• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP YOUTUBER DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP YOUTUBER DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP YOUTUBER DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Diajukan oleh : Moh. Buyung Alfarisi

F 100136007

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP YOUTUBER DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan oleh :

Moh. Buyung Alfarisi F 100136007

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP YOUTUBER DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA

Yang diajukan oleh: Moh. Buyung Alfarisi

F 100136007

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 7 Agustus 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Penguji Utama

Dra. Zahrotul Uyun, M.Si ___________________________

Penguji Pendamping I

Dr. Wiwien Dinar Pratisti, M.Si. ___________________________

Penguji Pendamping II

Aulia Kirana, S.Psi, MA. ___________________________

Dekan

(4)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia menerima sanksi apabila terbukti melakukan plagiarisme dalam menyusun karya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala kesungguhan.

Surakarta, 31 Juli 2017 Yang menyatakan

Moh. Buyung Alfarisi F 100136007

(5)

1

HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP YOUTUBER DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara celebrity worship youtuber dengan perilaku imitasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah menengah swasta di Surakarta kelas VII dan kelas VIII. Berjumlah 94 siswa. Penentuan subjek menggunakan metode purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu : (1) skala celebrity worship, dan (2) skala perilaku imitasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment. Hasil penelitian diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rxy)= 0,662 dengan p = 0,000

(p<0,01), hal ini berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara celebrity worship dengan perilaku imitasi pada remaja

.

Semakin tinggi celebrity worship maka semakin tinggi perilaku imitasi pada remaja, dan sebaliknya semain rendah celebrity worship maka semakin rendah perilaku imitasi pada remaja

.

Sumbangan efektif celebrity worship youtuber terhadap perilaku imitasi sebesar 43,8%. Tingkat celebrity worship pada subjek termasuk dalam kategori sedang, dan tingkat perilaku imitasi pada subjek juga termasuk dalam kategori sedang.

Kata kunci : Celebrity worship, perilaku imitasi. remaja

ABSTRACT

This research aims to understand the relation between youtuber celebrity worship and imitation. Subject of this research are grade 7th and 8th junior high

school student at Surakarta. Which is amount 94 students. On this research, the subject selected by purposive sampling method. The measurements are celebrity worship scale and imitation behavior scale. Data analysis in this research use product moment correlation. Based on the result the coefficient correlation value (rxy) = 0,662

and p = 0,000 (p<0,01), This means there is a positive relation that’s very significant between celebrity worship and imitation behavior in teenager. Higher value of celebrity worship then the value of imitation gets higher too vice versa. The effective contribution of celebrity worship youtuber to imitation behavior is 43.8%. The degree of celebrity worship on the subject is included in the moderate category, and the level of imitation behavior on the subject is also included in the moderate category.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Pada masanya, remaja mengalami transisi menjadi dewasa

.

Para remaja mulai

mencari identitas dirinya masing–masing. Pada proses ini remaja mencari contoh

model yang diinginkan untuk ditiru dan dijadikan panutan

.

Pada periode transisi ini,

mendorong remaja untuk selalu berusaha agar dapat diterima dengan baik oleh kelompok peer-nya.

Remaja melakukan imitasi untuk meningkatkan keterkaitan objek dan pemahaman sebab akibat, tetapi banyak dari remaja belajar menggunakan imitasi tidak didasarkan pada pemahaman sebab akibat tetapi berdasar dari konvensionalitas sosial (Clegg & Legare, 2017). Tidak hanya itu, peniruan ini dilakukan karena menganggap sesuatu tersebut sedang hits atau sedang viral dikalangan lingkungannya, sehingga ketika tidak mengikuti sebuah tren tersebut maka bisa dikatakan, individu tersebut adalah orang yang tidak up to date (Kironoputro, 2016).

Einon dan Handayani (2008) menyatakan bahwa remaja belajar melalui banyak cara, salah satunya adalah melalui imitasi, melakukan sesuatu dan mengalami

suatu hal

.

Lingkungan menyediakan sesuatu yang dibutuhkan oleh remaja, dan

remaja akan memanfaatkan apa yang ditawarkan oleh lingkungan

.

Orang dewasa

dapat melatih, menjelaskan dan mengoreksi atau menunjukkan sesuatu yang benar

kepada remaja

.

