• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia Sekolah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia Sekolah (1)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN JUDUL

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Sekolah Dosen pengampu: Asih Widi Wisudawati, S. Pd., M.Pd.

Disusun oleh: Veni Jumila Danin

NIM 15670032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...1

DAFTAR ISI...2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)...3

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)...43

LEMBAR OBSERVASI...68

LAPORAN SEMENTARA...76

(3)
(4)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah : SMA Negeri Tirtonirmolo Mata Pelajaran: KIMIA SMA

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Asam dan Basa

Submateri : Indikator Asam dan Basa

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

B. KOMPETENSI INTI KI

1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 :

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 :

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 :

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Kompetensi Dasar :

3.10 Memahami konsep asam dan basa serta kekuatannya dan

kesetimbangan pengionannya dalam larutan. Indikator :

3.10.1 Mengetahui bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator.

Kompetensi Dasar :

4.10 Menentukan trayek perubahan pH beberapa indikator yang

(5)

Indikator :

4.10.1 Merancang dan melakukan percobaan membuat indikator asam basa dari bahan alam dan melaporkannya.

4.10.2 Mengamati perubahan warna indikator alami dalam berbagai larutan.

4.10.3 Mengidentifikasi beberapa larutan asam basa dengan beberapa indikator alam.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses mencari informasi, menanya, berdiskusi, dan melaksanakan percobaan siswa dapat :

1. Menyebutkan bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator. 2. Merancang dan melakukan percobaan membuat indikator asam

basa dari bahan alam dan melaporkannya.

3. Mengetahui perubahan warna indikator alami dalam berbagai larutan.

4. Membedakan larutan asam basa dengan beberapa indikator alam.

E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Larutan

Larutan adalah campuran homogen antara pelarut dan zat terlarut. Berdasarkan sifatnya larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan asam dan larutan basa.

Larutan Asam Larutan Basa

Rasanya masam Rasanya pahit

Bersifat korosif atau mersak logam

Bersifat kaustik atau merusak kulit

pH kurang dari 7 pH lebih dari 7

Mengubah warna lakmus biru menjadi merah

Mengubah warna lakmus merah menjadi biru

Dapat menetralkan basa Dapat menetralkan asam

Dalam fenoftalein berwarna jernih

Dalam fenolftalein berwarna merah

2. Indikator Asam dan Basa

(6)

warna larutan yang berisi indikator. Perubahan ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator. Terdapat dua jenis indikator yaitu :

a. Indikator sintesis

Indikator sintesis adalah indikator yang dibuat di pabrik atau laboratorium.

 Indikator yang berbentuk larutan.

 Kertas lakmus

b. Indikator alami

Indikator alami adlah indikator yang dibuat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu yang memiliki warna. Beberapa tumbuh-tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa antara lain adalah kubis ungu, kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (anggrek,kamboja, bunga sepatu, asoka dan bunga kertas). Ekstrak bahan-bahan itu dapat memberikan warna yang berlainan dalam larutan asam maupun larutan basa.

F. MODEL DAN METODE

1. Model Pembelajaran : Scientific Approach

2. Metode Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL).

G. MEDIA, BAHAN/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR 1. Media Pembelajaran

a. LCD

b. Whiteboard

c. Lembar Kerja Peserta Didik 2. Bahan/Alat Pembelajaran

a. Alat Percobaan 1) Gelas beker 2) Tabung reaksi 3) Lumping dan alu 4) Pipet

c) Bunga kamboja merah d) Bunga bougenvil

e) Bunga sepatu

(7)

3. Sumber Belajar

a. Michael Purba. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

b. www.ilmukimia.org

 Guru memberi salam dan siswa menjawab

 Guru memimpin berdoa sebelum pelajaran di mulai

 Guru mengabsen kehadiran peserta didik

 Guru menyampaikan judul materi dan tujuan pembelajaran

 Siswa berkumpul dengan kelompoknya (pembagian kelompok telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya).

 Sebagai apersepsi guru mengajukan pertanyaan tentang larutan asam dan larutan basa.

15

 Bagaimana ciri-ciri larutan asam atau basa ?  Apa yang dimaksud dengan indikator ?  Apa saja jenis indikator ?

 Bahan apa saja yang bisa digunakan sebagai indikator alami ?

Mengumpulkan Data

 Merancang percobaan bahan alam yang bias digunakan unruk menguji larutan asam basa.  Melakukan percobaan terkait indikator asam

basa alami.

 Mengamati dan mencatat hasil percobaan indikator asam basa alami.

(8)

 Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi yang telah dilakukan.

Kegiatan Penutup

 Guru memberi apresiasi kepada kelompok yang penampilannya terbaik

 Bersama siswa menyimpulkan bahan yang bisa digunakan sebagi indikator asam basa alami.  Guru memberi penguatan tentang materi yang

telah di pelajari

 Guru menutup dengan memberi salam

20

2. Pengetahuan  Tes tertulis  Soal Post Test

3. Keterampilan

Kepala SMA N Tirtonirmolo Guru Mata Pelajaran

Drs. Isdarmoko, M.Pd., MM. Par Farida Ariyani, S.Pd

NIP. 19640727 199303 1 003 NIP 19760409

(9)

PEMBAHASAN

Percobaan berjudul Menguji Larutan Asam Basa dengan Indikator Alami memiliki tujuan yaitu mengetahui jenis larutan termasuk asam atau basa menggunakan indikator alami dan mengetahui perubahan warnanya. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah penggunaan ekstrak dari bahan alami sebagai indikator asam basa. Larutan asam dalam percobaan ini yaitu HCl, sementara larutan basanya yaitu NaOH.

Indikator alami merupakan bahan alam yang dapat merubah warna dalam larutan yang sifatnya asam, basa, atau netral. Indikator alamu yang biasa digunakan untuk uji asam – basa adalah bunga – bungaan, umbi – umbian, kulit buah, dan daun berwarna. Semua ekstrak yang akan digunakan sebagai indikator alami ditumbuk terlebih dahulu dengan lumpang dan alu. Hal ini bertujuan untuk memperluas permukaan ekstrak alami, sehingga diperoleh ekstrak dalam jumlah yang banyak. Semakin luas permukaan ekstrak, maka semakin banyak pigmen warna yang larut. Penambahan akuades sedikit demi sedikit bertujuan untuk membantu proses perolehan ekstrak yang maksimal.

Percobaan yang dilakukan ini menggunakan ekstrak kubis ungu, ekstrak bunga kamboja merah, ekstrak bunga bougenvil, ekstrak bunga sepatu, ekstrak bunga kupu – kupu, dan ekstrak kunyit. Penambahan ekstrak ke larutan dilakukan tetes demi tetes agar dapat mengamati perubahan warna yang terjadi secara spesifik. Kubis ungu yang memiliki warna ungu pekat, ketika diteteskan pada larutan HCl berwarna merah muda dan diteteskan pada larutan NaOH berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa kubis ungu dapat memperlihatkan perbedaan warna yang signifikan pada larutan asam dan basa. Berwarna merah muda jika bereaksi dengan larutan asam, dan berwarna kuning jika bereaksi dengan basa. Berdasarkan hal ini, maka kubis ungu merupakan indikator alami yang sesuai dengan sifat asam.

Bunga kamboja merah ketika ekstraknya diteteskan dengan larutan HCl, warna yang semula hijau gelap menjadi merah pudar. Ketika diteteskan pada larutan NaOH warnanya menjadi coklat kekuningan. Perubahan warna yang terjadi menunjukkan perbedaan warna yang signifikan. Berwarna merah jika bereaksi dengan asam dan berwarna coklat jika bereaksi dengan basa. Berdasarkan hal ini, maka bunga kamboja merah merupakan indikator alami yang baik, sesuai denga sifat basa.

(10)

berwarna hijau jika bereaksi dengan basa. Berdasarkan hal ini, maka bunga kupu – kupu merupakan indikator alami yang baik, sesuai dengan sifat asam.

Ekstrak bunga bougenvil yang berwarna jingga berubah menjadi warna merah muda dalam larutan HCl dan berwarna hijau muda dalam larutan NaOH. Ekstrak bunga bougenvil merupakan indikator alami yang baik, karena menunjukkan perbedaan warna yang signifikan. Ekstrak bunga bougenvil bersifat asam. Berwarna merah jika bereaksi dengan asam dan berwarna hijau jika bereaksi dengan basa.

Ekstrak bunga sepatu semula berwarna merah, kemudian menjadi merah muda dalam larutan HCl dan berwarna kuning dalam larutan NaOH. Hal ini menunjukkan bahwa bunga sepatu merupakan indikator alami yang baik dengan sifat asam, karena dapat menunjukkan perbedaan warna yang signifikan terhadap larutan asam dan basa. Berwarna merah jika bereaksi dengan asam, dan berwarna kuning jika bereaksi dengan larutan basa.

Kunyit memiliki ekstrak berwarna kuning. Ketika diteteskan dalam larutan HCl berwarna kuning, dan dengan larutan NaOH berwarna jingga. Hal ini menunjukkan bahwa kunyit bukan indikator alami yang cukup bagus sebagai parameter. Hal ini disebabkan karena tidak dapat menunjukkan perubahan warna yang cukup signifikan terhadap larutan asam atau pun basa. Ekstrak kunyit bersifat netral.

Selama percobaan dilakukan, pemakaian bahan – bahan kimia seperti larutan HCl dan NaOH masih dalam skala kecil dan tidak dalam jumlah yang banyak pengambilannya. Hal ini dilakukan menyesuaikan kebutuhan data pengamatan. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan kualitatif, sehingga jumlah larutan tidak dibatasi secara spesifik. Hal ini memberikan kesempatan untuk menerapkan salah satu

prinsip green chemistry, yaitu penggunaan bahan kimia yang sedikit

sehingga tidak menghasilkan limbah yang banyak serta menghindari terjadi kecelakaan di laboratorium. Penggunaan indikator alami juga merupakan upaya untuk mengurangi penggunaan bahan kimia.

KESIMPULAN

(11)
(12)
(13)

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM

Nama : Veni Jumila Danin

NIM : 15670032

Praktikum : Kimia Sekolah

Judul Praktikum: Menguji Larutan Asam Basa dengan Indikator Alami

N o

Komponen Penilaian Nila

i

1. Nilai Perencanaan Praktikum (10

0)

A. Merumuskan judul B. Menentukan tujuan C. Pretest

2. Nilai Pelaksanaan Praktikum (10

0)

A. Kedisiplinan B. Kelengkapan

C. Ketrampilan menggunakan alat D. Keaktifan dan kerjasama

E. Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) F. Data percobaan

3. Nilai Laporan Praktikum (10

0)

A. Isi

B. Tata tulis

C. Pilihan diksi, tata kalimat, dan korelasi paragraf D. Tampilan laporan

Tanggal Praktikum : 21 November 2017

Dikumpulkam Tanggal : 04 Januari 2018

(14)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah : SMA Negeri Tirtonirmolo Mata Pelajaran: KIMIA SMA

Kelas/Semester : X/1

Materi Pokok : Ikatan Kimia

Submateri : Senyawa Polar dan Non Polar

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

B. KOMPETENSI INTI KI

1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 :

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 :

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 :

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Kompetensi Dasar :

3.6 Menganalisis kepolaran senyawa.

Indikator :

3.6.1 Menjelaskan pengertian senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen non polar.

3.6.2 Menjelaskan pengaruh perbedaan keelektronegatifan terhadap kepolaran ikatan kovalen.

3.6.3 Menjelaskan pengaruh struktur molekul terhadap kepolaran molekul.

(15)

3.6.5 Membedakan senyawa kovalen polar dan kovalen non polar. Kompetensi Dasar :

4.6 Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.

Indikator :

4.6.1 Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat senyawa polar dan senyawa non polar.

4.6.2 Melakukan percobaan kepolaran senyawa beberapa larutan senyawa kovalen.

4.6.3 Mengamati, mencatat, dan menganalisis data hasil percobaan kepolaran senyawa pada beberapa larutan senyawa kovalen. 4.6.4 Menyimpulkan sifat senyawa kovalen berdasarkan kepolaran. 4.6.5 Mengkomunikasikan hasil percobaan kepolaran senyawa.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses mencari informasi, menanya, berdiskusi, dan melaksanakan percobaan siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian senyawa polar dan senyawa non polar. 2. Menjelaskan pengaruh perbedaan keelektronegatifan terhadap

kepolaran ikatan kovalen.

3. Menjelaskan pengaruh struktur molekul terhadap kepolaran molekul. 4. Mengelompokkan senyawa ke dalam senyawa polar dan senyawa

non polar.

5. Membedakan senyawa kovalen polan dan kovalen non polar.

6. Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan electron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen terbentuk antara atom nonlogam dengan atom nonlogam. 2. Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen dimana pasangan

electron yang dipakai bersama cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran ikatan terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan.

3. Syarat kovalen polar :

a. Terdapat perbedaan keelektronegatifan. Contoh : HF, HCl, dan HBr. (Jumlah atom = 2 harus berbeda)

b. Atom pusat memiliki pasangan electron bebas (PEB) contoh : H2O, NH3, dan PCl3 (Jumlah atom > 2 memiliki PEB)

(16)

d. Dapat menghantarkan arus listrik. e. Mempunyai momen dipol

4. Ikatan kovalen non polar adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron tersebar secara merata.

5. Syarat kovalen non polar :

a. Tidak terdapat perbedaan keelektronegatifan. Contoh : H2, N2,

dan F2. (Jumlah atom = 2 harus sama)

b. Atom pusat tidak memiliki pasangan elektron bebas (PEB). Contoh : CH4, PCl5, dan BCl3. (Jumlah atom > 2 memiliki PEB)

c. Bentuknya simetris. Contoh CH4.

d. Tidak dapat menghantarkan arus listrik. e. Tidak mempunyai momen dipol.

6. Kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara ato-aton yang berikatan.

F. MODEL DAN METODE

1. Model Pembelajaran : Scientific Approach

2. Metode Pembelajaran: Eksperimen, diskusi, tanya jawab, kajian pustaka, presentasi, penugasan, dan inquiri.

G. MEDIA, BAHAN/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR 1. Media Pembelajaran

a. LCD

b. Whiteboard

(17)

1) Akuades 8) Larutan sabun

3. Sumber Belajar : Buku kimia kelas X Erlangga.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Kegiatan Pendahuluan

 Guru memberi salam dan siswa menjawab  Guru memimpin berdoa sebelum pelajaran di

mulai

 Guru memeriksa kehadiran peserta didik

 Guru menyampaikan judul materi dan tujuan

 Mengamati struktur lewis beberapa unsur.  Membaca literature senyawa kovalen polar

dan kovalen non polar.

Menanya

 Bagaimana ciri-ciri sifat senyawa kovalen polar?

 Bagaimana ciri sifat senyawa kovalen non polar?

 Apa kaitannya dengan keelektronegatifan?  Guru mengajukan pertanyaan apakah

semua senyawa bersifat polar? Mengapa rambut kering setelah keramas dapat tetarik pada penggaris plastic?

