• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Jemaat Moria Tentena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil Jemaat Moria Tentena"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SELAYANG

SELAYANG PANDANG PANDANG SATU SATU ABADABAD JEMAAT MORIA TENTENA JEMAAT MORIA TENTENA DALAM MENGGAPAI HARAPAN DALAM MENGGAPAI HARAPAN

Lahirnya Jemaat Moria Tentena tidak lepas dari keberadaan kedua Kelurahan yaitu Tentena Lahirnya Jemaat Moria Tentena tidak lepas dari keberadaan kedua Kelurahan yaitu Tentena dan Sangele, (dahulu dikenal dengan Kampung), karena dari kedua Kelurahan inilah cikal bakal dan Sangele, (dahulu dikenal dengan Kampung), karena dari kedua Kelurahan inilah cikal bakal  jemaat mu

 jemaat mula-mula yla-mula yang sekaranang sekarang kita keng kita kenal dengan al dengan nama Jemnama Jemaat Moria Taat Moria Tentena.entena.  I.

 I.  ASAL USUL TENTENA ASAL USUL TENTENA

Nama Tentena diambil dari nama sebuah sungai yang mengalir di sekitar dataran Nama Tentena diambil dari nama sebuah sungai yang mengalir di sekitar dataran pemukiman. Awalnya kata Tentena berasal dari kata

pemukiman. Awalnya kata Tentena berasal dari kata “Tentenya”“Tentenya”. Cerita ini diawali dari dua. Cerita ini diawali dari dua orang yang berburu. Setelah mereka mendapatkan hasil buruan, mereka membawanya di pinggir orang yang berburu. Setelah mereka mendapatkan hasil buruan, mereka membawanya di pinggir sungai dan di bakar dan sebagian diisi dalam bambu (

sungai dan di bakar dan sebagian diisi dalam bambu (nda ituwu).nda ituwu).

Penduduk yang bermukim di wilayah dataran Tentena berasal dari beberapa wilayah yang Penduduk yang bermukim di wilayah dataran Tentena berasal dari beberapa wilayah yang berada di sekitar perbukitan. Adapun nama-nama wilayah tersebut yaitu Wawolembo, berada di sekitar perbukitan. Adapun nama-nama wilayah tersebut yaitu Wawolembo, Wawondoda, Mogumpo, Posea dan Dulungi. Awalnya mereka bermukim di sekitar tanah datar Wawondoda, Mogumpo, Posea dan Dulungi. Awalnya mereka bermukim di sekitar tanah datar di muara sungai Tentena dan sungai Latea pada tahun 1906. Pada tahun 1908 pemukiman baru di muara sungai Tentena dan sungai Latea pada tahun 1906. Pada tahun 1908 pemukiman baru ini resmi menjadi kampung yang disebut

ini resmi menjadi kampung yang disebut  Lipu  Lipu Tentena.Tentena. Oleh karena perkembangan penduduk Oleh karena perkembangan penduduk  yang semakin meningkat, maka pada tahun 1910,

yang semakin meningkat, maka pada tahun 1910,  Lipu  Lipu TentenaTentena terbagi menjadi dua kampungterbagi menjadi dua kampung yaity

yaity Lipu Tentena Lipu Tentenadandan Lipu Sangele. Lipu Sangele.

Kehidupan masyarakat kampung Tentena terus berjalan serta mengalami banyak  Kehidupan masyarakat kampung Tentena terus berjalan serta mengalami banyak  perubahan dan p

perubahan dan perkembangan dalam erkembangan dalam tatanan kehidupan. tatanan kehidupan. Sejak berdiri Sejak berdiri sendiri menjadi sendiri menjadi sebuahsebuah Kampung telah mengalami beberapa pergantian pemimpin dan status dari kampung, desa pada Kampung telah mengalami beberapa pergantian pemimpin dan status dari kampung, desa pada akhirnya menjadi sebuah kelurahan.

akhirnya menjadi sebuah kelurahan.

Sejak terbentuknya pemukiman Tentena menjadi Kampung Tentena, telah mengalami Sejak terbentuknya pemukiman Tentena menjadi Kampung Tentena, telah mengalami tiga kali perubahan status, yaitu :

tiga kali perubahan status, yaitu : 1. Tahun 1910

1. Tahun 1910 –  – 1967 1967 : : BerstatusBerstatus KampungKampung dan dipimpin oleh 14 orang Kepaladan dipimpin oleh 14 orang Kepala Kampung

Kampung 2.

2. Tahun Tahun 1967 1967 - - 1981 1981 : : BerstatusBerstatus DesaDesadan dipimpin oleh 4 orang Kepala Desadan dipimpin oleh 4 orang Kepala Desa 3. Tahun 1981

3. Tahun 1981 –  – sekarang sekarang : : BerstatusBerstatus KelurahanKelurahandan dipimpin oleh 12 orang Lurahdan dipimpin oleh 12 orang Lurah  II.

