Husen wijaya abd hamid NIM: 12/329270/SP/25200
Kebijakan Publik
Rober Eyestone
Kebijakan Publik sebagai “hubungan antara unit pemerintah dengan lingkungannya” . 1
Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt
Kebijakan publik sebagai “keputusan tetap” yang dicirak dengan konsistensi dan pengulangan tingkah laku mereka yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.2
Dye
Kebijakan publik adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak dikerjakan.3
Richard Rose
Kebijakan publik sebagai “sebuah rangkaian panjang dan banyak atau-sedikit kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki konsekuensi bagi yang berkepentingan sebagai keputusan yang berlainan”.4
Carl Friedrich
Kebijakan adalah “serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan kemungkinan-kemungkinan dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimakud”5
1Agustino, Leo, 2008, Dasar-dasar Kebijakan Publik, Bandung: CV. Alfabeta Bandung Hal 6 2 Ibid.,
James Anderson
Kebijakan publik adalah “serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan”.6
David Easton
Mereka-mereka yang berotoritas dalam sistem politik dalam rangka memformulasi kebijakan publik itu adalah orang-orang yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari dan mempunyai tanggungjawab dalam suatu masalah tertentu dimana pada suatu titik mereka diminta untuk mengambil keputusan dikemudian hari kelak diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu.
Ira Sharkansky
Action taken by government7
Riant Nugroho
Kebijakan publik didefinisikannya dengan tiga poin utama, pertama, kebijakan publik adalah kebijakan yang dibuat oleh administratur negara, atau administratur publik. Kedua, kebijakan publik adalah kebijakan yang mengatur kehidupan bersama, bukan kehidupan seorang atau golongan. Ketiga, disebut kebijakan publik jika manfaat yang diperoleh masyarakat yang bukan pengguna langsung dari produk yang dihasilkan jauh lebih banyak atau lebih besar dari pengguna langsungnya. 8
6 Ibid.,
7 Widodo, Joko, 2008, Analisis Kebijakan Publik, Malang: Bayumedia Publishing, Hal; 11
Definisi kebijakan publik memiliki banyak perspektif yang berbeda-beda dari pelbagai ahli, yang sampai saat ini belum ada kesepakatan atas definisi tunggal tentang apa yang dimaksud dengan kebijakan publik. Berbagai definisi diatas yang sudah penulis kutip, akan penulis kategorisasi sesuai dengan turunan dua aliran kebijakan publik pada umumnya, yakni aliran kontinental dan Anglo-Saxonis.
Riant Nugroho, Ira Sharansky, Richard Rose, Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt
menurut penulis dapat dikategorikan dalam manifestasi proses kebijakan sebagai pembakuan administrasi, alasannya adalah definisi yang diberikan ingin menyampaikan bahwa kebijakan publik merupakan produk oleh aparat negara (berpusat pada negara), merupakan kegiatan yang sangat panjang dalam artian perumusan kebijakan publik itu memiliki prosedur yang harus di lewati dan kebijakan yang ditetapkan itu harus dipatuhi.
David Easton, Dye, bisa dikategorikan dalam kebijakan sebagai proses teknokratis. Alasannya, definisi yang deberikan Easton mengatakan bahwa kebijakan publik dirumuskan oleh mereka yang terlibat dalam sistem politik dan bertanggungjawab yang artinya, kebijakan publik itu direncanakan atas keputusan yang baik. Begitu juga oleh Dye yang berpendapat bahwa kebijakan yang tidak dilakukan juga merupakan keputusan yang ditempuh oleh pemangku kebijakan dalam merumuskan kebijakan publik itu sendiri.
James Anderson, Carl Friedrich, dan Rober Eyestone, definisi yang diberikan oleh ilmuwan-ilmuwan ini dapat dikategorisasi pada kebijakan sebagai governance dan manajemen konflik. Alasannya apa yang telah didefinisikan oleh mereka menekankan bahwa kebijakan publik merupakan hasil dari banyak aktor, bukan hanya pemerintah yang mana sama-sama memiliki kepentingan dan tujuannya.
Carl Friedrich, definisi yang diberikan oleh ilmuwan ini dikategorisasi oleh penulis sebagai kebijakan publik yang demokratis dan berperspektif gender, alasannya adalah kebijakan publik juga bisa diusulkan oleh seseorang yang tentunya juga memiliki kepentingan didalamnya. Definisi ini mencoba membangun konsepsi dasar demokrasi bahwa tiap orang memiliki hak untuk bersuara, sehingga konsepsi demokrasi bisa bekerja dalam perumusan kebijakan publik.
Daftar Pustaka
Agustino, Leo, 2008, Dasar-dasar Kebijakan Publik, Bandung: CV. Alfabeta Bandung
Nugroho, Riant, 2006, Kebijakan Publik untuk Negara-negara Berkembang, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo