• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIMPUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PENYIARAN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HIMPUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PENYIARAN 2012"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

i

HIMPUNAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

DI BIDANG PENYIARAN

2012

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

(2)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

iii

KATA PENGANTAR

Sebagai amanat Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, maka telah diterbitkan Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 38 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan Perubahan Data Perizinan Penyiaran, Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 39 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pendirian Dan Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas, Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 40 Tahun 2012 tentang tata Cara Pengajuan Keberatan Terhadap Penjatuhan Sanksi Administratif Penyelenggaraan Penyiaran, dan Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 41 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan Melalui Satelit, Kabel, Dan Terestrial.

Penerbitan 4 (empat) Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika tersebut merupakan upaya mengoptimalkan sinkronisasi mekanisme implementasi terkait dengan permohonan perizinan Lembaga Penyiaran Komunitas, Lembaga Penyiaran Berlangganan, termasuk perubahan data dan penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran di bidang penyiaran.

Dalam konteks meningkatkan tertib hukum di bidang penyiaran, maka penerbitan Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan di bidang penyiaran. Oleh sebab itu, melalui pendistribusian dalam bentuk tercetak diharapkan dapat mendukung penyebarluasan tentang implementasi peraturan dimaksud dan sekaligus dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat, khususnya para pelaku/industri penyiaran serta para pihak yang bertanggung jawab di bidang komunikasi dan informatika.

Jakarta 2013

(3)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

v

DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR ... iii

2. DAFTAR ISI ... v

3. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2012 Tentang

Tata Cara Pelaporan Perubahan Data Perizinan Penyiaran ... 1

4. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika

Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pendirian Dan Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas ... 35

5. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Terhadap Penjatuhan

Sanksi Administratif Penyelenggaraan Penyiaran ... 53

6. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan

Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan Melalui Satelit,

(4)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

1

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 38 TAHUN 2012

TENTANG

(5)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

3

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 38 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PELAPORAN PERUBAHAN DATA PERIZINAN PENYIARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

(6)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

4

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4485);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4566);

(7)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

5

7. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4568);

8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN

(8)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

6

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.

2. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

3. Lembaga Penyiaran adalah Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga Penyiaran Komunitas, dan Lembaga Penyiaran Berlangganan.

4. Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.

5. Lembaga Penyiaran Swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi.

6. Lembaga Penyiaran Komunitas adalah lembaga penyiaran radio atau televisi yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.

7. Lembaga Penyiaran Berlangganan adalah penyelenggara penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan.

(9)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

7

menyelenggarakan kegiatan penyiaran radio atau penyiaran televisi, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat yang siarannya berjaringan dengan Radio Republik Indonesia (RRI) untuk radio atau Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk televisi.

9. Pemohon adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permohonan.

10. Pelapor adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan laporan.

11. Izin Penyelenggaraan Penyiaran adalah hak yang diberikan oleh negara kepada lembaga penyiaran untuk menyelenggarakan penyiaran.

12. Stasiun Radio adalah satu atau beberapa perangkat pemancar atau penerima atau gabungan dari beberapa perangkat pemancar dan penerima termasuk alat perlengkapan yang diperlukan di satu lokasi untuk menyelenggarakan komunikasi radio.

13. Wilayah Layanan adalah wilayah penerimaan stasiun radio yang diproteksi dari gangguan/interferensi sinyal frekuensi radio lainnya. 14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang komunikasi dan informatika.

BAB II

PERUBAHAN DATA PERIZINAN LEMBAGA PENYIARAN

Bagian Kesatu

Perubahan Nama, Domisili, Susunan Pengurus, dan Anggaran Dasar Lembaga Penyiaran

Pasal 2

(10)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

8

Pasal 3

(1) Perubahan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan perubahan nama sebutan di udara yang tercantum dalam Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

(2) Perubahan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan kepada Menteri untuk dicatat dalam database Perizinan Penyiaran di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Pasal 4

(1) Perubahan domisili sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:

a. perubahan alamat domisili badan hukum; b. perubahan alamat kantor, dan

c. perubahan alamat studio.

(2) Perubahan domisili sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berkaitan dengan Wilayah Layanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

(3) Perubahan domisili sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan kepada Menteri untuk dicatat dalam database Perizinan Penyiaran di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Pasal 5

(1) Perubahan susunan pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yaitu pengurus yang bertanggung jawab untuk dan atas nama Lembaga Penyiaran sebagaimana yang tercantum dalam akta pendirian badan hukum.

(2) Perubahan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan kepada Menteri untuk dilakukan evaluasi.

Pasal 6

(11)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

9

a. pengalihan saham Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Berlangganan;

b. penambahan dan pengembangan modal Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Berlangganan;

c. penambahan dan pengembangan modal asing oleh Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Berlangganan; dan d. kepemilikan saham yang dilakukan melalui investasi secara

langsung.

(2) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan kepada Menteri untuk dilakukan evaluasi.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Berlangganan yang bersangkutan kepada Menteri secara tertulis.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuat mengenai latar belakang dan tujuan penambahan atau pengembangan modal, komposisi seluruh modal dasar, modal disetor, nama pemegang saham, nilai saham yang dimiliki dan struktur kepengurusan lembaga penyiaran sebelum dan sesudah terjadinya perubahan.

Pasal 7

(12)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

10

Bagian Kedua

Perubahan Lokasi Pemancar (Stasiun Radio) dan Frekuensi

Pasal 8

(1) Setiap perubahan lokasi Stasiun Radio Lembaga Penyiaran terlebih dahulu wajib mengajukan permohonan kepada Menteri untuk mendapatkan persetujuan.

(2) Perubahan lokasi Stasiun Radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah perubahan alamat Stasiun Radio dalam Wilayah Layanan yang telah ditetapkan.

