PENJELASAN DRAFT SURAT EDARAN DIREKSI
TENTANG PENGADAAN BARANG/ JASA TERKAIT KEIKUTSERTAAN
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN KERJASAMA OPERASI (KSO)/ KEMITRAAAN DAN TATA CARA PERHITUNGAN SISA KEMAMPUAN KEUANGAN (SKK) DAN SISA KEMAMPUAN PAKET (SKP) DI LINGKUNGAN PT ANGKASA PURA I (PERSERO)
Procurement Group
I. KETENTUAN UMUM
a. Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor :
KEP.84/PL.02/2015 tentang Pedoman Pengadaan Barang/ Jasa
di Lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero) berikut
perubahan - perubahannya;
II. MAKSUD DAN TUJUAN
III. KETENTUAN KERJA SAMA OPERASI (KSO)/ KEMITRAAN PENYEDIA BARANG/ JASA
a. Kerja Sama Operasi (KSO)/ Kemitraan adalah perjanjian antara dua perusahaan atau lebih dimana masing – masing perusahaan sepakat untuk melakukan usaha bersama dengan menggunakan asset dan/ atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama – sama menanggung risiko usaha tersebut.
b. Seluruh Peserta Pengadaan Barang/ Jasa yang melakukan KSO/ Kemitraan wajib berstatus aktif pada Vendor Management System (VMS) PT Angkasa Pura I (Persero) pada saat sebelum pemasukan penawaran.
d. Perjanjian KSO/ Kemitraan wajib dibuat dan disahkan oleh Notaris serta ditandatangani seluruh Peserta KSO/ Kemitraan dengan mencantumkan :
Nama kemitraan sesuai dengan data kualifikasi
Nama Perusahaan Yang Mewakili KSO/ Kemitraan (Lead Firm) Nama perusahaan mitra/ anggota
Tanggung jawab Lead Firm dan perusahaan mitra/ anggota Modal (sharing) dari seluruh Peserta KSO/ Kemitraan
e. Perjanjian KSO/ Kemitraan disampaikan kepada Procurement Selection Team (PST) dalam dokumen administrasi pada saat pemasukan penawaran.
g. Setiap dokumen lelang yang diajukan oleh KSO/ Kemitraan harus atas nama KSO/ Kemitraan.
h. Seluruh Peserta KSO/ Kemitraan memberi kuasa kepada Lead Firm untuk mewakili dan bertindak atas nama KSO/ Kemitraan untuk menandatangani perjanjian dengan PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai Pemberi Kerja.
i. Lead Firm bertanggung jawab penuh terhadap hal – hal sebagai berikut :
Penyelesaian pekerjaan fisik sampai dengan tanggung jawab pemeliharaan Adanya permasalahan hukum dalam KSO/ Kemitraan
Apabila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian dengan PT Angkasa Pura I
(Persero)
IV. TATA CARA PERHITUNGAN SISA KEMAMPUAN KEUANGAN (SKK)
a. Perhitungan Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) untuk pekerjaan konstruksi dengan nilai pagu mulai dari Rp 5.000.000.000,- (Lima miliar rupiah).
b. Penetapan Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Perhitungan SKK
Tata Cara Perhitungan kemampuan keuangan dilakukan terhadap kekayaan bersih berdasarkan neraca tahun terakhir yang terdiri dari :
Kekayaan Bersih (KB) = (a+b+c) – (d+e) a = aktiva lancar;
b = aktiva tetap; c = aktiva lainnya;
2. Penetapan untuk menghitung Modal Kerja (MK) = fl x KB; KB = Kekayaan Bersih;
fl = faktor likuiditas;
fl = 0,6 (untuk usaha kecil) dan 0,8 (untuk usaha non kecil).
3. Penetapan Kemampuan Keuangan (KK) = fp x MK; MK = Modal Kerja (hasil hitungan di atas); fp = faktor perputaran modal;
fp = 6 (untuk usaha kecil) dan 8 (untuk usaha non kecil). KK = kemampuan keuangan
4. Penetapan Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : SKK = KK - (Σ proyek yang sedang dilaksanakan – Prestasi ).
Prestasi = nilai pekerjaan yang sudah dilaksanakan di buktikan dengan Berita Acara Pengecekan Pekerjaan (BAPP)
V. TATA CARA PERHITUNGAN SISA KEMAMPUAN PAKET (SKP)
a. Perhitungan Sisa Kemampuan Paket (SKP) untuk pekerjaan konstruksi dengan nilai pagu mulai dari Rp 5.000.000.000,- (Lima Miliar Rupiah), dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penghitungan SKP
SKP = KP – P
Dimana :
SKP = Sisa Kemampuan Paket
KP = Nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan :
Usaha Kecil : KP ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan.
Usaha Non Kecil : KP ditentukan sebanyak 8 (delapan) paket atau 1,2 (satu koma dua) N.
P = Jumlah Paket yang sedang dikerjakan
N = Jumlah Paket Pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir.