPJPN dan Visi IPTEK 2025 dari KNRT RI, yang dituangkan dalam program capaian jangka menengah Agenda Riset Nasional per lima tahunan.

Dalam program studi S3 yang diusulkan ini akan dikembangkan pola interaksi sinergistik antara berbagai kompetensi keahlian yang dimiliki oleh masing-masing kelompok penelitian yang ada di Jurusan Teknik Fisika. Interaksi sinergis ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kompleks dalam bidang rekayasa di

masyarakat, yang diharapkan juga dapat menghasilkan suatu terobosan baru dalam pengembangan keilmuan terkait dengan bidang-bidang hasil interaksi (sekaligus masing-masing bidang yang terlibat dalam interaksi). Secara skematik, contoh pola interaksi antar berbagai bidang keahlian dapat diberikan dalam gambar berikut:

Gambar-2.10: Skema pola interaksi antar kompetensi keilmuan pada setiap bidang keahlian di Jurusan Teknik Fisika dalam pengembangan keilmuan dalam program S3

Secara filosofis, pendirian program studi S3 di banyak negara adalah sebagai suatu wahana pengembangan keilmuan, yang melibatkan interaksi intens yang sehat dan terus menerus antara: mahasiswa - professors - peers & kolega peneliti dari bidang lain - serta teknisi laboratorium.

Tujuan dari pembangunan pola interaksi ini adalah sebagai media pembelajaraan dan kawah candradimuka bagi pembentukan karakter dan keahlian calon peneliti dibidang yang ditekuninya. Sementara itu, permasalahan yang dijadikan kajian adalah permasalahan sains dan teknologi, yang akan membawa dampak langsung bagi kehidupan masyarakat di tempatnya.

Catatan sejarah telah membuktikan bahwa mayoritas (kalau tidak boleh dikatakan sebagai hampir semua) terobosan dalam pengembangan keilmuan dan teknologi dihasilkan oleh penelitian pada level doktoral. Agak sulit untuk menuntut mahasiswa dengan kemampuan penguasaan keilmuan pada strata di bawah doktoral untuk dapat melakukan hal di atas.

Pun demikian dengan rencana pendirian program studi S3 Teknik Fisika, yang diajukan usulan pendiriannya ini. Program ini diniatkan pembentukannya sebagai wahana untuk pengembangan berbagai terobosan baru dalam keilmuan teknik fisika, yang sekaligus menghasilkan penyelesaian atas berbagai permasalahan sains dan teknologi dalam kehidupan bangsa Indonesia.

(18)

yang telah dicanangkan antara lain dalam Visi & Misi IPTEK 202512, RPJPN 2005-202513 (dan turunan perencanaan setiap departemen terkaitnya), Agenda Riset Nasional, serta MP3EI 2011-202514.

Gambar-2.11: Skema interaksi pola pengembangan keilmuan dan keahlian Teknik Fisika dan interaksinya dengan permasalahan terkait sains dan teknologi di masyarakat

Dengan pendekatan inilah, diyakini bahwa mahasiswa program studi S3 Teknik Fisika akan dapat mengembangkan terobosan baru di bidang keahlian dalam keilmuan Teknik Fisika yang ditekuni, sekaligus mampu menghasilkan kontribusi nyata dalam penyelesaian permasalahan dalam masyarakat yang terkait dengan bidang keilmuan yang ditekuninya.

Format kurikulum yang akan dibentukakan dirancang agar dapat digunakan sebagai wahana untuk mencapai dua tujuan di atas. Disamping itu prosedur penjaminan mutu yang baik perlu juga dibuat, guna memastikan setiap tahapan kemajuan pekerjaan penelitian dari mahasiswa program doktor Teknik Fisika dapat terus menerus termonitor dan terarah sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dicanangkan sebelumnya.

Dari uraian yang telah diberikan diatas, dengan mempertimbangkan kompetensi keilmuan dan keahlian serta rekam jejak yang telah dimiliki oleh masing-masik kelompok penelitian, akan ditentukan beberapa bidang pengembangan yang akan dijadikan fokus riset dalam program S3 Teknik Fisika.

Bidang-bidang fokus penelitian ini akan dikembangkan secara sinergistik, dengan melibatkan kelompok-kelompok penelitian yang terkait dengan permasalahan tema penelitian. Setiap tema penelitian ini kemudian akan di break-down ke dalam tahapan-tahapan pengembangan yang lebih rinci, yang akan menjadi prioritas

pengerjaan dalam sepuluh tahun kedepan. Dalam setiap tahapannya akan dirinci kontribusi dari masing-masing kelompok penelitian terkait, serta luaran pekerjaan penelitian yang dilakukannya. Dalam 10 (sepuluh) tahun kedepan, fokus bidang penelitian yang akan dikembangkan dalam program S3 Teknik Fisika akan ditetapkan untuk menunjang bidang-bidang fokus pengembangan iptek nasional15, khususnya:

1. Bidang Teknologi Energi Terbarukan16

Indonesia 2005-2025: BUKU PUTIH Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia

16

Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025, PerPres RI No 5 Th 2006

17

Indonesia 2005-2025: BUKU PUTIH Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia - Bidang Teknologi dan manajemen transportasi

18

(19)

4. Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)19

Deskripsi detil tema penelitian yang diturunkan dari keempat bidang pengembangan iptek nasional di atas, diserta dengan skema peta jalan pengembangan keilmuan dari calon-calon promotor dan ko-promotor yang terkait, serta perencanaan mekanisme interaksi dari kerjasama pengembangan keilmuan secara lintas bidang dalam pengembangan bidang-bidang fokus penelitian dalam program S3 Teknik Fisika akan diberikan dalam lampiran.

4.4 Kurikulum Program Doktor Teknik Fisika

Program Studi Doktor (S3) Teknik Fisika ITS diselenggarakan dengan lama pendidikan 6 sampai 8 semester, dengan beban studi sebesar 72 sks.

Untuk proses kelancaran studi, akan ditawarkan kuliah-kuliah pokok dan kuliah-kuliah bidang keahlian yang dapat diselenggarakan dengan perjanjian terlebih dahulu. Atau dalam meningkatkan fleksibilitas, para peserta program dapat mengikuti beberapa kuliah keahlian pada kelas-kelas Magister dan/atau Sarjana.

Terdapat 5 (lima) jalur spesialisasi peminatan, sesuai dengan pengambilan tema disertasi.

Tabel kurikulum

Struktur kurikulum yang ditawarkan di Program Studi S3 Teknik Fisika, ditunjukkan dalam bentuk Tabel berikut ini, yang disusun sesuai dengan:

 Ketentuan SNPT, Pemendikbud No 49 Tahun 2014

 Surat Edaran Dirjen Dikti No: 526/E.E3/MI/2014, 17 Juni 2014

A. Studi untuk mahasiswa yang sebidang

Kurikulum sebagaimana dalam tabel dibawah adalah merupakan pokok program doktor Teknik Fisika ITS yang ditawarkan untuk mahasiswa yang berasal keilmuan yang sebidang, dimana muatan kurikulum yang harus diselesaikan dalam program adalah sebesar 42 (Empat Puluh Dua sks).

19

(20)

Adapun muatan kurikulum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

I. Mata Kuliah Wajib (4 sks), yang meliputi:

1. Metodologi Riset, Penulisan dan Publikasi Ilmiah (2 sks)

Di dalam kuliah ini para mahasiswa mempelajari paradigma yang mendasari metode penelitian, konsep-konsep dasar penelitian, tahapan penelitian dan tipe-tipe penelitian yang dikembangkan menurut tujuan dan kegunaannya. Mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dan kemampuan lanjut untuk melakukan dan mengembangkan penelitian menggunakan prosedur ilmiah, baik prosedur penelitian secara teoritis, empiris, kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan tuntutan pada pilihan penelitiannya.

Mata kuliah ini juga mensyaratkan mahasiswa untuk mempelajari secara lebih mendalam tahapan penelitian yang meliputi persiapan penelitian, teknik set up penelitian, teknik pengumpulan, pengolahan dan analisis data, serta teknik pelaporan hasil-hasil penelitian baik formal maupun informal.

Melalui kuliah awal ini mahasiswa akan dapat mengkristalkan tema penelitian dan penulisan disertasi sehingga dapat mencapai standar baku mutu dalam kerangka waktu yang sesuai.

2. Filsafat dan Etika dalam Sains & Teknologi (2 sks)

Tegaknya bangunan ilmu pengetahuan sampai saat ini selalu berdiri pada 3 landasan dasar: ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ketiga landasan tersebut menjadi salah satu pokok kajian dalam kuliah ini, di samping pokok-pokok kajian lain, seperti hakekat pengetahuan dan ilmu pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan, teori-teori kebenaran, syarat-syarat ilmiah suatu ilmu, hubungan ilmu alam dengan keteknikan dan socio-impact nya.

Kuliah ini membangun kesadaran intelektual melalui analisis mendalam yang diikuti dengan sintesa ilmu pengetahuan yang telah dibangun manusia sejak Yunani Kuno, Arab Islam, Renaissance hingga zaman ini. Dengan menuntaskan kuliah ini, mahasiswa akan mampu untuk melihat peta ilmu yang ada dan melihat posisi ilmu yang menjadi bidang akademisnya dalam peta tersebut, sehingga mereka nantinya mampu mengembangkan ilmunya tersebut secara profesional dan kreatif dalam rangka menuju konsep sustainable living.

(21)

Mahasiswa dapat memilih tiga mata kuliah yang bisa dipilih secara fleksibel. Mata kuliah ini diperlukan untuk menunjang pemahaman akan dasar keilmuan yang dibutuhkan untuk memperkuat pemahaman dan kemampuan analisis mahasiswa ybs dalam pengerjaan riset doktoral dan penulisan publikasi ilmiah (paper dan disertasi) terkait diseminasi hasil penelitian yang dilakukannya.

III. Proposal Desertasi (3 sks)

Pada tahapan ini, mahasiswa sudah diharuskan untuk menentukan tema penelitian dan menyusun proposal

konsep penelitian yang akan menjadi tema riset doktoralnya. Dalam tahapan ini, melalui riset awal kepustakaan yang intensif, mahasiswa dituntut untuk mampu menyajikan benang merah riset yang dipilihnya (dari awal hingga akhir), serta menjelaskan konstelasi tema penelitian yang dipilihnya terhadap tema-tema penelitian lain di bidangnya.

Mahasiswa kemudian diminta untuk menyajikan proposal penelitian yang disusunnya ini dalam suatu sesi seminar, dan diharapkan mampu mempertahankan argumen-argumennya akan pentingnya rancangan awal tema penelitian yang diajukannya tersebut dalam kaitan dengan perkembangan keilmuan yang ditekuni, serta manfaat rencana riset tersebut dalam penyelesaian permasalahan sains dan teknologi dalam masyarakat. Pada tahapan ini komite penguji proposal berhak untuk merevisi, mengarahkan, atau bahkan mengubah topik penelitian jika dinilai belum memenuhi persyaratan baku mutu yang ditetapkan.