Pasal 9

Perubahan alokasi dan penggunaan frekuensi dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Perluasan Jangkauan Wilayah Layanan Lembaga Penyiaran Berlangganan

Pasal 10

Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui kabel dapat memperluas jangkauan wilayah layanannya dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Menteri untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 11

(13)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

11

Bagian Keempat Perubahan Program Siaran Lembaga Penyiaran Berlangganan

Pasal 12

Setiap Lembaga Penyiaran Berlangganan dapat melakukan perubahan penambahan dan/atau pengurangan program siaran dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 13

Permohonan perubahan program siaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 memuat hal-hal sebagai berikut:

a. alasan perubahan program siaran;

b. jumlah, materi, dan kategori program siaran sebelum dan setelah perubahan; dan/atau

c. hak siar.

BAB III

PENGEMBANGAN JARINGAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RRI DAN TVRI

Pasal 14

(1) Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia dan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Repubik Indonesia dapat melakukan pengembangan jaringan penyiaran dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Menteri.

(14)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

12

BAB IV

PERUBAHAN KEANGGOTAAN SISTEM STASIUN JARINGAN LEMBAGA PENYIARAN SWASTA

Pasal 15

(1) Keanggotaan sistem stasiun jaringan Lembaga Penyiaran Swasta dapat berubah apabila terjadi penambahan atau pengurangan anggota sistem stasiun jaringan.

(2) Perubahan anggota sistem stasiun jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan oleh induk stasiun jaringan dengan mengajukan permohonan kepada Menteri untuk mendapatkan persetujuan.

(3) Permohonan perubahan anggota sistem stasiun jaringan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan dengan mengajukan Surat Permohonan Perubahan Data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Jasa Penyiaran Radio/Televisi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I serta mengisi Formulir Perubahan Keanggotaan Sistem Stasiun Jaringan Lembaga Penyiaran Swasta sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB V

EVALUASI DAN VERIFIKASI

Pasal 16

(1) Permohonan perubahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 8, Pasal 10, Pasal 12, Pasal 14 dan Pasal 15 akan dilakukan evaluasi dan verifikasi oleh unit kerja terkait secara fungsional.

(2) Dalam melaksanakan evaluasi dan verifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus yang berkaitan dengan penambahan dan pengembangan modal asing atau melalui pasar modal unit kerja terkait secara fungsional dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

(15)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

13

(4) Dalam melakukan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemohon dapat dipanggil untuk mendapatkan kelengkapan informasi terhadap data yang disampaikannya.

Pasal 17

(1) Dalam hal permohonan tidak lengkap dan/atau tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam lampiran Peraturan Menteri ini, Pemohon diberikan kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki permohonannya dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh hari) kerja setelah permohonan dikembalikan kepada Pemohon.

(2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemohon tidak melengkapi dan/atau memperbaiki permohonannya, permohonan dianggap tidak memenuhi persyaratan dan dinyatakan ditolak.

Pasal 18

Menteri berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 menerbitkan surat persetujuan atau penolakan berupa:

a. surat persetujuan atau penolakan perubahan data perizinan

sebagaimana tercantum dalam Izin Penyelenggaraan Penyiaran untuk permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 8, Pasal 10, Pasal 12, dan Pasal 14.

b. surat persetujuan atau penolakan untuk perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1).

(16)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

14

BAB VI AKIBAT HUKUM

Pasal 19

Perubahan yang dilakukan tanpa memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 8 ayat (2), Pasal 10, Pasal 12, Pasal 14 ayat (2), dan Pasal 15 ayat (2) mengakibatkan perubahan dimaksud batal demi hukum.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Lembaga Penyiaran yang telah melakukan perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 8, Pasal 10, Pasal 12, Pasal 14, dan Pasal 15 wajib melaporkan paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.

BAB VIII PENUTUP

Pasal 22

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(17)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

15

Ditetapkan di : Jakarta

pada tanggal : 4 Oktober 2012

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TIFATUL SEMBIRING

Diundangkan di : Jakarta

pada tanggal : 17 Oktober 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

AMIR SYAMSUDIN

(18)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

17

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NOMOR 38 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PELAPORAN PERUBAHAN DATA PERIZINAN PENYIARAN

1. LAMPIRAN I : SURAT PERMOHONAN PERUBAHAN DATA IZIN

PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN JASA PENYIARAN RADIO/TELEVISI

2. LAMPIRAN II : FORMULIR PERMOHONAN PERUBAHAN

NAMA, DOMISILI, SUSUNAN PENGURUS, DAN/ ATAU ANGGARAN DASAR

3. LAMPIRAN III : FORMULIR PERMOHONAN PERLUASAN

JANGKAUAN WILAYAH LAYANAN

4. LAMPIRAN IV: FORMULIR PERUBAHAN KEANGGOTAAN

(19)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

18

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 38 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAPORAN PERUBAHAN DATA PERIZINAN PENYIARAN

SURAT PERMOHONAN PERUBAHAN DATA IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN

LEMBAGA PENYIARAN JASA PENYIARAN RADIO/TELEVISI

- Tanda tangan

Kop Surat Lembaga Penyiaran

Nomor : (nomor surat keluar)

Perihal : Permohonan Perubahan Data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Jasa Penyiaran Radio/Televisi

Lampiran : 1 (satu) berkas

Kepada Yth:

Menteri Komunikasi dan Informatika RI.

di - Jakarta

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : ... (tuliskan sesuai KTP) Jabatan : ...(tuliskan sesuai akta) Alamat : ...(tuliskan alamat perusahaan)

bertindak untuk dan atas nama PT..., dengan ini mengajukan permohonan perubahan data Izin Penyelenggaraan Penyiaran bagi PT...sebagai lembaga penyiaran jasa penyiaran radio/televisi.

Kami menyatakan bahwa semua data yang tercantum/yang dibuat untuk permohonan perubahan data izin ini adalah benar dan sesuai dengan data yang sebenarnya, serta setuju dan sanggup untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

..., ……….…...

Pemohon

- Stempel/cap lembaga

penyiaran

- Bermaterai cukup

Nama Jelas

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

(20)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

19

1

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

NOMOR 38 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PELAPORAN PERUBAHAN DATA

PERIZINAN PENYIARAN

FORMULIR PERMOHONAN PERUBAHAN

NAMA, DOMISILI, SUSUNAN PENGURUS DAN/ATAU ANGGARAN DASAR

I. DATA ADMINISTRASI

A. Data Perusahaan

1 Nama Perusahaan 2 Nama sebutan stasiun

di udara

Nama Perubahan yang diajukan

3 Alamat Kantor Jalan

Kelurahan/Desa Kecamatan

Kab/Kota Kode Pos:

Provinsi

Nomor telepon Fax

Email website Alamat Perubahan yang diajukan

Nomor telepon Fax :

Email

4 Alamat Studio Jalan

Kelurahan/Desa Kecamatan

Kab/Kota Kode Pos:

Provinsi

Nomor telepon Fax

Alamat Perubahan yang diajukan

Jalan Kelurahan/Desa Kecamatan

Kab/Kota Kode Pos:

Provinsi

Nomor telepon Fax

(21)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

20

2

7 Pengesahaan akta

pendirian/ badan hukum dari instansi yang berwenang

No Tanggal

Nama instansi yang menerbitkan

8 Akta Perubahan

Terakhir

No Tanggal Nama & domisili notaris

9 Pengesahaan akta

perubahan terakhir / badan hukum dari instansi yang berwenang

No Tanggal

Nama instansi yang menerbitkan

10 Surat Keterangan

Domisili Perusahaan

No Tanggal

Nama instansi yang menerbitkan

Nama instansi yang menerbitkan

13 Izin Gangguan (HO) *) No

Tanggal

Nama instansi yang menerbitkan

14 Izin Mendirikan

Bangunan Kantor (IMB) *)

No Tanggal

Nama instansi yang menerbitkan

15 Izin Mendirikan

Bangunan Menara (IMB Tower) *)

No Tanggal

Nama instansi yang menerbitkan

*) butir 11, 12, 13, 14 diisi apabila sudah ada

B. Aspek Permodalan *)

B.1 DATA SEBELUM PERUBAHAN

1 Modal dasar Rp. ...

7 Modal yang disetor oleh

pemegang saham

Rp. ...

(22)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

21

3

B.2 DATA PERUBAHAN YANG DIAJUKAN

1 Modal dasar Rp. ...

7 Modal yang disetor oleh

pemegang saham

Rp. ...

8 Riwayat kepemilikan saham (dilampirkan pada lembar terpisah)**)

*) Apabila terdapat saham di luar saham biasa dan/atau perbedaan antara beberapa kelas saham, mohon diuraikan dalam lembaran tersendiri

**) Uraian mengenai perubahan kepemilikan saham secara signifikan sejak pendirian (apabila ada

C. Pemusatan Dan Kepemilikan Silang C.1 DATA SEBELUM PERUBAHAN

No Nama Pemega

ng Saham

Nama Media Yang Dimilki & Persentase Kepemilikan Saham Media Cetak

(surat kabar harian)

LPS Radio LPS Televisi LPB

1 Nama

C.2 DATA PERUBAHAN YANG DIAJUKAN

No

Nama Pemegang

Saham

Nama Media Yang Dimilki & Persentase Kepemilikan Saham Media Cetak

(surat kabar harian)

LPS Radio LPS Televisi LPB

(23)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

22

4

Contoh Cara Pengisian :

No

Nama Pemegan g Saham

Nama Media Yang Dimilki & Persentase Kepemilikan Saham Media Cetak

(surat kabar harian)

LPS Radio LPS Televisi LPB

1 Budi SKH

40% PT. Televisi Bulan

10% PT. Televisi Melati

I ) DATA SEBELUM PERUBAHAN

1.1 Direktur Utama

(Selaku Penanggung Jawab Umum) Alamat rumah

Kode Pos

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

1.2 Direktur…

(apabila direktur lebih dari satu agar ditambahkan datanya)

Telepon Kantor Rumah HP

(24)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

23

5

II) DATA PERUBAHAN YANG DIAJUKAN

1.1 Direktur Utama

(Selaku Penanggung Jawab Umum) Alamat rumah

Kode Pos

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

1.2 Direktur…

(apabila direktur lebih dari satu agar ditambahkan datanya)

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

2. Komisaris

I ) DATA SEBELUM PERUBAHAN

2.1 Komisaris Utama Nama

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

2.2 Komisaris...

(apabila komisaris lebih dari satu agar ditambahkan datanya)

Nama

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

(25)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

24

6 II) DATA PERUBAHAN YANG DIAJUKAN

2.1 Komisaris Utama Nama

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email 2.2 Komisaris...

(apabila komisaris lebih dari satu agar ditambahkan datanya)

Nama

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

3. Penanggung Jawab Penyelenggaraan Penyiaran

I ) DATA SEBELUM PERUBAHAN

3.1 Penanggung Jawab Bidang Pemberitaan

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email 3.2 Penanggung Jawab

Bidang Siaran

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email 3.3 Penanggung Jawab

Bidang Teknik

(26)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

25

7 Fax

Email 3.4 Penanggung Jawab

Bidang Keuangan

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email 3.5 Penanggung Jawab

Bidang Usaha

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

II) DATA PERUBAHAN YANG DIAJUKAN

3.1 Penanggung Jawab Bidang Pemberitaan

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email 3.2 Penanggung Jawab

Bidang Siaran

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email 3.3 Penanggung Jawab

(27)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

26

8

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

3.4 Penanggung Jawab

Bidang Keuangan

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

3.5 Penanggung Jawab

Bidang Usaha

Telepon Kantor Rumah HP

Fax Email

4. Data Kepegawaian

PENDIDIKAN

JUMLAH PEGAWAI Siaran/

Tata Usaha

/Umum Total

(28)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

27

9 II. PROGRAM SIARAN

1 Format siaran (pilih salah satu yang paling dominan))

฀ Umum ฀ Berita

฀ Musik ฀ Pendidikan

฀ Olah raga ฀ Lainnya (sebutkan) 2 Persentase materi

siaran lokal & asing

a. Lokal ...%

b. Asing ...%

J U M L A H 100 %

3 Sumber materi acara siaran

a. inhouse production (alat, SDM, dan biaya ditanggung sendiri)

...%

b. akuisisi (membeli produk dari dalam maupun luar negeri)

...%

c. kerjasama (program, revenue sharing, antar negara)

...%

J U M L A H 100 %

4 Waktu Siaran Setiap Hari

a. pada hari kerja pukul...s/d pukul... b. pada hari libur pukul...s/d pukul... 5 Penggolongan dan

Persentase Mata Acara Siaran

a. berita ...%

b. penerangan/informasi ...%

c. pendidikan dan kebudayaan ...%

d. agama ...%

e. olah raga ...%

f. hiburan dan musik ...%

g. iklan ...%

h. acara penunjang / layanan masyarakat

...%

J U M L A H 100 %

6 Persentase siaran musik

a. Indonesia populer ...%

b. dangdut ...%

c. barat ...%

d. tradisionil / daerah ...%

e. keroncong ...%

f. musik lainnya (sebutkan) ...%

J U M L A H 100 %

7

Khalayak sasaran (gunakan data hasil survey audience terkini, apabila belum pernah dilakukan gunakan angka estimasi manajemen)

a. Kelompok usia (dalam tahun)

b. Jenis kelamin

฀ Hasil Survey atau

c. Status ekonomi sosial

(29)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

28

10

manajemen < 500.000 ...% J U M L A H 100 % d. Pendidikan terakhir

฀ Hasil Survey atau Perguruan Tinggi ...% JUMLAH 100 % e. Pekerjaan

฀ Hasil Survey atau

฀ Estimasi manajemen

PNS/TNI/Polri ...% Pegawai Swasta ...% Wiraswasta ...% Pensiunan ...% Pelajar ...% Mahasiswa ...% Ibu Rumah Tangga ...% Lainnya ...% Tidak Bekerja ...% JUMLAH 100 %

III. DATA TEKNIK

(diisi sesuai dengan rencana yang akan digunakan)

1 Nama Stasiun

Pemancar

2 Mulai beroperasi *) (tanggal/bulan/tahun)

3 Jumlah Studio *) ... buah

Nomor telepon Fax Tinggi lokasi ….. meter diatas permukaan laut Koordinat ….. …..  ….. LU/LS ….. ….. ….. BT

5 Saluran/band ………/……….

6 Frekuensi: a. Pembawa gambar ... Mhz

b. Pembawa suara 1 ... MHz c. Pembawa suara 2 ... MHz

(untuk sistem stereo/bilingual).

d. Off-set saluran ... MHz

7 Moda penyiaran

suara(Pilih salah satu)

฀ Mono

฀ Stereo

8 Jenis penyiaran

stereo/bilingual *)

(diisi jika moda penyiaran suara adalah stereo) :

฀ NICAM

(30)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

29

11 9 Menara *) a. jenis (pilih salah satu) ฀ Self supporting tower

฀ Guy wire

฀ lainnya (sebutkan)

b. tinggi ... meter dari permukaan tanah

10 Peralatan Pemancar a. merek

b. tipe

c. nomor seri *)

d. buatan: (pilih salah satu) *)

฀ pabrikan (sebutkan nama negaranya)

฀ buatan sendiri terpasang (running) *)

……….Watt

11 Antena a. merek

b. type

c. buatan (pilih salah satu) *)

฀ pabrikan (sebutkan nama negara)

฀ buatan sendiri d. jenis (pilih salah satu)

*)

฀ Panel : 2 dipole/ 4 dipole/ 8 dipole

฀ Yagi

฀ lainnya (sebutkan) e. Gambar pola radiasi

antena (horizontal & vertikal)

(terlampir)

f. polarisasi (pilih salah satu) *)

฀ horizontal

฀ vertikal

฀ sirkular

g. Jumlah antena setiap arah

h. total gain *) ...dB

i. tinggi *) ...meter dari permukaan tanah

j. jarak antena ke pemancar

... meter

12 Feeder *) a. jenis (pilih sesuai yang digunakan, boleh lebih dari satu

฀ coaxial

฀ waveguide

฀ lainnya (sebutkan)

b. merek

c. type dan ukuran

d. panjang kabel ... meter

e. loss kabel per meter ... dB

(31)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

30

12 13 Sistem hubungan

dari studio ke pemancar/Studio to Transmitter Link *) (STL) (pilih sesuai yang digunakan, boleh lebih dari satu):

฀ melalui kabel

฀ menggunakan radio link (Micro Wave/UHF)

฀ menggunakan satelit

IV. DOKUMEN YANG DILAMPIRKAN:

Studi Kelayakan menyangkut aspek sebagai berikut : (diuraikan)

1) Aspek Pendirian

a) Latar belakang.

b) Maksud pendirian.

c) Tujuan pendirian.

d) Visi.

e) Misi.

f) Gambaran umum rencana kerja 5 (lima) tahun kedepan.

2) Aspek Badan Usaha

a) Legalitas Perusahaan melampirkan :

- fotokopi akta pendirian beserta pengesahan badan hukumnya dan/atau akta perubahan perusahaan beserta pengesahan badan hukumnya

- fotokopi NPWP

- fotokopi domisili perusahaan oleh instansi yang berwenang (minimal dari Lurah atau Kepala Desa)

b) Kepemilikan Perusahaan.

c) Permodalan Perusahaan.

d) Media cetak dan elektronik yang sudah dimiliki oleh pemegang saham dan persentase kepemilikannya.

3) Aspek Program

a) Segmentasi target pendengar.

b) Proyeksi pertumbuhan pendengar dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan. c) Format siaran.

d) Penggolongan dan persentase mata acara siaran.

e) Jadwal program siaran/pola acara siaran dalam 1 (satu) minggu. f) Sumber materi acara siaran.

g) Daya saing (keunggulan dan perbedaan terhadap pesaing).

