DAMPAK KEBERADAAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAILI
Siti Anugrah Julianti1, Jamaluddin2, dan Amiruddin2
Sitianugrahjulianti13@gmail.com: amiruddinsyawal@gmail.com
Mahasiswa Pendidikan Geografi1 Dosen Pendidikan Geografi2
Program Studi Penddikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili. Unit Analisisnya adalah informan kunci yaitu masyarakat dan informan pendukung yaitu tokoh masyarakat dan kepala desa. Metode yang digunakan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi Teknik Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PLTU di Kelurahan Panau berdampak kepada kehidupan sosial yaitu polusi dan debu yang dihasilkan oleh aktivitas PLTU di Kelurahan Panau dan mengganggu kesehatan masyarakat sekitar seperti gangguan pernafasan serta menimbulkan suara kebisingan. Dari dampak ekonomi yaitu pendapatan nelayan menurun akibat telah tercemarnya pesisir pantai di Kelurahan Panau. Selain itu terdapat keuntungan bagi pedagang yang berjualan di area sekitar PLTU di Kelurahan Panau, memberikan keuntungan bagi masyarakat yang membuka usaha rumah sewa dan kos-kosan untuk karyawan PLTU yang berasal dari luar kecamatan Tawaili. Dampak Positif keberadaan PLTU di Kelurahan Panau memberikan peluang kerja meskipun menjadi buruh kasar, menambah pendapatan serta menambah peluang usaha. Dampak negatif masyarakat sekitar lokasi PLTU merasa sangat tergganggu dan merasa tidak nyaman dengan adanya dampak yang ditimbulkan seperti bisingnya suara mesin, polusi yang disebabkan oleh debu batu bara, dan limbah yang mengalir ke arah laut.
Kata kunci : Dampak PLTU, Kondisi Sosial Ekonomi
ABSTRACT
Keyowords: Steam Electricity Power Plant Effects, Socio-economic Condition PENDAHULUAN
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki sumber daya Alam yang cukup melimpah akan
tetapi, perubahan penduduk semakin meningkat, maka daya pemakaian listrik pun semakin
meningkat pula. Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah dalam pembangunan PLTU
mempunyai maksud dan tujuan untuk pembangunan daerah serta mengatasi kekurangan
pasokan listrik. Sejalan dengan pembangunan PLTU. Pembangunan PLTU pada tahun 2004
di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili Kota Palu, Merupakan pusat tenaga listrik yang
didirikan oleh pemerintah dengan bantuan perusahaan swasta yang bertujuan untuk
memenuhi kebetuhan listrik di kelurahan panau dan sekitarnya.
Lokasi pembangunan PLTU dulunya lahan pertanian masyarakat, namun sejak tahun
2002 pemerintah mengalihfungsikan lahan pertanian masyarakat menjadi kawasan industri
dengan membayar ganti rugi, sehingga banyak penduduk yang mulai meninggalkan
pekerjaan sebagai petani dan menjadi buruh di PLTU. Mata pencaharian masyarakat yang
sebagian besar nelayan dan petani tentunya mengalami banyak perubahan, karena di dalam
pembangunan PLTU sendiri memerlukan banyak lahan dan sektor yang tergusur adalah
sektor pertanian. Meskipun dalam proses pengalihan lahan setiap individu atau pemilik
lahan sudah mendapatkan uang pengganti, tetapi hal tersebut masih membebani setiap para
masyarakat yang harus beralih profesi.
Keberadaan PLTU ini tentunya memberikan pengaruh positif antara lain adalah
penyerapan tenaga kerja, dampak terhadap bidang ekonomi tentu saja sangat berpengaruh
positif, tingkat pendapatan yang semakin meningkat. Keadaan masyarakat Kelurahan Panau
tentunya mengalami banyak perubahan, dari segi pendapatan meningkat dan mendapatkan
pekerjaan yang mapan.
