PENGARUH
PRESSURE, OPPORTUNITY
, DAN
RATIONALIZATION
TERHADAP PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK
(Studi Empiris: Mahasiswa Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha)
1
Nidya Apriani,
1Edy Sujana,
2I Gede Erni Sulindawati
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected] , [email protected],
[email protected] }@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pressure, opportunity, dan rationalization terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling sehingga terpilih mahasiswa yang telah mempelajari materi perkulihan fraud pada mata kuliah auditing dan akuntansi forensik. Penelitian ini menggunakan 85 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh berupa jawaban dari responden di tabulasi dan diolah dengan menggunakan software SPSS versi 16.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pressure, dan rationalization secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha. Namun opportunity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha. Penelitian ini juga menunjukan bahwa secara simultan ketiga variabel independen berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha.
Kata Kunci: pressure, opportunity , rationalization , perilaku kecurangan akademik. Abstract
This study aimed at determining the effect of pressure, opportunity, and rationalization on academic cheating behaviors of the students of S1 accounting program department, Universitas Pendidikan Ganesha Education. This type of research was a quantitative research, using a questionnaire as a research instrument. The sampling technique used was purposive sampling, so that the students selected were those who had studied the lecture material fraud in the course program of auditing and forensic accounting. This study used 85 respondents. The data used in this study were primary data. The data that were obtained in the forms of the respondents’ answers were tabulated and processed through SPSS software version 16.
The results of this study stated that pressure and rationalization had a partially significant effect on academic cheating behaviors of the students of S1 accounting program department, Universitas Pendidikan Ganesha. However, opportunity had no partially significant effect on academic cheating behaviors of the students of S1 accounting program department, Universitas Pendidikan Ganesha. This study also showed that the three independent variables simultaneously affect significantly academic cheating behaviors of the students of S1 accounting program department, Universitas Pendidikan Ganesha.
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini praktik korupsi semakin mudah ditemukan di berbagai bidang kehidupan. Salah satu penyebab terjadinya korupsi yaitu karena melemahnya nilai-nilai sosial yang ada pada diri manusia. Meskipun ada sejumlah undang-undang yang mencangkup segala aktivitas kecurangan, dan berbagai kebijakan maupun upaya telah dilakukan pemerintah untuk memberantas korupsi, namun pada kenyataannya sampai saat ini upaya yang dilakukan belum cukup untuk mencegah terjadinya korupsi. Salah satu lembaga yang memegang peranan penting dalam pencegahan korupsi yaitu pendidikan.
Pendidikan adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian (Dharmawan,2014). Pendidikan berpengaruh besar terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan bakat, etika, karakter dan seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan formal dapat diterima sejak di bangku sekolah dasar hingga seseorang memasuki perguruan tinggi.
Perguruan tinggi diharapkan mampu mencetak tenaga profesional yang berkualitas, baik secara ilmu, moral, maupun etika. Fenomena yang terjadi di dalam berbagai perguruan tinggi saat ini yang cukup mengancam dunia pendidikan akademis yaitu banyak ditemukannya praktik-praktik kecurangan (fraud), dan biasa disebut sebagai academic fraud. Fonomena kecurangan akademik ini telah menjadi masalah di sebagian besar negara di dunia.
Kecurangan akademik tidak asing lagi pada kalangan mahasiswa. Meskipun setiap dosen telah memiliki kebijakan untuk menyikapi kecurangan akademik yang dilakukan mahasiswa, tetapi pada kenyataannya sebagian mahasiswa masih berani melakukan kecurangan akademik tersebut.
Kecurangan akademik juga dilakukan oleh sebagian mahasiswa pada Universitas Pendidikan Ganesha, tidak terkecuali pada jurusan Akuntansi program S1. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mendasari seseorang melakukan tindak kecurangan. Beberapa faktor yang mendasari seseorang melakukan perilaku kecurangan terdapat pada teori Fraud Triangle (Pressure, Opportuity, dan Rationalization).
Tekanan (pressure) merupakan situasi yang dimana mendorong seseorang melakukan kecurangan. Dorongan tersebut dapat bersumber dari tuntutan gaya hidup, tuntutan orang tua, ekonomi keluarga, dsb. Tekanan yang dimaksud dalam konteks kecurangan akademik merupakan dorongan yang dihadapi mahasiswa dalam mendapatkan hasil akademik sesuai dengan yang diharapkan meskipun menggunakan cara apapun untuk meraihnya , termasuk dengan melakukan tindak kecurangan akademik. Berdasarkan penelitian Tenriwaru (2015) tekanan
(pressure) memberikan pengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan akademik. Dalam penelitian Pamungkas (2015) juga menyatakan bahwa tekanan akademik memiliki pengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik. Namun dalam penelitian Nursani (2013) menyatakan bahwa variabel tekanan tidak berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa dalam melakukan kecurangan. Atas dasar penemuan tersebut maka dirumuskanlah hipotesi pertama yaitu
H1 : Pressure mempunyai pengaruh
signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi program S1.
Kesempatan merupakan kondisi yang memungkinkan untuk melakukan tindak kecurangan. Menurut Albrecht (2012) kesempatan merupakan sebuah situasi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan kecurangan, sebuah situasi yang dianggap aman oleh pelaku untuk berbuat curang dengan anggapan tindakan kecurangannya tidak akan terdeteksi. Kesempatan dalam kecurangan akademik didukung apabila adanya pengawasan yang
kurang ketat dan sistem yang kurang baik. Semakin besarnya kesempatan, maka mempermudah mahasiswa untuk melakukan tindak kecurangan akademik. Kesempatan dalam kecurangan akademik mudah diminimalisir apabila terciptanya sistem yang baik pada universitas, dan pengawasan yang ketat. Berdasarkan teori tersebut maka dirumuskanlah hipotesis yang kedua yaitu
H2 : Opportunity mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi program S1.
Rasionalisasi merupakan pembenaran diri sendiri atau alasan yang salah untuk suatu perilaku yang salah (Albrecht, 2012). Rasionalisasi yang dimaksud dalam konteks kecurangan akademik merupakan anggapan pribadi yang ada pada diri mahasiswa, dimana mahasiswa menganggap bahwa tindak kecurangan akademik bukan tindakan yang salah melainkan sudah menjadi kebiasaan setiap mahasiswa. Anggapan tersebut yang meyakinkan mahasiswa untuk melakukan tindak kecurangan akademik. Berdasarkan penelitian Nursani (2013) rasionalisasi berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik. Penelitian Pamungkas (2015) juga menyatakan rasionalisasi berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik. Atas dasar penemuan tersebut maka dirumuskanlah hipotesi pertama yaitu H3 : Rationalization mempunyai
pengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi program S1.
Tiga elemen kunci (The Fraud Triangle) yang mendasari seseorang melakukan perbuatan fraud yaitu tekanan
(pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization) (Albrecht : 2012). Apabila tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dapat mempengaruhi adanya perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa secara parsial, maka ketika ketiga situasi tersebut hadir bersamaan akan cenderung meningkatkan perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa. Dalam penelitian Pamungkas (2015) menyatakan terdapat pengaruh positif tekanan akademik, kesempatan menyontek, rasionalisasi secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskanlah hipotesi pertama yaitu
H4 : Tekanan (pressure), Kesempatan
(opportunity), dan Rasionalisasi (rationalization) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi program S1.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, data yang dapat diukur dengan skala numerik atau berbentuk angka. Data tersebut berasal dari skor kuisioner. Untuk sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Purposive Sampling
dengan pertimbangan tertentu menentukan sampel (Sugiyono, 2014).
Adapun kriteria dari sampel dalam penelitian ini adalah (1) mahasiswa yang melakukan studi di Jurusan Akuntansi Program S1, dan (2) mahasiswa yang telah mempelajari materi perkuliahan fraud pada mata kuliah auditing dan akuntansi forensik. Penelitian ini menggunakan 3 variabel indenpenden dan 1 variabel dependen.
Pressure, Opportunity, dan Rationalization
sebagai variabel independen, sedangkan perilaku kecurangan akademik sebagai variabel dependen.
Pengukuran variabel-variabel menggunakan skala Linkert. Skala Linkert digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat, serta persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:93).
Data penelitian akan dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner yang kemudian diolah dengan pengujian instrumen menggunakan 2 uji, yaitu uji validitas (validity test) dan uji reliabilitas
(reliability test). Kemudian, dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas.
Hipotesis penelitian ini diajukan untuk menemukan pengaruh Pressure, Opportunity, dan Rationalization terhadap Perilaku Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Akuntansi Program S1. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda.
Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, sedangkan secara simultan menggunakan Uji F (F-test).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Penelitian ini menggunakan 85 buah kuesioner dalam pengolahan datanya.
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2012). Uji validitas dihitung dengan membandingkan Corrected Item-Total Correlation setiap butir pernyataan dengan nilai rtabel. Jika angka korelasi lebih
besar dari nilai rtabel (rhitung > rtabel) maka
instrumen dikatakan valid.
Berikut adalah tabel hasil uji validitas:
Tabel 1 Hasil Uji Validitas
Variabel Butir r-hitung r-tabel Keterangan
Pertanyaan
1 0.329 0.213 Valid
2 0.566 0.213 Valid 3 0.431 0.213 Valid
Pressure (Tekanan) 4 0.492 0.213 Valid
5 0.282 0.213 Valid 6 0.654 0.213 Valid 7 0.500 0.213 Valid 8 0.316 0.213 Valid 9 0.350 0.213 Valid 10 0.387 0.213 Valid 11 0.396 0.213 Valid Opportunity 12 0.441 0.213 Valid (Kesempatan) 13 0.534 0.213 Valid 14 0.278 0.213 Valid 15 0.573 0.213 Valid 16 0.401 0.213 Valid 17 0.319 0.213 Valid 18 0.680 0.213 Valid Rationalization 19 0.513 0.213 Valid (Rasionalisasi) 20 0.434 0.213 Valid 21 0.642 0.213 Valid 22 0.695 0.213 Valid 23 0.847 0.213 Valid Perilaku Kecurangan 24 0.539 0.213 Valid Akademik 25 0.754 0.213 Valid
26 0.635 0.213 Valid
(Sumber: SPSS Versi 16)
Penelitian ini dilakukan pada 85 responden atau N = 85, maka rtabel yang
digunakan pada taraf signifikansi 5 %
adalah rtabel = 0,213. Apabila rhitung > 0,213 maka butir pertanyaan pada setiap variabel dinyatakan valid, sebaliknya apabila rhitung
< 0,213 maka butir pertanyaan setiap variabel dikatakan tidak valid.
Dilihat dari tabel 1 hasil rhitung dari setiap butir pertanyaan variabel pressure, opportunity, rationalization , dan perilaku kecurangan akademik memiliki rhitung > 0,213, maka semua butir pertanyaan untuk mengukur variabel-variabel pada penelitian ini dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Setelah uji validitas, kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen adalah dengan membandingkan nilai Cronbach’s Alpha variabel.
Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel, jika nilai Cronbach’s Alpha variabel > 0,60.
Adapun uji reliabilitas variabel penelitian ini disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.695
.692
26
(Sumber: SPSS Versi 16) Pada tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach’s Alpha kuesioner penelitian ini adalah 0,695. Nilai ini lebih besar dari 0,60 atau (0,695 > 0,60) sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang konstan.
Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov dan uji grafik. Jika signifikansi nilai Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05, maka data penelitian mempunyai distribusi yang normal. Berikut adalah tabel pengujian normalitas:
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas
Variabel
Nilai p
Pressure
(X1)
0.920
Opportunity
(X2)
1.119
Rationalization
(X3)
1.392
Perilaku Kecurangan Akademik (X4)
1.011
(Sumber: SPSS Versi 16) Pada tabel 3, menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan telah berdistribusi normal karena semua variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini juga didukung dengan gambar Q-Q plot dimana data mempunyai distribusi normal karena menyebar di sekitar dan mengikuti arah garis diagonal. Gambar uji normalitas Q-Q Plot dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 Uji Q-Q Plot
Uji multikolinearitas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen memiliki kemiripan
dengan variabel independen lain dalam satu model regresi berganda.
Multikolinearitas menyebabkan fluktuasi yang besar hasil regresi, sehingga model regresi yang baik adalah model yang bebas dari gejala multikolinearitas.
Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinearitas, jika nilai tolerance lebih dari 0,1 atau nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10. Adapun pengujian multikolinearitas disajikan pada tabel 4.
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance
Variance Inflaction Factor
(VIF)
Pressure
(X1)
0.920
1.087
Opportunity
(X2)
0.961
1.040
Rationalization
(X3)
0.900
1.111
(Sumber: SPSS Versi 16)
Pada tabel 4, terlihat bahwa hasil uji melalui Variance Inflaction Factor (VIF) pada hasil output SPSS tabel Coefficients, masing-masing variabel independen yaitu
pressure, opportunity, dan rationalization
memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.
Uji Heteroskedastisitas penelitian ini dilakukan dengan uji gambar. Hasil pengujian heteroskedastisitas bisa dilihat pada gambar 2.
Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2009).
Heteroskedastisitas bisa terjadi karena terdapat variansi dari residual yang tidak konsisten pada model regresi. Ini menyebabkan hasil regresi yang meragukan karena estimator yang digunakan tidak efesien.
Pengujian heteroskedasitas penelitian ini menyimpulkan bahwa model regresi berganda bebas dari gejala heteroskedasitas. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2, penyebaran titik-titik pada yang tidak membentuk pola tertentu dan tersebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.
Hipotesis penelitian ini diajukan untuk mengetahui pengaruh pressure, opportunity, dan rationalization secara parsial dan simultan terhadap Perilaku Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Akuntansi Program S1.
Berdasarkan hasil pengolahan data statistik, diperoleh hasil summary sebagai berikut:
Tabel 5 Hasil Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.663
a.439
.418
2.145
(Sumber: SPSS Versi 16)Dapat dilihat pada tabel 5, nilai R sebesar 0,663. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara pressure, opportunity, dan
rationalization terhadap perilaku kecurangan akademik mempunyai hubungan yang kuat.
Sedangkan nilai R square (R2) pada penelitian sebesar 0,439, hal ini menunjukkan pengaruh pressure, opportunity, dan rationalization terhadap perilaku kecurangan akademik sebesar 43,9%. Namun, jika variabel lebih dari dua
sebaiknya menggunakan adjusted R square yaitu sebesar 0,418. Hal ini mempunyai arti bahwa variabel dependen (perilaku kecurangan akademik) mampu dijelaskan oleh variabel independen (pressure, opportunity, dan rationalization) sebesar 41,8%, dan sisanya (100 % - 41,8 % = 58,2%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Berikut adalah tabel koefisien regresi yang disajikan pada tabel 6.
Tabel 6 Tabel Koefisien Regresi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
-1.086
2.503
-0.434
0.666
Pressure
0.193
0.073
0.230
2.653
0.010
Opportunity
-0.23
0.081
-0.024
-0.287
0.775
Rationalization
0.510
0.079
0.566
6.448
0.000
(Sumber : SPSS Versi 16)Untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini dilakukan 2 (dua) pengujian yaitu Uji t (t-test) dan Uji F (F-test).
H0 : Pressure, Opportunity, dan
Rationalization secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik.
Ha : Pressure, Opportunity, dan
Rationalization secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik.
Dengan kriteria: H0 diterima jika thitung
< ttabeluntuk α = 5%, Ha diterima jika thitung
> ttabel untuk α = 5%.
Pada tabel 5 menunjukkan nilai thitung
variabel pressure terhadap perilaku
kecurangan akademik adalah 2.653. Sedangkan nilai ttabel untuk level of significance (α) = 0,05 (5%) dan derajat
kebebasan (df) = (85-5) adalah 1.9901. Nilai thitung > ttabel (2.653 > 1.9901) sehingga
Ha diterima. Ini berarti pressure secara parsial memiliki arah positif terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1.
Nilai thitung variabel opportunity
terhadap perilaku kecurangan akademik adalah -0.287. Sedangkan nilai ttabel untuk
level of significance (α) = 0,05 (5%) dan
derajat kebebasan (df) = (85-5) adalah 1.9901.
Nilai thitung < ttabel (-0.287 < 1.9901)
sehingga H0 diterima. Ini berarti opportunity
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha.
Nilai thitung variabel rationalization
terhadap perilaku kecurangan akademik adalah 6.448. Sedangkan nilai ttabel untuk
level of significance (α) = 0,05 (5%) dan
derajat kebebasan (df) = (85-5) adalah 1.9901.
Nilai thitung > ttabel (6.448 > 1.9901)
sehingga Ha diterima. Ini berarti
rationalization secara parsial memiliki arah positif terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1.