Mengumpulkan Data

 Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa.

 Melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa.

(18)

 Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa.

 Mengamati perbedaan sifat kepolaran larutan berdasarkan percobaan.

Mengasosiasi

 Mengelompokkan larutan berdasarkan kepolaran.

 Menyimpulkan dan menganalisis hasil

percobaan dikaitkan dengan

keelektronegatifan.

Mengkomunikasikan

 Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi yang telah dilakukan.

Kegiatan Penutup

 Guru memberi apresiasi kepada kelompok yang penampilannya terbaik

 Bersama siswa menyimpulkan sifat-sifat senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen non polar.

 Guru memberi penguatan tentang materi yang telah di pelajari

 Guru memberi salam

20

1. Sikap  Observasi  Lembar

Observasi

2. Pengetahuan  Tes tertulis  Soal Post Test

3. Keterampilan

Kepala SMA N Tirtonirmolo Guru Mata Pelajaran

Drs. Isdarmoko, M.Pd., MM. Par Farida Ariyani, S.Pd

NIP. 19640727 199303 1 003 NIP 19760409

(19)

PEMBAHASAN

Percobaan berjudul Identifikasi Kepolaran Senyawa memiliki tujuan yaitu mengetahui sifat kepolaran senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah mengalirkan larutan dan aliran didekatkan dengan penggaris yang bermuatan listrik.

Senyawa yang digunakan dalam percobaan ini yaitu NaOH, CH3COOH,

HCl, NH3, bensin, akuades, larutan gula, dan larutan sabun.

Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi elektron tidak merata atau elektron lebih cenderung terikat pada salah satu atom. Kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. Senyawa polar memiliki keelektronegatifan yang besar, perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub – kutub listrik yang permanen. Senyawa nonpolar memiliki perbedaan keelektronegatifan ayng kecil atau nol.

Penggosokan penggaris pada kain bertujuan agar penggaris memiliki muatan listrik. Ketika penggosokan, elektron – elektron yang terdapat pada kain berpindah ke penggaris. Hal ini menyebabkan penggaris menerima elektron dan kelebihan elektron, sehingga penggaris bermuatan negatif. Perpindahan elektron itu sendiri terjadi karena adanya gesekan yang berukang – ulang antara kain dan penggaris.

Saat kran buret dibuka yang berisi akuades atau air, alirannya didekatkan dengan penggaris yang telah bermuatan, akibatnya aliran akuades membelok. Aliran membelok ke arah medan listrik yang

dihasilkan oleh penggaris. Senyawa akuades memiliki rumus kimia H2O,

berarti terdiri dari 2 atom H dan 1 atom O. Atom H memiliki elektron valensi 1 sementara atom O memiliki elektron valensi 6. Maka, pada senyawa akuades akan terbentuk 2 ikatan kovalen tunggal dan senyawa polar. Terdapat berbagai cara mengidentifikasi sifat kepolaran, salah satunya melalui ciri – ciri senyawa polar yaitu larut dalam pelarut polar, seperti air. Berdasarkan sifatnya, larutan NaOH mudah larut dalam air. Hal ini mendukung hasil percobaan yang sesuai dengan teori, yaitu NaOH merupakan senyawa polar.

Selanjutnya adalah larutan CH3COOH yang alirannya tidak

(20)

berbanding terbalik dengan teori yang menyatakan bahwa CH3COOH

merupakan senyawa polar. Namun, memang kepolaran dari CH3COOH

sangat lemah. Sehingga, kemungkinan ketidaksesuaian ini disebabkan

oleh kepolaran CH3COOH yang lemah dan diperoleh hasil percobaan

bahwa CH3COOH merupakan senyawa non polar. Dapat juga

disebabkan karena penggosokan penggaris yang kurang lama, atau kondisi buret yang belum steril.

Larutan HCl alirannya dibelokkan. Hal ini menunjukkan bahwa larutan HCl merupakan senyawa polar. Hal ini sudah sesuai dengan teori. HCl merupakan senyawa yang terdiri dari atom H dan Cl dengan selisih keelektronegatifan 0,9, sehingga dikatakan senyawa polar.

Selanjutnya, larutan NH3 ketika didekatkan dengan penggaris,

alirannya dibelokkan. Hal ini menunjukkan bahwa larutan NH3

merupakan senyawa polar. Hasil percobaan sesuai dengan teori. NH3

terdiri dari atom N dan 3 atom H. Terdapat pasangan elektron bebas di dalamnya. Hal ini merupakan ciri – ciri senyawa polar.

Bensin, alirannya tidak dibelokkan. Hal ini menunjukkan bahwa bensin merupakan senyawa non polar. Bensin atau aseton merupakan

senyawa non polar dengan rumus kimia CH3COCH3. Ditemukan 3 atom

C, 6 atom H, dan 1 atom O di dalamnya. Atom – atom tersebut membentuk ikatan kovalen tunggal dan rangkap dua. Tidak terdapat pasangan elektron bebas di dalamnya. Oleh karena itu, bensin merupakan senyawa non polar. Hasil percobaan sesuai dengan teori.

Aliran dari larutan gula dibelokkan oleh penggaris yang bermuatan. Hal ini menunjukkan bahwa larutan gula merupakan senyawa polar.

Pada dasarnya, gula dengan rumus kimia C6H12O6 adalah senyawa non

polar. Namun, karena berdasarkan pengamatan dinyatakan bahwa gula larut dalam air, artinya gula larut dalam pelarut polar, maka gula merupakan senyawa polar. Adapun pembelokkan aliran terjadi disebabkan karena larutan gula merupakaan campuran gula dan air, sehingga air dengan sifat polarnya lebih mendominasi.

Larutan sabun alirannya dibelokkan oleh penggaris yang bermuatan. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sabun merupakan larutan polar. Sama halnya dengan larutan gula, pada larutan sabun terdapat pelarut polar yaitu air. Sabun itu sendiri memiliki sifat polar dan non polar. Sehingga, ada sebagian yang mampu berikatan dengan air dan ada pula yang tidak mampu berikatan dengan air. Hal ini menyebabkan larutan sabun dianggap sebagai senyawa polar.

(21)

menghasilkan banyak limbah yang dibuang. Langkah ini merupakan

(22)

KESIMPULAN

Senyawa NaOH, akuades, HCl, larutan gula, larutan sabun, dan NH3

merupakan senyawa polar. Sementara larutan CH3COOH dan bensin

merupakan senyawa non polar. Kepolaran suatu senyawa bergantung pada nilai keelektronegatifannya. Senyawa polar memiliki keelektronegatifan besar dan senyawa non polar memiliki keelektronegatifan kecil.

