• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas X Jurusan Teknik Sepeda Motor Di SMK Negeri 1 Parigi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas X Jurusan Teknik Sepeda Motor Di SMK Negeri 1 Parigi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Keaktifan

Belajar Siswa Kelas X Jurusan Teknik Sepeda Motor Di Smk

Negeri 1 Parigi

Syamsul Alang

Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kota Palu Sulawesi Tengah

E-mail: syamsulalang231192@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas X Jurusan Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Parigi. Tipe penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif yaitu membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat. Penelitian ini dilaksanakan pada orang-orang yang mengalami dan mengetahui secara langsung. Konsep penelitian ini mengarah pada teori proses interaksional. Subjek atau informan dalam penelitian ini berjumlah 7 (tujuh) orang informan yang dipilih melalui purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam serta menggunakan analisis data kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada 3 (tiga) komponen proses interaksional guru dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas X jurusan teknik sepeda motor di SMK Negeri 1 Parigi antara lain adalah, Pertama input menunjukan bahwa guru melakukan metode diskusi dan metode pendekatan kontekstual. Kedua proses dalam hal ini yaitu guru memberikan metode sesi tanya jawab dan guru juga memberikan sedikit metode hiburan untuk membantu siswa untuk lebih aktif dikelas. Ketiga output pada komponen ini yaitu guru memberikan sebuah materi yang sesuai dengan pengetahuan siswa, contoh-contoh yang masuk akal, dan guru merubah sikap dan tingkah laku siswa sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.

Kata kunci:Komunikasi, Interpersonal, Keaktifan, Belajar, Guru Submisi : 2 April 2018

Pendahuluan

Berkomunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan manusia, hal ini terlihat dari setiap peristiwa selalu berhubungan dengan komunikasi. Komunikasi dapat dipahami maknanya melalui cara seseorang mengekspresikan dirinya dan orang lain dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang paling ampuh dalam mempersuasif orang lain untuk mengubah sikap, opini, perilaku

komunikan dan jika dilakukan secara tata muka langsung akan lebih intensif karena terjadi kontak pribadi yaitu antara pribadi komunikator dengan pribadi komunikan (Kurniawati, 2014: 6).

(2)

berperilaku yang baik. Kegiatan pembelajaran pada siswa di SMK Negeri 1 Parigi senantiasa mengedepankan proses dari seorang siswa. Siswa seringkali merasa bosan terhadap sajian materi yang dibawakan oleh guru. Sehingga diperlukan suatu metode komunikasi yang tepat untuk mengatasi rasa kebosanan siswa serta dapat mengoptimalkan tujuan dari pembelajaran tersebut. Selain itu diharapkan mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa, salah satunya melalui komunikasi interpersonal.

Guru yang interaktif dan bisa menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan siswa dapat membangun suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan berdampak pada guru dan siswa. Siswa lebih bisa berkonsentrasi dan aktif dalam belajar mengajar dikelas, serta merasa nyaman, senang, ketika guru mengajar dengan cara yang tidak merasa bosan ke siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal pada siswa di SMK Negeri 1 Parigi, ditemukan ada beberapa masalah di dalam kelas yaitu, kurangnya siswa mengerjakan tugas, bermain hp (handpone) saat guru menjelaskan, membolos, bermain di dalam kelas, sering ngobrol dengan teman sebangku, serta siswa tidur pada saat guru menjelaskan, Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran, keaktifan belajar siswa kelas X jurusan teknik sepeda motor menurun.

Tinjauan Pustaka

Johnson (Supratiknya, 1995:9) mengungkapkan komunikasi interpersonal menunjukkan peranan penting dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia. Pertama, komunikasi interpersonal selalu membantu perkembangan intelektual dan sosial kita.

Kedua, identitas atau jati diri terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. Ketiga, dalam rangka memahami realitas disekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian

yang kita miliki tentang dunia disekitar kita. Keempat, kesehatan mental sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi.

Menurut Liliweri (1997:13) merumuskan beberapa ciri komunikasi inter personal, yaitu ciri:

1. Spontanitas terjadi dengan media utama adalah tatap muka;

2. Tidak mempunyai tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu;

3. Terjadi secara kebetulan di antara peserta yang identidasnya kurang jelas; 4. Kerap kali berbalas-balasan;

5. Mempersyaratkan hubungan paling sedikit dua orang dengan hubungan yang bebas bervariasi, ada keterpengaruhan;

Menurut Effendy (2011:30) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menagkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupu nonverbal. Lebih lanjut Effendy mengatakan bahwa pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau prilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan, arus balik bersifat langsung dan komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga.