Namun remaja sebagai pemilih tunggal atas apa yang akan

dilakukannya nanti.

Remaja sangat selektif tentang jenis perilaku dan pengaplikasiannya. Riset terhadap imitasi remaja berfokus kepada loyalnya remaja dalam mengimitasi atau

overimitation (imitasi berlebih), sebagai strategi belajar untuk memperoleh keahlian

sosial. Riset terbaru memberikan laporan tentang overimitation, yaitu memberikan tekanan terhadap remaja dalam mengimitasi. Remaja melakukan imitasi untuk meningkatkan keterkaitan objek dan pemahaman sebab akibat, tetapi banyak dari remaja belajar menggunakan imitasi tidak didasarkan pada pemahaman sebab akibat tetapi berdasar dari konvensionalitas sosial (Clegg & Legare, 2017).

Imitasi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mempelajari hal-hal baru dan merupakan salah satu proses untuk mendapatkan kompetensi baru, yaitu

(7)

3

pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap lingkungan (Mussen, dkk 2005). Imitasi yang dilakukan remaja dari tayangan youtube memberikan pengaruh secara positif maupun negatif

.

Contoh positifnya remaja melakukan imitasi terhadap tokoh idola yang memiliki prestasi dan memiliki kepribadian yang positif dapat mengarahkan remaja tersebut pada perilaku dan penampilan yang baik serta dapat menginspirasi remaja untuk berprestasi, seperti dengan menonton tutorial belajar bahasa asing dari youtube serta belajar apa saja melalui youtube tersebut

.

Contoh negatifnya adalah jika remaja melakukan peniruan terhadap hal-hal negatif tokoh idolanya, maka dapat menimbulkan dampak negatif bagi remaja

.

Karena pada usia tersebut adalah masa dimana remaja mencari jati diri

.

Kenyataan yang terjadi, banyak remaja yang kurang berpikir dengan meniru semua perilaku atau penampilan model. Ibarat kata pepatah, buah jatuh tidak

jauh dari pohonnya, hal ini melukiskan kenakalan remaja di kota Maumere-Sikka

.

Remaja di kota tersebut sudah mulai mengkonsumsi minuman beralkohol dan

merokok

.

Meskipun dilarang oleh orangtuanya, namun yang terjadi adalah orangtua

yang melarang ternyata juga melakukan (merokok) di depan remaja

.

Hal ini menjadi

rancu dikarenakan remaja mencontoh perilaku dari melihat apa yang orang lain

lakukan, sementara itu orangtua adalah model paling dekat bagi remaja

.

(Dama,

2014)

.

Beberapa remaja terinspirasi dari youtuber favoritnya sehingga memiliki

cita-cita sebagai youtuber juga

.

Fenomena tersebut peneliti peroleh ketika

melakukan psikotest disalah satu SMP di Surakarta pada 18 Agustus 2016

.

Terdapat

5 dari 20 anak yang mengikuti psikotes menuliskan youtuber sebagai cita-citanya

.

Popularitas youtuber mampu menjadikannya memiliki banyak penggemar

.

Penggemar yang fanatik cenderung mengembangkan hubungan parasosial dengan

selebriti idolanya, hal ini biasa disebut dengan celebrity worship

.

Celebrity worship

adalah hubungan parasosial yaitu hubungan satu sisi dimana individu itu mengenal

individu lain, namun individu lain itu tidak mengenal individu itu

.

Remaja yang

(8)

4

remaja anggap menarik dan mempunyai nilai-nilai ideal bagi dirinya

.

Selebriti pada

hal ini adalah youtuber , merupakan salah satu dari berbagai model yang dijadikan remaja contoh untuk bereksperimen dengan peran-peran yang berbeda (Maltby & Day, 2011)

Celebrity worship adalah identitas struktur yang membantu penyerapan psikologis terhadap selebriti idola dalam upaya untuk membangun identitas diri dan

rasa pemenuhan dalam diri individu (Maltby dkk, 2006). Semakin tinggi tingkat

individu mengagumi seseorang, maka semakin tinggi juga tingkat keterlibatan

dengan sosok yang diidolakan (celebrity involvement)

. Celebrity worship biasanya

melibatkan satu atau lebih selebriti yang sangat disukai oleh individu sehingga individu seakan-akan tidak bisa terlepas dari hal-hal yang berhubungan dengan

selebriti tersebut

.

