PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI
TEKNIS KELAYAKAN LAHAN UNTUK
PENGEMBANGAN LABORATORIUM BALAI
BESAR PENGUJIAN PERANGKAT
TELEKOMUNIKASI (BBPPT)
Tanggal 27 Juli 2015
Disampaikan Oleh Tiar Pandapotan Purba, ST, IAP (Ketua Tim) dan Rekan Di Gedung BBPPT Jalan Bintara Raya No. 17 Bekasi Barat, Jawa Barat.
OUTLINE PAPARAN
1. Pendahuluan
2. Landasan Hukum
3. Profil Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi
4. Mengapa membutuhkan Laboratorium Baru dengan
Lokasi yang baru ?
5. Kriteria, Indikator dan Parameter Pemilihan Lokasi
Laboratorium
6. Daftar Kebutuhan Data dan Instansi
7. Indikasi Lokasi Kandidat Lahan Pengembangan (Baru)
BBPPT
1. PENDAHULUAN
1.
BBPPT sebagai lembaga laboratorium pengujian perangkat telekomunikasi milik pemerintah Indonesia
dengan status UPT dibawah Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika yang
menjalan fungsi pengujian perangkat telekomunikasi yang beredar di Indonesia berfungsi baik sehingga
tidak ada kerugian di masyarakat;
2.
BBPPT merupakan unit Pemerintah yang menerima biaya/tarif Sertifikasi dan Permohonan Pengujian
Alat/Perangkat Telekomunikasi dengan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Departemen Komunikasi dan
Informatika (PP RI No. 7 Tahun 2009);
3.
BBPPT merupakan unit penting negara dalam mengembangkan kualitas perangkat telekomunikasi dan
industrinya;
4.
BBPPT merupakan unit negara yang telah mendapat pengakuan secara nasional dan internasional dalam
menjalankan tugas dan fungsinya yang dibuktikan dengan Penerapan Sistem Manajemen Mutu yang
mengacu pada ISO-17025:2005 dan telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)
LP-112-IDN sejak tahun 2001;
5.
BBPPT dalam melaksanakan tugasnya mengacu pada Spesifikasi Teknis Direktorat Jenderal Pos dan
Telekomunikasi (Technical Specification Regulation), Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Acuan
Internasional seperti ISO, ETSI, RR, ITU, IEC sehingga mampu melindungi dan menjaga kualitas
alat/perangkat telekomunikasi serta menjamin bahwa alat/perangkat telekomunikasi yang digunakan atau
beredar di Indonesia benar-benar sesuai dengan persyaratan teknis;
6.
Didalam perkembangannya BBPPT merasakan adanya gangguan kondisi dan lingkungan pada areal BBPPT
di Jalan Bintara Bekasi sehingga diperlukan upaya lain (pemindahan) agar tugas BBPPT berjalan sesuai
dengan ketentuan Nasional dan Internasional; dan
7.
Selain itu BBPPT sekarang mengalami degradasi aspek
Keandalan
bangunan gedung (publik/negara)
sesuai dengan (i) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan (ii) Permen
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
2. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;
3. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden RI. No. 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden RI No. 4 Tahun 2015;
5. Peraturan Menteri Kominfo No. 04/PER/M.KOMINFO/04/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
6. Peraturan Menteri Keuangan No. 134/PMK.06/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 8. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung; 11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung; 12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung; 13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 tahun 2007 tentang Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung.
14. Permen 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
15. Permen 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung 16. Permen 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
3. PROFIL BALAI BESAR PENGUJIAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI
1. Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika dan secara teknis operasional dibina oleh Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika.
2. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 04/PER/M.KOMINFO/03/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian�Perangkat Telekomimikasi dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20/PER/M.KOMINFO/4/2007 (sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Permenkominfo Nomor 04/PER/M.KOMINFO/03/2011).
3. Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi : (i) penyusunan rencana dan program di lingkungan Balai Besar Pengujian; (ii) pelaksanaan pelayanan administrasi pengujian alat/perangkat telekomunikasi; (iii) pelaksanaan analisa evaluasi sistem mutu pelayanan dan pengujian alat/perangkat telekomunikasi; (iv) pelaksanaan pengujian dan pemeliharaan alat/perangkat telekomunikasi, electromagnetic compatibility (EMC) dan kalibrasi; (v) pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan rumah tangga.
4. Dengan berkembangnya jumlah alat dan perangkat telekomunikasi yang beredar di Indonesia yang semakin meningkat dan dirasakan kebutuhannya oleh masyarakat, Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi secara terus menerus mengembangkan kemampuannya baik infrastruktur maupun sumber daya manusia.
5. Untuk menjamin mutu pengujian dan kompetensi laboratorium yang lebih baik, Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang mengacu pada ISO-17025:2005 dan telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) LP-112-IDN sejak tahun 2001.
6. Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi dalam melaksanakan pengujian alat/perangkat telekomunikasi mengacu pada Spesifikasi Teknis Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Technical Specification Regulation), Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Acuan Internasional seperti ISO, ETSI, RR, ITU, IEC sehingga mampu melindungi dan menjaga kualitas alat/perangkat telekomunikasi serta menjamin bahwa alat/perangkat telekomunikasi yang digunakan atau beredar di Indonesia benar-benar sesuai dengan persyaratan teknis.
7. Dengan misi menjadi laboratorium pengujian bertaraf internasional, BBPPT mempunyai misi untuk : (i) Meningkatkan kualitas pengujian perangkat telekomunikasi; (ii) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat; (iii) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia; (iv) Mendukung tumbuh kembangnya industri telematika dalam negeri; (v) Meningkatkan peran serta kerjasama nasional dan internasional bidang laboratorium; (vi)
Meningkatkan ruang lingkup (inovasi) layanan jasa laboratorium; (vii) Mendukung penerapan standar wajib bagi perlindungan keselamatan, keamanan, dan kesehatan.
3. PROFIL BALAI BESAR PENGUJIAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI
1. Balai Besar Pengujian terdiri atas: (i) Bidang Pelayanan; (ii) Bidang Sarana
Teknik; (iii) Bagian Tata Usaha; (iv) Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Peranan Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi dalam proses
Pengujian alat/perangkat telekomunikasi melakukan pengujian antara lain: (i)
Alat/Perangkat Telekomunikasi Berbasis Radio; (ii) Alat/Perangkat
Telekomunikasi Berbasis Non Radio; (iii) Electromagnetic Compatibility
Alat/Perangkat Telekomunikasi; (iv) Pelayanan Kalibrasi Perangkat
Telekomunikasi; (v) Jasa Penyewaan Alat.
3. sarana pendukung berupa: (i) Laboratorium Pengujian Perangkat Radio; (ii)
Laboratorium Pengujian Perangkat Berbasis Kabel; (iii) Laboratorium
Pengujian EMC; (iv) Laboratorium Kalibrasi.
4. Jenis layanan pengujian yang dilayani oleh laboratorium-laboratorium di
lingkungan BBPPT adalah: (i) Pengujian Alat/Perangkat Telekomunikasi
Berbasis Radio; (ii) Pengujian Alat/Perangkat Telekomunikasi Berbasis Non
Radio; (iii) Pengujian Electromagnetic Compatibility Alat/Perangkat
3. PROFIL BALAI BESAR PENGUJIAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI
4. MENGAPA MEMBUTUHKAN LABORATORIUM BARU DENGAN LOKASI YANG BARU
1. Kondisi Akomodasi dan Lingkungan
1. Tingginya mobilitas dan aktivitas kendaraan pada jalan utama BBPPT di
Bintara yang mengakibatkan
debu
kendaraan masuk ke areal BBPPT;
2. Tingkat
bunyi
dan
getaran
aktifitas di sekitar Kantor Balai BBPPT yang
semakin tinggi dan mulai menganggu aktifitas uji kalibrasi;
3. Tingginya aktifitas permukiman
di sekitar Kantor Balai BBPPT;
4. Kebutuhan pengembangan Laboratorium dan Kantor Balai BBPPT yang lebih
memperhatikan aspek
keselataman
,
kenyamanan
,
kesehatan
dan
kemudahan
.
2. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
1. Keandalan bangunan gedung BBPPT yang sudah tidak memenuhi persyaratan,
meliputi;
Profil Lokasi Sekarang
1.
Jalan Bintara Raya Bekasi.
2.
Administrasi Wilayah Kota
Bekasi.
3.
Waktu Tempuh Jakarta
–
Bekasi
(Bintara) +- 2 s/d 3 Jam
tergantung tingkat kemacetan.
4.
Berada pada kawasan padat
permukiman.
5.
Aksesibilitas tinggi, yakni Jalan
Tol Lingkar Luar langsung
terkoneksi dengan Jalan Kota
Bekasi (Jln. Bintara Raya).
6.
Tingkat kemudahan mencapai
lokasi tinggi.
7.
Sarana kendaraan umum untuk
mencapai lokasi tersedia
dengan baik.
8.
Jenis kendaraan angkut yang
dapat melintasi di Jalan Bintara
Raya adalah Truk Engkel
Tunggal, JBI sebesar 12 Ton (JBI
Kelas II dan III)
9.
Sumber energi listrik dari PT.
PLN area Pelayanan Bekasi.