Sebuah ujian kandidasi, merupakan wahana untuk menguji pengetahuan mahasiswa doktoral tersebut secara komprehensif atas tema penelitian yang telah diangkatnya dalam proposal riset doktoral, serta kaitan-kaitan keimuan pendukung yang telah dipelajarinya dalam Mata Kuliah Penunjang Disertasi. Ujian ini merupakan pintu masuk bagi setiap mahasiswa program S3 untuk mendapatkan status kandidat doktor, dan diperbolehkan untuk meneruskan riset doktoral yang telah direncanakannya. Ujian ini terdiri atas dua tahapan pelaksanaan, yaitu ujian tulis dan lisan.

IV. Evaluasi Kemajuan Riset Pra-Doktoral, Proposal dan Riset Doktoral Tahap I-IV (20 sks)

Kemajuan pelaksaaan riset doktoral yang dilakukan oleh kandidat doktor perlu untuk dievaluasi secara periodik

dinilai perkembangannya. Dimulai dengan Proposal Riset Doktoral. Untuk keperluan ini, ditetapkan empat kali momen penilaian, yang dilakukan dalam bentuk Evaluasi Kemajuan Proposal dan Riset Doktoral. Pada setiap tahapan tersebut, mahasiswa harus memenuhi kriteria tertentu yang terkait dengan implementasi baku mutu pelaksanaan riset doktoral yang ditetapkan oleh pengelola program S3 Teknik Fisika:

I. Seminar Proposal Riset Doktoral: kandidat doktor harus mampu menghasilkan makalah terkait dengan hasil awal penelitiannya, dan diterima untuk dipresentasikan dalam forum Seminar Internasional yang diselenggarakan di Indonesia. makalah ini merupakan hasil dari riset tahap pra-doktoral yang telah dilakukannya.

II. Seminar Kemajuan Riset Doktoral I: kandidat doktor harus mampu menghasilkan makalah terkait dengan hasil penelitiannya pada tahapan penelitian fase I. Makalah ini harus diterima untuk dipresentasikan dalam forum Seminar Internasional yang diselenggarakan/disponsori penyelenggaraanya oleh Society Internasional terkait dibidang penelitiannya, seperti IEEE, OSA, SPIE, ASA, IBME, dan society sejenis lainnya, baik yang diselenggarakan di tingkat regional ASEAN, Asia, atau kawasan lain dunia (selama memungkinkan dari sisi sponsor pendanaan, mahasiswa juga didorong untuk ikut dalam kompetisi memperebutkan peluangstudent scholarship untuk menghadiri forum-forum terkait - yang biasa diselenggarakan oleh society keilmuan internasional tersebut).

III. Evaluasi Kemajuan Riset Doktoral II: kandidat doktor harus mampu menghasilkan makalah terkait diseminasi penelitian fase II yang dilakukannya dalam bentuk makalah yang diterima untuk dipublikasikan sekurang-kurangnya pada Jurnal Nasional Terakreditasi, atau Jurnal Internasional yang

(22)

IV.Evaluasi Kemajuan Riset Doktoral III-IV: kandidat doktor harus mampu menghasilkan makalah terkait diseminasi penelitian fase III yang dilakukannya, dalam bentuk makalah yang diterima untuk dipublikasikan di Jurnal Internasional yang terindeks oleh Scopus. Mahasiwa mutlak sebagai penulis pertama dalam publikasi ini.

V. Karya Ilmiah (20 sks)

Naskah makalah diseminasi hasil penelitian fase II yang telah diterima untuk diterbitkan dalam

(sekurang-kurangnya) Jurnal Nasioal Terakreditasi dan diseminasi hasil penelitian fase III-IV yang telah diterima untuk diterbitkan dalam Jurnal Internasional yang terindeks di Scopus, maka mahasiswa telah memenuhi persyaratan untuk lolos tahapan penelitian, dan berhak diusulkan untuk maju dalam forum Ujian Tertutup (Ujian Disertasi)

VI. Disputasi / Ujian Disertasi (6 sks)

Tahapan ini adalah tahap final bagi mahasiswa untuk melaporkan secara utuh hasil-hasil penelitiannya. Pada saat ini analisis yang ditulis sudah harus cukup dan koheren berdasarkan data dan/atau formulasi yang sudah didapatkan. Justifikasi tentang hasil-hasil penelitian tersebut sudah harus didukung dengan adanya publikasi karya ilmiah, sebagaimana dijelaskan dalam poin E diatas.

Mengingat tahapan ini adalah ujian komprehensif, maka mahasiswa sudah harus dapat melihat prospek dari hasil penelitiannya tersebut sampai 10 tahun ke depan beserta justifikasi tentang kontribusi bidang-bidang lain kepada prospek penelitiannya. Dalam tahapan ini, komite disertasi berhak untuk meloloskan, merevisi, atau jika ada indikasi kuat akan dilakukannya kecurangan akademis yang diketemukan terkait dengan pengerjaan penelitian dan penulisan disertasinya, maka komite disertasi bahkan dapat menggagalkan hasil penelitian mahasiswa yang bersangkutan.

B. Studi untuk mahasiswa yang tidak sebidang

Untuk calon mahasiswa yang berasal dari program S2 yang tidak sebidang, diwajibkan untuk menempuh

terlebih dahulu sejumlah mata kuliah matrikulasi (yang ditetapkan oleh komite disertasi program S3 Teknik Fisika) guna menyamakan tingkat pemahaman dan penguasaan kandidat akan bidang keilmuan Teknik Fisika terkait dengan tema disertasinya.

Jumlah mata kuliah matrikulasi yang harus ditempuh adalah maksimal 12 sks, dengan jenis mata kuliah yang akan ditetapkan oleh komite disertasi. Nilai minimum kelulusan yang harus diperoleh untuk setiap mata kuliah diatas adalah minimal B.

Setelah menyelesaikan tahapan matrikulasi di atas, maka mahasiswa S3 dari jalur ini akan mendapatkan pemahaman yang cukup baik akan keilmuan Teknik Fisika, setingkat dengan pemahaman yang dimiliki oleh calon mahasiswa yang berasal dari program S2 yang sebidang. Kemudian mahasiswa dari jalur ini dapat meneruskan programnya, dan menyelesaikan muatan kurikulum program doktor Teknik Fisika secara utuh, sebagaimana dijelaskan dalam bagian 4.4.A diatas.

(23)

5.1. Alur Penerimaan Mahasiswa Program Doktor Teknik Fisika:

Alur penerimaan mahasiswa program Doktor Teknik Fisika dilakukan dengan mengikuti alur sebagai berikut:

Gambar-2.12: Alur penerimaan mahasiswa program Doktor Teknik Fisika

A. Seleksi promotor dan ko-promotor

Promotor dan ko-promotor untuk membimbing proses pendidikan dan penelitian mahasiswa program S3 Teknik Fisika ITS adalah ditentukan oleh manajemen Prodi S3 Teknik Fisika ITS.

Sebelum proses pendaftaran dimulai, calon mahasiswa dapat mengajukan usulan calon promotor, dimana calon mahasiswa tersebut telah cukup intens mendiskusikan rancangan tema penelitiannya dengan calon promotor yang diinginkan tersebut. Bidang keilmuan dari calon promotor ini haruslah in-line dengan usulan tema penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya Prodi S3 Teknik Fisika ITS, setelah mempelajari dengan cermat draft proposal yang diajukan, dan akan menunjuk calon promotor yang diusulkan tadi sebagai promotor bagi calon mahasiswa tersebut, atau menetapkan promotor yang sesuai (apabila bidang keilmuan dari calon promotor yang diusulkan oleh mahasiswa tadi kurang sesuai dengan bidang keilmuan utama dari tema usulan penelitian yang diajukan) serta apabila calon mahasiswa belum memilki usulan nama calon promotornya.

Promotor ini selanjutnya juga bertindak selaku ketua dari Komite Disertasi untuk mahasiswa yang bersangkutan.

Disamping itu Prodi S3 Teknik Fisika ITS juga menetapkan satu (hingga dua) orang ko-promotor untuk mendampingi promotor dalam melakukan pembimbingan dalam proses pendidikan dan penelitian mahasiswa tersebut selama masa studi doktoralnya. Ko-promotor ini ditunjuk berdasarkan kebutuhan akan pembimbingan dalam bidang tema penelitian doktoral yang diajukannya. Selanjutnya promotor dan ko-promotor ini akan mengadakan rapat untuk menentukan calon pembimbing bidang minor serta calon pembimbing lapangan yang diperlukan. Kedua calon pembimbing terakhir ini diharuskan memiliki kualifikasi akademis minimal doktor, serta merupakan seorang professional di bidang terkait yang dibutuhkan.

(24)

Dekan Fakultas Teknologi Industri untuk dimintakan Surat Keputusan (SK) untuk penguatan sisi formalitas pelaksanaan tugas komite tersebut.

Karena kerja penelitian merupakan kerja yang membutuhkan proses diskusi yang intensif antara mahasiswa dengan promotornya, terutama untuk dua tahun pertama dalam program studinya. Tahapan ini merupakan tahapan kritis bagi mahasiswa untuk dapat menemukan formulasi rancangan penelitian yang tepat atas rencana penelitian yang dijalankannya.

Untuk menjamin efektivitas pembimbingan, maka pada semester ke-n seorang promotor (maupun ko-promotor) hanya diijinkan untuk membawahi total maksimum empat orang mahasiswa S3 saja, yang meliputi mahasiswa masukan semester ke-n serta semester-semester sebelumnya hingga semester ke 4. Sementara mahasiswa masukan semester ke 5 yang dibawah bimbingan promotor (maupun ko-promotor) ini tidak dimasukkan dalam kriteria pembatasan, dengan asumsi bahwa mahasiswa tersebut telah dapat melaksanakan program penelitiannya dengan mandiri dan telah dapat memimpin tim penelitiannya yang membawahi mahasiswa-mahasiswa pada strata pendidikan di bawahnya.

Dengan asumsi ini, maka diharapkan intensitas kebutuhan konsultasi intensif dengan promotor maupun ko-promotor menjadi berkurang. Kebijakan pembatasan ini juga diharapkan mampu memicu agar mahasiswa dapat menyelesaikan setiap tahapan penelitiannya secara tepat waktu, sebagaimana alokasi waktu penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Seleksi masuk mahasiswa yang sebidang dan yang tidak sebidang

Yang disebut mahasiswa atau peserta program doktor (PPD) adalah mereka yang dinyatakan lulus seleksi dan diterima oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru PPS ITS. Selanjutnya mahasiswa yang diterima ini akan mulai menjalani proses pendidikan doktoralnya di Program Studi S3 Teknik Fisika ITS.

Lamaran untuk menjadi peserta Program Doktor harus diajukan secara tertulis oleh calon atau lembaga calon kepada direktur Program Pascasarjana ITS, dengan alamat : Program Pascasarjana ITS, Kampus ITS Sukolilo,

Surabaya 60111. Lamaran tertulis disertai dengan :

 Salinan ijasah S-2 dengan dilampiri daftar nilai (transkip akademik) selama mengikuti program S-2 (kedua dokumen terlegalisasi oleh pihak-pihak yang berwenang)

 Surat rekomendasi dari mantan pembimbing dalam program S2 nya.