Masyarakat Kelurahan Panau yang dulunya mengandalkan pendapatan dari nelayan
dan bertani, setelah adanya PLTU masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dari bidang
mata pencaharian lainnya saja. Misalnya dengan adanya PLTU masyarakat sekitar
memanfaatkan untuk berwirausaha seperti mendirikan rumah makan, menyewakan rumah
atau mendirikan tempat kost untuk karyawan PLTU dan masyarakat juga bisa menjadi
pekerja di dalam PLTU itu sendiri, tetapi kebanyakan masyarakat sekitar PLTU hanya
mampu bekerja sebagai pegawai kasar dan tidak menduduki jabatan tinggi, hal tersebut
hanya dialami beberapa persen masyarakat, atau tidak secara keseluruhan.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari keberadaan PLTU tersebut, antara lain
suara bising yang dihasilkan dari kipas pendingin yang berkapasitas besar, limbah batu bara
sisa bahan bakar utama mesin PLTU, selain limbah cair yang dihasilkan oleh PLTU
berakibat kepada masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, karena biota laut yang
semakin langkah yang berpengaruh kepada kehidupan nelayan-nelayan kecil.
Nelayan-nelayan kecil menjadi sulit untuk menangkap ikan, karena di pesisir pantai
sudah dicemari oleh air limbah panas yang di hasilkan oleh PLTU. Karena sebelum adanya
PLTU nelayan-nelayan kecil dengan mudahnya mencari ikan di pesisir pantai Tawaili,
namun ketika berdirinya PLTU tawaili nelayan-nelayan kecil kesulitan mencari ikan,
sehingga masyarakat sekitar yang memiliki modal yang cukup, beralih profesi sebagai
pedagang kecil dan membuka rumah sewa untuk di kontrakkan kepada karyawan PLTU
yang berasal dari luar Kecamatan Tawaili.
Jika yang tidak memiliki dana yang cukup akan tetap menjadi nelayan yang bekerja
dengan menggunakan perahu dan petani bekerja dilahan pertanian milik masyarakat sekitar.
dan juga keberadaan para pegawai PLTU dari luar daerah yang ditakutkan memberi dampak
negatif terhadap warga masyarakat setempat, seperti timbulnya sikap yang menyimpang
serta gaya hidup yang bertentangan terhadap masyarakat sekitar.
Sejak beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), memberikan nuansa
yang lain dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Panau. Masyarakat Kelurahan Panau
sebelum adanya PLTU, merupakan masyarakat yang mempunyai nilai keyakinan dan ikatan
sosial yang tinggi. Seperti pengalaman ajaran agama yang dijadikan tolak ukur dalam ikatan
adat-istiadat. Masyarakat Kelurahan Panau, selain taat kepada ajaran agamanya juga
memiliki kaidah sosial yang dijunjung tinggi seperti kerja sama dan gotong royong.
Pergaulan dalam masyarakat Kelurahan Panau sebelum adanya PLTU dapat dipastikan
berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama. (Sumber :
hasil wawancara nelayan di sekitar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) kelurahan panau
kecamatan tawaili).
Hasil observasi awal, peneliti menemukan masalah yaitu penangkapan ikan yang sulit
sehingga pendapatan nelayan menjadi berkurang, karena terumbu karang yang merupakan
tempat tinggal ikan telah rusak akibat limbah yang di buang ke laut. terumbu karang adalah
makhluk yang sensitif terhadap lingkungan. Ruang kerja petani juga menjadi sempit, karena
lahan pertanian sudah di jual kepada pihak PLTU Tawaili untuk proyek pembangunan
PLTU tawaili. Terkait dengan adanya pembangunan PLTU di Kelurahan Panau, dampak
pantai baik pada konstruksi maupun komponen fisik kimia, penurunan kualitas air laut
mulai dari kegiatan pembangunan PLTU sampai dengan operasional, serta terganggunya
biota laut dengan adanya perubahan keseimbangan ekosistem perairan.
Kontroversi mengenai keberadan PLTU di Kelurahan Panau adalah wajar karena
kekhawatiran akan dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan, utamanya sebagai sumber
mata pencaharian masyarakat nelayan. Namun demikian, perlu ditelusuri lebih objektif
bahaya PLTU sehingga menimbulkan polemik, penelusuran ini menjadi penting, karena
partisipasi masyarakat dalam memberikan pendapat mengenai hal yang berkaitan langsung
dengan keselamatan jiwa banyak orang akan membuahkan keiklasan masyarakat untuk
mendukung keberadaan PLTU.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. penelitian kualitatif
melalui pendekatan deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Menurut Sugiyono (2012)
mendefinisikan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganilisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas.
Lokasi dalam penelitian ini terletak di kelurahan Panau, Kecamatan Tawaili secara
geografis dan demografis Kelurahan Panau memiliki luas wilayah 1.213 km/Ha, jarak antara
Kelurahan Panau dengan pusat Kecamatan Tawaili 2 Km, jarak antara Kelurahan Panau dan
Pusat Kota Palu kurang lebih 12 Km dan jarak Kelurahan dengan Provinsi sekitar 12 Km.
Ketinggian 50 MDPL.
Unit analisis dalam penelitian adalah masyarakat yang terkena dampak keberadaan
PLTU di Kelurahan Panau . Dalam pengertian yang lain, Unit analisis diartikan sebagai
sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau komponen yang diteliti. Unit analisis ini
dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Sedangkan data
sekunder adalah data yang berasal dari instansi terkait baik yang dipublikasikan maupun
yang tidak dipublikasikan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat berupa observasi,
wawancara mendalam (in depth interview). Untuk evaluasi dilakukan pengukuran terhadap
wawancara adalah wawancara terstruktur di mana format masalah yang akan diteliti telah
ditentukan yang dapat berupa jawaban terbuka maupun disertai dengan jawaban tertutup.
Analisis data diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan peneliti. Setelah data terkumpul
kemudian dianalisis, sehingga nantinya akan menghasilkan kesimpulan yang akan
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perekonomian masyarakat di Kelurahan Panau terdiri dari hasil pertanian dan
nelayan. Pertanian dan perikanan adalah mata pencaharian turun temurun yang dilakukan
oleh masyarakat Kelurahan Panau. Perkembangan ekonomi masyarakat Kelurahan Panau
belum mengalami perubahan yang diharapkan oleh masyarakat yang bekerja sebagai
nelayan dan petani, karena sebagian besar masyarakat Kelurahan Panau menggantungkan
kebutuhan hidupnya pada hasil laut dan pertanian yang diperoleh setiap harinya. Akan
tetapi dengan adanya bangunan PLTU di Kelurahan Panau tentunya akan berdampak pada
sosial ekonomi masyarakat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan PLTU di Kelurahan Panau
berdampak kepada kehidupan sosial yaitu polusi dan debu yang dihasilkan oleh aktivitas
PLTU di Kelurahan Panau mengganggu kesehatan masyarakat sekitar seperti gangguan
pernafasan dan menimbulkan suara kebisingan. Dari dampak ekonomi yaitu pendapatan
nelayan menurun akibat telah tercemarnya pesisir pantai di Kelurahan Panau, selain itu
terdapat keuntungan bagi pedagang yang berjualan di area sekitar PLTU di Kelurahan
Panau memberikan keuntungan bagi masyarakat yang membuka usaha rumah sewa dan
kos-kosan untuk karyawan PLTU yang berasal dari luar kecamatan Tawaili.
Selain itu terbukalah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Panau khususnya bagi
masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi PLTU di Kelurahan Panau. Mereka bisa
bekerja di perusahaan itu walau hanya sebagai pekerja kasar. dan setiap pekerja yang
bekerja pada perusahaan PLTU Panau akan mendapatkan jaminan kesehatan dari
perusahaan selama menjadi pekerja. Selain masyarakat yang senang dengan adanya
perusahaan PLTU Panau ada juga masyarakat yang tidak merasa nyaman dengan adanya
dampak sosial yang dihasilkan oleh PLTU. Selain dengan masalah dampak sosial yang di
mengharapkan jaminan sosial seperti yang di dapatkan oleh karyawan perusahaan PLTU
Panau.
