• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN SEMINAR JURNALISTIK. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN SEMINAR JURNALISTIK. docx"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN SEMINAR JURNALISTIK

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TEMPO TENTANG KASUS

PEMBUNUHAN WARTAWAN UDIN

PERIODE 2013-2014

Oleh :

NAMA : DICKSON JOVANTO

NPM : 00000003859

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

KARAWACI

(2)

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Jurnalistik merupakan bidang konsentrasi dalam jurusan ilmu komunikasi. Seorang jurnalis membutuhkan ilmu untuk dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Sebagaimana yang diatur dalam kode etik jurnalistik. Kode etik jurnalistik dibuat sebagai pedoman wartawan dalam menjalankan tugas-tugas peliputan .

Tugas seorang wartawan adalah mencari berita , mengumpulkan berita dan

mengidentifikasi berita. Pekerjaan wartawan tidaklah mudah, banyak wartawan yang dilihat di media online berusaha untuk memuaskan pembaca, tetapi siapa sangka bahwa kekerasan wartawan masih sering dialami oleh berberapa wartawan di Indonesia.

Faktanya Seorang wartawan berani dengan rela mempertaruhkan nyawanya demi sebuah berita. Contoh kasus yang penulis ambil adalah tentang wartawan Udin. Udin semula adalah seorang wartawan harian BERNAS yang gemar menulis berita tentang oposisi dan militer pada zaman orde baru. Dimasa kepemimpinan Presiden Soeharto, banyak wartawan yang dilarang menulis berita tentang oposisi dan pemerintahan.

(3)

tuntas dan pembunuhnya dihukum sesuai undang-undang yang berlaku. Penulisan berita di setiap berita di media cetak maupun online memiliki arti yang berbeda.

Penulisan berita yang dilakukan oleh media tersebut adalah dengan cara audiens memandang media tersebut. Bagaimana media tersebut membingkai sebuah kasus peristiwa Udin secara subjektif atau objektif itulah yang akan penulis teliti. Dalam penelitian kali ini, penulis akan menganalisa media online dari perusahaan Tempo. Tempo merupakan perusahaan media yang bergerak sejak tahun 1971 ,Tempo memulai penertiban pertama pada tanggal 6 Maret 1971 dengan Goenawan Mohamad sebagai pemimpin redaksinya .Pada tahun 1982, untuk pertama kalinya majalah Tempo dibredel, karena dianggap terlalu tajam untuk mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan

politiknya, Golkar. Saat itu tengah dilangsungkan kampanye dan prosesi Pemilihan Umum. Tapi akhirnya diperbolehkan terbit kembali setelah menandatangani semacam "janji" di atas kertas segel dengan Ali Moertopo, Menteri Penerangan saat itu.

Penulis memilih koran Tempo sebagai bahan penelitian dikarenakan Tempo masuk dalam peringkat 10 besar situs terbaik Indonesia. Hal ini berdasarkan survey yang dilakukan oleh Alexa.Tempo menduduki peringkat kedua dibawah Kompas,Tempo dipandang oleh sebagian masyarakat sebagai media yang objektif dan Tempo juga pernah mengeluarkan edisi khusus tentang kasus pembunuhan Wartawan Udin inilah salah satu alas an penulis menggunakan media Tempo untuk bahan penelitian nya. Tempo juga yang dalam kurun waktu 2013 -2014 banyak menulis artikel tentang kasus pembunuhan wartawan Udin,

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diatas maka penulis merumuskan masalah adalah sebagai berikut “bagaimana Konstruksi Media Online Tempo Tentang Kasus Pembunuhan Wartawan Udin Periode 2013 dan 2014.

1.3 Tujuan penelitian

(4)

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dibuat oleh penulis dengan berberapa tujuan, Penulis sangat mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan oleh publik untuk membuka pandangan publik bagaimana resiko menjadi seorang wartawan. Penelitian ini bisa digunakan sebagai ilmu atau pengetahuan tambahan dalam bidang ilmu komunikasi khususnya jurnalistik

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah dari penelitian ini terdiri dari 4 bab yang terdiri dari:

Bab 1 : Pendahuluan yang berupa penggambaran & penjelasan tentang masalah yang akan dianalisis (Latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan kegunaaan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan).