 Draft pra-proposal mengenai topik yang akan diteliti, yang telah didiskusikan dengan calon promotor dalam bidang yang terkait yang diusulkan.

 Curriculum Vitae.

 Surat ijin lembaga tempat pelamar bekerja.

 Surat keterangan tentang ketersediaan sumber pembiayaan studi.

 Surat keterangan sehat untuk melakukan studi doktoral dari dokter.

 Bukti pembayaran uang pendaftaran/seleksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Seleksi masuk program Doktor dilakukan oleh Panitia Penerimaan yang terdiri atas penanggung jawab program

(25)

1. Test Potensi Akademik (TPA): mahasiswa harus memperoleh skor minimal 450 untuk dapat dinyatakan lulus seleksi.

2. Test Kemampuan Penguasaan Bahasa Inggris (TOEFL): mahasiswa harus memperoleh skor minimal 477 untuk dapat dinyatakan lulus seleksi.

3. Test Materi Bidang: Mahasiswa akan diuji kemampuan penguasaannya atas kaidah-kaidah dasar dalam sains fisika, matematika dan rekayasa. Soal-soal yang diujikan akan dibuat dengan mengacu standar soal

sejenis pada test internasional GRE Physics, GRE Mathematics, dan GRE Engineering.

4. Test Wawancara: Mahasiswa akan berusaha digali segala potensi akademiknya, minat untuk melakukan studi dan penelitian doktoral, penguasaan atas rancangan penelitian yang akan dilakukannya. Wawancara akan dilakukan oleh tim dosen yang akan ditunjuk oleh Program Studi S3 Teknik Fisika FTI - ITS.

Poin seleksi pertama dan kedua akan dilakukan terpusat oleh PPS ITS, sementara poin seleksi ketiga dan keempat dilakukan oleh Program Studi S3 Teknik Fisika FTI - ITS. Hasil seleksi dilaporkan secara tertulis oleh ketua panitia Penerimaan kepada Direktur Program Pascasarjana, yang mencakup:

1. Nama-nama yang diterima dan disusun menurut prioritas.

2. Nama-nama yang ditolak disertai alasan. Penerimaan dan penolakan diberitahukan kepada calon peserta pendidikan Program Doktor secara tertulis oleh Direktur Program Pascasarjana.

Ada dua kategori calon mahasiswa yang dapat diterima oleh Program S3 Teknik Fisika ITS sebagai mahasiswa dalam program ini, yaitu:

1. Calon mahasiswa S3 yang bidang pendidikan S2 nya berasal dari bidang studi Teknik Fisika. Mereka ini yang kemudian akan disebut dengan calon mahasiswa yang sebidang.

2. Sementara calon-calon mahasiswa S3 yang bidang pendidikan S2 bukan berasal dari bidang studi Teknik Fisika, maka selanjutnya akan dikategorikan sebagai calon mahasiswa yang tidak sebidang, namun masih

memilki kedekatan rumpun keilmuan dengan bidang keilmuan Teknik Fisika.

Calon mahasiswa dalam kategori pertama, begitu dinyatakan diterima oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru PPS ITS, dapat segera melakukan prosedur formalitas pendaftaran yang berlaku. Para mahasiswa baru ini kemudian dapat memulai program pendidikannya di Program S3 Teknik Fisika ITS, sesuai dengan beban akademis dalam program yang harus dipenuhi sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian 5.4.A, yaitu total sebesar 72 sks yang meliputi:

1. Mata Kuliah Wajib (6 sks), yang meliputi:

a. Metodologi Riset dan Penulisan Ilmiah (3 sks)

b. Filsafat dan Etika dalam Sains & Teknologi (3 sks)

2. Mata Kuliah Penunjang Disertasi, 3 MK @ 2 sks (6 sks)

3. Riset pra Doktoral (5 sks)

4. Proposal Riset Doktoral (5 sks)

5. Seminar, Karya Ilmiah dan Kemajuan Riset Doktoral I-III (40 sks)

6. Disputasi / Ujian Disertasi (10 sks)

(26)

Bagi mahasiswa yang berasal dari program studi S2 diluar bidang studi Teknik Fisika, juga dapat dipertimbangkan untuk menjadi calon mahasiswa Program Studi S3 Teknik Fisika ITS. Calon-calon mahasiswa ini dapat berasal dari rumpun keilmuan MIPA maupun Rekayasa, yang mensyaratkan dimilikinya pemahaman yang kuat atas konsep-konsep dasar sains dan teknik yang kuat. Secara lebih spesifik, calon-calon mahasiswa ini bisa berasal dari program S2 berikut:

1. Fisika FMIPA

Serta bidang-bidang studi spesifik lain yang berdekatan dengan bidang-bidang diatas.

Para calon mahasiswa dalam kategori ini, begitu dinyatakan diterima oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru PPS ITS, maka mahasiswa dalam kategori ini diharuskan terlebih dahulu untuk menyelesaikan tahapan matrikulasi nya. Dalam tahapan matrikulasi ini, beban studi yang harus diselesaikan oleh para mahasiswa akan ditentukan oleh Komite Disertasi yang dibentuk oleh Program S3 Teknik Fisika ITS.