(23)

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM

Nama : Veni Jumila Danin

NIM : 15670032

Praktikum : Kimia Sekolah

Judul Praktikum: Identifikasi Kepolaran Senyawa

N o

Komponen Penilaian Nila

i

1. Nilai Perencanaan Praktikum (10

0)

A. Merumuskan judul B. Menentukan tujuan C. Pretest

2. Nilai Pelaksanaan Praktikum (10

0)

A. Kedisiplinan B. Kelengkapan

C. Ketrampilan menggunakan alat D. Keaktifan dan kerjasama

E. Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) F. Data percobaan

3. Nilai Laporan Praktikum (10

0)

A. Isi

B. Tata tulis

C. Pilihan diksi, tata kalimat, dan korelasi paragraf D. Tampilan laporan

Tanggal Praktikum : 28 November 2017

Dikumpulkam Tanggal : 04 Januari 2018

(24)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah: SMA Negeri Tirtonirmolo

Mata Pelajaran : KIMIA SMA

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Laju Reaksi

Submateri : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

B. KOMPETENSI INTI

KI

1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI

2 :

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 :

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI

C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Kompetensi Dasar :

3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Indikator :

3.7.1 Menjelaskan pengertian dan konsep laju reaksi.

3.7.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. 3.7.3 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan

kaitannya dengan teori tumbukan. Kompetensi Dasar :

4.7 Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Indikator :

4.7.1 Merancang percobaan mengenai faktor-faktor yang

(25)

4.7.2 Melakukan dan mengamati percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4.7.3 Mencatat dan menganalisis data hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4.7.4 Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan hasil percobaan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses mencari informasi, menanya, berdiskusi, dan melaksanakan percobaan siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian dan konsep laju reaksi.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan kaitannya dengan teori tumbukan.

4. Merancang, melakukan, mengamati, dan menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

5. Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan hasil percobaan.

E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Konsep Laju Reaksi

Di dalam reaksi kimia pereaksi berubah menjadi hasil reaksi. Laju dari perubahan zat adalah ukuran jumlah perubahan zat yang terjadi tiap satuan waktu.

Mengukur laju reaksi dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu dengan mengukur:

a. Jumlah pereaksi yang digunakan atau bereaksi per satuan waktu.

b. Jumlah hasil reaksi yang terbentuk per satuan waktu.

Misalnya pada saat mereaksikan logam magnesium dengan asam klorida dengan reaksi: Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2 (aq) + H2(g). Laju reaksi dapat dihitung dengan mengukur jumlah magnesium atau asam klorida yang digunakan dalam waktu tertentu atau jumlah magnesium klorida atau gas hidrogen yang terbentuk dalam waktu tertentu. Pengukuran laju reaksi yang menghasilkan gas dapat dilakukan dengan mengukur volum gas yang terjadi dalam waktu yang ditentukan atau mengukur massa setelah beberapa waktu yang ditentukan

2. Faktor-Faktor Laju Reaksi

(26)

terdapat tumbukan dan molekul-molekul mempunyai energi minimum untuk bereaksi. Energi minimum yang diperlukan untuk bereaksi pada saat molekul bertumbukan disebut energi aktivasi. Energi aktivasi digunakan untuk memutuskan ikatan-ikatan pada pereaksi sehingga dapat membentuk ikatan baru pada hasil reaksi.

a. Konsentrasi

Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat. Maka, semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya.

b. Luas Permukaan

Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi, karena semakin banyak permukaan yang bersentuhan sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Laju reaksi berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan.

c. Suhu

Suhu suatu sistem adalah ukuran dari rata-rata energi kinetik dari partikel- partikel pada sistem tersebut. Jika suhu naik maka energi kinetik partikel-partikel akan bertambah, sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi kinetik di

atas harga energi aktivasi (Ea). Maka molekul-molekul tersebut

bergerak lebih cepat, sehingga lebih besar kemungkinan terjadinya tumbukan antar molekul zat pereaksi. Dengan demikian, kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi.

d. Katalis

(27)

sehingga katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Namun, meskipun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi ia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.

Pencernaan makanan dibantu oleh enzim. Enzim dikenal sebagai katalis di dalam makhluk hidup yang disebut biokatalis. Kerja katalis enzim sangat spesifik, biasanya enzim hanya dapat mengkatalis satu reaksi tertentu. Misalnya, enzim sakarose hanya dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim amilase mengkatalisis pemecahan amilum. Penggunaan katalis dalam industri sangat penting, berkaitan dengan keperluan produk yang banyak, misalnya pada industri asam sulfat dan amoniak sebagai bahan pembuat pupuk.

F. MODEL DAN METODE

1. Model Pembelajaran : Discovery and Cooperative Learning

2. Metode Pembelajaran : Eksperimen, diskusi, tanya jawab, ceramah.

G. MEDIA, BAHAN/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR 1. Media Pembelajaran

a. LCD

b. Whiteboard

c. Lembar Kerja Peserta Didik 2. Bahan/Alat Pembelajaran

a. Slide Powerpoint. b. Alat-alat percobaan:

1) Stopwatch

(28)

4) Pualam keping

 Guru memberi salam.

 Guru meminta ketua kelas memimpin doa.  Guru memeriksa kehadiran peserta didik.

 Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran

 Guru mengawali materi dengan memberikan apersepsi:

“Apakah kalian pernah menggoreng tempe? Sebelum menggorengnya, pasti tempe dipotong dalam ukuran lebih kecil dari sebelumnya, atau diiris tipis-tipis. Supaya apa? Supaya proses merupakan contoh dalam kehidupan sehari-hari terkait faktor laju reaksi. Kira-kira faktor apa yang menyebabkan tempe tipis lebih cepat proses penggorengannya dibandingkan tempe tebal? Materi hari ini akan membahas lebih lanjut.”

12 (pembagian kelompok sudah disampaikan pada pertemuan awal)

 Secara diminta berdiskusi memprediksi faktor apa saja yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan apersepsi yang telah disampaikan.

Problem Statement (mengidentfikasi masalah)

Dimunculkan masalah sebagai berikut:

(29)

 Apa yang dimaksud dengan laju reaksi?

 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi?

 Bagaimana hubungan teori tumbukan dengan laju reaksi mengenai faktor-faktornya?

Data Collecting (mengumpulkan data)

 Siswa berdiskusi melakukan studi literatur tentang materi laju reaksi, teori tumbukan, dan faktor-faktor laju reaksi untuk menjawab masalah.

 Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan percobaan.

 Guru menjelaskan prosedur percobaan secara runtut dan rinci.

 Siswa melakukan percobaan sesuai prosedur.  Siswa melengkapi tabel data hasil percobaan

pada LKPD.

Data Processing (mengolah data)

 Secara berkelompok, siswa menganalisis dan

menyimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan yang diperoleh.

 Siswa mengaitkan analisis data dengan studi literatur yang telah dilakukan.

Verification (memverifikasi)

 Guru menjelaskan tentang laju reaksi, teori tumbukan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, serta hubungan teori tumbukan dengan faktor laju reaksi.  Siswa diminta membandingkan hasil analisis

percobaan dengan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Generalization(menyimpulkan)

 Siswa menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan dapat menjelaskan hubungannya dengan teori tumbukan.

 Siswa diminta mengerjakan soal post test

secara individu dan dikumpulkan. Kegiatan

Penutup

 Guru menjelaskan prosedur melengkapi laporan praktikum dalam LKPD.

 Siswa diminta membuat laporan praktikum sesuai dengan format dalam LKPD sebagai tugas dan dikumpulkan pada pertemuan minggu depan.  Guru merefleksi apa yang telah dipelajari pada

hari ini.

 Guru memberi motivasi dia akhir pembelajaran: “Laju reaksi merupakan perubahan hasil reaksi

(30)

maupun pereaksi tiap satuan waktu. Laju reaksi dipengaruhi beberapa hal yang menjadikannya meningkat dan memperoleh produk yang maksimal. Seperti halnya dengan laju reaksi, kita sebagai manusia juga memiliki faktor-faktor yang menjadikan kita meningkat. Meningkat dalam hal apapun seperti keimanan, ibadah, prestasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk menjadi pribadi yang produktif, maka kita juga harus mempertahankan faktor-faktor positif yang mendukung kita.”

 Guru menutup dengan bacaan tahmid.  Guru menutup dengan salam.

I. TEKNIK PENILAIAN

N O

ASPEK TEKNIK BENTUK

1. Sikap  Observasi  Lembar

Observasi 2. Pengetahuan  Tes tertulis  Soal Post Test

3. Keterampilan  Laporan

Praktikum

 Rubrik Penilaian

Mengetahui,

Kepala SMA N Tirtonirmolo Guru Mata Pelajaran

Drs. Isdarmoko, M.Pd., MM. Par Farida Ariyani, S.Pd

NIP. 19640727 199303 1 003 NIP 19760409

(31)

PEMBAHASAN

Percobaan berjudul Faktor – faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi bertujuan mempelajari faktor – faktor laju reaksi dan memperkirakan asam yang paling cepat bereaksi dengan batu pualam. Prinsip kerja dari pecobaan ini yaitu mereaksikan pualam dengan variasi larutan untuk mengetahui waktu laju reaksinya. Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi reaktan atau produk tiap satuan waktu.

Batu pualam (CaCO3) digunakan dalam percobaan ini. Pengujian

pertama dilakukan dengan variasi konsentrasi larutan HCl yang direaksikan dengan pualam. Pengamatan menunjukkan waktu reaksi atau laju reaksi pualam dengan 1M HCl yaitu 15 menit 3 detik, sementara pualam dengan HCL 2M waktu reaksinya adalah 2 menit 14 detik, dan pualam dengan 3M HCl bereaksi selama 1 menit 26 detik. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi berpengaruh terhadap besarnya laju reaksinya. Semakin besar konsentrasi, maka semakin cepat laju reaksinya. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak pratikel di dalamnya. Hal ini memungkinkan terjadinya tumbukan lebih sering terjadi. Akibatnya laju reaksi meningkat.

Perlakuan kedua yaitu variasi bentuk pualam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pualam dalam bentuk keping direaksikan dengan HCl berlangsung selama 6 menit 4 detik, sementara pualam dalam bentuk serbuk direaksikan dengan HCl berlangsung selama 1 menit 26 detik. Berdasarkan pengamatan ini dapat diketahui bahwa pualam dalam bentuk serbuk bereaksi lebih cepat dibandingkan pualam dalam bentuk keping. Hal ini disebabkan karena faktor luas permukaan yang berpengaruh terhadap laju reaksi. Semakin luas permukaan ditingkatkan, maka akan terjadi tumbukan lebih banyak karena bidang permukaannya saling bersentuhan. Akibatnya laju reaksi meningkat. Reaksi yang berlangsung yaitu:

CaCO3(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Perlakuan selanjutnya yaitu variasi suhu atau temperatur. Pualam direaksikan dengan HCl panas dan dingin. Pengamatan menunjukkan bahwa suhu berpengaruh terhadap laju reaksi. Pualam yang direaksikan dengan HCl panas berlangsung selama 56 detik sementara pualam yang bereaksi dengan HCl dingin berlangsung selama 1 menit 26 detik. Hal ini menunjukkan bahwa proses pemanasan atau reaksi pada suhu tinggi mengakibatkan laju reaksi lebih cepat. Suhu adalah rata – rata energi kinetik dalam sistem. Semakin tinggi suhu, maka energi kinetik naik dan tumbukan bertambah. Akibatnya laju reaksi meningkat.

(32)

yang paling cepat bereaksi dengan pualam. Larutan yang direaksikan yaitu larutan H2SO4, HCl, dan H2C2O4. Reaksi pualam dengan H2SO4

yaitu:

CaCO3(s) + H2SO4(aq) → CaSO4(aq) + H2CO3(aq)

Reaksi di atas berlangsung selama 30 menit. Berikutnya adalah reaksi HCl dengan pualam, yaitu:

CaCO3(s) + H2SO4(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(aq)

Reaksi di atas berlangsung selama 15 menit 3 detik. Sementara reaksi pualam dengan H2C2O4 adalah:

CaCO3(s) + H2C2O4(aq) CaC2O4(aq) + H2CO3(aq)

Reaksi di atas berlangsung sangat lama, memakan waktu berjam – jam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa asam yang paling cepat bereaksi dengan pualam adalah asam klorida atau HCl. Asam oksalat atau H2C2O4 bereaksi paling lambat dengan pualam. Hal ini

menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi juga oleh sifat keasaman larutan.

Larutan dengan sifat keasaman yang mampu mempercepat reaksi pualam merupakan suatu katalis atau zat yang mempercepat laju reaksi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa HCl merupakan zat yang cepat bereaksi dengan pualam, maka HCl dapat digunakan sebagai katalis dalam pelarutan pualam.

Adapun penggunaan katalis merupakan salah satu penerapan dari

prinsip green chemistry. Katalis berperan pada peningkatan

selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi. Pengambilan bahan – bahan yang digunakan secara seperlunya pun merupakan

penerapan prinsip green chemistry, karena akan mengurangi

banyaknya limbah yang dibuang. Semakin sedikit penggunaan bahan kimia, maka semakin baik untuk lingkungan sekitar.

KESIMPULAN

(33)
(34)

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM

Nama : Veni Jumila Danin

NIM : 15670032

Praktikum : Kimia Sekolah

Judul Praktikum: Faktor – faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

N o

Komponen Penilaian Nila

i

1. Nilai Perencanaan Praktikum (10

0)

A. Merumuskan judul B. Menentukan tujuan C. Pretest

2. Nilai Pelaksanaan Praktikum (10

0)

A. Kedisiplinan B. Kelengkapan

C. Ketrampilan menggunakan alat D. Keaktifan dan kerjasama

E. Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) F. Data percobaan

3. Nilai Laporan Praktikum (10

0)

A. Isi

B. Tata tulis

C. Pilihan diksi, tata kalimat, dan korelasi paragraf D. Tampilan laporan

Tanggal Praktikum : 05 Desember 2017

Dikumpulkam Tanggal : 04 Januari 2018

(35)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah : SMA Negeri Tirtonirmolo Mata Pelajaran: KIMIA SMA

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Koloid

Submateri : Sifat Koloid

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

B. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Kompetensi Dasar :

3.14 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya.

Indikator :

3.14.1 Menjelaskan pengertian koloid. 3.14.2 Mengklasifikasi koloid.

3.14.4 Menganalisis sifat koloid.

3.14.4 Mengetahui penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar :

4.14 Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan pembuatan koloid.

Indikator :

(36)

4.14.3 Mencatat dan menganalisis data hasil percobaan pembuatan koloid untuk mengetahui salah satu sifat koloid.

4.14.4 Menyimpulkan data hasil percobaan pembuatan koloid dan mengkaitkannya dengan salah satu sifat koloid.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses mencari informasi, menanya, berdiskusi, dan melaksanakan percobaan siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian koloid. 2. Mengklasifikasi koloid.

3. Menganalisis sifat koloid.

4. Mengetahui penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

5. Merancang, melakukan, mengamati, menyajikan, dan

menyimpulkan hasil percobaan pembuatan koloid dan mengaitkannya dengan sifat koloid.

E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Pengertian Koloid

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdipersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm, ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Koloid merupakan suatu sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil dari suspensi (campuran kasar). Koloid terdiri dari dua bentuk, yaitu fase terdispersi (zat yang didispersikan) dan medium pendispersi (medium yang digunakan untuk mendispersikan).

2. Jenis-jenis Koloid

a. Sol (fase terdispersi padat)

1) Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam 2) Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair

Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat 3) Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas

Contoh: debu di udara, asap pembakaran b. Emulsi (fase terdispersi cair)

1) Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi

2) Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair Contoh: susu, mayones, krim tangan

(37)

c. Buih (fase terdispersi gas)

1) Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam 2) Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair

Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun

Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-sama berupa gas, campurannya tergolong larutan.

3. Sifat-sifat Koloid

Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi, berikut penjelasan mengenai sifat-sifat koloid:

a. Efek Tyndall

Pada dispersi koloid, partikel-partikel koloid cukup besar sehingga dapat memantulkan dan menghamburkan sinar ke sekelilingnya, yang dikenal dengan Efek Tyndall. Sedangkan, larutan sejati tidak menunjukkan efek Tyndall.

b. Gerak Brown

Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan alat ultramikroskop, maka akan tampak partikel koloid sebagai partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan bergerak acak. Hal ini dikarenakan molekul-molekul medium dispersi yang lebih kecil bergerak dengan kecepatan yang relatif tinggi, mengakibatkan tumbukan dengan partikel yang lebih besar (berukuran koloid) dengan tidak henti-hentinya dari semua sisi pada saat yang sama. Maka, terjadilah gerak zig-zag secara acak, yang dikenal sebagai gerak Brown.

c. Elektroforesis

Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid, maka partikel-partikel koloid bergerak menuju elektrode positif atau elektrode negatifnya. Ini membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Gerak partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis

d. Adsorpsi

Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan diri zat tersebut sehingga koloid akan memiliki muatan listrik.

e. Koloid Pelindung

(38)

gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.

f. Dialisis

Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul sederhana menggunakan selaput semipermeabel contoh : kertas selofan, usus kambing. Mesin dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah

g. Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

F. MODEL DAN METODE

1. Model Pembelajaran : Cooperative Learning dan Problem Based

Learning

2. Metode Pembelajaran : Eksperimen, diskusi, tanya jawab, ceramah.

G. MEDIA, BAHAN/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR 1. Media Pembelajaran

a. LCD

b. Whiteboard

c. Lembar Kerja Peserta Didik 2. Bahan/Alat Pembelajaran

a. Slide Powerpoint. b. Alat-alat percobaan:

1) Gelas kimia 250 ml 2) Gelas ukur 50 ml

2) Asam asetat 25% 3. Sumber Belajar

a. Parning. (2006). Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta :

(39)
(40)

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

 Guru memberi salam.

 Guru meminta ketua kelas memimpin doa.  Guru memeriksa kehadiran peserta didik.

 Guru menyampaikan judul dan tujuan materi pembelajaran, yaitu pertanyaan mengenai aplikasi koloid dalam kehidupan sekitar, misalnya bagaimana tahu terbentuk, kenapa cahaya matahari dapat terhamburkan oleh celah jendela dan debu, proses apa yang terjadi dalam larutan susu, mengapa terbentuk delta di muara sungai, dan pertanyaan lain yang berhubungan dengan koloid

 Membaca literatur tentang koloid

 Mengamati lingkungan sekitar atau kebiasaan sehari-hari mengenai peristiwa yang erat kaitannya dengan koloid.

Menanya

 Apa yang dimaksud dengan koloid?

 Apa perbedaan antara koloid, larutan, dan suspensi?

 Apa saja jenis-jenis koloid?  Apa saja sifat-sifat koloid?

 Bagaimana peran dan aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari?

Mengumpulkan data

 Mencatat hasil studi literatur yang diperoleh sebelumnya yaitu seputar koloid dan tentang jawaban pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

 Merancang percobaan pembuatan koloid dan mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi

(41)

 Mengaitkan analisis data dengan studi literatur yang telah dilakukan.

Mengkomunikasikan

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaan dan diskusi yang telah dilakukan

 Mendiskusikan atau tanya jawab berdasarkan presentasi yang dilakukan.

Kegiatan Penutup

 Bersama siswa, guru menyimpulkan hasil diskusi dan pembelajaran.

 Guru menjelaskan prosedur melengkapi laporan praktikum dalam LKPD.

 Siswa diminta merangkum materi koloid dan membuat laporan praktikum sesuai dengan format dalam LKPD sebagai tugas dan dikumpulkan pada pertemuan minggu depan.  Guru merefleksikan hasil pembelajaran dan

memberi motivasi.

 Guru menutup dengan salam.

20 menit

I. TEKNIK PENILAIAN

N

O ASPEK TEKNIK BENTUK

1. Sikap  Observasi  Lembar

Observasi 2. Pengetahuan  Tes tertulis  Soal Post Test

3. Keterampilan  Laporan

Praktikum  Rubrik Penilaian

Mengetahui,

Kepala SMA N Tirtonirmolo Guru Mata Pelajaran

Drs. Isdarmoko, M.Pd., MM. Par Farida Ariyani, S.Pd

NIP. 19640727 199303 1 003 NIP 19760409

(42)

PEMBAHASAN

Percobaan berjudul Pembuatan Tahu memiliki tujuan mengetahui salah satu sifat koloid dan membuat tahu. Prinsip kerja dari percobaan ini yaitu proses koagulasi sari kedelai dan proses pemanasan. Bahan utama dari pembuatan tahu adalah sari kedelai dan asam cuka.

Percobaan dilakukan dengan variasi penambahan asam sulfat dan pemanasan. Volume sari kedelai dibuat sama. Ada sari kedelai yang dipanaskan terlebih dahulu baru kemudian diambil asam cuka, dan ada sari kedelai yang ditambah asam cuka terlebih dahulu baru kemudian dipanaskan. Pemanasan yang dilakukan berfungsi menonaktifkan zat anti nutrisi kedelai dan membantu mempercepat proses koagulasi (penggumpalan), serta meningkatkan aroma tahu. Selain itu, proses pemanasan akan meningkatkan rendemen tahu yang dihasilkan.

Koagulasi adalah bahan yang digunakan untuk mendenaturasi protein dalam sari kedelai sehingga dihasilkan gumpalan tahu. Terdapat berbagai macam koagulasi, salah satunya adalah asam cuka atau asam asetat sebagai koagulan dalam percobaan ini. Asam asetat merupakan koagulan asam yang memberikan rendemen rendah dengan tekstur tahu yang rapuh dan flavor agak asam. Asam asetat berfungsi untuk mengendapkan atau memisahkan air dengan konsentrat tahu. Asam cuka mengandung cuka dan garam sehingga bersifat asam.

Koagulasi koloid merupakan proses bergabungnya partikel-partikel koloid secara bersama membentuk zat dengan massa yang lebih besar. Terjadinya penggumpalan disebabkan karena partikel koloid yang bermuatan negatif menarik ion positif dari elektrolit. Hal ini kemudia dipanaskan. Hasil dari penambahan asam cuka 5 m dan 10 ml memberi hasil gumpalan lebih bayak pada penambahan asam cuuka 10 ml pada sari kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa pemanasan dan volume penambahan asam cuka mempengaruhi cepat lambatnya serta banyak sedikitnya tahu yang dihasilkan.

(43)

ditambahkan asam cuka. Berlaku juga sebaliknya bahwa sari kedelai yang ditambahkan asam cuka mengalami hanya sedikit penggumpalan sebelum dipanaskan. Proses koagulasi berlangsung sempurna ketika sudah ditambahkan asam cuka dan pemanasan.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh tahu dengan massa rata-rata sebesar 11 gram. Hasil yang sangat kecil ini dimungkinkan karena beberapa faktor, salah satunya yaitu penggunaan sari kedelai yang kurang pekat dan terlalu banyak mengandung zat pemanis atau gula sehingga menyebabkan koagulasi tidak berlangsung maksimal karena sifat larutan yang mengandung gula. Penggunaan sari kedelai pun dalam takaran yang terlalu sedikit yaitu hanya 75 ml masing-masing gelas beker.