 II.  ASAL USUL SANGELE ASAL USUL SANGELE

Sangele merupakan nama sebuah dataran yang berada di sekitar danau Poso. Pada tahun Sangele merupakan nama sebuah dataran yang berada di sekitar danau Poso. Pada tahun 1905, ketika Pemerintah Belanda mulai menguasai wilayah-wilayah yang berada di daerah 1905, ketika Pemerintah Belanda mulai menguasai wilayah-wilayah yang berada di daerah perbukitan, maka

perbukitan, maka mereka mumereka mulai mencari lai mencari daerah lain daerah lain untuk menguntuk menghindari pengaruh hindari pengaruh penjajah.penjajah. Komunitas yang berasal dari Langgadopi, Posunga, Petiro Lemba, Petirowuko, Yosi, Bulowa Komunitas yang berasal dari Langgadopi, Posunga, Petiro Lemba, Petirowuko, Yosi, Bulowa dan Tamungku Tala menemukan sebuah dataran yang bernama Sangele. Sejak saat itu komunitas dan Tamungku Tala menemukan sebuah dataran yang bernama Sangele. Sejak saat itu komunitas yang berasal dari berbagai komunitas tersebut bermukim di daerah dataran ini. Kata Sangele yang berasal dari berbagai komunitas tersebut bermukim di daerah dataran ini. Kata Sangele berasal d

berasal dari ari dua dua kata kata yaituyaitu “ Sagele” “ Sagele” dandan “ Raya” “ Raya” . Kata ini jika diterjemahkan secara bebas. Kata ini jika diterjemahkan secara bebas berarti

(2)

Jumlah kepala keluarga yang

Jumlah kepala keluarga yang mendiami dataran Sangele pada mendiami dataran Sangele pada waktu itu ywaktu itu yakni 90 akni 90 KK yangKK yang tinggal di 9 buah rumah dengan diperintah oleh seorang

tinggal di 9 buah rumah dengan diperintah oleh seorang  Mokole  Mokole LipuLipu ( Kepala Kampung) yang( Kepala Kampung) yang disebut

disebut  Mokole  Mokole Lipu Lipu TentenaTentena karena pada waktu itu dataran Sangele dan dataran Tentenakarena pada waktu itu dataran Sangele dan dataran Tentena dipimpin oleh seorang

dipimpin oleh seorang Mokole Lipu. Mokole Lipu. Seiring berjalannya

Seiring berjalannya waktu, pada akhir waktu, pada akhir tahun 1910, tahun 1910, masyarakat yang masyarakat yang mendiami pemukimanmendiami pemukiman Sangele, mengajukan permohonan kepada

Sangele, mengajukan permohonan kepada Witi MokoleWiti Mokole (Perwakilan Raja) pada waktu itu yakni(Perwakilan Raja) pada waktu itu yakni L. Tobogu/Tamembue agar mendapatkan seorang Kepala Kampung untuk berdiri sendiri. Maka L. Tobogu/Tamembue agar mendapatkan seorang Kepala Kampung untuk berdiri sendiri. Maka atas persetujuan

atas persetujuan Witi Mokole,Witi Mokole, pada hari Kamis, tanggal 20 Oktober 1910, Kepala Desa yangpada hari Kamis, tanggal 20 Oktober 1910, Kepala Desa yang dicalonkan masyarakat pemukiman Sangele yaitu Naromba Ngkila/Tampedasi dilantik oleh dicalonkan masyarakat pemukiman Sangele yaitu Naromba Ngkila/Tampedasi dilantik oleh WitiWiti  Mokole

 Mokole untuk menjadi Kepala Kampung pertama sejak berpisah dari Tentenauntuk menjadi Kepala Kampung pertama sejak berpisah dari Tentena . .

Kehidupan masyarakat kampung Sangele terus berjalan serta mengalami banyak perubahan Kehidupan masyarakat kampung Sangele terus berjalan serta mengalami banyak perubahan dan perkembangan

dan perkembangan dalam tatanan dalam tatanan kehidupan. kehidupan. Sejak berdiri Sejak berdiri sendiri menjadi ssendiri menjadi sebuah Kampungebuah Kampung telah mengalami beberapa pergantian pemimpin dan status dari kampung, desa pada akhirnya telah mengalami beberapa pergantian pemimpin dan status dari kampung, desa pada akhirnya menjadi sebuah kelurahan.

menjadi sebuah kelurahan.

Sejak terbentuknya pemukiman Sangele menjadi Kampung Sangele, telah mengalami tiga Sejak terbentuknya pemukiman Sangele menjadi Kampung Sangele, telah mengalami tiga kali perubahan status, yaitu :

kali perubahan status, yaitu : 1. Tahun 1910

1. Tahun 1910 –  – 1967 1967 : : BerstatusBerstatus KampungKampung dan dipimpin oleh 14 orang Kepaladan dipimpin oleh 14 orang Kepala Kampung

Kampung 2.

2. Tahun Tahun 1967 1967 - - 1981 1981 : : BerstatusBerstatus DesaDesadan dipimpin oleh 4 orang Kepala Desadan dipimpin oleh 4 orang Kepala Desa 3. Tahun 1981

3. Tahun 1981 –  – sekarang sekarang : : BerstatusBerstatus KelurahanKelurahandan dipimpin oleh 12 orang Lurahdan dipimpin oleh 12 orang Lurah  III.

 III.  LAHIRNYA JEMAAT MORIA TENTENA LAHIRNYA JEMAAT MORIA TENTENA

Lahirnya Jemaat Moria Tentena tidak lepas dari pekerjaan para Pekabar Injil Belanda pada Lahirnya Jemaat Moria Tentena tidak lepas dari pekerjaan para Pekabar Injil Belanda pada waktu itu y

waktu itu yakni A.C. Kruyt akni A.C. Kruyt dan Dr. N. dan Dr. N. Adriani dan Adriani dan peristiwa Pembaptisan pertama peristiwa Pembaptisan pertama orangorang Pamona yaitu Papa I Wunte pada tahun 1909 serta peranan dari Pentjali Sigilipu sebagai Guru Pamona yaitu Papa I Wunte pada tahun 1909 serta peranan dari Pentjali Sigilipu sebagai Guru Injil pertama.

Injil pertama. Hal inilah yHal inilah yang merupakan tonggak awal lahirnya ang merupakan tonggak awal lahirnya Jemaat Moria Tentena.Jemaat Moria Tentena.

Ketika para Pekabar Injil Belanda tiba di wilayah Pamona khususnya di daerah pinggiran Ketika para Pekabar Injil Belanda tiba di wilayah Pamona khususnya di daerah pinggiran danau Poso, mereka mulai memberitakan firman Tuhan bersama-sama Guru Injil pada waktu itu danau Poso, mereka mulai memberitakan firman Tuhan bersama-sama Guru Injil pada waktu itu yakni Petjali Sigilipu, sehingga

yakni Petjali Sigilipu, sehingga mulailmulailah ah masyarakat yang masyarakat yang ada di sada di sekitarnya khususnya Tentenaekitarnya khususnya Tentena dan Sangele,

dan Sangele, mengenal firman mengenal firman Tuhan, yang Tuhan, yang mana sebelumnya mana sebelumnya masihmasih mo lamoamo lamoa (menyembah(menyembah berhala). Seiring dengan

berhala). Seiring dengan berjalannberjalannya waktu ya waktu sebagai hasil Pekerjaan Roh sebagai hasil Pekerjaan Roh Kudus lewat pelayananKudus lewat pelayanan para Pekabar I

para Pekabar Injil tersebut, maka pada njil tersebut, maka pada hari Minggu, hari Minggu, 3 Maret 1912, 3 Maret 1912, dilakukanlah Pembaptisandilakukanlah Pembaptisan pertama oleh A.C.

pertama oleh A.C. Kruyt maka Kruyt maka sejak sejak itu mulailah terbentuk persekutuan yitu mulailah terbentuk persekutuan yang disebut Jemaatang disebut Jemaat Tentena dan juga tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari lahirnya Jemaat Moria Tentena. Di Tentena dan juga tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari lahirnya Jemaat Moria Tentena. Di samping itu pula,

samping itu pula, dengan kata lain bahwa dengan kata lain bahwa mereka yang mereka yang dibaptis pertama ini merupakan orang-dibaptis pertama ini merupakan orang-orang Kristen pertama yang ada di wilayah Tentena dan telah berhak disebut Anggota Jemaat. orang Kristen pertama yang ada di wilayah Tentena dan telah berhak disebut Anggota Jemaat.

Orang-orang yang menerima baptisan pertama tersebut berasal dari Tentena dan Sangele Orang-orang yang menerima baptisan pertama tersebut berasal dari Tentena dan Sangele yaitu:

(3)

a.

a. Tentena 5 orang, yakni :Tentena 5 orang, yakni : 1.

1. Bide Rampalimbo (Perempuan) lahir tahun 1896Bide Rampalimbo (Perempuan) lahir tahun 1896 2.

2. Tongga Ta’uno ( LakiTongga Ta’uno ( Laki-laki) lahir tahun 1892-laki) lahir tahun 1892 3.

3. Mopea Talaga (Laki-laki) lahir tahun 1893Mopea Talaga (Laki-laki) lahir tahun 1893 4.

4. Padekui Mainti (laki-laki) lahir tahun 1880Padekui Mainti (laki-laki) lahir tahun 1880 5.

5. Paewe Tambena (laki-laki) lahir 1900Paewe Tambena (laki-laki) lahir 1900 b.

b. Sangele 7 orang, yakni:Sangele 7 orang, yakni: 1.

1. Embo Rangkintowe (perempuan) lahir tahun 1898Embo Rangkintowe (perempuan) lahir tahun 1898 2.

2. Kumpile Tamepusuyu (perempuan) lahir tahun 1895Kumpile Tamepusuyu (perempuan) lahir tahun 1895 3.

3. Basi Tulaema (perempuan) lahir tahun 1898Basi Tulaema (perempuan) lahir tahun 1898 4.

4. Upe Rantelangi (perempuan) lahir tahun 1900Upe Rantelangi (perempuan) lahir tahun 1900 5.

5. Pouma Tobondo (laki-laki) lahir tahun 1894Pouma Tobondo (laki-laki) lahir tahun 1894 6.

6. Batengkilo Sambali (laki-laki) lahir tahun 1900Batengkilo Sambali (laki-laki) lahir tahun 1900 7.

7. Gale Rangga (laki-laki) lahir tahun 1985.Gale Rangga (laki-laki) lahir tahun 1985.

Kedua belas orang Kristen pertama di wilayah Tentena dan Sangele ini dibaptis di gedung Kedua belas orang Kristen pertama di wilayah Tentena dan Sangele ini dibaptis di gedung sekolah yang sekaligus menjadi tempat pelaksanaan Ibadah Minggu. Setelah pembatasan sekolah yang sekaligus menjadi tempat pelaksanaan Ibadah Minggu. Setelah pembatasan pertama ini, selanjutnya dilakukan pembaptisan terbanyak pada Ibadah Natal tahun itu juga. pertama ini, selanjutnya dilakukan pembaptisan terbanyak pada Ibadah Natal tahun itu juga.  IV.