(3)

Berkenaan pula dengan pendapat R Wayne Pace (Cangara, 2005:32)

“Komunikasi interpersonal adalah proses

komunikasi yang berlangsung antara dua

orang atau lebih secara tatap muka”.

Komunikasi interpersonal merupakan suatu perantara atau alat pendukung dalam bentuk bahasa lisan, bahas tulisan, bahasa tubuh, dan lain-lain sehingga isi komunikasi dapat dipahami oleh penerima pesan. Apabila masing-masing pihak yang berkomunikasi mengerti dan memahami apa yang dimaksud, maka suatu pembicaraan akan lancar, demikian sebaliknya.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2012:81). Sedangkan menurut Riswandi (2009:81) komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara mereka.

Proses komunikasi adalah langkah-langkah yang mengambarkan terjadinya kegiatan komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengiriman dengan penerima pesan. Proses terdiri dari 6 (enam) langkah yaitu:

1. Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain.

2. Encoding oleh komunikator. Encoding

merupakan tindakan memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol, kata-kata, dan sebagainya sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara penyampaianya. 3. Pengirim pesan. Untuk mengirim

pesan kepada orang yang dikehendaki,

komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon, SMS, e-mail, surat, ataupun secara tatap muka. 4. Penerima pesan. Pesan yang dikirim

oleh komunikator telah diterima oleh komunikan.

5. Decoding oleh komunikan. Decoding

merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Decoding adalah proses memahami pesan.

6. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan memberikan respon atau umpan balik. (Suranto AW, 2011: 10)

7.

Teori Proses Interaksional

Proses ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem terdiri dari subsistem-subsistem atau komponen-komponen yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Johnson, dkk (1963: 81-82) dalam (Suranto AW, 2011: 40-41) menjelaskan ada tiga komponen sistem, yaitu input, proses (pengelola), dan output. Input

merupakan komponen penggerak, proses (pengelola) merupakan sistem operasi, dan

output menggambarkan hasil-hasil kerja sistem.

Menurut model interaksional ini, hubungan interaksional merupakan suatu proses interaksi. Masing-masing orang ketika akan berinteraksi pasti sudah memiliki tujuan, harapan, kepentingan, perasaan suka atau benci, perasaan tertekan atau bebas, dan sebagainya yang semuanya itu merupakan input. Selanjutnya, input menjadi komponen penggerak yang akan memberi warna dan situasi tertentu terhadap proses hubungan antar manusia. Output dari proses hubungan antar manusia itu bermacam-macam, tetapi sekurang-kurangnya masing-masing pihak yang telibat dalam interaksi hubungan interpersonal ini telah memperoleh pengalaman tertentu. Nilai

(4)

berinteraksi. Contohnya, andaikan saya bertemu dengan anda untuk pertama kalinya. Maka setelah pertemuan itu, diri saya sudah berbeda dengan diri saya sebelum bertemu anda. Mengapa? Karena saya sudah memperoleh pengalaman baru tentang diri anda. Begitupulah dengan anda, sudah pasti memperoleh pengalaman dari pertemuan dengan saya tadi.

Terjadinya hubungan interpersonal disebakan oleh adanya input, yaitu suatu hasrat tertentu yang menggerakan perilaku. Misalnya untuk menepis suatu situasi yang sepi, Anda mengontak teman anda. Maka dalam hal ini ada input ialah berupa keinginan mengusir perasaan kesepian yang menggerakan anda untuk menghubungi teman. Maka terjadilah proses berupa perbincangan antara anda dengan anda. Dari proses perbincangan ini, menghasilkan output misalnya diperolehnya suasana kehangatan. (Suranto AW, 2011: 40-41).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan tidak menggunakan perhitungan analisis data statistik, selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap objek yang sudah diteliti. Data yang mungkin berasal dari naskah, wawancara, catatan, lapangan, dokumen, dan sebagainya tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberi kejelasan terdapat kenyataan atau realitas (Sudarto, 2002: 66).

Dasar penelitian ini adalah metode studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperhensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa sistematis (Kriyantono, 2010: 65). Dari dasar penelitian tersebut yang ingin digambarkan adalah komunikasi interpersonal guru dalam meningkatkan

keaktifan belajar siswa kelas X jurusan teknik sepeda motor di SMK Negeri 1 Parigi.

Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang diteliti dilakukan di lapangan pada waktu pengumpulan data dalam diverifikasi.

Teknik yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model interaktif Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2011:337) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, seperti gambar bagan berikut ini :

1. Pengumpulan data

Peneliti mengumpulkan data dari proses wawancara secara mendalam dengan informan.

2. Reduksi data

Merangkum kembali data yang diperoleh dari lapangan dengan memilih data yang terkait hal-hal pokok serta membuang data yang tidak penting. Dal hal ini berupa penyusunan data hasil wawancara serta memilih informasi obervasi lapangan sesuai dengan pedoman wawancara yang akan dikaitkan dengan hal pokok sesusai teori.

3. Penyajian data

Setelah hasil wawancara telah tersusun, peneliti kemudian menyajikan hasil penelitian dalam bentuk narasi dan dikaitkan degan teori yang digunakan dalam penelitian ini. 4. Penarikan kesimpulan/ verifikasi

(5)

Hasil Penelitian Input

Input adalah komponen penggerak, dalam proses komunikasi sumber awal yang menggerakkan proses komunikasi interpersonal terjadi misalnya adalah harapan dan aturan. Input dalam penelitian ini adalah seorang guru yang mampu menggerakkan keaktifan belajar siswa dengan memberikan harapan dan aturan. Oleh karena itu untuk memiliki harapan dan aturan, bukanlah hal yang mudah untuk dimiliki oleh seorang guru. Maka guru menggunakan aturan belajar siswa dengan memanfaatkan metode diskusi dengan harapan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Seperti yang dikatakan Pak Sona Setiawan selaku guru jurusan teknik sepeda motor berikut :

“Iya jalan satu-satunya yang saya lakukan kalau dalam bidang teknik sepeda motor. Saya melakukan metode diskusi dengan berdiskusi siswa dapat bertukar informasi antara sesama siswa. Kalo mereka sudah mentok atau tidak tau maka langsung ditanyakan ke guru untuk bertanya yang mereka tidak tau.(Wawancara, 17 April 2017)”

Berdasarkan wawancara diatas guru mengajar menggunakan metode diskusi disetiap proses pembelajarannya sehingga secara tidak langsung siswa telah terbiasa berdiskusi dalam proses pembelajaran. Pengamatan peneliti bahwa dengan menggunakan metode diskusi siswa akan lebih cepat mengerti apa yang di jelaskan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Lain lagi yang dikatakan, Pak Inengah Indra Putra selaku ketua jurusan teknik metode yang beliau berikan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan memberikan metode pendekatan kontekstual sebagai berikut:

Yang saya lakukan pendekatan kontekstual kita ajak siswa belajar lebih bermakna supaya dalam kegiatan belajar keinginan siswa dapat berjalan lebih aktiv lagi

dengan metode pendekatan kontekstual itu, siswa sendiri bisa bangkit dari keaktifan belajar, seperti yang kita ketahui pendekatan kontekstual materi yang saya berikan bukan hanya materi yang terkait disekolah tapi materi yang saya berikan langsung dengan dunia nyata misalkan materi perbaikan motor dan materi bongkar mesin.(Wawancara, 20 April 2017)”

Berdasarkan wawancara diatas guru mengajar menggunakan metode pendekatan kontekstual bahwa siswa lebih mengetahui materi yang diberikan oleh guru, sehingga pada saat proses pembelajaran siswa lebih aktif lagi dikelas. Pengamatan peneliti kalau metode pendekatan kontekstual siswa akan lebih paham dengan materi yang diberikan oleh guru. Dikarenakan, pendekatan kontekstual materi yang diberikan ke siswa bukan hanya yang terkait dibuku tapi guru langsung memberikan praktek ke siswa misalnya praktek yang diberikan untuk memperbaiki motor sehingga kalau diluar sana nanti kalau ada teman nya rusak motornya bisa di bantu untuk perbaiki.