Pembangunan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan pembangunan di satu pihak
menghadapi permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertambahan yang
tinggi, tetapi dilain pihak ketersediaan sumber daya alam bersifat terbatas. Kegiatan
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk meningkatkan permintaan atas sumber
daya alam, sehingga timbul tekanan terhadap sumber daya alam. Oleh karena itu,
pendayagunaan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
generasi masa kini dan genarasi masa depan harus disertai dengan upaya pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Dengan demikian, pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan adalah pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup.
Pengamatan peneliti saat berada di tempat penelitian bahwa perkembangan ekonomi
masyarakat Kelurahan Panau belum ada perubahan khususnya bagi masyarakat yang
bekerja sebagai nelayan dan petani, namun bagi masyarakat yang membuka usaha dengan
berjualan di area PLTU Kelurahan Panau telah mengalami perubahan ekonomi walaupun
tidak meningkat secara pesat. Selain itu masyarakat yang beberapa masyarakat lokal yang
bekerja di bagian Staff tidak banyak. Dari hasil temuan dilapangan bahwa sebenarnya tidak
banyak masyarakat lokal yang diberikan kesempatan untuk bekerja, karena karyawan tetap
semua berasal dari luar Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili seperti dari daerah Surabaya
dan Makassar. Jika dilihat bahwa sebenarnya masyarakat lokal mempunyai berbagai
macam kemampuan, keterampilan dan pengetahuan, seperti ahli pembukuan, ahli mekanik
dan ahli dalam pengoperasian komputer.
Sebenarnya masyarakat lokal mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas
dan keahlian untuk semua yang diperlukan oleh PLTU Kelurahan Panau, namun saat ini
masyarakat sekitar tidak dapat terserap secara maksimal oleh PLTU Kelurahan Panau
sebagian besar masyarakat lokal yang bekerja di PLTU Kelurahan Panau hanya sebagai
karyawan kontrak seperti cleaning service sebanyak 17orang dan security sebanyak 8
orang. Semua karyawan yang diserap oleh PLTU Panau dilihat dari latar belakang
pendidikan serta kemampuan yang dimilikinya.
Keadaan umum untuk masyarakat di Negara berkembang adalah rendahnya
dari pembangungan akan memberikan dampak yang berarti. Sering ada proyek yang
melayani sendiri kebutuhan-kebutuhan sehari-hari dari pegawainya dan membuat kompleks
perumahan dan fasilitas lain sendiri. Kebijaksanaan ini sebenarnya mengurangi dampak
positif dari perekonomian masyarakat dan secara tidak sadar membuat tembok pemisah
yang tidak terlihat dengan masyarakat setempat, sering juga disebut sebagai masyarakat
modern yang tersaing. Hal ini akan memberikan dampak negatif pada interaksi karyawan
pada proyek masyarakat setempat.
Pendapatan masyarakat Kelurahan Panau yang terkena dampak langsung tentunya
belum mengalami perubahan peningkatan, terlebih untuk masyarakat yang berprofesi
sebagai nelayan yang mengalami kemerosotan hasil tangkapan ikan yang berpengaruh
kepada pendapatan masyarakat. Hasil penangkapan para nelayan sebelum adanya PLTU
Kelurahan Panau yakni dengan modal Rp 200.000,- bisa mendapatkan hasil Rp 1.000.000,-
namun setelah adanya PLTU Kel u rah an P anau menurun menjadi Rp 400.000,-.