 IV.  ASAL USUL GEDUNG GEREJA MORIA ASAL USUL GEDUNG GEREJA MORIA

Setelah dilakukan pembaptisan pertama tersebut, mulailah dilakukan persekutuan ibadah Setelah dilakukan pembaptisan pertama tersebut, mulailah dilakukan persekutuan ibadah baik itu Ibadah hari Sabtu (

baik itu Ibadah hari Sabtu (mo agama)mo agama) yang dilakukan pada Sabtu Malam dan Ibadah Hariyang dilakukan pada Sabtu Malam dan Ibadah Hari Minggu (

Minggu (mo minggu)mo minggu) yang dilakukan pada Minggu pagi. Pelaksanaan ibadah pada waktu ituyang dilakukan pada Minggu pagi. Pelaksanaan ibadah pada waktu itu masih dilakukan di gedung sekolah. Lokasi gedung sekolah (sekarang tempat berdirinya Gedung masih dilakukan di gedung sekolah. Lokasi gedung sekolah (sekarang tempat berdirinya Gedung Gereja Moria)

Gereja Moria) ini merupakan ini merupakan milik kmilik keluarga Sigilipu yeluarga Sigilipu yang ang diserahkan untuk diserahkan untuk kepentingankepentingan pelayanan khususnya untuk pendidikan pada waktu itu. Lokasi ini mulai dibuka pada tanggal 3 pelayanan khususnya untuk pendidikan pada waktu itu. Lokasi ini mulai dibuka pada tanggal 3 Agustus 1909.

Agustus 1909.

Gedung pertama yang digunakan untuk tempat beribadah ini ( juga sebagai gedung sekolah) Gedung pertama yang digunakan untuk tempat beribadah ini ( juga sebagai gedung sekolah) masih sangat darurat (

masih sangat darurat (Pamona “Pamona “Saka”)Saka”) dengan beratap dan berdinding daun rumbia (dengan beratap dan berdinding daun rumbia (ataata ngkonau)

ngkonau), bertiang kayu dan berlantai tanah. Selanjutnya Gedung ini mengalami perubahan yaitu, bertiang kayu dan berlantai tanah. Selanjutnya Gedung ini mengalami perubahan yaitu atap diganti dengan sirap (kayu

atap diganti dengan sirap (kayu ba’al’ani)ba’al’ani), dinding dari bambu (, dinding dari bambu ( petate) petate) dan masih berlantaidan masih berlantai tanah.

tanah.

Seiring dengan berjalannya waktu, gedung Gereja ini mengalami lagi perubahan yang ketiga Seiring dengan berjalannya waktu, gedung Gereja ini mengalami lagi perubahan yang ketiga kalinya. Atas kesepakatan bersama dari kedua kampung pada waktu itu, masing-masing warga kalinya. Atas kesepakatan bersama dari kedua kampung pada waktu itu, masing-masing warga  jemaat (lak

 jemaat (laki-laki dan peri-laki dan perempuan) menyempuan) menyumbang sebeumbang sebesar 1 Ringgsar 1 Ringgit (sama dengan Rp. 2,50it (sama dengan Rp. 2,50) , maka) , maka gedung Gereja ini mengalami perubahan dengan menggunakan atap seng, dinding dari kayu, gedung Gereja ini mengalami perubahan dengan menggunakan atap seng, dinding dari kayu, lantai dari kayu dengan memakai tiang. Pembangunan Gedung Gereja ini dilakukan secara lantai dari kayu dengan memakai tiang. Pembangunan Gedung Gereja ini dilakukan secara gotong royong dibawah pengaturan Bapak. Lempo Laando sebagai Kepala Bas dan diberi upah. gotong royong dibawah pengaturan Bapak. Lempo Laando sebagai Kepala Bas dan diberi upah. Atas upaya dan kerja keras seluruh anggota jemaat pada saat itu serta pertolongan dari Tuhan, Atas upaya dan kerja keras seluruh anggota jemaat pada saat itu serta pertolongan dari Tuhan, maka pada tahun 1927 Gedung ini mulai difungsikan. Bersamaan dengan pembangunan gedung maka pada tahun 1927 Gedung ini mulai difungsikan. Bersamaan dengan pembangunan gedung ini, dibangun juga Rumah Guru/Kepala Sekolah yang terletak di sebelah kiri bangunan yang ada. ini, dibangun juga Rumah Guru/Kepala Sekolah yang terletak di sebelah kiri bangunan yang ada.

(4)

Pada tahun 1964, mulailah direncanakan perubahan ke-4 dari Gedung ini, sehubungan Pada tahun 1964, mulailah direncanakan perubahan ke-4 dari Gedung ini, sehubungan dengan mulai bertambahnya anggota jemaat. Adapun konstruksi bangunan ini yaitu dengan mulai bertambahnya anggota jemaat. Adapun konstruksi bangunan ini yaitu menggunakan atas seng, dinding dan lantai dari beton. Pada saat pembangunan gedung ini, yang menggunakan atas seng, dinding dan lantai dari beton. Pada saat pembangunan gedung ini, yang menjadi Gembala Jemaatnya yaitu Pdt. B. Siombo, meskipun beliau tidak sempat menggunakan menjadi Gembala Jemaatnya yaitu Pdt. B. Siombo, meskipun beliau tidak sempat menggunakan gedung ini. Pada tahun 1967, atas upaya dari seluruh warga jemaat, gedung tersebut sudah dapat gedung ini. Pada tahun 1967, atas upaya dari seluruh warga jemaat, gedung tersebut sudah dapat difungsikan dan Gembala pada saat itu yaitu Pdt. G. Tayaya.

difungsikan dan Gembala pada saat itu yaitu Pdt. G. Tayaya.

Pada tahun 1982, atas kesepakatan jemaat, mulailah direncanakan pembangunan gedung Pada tahun 1982, atas kesepakatan jemaat, mulailah direncanakan pembangunan gedung Gereja yang baru (yang ada sekarang ini). Pembangunan Gedung Gereja ini mulai pada tahun Gereja yang baru (yang ada sekarang ini). Pembangunan Gedung Gereja ini mulai pada tahun 1985. Atas upaya dari seluruh warga jemaat dan pertolongan Tuhan Sang Pemilik Gereja, maka 1985. Atas upaya dari seluruh warga jemaat dan pertolongan Tuhan Sang Pemilik Gereja, maka pada Ibadah Minggu, 23 Nopember 1988 Gedung Gereja baru ini ditahbiskan oleh Ketua Majelis pada Ibadah Minggu, 23 Nopember 1988 Gedung Gereja baru ini ditahbiskan oleh Ketua Majelis Sinode GKST pada waktu itu yakni Pdt. J.P. Lagarense dan diresmikan oleh Azis Lamadjido, SH Sinode GKST pada waktu itu yakni Pdt. J.P. Lagarense dan diresmikan oleh Azis Lamadjido, SH sebagai Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah pada saat itu. Adapun yang menjadi Gembala sebagai Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah pada saat itu. Adapun yang menjadi Gembala Jemaat pada saat pentahbisan dan peresmian gedung Gereja yang baru ini yaitu Pdt. J. Jemaat pada saat pentahbisan dan peresmian gedung Gereja yang baru ini yaitu Pdt. J. Towengke.

Towengke.

Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota Jemaat Moria Tentena dan berkembangnya Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota Jemaat Moria Tentena dan berkembangnya wilayah pelayanan, maka d

wilayah pelayanan, maka dalam rangka alam rangka pengefektifan pelayanan, pengefektifan pelayanan, pada tahun pada tahun 1992 dimulailah1992 dimulailah kegiatan Ibadah Kelompok Kebaktian bagi anggota Jemaat Moria Tentena yang bermukim di kegiatan Ibadah Kelompok Kebaktian bagi anggota Jemaat Moria Tentena yang bermukim di wilayah

wilayah Tandongkayuku, Pamona/Yosi Tandongkayuku, Pamona/Yosi bertempat di bertempat di Aula Aula Gedung Gedung STT STT GKST. GKST. PelayanPelayan Firman/pemimpin dilakukan secara bergantian. Gembala Jemaat waktu itu yakni Pdt. J. Firman/pemimpin dilakukan secara bergantian. Gembala Jemaat waktu itu yakni Pdt. J. Towengke, kemudian diganti oleh Pdt. R. Bandjolu, SmTh dan selanjutnya Pdt. O. Kambodji, Towengke, kemudian diganti oleh Pdt. R. Bandjolu, SmTh dan selanjutnya Pdt. O. Kambodji, M.Th.

M.Th.

Mencermati perkembangan anggota jemaat yang terus menigkat, maka atas keputusan Mencermati perkembangan anggota jemaat yang terus menigkat, maka atas keputusan Majelis Jemaat, dilakukanlah rencana pembangunan gedung Gereja yang baru dan peletakan batu Majelis Jemaat, dilakukanlah rencana pembangunan gedung Gereja yang baru dan peletakan batu pertama dilakukan pada

pertama dilakukan pada tanggal 31 tanggal 31 Maret Maret 1997 oleh 1997 oleh Drs. B. Drs. B. Tobondo mewakili GubernurTobondo mewakili Gubernur Sulawesi Tengah dan ibadah syukur peletakan batu pertama dipimpin oleh Pdt. Hr. Langkamuda, Sulawesi Tengah dan ibadah syukur peletakan batu pertama dipimpin oleh Pdt. Hr. Langkamuda, S.Th (Sekretaris Umum Majelis Sinode GKST pada waktu itu).

S.Th (Sekretaris Umum Majelis Sinode GKST pada waktu itu). Sejak dilakukannya

Sejak dilakukannya peletakan batu pertama peletakan batu pertama tersebut, mulailah tersebut, mulailah pembangunan Gpembangunan Gereja yangereja yang baru

baru yang yang berlokasi di berlokasi di wilayah wilayah Pamona Pamona ((ToimolaToimola). Adapun yang menjadi Ketua Pembangunan). Adapun yang menjadi Ketua Pembangunan I yaitu A

I yaitu A. Tobondo, selanjutnya digantikan oleh P. Tobondo, selanjutnya digantikan oleh Pdt. M. Kapang, dt. M. Kapang, S.Th S.Th dan terakhir Y. dan terakhir Y. Tobogu,Tobogu, SH, sampai pada pentahbisannya. Lokasi ini sebelumnya merupakan milik dari Keluarga SH, sampai pada pentahbisannya. Lokasi ini sebelumnya merupakan milik dari Keluarga Sabintoe-Naromba. Dalam proses pembangunannya, secara bersama-sama warga jemaat Sabintoe-Naromba. Dalam proses pembangunannya, secara bersama-sama warga jemaat bergotong royong untuk merealisasikan rumah ibadah tersebut dengan kepala bas Bpk D. bergotong royong untuk merealisasikan rumah ibadah tersebut dengan kepala bas Bpk D. Pasambaka (Alm). Pada Ibadah Natal tanggal 24 Desember 2000 gedung baru ini mulai Pasambaka (Alm). Pada Ibadah Natal tanggal 24 Desember 2000 gedung baru ini mulai digunakan untuk pertama kalinya sebagai beribadah meskipun berlantai pasir. Sejak saat itu digunakan untuk pertama kalinya sebagai beribadah meskipun berlantai pasir. Sejak saat itu gedung baru ini diberi nama Bukit Moria. Dalam pengaturan pelayanan masih dipusatkan di gedung baru ini diberi nama Bukit Moria. Dalam pengaturan pelayanan masih dipusatkan di Gereja Moria Tentena pada masa pelayanan Pendeta:

Gereja Moria Tentena pada masa pelayanan Pendeta:

-- Pdt. R. Perutu S.Th Pdt. R. Perutu S.Th dan Pdt. Alfrida Gdan Pdt. Alfrida Gintu, S.Th (Tahun 1998-2001)intu, S.Th (Tahun 1998-2001)

-- Pdt. L.M.A.B. Meringgi, S.Th, Pdt. Maisuri Botilangi, SPAK, Pdt. I. Ketut Yakobus,Pdt. L.M.A.B. Meringgi, S.Th, Pdt. Maisuri Botilangi, SPAK, Pdt. I. Ketut Yakobus, S.Th (Tahun 2001

(5)

-- Pdt. Y. Tolewo, S.Th, Pdt. Pdt. Y. Tolewo, S.Th, Pdt. E.A. Mokale, S.Th, Pdt. Chrisusanti Sujitno, S.Th, Pdt. E.A. Mokale, S.Th, Pdt. Chrisusanti Sujitno, S.Th, Pdt. AulinAulin Sabintoe, S.Th (tahun 2005

Sabintoe, S.Th (tahun 2005 –  – pada saat penthabisan).pada saat penthabisan).

Selama kurung waktu ± 10 tahun, kerinduan dari seluruh warga jemaat, berdirilah satu Selama kurung waktu ± 10 tahun, kerinduan dari seluruh warga jemaat, berdirilah satu gedung Gereja baru seperti yang ada sekarang ini. Maka pada tanggal 18 Oktober 2006 atas gedung Gereja baru seperti yang ada sekarang ini. Maka pada tanggal 18 Oktober 2006 atas perkenan Tuhan dilakukan ibadah Pentahbisan gedung ini oleh Pdt. Ishak Pole M.Si (Ketua perkenan Tuhan dilakukan ibadah Pentahbisan gedung ini oleh Pdt. Ishak Pole M.Si (Ketua Majelis Sinode GKST) dan diresmikan oleh Drs. R. Kandolia mewakili Bupati Poso.

Majelis Sinode GKST) dan diresmikan oleh Drs. R. Kandolia mewakili Bupati Poso. Selanjutnya, dalam

Selanjutnya, dalam rangka memandirikan rangka memandirikan pelayanan di pelayanan di Gereja Bukit Gereja Bukit Moria, maka Moria, maka atasatas kesepakatan seluruh warga Jemaat dalam Rapat Jemaat Februari 2006, disepakatilah Kelompok  kesepakatan seluruh warga Jemaat dalam Rapat Jemaat Februari 2006, disepakatilah Kelompok  Kebaktian Bukit Moria untuk berdiri sendiri. Selanjutnya pada November 2008 dalam Sidang Kebaktian Bukit Moria untuk berdiri sendiri. Selanjutnya pada November 2008 dalam Sidang Sinode GKST menyetujui pemekaran Kelompok Kebaktian Jemaat Moria di wilayah Pamona Sinode GKST menyetujui pemekaran Kelompok Kebaktian Jemaat Moria di wilayah Pamona menjadi Jemaat baru yaitu Jemaat Bukit Moria Pamona. Pada tanggal 1 Februari 2009 secara menjadi Jemaat baru yaitu Jemaat Bukit Moria Pamona. Pada tanggal 1 Februari 2009 secara administratif Jemaat Bukit Moria Pamona berdiri sendiri melalui penyerahan pelayanan yang administratif Jemaat Bukit Moria Pamona berdiri sendiri melalui penyerahan pelayanan yang diatur oleh Majelis Klasis Pamona Utara oleh Sekretaris Klasis yakni Pnt. S. Suman, SPt kepada diatur oleh Majelis Klasis Pamona Utara oleh Sekretaris Klasis yakni Pnt. S. Suman, SPt kepada Pdt. Aulin Sabintoe, S.Th dalam satu Ibadah yang dipimpin oleh Pdt. F. Kulas, M.Th selaku Pdt. Aulin Sabintoe, S.Th dalam satu Ibadah yang dipimpin oleh Pdt. F. Kulas, M.Th selaku Sekretaris I Majelis Sinode GKST. Sejak saat itu resmilah Jemaat Bukit Moria berdiri sendiri Sekretaris I Majelis Sinode GKST. Sejak saat itu resmilah Jemaat Bukit Moria berdiri sendiri dengan Pendeta Jemaat I yaitu Pdt. A. Sabintoe, S.Th.

dengan Pendeta Jemaat I yaitu Pdt. A. Sabintoe, S.Th.