4) Aspek Teknis

(32)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran 13

31

b) Gambar tata ruang dan peta lokasi studio.

c) Gambar tata ruang dan peta lokasi stasiun pemancar.

d) Daftar inventaris sarana dan prasarana yang akan digunakan, termasuk peralatan studio dan pemancar, jumlah dan jenis studio serta perhitungan biaya investasinya.

e) Spesifikasi teknik dan sistem peralatan yang akan digunakan beserta diagram blok sistem konfigurasinya.

f) Wilayah layanan siaran (sebutkan nama daerah yang dilayani).

g) Peta wilayah jangkauan siaran (gambarkan wilayah layanan siaran diatas peta).

5) Aspek Keuangan

a) Rencana kinerja keuangan 5 (lima) tahun ke depan (cash flow dan rugi-laba).

b) Proyeksi pendapatan iklan dan pendapatan lain yang sah. c) Analisis rasio keuangan.

6) Aspek Manajemen

a) Struktur organisasi, mulai dari unit kerja tertinggi sampai unit kerja terendah, termasuk uraian tata kerja yang melekat pada setiap unit kerja.

b) Penjelasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan keahliannya. c) Susunan dan nama para pengurus penyelenggara penyiaran.

d) Daftar Riwayat Hidup para Penanggung Jawab Penyelenggaraan Siaran dan fotokopi KTP yang bersangkutan.

e) Daftar Riwayat Hidup Direksi dan Komisaris dan fotokopi KTP yang bersangkutan.

f) Penjelasan sistem penggajian, bonus, lembur, insentif dan tunjangan lainnya.

g) Analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman).

7) Aspek pendukung lainnya (jika ada) melampirkan (fotokopi):

a) Surat Izin Tempat Usaha (SITU) b) Surat Izin Gangguan (HO)

c) Surat Izin Mendirikan Bangunan Kantor (IMB) d) Surat Izin Mendirikan Bangunan Menara (IMB Tower)

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

(33)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

32

LAMPIRAN III

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

NOMOR 38 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAPORAN PERUBAHAN DATA PERIZINAN PENYIARAN

FORMULIR PERMOHONAN PERLUASAN JANGKAUAN WILAYAH LAYANAN

I. DATA SEBELUM PERUBAHAN

1. Jangkauan wilayah

siaran (sebutkan nama

daerah yang dapat dijangkau) dan peta kontur diagramnya

(dilampirkan):

II. DATA PERUBAHAN YANG DIAJUKAN

1. Perluasan

jangkauan wilayah

siaran (sebutkan nama

daerah yang dapat dijangkau) dan peta kontur diagramnya

(dilampirkan):

LPB harus melengkapi dengan data teknis sistem peralatan pemancar (terestrial) dan data teknis sistem head-end untuk kabel.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

(34)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

33

LAMPIRAN IV

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 38 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAPORAN PERUBAHAN DATA PERIZINAN PENYIARAN

FORMULIR PERUBAHAN KEANGGOTAAN STASIUN JARINGAN LEMBAGA PENYIARAN SWASTA JASA PENYIARAN TELEVISI

I. DATA SEBELUM PERUBAHAN

1. Data Induk Stasiun Jaringan (bagi anggota stasiun jaringan)

1 Nama badan hukum lembaga penyiaran

2 Nama sebutan di udara

3 Lokasi

4 Wilayah layanan siaran

5 Kanal frekuensi (pilih salah satu) VHF Ch. ...

UHF Ch. ...

2. Daftar Anggota Stasiun Jaringan (bagi induk stasiun jaringan)

A. DAERAH EKONOMI MAJU

No Nama Badan Hukum

Lembaga Penyiaran

Nama Sebutan

di Udara Lokasi

Wilayah Layanan Siaran

Kanal

Lembaga Penyiaran

Nama Sebutan

di Udara Lokasi

Wilayah Layanan Siaran

Kanal Frekuensi

1 2 dst

3. Perjanjian Kerjasama Keanggotaan Stasiun Jaringan

No

Nama Badan Hukum Lembaga

Penyiaran

Nama sebutan di

udara

II. DATA PERUBAHAN YANG DIAJUKAN

1. Data Induk Stasiun Jaringan (bagi anggota stasiun jaringan)

1 Nama badan hukum lembaga penyiaran

2 Nama sebutan di udara

3 Lokasi

4 Wilayah layanan siaran

5 Kanal frekuensi (pilih salah satu) VHF Ch. ...

(35)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

34

2. Daftar Anggota Stasiun Jaringan (bagi induk stasiun jaringan)

A. DAERAH EKONOMI MAJU

No Nama Badan Hukum Lembaga Penyiaran Nama sebutan di udara Lokasi layanan siaran Wilayah frekuensi Kanal

1 2

dst

B. DAERAH EKONOMI KURANG MAJU

No Nama Badan Hukum

Lembaga Penyiaran

Nama sebutan

di udara Lokasi

Wilayah layanan siaran

Kanal frekuensi

1 2 dst

3. Perjanjian Kerjasama Keanggotaan Stasiun Jaringan

No

Nama Badan Hukum Lembaga

Penyiaran

Nama sebutan di

udara

4. Pembatalan Perjanjian Kerjasama Keanggotaan Stasiun Jaringan

No

Nama Badan Hukum Lembaga

Penyiaran

Nama sebutan di

udara

Direktur Penyiaran Sesditjen PPI Kabiro Hukum

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

(36)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

35

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 39 TAHUN 2012

TENTANG

(37)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

37

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 39 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

(38)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

38

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang

Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4567);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4974) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5171);

(39)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

39

6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 28/P/M.KOMINFO/9/2008 tentang Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran;

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA TENTANG TATA CARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

(40)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

40

2. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

3. Spektrum Frekuensi Radio adalah gelombang elektromagnetik yang dipergunakan untuk penyiaran dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik dan sumber daya alam terbatas.

4. Lembaga Penyiaran Komunitas adalah lembaga penyiaran radio

atau televisi yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.

5. Arsip Siaran adalah dokumen bahan siaran yang sudah disiarkan oleh Lembaga Penyiaran Komunitas.

6. Wilayah Jangkauan Siaran adalah wilayah layanan siaran sesuai dengan izin yang diberikan, yang di dalam wilayah tersebut dijamin bahwa sinyal dapat diterima dengan baik dan bebas dari gangguan atau interferensi sinyal frekuensi radio lainnya.

