A. Sloof
Sloof adalah balok yang berada di tanah, baik itu di dalam tanah, atau muncul di permukaan tanah yang berfungsi menyalurkan beban-beban diatasnya ke ujung-ujung sloof yang kemudian dilanjutkan ke pondasi.
Beban beban yang ditampung sloof
slab yang dicor menyatu dengan sloof, hal ini jika bangungan menggunakan sistem suspended slab.
dinding bata atau partisi berat lainnya.
Fungsi utama sloof
sama seperti balok pada umumnya, sloof berfungsi sebagai “penerima beban” di
atasnya, dan menyalurkan ke ujung-ujungnya. Kalo pada sistem “suspended slab” atau slab yang dicor menyatu dengan sloof, maka sloof berfungsi menyalurkan beban dari pelat (slab) ke ujung-ujung sloof, baik itu ke sloof lain, atau langsung ke pondasi.Untuk sistem “slab on ground” atau “slab on grade” atau slab yang langsung bertumpu di atas tanah, biasanya sloof hanya memikul beban-beban tertentu saja, yang paling sering adalah dinding bata atau partisi berat lainnya.
B. Tie beam
Tie beam adalah sloof yang menghubungkan antar pondasi. Jadi letaknya juga berada ditanah, baik itu muncul di permukaan tanah maupun masih didalam tanah.
Fungsi utama tie beam
berfungsi sebagai pengikat (ties) antara satu pondasi dengan pondasi yang lain agar posisi pondasi akan selalu relatif tetap terhadap pondasi yang lain, terutama pada arah horizontal. Karena mengikat ke arah horizontal, maka fungsi ini akan lebih terasa ketika terjadi gempa, atau beban lateral lainnya. Tapi juga tidak hanya saat gempa, di kondisi tanah yang kurang stabil – misalnya lereng atau slope – sloof mempunyai fungsi yang sama, untuk mencegah potensi kerusakan yang sangat parah pada struktur atas pada saat terjadi pergeseran pada tanah.
Jadi intinya tie beam lebih berfokus untuk menangani beban aksial.
C. Diafragma wall