• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tugas Besar Instalasi Penerangan dan Tenaga Listrik Aish, Yuli, Tatik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Tugas Besar Instalasi Penerangan dan Tenaga Listrik Aish, Yuli, Tatik)"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Instalasi listrik adalah susunan perlengkapan listrik yang bertalian satu dengan yang lainnya, serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memiliki satu atau sejumlah tujuan tertentu.

Pada dewasa ini, diperkirakan tidak banyak orang yang ahli dalam bidang listrik, orang hanya mengetahui beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan energi listrik, sehingga disana-sini banyak kita temui listrik sebagai penyebab kebakaran. Untuk mengatasi hal tersebut, selain pelu adanya penjelasan baik dari pemerintah beserta medianya, tokoh masyarakat yang lain kiranya perlu dibuatkan suatu pedoman/peraturan yang cukup ketat.

Instalasi listrik adalah saluran listrik termasuk alat-alatnya yang terpasang di dalam dan atau di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik setelah atau di belakang pesawat pembatas/meter milik perusahaan. Energi listrik dari pembangkit sampai ke pemakai / konsumen, listrik disalurkan melalui saluran transmisi dan distribusi yang disebut instalasi penyedia listrik. Sedangkan saluran dari alat pembatas dan pengukur (APP) sampai ke beban disebut instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

Dalam kehidupan yang semakin maju, listrik menjadi penunjang yang utama bagi kehidupan masa kini. Sebagian besar kehidupan kita, terutama perkotaan dtunjang dengan keberadaan listrik. Ini menunjukkan listrik memegang peranan penting dalam kemajuan kehidupan, baik dari rumah tangga hingga industrial besar. Agar pemakai / konsumen listrik dapat memanfaatkan energi listrik dengan aman, nyaman dan kontinyu, maka di perlukan instalasi listrik yang perencanaan maupun pelaksanaannya memenuhi standar berdasarkan peraturan yang berlaku. Kesalahan dalam merencanakan dan merancang instalasi listrik dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran pada daerah padat penduduk akibat arus hubung singkat. Untuk itu dibentuklah peraturan-peraturan yang menjadi syarat-syarat standar dalam instalasi listrik. Maka karena itulah kami mencoba membuat perencanaan instalasi dalam sebuah gedung berikut.

(2)

Page 2

Adapun peraturan-peraturan yang harus diperhatikan diantaranya adalah : 1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik -2000 (PUIL 2000 SNI 04-0225-2000).

2. Undang-undang dan peraturan mengenai keselamatan kerja yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970;

3. Undang-undang No 15 Tahun 1985 tentang ketenga listrikan;

4. Undang-undang No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 5. Undang-undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

6. Undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang pemerintah darah;

7. Peraturan Pemerintah No 25 tahun 2000 tentang kewenagang Pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daaerah Otonomi;

8. Peraturan pemerintah No 25 Tahun 2000 tentang Penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik;

9. Peraturan pemerintah No 51 Tahun 1993 tentang analisa dampak lingkungan; 10. Peraturan pemerintah No 25 Tahun 1995 tentang usaha penunjang Tenaga Listrik; 11. Peraturan Menteri Pertambangan dan energi No 01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi

Ketenagalistrikan;

12. Peraturan Menteri Pertambangan dan energi No 02.P/0322/M.PE/1995 tentang Standardisasi, sertifikasi dan Akreditasi Dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi. Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat.

Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah /gedung :

1. Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimanainstalasinya akan dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.

2. Gambar instalasi Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak kontak, panel hubung bagi, data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.

(3)

Page 3

3. Rekapitulasi

Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang diperlukan antara lain : - Rekapitulasi material dan harga

- Rekapitulasi daya atau skema bagan arusnya - Rekapitulasi tenaga dan biaya

Tujuan Dari Peraturan-Peraturan Adalah Sebagai Berikut:

1. Supaya aman bagi manusia, hewan atau barang (terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus), keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

2. Adanya kesatuan atau keseragaman

3. Sebagai tuntunan pemakai energi listrik secara efisien.

Pelanggaran pada pelaksanaan instalasi listrik dapat dikenakan sanksi. Peraturan atau pedoman tersebut di Indonesia dinamakan “Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)”.

Pada pemasangan instalasi listrik sebenarnya kebakaran akibat listrik kecil sekali kemungkinannya, mengingat didalam tujuan diadakannya peraturan adalah aman, baik bagi manusia, hewan dan barang. Untuk itu perlu dijelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan pemasangan instalasi listrik untuk bangunan besar adalah sebagai berikut:

1. Direncanakan oleh konsultan perencana 2. Diperiksa oleh pemilik bangunan

3. Diperiksa oleh pemerintah (cipta karya – dept PU) 4. Diperiksa oleh pemborong atau instalatir

5. Dipasang oleh instalatir dan diawasi oleh pengawas lapangan konsultan pengawas dan pemilik bangunan (sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi yang bersangkutan harus memeriksa gambar instalasi yang akan dipasang ke PLN bagi bangunan yang akan mendapat suplai listrik dari jaringan PLN)

6. Setelah selesai pemasangan instalasi, instalatir yang bersangkutan harus mengetes instalasi yang telah dikerjakan, listrik baru dimasukan bila instalasi baik.

(4)

Page 4

Selain hal tersebut diatas kiranya perlu ditengahkan disini bahwa apabila terjadi kebakaran pada bangunan tersebut karena listrik, padahal instalasi belum 5 tahun serta belum ada perubahan instalasi listriknya, maka instalatir pelaksana harus bertanggung jawab terhadap kebakaran yang terjadi. Sehingga instalatir pelaksana harus betul-betul berhati-hati dalam melaksanakan pekrjaannya.

Instalasi penerangan listrik adalah instalasi listrik yang digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari sumbernya kebeban listrik atau peralatan listrik. Pada beban listrik, energi listrik yang berasal dari sumbernya tersebut melalui instalasi listrik diubah menjadi cahaya pada beban lampu.

(5)

Page 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Instalasi Listrik

Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik. Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL 2000 dan peraturan yang terkait dalam dokumen seperti UU NO 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi, Peraturan pemerintah NO 51 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga listrik dan peraturan lainnya.

2.2 Ketentuan Umum Perancangan Instalasi Listrik

Rancangan suatu system instalasi listrik harus memenuhi ketentuan peraturan umum instalasi listrik (PUIL) dan peraturan lain seperti :

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja beserta peraturan pelaksanaanya.

b. Undang –undang nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hiduo c. Undang –undangan nomor 15 tahun 2002 tentang ketenagalistikan

Dalam perancangan system instalasi listrik harus diperhatikan tentang keselamatan manusia, makhluk hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan yang bias ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain itu, berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan maksud penggunaannya.

2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Instalasi Listrik

Beberapa prinsip instalasi listrik yang harus menjadi pertimbangan pada pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat digunakan secara optimum, efektif dan efisien. Adapun prinsip dasar tersebut ialah sebagai berikut :

(6)

Page 6

1. Keandalan

Artinya, seluruh peralatan yang dipakai pada instalasi tersebut haruslah handal dan baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya. Keandalan juga berkaitan dengan sesuai tidaknya pemakaian pengaman jika terjadi gangguan, contohnya bila terjadi suatu kerusakan atau gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar gangguan yang terjadi dapat diatasi.

2. Ketercapaian

Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relative mudah dijangkau oleh pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen listrik tidak susah untuk di operasikan sebagai contoh pemasangan sakelar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. 3. Ketersediaan

Artinya kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa daya, peralatanmaupun kemungkinan perluasan instalasi. Apabila ada perluasan instalasi tidak menggangu system instalasi yang sudah ada. Tetapi kita hanya menghubungkannya pada sumber cadangan (spare) yang telah diberi pengaman.

4. Keindahan

Artinya dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi harus ditata sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapid an indah serta tidak menyalahi peraturan yang berlaku. 5. Keamanan

Artinya, harus mempertimbangkan factor keamanan dari suatu instalasi listrik, baik keamanan terhadap manusia bangunan atau harta benda makhluk hidup lain dan peralatan itu sendiri.

6. Ekonomis

Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dengan teliti dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan dpat sehemat mungkin tanpa harus mengesampingkan hal-hal diatas.

(7)

Page 7

2.4 Pengaruh Lingkungan

Pengaruh pada lingkungan kerja peralatan instalasi listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan normal dan lingkungan tidak normal. Lingkungan tidak normal dapat menimbulkan gangguan pada instalasi listrik yang normal. Untuk itu jika suatu instalasi atau bagian dari suatu instalasi berada pada lokasi yang pengaruh luar yang tidak diimbangi dengan peralatan yang memadai akan menyebabkan rusaknya peralatan dan dapat membahayakan manusia.

Demikian juga pengaruh kondisi tempat akan dipasangnya suatu instalasi listrik, misalnya dalam suatu industry apakah penghantar tersebut harus ditanam atau dimasukkan jalur penghantar untuk menghindari tekanan mekanis. Oleh Karena itu pada pemasangan-pemasangan instalasi listrik hendaknya mempunyai rencana perhitungan dan analisa yang tepat.

2.5 Penghantar

Komponen-komponen perancangan instalasi listrik ialah bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu system sebagai rangkaian control maupun rangkaian daya. Dimana rangkaian control dan rangkaian daya ini dirancang untuk menjalankan fungsi system sesuai dengan deskripsi kerja.

2.5.1 Jenis penghantar

Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus dari satu titik ke titik lainnya. Penghantar dapat berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar.

Kabel ialah penghantar yang dilindungi dengan isolasi dan keseluruhan inti dilengkapi dengan selubung pelindung bersama, contohnya ialah kabel NYM.NYA dan sebagainya. Sedangkan kawat penghantar ialah penghantar yang tidak diberi isolasi contohnya ialah BC (Bare conductor), penghantar berlubang (hollow conductor), ACSR ( Alumunium conductor steel reinforced), dsb.

(8)

Page 8

Secara garis besar, penghantar dibedakan menjadi dua macam, yaitu : - Penghantar berisolasi

- Penghantar tanpa isolasi a. Penghantar berisolasi

Penghantar berisolasi dapat berupa kawat berisolasi atau kabel. Batasan kawat berisolasi adalah rakitan penghantar tunggal, baik serabut maupun pejal yang diisolas, contoh kawat berisolasi ;

- NYA - NYAF

Batasan kabel ialah rakitan satu penghantar atau lebih, baik itu penghantar serabut ataupun pejal masing-masing diisolasi dan keseluruhannya diselubungi pelindung bersama.

Contoh kabel :

NYM-04 x 2 mm2,300/500 V

Artinya kabel 4 inti tanpa penghantar (hijau = kuning) berpenghantar tembaga masing-masing luas penampangnya 2 mm2 berbentuk bulat, pelindung dalam dan selubung luar PVC tegangan nominal penghantar fasa-netral 300V, dan tegangan fasa-fasa 500 V.

b. Penghantar Tanpa Isolasi

hantaran tak berisolasi mrupakan penghantar yang tidak dilapisi oleh isolator, contoh penghantar tidak berisloasi BC (Bare Conductor) jenis-jenis isolasi yang dipakai pada penghantar listrik meliputi isolasi dari PVC (Poly Vinil Clorida)

2. 5.2 Jenis Kabel

Dilihat dari jenisnya, penghantar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : a. Kabel Instalasi

Kabel instalasi biasa digunakan pada instalasi penerangan jenis kabel yang banyak digunakan dalam instalasi rumah tinggal untuk pemasangan tetap ialah NYA dan NYM. Pada penggunaanya kabel NYA menggunakan pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun melindungi dari air dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut.

(9)

Page 9

Gambar 2.1 konstruksi kabel NYA

Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal, kabel ini pada umumnya digunakan pada instalasi rumah tinggal, sedangkan kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan memiliki isolasi luar sebagai pelindung. Konstruksi kabel NYM terlihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Konstruksi kabel NYM b. Kabel Tanah

(10)

Page 10

1. Kabel Tanah Thermoplastic Tanpa Perisai

Kabel tanah thermoplastic tanpa perisai seperti NYY, biasanya digunakan untuk kabel tenaga pada industry. Kabel ini juga ditanam dalam tanah dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis . pada prinsipnya susunan NYY ini sama dengan NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung luarnya serta jenis PVC yang digunakan berbeda.

2. Kabel tanah thermoplastic berperisai

Kabel tanah thermoplastic berperisai seperti NYFGbY, biasanya digunakan apabila ada kemungkinan terjadi gangguan secara mekanis.

Gambar 2.3 Konstruksi Kabel NYY c. Kabel fleksibel

Kabel fleksibel biasanya digunakan untuk peralatan yang sifatnya tidak tetap atau berpindah-pindah dan ditempat kemungkinan adanya gangguan mekanis atau getaran dengan peralatan yang harus tahan terhadap tarikan dan gesekan.

2.5.3 Pemilihan penghantar

Dalam pemilihan jenis penghantar yang akan digunakan dalam suatu instalasi dan luas penghantar yang akan dipakai dalam instalasi tersebut ditentukan berdasarkan 6 pertimbangan :

(11)

Page 11

1. Kemampuan hantar arus

Untuk menentukan luas penampang penghantar yang diperlukan maka harus ditentukan berdasarkan atas arus yang melewati penghantar tersebut. Arus nominal yang melewati suatu penghantar dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Untuk arus searah DC

( )[ ]

Untuk arus bolak-balik satu fasa

( )[ ]

Untuk arus bolak-balik tiga fasa √ ( )[ ] Dimana : ( ) ( ) ( ) ( )

Kemampuan hantar arus yang dipakai dalam pemilihan penghantar adalah 1,25 kali dari arus nominal yang melewati penghantar tersebut. Apabila kemampuan hantar arus susah diketahui maka tinggal menyesuaikan dengan table untuk mencari luas penampang yang diperlukan.

(12)

Page 12

2. Drop Tegangan (Susut Tegangan)

Susut tegangan antara PHB utama dan setiap titik beban, tidak boleh lebih dari 5% dari tegangan di PHB utama.

Adapun pembagian penentuan drop tegangan pada suatu penghantar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis :

- Untuk arus searah

- Untuk arus bolak-balik satu fasa - Untuk arus bolak balik tiga fasa

Rugi tegangan biasanya dinyatakan dalam satuan persen (%) dalam tegangan kerjanya yaitu :

( ) ( )[ ] Besarnya rugi tegangan (%) yang diijinkan adalah

Table 2.1 Rugi Tegangan

( ) Penggunaan Jaringan

0,5 Dari jala-jala ke KWH meter

1,5 Dari KWH meter ke rangkaian penerangan

3,0 Dari KWH meter ke motor atau rangkaian

daya

Untuk menentukan rugi tegangan berdasarkan luas penampang dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Untuk arus searah , penampang minimum :

(13)

Page 13

Untuk arus bolak-balik satu fasa penampang minimum

( ) ( )[ ]

Untuk arus bolak balik tiga fasa penampang minimum

√ ( ) ( )[ ]

( ) ( ) ( ) 3. Kondisi suhu

Setiap penghantar memiliki suatu resistansi (R) , jika penghantar tersebut dialiri oleh arus maka terjadi rugi-rugi I2.R ,yang kemudian rugi-rugi tersebut berubah menjadi panas, jika dialiri dalam waktu t detik maka panas yang terjadi adalah I2.R t, jika dialiri dalam waktu yang cukup lama maka ada kemungkinan terjadinya kerusakan pada penghantar tersebut. Oleh Karena itu dalam pemilihan penghantar factor koreksi juga diperhitungkan

4. Kondisi Lingkungan

di dalam pemilihan jenis penghantar yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi dan tempat penghantar tersebut akan ditempatkan atau di pasang. Apakah penghantar tersebut akan di tanam di dalam tanah atau di udara.

5. Kekuatan Mekanis

Penentuan luas penampang penghantar kabel juga harus diperhitungkan apakah kemungkinan adanya tekanan mekanis ditempat pemasangan kabel itu besar atau tidak, dengan demikian dapat diperkirakan besar kekuatan mekanis yang mungkin terjadi pada kabel tersebut.

(14)

Page 14

6. Kemungkinan Perluasan

Setiap instalasi dirancang dan di pasang dengan perkirakan adanya penambahan beban di masa yang akan datang oleh Karena itu luas penampang penghantar harus dipilih lebih besar minimal satu tingkat diatas luas penampang sebenarnya, tujuannya adalah jika dilakukan penambahan beban maka penghantar tersebut masih mencukupi dan susut tegangan yang terjadi akan kecil.

2.6 Pengaman

Pengaman adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk melindungi komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban lebih ataupun arus hubung singkat.

Fungsi dari pengaman dalam distribusi tenaga listrik adalah :

1) Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu daya listrik untuk alasan keamanan

2) Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkit instalasi selama kondisi operasi normal untuk tujuan operasi dan perawatan

3) Proteksi, yaitu untuk pengamanan kabel, peralatan listrik dan manusianya terhadap kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung singkat dengan memutuskan arus gangguan dan mengisolasi gangguan yang terjadi.

2.6.1 Mini Circuit Breaker (MCB)

Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermos dan elektromagnetis, pengaman thermis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. MCB dalam kerjanya membatasi arus lebih menggunakan gerakkan dwi logam untuk memutuskan rangkaian. Dwilogam ini akan bekerja dari panas yang diterima oleh Karena energy listrik yang timbul.

Pemutusan thermal terjadi pada saat terjadi gangguan arus lebih pada rangkaian secara terus menerus. Cara kerjanya dalah sebagai berikut :

(15)

Page 15

Bimetal Blade (1) akan melengkung akibat pemanasan oleh arus lebih secara kontinyu pada elemen dwi logam ini. Bengkokkan itu akan menggerakkan Trip Lever (2) sampai Release Pawl (3) berubah posisi sehingga Moving Contact Arm (4) membuka memutuskan rangkaian dengan bantuan Release Spring (5)

Gambar 2.4 Bagian- Bagian MCB 1 fasa Keterangan gambar :

1. batang bimetal 2. batang penekan 3. tuas pemutus kontak

4. lengan kontak yang bergerak 5. pegas penarik kontak

6. trip koil

7. batang pendorng 8. batang penerik kontak 9. kontak tetap

10. kisi pemadam busur api

11. plat penahan dan penyalur busur api

MCB dibuat hanya memilik satu kutub untuk pengaman 1 fasa, sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.

(16)

Page 16

2.6.2 MCCB

MCCB merupakan sebuah pemutus tenaga yang memiliki fungsi sama dengan MCB, yaitu mengamankan peralatan dan instalasi listrik saat terjadi hubung singkat dan embatasi kenaikan arus Karena kenaikan beban. Hanya saja yang membedakan MCCB dengan MCB adalah casingnya, dimana untuk MCB tiga phasa memiliki chasing dari tiga buah MCB satu phasa yang dikopel secara mekanis sementara MCCB memiliki tiga buah terminal phasa dalam satu casing yang sama. Itulah sebabnya MCCB dikenal sebagai Molded Case Circuit Breaker.

2.6.3 ELCB

Earth Leakage Circuit Breaker merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan arus bocor yang dirasakannya dengan memutuskan rangkaian dari sumber. Arus bocor sendiri ada yang langsung mengalir ke bumi dan ada juga arus bocor yang mengalir ke tubuh mahluk hidup yang menyentuh badan peralatan yang mengalami kegagalan isolasi.

Dari konstruksinya, sakelar ini terdiri dari sebuah mekanik pemutus, penghantar fasa, inti trafo arus seimbang dan penghantar netral.

Gambar 2.6 sakelar arus bocor

Pada keadaan normal inti transformator akan mendapati jumlah arus yang dilingkarinya akan sama dengan nol. Namun ketika terjadi kegagalan isolasi yang menyebabkan mengalirnya arus bocor ke tanah mka inti transformator akan merasakan adanya keadaan yang tidak

(17)

Page 17

seimbang sehingga pada inti transformator itu akan timbul medan magnet yang akan membangkitkan tegangan pada kumparan sekundernya.

Arus jatuh nominal (If) dari sakelar merupakan arus diferensial terkecil yang dapat menyebabkan sakelar ini bekerja. Dengan persyaratan bahwa tegangan sentuh yang diketanahkan tidak boleh melebihi 50 V ke tanah dan syarat untuk tahanan dari lingkaran arus pentanahannya sebesar :

( )[ ]

Salah satu jenis sakelar arus bocor yang sering dipakai adalah ELCB dengan arus jatuh nominal 30 mA. Sakelar ini cukup aman karena akan bekerja ketika merasakan adanya arus bocor sebesar 30 mA, dan kita tahu bahwa arus dibawah 50 mA jika dirasakan oleh tubuh masih dapat ditanggung tanpa menimbulkan gejala-gejala berbahaya.

Grafik 2.7 Karakteristik Kerja ELCB Dalam grafik

- Daerah c yang diarsir adalah daerah pemutusan dari sakelar arus bocor dengan Ifn = 30

mA ;

- Daerah I dibawah garis b adalah daerah, dimana irama denyut jantung dan susunan syaraf tidak dipengaruhi;

(18)

Page 18

- Daerah II antara garis-garis b dan a adalah daerah, dimana pengaruh arus masih dapat ditahan. Diatas kira-kira 50 Ma korban akan pingsan;

- Daerah III diatas garis a adalah daerah berbahaya yang dapat menyebabkan kematian ; korban akan pingsan dan kamar-kamar jantungnya akan mengalami fibrilasi.

Gambar 2.8 Kegagalan isolasi

Pada toroida terpasang kumparan yang berfungsi merasakan gangguan berupa adanya keseimbangan antara arus line (IL) dan arus netral (IN), dimana hubungan ini dapat

dijelaskan dengan ketentuan :

I

L

+ I

N

= 0 (2.9) [8]

Pada kasus kegagalan isolasi arus bocor mengalir menuju sumber tidak melalui penghantar netral tetapi melalui pentanahan peralatan atau tubuh mahluk hidup yang menyentuhnya, sehingga arus yang mengalir melalui penghantar netral tidak sama besarnya dengan arus yang mengalir pada penghantar phasa, persamaan matematis dari ketiga arus ini menjadi :

I

L

+ I

N

= I

f

(2.10)

[8]

Sementara saat terjadi kasus hubung singkat, kenaikan arus hubung singkat begitu besar, tetapi besar arus IL dan IN sama besar yaitu sebesar arus hubung singkatnya, sehingga

tripping coil ELCB tidak merasakan adanya perbedaan dan tidak akan melakukan tindakan pemutusan rangkaian. Untuk itulah pada pengaman jaringan listrik, ELCB harus dilengkapi dengan pengaman hubung singkat untuk mengamankan system dari gangguan hubung singkat.

Untuk mengetahui berapa besar arus gangguan yang dirasakan tubuh, dapat digunakan perhitungan dengan rumus :

(19)

Page 19

( ) ( )[ ] Dimana :

If = Arus gangguan (A) Vs = Tegangan sumber (V) Rb = Tahanan tubuh (ohm)

Sehingga apabila dari perhitungan didapat arus gangguan diatas nilai 30 mA, maka ELCB akan bekerja memutus rangkaian, dan arus sebesar terhitung belum sempat membahayakan tubuh.

2.7 Penerangan

2.7.1 Pengetahuan Instalasi Listrik - Instalasi listrik

1. Instalasi Daya : rangkaian listrik yang biasanya digunakan pada kebutuhan daya, misalnya : trafo distribusi, motor listrik, AC dan lainnya.

2. Instalasi Penerangan : rangkaian listrik yang biasanya digunakan pada beban-beban penerangan.

Berdasarkan keserasian kerja

1. Menghindari bahaya yang dapat ditimbulkan akibat trgangan sentuh dan kejutan arus yang dapat mengancam keselamatan manusia.

2. Untuk menciptakan suatu system instlasi yang dpat diandalkan tingkat keamanannya.

3. Untuk menghindari kerugian-kerugian yang dapat ditimbulkan akibat kebakaran yang disebabkan oleh kegagalan suatu perancangan.

Berdasarkan perencanaan, ketentuan yang diperlukan.

(20)

Page 20

Fasa 1 (R) berwarna merah Fasa 2 (S) berwarna kuning Fasa 3 (T) berwarna hitam Netral (N) berwarna biru

Pentanahan (PE) berwarna hijau loreng kuning

2. Kotak kontak harus dipasang pada dinding/ tembok kurang lebih 1,2 m diatas permukaan lantai.

3. Saklar (pelayanan) harus dipasang pada dinding / tembok sekurang kurangnya 1,2 m diatas permukaan lantai. Hal ini sesuai dengan semua pemutus daya harus mempunyai daya pemutus sekurang kurangnya sama dengan arus hubung singkat yang dapat terjadi pada system instalasi tersebut.

2.7.2 Perhitungan Penerangan

data-data yang dibutuhkan dalam perencanaan, diantaranya : 1. dimensi ruang

2. warna dinding dan lantai 3. kegunaan ruangan

4. system penerangan yang dikehendaki 5. penyusunan dan kondisi permukaan

6. kondisi kerja, temperature, kelembaban dan sebagainya.

2.7.3 Pemilihan Armature

Penyebaran cahaya dari suatu cahaya bergantung pada konstruksi sumber cahaya itu sendiri dan armatur yang digunakan. Sebagian besar cahaya yang direspon mata tidak langsung di sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan atau melalui benda yang tembus cahaya.

Untuk penerangan, secara garis besar penyebaran cahaya ada tiga macam yaitu: 1. Penerangan Langsung

(21)

Page 21

3. Penerangan Campuran

Jika kita berada dalam suatu ruang yang ada sumber cahaya dari sebuah lampu, maka ada dua sumber cahaya, yaitu sumber cahaya primer yang berasal dari lampu tersebut dan sumber cahaya sekunder yang merupakan pantulan dari fiting lampu tersebut. Dari dinding-dinding di sekitar ruangan, gambar 2.51 (a) menunjukkan empat jenis kemungkinan pemantulan yang dapat terjadi dari lapisan penutup armatur yang berbeda. Sedangkan gambar 2.51 (b) menunjukkan berbagai macam armatur.

dari data-data diatas dapat dipilih sumber penerangan dan bentuk armature yang sesuai, meliputi : bentuk, tingkat pengamananya dan komponen-komponen sebelum menghitung jumlah lampu yang dibutuhkan, perlu diperhitungkan juga kemungkinan terbaik untuk pengaturan armature.

(22)

Page 22

2.7.4 Konsep Dan Satuan Penerangan

dalam system penerangan terdapat beberapa konsep dan satuan penerangan yang digunakan untuk penentuan banyak dan kekuatan cahaya yang dibutuhkan.Satuan-satuan dari instalasi penerangan tersebut anatara lain :

Fluksi cahaya

Ialah suatu sumber cahaya yang memancarkan sinar ke segala arah yang berbentuk garis-garis cahaya. Satuan yang dipakai untuk fluksi cahaya ialah lumen.

Intensitas cahaya Ialah flux cahaya per satuan sudut ruang yang dipancarkan ke suatu arah tertentu. Satuan yng digunakan adalah candela.

(23)

Page 23

2.7.5 Penentuan Jumlah Dan Kekuatan Lampu

factor-faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah titik cahaya pada suatu ruangan : 1. macam penggunaan ruangan (fungsi ruangan), setiap macam penggunaan ruangan

mempunyai kebutuhan kuat penerangan yang berbeda-beda.

2. Ukuran ruangan, semakin besar ukuran ruangan maka semakin besar pula kuat penerangan yang dibutuhkan.

3. Keadaan dinding dan langit-langit (factor refleksi), berdasarkan warna cat dari dinding dan langit-langit pada ruangan tersebut memantulkan ataukah menyerap cahaya.

4. Macam jenis lampu dan armature yang dipakai, tiap-tiap lampu dan armature memiliki konstruksi dan karakteristik yang berbeda.

Letak dan jumlah lampu pada suatu ruangan harus dihitung sedemikian rupa, sehingga ruangan tersebut mendapatkan sinar yang merata. Dan manusia yang berada didalam ruangan tersebut menjadi nyaman, penerangan untuk ruangan kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga pengaruh dari penerangan tidak membuat cepat lelah mata.

Disamping itu harus diperhitungkan juga hal –hal berikut :

1. Effisiensi Armatur (v)

Effisiensi sebuah armature ditentukan oleh konstruksinya dan bahan yang digunakan. Dalam effisiensi penerangan selalu diperhitungkan efisiensi armaturnya.

V =

( )[ ]

2. Faktor-faktor refleksi

Factor-faktor refleksi dinding (rw) dan factor refleksi (rp) masing-masing menyatakan bagian yang dipantulkan dari fluks cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit yang mencapai bidang kerja.

(24)

Page 24

Pengaruh dinding dan langit-langit pada system penerangan langsung jauh lebih kecil daripada pengaruhnya pada system-sitem penerangan lain, sebab cahaya yang jatuh pada dinding dan langit-langit hanya sebagian dari fluks cahaya.

3. Indeks ruang atau indeks bentuk (k)

( ) ( )[ ] Keterangan :

P = panjang ruangan (meter) L = lebar ruangan (meter)

H = jarak atau tinggi armature terhadap bidang kerja (meter)

4. Factor penyusutan / depresiasi (kd)

( )[ ]

Untuk memperoleh efisiensi penerangan dalam keadaan dipakai, nilai efisiensi yang didapat dari table harus dikalikan dengan factor penyusutan. Factor penyusutan ini dibagi menjadi tiga golongan utama, yaitu:

- Pengotoran ringan (daerah yang hampir tak berdebu) - Pengotoran sedang / biasa

- Pengotoran berat (daerah banyak debu)

(25)

Page 25

5. Bidang kerja dan efisiensi

Intensitas penerangan harus ditentukan dimana pekerjaan akan dilaksanakan. Bidang kerja umumnya diambil 0,8 cm diatas lantai.

6. Factor unility

( )[ ] Keterangan :

N = jumlah lampu

E = illuminasi penerangan yang dibtuhkan ruangan (Iux) A = luas ruangan

F = fluks cahaya yang dikeluarkan oleh lampu (lumen) effisiensi armature (%)

Kd = factor depresiasi

Kp = factor utility (lampiran 4) 2.7.6 Lampu Penerangan

Prinsip Kerja

lampu pijar mengeluarkan cahaya berdasarkan prinsip pemijaran sehingga lampu ini dapat di atur secara mudah dengan menggunakan tahanan geser. Oleh Karena prinsip inilah maka lampu ini dinamakan lampu pijar (incandescen lamp). Umur lampu ini biasanya cukup pendek (hanya sekitar 1000 jam). Konstruksi lampu ini sangat sederhana sehingga harga dari lampu ini cukup muraj dibandingkan dengan lampu jenis lain.

Lampu pijar yang sering digunakan untuk penerangan pada umumnya terdiri dari dua macam :

Lampu GLS (general Lighting service)

Lampu pijar jenis ini sering digunakan untuk penerangan yang umum (general lighting) contohnya : untuk penerangan ruang tamu, penerangan kamar tidur dan lain-lain.

(26)

Page 26

Lampu pijar jenis ini sering digunakan untuk penerangan sorot (spotlighting), contohnya ; penerangan panggung (stage lighting), penerangan studio dan lain-lain.

Penggunaan

Untuk penerangan yang membutuhkan variasi armature dan warna sehingga memebri suasana lebih menarik dan indah misalnya :

- ruang pertemuan/ tamu - dekorasi

- reklame

- pameran, dan lain-lain

2.8 Perbaikan factor daya

Semua lampu tabung yang menggunakan ballast berupa reactor atau transformator akan mengakibatkan terjadinya komponen arus tidak berwatt, atau disebut daya reaktif (VAR) dalam rangkaian. Semakin besar daya reaktif yang terjadi mengakibatkan semakin rendahnya factor daya (cos ) lampu.

Factor daya diartikan sebagai perbandingan arus yang dibutuhkan untuk kerja nyata (W) terhadap arus total yang disuplai (VA). Atau dengan kata lain, bahwa factor daya ilah perbandingan daya nyata (W) dengan daya semu (VA).

Cos =

( )[ ]

Diagram segitiga daya :

(27)

Page 27

2.9 Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)

PHB harus mempunyai persyaratan yeng meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk semua jenis PHB, baik tertutup maupun terbuka dan pasangan dalam maupun luar.

2.10.1 Penataan PHB

PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga rapid an teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa, sehingga pemeliharaan dan pelayanannya mudah, aman dan mudah dicapai. Seperti instrument ukur, tombol dan saklar harus dapat dilayani dengan mudah dan aman dari depan tanpa bantuan tangga.

2.10.2 Konstruksi PHB

konstruksi PHB ada dua jenis, yaitu yang berada di dalam ruangan dan yang berada di luar ruangan. Sehingga konstruksi PHB harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Syarat PHB untuk pemasangan didalam ruangan

a.) Rangka, rumah dan bagian konstruksi PHB tertutup harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan kokoh.

b.) PHB tertutup pasangan dlam harus dibuat dengan konstruksi yang diperkuat. Sehingga tahan terhadap gangguan mekanis. 2. Syarat PHB untuk pemasangan diluar ruangan

a.) Selungkup harus kokoh dan dibuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan lubang ventilasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga binatang dan benda kecil serta air yang jatuh tidak masuk kedalamnya,

b.) Semua komponen harus dipasang dibagian dalam, sehingga hanya dapat dilayani dengan membuka tutup yang terkunci.

c.) Pintu atau penutup PHB yang terbuat dari logam harus diamankan dengan jalan membumikannya melalui penghantar fleksibel.

d.) Bila pintu PHB dibuat dari bahan isolasi, instrument ukur dengan BKT yang terpasang pada pintu tersebut harus dihubungkan dengan penghantar proteksi PHB.

(28)

Page 28

2.10.3 Syarat-Syarat Dari PHB Sesuai Dengan PUIL 2000.

1. PHB untuk pemasangan diluar harus dipasang ditempat yang cukup tinggi sehingga tidak akan terendam pada saat banjir.

2. Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus menggunakan terminal, sehingga penyambungannya dengan komponen dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan aman.

3. Disekitar PHB harus terdapat ruang yang cukup luas sehingga pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.

4. Untuk memudahkan pelayanan dan pemeliharaan, harus dipasang bagan sirkit PHB yang mudah dilihat.

5. Instrument ukur dan indicator yang dipasang pada PHB harus terlihat jelas dan harus ada petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang ditunjukkan.

2.11 Pentanahan

Pembumian atau pentanahan adalah hubungan listrik yang sengaja dilakukan dari beberapa bagian instalasi listrik ke system pentanahan. Penghantar tanpa isolasi yang ditanam didalam didalam tanah dianggap sebagai bagian dari elektroda pentanahan dan harus memenuhi ketentuan PUIL 2000.

Bagian-bagian dari peralatan listrik harus ditabahkan, untuk membatasi tegangan sentuh, yaitu tegangan yang timbul pada bagian peralatan selama terjadi gangguan satu fasa ke tanah, sehingga menghindari bahaya terhadap manusia. Dan pada pentanahan body system bertujuan untuk memperkecil terjadinya tegangan sentuh dan atau tegangan langkah.

Yang dimaksud dengan tegangan sentuh ialah beda tegangan sentuh ialah beda tegangan antara logam yang dihubungkan dengan system pentanahan dengan suatu titik dipermukaan tanah sejauh jangkauan orang normal berdiri dari logam tersebut.

Sedangkan tegangan langkah ialah tegangan antara 2 titik pada permukaan tanah disekeliling elektroda pentanahan dimana jarak kedua titik sejauh langkah orang.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat system pentanahan yang baik, yaitu :

- Tanah

Salah satu yang menentukan besarnya hambatan pentanahan RG adalah hambatan jenis

tanahnya. Semakin kecil hambatan tanah Rearth maka hambatan system pentanahan akan

(29)

Page 29

Berdasarkan PUIL 2000, nilai tahanan jenis tanah sangat berbeda-beda bergantung pada jenis tanahnya.

Table 2.4 resistansi jenis tanah Jenis tanah Tanah rawa Tanah liat dan tanah ladang Pasir basah Kerikil basah Pasir dan kerikil kering Tanah berbatu Resistansi jenis (ohm-m) 30 100 200 500 1000 3000

Table 2.5 hambatan tanah dari beberapa jenis tanah

JENIS TANAH HAMBATAN TANAH (ohm)

pasir >400

Tanah berpasir 300

Tanah liat 100

Tanah lempung 60

Tanah hitam 50

Tanah gemuk (peat) 20

Tanah tepian sungai >0dan<50

Sumber : pengukuran besaran listrik, oleh : Rudy setiabudy Tujuan pentanahan peralatan :

- Agar jika terjadi kegagalan isolasi maka tegangan sentuh yang tinggi dapat dicegah dan pengaman segera bekerja.

- Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian-bagian ini dengan tanah sampai suatu harga yang aman.

- Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya bagi orang disekitarnya 2.11.1 Sistem Pentanahan/ Pembumian

System pentanahan rumah mewah ini menggunakan system TT. Jadi system TT mempunyai satu titik yang dibumikan langsung. BKT instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik terpisah dari elektroda bumi system instalasi listrik

(30)

Page 30

2.11.2. Jenis elektroda pentanahan

Jenis elektroda pentanahan ialah penghantar yang ditanam dalam bumi dan membuat kotak langsung dengan bumi. Penghantar bumi yang tidak berisolasi yang ditanam dalam bumi dianggap sebagai bagian dari elektroda bumi.

Sebagai bahan elektroda digunakan tembaga, atau baja yang digalvanisasi atau dilapisi tembaga sepanjang kondisi setempat tidak mengharuskan memakai bahan lain.

Macam-macam bentuk elektroda pentanahan. Pada dasarnya bentuk pentanahn dapat dilakukan dengan :

- Elektroda batang - Elektroda strip - Eektroda plat

2.11.3 Elektroda pentanahan

Untuk menentukan diameter (d) elektroda pentanahan dapat dihitung :

(

)

( )[ ]

Dimana :

( ) ( )

Panjang elektroda yang ditanam (m)

(31)

Page 31

2.12 PENENTUAN KAPASITAS PENGAMAN

Cara penentuan pengaman pada instalasi penerangan setiap rangkaian akhir sebagai berikut : ( )

( )

Dalam hal ini teganga system adalah satu fasa maka besarnya 220 V.

Kapasitas pengaman rangkaian induk (untuk 3 fasa) di hitung sebagai berikut : ( ) √ ( ) V 380 3 VA) ( fasa seluruh l Beban tota 

(32)

Page 32

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Iluminasi Tiap Ruangan yang dibutuhkan

1. Menghitung Penerangan Gedung 1 a. Hall

Ukuran ruang : Luas (L) = 58,32 m2 Panjang (P) = 5,4 m Lebar ( l ) = 12 m

1. Untuk ruangan ini direncanakan menggunakan armatur langit-langit dengan jenis lampu 2 x TL 40 watt.

2. Faktor Refleksi

Faktor-faktor refleksinya berdasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan. Warna putih dan sangat muda : 0,7

Warna muda : 0,5

Warna sedang : 0,3

Warna gelap : 0,1

Untuk ruangan ini ditentukan rp = 0,7 ; rw = 0,5 ; rm = 0,1

3. Tinggi penerangan

Karena lampu dipasang pada langit-langit dan bidang kerja berada kira-kira 1 m diatas lantai, maka: h = 4 – 0.8 = 6 m 4. Indeks Ruangan K ( ) K = ( ) Efisiensi penerangan

(33)

Page 33

Dapat dilihat dari perhitungan berikut ; k1 = 0,6 ; η1 = 0,25

k2 =0,8 ; η2 = 0,32

Jadi efisiensi penerangangannnya adlah: η η ( η η )

η ( ) η 0,257

η = 25,7 %

5. Fluks cahaya yang diperlukan

Intesitas penerangan yang diperlukan dapat ditentukan berdasarkan table 1 no.6 untuk penerangan ruangan ini digunakan nilai intensitas (E) = 200 lux dan faktor depresi (d) = 0,8 (lihat table 4), untuk pemakaian baru.

Φ0 = ( ) ( ) η Φ0 = 6. Jumlah lampu atau armatur n

Fluks cahaya lampu atau armatur dapat di lihat dari buku katalog. Untuk lampu TL 40 watt memberi 2.300 lumen sehingga TL

2 x 2.300 watt = 4600 lm. Sehingga jumlah tittik lampu dapat di cari :

=

(34)

Page 34

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

No Ruang Ukuran Ruang Jenis Lampu Faktor Refleksi h (m) k η (%) E d φo (lm) Lumen titik lampu Daya lampu 2xTL 40 Watt Daya yang digunakan untuk lampu 2xTL 40 Watt A (m2) P (m) L (m) rp rw rm 1 Koridor 167.2 76 2.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.668 0.312 200 0.8 133974.359 2300 30 80 2400 2 R. Brefing Office 29.16 5.4 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.844 0.374 200 0.8 19491.97861 2300 6 80 480 3 Hall 2 29.16 5.4 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.3 0.818 0.3635 200 0.8 20055.02063 2300 4 80 320 4 R. Meteorologi 29.16 5.4 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.844 0.4 250 0.8 22781.25 2300 4 80 320 5 R. Manager Operasional 25.92 4.8 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.794 0.38 250 0.8 21315.78947 2300 5 80 400 6 Asman Keselamatan Bandara 19.44 3.6 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.675 0.31 250 0.8 19596.77419 2300 4 80 320 7 Asman Pelayanan Bandara 19.44 3.6 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.675 0.31 250 0.8 19596.77419 2300 4 80 320 8 Asman ops. Lalu lintas penerbangan 19.44 3.6 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.675 0.31 250 0.8 19596.77419 2300 4 80 320 9 Asman Elektronika 19.44 3.6 5.4 2 x TL 40 0.7 0.5 0.1 3.2 0.675 0.31 250 0.8 19596.77419 2300 4 80 320

(35)

Page 35

dan listrik Watt

10 R. Simulator 29.16 5.4 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.844 0.4 250 0.8 22781.25 2300 4 80 320 11 R. Instruktur 12.9280 4.04 3.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.558 0.2832 250 0.8 14265.53672 2300 3 80 240 12 AFTN 29.16 5.4 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.844 0.4 150 0.8 13668.75 2300 2 80 160 13 R. Elektrnonika 25.92 4.8 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.794 0.356 250 0.8 22752.80899 2300 4 80 320 14 R. Mekanikal 25.92 4.8 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.794 0.356 250 0.8 22752.80899 2300 4 80 320 15 R. Listrik 19.44 3.6 5.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.675 0.851 150 0.8 4283.19624 1200 2 18 36 16 R. UPS/ Listrik 19.44 3.6 5.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.675 0.851 150 0.8 4283.19624 1200 2 18 36 17 R. Battery 12.96 2.4 5.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.519 0.7420 150 0.8 3274.932615 1200 2 18 36 18 R. Peralatan App ± 0.00 25.92 4.8 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.794 0.38 250 0.8 21315.78947 2300 4 80 320 19 R. Peralatan App Control 38.88 7.2 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.964 0.421 250 0.8 28859.85748 2300 6 80 480 20 R. Staff Operasional LLU 38.88 7.2 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.964 0.421 250 0.8 28859.85748 2300 6 80 480

(36)

Page 36 21 R. Meeting 58.32 5.4 10.8 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.125 0.394 250 0.8 46256.34518 2300 10 80 800 22 Toilet Wanita 9.72 3.6 2.7 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.482 0.456 150 0.8 3996.710526 1200 3 18 54 23 Toilet Pria 14.4 3.6 2.7 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.482 0.456 150 0.8 5921.052632 1200 4 18 72 24 Pantry 6.12 3.4 1.8 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.368 0.5 150 0.8 2295 1200 1 18 18 25 R. Rest 12.92 3.4 3.8 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.561 0.76 150 0.8 3187.5 1200 2 18 36 26 VHS/ TX 25.92 4.8 5.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.794 0.951 150 0.8 5110.410095 1200 4 18 72 27 R. Tellman Equipment 51.84 9.6 5.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.080 0.461 250 0.8 35140.99783 2300 8 80 640 28 mushola 20.52 5.4 3.8 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.697 0.856 150 0.7 5136.849132 1200 4 18 72 29 Salasar 1 22.2 7.4 3 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.410 0.267 200 0.8 20786.51685 2300 5 80 400 30 Salasar 2 21.6 5.4 4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.718 0.31 200 0.8 17419.35484 2300 4 80 320 31 selasar 2 1.54 1.1 Watt 1.4 PL-C 18 Watt 0.7 40 0.5 0.1 3.2 0.193 0.45 150 0.8 641.6666667 1200 1 18 18

(37)

Page 37 32 Hall 1 58.32 5.4 12 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 25,7 200 0,8 2300 10 80 800 Jumlah 880.528 76 23.8 160.000 1940 11250

(38)

Page 38

2. Menghitung Penerangan Gedung 2 b. Ruang General Manager

Ukuran ruang : Luas (L) = 69,12 m2 Panjang (P) = 9,6 m Lebar ( l ) = 7,2 m

1. Untuk ruangan ini direncanakan menggunakan armatur langit-langit dengan jenis lampu 2 x TL 40 watt.

2. Faktor Refleksi

Faktor-faktor refleksinya berdasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan. Warna putih dan sangat muda : 0,7

Warna muda : 0,5

Warna sedang : 0,3

Warna gelap : 0,1

Untuk ruangan ini ditentukan rp = 0,7 ; rw = 0,5 ; rm = 0,1

3. Tinggi penerangan

Karena lampu dipasang pada langit-langit dan bidang kerja berada kira-kira 1 m diatas lantai, maka: h = 4-0,8 = 3,2 m 4. Indeks Ruangan K ( ) K = ( ) Efisiensi penerangan

Dapat dilihat dari perhitungan berikut ; k1 = 1,2 ; η1 = 0,42

k2 =1,5 ; η2 = 0,47

Jadi efisiensi penerangangannnya adlah: η η ( η η )

(39)

Page 39

η 0,43

5. Fluks cahaya yang diperlukan

Intesitas penerangan yang diperlukan dapat ditentukan berdasarkan table 1 no.6 untuk penerangan ruangan ini digunakan nilai intensitas (E) = 250 lux dan faktor depresi (d) = 0,8 (lihat table 4), untuk pemakaian baru.

Φ

0 = ( ) ( ) η

Φ

0

=

6. Jumlah lampu atau armatur n

Fluks cahaya lampu atau armatur dapat di lihat dari buku katalog. Untuk lampu TL 40 watt memberi 2.300 lumen sehingga TL

2 x 2.300 watt = 4600 lm. Sehingga jumlah tittik lampu dapat di cari :

=

(40)

Page 40

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

No Ruang Ukuran Ruang Jenis Lampu Faktor Refleksi h (m) k η (%) E d φo (lm) Lumen titik lampu Daya lampu 2xTL 40 Watt Daya yang digunakan untuk lampu 2xTL 40 Watt A (m2) P (m) L (m) rp rw rm 1 R. General Manager 69.12 9.6 7.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.286 0.49 250 0.8 44081.63265 2300 10 80 800 2 R. Rapat Kecil 34.56 5.4 7.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.964 0.394 250 0.8 27411.16751 2300 6 18 108 3 Entrance 45.6 7.6 6 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.048 0.38 250 0.7 42857.14286 2300 9 80 720 4 R.Rapat besar 69.12 9.6 7.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.286 0.49 250 0.8 44081.63265 2300 12 80 960 5 R.Sekretarist 23.04 4.8 4.8 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.750 0.302 250 0.8 23841.0596 2300 4 80 320 6 R.tunggu 23.04 4.8 4.8 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.750 0.941 150 0.8 4590.860786 1200 3 18 54 7 Lobby 69.12 9.6 7.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.286 0.433 200 0.7 45608.71 2300 10 80 800 8 R. ME 17.28 4.8 3.6 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.643 0.264 250 0.8 20454.54545 2300 4 80 320 9 R. fotocopy 17.28 4.8 3.6 PL-C 18 0.7 0.5 0.1 3.2 0.643 0.865 150 0.8 3747.831116 1200 3 18 54

(41)

Page 41 Watt 10 R.PABX 34.56 4.8 7.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.900 0.405 250 0.8 26666.66667 2300 8 80 640 11 R. Manager 1 15 4.8 3.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.600 0.25 250 0.8 19200 2300 4 80 320 12 ASMAN 10.88 3.4 3.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.515 0.205 250 0.8 16585.36585 2300 4 80 320 13 Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha 115.2 9.6 12 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.667 0.48 250 0.8 75000 2300 16 80 1280 14 R.Tamu I 16.32 4.8 3.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.622 0.841 150 0.8 3638.525565 1200 2 18 36 15 R. Tamu II 16.32 4.8 3.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.622 0.841 150 0.8 3638.525565 1200 2 18 36 16 R. foto 9.52 2.8 3.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.480 0.65 200 0.8 3661.538462 1200 2 18 36 17 R. staff Operasional Bandara 1 23.12 6.8 3.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.708 0.3432 200 0.8 16841.49184 2300 3 80 240 18 R. staff Operasional Bandara 2 80.64 14.4 5.6 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.260 0.478 200 0.8 42175.73222 2300 14 80 1120 19 R. Manager 2 15.36 4.8 3.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.600 0.30 250 0.8 16000 2300 4 80 320 20 ASMAN Pelayanan 10.24 3.2 3.2 PL-C 18 0.7 0.5 0.1 3.2 0.500 0.69 200 0.8 3710.144928 1200 3 18 54

(42)

Page 42 Bandara Watt 21 ASMAN operasi lalu lintas 10.24 3.2 3.2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.500 0.69 200 0.8 3710.144928 1200 3 18 54 22 ASMAN Keselamatan Keamanan Bangunan 10.24 3.2 3.2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.500 0.69 200 0.8 3710.144928 1200 3 18 54

23 Rest Room dan

R. pantry 34.56 4.8 7.2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.900 1.2 150 0.8 5400 1200 5 18 90 24 Toilet Pria 25.92 3.6 7.2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.750 0.92 150 0.8 5282.608696 1200 4 18 72 25 Toilet Wanita 26 5 5.2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.797 0.956 150 0.8 5099.372385 1200 3 18 54 26 Mushola 32.48 5.8 5.6 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.890 1.2 150 0.8 5075 1200 4 18 72 27 R. staff Personalia 69.12 9.6 7.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.286 0.49 250 0.8 44081.63265 2300 12 80 960 28 R. Tamu III 16.32 4.8 3.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.622 0.825 150 0.8 3709.090909 1200 2 18 36 29 Kasir 16.32 4.8 3.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.622 0.825 250 0.8 6181.818182 1200 5 18 90 30 Staff keuangan umum 1 16.32 4.8 3.4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.622 0.3088 250 0.8 16515.54404 2300 4 80 320 31 R.manager III 15.36 4.8 3.2 2 x TL 40 0.7 0.5 0.1 3.3 0.582 0.24 250 0.8 20000 2300 4 80 320

(43)

Page 43 Watt 32 ASMAN Teknik Elektronika Listrik 10.24 3.2 3.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.500 0.20 250 0.8 16000 2300 3 80 240 33 Teknik Umum 10.24 3.2 3.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.500 0.20 250 0.8 16000 2300 3 80 240 34 ASMAN teknik Peralatan 10.24 3.2 3.2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.500 0.20 250 0.8 16000 2300 3 80 240 35 R. file 2.88 1.2 2.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.250 0.45 150 0.7 1371.428571 1200 1 18 18 36 Pantry 6.24 2.6 2.4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.390 0.6 150 0.7 2228.571429 1200 1 18 18 37 Toilet 3.96 2.2 1.8 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.309 0.55 150 0.7 1542.857143 1200 1 18 18 38 Shower 6.6 2.2 3 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.397 0.62 150 0.7 2281.105991 1200 1 18 18 39 Staff keuangan umum 2 80.64 14.4 5.6 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.260 0.478 250 0.8 52719.66527 2300 14 80 1120 JUMLAH 1119.6 211.8 179.8 199 1942 12572

(44)

Page 44

3. Menghitung Penerangan Gedung 3

c. Equipment, Forcaster dan Obseration Room

Ukuran ruang : Luas (L) = 48 m2 Panjang (P) = 8 m Lebar ( l ) = 6 m

1. Untuk ruangan ini direncanakan menggunakan armatur langit-langit dengan jenis lampu 2 x TL 40 watt.

2. Faktor Refleksi

Faktor-faktor refleksinya berdasarkan warna dinding dan langit-langit ruangan. Warna putih dan sangat muda : 0,7

Warna muda : 0,5

Warna sedang : 0,3

Warna gelap : 0,1

Untuk ruangan ini ditentukan rp = 0,7 ; rw = 0,5 ; rm = 0,1

3. Tinggi penerangan

Karena lampu dipasang pada langit-langit dan bidang kerja berada kira-kira 1 m diatas lantai, maka: h = 4-0,8 = 3,2 m 4. Indeks Ruangan K ( ) K = ( ) Efisiensi penerangan Dapat dilihat untuk nilai k1 = 1,0 ; η1 = 0,42

k2 =1,2 ; η2 = 0,47

Jadi efisiensi penerangangannnya adalah: η η ( η η )

(45)

Page 45

η 0,38

η 3,8%

5. Fluks cahaya yang diperlukan

Intesitas penerangan yang diperlukan dapat ditentukan berdasarkan table 1 no.6 untuk penerangan ruangan ini digunakan nilai intensitas (E) = 250 lux dan faktor depresi (d) = 0,8 (lihat table 4), untuk pemakaian baru.

Φ0 = ( ) ( ) η Φ0 = 6. Jumlah lampu atau armatur n

Fluks cahaya lampu atau armatur dapat di lihat dari buku katalog. Untuk lampu TL 40 watt memberi 2.300 lumen sehingga TL

2 x 2.300 watt = 4600 lm. Sehingga jumlah tittik lampu dapat di cari :

=

(46)

Page 46

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel sebagi berikut :

No Ruang Ukuran Ruang Jenis Lampu Faktor Refleksi h (m) k η (%) E d φo (lm) Lumen titik lampu Daya lampu 2xTL 40 Watt Daya yang digunakan untuk lampu 2xTL 40 Watt A (m2) P (m) L (m) rp rw rm 1 Equipment, forcaster dan obseration room 48 8 6 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 1.071 0.38 250 0.8 39473.68421 2300 10 80 800 2 sekretarist dan ruang tamu 16 4 4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.625 0.257 250 0.8 19455.25292 2300 4 80 320 3 kepala meteo 16 4 4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.625 0.257 250 0.8 19455.25292 2300 4 80 320 4 koridor 37.2 18.6 2 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.564 0.23 150 0.7 34658.38509 2300 8 80 640 5 keuangan 16 4 4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.625 0.257 250 0.8 19455.25292 2300 4 80 320 6 gudang 16 4 4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.625 0.839 100 0.7 2724.331687 1200 2 18 36 7 mushola 16 4 4 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.625 0.839 150 0.7 4086.497531 1200 3 18 54 8 administrasi 16 4 4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.625 0.257 250 0.8 19455.25292 2300 4 80 320 9 switchboard dan sensors 16 8 2 2 x TL 40 0.7 0.5 0.1 3.2 0.500 0.20 150 0.8 15000 2300 3 80 240

(47)

Page 47 Watt 10 teras 1 16 8 2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.500 0.69 150 0.7 4968.944099 1200 3 18 54 11 teras depan 56 28 2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.583 0.748 150 0.8 14037.43316 1200 10 18 180 12 R. komunikasi 16 4 4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.625 0.257 250 0.8 19455.25292 2300 4 80 320 13 R. Arsip 16 4 4 2 x TL 40 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.625 0.257 150 0.7 13340.74486 2300 3 80 240 14 toilet 1 3 1.5 2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.268 0.45 150 0.7 1428.571429 1200 2 18 36 15 toilet 2 3 1.5 2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.268 0.45 150 0.7 1428.571429 1200 2 18 36 17 teras samping kiri 20 2 10 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.521 0.752 150 0.8 4986.702128 1200 4 18 72 18 teras samping kanan 20 2 10 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.521 0.752 150 0.8 4986.702128 1200 4 18 72 19 teras belakang 16 8 2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.500 0.69 150 0.8 4347.826087 1200 4 18 72 20 teras belakang kiri 20 10 2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.521 0.752 150 0.8 4986.702128 1200 4 18 72 21 teras belakang kanan 20 10 2 PL-C 18 Watt 0.7 0.5 0.1 3.2 0.521 0.752 150 0.8 4986.702128 1200 4 18 72 JUMLAH 403.2 137.6 76 0 14 2 64 11.3381 10.066 3550 15.3 252718.0627 33900 86 918 4276

(48)

Page 48

B. Perhitungan Jumlah, Daya Kotak Kontak dan Pembebanan

Tabel Perhitungan Jumlah, Daya Kotak Kontak dan Pembebanan (Gedung 1) No. Nama Ruangan Jumlah Kkb Jumlah Daya

Kkb (W) Jumlah Kkk Jumlah Daya Kkk (W) Jumlah Daya Kotak Kontak 1 Koridor - - 0 0 - 2 R. Brefing Office 2 1000 2 1500 2000 3 Hall 2 - - 0 0 - 4 R. Meteorologi 2 500 2 1500 1500 5 R. Manager Operasional 2 750 2 1500 1250

6 Asman Keselamatan Bandara 1 500 1 750 1000

7 Asman Pelayanan Bandara 1 500 1 750 1000

8

Asman ops. Lalu lintas

penerbangan 1 500 1 750 1000

9 Asman Elektronika dan listrik 1 500 1 750 1000

10 R. Simulator 2 1250 2 1500 2250 11 R. Instruktur 2 500 1 750 1000 12 AFTN 4 1000 2 1500 2000 13 R. Elektrnonika 3 500 1 750 1000 14 R. Mekanikal 2 500 1 750 1000 15 R. Listrik 2 500 1 750 1000 16 R. UPS/ Listrik 2 500 1 750 1000 17 R. Battery 1 500 1 750 1000 18 R. Peralatan App ± 0.00 1 1000 2 1500 2000

19 R. Peralatan App Control 2 1000 1 750 2000

20 R. Staff Operasional LLU 2 2000 2 1500 3000

21 R. Meeting 5 3000 2 1500 9000

22 Toilet Wanita - - 0 0 -

(49)

Page 49 23 Toilet Pria - - 0 0 - 24 Pantry 1 500 1 750 1000 25 R. Rest 1 250 1 750 750 26 VHS/ TX 1 500 1 750 1000 27 R. Tellman Equipment 2 1500 2 1500 2500 28 mushola 3 1000 1 750 1500 29 Salasar 1 - - 0 0 - 30 Salasar 2 - - 0 0 - 31 Hall 1 2 - 0 0 - JUMLAH 48 20250 33 24750 41750

(50)

Page 50

Tabel Perhitungan Jumlah, Daya Kotak Kontak dan Pembebanan (Gedung 2)

NO. Nama Ruangan Jumlah KKB Jumlah daya

KKB (W) Jumlah KKK Jumlah daya KKK (W)

Jumlah Daya Kotak Kontak (W) 1 R. General Manager 2 500 1 750 1750 2 R. Rapat Kecil 2 500 0 0 2000 3 Entrance 0 0 0 0 - 4 R.Rapat besar 4 1000 2 1500 4000 5 R.Sekretarist 1 250 0 0 1000 6 R.tunggu 1 250 0 0 750 7 Lobby 2 500 1 750 1500 8 R. ME 1 250 1 750 750 9 R. fotocopy 2 500 1 750 1000 10 R.PABX 2 500 1 750 1250 11 R. Manager 1 1 250 1 750 1000 12 ASMAN 1 250 1 750 1000 13

Divisi Komersial dan Pengembangan

Usaha 4 1000 2 1500 4500

14 R.Tamu I 1 250 1 750 750

15 R. Tamu II 1 250 1 750 750

16 R. foto 2 500 1 750 1000

17 R. Staff Operasional Bandara 4 1000 2 1500 4500

19 R. Manager 2 1 250 1 750 1000

20 ASMAN Pelayanan Bandara 1 250 1 750 1000

21 ASMAN operasi lalu lintas 1 250 1 750 1000

22

ASMAN Keselamatan Keamanan

Bangunan 1 250 1 750 1000

23 Rest Room dan R. pantry 1 250 1 750 1000

24 Toilet Pria 0 0 0 0 -

(51)

Page 51

26 Mushola 2 500 1 750 1000

27 R. staff Personalia 4 1000 3 2250 3250

28 R. Tamu III 1 250 0 0 250

29 Kasir 1 250 0 0 250

30 Staff keuangan umum 1 4 1000 2 1500 3500

31 R.manager III 2 500 1 750 1000

32 ASMAN Teknik Elektronika Listrik 2 500 1 750 1000

33 Teknik Umum 1 250 0 0 1000

34 ASMAN teknik Peralatan 1 250 0 0 1000

35 R. file 0 0 0 0 -

36 Pantry 1 250 0 0 250

37 Toilet 0 0 0 0 -

38 Shower 0 0 0 0 -

(52)

Page 52

Tabel Perhitungan Jumlah, Daya Kotak Kontak dan Pembebanan (Gedung 3)

NO. Nama Ruangan Jumlah

KKB Jumlah daya KKB (W) Jumlah KKK Jumlah daya KKK (W) Jumlah Daya Kotak Kontak (W)

1 Equipment, Forcaster Dan Obseration Room 4 1000 2 1500 4000

2 Sekretarist Dan Ruang Tamu 2 500 0 0 1250

3 Kepala Meteo 2 500 1 750 1500 4 Koridor 0 0 0 0 0 5 Keuangan 2 500 1 750 1500 6 Gudang 1 250 0 0 250 7 Mushola 1 250 0 0 1000 8 Administrasi 2 500 1 750 1500

9 Switchboard Dan Sensors 0 0 0 0 0

10 Teras 1 0 0 0 0 0 11 Teras Depan 0 0 0 0 0 12 R. Komunikasi 2 500 1 750 2000 13 R. Arsip 1 250 0 0 250 14 Toilet 1 0 0 0 0 0 15 Toilet 2 0 0 0 0 0 16 Tempat Wudhu 0 0 0 0 0

17 Teras Samping Kiri 0 0 0 0 0

18 Teras Samping Kanan 0 0 0 0 0

19 Teras Belakang 0 0 0 0 0

20 Teras Belakang Kiri 0 0 0 0 0

(53)

Page 53

C. Perhitungan Grouping Gedung 1, 2 dan 3

GROUPING GEDUNG 1 a. Grouping Lampu

NO Nama Ruang Unit Instalasi Group I

Lampu TL 2 x 40 Watt jumlah Watt

1 R. Manager Operasional 5 400

2 Koridor 10 800

Jumlah Daya 15 1200

NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 2 Lampu TL 2 x 40 Watt Lampu PL-C 18 Watt jumlah Watt

1 Asman Keselamatan Bandara 4 0 320

2 Asman Pelayanan Bandara 4 0 320

3

Asman ops. Lalu lintas

penerbangan 4 0 320

4 Asman Elektronika dan listrik 4 0 320

Jumlah Daya 16 0 1280

NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 3 Lampu TL 2 x 40 Watt Lampu PL-C 18 Watt jumlah Watt 1 R. Peralatan App ± 0.00 4 0 320

2 R. Peralatan App Control 6 0 480

3 R. Staff Operasional LLU 6 0 480

Jumlah Daya 16 0 1280

NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 10 Lampu TL 2 x 40 Watt Lampu PL-C 18 Watt jumlah Watt 1 Toilet Wanita 0 3 54 2 Toilet Pria 0 4 72 3 Pantry 0 1 18 4 R. Rest 0 2 36 5 VHS/ TX 0 4 72

(54)

Page 54

6 R. Tellman Equipment 8 0 640

8 Koridor 5 0 400

Jumlah Daya 13 14 1292

NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 11 Lampu TL 2 x 40 Watt Lampu PL-C 18 Watt jumlah Watt 1 R. Meeting 10 0 800 2 Koridor 5 0 400 Jumlah Daya 15 0 1200 NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 12 Lampu TL 2 x 40 Watt Lampu PL-C 18 Watt jumlah Watt 1 mushola 0 4 72 2 Hall 1 10 0 800 3 Koridor 5 0 400 Jumlah Daya 16 4 1280 NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 19 Lampu TL 2 x 40 Watt Lampu PL-C 18 Watt jumlah Watt 1 R. Elektrnonika 4 0 320 2 R. Mekanikal 4 0 320 3 R. Listrik 0 2 36 4 R. UPS/ Listrik 0 2 36 5 R. Battery 0 2 36 6 Koridor 5 0 400 Jumlah Daya 13 6 1148 NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 20 Lampu TL 2 x 40 Watt Lampu PL-C 18 Watt jumlah Watt 1 Hall 2 4 0 320 2 R. Meteorologi 4 0 320 3 R. Simulator 4 0 320 4 R. Instruktur 2 0 160 5 AFTN 3 0 240 Jumlah Daya 17 0 1360

(55)

Page 55

NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 21 Lampu TL 2 x 40 Watt Lampu PL-C 18 Watt jumlah Watt 1 R. Brefing Office 6 0 480 2 Salasar 1 5 0 400 3 Salasar 2 4 0 320 Jumlah Daya 15 0 1200 b. Grouping KKB NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 4 KKB (250 Watt) jumlah

Watt

1 R. Manager Operasional 2 500

2 Asman Keselamatan Bandara 1 250

3 Asman Pelayanan Bandara 1 250

4 Asman ops. Lalu lintas penerbangan 1 250

Jumlah Daya 5 1250

NO Nama Ruang Unit Instalasi Group 5

KKB (250 Watt)

jumlah Watt

1 Asman Elektronika dan listrik 1 250

2 R. Brefing Office 2 500

3 R. Instruktur 1 250

Jumlah Daya 4 1000

NO Nama Ruang Unit Instalasi Group 6

KKB (250 Watt) jumlah Watt 1 R. Meteorologi 2 500 2 R. Simulator 2 500 3 AFTN 2 500 Jumlah Daya 6 1500

(56)

Page 56

NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 13 KKB (250 Watt)

jumlah Watt

1 R. Peralatan App ± 0.00 1 250

2 R. Peralatan App Control 2 500

3 R. Staff Operasional LLU 2 500

Jumlah Daya 5 1250

NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 14 KKB (250 Watt) jumlah Watt 1 R. Meeting 5 1250 Jumlah Daya 5 1250 NO Nama Ruang

Unit Instalasi Group 15 KKB (250 Watt) jumlah Watt 1 Mushola 3 750 2 Hall 1 2 500 Jumlah Daya 5 1250

NO Nama Ruang Unit Instalasi Group 22

KKB (250 Watt) jumlah Watt 1 R. Elektrnonika 3 750 2 R. Mekanikal 2 500 Jumlah Daya 5 1250

Gambar

Gambar 2.2 Konstruksi kabel NYM  b.  Kabel Tanah
Gambar 2.3 Konstruksi Kabel NYY  c.  Kabel fleksibel
Table 2.1 Rugi Tegangan
Gambar 2.4 Bagian- Bagian MCB 1 fasa  Keterangan gambar :
+7

Referensi

Dokumen terkait