• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT IKAN BANDENG DENGAN METODE FORWARD CHAINING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT IKAN BANDENG DENGAN METODE FORWARD CHAINING"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT

IKAN BANDENG DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Andi Yulia Muniar & Ashari

Sistem Informasi STMIK AKBA & Teknik Informatika STMIK AKBA [email protected] & [email protected]

Abstrak

Penerapan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ikan bandeng dengan metode forward chaining diharapkan menjadi salah satu solusi alternatif dalam mengantisipasi kejenuhan dan keresahan petani tambak. Kebanyakan petambak melakukan budidaya ikan bandeng tetapi tidak mengetahui apa gejala dari sebuah penyakit ikan bandeng yang timbul dan bagaimana mengatasi gejala tersebut. Penelitian ini sebagai produk ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk model bagi petani tambak dan pelaku usaha bidang perikanan dalam mendiagnosa gejala gejala yang timbul dari penyakit ikan bandeng. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai konsultan atau instruktur dalam mengatasi berbagai macam kemungkinan penyakit yang timbul dari budidaya ikan bandeng. Metode

forward chaining yang digunakan dalam penerapan sistem pakar ini dimulai dengan mencari

fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Perancangan sistem dilakukan melalui 5 bagian utama yaitu : Pengumpulan data, Perancangan rules, Perancangan sistem, Metode Inference dan Perancangan user interface. Output yang dihasilkan adalah pengujian berdasarkan gejala penyakit ikan bandeng yang kemungkinan terjadi dengan memberikan solusi pencegahan terhadap penyakit berdasarkan hasil inference yang ada.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Forward Chaining, Perancangan Sistem, Penyakit Ikan 1. Pendahuluan

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pesat akan menginspirasi manusia menciptakan suatu hal yang baru. Salah satu contohnya dalam penggunaan teknologi komputer. Komputer yang biasanya hanya digunakan untuk mengolah data dan melakukan perhitungan matematika, saat ini sudah dapat dimanfaatkan sebagai pemberi solusi terhadap masalah yang diinputkan, seperti halnya sistem pakar. Sistem pakar dapat menciptakan sebuah interaksi positif antara pengguna dengan sistem, baik dari sistem

penyampaian informasi, perkembangan

metode yang efektif, hingga pada tingkat kepuasanpengguna yang ingin dicapai.

Secara sederhana, pembuatan sistem

pakar dengan menggunakan teknik

pencarian yang dilakukan dengan metode

forward chaining akan dimulai dengan

(2)

Penggunaan teknik inferensi akan membantu memecahkan permasalahan atau fakta di lapangan yang selama ini dialami oleh para petambak. Petambak ikan bandeng terutama yang jauh dari balai pemeriksaan air payau dapat dibantu untuk mendiagnosa berbagai macam penyakit ikan bandeng yang kemungkinan terjadi.

Dengan demikian dapat dilakukan

antisipasi lebih dini berdasarkan hasil diagnosa yang diberikan oleh sistem, sehingga kerugian yang timbul dapat diminimalisir.

Penerapan sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit ikan bandeng ini diharapkan menjadi salah satu solusi alternatif dalam mengantisipasi kejenuhan petani tambak. Kebanyakan petambak melakukan budidaya ikan bandeng tetapi tidak mengetahui apa gejala dari sebuah penyakit ikan bandeng yang timbul dan bagaimana mengatasi gejala tersebut. Oleh karena itu, sistem pakar yang akan di buat ini menjadi salah satu alat bantu bagi petani yang akan diberikan melalui kelompok petani petambak yang menjadi objek penelitian dan diharapkan dapat disebarkan secara luas bagi kelompok petani lainnya

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan metode forward chaining dalam penerapan sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit ikan bandeng sehingga dapat memberikan kesimpulan terhadap gejala penyakit dan alternatif pencegahan yang mungkin dilakukan.

2. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan dengan menerapkan sistem pakar dalam diagnosa penyakit ikan bandeng dengan metode forward chaining adalah sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain untuk mengembangkan sistem pakar dalam hal mendiagnosa penyakit ikan bandeng dan pengobatannya, maupun di bidang lainnya. Selain itu para petambak dapat memperoleh informasi solusi

mengatasi permasalahan penyakit ikan bandeng dengan pemanfaatan sistem informasi dan menjadi media edukasi petambak mengenai dunia teknologi informasi yang berkembang saat ini.

Penerapan sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit ikan bandeng dengan metode Forward Chaning sangat penting. Sistem ini akan melakukan pencarian fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Dengan demikian sistem ini akan memberikan manfaat dalam mendiagnosa gejala penyakit ikan bandeng dan akan memberikan jawaban terhadap gajala yang terjadi dengan solusi yang terbaik.

Berdasarkan fakta di lapangan

kebanyakan penyakit ikan bandeng yang

timbul dapat diagnosa dengan

memperhatikan ciri-ciri yang terjadi dan gejala-gejala penyakit yang timbul. Oleh

karena itu, penelitian ini dapat

bermanfaatbagi petani tambak ikan bandeng yang tersebar khususnya di Sulawesi Selatan dan di Indonesia pada umumnya.

3. Tinjauan Pustaka 3.1 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah suatu sistem yang dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar dalam

menjawab pertanyaan dan

(3)

mengambil keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar (Sutojo, dkk, 2011 : 13).

Manfaat sistem pakar sebagai berikut: a. Meningkatkan produktivitas,

karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat daripada manusia. b. Membuat seorang yang awam

bekerja seperti layaknya seorang pakar.

c. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.

d. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.

e. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya.

f. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.

g. Andal, sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit.

h. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi sistem pakar dengan sistem computer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih banyak aplikasi. i. Mampu bekerja dengan informasi

yang tidak lengkap atau tidak pasti. Berbeda dengan sistem komputer konvensional, Sistem pakar dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap.

j. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

k. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena Sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar.

Konsep Dasar Sistem Pakar terdiri dari : a. Kepakaran (Expertise)

Kepakaran merupakan suatu pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan atau pengalaman. Kepakaran inilah yang memungkinkan para ahli dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang

bukan pakar. Kepakaran itu sendiri meliputi pengetahuan tentang:

1. Fakta-fakta tentang bidang permasalahan tertentu.

2. Teori-teori tentang bidang permasalahan tertentu.

3. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur menurut bidang permasalahan umumnya.

4. Aturan heuristic yang harus dikerjakan dalam suatu situasi tertentu.

5. Strategi global untuk memecahkan permasalahan.

6. Pengetahuan tentang

pengetahuan (meta knowledge). b. Pakar (Expert)

Pakar adalah seseorang yang

mempunyai pengetahuan,

pengalaman dan metode khusus serta mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah atau member nasihat. Seorang pakar harus mampu menjelaskan dan mempelajari hal-hal baru yang berkaitan dengan topik permasalahan. Jika perlu harus

mampu menyusun kembali

pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan dan dapat memecahkan aturan-aturan serta menentukan relevansi kepakarannya. Jadi, seseorang pakar harus mampu melakukan kegiatan berikut :

a. Mengenali dan memformulasikan permasalahan.

b. Memecahkan permasalahn secara cepat dan tepat.

c. Menerangkan pemecahannya. d. Belajar dari pengalaman. e. Merestrukturisasi pengetahuan. f. Memecahkan aturan-aturan. g. Menentukan relevansi.

c. Pemindahan kepakaran (Transferring Expertise)

(4)

lain yang bukan pakar. Proses ini melibatkan empat kegiatan, yaitu : 1. Akuisisi pengetahuan (dari pakar

atau sumber lain).

2. Representasi pengetahuan (pada komputer).

3. Inferensi pengetahuan.

4. Pemindahan pengetahuan ke pengguna.

d. Inferensi (Inferencing)

Menurut kusrini (2006: 35)Inferensi adalah proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi ditampilkan pada suatu komponen yang disebut mesin inferensi yang mencakup prosedur-prosedur mengenai pemecahan masalah.

Menurut Arhami (2005:19), mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian.

Gambar.1 Mesin Inferensi

Berdasarkan gambar dapat dijelaskan bahwa komputer terisi

pengetahuan - pengetahuan dari pakar yang telah tersusun dalam knowledge base, dalam hal ini komputer juga harus mendapatkan inputan-inputan dan setelah mendapatkan inputan maka akan dicocokan dengan fakta-fakta yang ada di knowledge base oleh inference engine, selanjutnya diolah berdasarkan pengalaman dan prosedur yang ada pada

inference engine yang nantinya akan

menghasilkan suatu keputusan.

Rule adalah sebuah struktur

knowledge yang menghubungkan

beberapa informasi yang sudah diketahui ke informasi lain sehingga dapat disimpulkan. Sebuah rule adalah sebuah bentuk knowledge yang procedural. Dengan demikian yang dimaksud dengan sistem pakar berbasis rule adalah sebuah program komputer untuk memproses masalah dari informasi spesifik yang terdapat dalam memori aktif dengan sebuah set dari rule dalam

knowledge base, dengan menggunakan

inference engine untuk menghasilkan informasi baru.