7. Izin Penyelenggaraan Penyiaran adalah hak yang diberikan oleh negara kepada lembaga penyiaran untuk menyelenggarakan penyiaran.

8. Komisi Penyiaran Indonesia yang selanjutnya disebut KPI adalah Lembaga Negara yang bersifat Independen yang ada di Pusat dan di daerah, sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran, yang tugas dan wewenangnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

(41)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

41

BAB II

PENDIRIAN DAN PERIZINAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS

Bagian Kesatu Pendirian

Pasal 2

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas didirikan oleh komunitas dalam wilayah tertentu, bersifat independen, tidak komersial, dan hanya untuk melayani kepentingan komunitasnya.

(2) Lembaga Penyiaran Komunitas didirikan dengan persetujuan tertulis:

a. paling sedikit 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah penduduk dewasa atau paling sedikit 250 (dua ratus lima puluh) orang dewasa; atau

b. paling sedikit 51 % (lima puluh satu perseratus) dari jumlah penduduk dalam wilayah jangkauan siaran di daerah dengan sebaran penduduk tidak padat, terpencil, atau di wilayah perbatasan.

(3) Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikuatkan dengan persetujuan tertulis dari aparat pemerintah setingkat kepala desa/lurah setempat.

(4) Lembaga Penyiaran Komunitas yang didirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengatasnamakan suku, agama, ras dan golongan tertentu/non partisan.

(5) Lembaga Penyiaran Komunitas didirikan untuk program kegiatan di bidang pendidikan, pertanian, kesehatan, seni dan budaya dan/atau profesi lainnya dalam rangka melayani kepentingan komunitasnya dengan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(42)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

42

Pasal 3

Lembaga Penyiaran Komunitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) didirikan dengan persyaratan:

a. pendiri dan pengurusnya adalah warga negara Indonesia; b. berbentuk badan hukum koperasi atau perkumpulan; dan c. seluruh modal usahanya berasal dari anggota komunitas.

Pasal 4

(1) Pendirian badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b wajib memenuhi ketentuan:

a. dibentuk berdasarkan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;

b. mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia;

c. disahkan oleh:

1) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koperasi untuk badan hukum koperasi; atau

2) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia untuk badan hukum perkumpulan.

(2) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang tugas dan fungsinya di bidang komunikasi dan informatika dapat menerima pendaftaran akta pendirian dan perubahan perkumpulan atas pertimbangan Menteri.

Pasal 5

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas didirikan dengan modal awal yang diperoleh dari kontribusi komunitasnya yang berasal dari 3 (tiga) orang atau lebih yang selanjutnya menjadi milik komunitas.

(2) Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang menerima bantuan dana awal pendirian dan dana operasional dari pihak asing.

(43)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

43

(4) Sponsor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan sumber pembiayaan yang berkaitan dengan program kegiatan yang bersifat tidak tetap dan bukan merupakan siaran iklan dan/atau siaran komersial lainnya, kecuali iklan layanan masyarakat.

(5) Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib dilaporkan kepada Menteri, KPI, dan komunitasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6

(1) Menteri dapat memfasilitasi pendirian Lembaga Penyiaran Komunitas di daerah perbatasan dan/atau daerah tertinggal untuk menjamin hak-hak masyarakat atas informasi, menjaga integrasi nasional, dan terciptanya tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang.

(2) Pendirian Lembaga Penyiaran Komunitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan:

a. perencanaan program pembangunan pemerintah; b. usulan pemerintah pusat;

c. usulan pemerintah daerah setempat; dan/atau d. usulan masyarakat setempat.

Bagian Kedua Perizinan

Pasal 7

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas wajib memiliki Izin Penyelenggaraan Penyiaran dan Izin Stasiun Radio.

(2) Proses pengajuan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi:

a. tata cara dan persyaratan perizinan penyelenggaraan penyiaran; dan

(44)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

44

(3) Lembaga Penyiaran Komunitas wajib membayar biaya Izin Penyelenggaraan Penyiaran dan Biaya Hak Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio yang merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III

RENCANA DASAR TEKNIK PENYIARAN DAN PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PENYIARAN LEMBAGA

PENYIARAN KOMUNITAS

Pasal 8

Dalam menyelenggarakan kegiatan, Lembaga Penyiaran Komunitas wajib mentaati Rencana Dasar Teknik Penyiaran dan Persyaratan Teknis Perangkat Penyiaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 9

Sertifikasi perangkat pemancar dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan pelaksanaan lain.

BAB IV

PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS

Bagian Kesatu Umum

Pasal 10

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas menyelenggarakan penyiaran melalui sistem terestrial yang meliputi :

(45)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

45

(2) Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang didirikan di sekitar wilayah keselamatan penerbangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua

Susunan Pengurus dan Organisasi

Pasal 11

Susunan Pengurus dan Organisasi Lembaga Penyiaran Komunitas terdiri atas paling sedikit unsur pemimpin utama yang dibantu oleh unsur penanggung jawab bidang siaran dan bidang teknik.

Pasal 12

(1) Pemimpin utama bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi seluruh penyelenggaraan penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas.

(2) Penanggung jawab bidang siaran bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan siaran.

(3) Penanggung jawab teknik bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi operasional teknik penyiaran.

Pasal 13

Pemimpin utama bertanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas, baik ke dalam maupun ke luar Lembaga Penyiaran Komunitas.

Bagian Ketiga Cakupan Wilayah Siaran

Pasal 14

(46)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

46

(2) Radius siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melebihi 2,5 km (dua setengah kilometer) dari lokasi pemancar atau dengan ERP (Effective Radiated Power) melebihi 50 (lima puluh) watt berdasarkan kebutuhan informasi komunitas/masyarakat di daerah yang sebaran penduduknya tidak padat dan terpencil atas usulan dari KPI dalam rekomendasi kelayakan.

(3) Radius siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri berdasarkan hasil kajian teknis.