10. Sumber Air berasal dari PDAM
Tirta Patriot Bekasi
@BBPPT-Kominfo RI | 2015
9
Sebaran Permukiman
Dampak dari tingginya aktifitas
permukiman di sekitar kawasan
BBPPT, adalah tingginya
gangguan seperti kebisingan dan
getaran, suhu, kelembaban
sehingga kegiatan hasil pengujian
dan/atau kalibrasi dapat
terganggu.
Dan berdasarkan acuan dan
pedoman dari SNI/IEC
17025:2008, dampak eksternal
ini harus dihentikan aktifitas uji
kalibrasi.
@BBPPT-Kominfo RI | 2015
11
4. MENGAPA MEMBUTUHKAN LABORATORIUM BARU DENGAN
LOKASI YANG BARU
5. KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETER PEMILIHAN LOKASI BBPPT
No
Aspek
Indikator
Parameter
Skala Skor
1
Administrasi
Alamat Administrasi
Not to be Value
2
RT/RW
3
Kelurahan/Desa
4
Kecamatan
5
Kota/Kabupaten
6
Provinsi
Legalitas Status Tanah:
7
Sertifikat (SHM/AJB/HGB,dll)
8
Kepemilikan Perorangan/Bersama/Yayasan/Pemerintah
9
Bukti Pembayaran PBB 3 Tahun terakhir dari Dispenda setempat
10
Harga tanah per meter persegi yang diterbitkan oleh instansi
secara berjenjang (Kelurahan/Desa, Kecamatan dan BPN)
Harga tanah dan luas tanah dengan tiga sumber:
11
(i) Harga yang ditawarkan
12
(ii) Harga NJOP
13
(iii) Harga pasaran ditempat
5. KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETER PEMILIHAN LOKASI BBPPT
No Aspek Indikator Parameter Skala Skor
1
Lingkungan
Tidak ada konflik pemanfaatan lahan
Tidak sesuai rencana tata ruang 1
Perlu penyesuaian RTR 2
Sesuai RTR 3
2 Tidak terdapat gangguan pencemaran lingkungan
Tinggi 1
Rendah 2
Tidak ada 3
3 Tingkat polusi udara
Tinggi 1
Sedang 2
Rendah 3
4
Tidak berada dalam lingkungan padat penduduk Tinggi 1
Sedang 2
Rendah 3
5 Terhindar dari kewajiban pembebasan lahan liar (bangunan liar)
Tinggi 1
Sedang 2
Rendah 3
6 Adanya jaminan keamanan lingkungan
Belum terdapat Kantor Pelayanan Polisi
Setempat 1
Ada, jauh dari pelayanan 2
5. KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETER PEMILIHAN LOKASI BBPPT
No Aspek Indikator Parameter Skala Skor
8
Lingkungan
Memiliki keuntungan lokasi (location advantage) akses yang mudah di jangkau
Rendah 1
Sedang 2
Tinggi 3
9 Posisi Strategis Lahan secara simetris berhadapan dengan akses jalan
Tidak simetris 1
11 Tingkat kepadatan lalu lintas
Tinggi/Padat 1
Sedang 2
Rendah 3
Ketersediaan prasarana transportasi umum
Rendah 1
Sedang 2
Tinggi 3
12 Wilayah terkoneksi dengan jaringan jalur transportasi yang baik dan mudah
Rendah 1
Sedang 2
Tinggi 3
13 Sistem jaringan jalan lokal yang memadai untuk lalu lintas kendaraan tonase sedang
Tidak
memadai 1
Memadai 3
5. KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETER PEMILIHAN LOKASI BBPPT
No Aspek Indikator Parameter Skala Skor
1
Teknis
Kapasitas daya catu listrik
Tidak Cukup 1
Cukup 2
Sangat Cukup 3
2 Kondisi wilayah/tanah simetris
Tidak simetris 1
Cukup simetris 2
Simetris 3
3 Kondisi tanah lebih tinggi dari jalan raya
Sama tinggi (0) 1
Agak tinggi (cm) 2
Sangat tinggi (cm) 3
4 Sistem drainase yang baik
Tidak ada sistem jaringan drainase 1
Ada sistem jaringan, namun perlu dikoneksikan 2 Ada sistem jaringan drainase wilayah terkoneksi 3
5 Tidak berada pada rencana pelebaran jalan
Tidak (tidak masuk rencana pelebaran jalan) 3
Ya (masuk rencana pelebaran jalan) 1
6 Tidak dilalui jalur SUTET (gangguan radiasi/elektromagnetik)
Ya (berada/dekat pada jalur SUTET) 1
Tidak (tidak berada pada jalur SUTET) 3
7 Ketersediaan Sumber Air Tanah dan PDAM
Air Tanah 1
PDAM 2
Air Tanah dan PDAM 3
8 Ketersediaan jaringan telekomunikasi dan serat optik 3 operator
1 Operator 1
2 Operator 2
3 Operator 3
6. DAFTAR KEBUTUHAN DATA DAN INSTANSI
1.