Adapun pembuatan tahu merupakan salah satu penerapan dari

prinsip green chemistry yaitu menghasilkan produk yang aman dari

bahan kimia. Penggunaan bahan-bahan pun diambil seperlunya. Hal ini

juga merupakan penerapan green chemistry karena akan

meminimalkan limbah yang dihasilkan.

KESIMPULAN

(44)
(45)

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM

Nama : Veni Jumila Danin

NIM : 15670032

Praktikum : Kimia Sekolah

Judul Praktikum: Pembuatan Tahu

N o

Komponen Penilaian Nila

i

1. Nilai Perencanaan Praktikum (10

0)

A. Merumuskan judul B. Menentukan tujuan C. Pretest

2. Nilai Pelaksanaan Praktikum (10

0)

A. Kedisiplinan B. Kelengkapan

C. Ketrampilan menggunakan alat D. Keaktifan dan kerjasama

E. Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) F. Data percobaan

3. Nilai Laporan Praktikum (10

0)

A. Isi

B. Tata tulis

C. Pilihan diksi, tata kalimat, dan korelasi paragraf D. Tampilan laporan

Tanggal Praktikum : 12 Desember 2017

Dikumpulkam Tanggal : 04 Januari 2018

(46)
(47)

PERCOBAAN ASAM

BASA

MENGUJI LARUTAN ASAM BASA DENGAN INDIKATOR ALAMI A. TUJUAN

Mengetahui jenis larutan termasuk asam atau basa menggunakan indikator alami dan mengetahui perubahan warnanya.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :

a. Gelas beker 250 ml b. Tabung reaksi

c. Lumpang dan alu d. pipet

f. Bunga kamboja merah g. Bunga bougenvil

h. Bunga sepatu i. Bunga kupu-kupu

C. CARA KERJA

1. Membuat Indikator alami

a. Kubis ungu, kunyit, kamboja merah, bougenvil, bunga sepatu dan bunga kupu-kupu dihaluskan dengan lumpang dan alu. b. Ditambah sedikit aquades

c. Diambil ekstrak yang keluar

2. Menguji larutan asam dengan indikator alami

a. Dimasukkan 5 ml larutan HCl kedalam tabung reaksi sebanyak 6 tabung.

b. Kedalam setiap tabung reaksi ditambah indikator alami 3-5 tetes.

c. Diamati perubahan warnanya.

3. Menguji larutan basa dengan indikator alami

a. Dimasukkan 5 ml larutan NaOH kedalam tabung reaksi sebanyak 6 tabung.

(48)

c. Diamati perubahan warnanya.

D. DATA PENGAMATAN

No Indikator Alami Awal Warna larutanHCl NaOH

1. Kubis Ungu

2. Kunyit

3. Bunga kamboja

merah

4. Bunga kupu – kupu

5. Bunga sepatu

6. Bunga bougenvil

E. SOAL POST TEST

1. Tuliskan perbedaan asam basa minimal 3 ! (skor 20)

2. Jelaskan pengertian indikator ! (skor 20)

3. Sebutkan macam-macam indikator beserta contohnya ! (skor 20)

4. Jelaskan pengertian asam basa menerut Arrhenius ! (skor 20)

(49)

NILAI:

LAPORAN

PRAKTIKUM

Nama : ... Kelas : ...

No. Absen

: ...

A.JUDUL PERCOBAAN

B.TUJUAN PERCOBAAN

(50)

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat

2. Bahan-bahan

(51)

F. DATA PENGAMATAN N

o Indikator Alami

Warna larutan

Awal HCl NaOH

1. Kubis ungu 2. Kunyit

3. Bunga kamboja

merah

4. Bunga kupu – kupu 5. Bunga sepatu

6. Bunga bougenvil

(52)

H. KESIMPULAN

(53)

Mengetahui,

(54)

PERCOBAAN SENYAWA

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat : a. Buret b. Statif c. Corong

d. Penggaris mika e. Gelas kimia 250 ml f. Pipet volume 10 ml g. Kain lap

1. Buret dipasang pada statif menggunakan klem. 2. Masing-masing bahan disediakan pada gelas kimia. 3. Corong digunakan untuk mengisi buret dengan air. 4. Penggaris mika digosokkan pada kain lap atau rambut.

5. Penggaris mika yang sudah digosok didekatkan pada air yang mengalir dari buret.

6. Gerakan air atau aliran yang keluar dari buret diamati. 7. Hasil pengamatan dicatat dalam data pengamatan.

(55)

D. DATA PENGAMATAN

No

. Zat Cair

Arah Aliran (Lurus / Dibelokkan)

Sifat (Polar / Non

polar)

1. Air/akuades/H2O

2. HCl

3. NaOH

4. CH3COOH

5. NH3

6. Larutan gula

7. Bensin

8. Larutan sabun

E. SOAL POST TEST

1. Jelaskan pengertian kovalen polar dan kovalen nonpolar! (skor 20)

2. Sebutkan ciri-ciri minimal 4 senyawa polar dan senyawa non polar! (skor 20)

3. Sebutkan contoh senyawa yang termasuk dalam senyawa kovalen

polar dan senyawa kovalen non polar masing-masing 4! (skor 20)

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya dipol-dipol! (skor 20)

5. Berikan satu contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai

(56)

NILAI:

LAPORAN

PRAKTIKUM

Nama : ... Kelas : ...

No. Absen

: ...

A. JUDUL PERCOBAAN

B.TUJUAN PERCOBAAN

(57)

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat

2. Bahan-bahan

(58)

F. DATA PENGAMATAN

No

. Zat Cair

Arah Aliran (Lurus / Dibelokkan)

Sifat (Polar / Non

polar)

1. Air/akuades/H2O

2. HCl

3. NaOH

4. CH3COOH

5. NH3

6. Larutan gula

7. Bensin

8. Larutan sabun

G. PEMBAHASAN

(59)

I. DAFTAR PUSTAKA

Mengetahui,

(60)

PERCOBAAN LAJU

REAKSI

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI A. TUJUAN

Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan memperkirakan asam yang bereaksi paling cepat dengan batu pualam (CaCO3).

B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat :

b. Stopwatch

c. Gelas kimia 250 ml

d. Tabung reaksi

1. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi

a. Disiapkan larutan HCl 1M, HCl 2M, dan HCl 3M masing-masing sebanyak 10 ml.

b. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. c. Ditambah dengan 0,1 gram pualam serbuk.

d. Dicatat waktu reaksinya.

2. Pengaruh Luas Permukaan terhadap Laju Reaksi

a. Larutan HCl 3M sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

b. Ditambah dengan 0,1 gram pualam serbuk. c. Dicatat waktu reaksinya.

d. Langkah a sampai c diulangi dengan menggunakan pualam keping.

(61)

a. Larutan HCl 3M sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

b. Ditambah 0,1 gram pualam serbuk. c. Dicatat waktu reaksinya.

d. Langkah a sampai c diulangi dengan pemanasan di atas bunsen spirtus.

4. Pengaruh Keasaman terhadap Laju Reaksi

a. Diambil larutan H2SO4 , HCl 1M, dan H2C2O4 masing-masing

sebanyak 10 ml.

b. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. c. Ditambah dengan pualam serbuk 0,1 gram.

d. Dicatat masing-masing waktu reaksinya.