Bab 2 : Tinjauan pustaka dan literature review (State of the art/ keunikan dari masalah) Bab 3 : Hasil & Pembahasan

Bab 4 : Simpulan, saran, dan rekomendasi

BAB 2

OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

Objek penelitian dari penelitian ini adalah kasus Pembunuhan Udin, sedangkan subjek dari penelitian ini adalah media cetak dan online Tempo.Pemberitaan ini akan diteliti menggunakan analisis framing menurut Entmant.

Tempo

Tempo adalah majalah berita mingguan Indonesia yang umumnya

meliput berita dan politik dan diterbitkan oleh PT Tempo Inti Media Tbk..Majalah ini pertamanya diterbitkan pada 6 Maret1971 dengan Goenawan Mohamad sebagai Pemimpin Redaksi. Terbitnya edisi tersebut tidak bisa lepas dari peran prakarsa sekumpulan anak muda pada tahun 1969, antara lain yaitu Goenawan Mohamad, Fikri Jufri, Christianto Wibisono dan Usamah, dan awalnya majalah itu bernama

(5)

pemilik modal utama, maka Goenawan dan kelompoknya keluar dari Ekspres pada tahun 1970.

Dalam waktu yang kurang lebih sama, Harjoko Trisnadi sedang mengalami masalah. Majalah Djaja, milik Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) , yang dikelolanya sejak1962 macet terbit. Menghadapi kondisi tersebut, karyawan Djaja menulis surat kepada Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin, meminta agar Djaja diswastakan dan

dikelolaYayasan Jaya Raya, sebuah yayasan yang berada di bawah Pemerintah DKI. Lalu terjadi rembugan tripartite antara Yayasan Jaya Raya, yang dipimpin Ir. Ciputra orang-orang bekas majalah Ekspres, dan orang-orang-orang-orang bekas majalah Djaja. Disepakatilah berdirinya majalah Tempo di bawah PT. Grafiti Pers sebagai penerbitnya.

Dan pada tahun 1971, dengan peran serta dari Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, dan Bur Rasuanto, Goenawan yang kemudian dianggap sebagai "pendiri", menerbitkan majalah Tempo untuk pertama kalinya.

Pemakaian nama Tempo, tidak lepas dari saran dari para pengecer. Di mana kata ini mudah untuk diucapkan dan memiliki jarak penerbitan yang cukup longgar, yakni mingguan. Selain itu, namanya, dianggap mirip-mirip dengan majalah terkenal

dariAmerika, Time. Dengan rata-rata umur pengelola yang masih 20-an, ia tampil beda dan diterima masyarakat. Dengan mengedepakan peliputan berita yang jujur dan

berimbang, serta tulisan yang disajikan dalam prosa yang menarik dan jenaka, majalah ini diterima masyarakat. Pada tahun 1982, untuk pertama kalinya majalah ini dibredel, karena dianggap terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan

politiknya, Golkar. Saat itu tengah dilangsungkan kampanye dan prosesi Pemilihan Umum. Tapi akhirnya diperbolehkan terbit kembali setelah menandatangani semacam "janji" di atas kertas segel dengan Ali Moertopo, Menteri Penerangan saat itu

( zaman Soeharto ada Departemen Penerangan yang fungsinya, antara lain mengontrol pers)

(6)

untuk kedua kalinya majalah ini dibredel oleh pemerintah, melalui Menteri

Penerangan Harmoko. Ia dinilai terlalu keras mengkritik Habibie dan Soeharto ihwal pembelian kapal kapal bekas dari Jerman Timur. Laporan ini dianggap membahayakan "stabilitas negara", di mana laporan utama membahas keberatan pihak militer terhadap impor oleh Menristek BJ Habibie. Sekelompok wartawan yang kecewa pada

sikap Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang menyetujui pembredelan Tempo, Editor, dan Detik, kemudian mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Selepas Soeharto lengser pada Mei1998, mereka yang pernah bekerja di Tempo -dan tercerai berai akibat bredel- berembuk ulang. Mereka bicara ihwal perlu-tidaknya majalah Tempo terbit kembali. Hasilnya, Tempo harus terbit kembali. Maka, sejak 12

Oktober1998, majalah Tempo hadir kembali.