Besar kecilnya beban studi ini ditentukan berdasarkan kedekatan antara bidang studi asal calon mahasiswa dengan bidang studi Teknik Fisika, yang berkisar antara 4 sks hingga 10 sks. Beban studi ini harus diselesaikan

oleh mahasiswa dalam 1 semester (maksimum 2 semester), dengan nilai minimum kelulusan B. Setelah menyelesaikan tahapan matrikulasi diatas, maka mahasiswa S3 dari jalur ini akan mendapatkan pemahaman yang cukup baik akan keilmuan Teknik Fisika, setingkat dengan pemahaman yang dimiliki oleh calon mahasiswa yang berasal dari program S2 yang sebidang.

Proses penentuan ini dilakukan dengan melakukan asesmen atas kurikulum program studi S2 yang telah ditempuh oleh calon mahasiswa terkait dan membandingkannya dengan kurikulum pendidikan program S2 Teknik Fisika. Suatu matriks ekivalensi akan dibuat untuk mempermudah proses assesmen. Suatu skema klasifikasi akan ditetapkan berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan, yaitu berdasarkan prosentasi kemiripan kurikulum sebagai berikut:

1. Jika persamaan kurikulum yang telah ditempuh ≥ 80%, maka mahasiswa diharuskan menempuh hanya 4

sks saja.

2. Jika persamaan kurikulum yang telah ditempuh 70% - <80%, maka mahasiswa diharuskan menempuh 6 sks.

3. Jika persamaan kurikulum yang telah ditempuh 50% - 70%, maka mahasiswa diharuskan menempuh 10 sks.

(27)

Mata kuliah yang harus ditempuh, akan ditetapkan oleh Komite Disertasi, disamping hasil assesmen diatas juga dengan mempertimbangkan tema usulan penelitian yang diajukan oleh calon mahasiswa. Kemudian mahasiswa dari jalur ini dapat meneruskan programnya, dan menyelesaikan muatan kurikulum program doktor Teknik Fisika secara utuh, yaitu total sebesar 72 sks.

Jika mahasiswa telah menempuh seluruh beban studi dalam program pendidikan doktoralnya diatas, dan diyatakan lulus dalam ujian disputasi, maka mahasiswa yang bersangkutan akan dianugerahkan gelar Doktor

(28)

5. Program Studi Magister S2

5.1 Latar belakang

Pengembangan program Teknik Fisika pada strata S-1 (sarjana) cenderung ditekankan pada penguasaan ilmu dasar sains dan keteknikan yang kokoh. Diharapkan dengan bekal ini lulusannya dapat berperan sebagai katalisator ,integrator, koordinator, fasilitator serta project leader pada kerja keteknikan yang berbasis fisika dalam industri, R&D dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Pada strata yang lebih tinggi S2 (Magister), program pendidikan lebih diarahkan untuk memberikan bekal pada penguasaan ilmu-ilmu terkini serta penerapannya dalam berbagai bidang baik dalam dalam ranah riset serta

industri.

Jurusan Teknik Fisika FTI - ITS telah berkembang dan akan terus dikembangkan sejalan dan sejajar dengan perkembangan pendidikan tinggi sejenis di dunia. Hal ini mutlak dilakukan, terlebih untuk menjawab tantangan dan menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, serta sebagai kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Program Studi Magister S2

(29)

Didasari motivasi inilah Jurusan Teknik Fisika FTI – ITS mengusulkan untuk membuka Program S2 (Magister) Teknik Fisika untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

5.2 Misi Program Magister (S2) Teknik Fisika

Visi, Misi Program Studi S2 Teknik Fisika FTI ITS, adalah:

VISI

Menjadi program studi yang bereputasi internasional dalam pengembangan ilmu teknik terkini berbasis fisika

MISI

1. Memberikan pendidikan Magister yang berkualitas

2. Menerapkan dan mengembangkan sains dan teknologi dalam bidang teknik fisika

3. Berperan aktif dalam penyelesaian permasalahan di industri dan masyarakat.

5.3 Tujuan dan Manfaat Program Magister Teknik Fisika

menghasilkan SDM dengan kualifikasi magister teknik yang memiliki penguasaan bidang sains fisika sekaligus rekayasa yang kuat dan mendalam, dan mampu menganalisis dan memecahkan bebagai masalah engineering sciences secara integral, serta mampu melakukan inovasi-inovasi baru yang orisinil dalam sains dan teknologi.

Program Magister Teknik Fisika ITS merupakan kelanjutan linier dari program pendidikan strata Sarjana Teknik Fisika ITS. Program Magister Teknik Fisika ITS dirancang berdasarkan bidang keahlian yang dikembangkan di Jurusan Teknik Fisika FTI – ITS, dengan mengacu kepada kekuatan sumber daya yang dimiliki oleh Jurusan Teknik Fisika FTI – ITS serta tingkat kebutuhan di masyarakat.

Lulusan Program Magister Teknik Fisika ditekankan untuk memiliki kemampuan analitis yang lebih kuat, kreatif dalam menemukan inovasi-inovasi baru guna menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, sekaligus trampil dalam meramu solusi keteknikan yang tepat.

Tenaga dengan kualifikasi keahlian demikian diharapkan juga mampu berperan dalam aktivitas riset unggulan masa depan dibidang sains dan teknologi terkait. Tujuan ini hanya bisa dicapai dengan jalan merancang kurikulum yang dapat memberikan pengetahuan yang mendalam serta komprehensif dalam bidang minat yang dipilih selama proses pendidikan.

5.4 Kurikulum Program Magister Teknik Fisika

Kurikulum program S2 Teknik Fisika disusun menganut ketentuan yang ditetapkan Dirjen DIKTI, yaitu 36 sks, dengan masa tempuh 4 semester. Pada dua semester pertama diberikan mata kuliah inti untuk membentuk kompetensi utama keahlian Teknik Fisika, beserta seminar proposal thesis yang akan dikerjakan.

Pada paruh dua semester terakhir, mahasiswa diberikan pilihan mata kuliah – mata kuliah yang dapat dipilih secara fleksibel, disesuaikan dengan bidang konsentrasi yang dipilih serta sejalan dengan tema pengerjaan

3 TF142303 MATEMATIKA TEKNIK LANJUT 3

4 TF142304 DINAMIKA SISTEM LANJUT 2

5 TF142305 TEKNIK DESAIN 2

(30)

SEMESTER II

1 TF142306 METODOLOGI PENELITIAN DAN PROPOSAL TESIS 3

2 TF142307 TEKN. SENSOR DAN TRANSMITTER 3

3 TF142308 IDENTIFIKASI SISTEM 2

4 TF142309 OPTIMASI SISTEM 2

5 TF1424XX MK. PILIHAN 2

BIDANG PEMINATAN INSTRUMENTASI DAN KONTROL DI INDUSTRI

No. Kode Nama Mata Kuliah

1 TF142431 KONTROL OTOMATIK LANJUT

2 TF142432 KONTROL PREDIKTIF 2

3 TF142433 STATISTIK KONTROL SISTEM 2

4 TF142434 KECERDASAN BUATAN UNTUK SISTEM INSTRUMEN 2

5 TF142435 SISTEM KONTROL PROSES LANJUT 2

6 TF142436 INSTRUMENTASI PROSES LANJUT 2

7 TF142437 PEMROSESAN SINYAL 2

8 TF142438 MONITORING GETARAN 2

9 TF142439 KESELAMATAN 2

BIDANG PEMINATAN PHOTONICS SISTEM DEVELOPMENT

No. Kode Nama Mata Kuliah Sks

1 TF142441 SENSOR FOTONIK 2

2 TF142442 FOTONIKA BIOMEDIK 2

3 TF142443 METROLOGI OPTIK LANJUT 2

4 TF142444 KOMUNIKASI DATA OPTIK 2

5 TF142445 OPTIKA KUANTUM 2

6 TF142446 MATERIAL FOTONIK UNTUK ENERGI TERBARUKAN 2

7 TF142447 PERANGKAT FOTONIK 2

8 TF142448 PENCITRAAN OPTIK 2

9 TF142449 PENGEMBANGAN SISTEM FOTONIK 2

BIDANG PEMINATAN MEDICAL ENGINEERING

No. Kode Nama Mata Kuliah Sks

1 TF142451 FISIKA TUBUH MANUSIA 2

2 TF142452 DASAR CLINICAL ENGINEERING 2

3 TF142453 ASSESMEN TEKNOLOGI KESEHATAN 2

4 TF142454 TEKNOLOGI PENCITRAAN MEDIS 2

5 TF142455 RADIASI DAN PROTEKSI 2

6 TF142456 INSTRUMENTASI MEDIS 2

(31)

KURIKULUM DAN MATA KULIAH BIDANG STUDI REKAYASA ENERGI TERBARUKAN

No. Kode Nama Mata Kuliah Sks

SEMESTER I

1 TF142311 FISIKA TEKNIK LANJUT 3

2 TF142312 STATISTIK ENERGI 2

3 TF142313 PEMETAAN POTENSI ENERGI 2

4 TF142314 TEKNIK KONVERSI ENERGI 3

5 TF142315 SISTEM DISTRIBUSI ENERGI 2

TOTAL SKS 12

SEMESTER II

1 TF142316 TEKNIK OPTIMASI 2

2 TF142317 KEBERLANJUTAN DAN KEBIJAKAN ENERGI

SUSTAINABLE AND ENERGY POLICY

2

3 TF142318 METODOLOGI PENELITIAN DAN PROPOSAL TESIS 3

4 TF1424XX MK PILIHAN 2

5 TF1424XX MK PILIHAN 2

TOTAL SKS 11

SEMESTER III

1 TF142319 KERJA PRAKTEK DAN PROYEK ENERGI TERBARUKAN 2

2 TF1424XX MK PILIHAN 2

5 TF142465 ENERGI PANAS BUMI

5 TF142466 AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI 2

6 TF142467 REDUKSI EMISI 2

7 TF142468 KONSERVASI ENERGI 2

8 TF142468 SISTEM INDUSTRI ENERGI TERBARUKAN 2

Fleksibilitas pemilihan topik peminatan dalam pengerjaan thesis ditawarkan dalam dua jalur, yaitu jalur peminatan tema industri serta jalur peminatan tema medis .

Pengerjaan serta penulisan thesis akan dibimbing oleh tenaga akademis professional serta pembimbing lapangan yang berpengalaman dalam bidang yang dipilih. Sejumlah mata kuliah pilihan dapat dipilih secara fleksibel untuk mendukung pengerjaan thesis.

(32)

Disamping itu terdapat pula didalamnya tema pengaturan konsumsi energi pada sistem instrumentasi dan utilitas, yang bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan energi dalam suatu sistem instrumentasi serta utilitas. Eksplorasi pemanfaatan energi terbarukan secara hybrid dengan sistem energi yang ada menjadi pokok bahasan utama.

Peminatan tema medis lebih difokuskan pada implementasi konsep engineering science pada fasilitas pelayanan kesehatan.Melalui implementasi ini, teknologi pelayanan kesehatan yang sudah ada dapat lebih

ditingkatkan kemampuannya melalui integrasi dengan teknologi sejenis yang lebih baru. Pendekatan inilah yang dikenal sebagai clinical engineering. Program ini dirancang untuk memberikan kemampuan mendalam dalam bidang implementasi secara terintegrasi akan aspek engineering sciences pada lingkup kerja fasilitas pelayanan kesehatan . Diharapkan dengan kemampuan ini, fungsi sumberdaya dan teknologi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dapat dioptimalkan, dengan sasaran utama pada peningkatkan mutu pelayanan kesehatan, kenyamanan, serta keselamatan pasien.