Pasal 15

(1) Dalam radius siaran Lembaga Penyiaran Komunitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) hanya dapat didirikan:

a. 1 (satu) stasiun Lembaga Penyiaran Komunitas radio; dan/atau b. 1 (satu) stasiun Lembaga Penyiaran Komunitas televisi.

(2) Jika terdapat beberapa komunitas yang mengajukan permohonan untuk mendirikan Lembaga Penyiaran Komunitas dalam satu radius siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), komunitas yang diberikan Izin Penyelenggaraan Penyiaran harus memberikan kesempatan bagi komunitas lainnya untuk melakukan siaran.

(3) Jika dalam satu radius siaran terdapat Lembaga Penyiaran Komunitas yang telah memiliki Izin Penyelenggaraan Penyiaran, Lembaga Penyiaran Komunitas dimaksud dapat memberikan kesempatan bersiaran bagi komunitas lainnya yang berkeinginan untuk mendirikan Lembaga Penyiaran Komunitas.

(4) Siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) wajib menggunakan pemancar yang tercantum dalam Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

Bagian Keempat Alokasi Frekuensi

Pasal 16

(47)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

47

Bagian Kelima Isi Siaran

Pasal 17

Isi siaran Lembaga Penyiaran Komunitas wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keenam Acara Siaran

Pasal 18

Acara siaran Lembaga Penyiaran Komunitas, meliputi :

a. pendidikan dan budaya;

b. informasi;

c. hiburan dan kesenian; dan

d. iklan layanan masyarakat.

Pasal 19

Lembaga Penyiaran Komunitas dapat bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam rangka melestarikan dan menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya, kearifan lokal, dan jati diri bangsa.

Pasal 20

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas wajib membuat dan menyiarkan program siaran secara mandiri.

(48)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

48

Pasal 21

Lembaga Penyiaran Komunitas wajib membuat klasifikasi acara siaran dengan mematuhi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia

Bagian Ketujuh Bahasa Siaran

Pasal 22

(1) Bahasa pengantar utama dalam penyelenggaraan program siaran harus bahasa Indonesia yang baik dan benar.

(2) Bahasa siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedelapan Relai Siaran

Pasal 23

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas dapat melakukan relai siaran dengan stasiun penyiaran lain.

(2) Relai siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan terhadap acara kenegaraan Republik Indonesia, ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kepentingan komunitasnya.

Bagian Kesembilan Kerjasama Siaran

Pasal 24

(49)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

49

(2) Pertukaran program acara siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak 15% (lima belas perseratus) dari seluruh program acara yang disiarkan.

(3) Pertukaran program acara siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk rekaman siaran baik untuk radio maupun televisi.

(4) Pertukaran program acara siaran tidak boleh bertentangan dengan tujuan Lembaga Penyiaran Komunitas dalam melayani kepentingan komunitasnya.

Bagian Kesepuluh Arsip Siaran

Pasal 25

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas wajib menyimpan bahan atau materi siaran paling singkat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun setelah disiarkan.

(2) Bahan siaran yang memiliki nilai sejarah, nilai informasi, atau nilai penyiaran yang tinggi, wajib diserahkan untuk disimpan pada lembaga yang ditunjuk untuk menjaga kelestariannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Bahan siaran yang telah diserahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap dapat dimanfaatkan untuk keperluan siaran oleh lembaga penyiaran pemilik bahan siaran tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kesebelas

Larangan Siaran Iklan Komersial, Kode Etik, dan Tata Tertib

Pasal 26

(50)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

50

Pasal 27

Kode Etik dan Tata Tertib Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Komunitas serta tata cara pengaduan terhadap pelanggaran Kode Etik atau Tata Tertib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V LAPORAN

Pasal 28

Setiap tahun Lembaga Penyiaran Komunitas wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan siaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI SANKSI

Pasal 29

Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 30

(51)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

51

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di : Jakarta

pada tanggal : 4 Oktober 2012

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TIFATUL SEMBIRING

Diundangkan di : Jakarta

pada tanggal : 17 Oktober 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

AMIR SYAMSUDIN

(52)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

53

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 40 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN TERHADAP

PENJATUHAN SANKSI ADMINISTRATIF

(53)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

55

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 40 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN TERHADAP PENJATUHAN SANKSI ADMINISTRATIF

PENYELENGGARAAN PENYIARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

(54)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

56

Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Terhadap Penjatuhan Sanksi Administratif Penyelenggaraan Penyiaran;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang

Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4485);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4566);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4566);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4566);

(55)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

57

Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika

Nomor 17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN TERHADAP PENJATUHAN SANKSI ADMINISTRATIF PENYELENGGARAAN PENYIARAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Lembaga Penyiaran adalah Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga

(56)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

58

2. Pemohon adalah warga negara Indonesia dan/atau badan hukum

Indonesia yang bertindak untuk dan atas nama Lembaga Penyiaran, yang mengajukan keberatan terhadap penjatuhan sanksi administratif penyelenggaraan penyiaran.

3. Izin Penyelenggaraan Penyiaran adalah hak yang diberikan oleh negara kepada Lembaga Penyiaran untuk menyelenggarakan penyiaran.

4. Keberatan adalah pernyataan ketidaksetujuan atau kekurangpuasan Lembaga Penyiaran terhadap penjatuhan sanksi administratif penyelenggaraan penyiaran.

5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.

BAB II

JENIS-JENIS SANKSI ADMINISTRATIF

Bagian Kesatu Lembaga Penyiaran Publik

Pasal 2

(1) Lembaga Penyiaran Publik yang menyelenggarakan siaran iklan dan/ atau memungut biaya selama masa uji coba siaran akan diberikan teguran tertulis paling banyak 2 (dua) kali.

(2) Lembaga Penyiaran Publik yang tidak memenuhi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dikenai pencabutan Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

Bagian Kedua

Lembaga Penyiaran Swasta

Pasal 3

(57)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

59

(2) Lembaga Penyiaran Swasta yang tidak memenuhi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dikenai pencabutan Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

Pasal 4

(1) Lembaga Penyiaran Swasta yang tidak mengajukan perpanjangan izin prinsip penyelenggaraan penyiaran paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya izin prinsip penyelenggaraan penyiaran akan diberikan teguran tertulis paling banyak 2 (dua) kali.