Seiring berjalannya waktu, setelah Gereja Bukit Moria selesai dibangun,maka atas kerinduan Seiring berjalannya waktu, setelah Gereja Bukit Moria selesai dibangun,maka atas kerinduan warga jemaat yang berdomisili di wilayah Dongi berharap kiranya dapat dibangun satu gedung warga jemaat yang berdomisili di wilayah Dongi berharap kiranya dapat dibangun satu gedung Gereja lagi. Atas kesepakatan Majelis Jemaat pada waktu itu, maka atas perkenan Tuhan Gereja lagi. Atas kesepakatan Majelis Jemaat pada waktu itu, maka atas perkenan Tuhan dilakukanlah peletakan batu pertama pada tanggal 3 Maret 2004, dengan pimpinan Ibadah Pdt. dilakukanlah peletakan batu pertama pada tanggal 3 Maret 2004, dengan pimpinan Ibadah Pdt. L.M.A.B. Meringgi, S.Th ( Ketua Majelis Jemaat saat itu) dan peletakan batu pertama oleh Bpk. L.M.A.B. Meringgi, S.Th ( Ketua Majelis Jemaat saat itu) dan peletakan batu pertama oleh Bpk. Obed Tampa’i,

Obed Tampa’i, S.Sos (Lurah Tentena saat itu).S.Sos (Lurah Tentena saat itu).

Hal lain yang sangat penting dengan kebutuhan pelayanan, maka atas kesepakatan seluruh Hal lain yang sangat penting dengan kebutuhan pelayanan, maka atas kesepakatan seluruh  jemaat yang

 jemaat yang ada mulailah dilaksada mulailah dilaksanakan pemanakan pembangunbangunan Pastori 2. Atas upayan Pastori 2. Atas upaya dari seluruh anngotaa dari seluruh anngota Jemaat dan perkenan Tuhan, Pastori 2 dapat diselesaikan dalam jangka waktu 3 (tiga bulan) Jemaat dan perkenan Tuhan, Pastori 2 dapat diselesaikan dalam jangka waktu 3 (tiga bulan) dengan menggunakan dana spontanitas dari warga jemaat dan proses pembangunnya di dengan menggunakan dana spontanitas dari warga jemaat dan proses pembangunnya di koordinasi oleh Bapak Umar Bedu (Kepala Bas). Pastori 2 diresmikan penggunaannya pada koordinasi oleh Bapak Umar Bedu (Kepala Bas). Pastori 2 diresmikan penggunaannya pada bulan Desember 2004 oleh Ketua II Majelis Sinode GKST Pdt. A. Sigilipu, S.Th melalui ibadah bulan Desember 2004 oleh Ketua II Majelis Sinode GKST Pdt. A. Sigilipu, S.Th melalui ibadah syukur yang dipimpin oleh Pdt. M. Kapang, S.Th. Pengguntingan pita dilakukan oleh Ibu. A. syukur yang dipimpin oleh Pdt. M. Kapang, S.Th. Pengguntingan pita dilakukan oleh Ibu. A. Tobondo-Torisumbi dan pembukaan

Tobondo-Torisumbi dan pembukaan pintu oleh pintu oleh Bpk. A. Bpk. A. Tobondo.Tobondo.

Selanjutnya, dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan, dibangun lagi Pastori 3. Maka Selanjutnya, dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan, dibangun lagi Pastori 3. Maka pada akhir tahun 2009 dilakukanlah peletakan batu pertama. Atas upaya dari seluruh warga pada akhir tahun 2009 dilakukanlah peletakan batu pertama. Atas upaya dari seluruh warga  jemaat dan

 jemaat dan pertolonpertolongan Tuhan Sang gan Tuhan Sang Pemilik Gereja serta pengaturan dari Pemilik Gereja serta pengaturan dari Panitia PembangunanPanitia Pembangunan yang diketuai oleh

yang diketuai oleh Bpk. Pdt. Bpk. Pdt. R. Mbio, S.Th, R. Mbio, S.Th, maka pada tanggal maka pada tanggal 21 April 2010 21 April 2010 dilakukanlahdilakukanlah peresmian penggunaannya oleh Pdt. Felix Anthonie, M.Teol melalui ibadah syukur yang peresmian penggunaannya oleh Pdt. Felix Anthonie, M.Teol melalui ibadah syukur yang dipimpin oleh Pdt. Y. Tolewo, S.Th (Ketua Majelis Klasis Pamona Utara). Selanjutnya dipimpin oleh Pdt. Y. Tolewo, S.Th (Ketua Majelis Klasis Pamona Utara). Selanjutnya pengguntingan pita dilakukan oleh Bpk. I. Dj. Kaluti dan pembukaan pintu dilakukan oleh Ibu. pengguntingan pita dilakukan oleh Bpk. I. Dj. Kaluti dan pembukaan pintu dilakukan oleh Ibu. Pdt. M. Kambodji-Tamauka. Pada saat itu juga dirangkaikan dengan peresmian penggunaan Pdt. M. Kambodji-Tamauka. Pada saat itu juga dirangkaikan dengan peresmian penggunaan Roda Empat yang merupakan Kendaraan Operasiional pelayanan Jemaat.

(6)

V.

V.  PELAYAN YANG PERNAH MELAYANI DI JEMAAT MORIA TENTENA PELAYAN YANG PERNAH MELAYANI DI JEMAAT MORIA TENTENA

Sejak berdirinya Jemaat Tentena yaitu pada pembaptisan pertama tanggal 3 Maret 1912, Sejak berdirinya Jemaat Tentena yaitu pada pembaptisan pertama tanggal 3 Maret 1912, Jemaat ini

Jemaat ini telah dilayani telah dilayani oleh sejumlah Guru oleh sejumlah Guru Injil, Injil, Vicaris dan Vicaris dan Pendeta, yaitu Pendeta, yaitu :: 1.