5.2. Persyaratan Pendaftaran

b.

Mengisi dan melengkapi form pendaftaran (dapat di download langsung dari: http://pasca.its.ac.id/index.php

(33)

d. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus test akan diumumkan langsung kepada ybs, serta parallel akan diumumkan terbuka di website ITS.

e. Registrasi ulang dan membayar SPP serta biaya kuliah penyegaran (sesuai ketentuan yang berlaku di PPS-ITS)

5.4.1 Fasilitas

Berbagai fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar, serta penelitian dan pengerjaan thesis antara lain:

1. Akses journal gratis ke Sciencedirect.com untuk berbagai jurnal ilmiah internasional.

2. Fasilitas ruang baca Jurusan Teknik Fisika, dengan koleksi sebanyak 1300 judul.

3. Sejumlah besar literatur terkini dalam bentuk e-book yang relevan dengan bidang kajian yang ditawarkan.

4. Terminal akses komputer, dengan fasilitas akses program simulasi teknik (ANSYS, Matlab+Simulink, LabVIEW)

5. Akses WiFi gratis diseluruh area di Jurusan Teknik Fisika

6. Fasilitas Laboratorium ( 7 Lab. yang ada di Jurusan Teknik Fisika), serta laboratorium mitra kerjasama Jurusan Teknik Fisika (BPFK dan BBLE-Puspitek)

7. Ruang Diskusi Mahasiswa Program S2.

8. Perkuliahan dengan fasilitas ruang ber-AC dan LCD.

Fasilitas ini akan terus kami tingkatkan kualitas dan kuantitasnya seiring dengan perkembangan program S2 ini.

5.4.2 Beasiswa

Terdapat sejumlah peluang beasiswa yang ditawarkan oleh Dirjen DIKTI. Informasi selengkapnya dapat diakses pada url:

(34)

6. Penilaian dan Diagram Alir Prosedur

Menetapkan anggota Tim Pendamping Program Doktor bagi mahasiswa PSDTF, yang terdiri atas:

§ Promotor / Ko-Promotor (1 & 2 - jika diperlukan)

(35)

Thesis

2.A.2 Pelaksanaan Thesis

Mahasiswa Prodi Pascasarjana

Teknik Fisika Pembimbing/Penguji Ket.

Sekretariat Pascasarjana berkoordinasi dengan calon pembimbing bila telah ada dan memenuhi syarat, atau mengarahkan ke calon pembimbing sesuai bidang minat/kompetensi.

Telah menghubungi dan berdiskusi calon pembimbing sebelum minggu kuliah ke 10

Pengumpulan Proposal Thesis § Minggu kuliah ke-16

§ Mengisi Form usulan calon pembimbing (2 org) § Menulis Draft sesuai format acuan

(36)

Seminar Proposal Thesis

Seminar dan Sidang Thesis

Kerja Praktek (Internship)

No. Komponen Penilaian Bobot Nilai

1. Konten Akademik 35%

No. Komponen Penilaian Bobot Nilai

1. Nilai Seminar Ujian Thesis 30%

No. Komponen Penilaian Bobot Nilai

1. Penguasaan Materi Dan Analisa 14%

2. Ketepatan Pemecahan Masalah 14%

3. Penalaran 14%

4. Kemampuan Komunikasi 14%

(37)

Persyaratan Menjadi Pembimbing Thesis

Syarat minimal dosen yang bisa menjadi pembimbing Tesis mengikuti Permendikbud No.49/2014 tentang standard nasional pendidikan berpendidikan dan Peraturan Akademik ITS. Di PSMTF ada 14 dosen yang layak untuk membimbing Tesis dengan gelar minimal Doktor (S3).

Sistem pembimbingan disesuaikan dengan kompetensi dosen dan laboratorium dosen tersebut mengembangkan keilmuannya. Proses pembimbingan dilakukan dengan cara antara lain: (i) diskusi secara

Gambar

Tabel kurikulum

Referensi

Dokumen terkait

Temuan empiris penelitian ini memberikan implikasi terhadap perbankan nasional, khususnya yang bank-bank yang tercatat di BEI: (1) bank harus meningkatkan efisiensi

Selain itu, pengisian kembali air bawah tanah dapat dikurangi akibat penanaman spesies pohon dengan perakaran dalam seperti eucalyptus (Calder, 1998). Dampak

This analysis shows that a change in the traffic safety policy and the reflection of this choice in the injury weighting values used to identify and rank the most dangerous

 Diskusikan dan buat CAI atau media presentasi untuk pembelajaran bagi anak

Penulisan daftar pustaka untuk model Chicago Style adalah sebagai berikut : Standar Chicago adalah standar yang dibuat oleh University of Chicago pada tahun 1906 dan dianggap

Selanjutnya, dari hasil pendekatan regional dengan didasarkan atas prinsip-prinsip geografi, kita akan dapat mengadakan deskripsi gejala atau masalah kelaparan tadi

PAKET PEKERJAAN : PEMBANGUNAN JARINGAN LISTRIK PEDESAAN DESA SRI GUNUNG DUSUN VI LORONG SD KECAMATAN SUNGAI LILIN. LOKASI : KECAMATAN

Hubungan bivariat yg didahului oleh adanya variabel lain yg memengaruhi variabel bebas.. Tk Pendidikan Kebiasaan Menonton