Koordinat Kawasan (
Node
) menggunakan GPS untuk
memastikan letak administrasi kandidat ke empat lokasi;
2.
NJOP keempat kandidat lahan;
3.
NJOP lahan disekitar keempat kandidat;
4.
Harga yang ditawarkan oleh pemilik lahan yang disertai
dengan surat penawaran;
5.
Foto copy sertifikat tanah (SHM/AJB/HGB, dll), yang
disertai keterangan asli dari Kantor Pertanahan setempat;
6.
Foto copy bukti kepemilikan tanah, yang disertai dengan
surat keterangan asli;
7.
Bukti Pembayaran PBB 3 (tiga) tahun terakhir (dari
Dispenda setempat);
8.
Harga tanah per meter persegi di lokasi tersebut yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang secara
berjenjang (Kelurahan/Desa, Kecamatan, dan BPN);
9.
Harga tanah dan luas tanah sesuai dengan yang telah
ditetapkan, dan dibuktikan dengan salinan sertifikat yang
telah dilegalisir oleh BPN setempat dengan menggunakan
tiga masukan yaitu harga yang ditawarkan, harga NJOP
dan harga pasaran di tempat;
10.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok;
11.
Master Plan Drainase Kota Depok;
12.
Rencana Induk Transportasi Kota Depok;
13.
Rencana Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Kota
Depok;
14.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) terkait lokasi kandidat;
15.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) terkait di
lokasi kandidat;
16.
Rencana Pengembangan Jaringan Listrik di Lokasi;
17.
Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi di
Lokasi;
18.
Status Lingkungan Hidup Kota Depok dan terkait kandidat
lokasi;
19.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor;
20.
Master Plan Drainase Kabupaten Bogor;
21.
Rencana Induk Transportasi Kabupaten Bogor;
22.
Rencana Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Bogor;
23.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) terkait lokasi kandidat;
24.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) terkait di
lokasi kandidat;
25.
Rencana Pengembangan Jaringan Listrik di Lokasi;
26.
Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi di
Lokasi;
27.
Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor dan terkait
kandidat lokasi;
6. DAFTAR KEBUTUHAN DATA DAN INSTANSI
1.
Pemilik Persil Lahan Kandidat 1 (sesuai sertifikat
tanah asli);
2.
Pemilik Persil Lahan Kandidat 2 (sesuai sertifikat
tanah asli);
3.
Pemilik Persil Lahan Kandidat 3 (sesuai sertifikat
tanah asli);
4.
Pemilik Persil Lahan Kandidat 4 (sesuai sertifikat
tanah asli);
5.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Bogor;
6.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bogor;
7.
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor;
8.
Dinas Tata Bangunan dan Permukiman Kabupaten
Bogor;
9.
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor;
10. Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor;
11. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor;
12. Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor;
13. Kantor Camat Terkait di Kabupaten Bogor;
14. Kantor Lurah Terkait di Kabupaten Bogor;
15. Kantor Pelayanan PT PLN Area Kabupaten Bogor;
16. Kantor Pelayanan PT Telkom Area Kabupaten Bogor;
17. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP
PBB) Bogor;
18. PDAM Kabupaten Bogor;
19. Badan Pertanahan Daerah Kota Depok;
20. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kota Depok;
21. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok;
22. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Depok;
23. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Koa Depok
24. Badan Lingkungan Hidup Kota Depok;
25. Kantor Pertanahan Kota Depok;
26. Kantor Camat Terkait di Kota Depok;
27. Kantor Lurah Terkait di Kota Depok;
28. Kantor Pelayanan PT PLN Area Kota Depok;
29. Kantor Pelayanan PT Telkom Area Kota Depok;
30. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP
7. INDIKASI LOKASI KANDIDAT LAHAN PENGEMBANGAN BBPPT
7. INDIKASI LOKASI KANDIDAT LAHAN PENGEMBANGAN BBPPT
8. JADWAL PEKERJAAN NARASUMBER
No. Kegiatan Juli Agust Sept 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan 2 Survey Awal
3 Pengambilan Koordinat Lokasi untuk kepastian administrasi 4 Survei ke kantor dinas terkait
5 Pengolahan data 6 Analisis
7 Pelaporan dan presentasi
8 Pemasukan dokumen teknis dan BAST
@BBPPT-Kominfo RI | 2015
23
Ket:
Jadwal pekerjaan narasumber di sesuaikan dengan terbitnya administrasi dari BBPPT yang meliputi: (1) Surat Perintah Pelaksanaan Tugas
(2) Surat Jalan (3) Surat Survei