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh pressure, opportunity, dan
rationalization secara simultan terhadap Perilaku Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Akuntansi Program S1.
Berikut adalah uji statistik F yang disajikan pada tabel 7:
Tabel 7 Uji F
Model
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
F
Sig.
1
Regression
291.660
3
97.220
21.127
.000
aResidual
372.740
81
4.602
Total
664.400
84
(Sumber : SPSS Versi 16)Pada tabel 7, Fhitung sebesar 21.127
dengan tingkat signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi 0,000 mengindikasikan bahwa koefisien regresi signifikan, karena nilai Probabilitas < 0,05. Selain itu, nilai Fhitung >
Ftabel (21.127 > 2,717343) sehingga Ha
diterima.
Maka, diambil kesimpulan bahwa
pressure, opportunity, dan rationalization
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha.
Pembahasan
Pengaruh Pressure (tekanan) Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik
Hasil dari berbagai jenis uji yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu
pressure secara parsial memiliki arah positif dan signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1. Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
pressure berpengaruh signifikan terhadap
perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa dapat diterima.
Tekanan merupakan dorongan/ motivasi yang dirasakan dalam diri seseorang baik berasal dari pihak internal (diri sendiri) maupun pihak eksternal (lingkungan) sehingga menyebabkan seseorang terpaksa melakukan suatu tindakan. Tindakan yang didasari oleh keterpaksaan biasanya tidak memperhatikan baik buruknya suatu tindakan tersebut. Salah satu tindakan yang didasari oleh tekanan yaitu perilaku kecurangan. Setiap pelaku kecurangan menghadapi beberapa jenis tekanan yang dirasakan (Zimbelman dkk, 2014: 354). Dorongan atau tekanan yang menyebabkan seseorangan dapat melakukan kecurangan antara lain (Karyono, 2013) : (1) Tekanan keuangan, hal ini berupa banyak hutang, gaya hidup melebihi kemampuan keuangan, kebutuhan yang tidak terduga, (2) Kebiasaan buruk, kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan seseorang seperti judi, peminum minuman keras sehingga menghilangkan kesadaran, dan (3) Tekanan lingkungan, seperti kurang
dihargainya prestasi yang telah dicapai. Sebagian besar tekanan melibatkan kebutuhan keuangan, namun tekanan nonkeuangan juga sangat mempengaruhi perilaku kecurangan (Zimbelman dkk, 2014).
Pada mahasiswa jurusan akuntansi program S1, tekanan juga dirasakan oleh mahasiswa yang melakukan kecurangan akademik. Semakin tinggi tekanan yang dirasakan mahasiswa maka akan semakin besar pula kemungkinan dalam memilih jalan pintas yaitu dengan melakukan kecurangan. Seseorang yang memiliki banyak tuntutan yang menekan cenderung melanggar aturan yang ada. Namun sebaliknya, apabila seseorang barada dalam situasi tidak memiliki banyak tuntutan yang menekan, maka orang tersebut cenderung mentaati peraturan yang ada.
Dalam penelitian ini hasil analisis regresi mendukung teori yang dikemukakan oleh Albrecht, dkk (2012:33) bahwa tekanan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya perilaku kecurangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nursani (2013), Tenriwaru (2015), dan Pamungkas (2015). Nursani (2013) menyatakan tekanan (pressure) memberikan pengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan akademik pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Tenriwaru (2015) menemukan bahwa tekanan (pressure) memberikan pengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan akademik pada Mahasiswa Akuntansi di Makasar. Hasil penelitian Pamungkas (2015) menyatakan tekanan akademik berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tempel Tahun Ajaran 2014/2015.
Pengaruh Opportunity (kesempatan) Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik
Dari hasil uji yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa opportunity
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha, yang berarti bahwa H2 ditolak. Menurut Zimbelman dkk (2012:355), kecurangan
seperti api. Pada api, jika bahan bakar semakin mudah terbakar, semakin sedikit oksigen dan panas yang diperlukan untuk menyalakan api. Sama halnya, semakin murni oksigen, maka semakin tidak mudah membakar bahan bakar yang diperlukan untuk menyalakan api. Dalam kecurangan, semakin besar peluang/kesempatan yang dimiliki atau semakin kuatnya tekanan yang dirasakan, semakin sedikit rasionalisasi yang akan memotivasi seseorang untuk melakukan kecurangan. Demikian juga, semakin tidak jujur pelaku, semakin sedikit kesempatan dan/atau tekanan yang diperlukan untuk melakukan kecurangan. Apabila seseorang memiliki rasional yang tinggi untuk melakukan kecurangan maka ada atau tidaknya kesempatan (opportunity), seseorang tersebut tetap akan melakukan kecurangan. Sebuah kesempatan akan hadir ketika adanya sebuah kelemahan di dalam suatu sistem yang ada, minimnya kontrol serta kurang ditegakkannya sanksi tegas dalam menyikapi kecurangan tersebut. Tentunya hal tersebut menjadikan sebuah kemudahan bagi pelaku tindakan kecurangan. Sebaliknya, apabila terdapat suatu sistem pengendalian yang baik dan adanya sanksi tegas dalam menindaklanjuti perilaku kecurangan maka tidak ada kesempatan untuk melakukan kecurangan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tenriwaru (2015), yang menyatakan bahwa peluang (opportunity) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan akademik. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursani (2013) dan Pemungkas (2015). Nursani (2013) menyatakan bahwa peluang berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik. Hasil penelitian Pamungkas (2015) diperoleh hasil kesempatan menyontek memiliki pengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik.
Pengaruh Rationalization (rasionalisasi) Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
rationalization secara parsial memiliki arah positif terhadap perilaku kecurangan
akademik pada mahasiswa akuntansi program S1. Dengan demikian H3 yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa rationalization
berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa dapat diterima.
Pelaku kecurangan memiliki berbagai cara untuk merasionalisasi tindakan yang mereka lakukan agar melakukan kecurangan dianggap sebagai suatu yang dapat diterima (Zimbelman, 2014:43). Semakin tinggi kemampuan seseorang merasionalisasikan atau mengganggap benar perilaku yang salah maka semakin besar keputusan untuk melakukan kecurangan. Berdasarkan hasil penelitian ini, mahasiswa akuntansi program S1 yang melakukan kecurangan disebabkan karena adanya faktor-faktor seperti anggapan mahasiswa bahwa kecurangan akademik seperti menyontek merupakan hal yang sudah biasa atau wajar dilakukan oleh sebagian besar mahasiswa, dan anggapan bahwa menyontek untuk tujuan yang baik agar mendapat nilai yang tinggi dan lebih dihargai oleh teman- teman, karena sebagian mahasiswa yang melakukan kecurangan menganggap hasil lebih dihargai dibandingan dengan proses yang dijalankan.
Penelitian ini sejalan dengan Nursani (2013), dan Pamungkas (2015). Dalam penelitian Nursani (2013) diperoleh hasil rasionalisasi berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik. Penelitian Pamungkas (2015) juga diperoleh hasil rasionalisasi berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik.
Pengaruh Pressure (tekanan),
Opportunity (kesempatan),
Rationalization (rasionalisasi) Terhadap
Perilaku Kecurangan Akademik
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pressure, opportunity, dan
rationalization secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha. Hal ini berarti H4 diterima.