Proses pengimitasian remaja menurut Hergenhahn dan Olson (2009) dengan melihat model dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah atensi, retensi pembentukan perilaku, dan motivasi. Proses atensi adalah proses memperhatikan model, dimana model adalah orang yang dihormati atau memiliki status yang baik,

dianggap keren, dan atraktif

.

Kemudian Retensi, informasi dari pengamatan

disimpan agar berguna. Pada proses pembentukan perilaku, subjek menentukan sejauh mana subjek akan melakukan perilaku tersebut. Kemudian motivasi, yaitu dukungan apa yang diterima ketika subjek melakukan imitasi.

Sesuai dengan pemikiran bandura (dalam Ormrod, 2009)yang menyebutkan

karakteristik model imitasi yang efektif yaitu memiliki kompetensi, pelaku imitasi yang dalam hal ini adalah remaja biasanya mencoba meniru objek yang melakukan sesuatu dengan baik, bukan sebaliknya

.

Remaja mendapat manfaat tidak hanya dari mengamati yang dilakukan oleh model yang kompeten, melainkan juga melihat hasil yang telah diciptakan oleh model tersebut

.

Selain memiliki kompetensi, karakteristik model berikutnya adalah memiliki martabat dan kekuasaan

.

Remaja sering meniru orang yang terkenal atau bahkan orang yang memiliki kuasa

.

Seperti pemimpin dunia, atlet terkenal, dan artis populer.

(9)

5

Celebrity worship dan perilaku imitasi memiliki kesamaan, yakni sama-sama mengenal baik tokoh yang diidolakan. Proses imitasi diawali proses atensi, yaitu pelaku imitasi harus terlebih dahulu memperhatikan model, dan hanya model yang diamatilah yang dapat diimitasi

.

Dari atensi ini muncul rasa kekaguman pada model sehingga muncul keinginan untuk menjadi seperti model, mengikuti segala yang model lakukan dan kerjakan.

Berdasarkan beberapa penjelasan dan persoalan di atas, maka muncul pertanyaan apakah ada hubungan celebrity worship terhadap youtuber dengan perilaku imitasi pada remaja? Untuk mendapatkan jawaban yang tepat dan ilmiah maka peneliti akan melakukan suatu penelitian yang berjudul Hubungan Celebrity

Worship youtuber dengan Perilaku Imitasi pada Remaja.

2. METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SM Al Firdaus kelas VII, VIII dan IX, Surakarta Jawa Tengah

.

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan subjek dengan mempertimbangkan karakteristik-karakteristik

tertentu

.

Proses penentuan subjek, peneliti memberikan pertanyaan pada halaman

awal angket untuk mengetahui karakteristik subjek penelitian yaitu siswa yang

menonton tayangan youtube

.

Subjek penelitian siswa kelas VII dan kelas VIII

.

Jumlah siswa SM Al Firdaus kelas VII - VIII

No Kelas Jumlah

1 VII 38 siswa

2 VIII 56 siswa

Jumlah Total 94 siswa

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran psikologis. Ada dua skala yang digunakan dalam penelitian ini, skala celebrity worship dan skala perilaku imitasi. Teknik analisis yang digunakan untuk menghubungkan antara celebrity worship dan perilaku imitasi adalah SPSS dengan analisis product moment.

(10)

6

Skala celebrity worship setelah dilakukan penghitungan Aiken maka diperoleh 23 aitem yang valid, sedangkan untuk skala perilaku imitasi setelah penghitungan Aiken diperoleh 20 aitem yang valid.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan teknik analisis product moment dari Carl Pearson menggunakan bantuan SPSS (Statistical Program for Social Science) For Windows Program dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rxy)= 0,662

dengan p = 0,000 (p<0,01), hal ini berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara celebrity worship dengan perilaku imitasi pada remaja

.

Semakin tinggi celebrity worship maka semakin tinggi perilaku imitasi pada remaja, dan sebaliknya semain rendah celebrity worship maka semakin rendah perilaku imitasi pada remaja

.