Untuk meningkatkan skala dan kemampuan penetrasi ke bisnis dunia media, maka pada tahun 2001, PT. Arsa Raya Perdanago public dan menjual sahamnya ke publik dan lahirlah PT Tempo Inti Media Tbk. (PT.TIM) sebagai penerbit majalah Tempo -yang baru.- Pada tahun yang sama (2001), lahirlah Koran Tempo yang berkompetisi di media harian. Sebaran informasi di bawah bendera PT TIM Tbk, terus berkembang dengan munculnya pproduk-produk baru seperti majalah Tempo edisi bahasa Inggris,

Travelounge (2009) dan Tempo Interaktif, yang kemudian menjadi tempo.co serta Tempo News Room (TNR), kantor berita yang berfungsi sebagai pusat berita media Group Tempo. Tempo juga mencoba menembus bisnis televisi dengan mendirikan Tempo TV, kerja sama dengan kantor berita radio KBR68H.

Yang juga penting di dalam naungan Kelompok Tempo Media adalah kehadiran

percetakan PT Temprint. Percetakan ini mencetak produk-produk Kelompok Tempo dan produk dari luar.

VISI & MISI Tempo

VISI

(7)

Menghasilkan produk multimedia yang independen dan bebas dari segala tekanan dengan menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbeda-beda. Menghasilkan produk multimedia bermutu tinggi dan berpegang pada kode etik.

Menjadi tempat kerja yang sehat dan menyejahterakan serta mencerminkan keragaman Indonesia.

Memiliki proses kerja yang menghargai dan memberi nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan.

Menjadi lahan kegiatan yang memperkaya khazanah artistik, intelektual, dan dunia bisnis melalui pengingkatan ide-ide baru, bahasa, dan tampilan visual yang baik.

Menjadi pemimpin pasar dalam bisnis multemedia dan pendukungnya

Kasus Pembunuhan Wartawan Udin

Fuad Muhammad Syafruddin yang akrab dipanggil Udin(lahir di Bantul, Yogyakarta, 18 Februari1964 – meninggal diYogyakarta, 16 Agustus1996 pada umur 32 tahun) adalah wartawan Bernas, Yogyakarta, yang dianiaya oleh orang tidak dikenal, dan kemudian meninggal dunia. Sebelum kejadian ini, Udin kerap menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintahOrde Baru dan militer. Ia menjadi wartawan di Bernas sejak 1986. Selasa malam, pukul 23.30 WIB, 13 Agustus1996, ia dianiaya pria tak dikenal di depan rumah kontrakannya, di dusun Gelangan Samalo, Jalan Parangtritis Km 13 Yogyakarta. Udin, yang sejak malam penganiayaan itu, terus berada dalam keadaannya koma dan dirawat di RS Bethesda, Yogyakarta. Esok paginya, Udin menjalani operasi otak di rumah sakit tersebut. Namun, dikarenakan parahnya sakit yang diderita akibat pukulan batang besi di bagian kepala itu, akhirnya Udin meninggal dunia pada Jumat, 16 Agustus 1996, pukul 16.50 WIB. Sejak Udin mengalami koma hingga rentang waktu yang cukup panjang, hampir seluruh media massa meliput peristiwa yang menimpa Udin.

ANALISIS FRAMING

(8)

digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita

Framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dobelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan pada aspek tertentu.Penonjolan aspek-aspek tertentu dari isu berkaitan dengan penulisan fakta.Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis.Hal ini sangta berkaitan dengan pamakaian diksi atau kata, kalimat, gambar atau foto, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.

Analisis framing digunakan untuk mengkaji pembingkaian realitas (peristiwa, individu, kelompok, dan lainnya) yang dilakukan oleh media massa.Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi yang berarti realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu.Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengenal dalam pikiran khalayak.Dalam praktik, analisis framing banyak digunakan untuk melihat frame surat kabar, sehingga dapat dilihat bahwa masing-masing surat kabar sebenarnya meiliki kebijakan

politis tersendiri

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini saya merasa lebih cocok menggunakan analisa framing menurut Entman. Entman membagi framing dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan pada aspek-aspek tertentu dari realitas. Seleksi isu berkaitan dengan pemilihan fakta. Konsep framing oleh Entman digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas yang dibangun

oleh media massa. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas, sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain. Selain itu, framing juga memberi tekanan lebih pada bagaimana

(9)

Referensi

Dokumen terkait