Proses

Proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal guru dalam penyampaian pesan dimana guru memiliki perencanaan sehingga keaktifan belajar siswa dapat berjalan dengan baik, dimana perencanaan yaitu berupa penentuan apa yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar serta menetapkan tahap-tahap yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

(6)

“Iya bisa menarik. Karena seperti ini kita itu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan langsung kejadian dilapangan seperti bongkar motor dibengkel di tambah lagi kita sudah melakukan penelitian jadi mereka merasa menarik sehingga proses tanya jawab dapat berjalan lebih baik seperti itu. (Wawacara, 20 April 2017)”

Lain lagi yang dikatakan pak Inengah Indra Putra selaku ketua jurusan teknik sepeda motor dengan memberikan tanya jawab ke siswa untuk menarik perhatian siswa dalam proses belajar, sebagai berikut:

“Iya bisa kita memberikan presentasi materi ke siswa kemudian siswa bertanya lagi ketika siswa tidak bisa bertanya, siswa bisa langsung bertanya kepada guru langsung seperti itu. (Wawacara, 17 April 2017)”

Berdasarkan wawancara diatas, bahwa metode memberikan tanya jawab ke siswa dalam proses belajar dapat menarik perhatian dan antusias siswa sehingga dapat lebih aktif lagi. komunikasi interpersonal guru itu sendiri berlangsung sangat terbuka hal ini dibuktikan dengan leluasanya kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru kepada siswa baik didalam maupun diluar proses belajar. Peneliti melihat bahwa komunikasi interpersonal guru yang berupa pertanyaan-pertanyaan tersebut direspon secara baik oleh siswa.

Selain itu guru memberikan bagaimana cara seorang guru untuk menarik perhatian siswa agar proses belajar berjalan dengan baik, seperti yang dikatakan Pak Sona Setiawan selaku guru kelas X jurusan teknik sepeda motor, sebagai berikut:

“Saat proses pembelajaran

dimulai saya biasanya menyelipkan masukan-masukan agar siswa tidak jenuh dan lebih aktif lagi

kelas. (Wawancara, 17 April 2017)”

Lain lagi yang dikatakan, Pak Inengah Indra Putra selaku ketua jurusan teknik sepeda motor bagaimana cara seorang guru untuk menarik perhatian siswa agar proses belajar berjalan dengan baik sebagai berikut:

“Kita berusaha memberikan cara mengajar itu yang bervariatif jadi kita berusaha mengajar didepan, selain itu kita memberikan materi dan juga bisa memberikan masukan kemudian sedikit hiburan sehingga siswa dikelas tidak sedikit jenuh. (Wawancara, 20 April 2017)”

Berdasarkan wawancara diatas bahwa dengan memberikan metode berupa sedikit hiburan dan masukan-masukan maka siswa lebih aktif lagi dikelas sehingga proses pembelajaran tidak sedikit jenuh. Peneliti melihat bahwa betul bahwa dengan memberikan metode humoris serta sedikit hiburan melalui cara mengajar bervariatif bisa membantu siswa lebih aktif lagi dikelas.

Komunikasi interpersonal guru sangat berpengaruh dengan pengetahuan siswa, untuk seorang guru memiliki cara-cara untuk mengubah atau mempengaruhi siswa agar lebih aktif lagi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Berikut pernyataan Pak Sona setiawan selaku guru kelas X jurusan teknik sepeda motor dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa:

“Memberikan sumber lain

misalnya tidak hanya dibuku tetapi juga dicari materi-materi melalui internet itu juga masuk untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. (Wawancara, 17 April 2017)”

(7)

“Saya memberikan contoh ya, yang pertama saya sendiri harus rajin ke sekolah kemudian di jam pelajaran saya juga harus datang tepat waktu dikelas kemudian kalo saya sendiri seperti itu kemudian saya ajar kan ke anak siswa tentu menarik mereka akan datang sendiri nya menunggu dikelas seperti itu cara saya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. (Wawancara, 20 April 2017)”

Berdasarkan wawancara diatas pemberian sumber-sumber materi serta keaktifan guru sebagai komunikator dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam meningkatkan keaktifan belajar sangatla penting. Hal ini, sesuai dengan tujuan komunikasi interpersonal itu sendiri yaitu untuk memberikan informasi, mengubah dan mempengaruhi siswa dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Output

Output merupakan hasil-hasil dari

input, dan proses, dalam melakukan komunikasi interpersonal guru dan siswa, seperti seorang guru mampu merubah sikap dan tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menjelaskan kepada siswa untuk dapat diterima dan dipahami. Untuk itu bagaimana caranya memberikan penjelasan agar siswa dapat menerima dan memahami penjelasan dari guru tersebut, seperti yang dikatakan Pak Sona Setiawan selaku guru kelas X jurusan teknik sepeda motor, sebagai berikut:

“Pertama saya menyiapkan materi yang akan saya berikan kepada siswa kemudian saya menjelaskan ketika penjelasan yang saya berikan ke siswanya tegang pasti materi yang saya berikan susah masuk untuk itu saya menambahkan pembelajaran dengan menggunakan media

seperti gambar dan animasi supaya siswa tersebut tidak merasa bosan dan tegang saat pembelajaran. (Wawancara, 17 April 2017)”

Lain lagi yang dikatakan, Pak Inengah Indra Putra selaku ketua jurusan teknik sepeda motor dengan memberikan penjelasan agar siswa dapat menerima dan memahami penjelasan dari guru sebagai berikut:

“Ia tentunya itu kita memberikan penjelasan yang tidak mengada-ngada kemudian materi yang kita ajarkan itu memang terorientasi arahnya kejurusan itu sehingga anak-anak itu kita berikan tidak berpikir bahwa materi benar-benar tentang itu. (Wawancara, 20 April 2017)”

Dalam melakukan komunikasi interpersonal seorang guru harus mampu menjelaskan materi yang diberikan kepada siswa, apakah siswa dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh guru. Dengan komunikasi interpersonal guru berharap bahwa dalam proses pembelajaran siswa dapat menerima dan paham materi yang dijelaskan oleh guru. Berdasarkan peneliti bahwa betul guru memberikan penjelasan agar bisa dipahami pada saat proses pembelajaran dikelas misalkan guru memberikan materi yang tidak mengada-ngada dan materi yang kita ajarkan betul-betul materi yang sesuai dengan pengetahuan siswa.

Selain itu komunikasi interpersonal, guru juga memberikan contoh-contoh yang masuk akal ketika proses pembelajaran sehingga dapat menimbulkan keaktifan belajar siswa, seperti yang dikatakan Pak Sona Setiawan selaku guru kelas X jurusan teknik sepeda motor sebagai berikut:

(8)

prinsipnya sama. (Wawancara, 17 April 2017)”

Lain lagi yang dikatakan, Pak Inengah Indra Putra selaku ketua jurusan teknik sepeda motor dengan memberikan contoh-contoh yang masuk akal ketika proses pembelajaran sehingga dapat menimbulkan keaktifan belajar siswa sebagai berikut:

“Tidak hanya harus menjelaskan didalam kelas tapi ketika praktek misalnya seperti di dalam kelas memberikan sistem bahan bakar didalamnya itu ada karburator misalnya sala satu komponen nya mainjet berfungsi mengatur konsumsi bahan bakar mulai dari permutaran diatas misalnya tersumbat kita bisa praktek kan saja. (Wawancara, 20 April 2017)”

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswa yaitu memberikan contoh berupa analogi-analogi dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi-materi yang diajarkan oleh guru. Proses komunikasi interpersonal merupakan salah satu cara guru dan siswa untuk dapat lebih aktif lagi dikelas. Komunikasi interpersonal yang dilakukan guru agar lebih efesien guru menggunakan contoh-contoh agar mudah dipahami serta dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Berdasarkan observasi peneliti bahwa betul guru pada saat proses pembelajaran betul memberikan contoh-contoh yang masuk akal pada saat proses pembelajaran sehingga bisa membantu siswa lebih aktif lagi dikelas.

Selain itu, dalam proses belajar berlangsung. Guru jurusan teknik sepeda motor tidak hanya menjelaskan materi tetapi juga guru harus tahu bagaimana cara merubah sikap dan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran, seperti yang dikatakan Pak Sona Setiawan selaku guru kelas X jurusan teknik sepeda motor, sebagai berikut:

“Kalo saya lebih mengalihkan perhatian misalnya kalau siswa

mulai bosan biasanya mereka ngobrol, jadi kalau sudah begitu paling saya nya bisa lebih tegas menghilangkan rasa bosan dan memberikan permainan di sela-sela pelajaran berlangsung. (Wawancara, 17 April 2017)”

Lain lagi yang dikatakan, Pak Inengah Indra Putra selaku ketua jurusan teknik sepeda motor dan bagaimana cara merubah sikap dan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran sebagai berikut:

“Itu kembali lagi dengan saya sebagai guru saya harus memberikan contoh dan bersikap baik sopan santun dan tutur kata yang bisa menarik simpati anak-anak kemudian saya juga harus berpenampilan yang meberikan contoh kepada siswa kemudian tentu jika terjadi kesalahpahaman siswa bisa kita tegur kalau misal nya kita bisa memberikan sedikit hukuman tetapi tidak harus dengan kekerasan. (Wawancara, 20 April 2017)”

Dalam komunikasi interpersonal antara guru dan siswa, guru harus lebih memberikan penjelasan yang jelas dan kata-kata yang bisa membuat mereka paham dalam proses belajar. Berdasarkan observasi peneliti pada saat proses pembelajaran betul guru bisa merubah sikap dan tingkah laku siswa berupa perhatian lebih terhadap mata pelajaran serta keaktifan bertanya terhadap siswa-siswa yang biasanya bermain dikelas dalam merubah sikap siswa tersebut diperlukan ketegasan seorang guru sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.

Pembahasan Input

(9)

untuk meningkatkan keaktifan belajar dengan siswanya yaitu menggunakan metode diskusi. Selain itu, terdapat poin penting bagi guru-guru di SMK Negeri 1 Parigi tersebut yaitu pada saat melakukan komunikasi interpersonal guru paham tentang kebutuhan dan keinginan siswanya inilah yang disebut pendekatan kontekstual.

Seorang guru (Komunikator) selaku komponen penggerak harus mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan baik dan efektif sehingga dalam proses belajar mengajarnya terjadi peningkatan keaktifan belajar pada siswa. Maka, guru harus menyampaikan dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh anak didiknya dan mampu dicermati tentang penjelasan-penjelasan yang di sampaikan kepada mereka dalam waktu yang telah ditentukan yaitu dalam mata pelajaran di kelas. Pada proses belajar mengajar tersebut guru harus menjadi penggerak dengan menggunakan metode dalam mengajar dapat memberikan dorongan antara sesama siswa. Hal ini dapat dilihat bahwa adanya saling menekan satu dengan yang lainnya karena telah memberikan daya saing yang begitu ketat yang berdampak secara positif bagi semua siswa dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Hal ini sesuai yang dikemukakan Suranto (2011) bahwa masing-masing orang ketika akan berinteraksi pasti sudah memiliki tujuan, harapan, kepentingan, perasaan suka atau benci, perasaan tertekan atau bebas, dan sebagainya.

Proses

Pada aspek proses, dalam hal ini suatu proses dalam belajar mengajar yang dilakukan guru terhadap siswanya yaitu terjalin hubungan baik dan saling pengertian sehingga siswa tertarik untuk lebih memperhatikan yang dijelaskan oleh guru tersebut. Selain dayak tarik, guru juga diharapkan memberikan semangat ketika proses belajar mengajar mata pelajaran yang berlangsung didalam atau diluar kelas. Dengan semangat dan motivasi

tersebut, siswa memiliki kemauan untuk meningkatkan keaktifan belajarnya. Kemudian guru mengembangkan motivasi tersebut melalui metode-metode materi dalam belajar mengajar yang menarik sehingga dapat berjalan lebih baik seperti yang diharapakan.

Dalam proses pembelajaran tersebut sejalan seperti dikemukakan oleh Rohman (2005) menyatakan bahwa belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosi. Artinya bahwa seorang guru harus mampu menciptakan daya tarik dari aspek-aspek diatas guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, efektif, dan psikomotor. Maka dengan komunikasi interpersonal dari proses interaksi guru terhadap siswa khususnya guru yang ada di SMK Negeri 1 Parigi dalam mengembangkan proses dapat tercipta keaktifan belajar siswa kelas X jurusan tenik sepeda motor.

Dalam proses ini guru mampu menjadi komunikator dan menjalin interaksi yang baik bagi siswanya sebab siswa mendengar dan memperhatikan guru menjelaskan. Dengan kata lain yaitu dengan menggabungkan keahlian diri baik secara verbal dan non-verbal yang dituangkan dalam materi yang diberikan dan metode yang menarik yang secara bervariatif dapat menciptakan proses pembelajaran sesuai yang dibutuhkan. Sehingga, guru yang seperti ini selalu dinanti kehadirannya dalam belajar mengajar yang berlangsung dengan senang hati oleh siswa.

Output

(10)

materi pembelajarannya serta dapat memberikan contoh yang masuk akal seperti melakukan praktek secara langsung dan tidak langsung agar mudah diterima dan dipahami oleh siswa sehingga dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan meningkatkan keaktifan belajar siswa sebagai bagian dari hasil.

Memiliki pemahaman dan pengetahuan dalam segala aspek dalam lingkup belajar mengajar seorang guru merupakan syarat kemampuan menjadi komunikator yang handal agar dalam menyampaikan penjelasan dapat menjadi efektif dan memberikan dorongan semangat kepada siswanya supaya siswa tidak merasa bosan dan tegang bahkan tidak mengerti dengan materi yang disampaikan guru saat pembelajaran. Artinya guru harus mampu memberikan penjelasan secara rinci kepada siswa agar materi tidak menjadi rancu dimana bisa mengakibatkan salah pengertian bagi siswa. Hal ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan untuk menjadi bermakna bagi siswa.

Dari hasil penelitian bahwa yang dilakukan pada guru di SMK 1 Parigi terhadap siswa kelas X jurusan teknik sepeda motor dalam memberikan peningkatan untuk keaktifan siswa dalam belajar mengajar kurang maksimal karna siswa kurang memahami apa yang guru telah jelaskan. Sehingga, sebagai output

dari pelajaran tersebut belum tercapai sepenuhnya dalam keaktifan belajar siswa kelas X jurusan teknik sepeda motor di SMK Negeri 1 Parigi tersebut. Dengan ini dapat dikatakan bahwa siswa sulit untuk belajar dari penjelesan-penjelasan yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebaga berikut:

1. Input: guru memberikan materi berupa diskusi dan pendekatan kontekstual

sehingga siswa dapat menerima materi lebih baik dan siswa bisa lebih aktif lagi dikelas pada saat proses pembelajaran

2. Proses: Pada saat masuk proses pembelajaran guru memberikan tanya jawab kepada siswa untuk membuat proses pembelajaran lebih interaktif antara guru dan siswa, memberikan metode berupa sedikit hiburan dengan cara mengajar bervariatif, dan motivasi sehingga bisa membantu siswa belajar lebih aktif lagi dikelas.

3. Output: dalam hal ini guru harus mampu menjelaskan materi yang diberikan kepada siswa, dan juga contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan guru juga harus mampu merubah sikap dan tingkah laku siswa sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.

Referensi

Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan strategi komunikasi. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.

Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Kriyantono, Rachmat, 2010. Teknik

Praktis : Riset komunikasi. Jakarta : kencana Prenada media group. Kurniawati, Nia , 2014. Komuikasi

Antarpribadi Konsep dan Dasar, Yogyakarta: Graha ilmu

Liliweri, Allo.1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT citra Aditya bakti

Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta:

Ar-ruzzMedia.

Sudarto, 2002. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Pt Raja GrafindoPersada

(11)

Supratiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius.

West, Richard dan Turner, Lynny. 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Jika memerhatikan sejarah keberhasilan Muhammad dalam mengelola bisnis maka kuncinya adalah akhlak mulia (seperti tutur kata yang baik dan jujur). Namun apakah modal

Berdasarkan hasil penelitian dapat di- simpulkan bahwa: penyikatan gigi menggu- nakan pasta gigi yang mengandung baking soda dan pasta gigi yang mengandung mentol

Aku tahu kamu sering tidak sabar, tetapi aku percaya kamu akan bisa melakukannya dengan baik,” kata Depati Parbo kepada seorang pemuda bermata jenaka, berhidung pesek, dan

Sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi manusia lainnya. Arti dari kalimat “ Khairunnasi anfa’uhum linnaas ” ini dapat dipahami bahwa sebaik-baiknya manusia adalah

Pada tahun 2015 Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Pati mengalami penurunan produksi lagi karena biaya perawatan murbei yang terlalu tinggi mengakibatkan susahnya

Berdasarkan pengamatan peneliti, pemerintah kelurahan tidak terlalu memperhatikan keadaan ini, walaupun telah ada program kegiatan bersih-bersih lingkungan,

dan dengan fitur tersebut bisa memberikan kesan dan pesan pada pengguna lainnya. Setelah itu facebook muncul pada tahum 2004 namun facebook baru banyak pengguna ketika

Hasil plot MPACF pada data temperatur kota Semarang di stasiun Semarang dan Ahmad Yani sebelum dan setelah differencing dapat ditampilkan pada Gambar 4.6 dan 4.7 sebagai