Pressure, opportunity, dan
rationalization merupakan elemen-elemen
fraud triangle (Albrecht : 2012). Tiga elemen tersebut adalah hal yang paling umum yang dialami seseorang sehingga menyebabkan seseorang tersebut melakukan perilaku kecurangan. Zimbelman (2012:355) menyatakan kecurangan seperti api. Agar api dapat menyala, ada tiga elemen yang dibutuhkan, yaitu: (1) oksigen, (2) bahan bakar, dan (3) panas. Ketika elemen tersebut ada secara bersamaan, maka api dapat menyala. Sama seperti tiga elemen yang menyebabkan api dapat menyala, tiga elemen dalam segitiga kecurangan juga saling terkait. Pada api, jika bahan bakar semakin mudah terbakar, semakin sedikit oksigen dan panas yang diperlukan untuk menyalakan api. Sama halnya, semakin murni oksigen, maka semakin tidak mudah membakar bahan bakar yang diperlukan untuk menyalakan api. Dalam kecurangan, semakin besar peluang/kesempatan yang dimiliki atau semakin kuatnya tekanan yang dirasakan, semakin sedikit rasionalisasi yang akan memotivasi seseorang untuk melakukan kecurangan. Demikian juga, semakin tidak jujur pelaku, semakin sedikit kesempatan dan/atau tekanan yang diperlukan untuk melakukan kecurangan. Seseorang yang merasakan pressure, opportunity, dan rationalization didalam dirinya secara bersama-sama, hal tersebut akan cenderung meningkatkan perilaku kecurangan. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa dalam kecurangan akademik juga ditemukan tiga faktor tersebut yang dapat mempengaruhi perilaku kecurangan akademik. Tuntutan mendapatkan nilai yang baik dan pengaruh lingkungan dapat mejadi tekanan tersendiri. Secara bersamaan dosen lengah dalam mengawasi mahasiswa saat ujian dan didukung oleh anggapan bahwa menyontek merupakan hal yang wajar di kalangan mahasiswa. Apabila mahasiswa berada dalam situasi dan kondisi tersebut maka mahasiswa tidak ragu atau merasa takut untuk melakukan kecurangan akademik.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pamungkas (2015). Hasil penelitian Pemungkas (2015) menyatakan terdapat pengaruh positif tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi secara bersama-sama terhadap perilaku
kecurangan akademik pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tempel Tahun Ajaran 2014/2015.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut (1) pressure, opportunity, dan
rationalization secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha; (2) pressure dan
rationalization secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik. Sedangkan variabel opportunity
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik; dan (3) rationalization merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa akuntansi program S1 Universitas Pendidikan Ganesha.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah (1) mahasiswa Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha harus bisa secara rasional membedakan perilaku yang baik dan tidak. Agar nantinya perilaku kecurangan akademik dapat diminalisir dan mahasiswa akuntansi program S1 menjadi calon tenaga kerja yang berkualitas; (2) penelitian selanjutnya perlu memperbanyak sampel yang digunakan, seperti mahasiswa pada Universitas lain dan memberikan kriteria-kriteria tertentu dalam pemilihan responden sehingga penarikan kesimpulan bisa lebih baik; dan (3) Variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap Gender, Kepribadian, dan self efficacy
sebaiknya ditambahkan ke dalam model penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Bintaro, W. Purwanto, dan Noviyani, D I. 2013. Hubungan Self Regulated
Learning dengan Kecurangan
Akademik Mahasiswa. Educational Psychology .Journal 2.
Chaplin, James P.. (2011). Kamus Lengkap Psikologi (Alih Bahasa: Kartini Kartono). Jakarta: Rajawali Press. Dharmawan, N. A. S. 2014. Pengaruh
Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi & Humaniora, Volume 4, Nomor 1. Universitas Pendidikan Ganesha. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Dengan Program SPSS. Cetakan ke IV. Edisi 1. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartanto, Dody. (2012). Bimbingan & Konseling Menyontek: Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Indeks.
Hasan, Iqbal. 2010. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Cetakan Kelima. Jakarta: Sinar Grafika Offset. PT Bumi Aksara
Karyono. 2013. Forensik Fraud. Yogyakarta: Andi
Nursani, Rahmalia. 2013.“Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa:
Dimensi Fraud Diamond”. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.
Pamungkas, Desiana D. 2015. “Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Dimensi Fraud Triangle Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Siswa Kelas XI Akuntansi Smk Negeri 1 Tempel”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Pudjiastuti, Endang. 2012. Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku Mencontek
Mahasiswa Psikologi. Mimbar, Volume XXVIII, Nomor 1. Fakultas Psikologi Unisba.
Purmanasari, Dian. 2014. “Analisis Pengaruh Dimensi Fraud Triangle
Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Pada Saat Ujian dan Metode Penceghannya”.
Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.
Rangkuti, Anna Armeini. 2011. Academic cheating behavior of accounting students: a case study in Jakarta State University. In Educational integrity: Culture and values, 105-109. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tenriwaru. 2015. “ Pengaruh Konsep Fraud Triangle Terhadap Tingkat Perilaku Kecurangan Akuntansi Di Makassar”.
Jurnal Ilmiah Akuntansi & Humaniora,
Volume 4, Nomor 2. Universitas Pendidikan Ganesha.
W. Steve Albrecht, dkk. (2012). Fraud Examination (Fourth Edition). South-Western: USA.
Zimbelman, Mark. F dkk. 2014. Akuntansi Forensik. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.