D. DATA PENGAMATAN

No

. Reaksi Waktu Reaksi

1. 10 ml HCl 1M + pualam 10 ml HCl 2M + pualam 10 ml HCl 3M + pualam

2. 10 ml HCl 3M + pualam keping 10 ml HCl 3M + pualam serbuk 3. 10 ml HCl 3M + pualam +

dipanaskan

10 ml HCl 3M + pualam 4. 10 ml HCl 1M + pualam 10 ml H2SO4 + pualam 10 ml H2C2O4 + pualam

E. SOAL POST TEST

1. Jelaskan pengertian laju reaksi! (skor 20)

2. Jika ada suatu reaksi A + 3B → 2AB, tentukan rumus laju reaksi

untuk senyawa A, B, dan AB! (skor 20)

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi! (skor 20)

4. Apa yang dimaksud dengan energi aktivasi? (skor 20)

5. Jelaskan mengenai hubungan teori tumbukan dengan

(62)

NILAI:

LAPORAN

PRAKTIKUM

Nama : ... Kelas : ...

No. Absen

: ...

A. JUDUL PERCOBAAN

B.TUJUAN PERCOBAAN

(63)

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat

2. Bahan-bahan

(64)

F. DATA PENGAMATAN No

. Reaksi Waktu Reaksi

1. 10 ml HCl 1M + pualam

10 ml HCl 2M + pualam 10 ml HCl 3M + pualam

2. 10 ml HCl 3M + pualam keping

10 ml HCl 3M + pualam serbuk

3. 10 ml HCl 3M + pualam +

dipanaskan

10 ml HCl 3M + pualam

4. 10 ml HCl 1M + pualam

10 ml H2SO4 + pualam

10 ml H2C2O4 + pualam

(65)

H. KESIMPULAN

I. DAFTAR PUSTAKA

Mengetahui,

(66)

PERCOBAAN

KOLOID

PEMBUATAN TAHU A. TUJUAN

Mengetahui salah satu sifat-sifat koloid dalam percobaan pembuatan tahu.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :

a. Gelas kimia 250 ml b. Gelas ukur 50 ml

b. Asam asetat 25%

C. CARA KERJA

1. 70 ml sari kedelai dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml, lalu ditambahkan asam asetat 25% sebanyak 5 ml. Campuran diaduk sebentar kemudian dipanaskan.

2. 70 ml sari kedelai dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml, lalu dipanaskan hingga mendidih. Tambahkan asam asetat 25% sebanyak 5 ml, kemudian diaduk sebentar.

3. 70 ml sari kedelai dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml, lalu ditambahkan asam asetat 25% sebanyak 10 ml. Campuran diaduk sebentar kemudian dipanaskan.

4. 70 ml sari kedelai dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml, lalu dipanaskan hingga mendidih. Tambahkan asam asetat 25% sebanyak 10 ml, kemudian diaduk sebentar.

5. Diamati perubahan yang terjadi pada campuran-campuran tersebut.

(67)

D. DATA PENGAMATAN No

. Perlakuan

Hasil Pengamatan

1. 70 ml sari kedelai + 5 ml asam asetat +

dipanaskan

2. 70 ml sari kedelai panas + 5 ml asam

asetat

3. 70 ml sari kedelai + 10 ml asam asetat

+ dipanaskan

4. 70 ml sari kedelai panas + 10 ml asam

asetat

E. SOAL POST TEST

1. Sebutkan sifat –sifat koloid minimal ! (skor 20)

2. Tuliskan perbedaan suspensi, larutan dan koloid! (skor 20)

3. Mengapa sari kedelai yang dipanaskan dan ditambah asam cuka

bisa menjadi koloid? (skor 20)

4. Sebutkan dan beri contoh jenis – jenis koloid! (skor 20)

(68)

NILAI:

LAPORAN

PRAKTIKUM

Nama : ... Kelas : ...

No. Absen

: ...

A. JUDUL PERCOBAAN

B.TUJUAN PERCOBAAN

(69)

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat

2. Bahan-bahan

(70)

F. DATA PENGAMATAN No

. Perlakuan

Hasil Pengamatan

1. 70 ml sari kedelai + 5 ml asam asetat +

dipanaskan

2. 70 ml sari kedelai panas + 5 ml asam

asetat

3. 70 ml sari kedelai + 10 ml asam asetat

+ dipanaskan

4. 70 ml sari kedelai panas + 10 ml asam

asetat

(71)

H. KESIMPULAN

(72)

Mengetahui,

(73)
(74)

LEMBAR OBSERVASI SIKAP SISWA

jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda.

2.Berilah tanda checklist (√) pada kolom kriteria jawaban Anda.

3.Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda, sebab tidak ada jawaban yang salah.

4.Keterangan :

SS = Sangat Sesuai S = Sesuai

R = Ragu – ragu TS = Tidak Sesuai

STS = Sangat Tidak Sesuai

No

a Pembelajaran seperti

ini saya dituntut bekerjasama

2.

Saya merasa tertekan dalam pembelajaran

kimia yang

mengharuskan kerjasama

3.

Suasana kelas menjadi lebih menyenangkan apabila pembelajaran mengharuskan

kerjasama dengan teman sekelompok

4.

Proses pembelajaran ini membuat saya lebih menghormati pendapat teman

5.

Proses pembelajaran ini membuat saya lebih paham tentang bersikap

(75)

ini membuat saya

lebih tanggap

mengambil keputusan

7.

Saya merasa kesulitan memahami materi dalam pembelajaran kimia dengan model kerja kelompok

8.

Saya tidak bisa konsentrasi dengan

metode kerja

kelompok

9.

Saya merasa senang ketika pembelajaran

kimia khususnya

materi dengan konsep bekerjasama, yang

berarti melatih

kemampuan analisis dan musyawarah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

12

Saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru

13

s Saya dapat fokus pada

tema diskusi yang

memberikan alasan yang logis terhadap

(76)

diberikan

Saya mengerjakan soal dengan tidak tergesa-gesa

20

Saya mengerjakan soal sesuai urutan

pengerjaan yang

benar

21

Saya selalu

memeriksa kembali

hasil pekerjaan

sebelum dikumpulkan

22

Saya selalu

menuliskan identitas

diri ketika

mengerjakan soal

23

Saya mengumpulkan tugas tanpa diperiksa kembali

24

Saya mengerjakan tugas secara terstruktur sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan oleh guru

25 Saya mengerjakan

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, penggunaan kata mas yang dilakukan pedagang pakaian di Pasar Kolpajung Pamekasan merupakan bentuk campur kode berupa kata yang masuk dalam tuturan bahasa

Dari dimensi pasar, dengan beralihnya kepemilikan dari wewenang pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi ke pemerintah daerah (kabupaten), terjadi perubahan

Jawa pos sendiri memiliki beberapa divisi di dalamnya seperti yang akan di bahas nantinya ialah divisi pemasaran dimana fungsinya bertugas memasarkan koran baik ke

Kim (32) dan Huang (33) mengamati apoptosis pada kanker servik yang diberi perlakuan dengan radioterapi dan memperoleh bahwa indeks apoptosis spontan yang rendah mencerminkan

Penelitian yang dikerjakan ini, yang mencakup Pengembangan Sistem Pembangkitan Cerita Balungan + , pentas wayang gagrak Yogyakarta dan cerita Arjunawiwaha serta penilaian

Proses ini akan menghasilkan hasil dari sebuah klasifikasi pada dokumen rekam medis untuk digunakan proses informasi ekstraksi teks kedalam database yang akan

Kedua, bahwa dari seluruh variabel yang signifikan dalam persamaan (5.2a) dan (5.2b), kesemuanya menghasilkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis kecuali pertumbuhan

tujuan bersama, sehingga seseorang individu hanya dapat mencapai tujuan bila individu lain juga mencapai tujuan. Ciri-ciri seorang anak yang dapat bekerjasama menurut Lembaga