Doktrin Manusia dan Konsepnya dalam Kehidupan
Penciptaan yang dilakukan Allah terhadap manusia adalah suatu karya yang luar biasa. Manusia diciptakan setelah semuanya disediakan, manusia didesain langsung oleh tangan Allah dan dicipta segambar dan serupa dengan Allah. Keberadaan manusia bergantung kepada Allah dan erat dengan Allah. Tetapi kesegambaran Allah dengan manusia bisa saja disalah mengerti oleh orang-orang. Seperti yang kita ketahui bahwa Allah pencipta adalah Roh, bagaimana Ia bisa segambar dengan manusia sedangkan Allah tidak punya gambar dan rupa? Perlu diketahui bahwa kesegambaran Allah dengan manusia tidak ditinjau secara fisik maupun zat-zat penyusun yang terkandung dalam wujudnya masing-masing. Ada konsep yang mengatakan kalau manusia terdiri dari tiga bagian (Trikotomi) yaitu tubuh, roh, dan jiwa. Konsep lain mengatakan manusia terdiri dari dua bagian (Dikotomi) yaitu tubuh dan roh atau tubuh dan jiwa. Bagaimana dengan Allah? Allah adalah roh (Yohanes 4:24) dan tidak punya tubuh seperti manusia. KesegambaranNya dengan manusia menuju kepada moral, relasi, dan mental yang dimiliki Allah. Moral merupakan pertanggungjawaban benar atau salah dalam melakukan tindakan yang benar di hadapan Allah. Spiritual memungkinkan manusia dapat berelasi dengan Allah sebagai pribadi. Secara mental manusia dapat berpikir logis, sadar akan masa depan dan memiliki kreativitas dalam berbagai area. Manusia juga memiliki emosional yang kompleks dan manusia juga berelasi dengan sesamanya karena Allah juga berelasi dalam komunitas Tritunggal.
Banyak orang kristen yang belum mengetahui bahwa masalah-masalah yang timbul dalam hidup kadang berhubungan dalam konsep kesegambaran manusia dengan Allah, misalnya masalah aborsi. Masalah ini adalah suatu permasalahan yang sangat sulit dan kadang menuai kontroversi. Selain aborsi, ada juga kasus yang terjadi di beberapa negara yang mengonsumsi daging bayi atau fetus untuk tujuan yang tidak masuk akal. Bayi hasil aborsi yang sering dikonsumsi. Masalah ini sangat tidak bermoral. Apakah janin itu adalah manusia dan untuk sementara waktu membentuk insang, ekor, dan kantung kuning telur?
wujud mereka belum menyerupai manusia seutuhnya. Apakah aborsi melanggar ketetapan Alkitab? Perbuatan aborsi terjadi karena anak yang dikandung itu tidak diinginkan karena timbul dari perbuatan terlarang.
Moral manusia sudah rusak dan citra dirinya juga sudah menyimpang. Pada saat seorang perempuan hamil di luar nikah, ia menganggap bahwa itu adalah suatu cobaan. Ia merasa tidak pantas lagi dan menganggap dirinya sudah hancur karena dampak dari perbuatannya. Ia merasa malu mengandung anak di luar nikah sehingga memilih jalan untuk melakukan aborsi. Padahal Alkitab melarang keras untuk melakukan pembunuhan (Keluaran 20:13), dan seberat apapun kasusnya seperti: bagaimana kalau wanita diperkosa paksa? Bagaimana kalau anaknya cacat? Bagaimana kalau ibunya tidak mampu memelihara? Seberat apapun kasusnya, aborsi tidak dibenarkan. Kalau seperti itu, mengapa Allah menempatkan seorang bayi yang tak bersalah dalam situasi yang tidak diinginkan dan membuat bayi tersebut sebagai dasar permasalahan bagi orang tuanya? Allah ingin menguji manusia dengan berbagai cara. Misalnya anak dari hubungan terlarang. Semua perbuatan yang salah pasti mempunyai konsekuensi. Melalui si bayi tersebutlah Allah menguji orang tuanya untuk bertanggung jawab dan menyadari kesalahan di hadapan Tuhan sehingga menebus kesalahan itu dengan merawat anak tersebut. Jika orang tuanya bertobat dan kembali ke jalan yang benar, maka Allah akan mengampuni.
Daftar Pustaka
Rediscovered, Fraud. 1998. Creation, Volume 20, No. 2
Taylor, Paul. http://christiananswers.net/indonesian/q-cmi/cmi-bibleandabortion-ind.html diakses pada tanggal 14 Oktober 2015 pukul 12.24