Hal tersebut sesuai pada pemikiran Bandura (dalam Ormrod, 2009), yang menyebutkan karakteristik model imitasi yang efektif antara lain memiliki kompetensi, yaitu pelaku imitasi yang dalam hal ini adalah remaja biasanya mencoba meniru objek yang melakukan sesuatu dengan baik, bukan sebaliknya

.

Remaja mendapat manfaat tidak hanya dari mengamati yang dilakukan oleh model yang kompeten, melainkan juga melihat hasil akhir yang telah diciptakan oleh tersebut

.

Selain memiliki kompetensi, karakteristik model berikutnya adalah memiliki martabat dan kekuasaan

.

Remaja sering meniru orang yang terkenal atau bahkan orang yang memiliki kuasa

.

Seperti pemimpin dunia, atlet terkenal, dan artis popular

.

Hal ini diperkuat oleh (Maltby dkk, 2006) menyebutkan bahwa celebrity

worship adalah identitas struktur yang membantu penyerapan psikologis terhadap

selebriti idola dalam upaya untuk membangun identitas diri dan rasa pemenuhan

dalam diri individu tersebut

.

Semakin tinggi tingkat individu mengagumi seseorang,

maka semakin tinggi juga tingkat keterlibatan dengan sosok yang diidolakan

(11)

7

Rerata empirik variabel celebrity worship sebesar 47,37 dan rerata hipotetik sebesar 50

.

Jadi rerata empirik < rerata hipotetik yang berarti pada umumnya siswa SM Al Firdaus memiliki tingkat celebrity worship yang sedang

karena pada

siswa SM Al Firdaus, siswa memiliki batasan diri pemujaan terhadap selebriti yang diidolakan

.

Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah karena rerata siswa SM Al Firdaus masih dalam tingkatan entertainment-social, dimana remaja masih menyukai idola karena faktor lingkungan dan teman-temannya serta kurangnya ketertarikan diri individu terhadap model serta pemberian pendidikan agama tentang sesuatu yang berlebihan itu belum tentu baik

.

Rerata empirik variabel perilaku imitasi sebesar 53,05 dan rerata hipotetik sebesar 57,5. Jadi rerata empirik < rerata hipotetik yang berarti pada umumnya siswa SM Al Firdaus memiliki tingkat perilaku imitasi yang sedang karena sebagian siswa menyukai beberapa hal yang dilakukan oleh youtuber idola nya, karena siswa merasa bahwa mengikuti youtuber idolanya merupakan sesuatu yang baik dan pantas untuk ditiru. Yakni dengan meniru prestasi yang dihasilkan youtuber idolanya, meniru proses perjalanan hidup youtuber idola hingga menjadi seperti ini, meniru gaya hidup yang baik dari youtuber idolanya, serta akan merasa kekinian (up to date) dengan tren yang terjadi saat ini

.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa celebrity worship berpengaruh terhadap perilaku imitasi, dengan sumbangan efektif yang diperoleh dari cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,662, sehingga diperoleh (r2) sebesar 0,438

.

Kemudian angka tersebut dikalikan 100% sehingga diketahui sumbangan celebrity worship terhadap perilaku imitasi adalah sebesar 43,8% yang artinya masih terdapat 56,2% faktor lain selain celebrity worship yang mempengaruhi perilaku imitasi yakni : usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, model, hobi, dan cita-cita

.

Adapun kelemahan dalam penelitian ini adalah: karena pelaksanaan penelitian yang berlangsung pada saat kelas IX sudah selesai melaksanakan Ujian Nasional sehingga sudah tidak masuk sekolah

.

Dikhawatirkan tidak maksimal dalam

(12)

8

pengambilan sampel, karena hanya melibatkan kelas VII dan kelas VIII saja

.

Serta penelitian ini melakukan pengambilan data dengan hanya menggunakan skala sehingga menurut peneliti masih belum dapat mengungkap secara mendetail dari perilaku imitasi yang dilakukan oleh subjek penelitian. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya diharapkan melengkapi penelitiannya dengan menggunakan teknik observasi keseharian dari subjek penelitian, serta wawancara terhadap significant others maupun subjek penelitian itu sendiri untuk mendapatkan data yang lebih mendalam.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini yaitu; a) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara celebrity worship dengan perilaku imitasi pada remaja. Semakin tinggi celebrity worship maka semakin tinggi perilaku imitasi, sebaliknya semakin rendah celebrity worship maka semakin rendah pula perilaku imitasi. b) Sumbangan efektif celebrity worship terhadap perilaku imitasi sebesar 43,8%, artinya masih terdapat 56,2% faktor lain selain celebrity worship yang mempengaruhi perilaku imitasi yaitu usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, model, hobi, dan cita-cita. c) Celebrity worship pada subjek penelitian tergolong sedang dan perilaku imitasi pada subjek penelitian tergolong sedang.

Bagi sekolah dan orang tua. Hendaknya memberikan sebuah penyuluhan kepada guru maupun orangtua siswa tentang internet pada umumnya dan Youtube pada khususnya supaya orangtua dapat mengawasi tontonan anak pada di internet atau youtube

.

Karena tidak menutup kemungkinan bahwa kategori sedang pada variabel celebrity worship akan meningkat menjadi kategori tinggi

.

Kategori sedang pada variabel perilaku imitasi bisa ditingkatkan dengan catatan, bahwa subjek meniru hal-hal baik dari model yang dilihatnya

.

Oleh karena itu guru sekolah maupun orangtua dirumah diharapkan memberikan pengertian tentang hal-hal baik yang bisa diambil dari youtuber idola anak dan meninggalkan hal-hal buruk dari youtuber idolanya

.

Perlu digaris bawahi bahwa melakukan pelarangan pada anak tidak

(13)

9

membuat anak untuk berhenti, bahkan memicu anak untuk penasaran akan hal tersebut

.

Untuk subjek penelitian. Diharapkan untuk mengerti tentang youtuber idolanya, dengan mengambil sesuatu yang baik dan meninggalkan sesuatu yang buruk dari idolanya

.

Serta memilah youtuber idola yang dikira sesuai dengan hobi maupun cita-cita.

Bagi peneliti selanjutnya. Untuk peneliti selanjutnya Diharapkan agar peneliti selanjutnya mampu menambahkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku imitasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi celebrity worship

.

Serta apabila ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama, diharapkan peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan dengan menggunakan teknik observasi keseharian dari subjek penelitian, serta wawancara terhadap significant others maupun subjek penelitian itu sendiri untuk mendapatkan data yang lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Clegg, J. M., & Legare, C. M. (2017). Parents scaffold flexible imitation during early childhood. Journal of Experimental Child Psychology 153 , 1-14.

Dama, A. (2014, Maret 25). Dosen Psikologi: Sifat anak Selalu Meniru Orangtua. Pos Kupang. Diunduh dari http://www.tribunnews.com

Einon, D., & Handayani, W. (2008). Permainan cerdas untuk anak usia 2-6 tahun : musik, lagu dan tarian, kata-kata dan angka, seni dan keterampilan v.1. Jakarta: Erlangga.

Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2009). Theories of Learning (Teori Belajar) (Edisi 7). Jakarta: Kencana.

Kironoputro, D. (2016, Oktober 3). Top Asian: Fenomena PPAP hingga kunjungan Jessica Jung ke Jakarta. Okezone Celebrity. http://www.okezone.com

Maltby, J., Day, L., McCutcheon, L. E., Houran, J., & Ashe, D. (2006). Extreme celebrity worship, fantasy proneness and dissociation: Developing the measurement and understanding of celebrity worship within a clinical personality context. Personality and Individual Differences 40, 273-283. Maltby, J., & Day, L. (2011). Celebrity worship and incidence of elective cosmetic

surgery: evidence of a link among young adults. Journal of Adolescent Health, 49 (5) , 483-489.

(14)

10

Mussen, H., Conger, D. H., Kagan, j. J., & Houston, J. (2005). Perkembangan dari Kepribadian anak edisi 6 jilid 1. Penerjemah Tjandrasa M. Jakarta: Erlangga. Ormrod, J. E. (2009). Psikologi Pendidikan Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, serta pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1) Tidak ada hubungan antara humor dengan hubungan interpersonal

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif

Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis yang telah dianalisis tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu : “Ada hubungan positif antara kestabilan emosi dengan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara efikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan disiplin latihan