(2) Lembaga Penyiaran Swasta yang tidak memenuhi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan perpanjangan izin prinsip penyelenggaraan penyiaran.

Pasal 5

(1) Lembaga Penyiaran Swasta yang tidak mengajukan perpanjangan Izin Penyelenggaraan Penyiaran paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya Izin Penyelenggaraan Penyiaran akan diberikan teguran tertulis paling banyak 2 (dua) kali.

(2) Lembaga Penyiaran Swasta yang tidak memenuhi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan perpanjangan Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

Pasal 6

(1) Lembaga Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan penyiaran melebihi 1 (satu) siaran dengan 1 (satu) saluran siaran pada 1 (satu) cakupan wilayah siaran akan diberikan teguran tertulis paling banyak 2 (dua) kali.

(58)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

60

Pasal 7

Lembaga Penyiaran Swasta yang tidak menyebarluaskan informasi mengenai peringatan dini yang berasal dari sumber resmi Pemerintah tentang kemungkinan terjadinya bencana yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan mengakibatkan kerusakan harta benda milik warga, akan diberikan teguran tertulis.

Pasal 8

Dalam hal terjadi bencana nasional, Lembaga Penyiaran Swasta yang tidak menyebarluaskan informasi dari sumber resmi Pemerintah berkaitan dengan penanganan bencana pada fase tanggap darurat, akan diberikan teguran tertulis.

Bagian Ketiga

Lembaga Penyiaran Komunitas

Pasal 9

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas yang tidak mengajukan perpanjangan izin prinsip penyelenggaraan penyiaran paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya izin prinsip penyelenggaraan penyiaran akan diberikan teguran tertulis paling banyak 2 (dua) kali.

(2) Lembaga Penyiaran Komunitas yang tidak memenuhi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan perpanjangan izin prinsip penyelenggaraan penyiaran.

Pasal 10

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas yang tidak mengajukan perpanjangan Izin Penyelenggaraan Penyiaran paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya Izin Penyelenggaraan Penyiaran akan diberikan teguran tertulis paling banyak 2 (dua) kali.

(59)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

61

Pasal 11

Lembaga Penyiaran Komunitas yang tidak menyimpan bahan atau materi siaran paling sedikit untuk jangka waktu 1 (satu) tahun setelah disiarkan akan diberikan teguran tertulis.

Pasal 12

(1) Lembaga Penyiaran Komunitas yang menerima bantuan dana awal pendirian dan dana operasional dari pihak asing akan dikenakan teguran tertulis sebanyak 1 (satu) kali.

(2) Lembaga Penyiaran Komunitas yang tidak memenuhi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dikenai pembekuan kegiatan siaran untuk waktu paling lama 3 (tiga) bulan sampai dengan tidak dilakukannya penerimaan bantuan dana awal pendirian dan operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Bagian Keempat

Lembaga Penyiaran Berlangganan

Pasal 13

(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang menyelenggarakan siaran iklan dan/atau memungut biaya selama masa uji coba siaran akan diberikan teguran tertulis paling banyak 2 (dua) kali.

(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak memenuhi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai pencabutan Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

Pasal 14

(60)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang Penyiaran

62

(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak memenuhi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan perpanjangan izin prinsip penyelenggaraan penyiaran.

Pasal 15

(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak mengajukan perpanjangan Izin Penyelenggaraan Penyiaran paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya Izin Penyelenggaraan Penyiaran akan diberikan teguran tertulis paling banyak 2 (dua) kali.

(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak memenuhi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan perpanjangan Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

Pasal 16

(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan akan diberikan peringatan tertulis paling banyak 2 (dua) kali, apabila dalam menyelenggarakan Penyiaran tidak memenuhi ketentuan:

a. mempunyai izin atas setiap program siaran dalam setiap saluran; b. melakukan sensor internal terhadap semua isi siaran yang akan

disiarkan dan/atau disalurkan;

c. menyediakan paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari kapasitas saluran untuk menyalurkan program dari Lembaga Penyiaran Publik dan Lembaga Penyiaran Swasta; dan/atau d. menyediakan 1 (satu) saluran siaran produksi dalam negeri

berbanding 10 (sepuluh) saluran siaran produksi luar negeri atau paling sedikit 1 (satu) saluran siaran produksi dalam negeri.

Referensi

Dokumen terkait

UU No.5 Tahun 1999 yang bertujuan untuk menegakkan antara hukum dan memberikan perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha, agar dunia usaha dapat tumbuh

Untuk mengetahui implementasi pemerintahan berorientasi pada hasil dalam E-Government di Pemkot Tangerang dalam meningkatkan pelayanan... Untuk mengetahui implementasi

Berdasarkan ketentuan program kerja magang yang telah Universitas Multimedia Nusantara sampaikan, program kerja magang minimal berlangsung selama 60 hari kerja

Inovasi pada pembelajaran Pendidikan Islam jika diperhatikan selama ini penggunaan model, metode yang digunakan oleh guru-guru dalam proses pembelajaran adalah

Pada Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini, yang menjadi narasumber adalah peneliti sebagai dosen aktif di Program Studi Manajemen selaku ketua pengusul, dengan

Komite sekolah diharapkan mampu menjadi wadah aspirasi masyarakat serta dapat memberikan alternatif pemecahan masalah di sekolah agar mampu mendongkrak mutu dan kualitas

Untuk menghilangkan rasa nyeri dari perifer ke SSP yg sifatnya reversible dan obat ini bekerja pada semua bagian saraf dan semua jenis saraf sensorik dan motorik.. contoh :

Pola tanam untuk tipe iklim IIC adalah Kedela dan Ketela (Desember-Februari) dan melakukan panen ketela pada Bulan Maret dan April, sedangkan tipe iklim IIIB