Struktur rule secara logika menghubungkan satu atau lebih antaseden (juga disebut premis) yang terletak dalam bagian IF dengan satu atau lebih konsekuen (juga disebut konklusi) yang terletak dalam bagian THEN. Secara umum, sebuah rule dapat mempunyai premis jamak dihubungkan dengan pernyataan AND (konjungsi) pernyataan OR (disjungsi) atau kombinasi dari keduanya.

Pada sistem pakar berbasis rule, domain pengetahuan direpresentasikan dalam sebuah kumpulan rule berbentuk

IF-THEN, sedangkan data

(5)

bagian THEN (aksi) diletakkan dalam database sebagai fakta baru yang ditambahkan.

3.2 Metode Forward Chaining

Forward Chaining adalah teknik

pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Metode pencarian yang digunakan adalah Depth-First Search (DFS), Breadth-First Search (BFS) atau Best First Search.

Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai true), maka proses akan meng-assert konklusi. Forward chaining juga digunakan jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam.

Pada metode forward chaining, ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencarian, yaitu :

a. Dengan memasukkan semua data yang tersedia ke dalam sistem pakar pada satu kesempatan dalam sesi konsultasi. Cara ini banyak berguna pada sistem pakar yang termasuk dalam proses terautomatisasi dan menerima data langsung dari komputer yang menyimpan database, atau dari satu set sensor.

b. Dengan hanya memberikan elemen spesifik dari data yang diperoleh selama sesi konsultasi kepada sistem pakar. Cara ini mengurangi jumlah data yang diminta, sehingga data yang diminta hanyalah data-data yang benar-benar dibutuhkan oleh sistem pakar dalam mengambil kesimpulan.

Untuk memahami cara kerja

Forward Chaining, dapat diperhatikan pada

contoh kasus berikut:

Misalkan diketahui sistem pakar menggunakan 5 buah rule berikut :

R1 : IF (Y AND D) THEN Z konsumsi yang tidak asing bagi masyarakat. Bandeng merupakan hasil tambak, dimana budidaya hewan ini mula-mula merupakan pekerjaan sampingan bagi nelayan yang tidak dapat pergi melaut. Itulah sebabnya secara tradisional tambak terletak di tepi pantai. Bandeng merupakan hewan air yang bandel, artinya bandeng dapat hidup di air tawar, air asin maupun air payau. Dari aspek konsumsi bandeng adalah sumber protein yang sehat sebab bandeng adalah sumber protein yang tidak mengandung kolesterol. Bandeng presto, bandeng asap, otak-otak adalah beberapa produk bandeng olahan yang dapat dijumpai dengan mudah di supermarket. Selama sepuluh tahun terakhir permintaan bandeng meningkat dengan 6,33% rata-rata per tahun, tetapi produksi hanya meningkat dengan 3,82%..

3.3.1 Penyakit Ikan Bandeng

(6)

1. Stress

Semua perubahan pada lingkungan dianggap sebagai penyebab stress bagi ikan dan untuk itu diperlukan adanya adaptasi dari ikan.beberapa factor stress misalnya meningkatnya metabolisme ikan.

2. Kekurangan Gizi

Ikan yang kekurangan gizi juga merupakan sumber dan penyebab penyakit.pakan yang kandungan proteinnya rendah akan mengurangi laju pertumbuhan, proses reproduksi kurang sempurna, dan dapat menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit. 3. Keracunan

Beberapa penyakit hanya bisa menyerang ikan apabila factor lingkungan melampui nilai kritis.Apabila pertukaran antara gas-gas dan ion-ion efisien, maka terjadi proses keracunan sangat mudah.

4. Cacat

Cacat yang dimaksud disini adalah cacat bawaan/turunan yang dibawa ikan sejak lahir.ikan yang cacat bawaan seperti berupa tulang yang tidak sempurna, mata yang juling.

5. Kualitas Air

Air merupakan media yang paling vital bagi kehidupan ikan. Air yang memadai, baik kuantitas maupun kualitas, dalam budidaya ikan sangat menentukan keberhasilan budidaya tersebut.

3.3.2 Penanggulangan Penyakit Ikan Bandeng

Cara penanggulangan penyakit ikan dengan menggunakan obat-obatan atau secara kimiawi dapat dilakukan didalam

bak (tank treatment) maupun di

kolam/tambak (pond treatment). sedangkan teknik-teknik yang digunakan sebagai berikut :

a. Jangka pendek

Untuk penanggulangan jangka pendek dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu :

1) Metode perendaman 2) Metode Pembilasan

b. Penanggulangan penyakit ikan jangka panjang dapat dilakukan dengan dua cara , yaitu sebagai berikut :

1) Metode Pemandian

Metode pengobatan dengan pemandian dilakukan sekitar 1 jam selama pengobatan ikan selalu diamati. Aerasi juga terus-menerus diberikan pengobatan

2) Perlakuan dengan air tetap Metode ini diperlakukan alat aliran air tetap lama pengobatan untuk metode ini sekitar 1 jam. Jangka waktu tak terbatas

4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Metode Perancangan

Perancangan yang dilakukan diawali dengan studi pendahuluan dan dilanjutkan dengan pembuatan design dan diagram arus data. Dilanjutkan dengan perancangan database dan desain interface. Hasil yang diperoleh diantranya adalah :

1. Data Flow Diagram (DFD) Level 0

Data flow diagram (DFD) atau

(7)

0

SISTEM PAKAR

User P.karantina

Data User, Data Pakar, Data sample, Informasi Penyakit

Data Pakar, Data sample, Daftar Petugas Jaga, Laporan Data pengunjung, Informasi Penyakit Data Pakar, Data

Pasien, Daftar Petugas Jaga, hasil pemeriksaans dan informasi penyakit

Pengunjung Informasi Penyakit, Diagnosa Penyakit

Gambar 2 Data Flow Diagram (DFD)

4.2 Metode Pengujian Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang selesai dibuat perlu diuji kebenarannya. Metode pengujian yang digunakan pada perangkat lunak ini adalah menggunakan metode Black Box Testing. Pengujian Black Box adalah pegujian hasil keluaran tanpa menganalisis isi program.

4.3. Hasil Perancangan

Form Utama yang digunakan dalam sistem

pakar untuk mendiagnosa penyakit ikan bandeng adalah sebgai berikut :

Gambar 3 Form Utama Sistem Pakar

Sementara form untuk melakukan diagnosa/hasil pemeriksaan akan memunculkan gejala-gejala yang akan menjadi pertanyaan untuk mendiagnosa penyakit sample. Jika terdapat gejala yang memenuhi suatu penyakit maka di box kesimpulan akan muncul nama penyakit serta terapinya

Gambar 4 Form untuk mendiagnosa penyakit ikan bandeng

Selanjutnya program akan menampilkan hasil diagosa seperti pada gambar 5.

Gambar 5 Report Hasil Diagnosa Penyakit ikan bandeng dan terapi

(8)

5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem pakar ini menggunakan metode

Backward Chaining, dan telah

dilaksanakan penelitian pendahuluan, pembuatan sistem dan implementasi system untuk pendiagnosaan penyakit ikan bandeng, sistem akan merunut kedepan fakta-fakta yang ada dalam hal ini melihat gejala-gejala yang nampak pada ikan bandeng yang diteliti kemudian sistem akan mengolah fakta-fakta tersebut dengan memberikan kesimpulan dari hasil pendiagnosaan. 2. Sistem pakar ini sebagai solusi alternatif

yang dapat membantu petani tambak untuk mendiagnosa penyakit ikan bandeng dan dapat diaplikasikan untuk mengatasi kekurangan tenaga ahli dalam memberikan pelayanan maksimal kepada petambak.

Daftar Pustaka

[1] Afrianto, E, Liviawaty, E .1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius

[2] Al Fatta, Hanif . 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[3] Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[4] Ghufram,M. 2010. Penanggulangan Hama dan Penyakitnya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

[5] Ghufram, M ,2010.Pintar Budidaya Ikan secara Intensif.penerbit :Andi

[6] Kadir,Abdul,2010.Mudah mempelajari database access. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[7] Kristanto, Andri. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta: Gava Media.

[8] Kusrini.2006, sistem pakar teori dan aplikasi.penerbit Andi

[9] Sharif, M. 2005. Parasit dan Penyakit.Malang:Penerbit UMM Press.

[10] Sutojo, T. dkk. 2011. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[11] Yuswanto,Subari. 2008 Panduan lengkap pemograman visual basic 6.0. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Gambar

Gambar 2  Data Flow Diagram (DFD)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah dapat menghasilkan sistem pakar menggunakan metode forward chaining dalam mendiagnosis penyakit infeksi.. Manfaat dari

Bagaimana cara Sistem Pakar dengan menggunakan metode forward chaining dapat mendiagnosis penyakit kornea pada mata berdasarkan gejala-gejala umum yang

skripsi yang bersangkutan dengan judul, “ Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Anemia dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android ” , memandang

Pada gambar 2 diatas dapat dilihat skenario (flow of event) use case dari Aplikasi Sistem pakar diagnosa penyakit lambung dengan metode forward chaining

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS MENGGUNAKAN METODE

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE..

Baiq Andriska Candra Permana,dkk melakukan penelitian penelitian pada tahun 2022 dengan judul “Penerapan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Kucing Pada Aplikasi Berbasis Android

Dokumen ini berisi laporan tentang pengembangan sistem pakar diagnosa penyakit diabetes mellitus menggunakan metode forward