Melalui tanggung jawab sosial yang dijalankan, perusahaan diharapkan tidak hanya
mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut berkontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Dampak positif dan negatif dari adanya keberadaan pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) adalah:
a. Dampak Positif
Berdirinya PLTU di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili menciptakan lapangan
pekerjaan baru dalam masyarakat. Warga yang dulunya sebagian besar bekerja sebagai
nelayan dan petani sekarang lebih senang bekerja di PLTU di Kelurahan Panau meskipum
hanya sebagai tenaga kerja kasar. Selain itu berdirinya PLTU di Kelurahan Panau juga
menyebabkan usaha jasa seperti kos-kosan dan warung-warung yang bertujuan
menyediakan kebutuhan warga pendatang yang bekerja di PLTU yang berasal dari luar
kecamatan Tawaili. Selain itu terbukalah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Panau
khususnya bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi PLTU di Kelurahan
Panau serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
b. Dampak Negatif
Berdirinya PLTU di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili tentu tidak lepas dari
dampak negatif yang dtimbulkan kepada masyarakat sekitarnya, dampak keberadaan
kesehatan masyarakat yang hidup di sekitar PLTU dan menimbulkan kebisingan suara serta
gangguan pernafasan.
PENUTUP Kesimpulan
Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kelurahan Panau
masyarakat di Kecamatan Tawaili, menunjukan bahwa keberadaan PLTU di Kelurahan
Panau berdampak kepada kehidupan sosial yaitu polusi dan debu yang dihasilkan oleh
aktivitas PLTU di Kelurahan Panau mengganggu kesehatan masyarakat sekitar seperti
gangguan pernafasan dan menimbulkn suara kebisingan. Dari dampak ekonomi yaitu
pendapatan nelayan menurun akibat telah tercemarnya pesisir pantai di Kelurahan Panau,
selain itu terdapat keuntungan bagi pedagang yang berjualan di area sekitar PLTU di
Kelurahan Panau memberikan keuntungan bagi masyarakat yang membuka usaha rumah
sewa dan kos-kosan untuk karyawan PLTU yang berasal dari luar kecamatan Tawaili.
Selain itu terbukalah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Panau khususnya bagi masyarakat
yang bertempat tinggal di sekitar lokasi PLTU di Kelurahan Panau.
Saran
1. Bagi Pihak Perusahaan PLTU Kelurahan Panau agar dapat segera memberikan
jaminan sosial yang telah dijanjikan pada masyarakat yang bertempat tinggal di
sekitar lokasi PLTU dan sangat merasakan dampak yang dihasilkan dari perusahaan
tersebut.
2. Bagi Pemerintah Kecamatan Tawaili agar dapat memberikan tempat tinggal bagi
masyarakat yang jauh dari jangkauan perusahaan PLTU Kelurahan Panau agar tidak
akan lagi merasakan dampak sosial dari perusahaan tersebut.
3. Menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat diadakan penanaman pohon.
Dari pihak PLTU Kelurahan Panau dan Pemerintah Desa bersama-sama untuk
mengurangi dampak terhadap kualitas udara dan cuaca yang ada.
4. Peredap suara agar tidak menimbulkan kebisingan, dan pembukaan lahan terbuka
hijau yang produktif atau lahan pertanian sebagai wujud ganti rugi.
5. Untuk masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi PLTU Kelurahan Panau
dan yang sangat merasakan dampak yang dihasilkan dari perusahaan tersebut agar
dapat sabar dan menerima kondisi saat ini yang belum juga mendapatkan sentuhan
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
BKKBN.(1996). Panduan Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam Rangka Peningkatan
Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta: BKKBN.
Hendra dwi purnama. 2013 prinsip konsep dan pendekatan geografi. (online) (hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/prinsip-konsepdan-pendekatan-geografi.html). Di akses pada tanggal 15 januari 2017. Jam 11:03 WITA
Koentjaraningrat.1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Melinda 2015. Jurnal :Dampak Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 2 Labuan Pada Kehidupan Social Ekonomi Masyarakat Di Desa Cigondang
Kecamatan Labuan-Banten.