1. Tahun 1909Tahun 1909 –  – 1924 1924 : : Pn. Pn. Sigilipu Sigilipu (Guru (Guru Injil)Injil) 2.

2. Tahun 1924Tahun 1924 –  – 1934 1934 : : L. L. Molindo Molindo (Guru (Guru Injil)Injil) 3.

3. Tahun Tahun 1934 1934 - - 1937 1937 : : K. K. Pangkeni Pangkeni (Guru (Guru Injil)Injil) 4.

4. Tahun 1937Tahun 1937 –  – 1940 1940 : : Pdt. Pdt. T. T. MagidoMagido 5.

5. Tahun 1940Tahun 1940 –  – 1949 1949 : : Pdt. Pdt. S. S. ToboguTobogu 6.

6. Tahun 1949Tahun 1949 –  – 1950 1950 : : Pdt. Pdt. M. M. TiolembaTiolemba 7.

7. Tahun 1950Tahun 1950 –  – 1952 1952 : : Pdt. Pdt. E. E. SarubontoSarubonto 8.

8. Tahun 1952Tahun 1952 –  – 1954 1954 : : Pdt. Pdt. U. U. ModjepeModjepe 9.

9. Tahun 1954Tahun 1954 –  – 1955 1955 : : Pdt. Pdt. B. B. TuwuntjakiTuwuntjaki 10.

10. Tahun 1955Tahun 1955 –  – 1959 1959 : : Pdt. Pdt. H. H. LabiroLabiro 11.

11. Tahun 1959Tahun 1959 –  – 1960 1960 : : Pdt. Pdt. H. H. GundoGundo 12.

12. Tahun 1960Tahun 1960 –  – 1964 1964 : : Pdt. Pdt. Dj. Dj. KambodjiKambodji 13.

13. Tahun 1964Tahun 1964 –  – 1966 1966 : : Pdt. Pdt. M. M. TamaukaTamauka 14.

14. Tahun 1966Tahun 1966 –  – 1967 1967 : : Pdt. Pdt. M. M. SiomboSiombo 15.

15. Tahun Tahun 1967 1967 : : Pdt. Pdt. G. G. TayayaTayaya 16.

16. Tahun Tahun 1968 1968 : : Pdt. Pdt. L. L. SangkideSangkide 17.

17. Tahun 1968Tahun 1968 –  – 1969 1969 : : Pdt. Pdt. M.Y. M.Y. KasoduKasodu 18.

18. Tahun 1969Tahun 1969 –  – 1971 1971 : : Pdt. Pdt. P. P. Manyonyo, Manyonyo, S.ThS.Th 19.

19. Tahun 1971Tahun 1971 –  – 1977 1977 : : Pdt. Pdt. Dj. Dj. TanggerahiTanggerahi 20.

20. Tahun 1977Tahun 1977 –  – 1978 1978 : : Pdt. Pdt. M. M. KapangKapang 21.

21. Tahun 1978Tahun 1978 –  – 1982 1982 : : Pdt. Pdt. B. B. TindjabateTindjabate 22.

22. Tahun 1982Tahun 1982 –  – 1985 1985 : : Pdt. Pdt. M. M. Kapang, Kapang, S.ThS.Th 23.

23. Tahun 1985Tahun 1985 –  – 1987 1987 : : Pdt. Pdt. E. E. RompisRompis

Vic. B. Rupang, S.Th Vic. B. Rupang, S.Th 24.

24. Tahun 1987Tahun 1987 –  – 1994 1994 : : Pdt. Pdt. J. J. TowengkeTowengke

Vic. Made Suhendra, S.Th Vic. Made Suhendra, S.Th 25.

25. Tahun Tahun 1994-1995 1994-1995 : : Pdt. Pdt. R. R. Bandjolu, Bandjolu, SM.Th SM.Th (Ketua)(Ketua) Pdt. O. Kambodji, S.Th

Pdt. O. Kambodji, S.Th 26.

26. Tahun 1995Tahun 1995 –  – 1996 1996 : : Pdt. Pdt. O. O. Kambodji, Kambodji, S.Th S.Th (Ketua)(Ketua) Pdt. R. Perutu, S.Th

Pdt. R. Perutu, S.Th Vic. H. Kopalit, S.Th Vic. H. Kopalit, S.Th 27.

27. Tahun 1996Tahun 1996 –  – 2001 2001 : : Pdt. Pdt. R. R. Perutu, Perutu, S.Th S.Th (Ketua)(Ketua) Pdt. A. Gintu, S.Th

Pdt. A. Gintu, S.Th Vic. C. Tindatu, S.Th Vic. C. Tindatu, S.Th 28.

28. Tahun 2001Tahun 2001 –  – 2005 2005 : : Pdt. Pdt. L.M.A.B. L.M.A.B. Meringgi, Meringgi, S.Th S.Th (Ketua)(Ketua) Pdt. M. Botilangi, SPAK

Pdt. M. Botilangi, SPAK Pdt. I. Ketut Yakobus, S.Th Pdt. I. Ketut Yakobus, S.Th

(7)

Vic. Martin Basamba, S.Th Vic. Martin Basamba, S.Th Vic. Nova Bunga, S.PAK Vic. Nova Bunga, S.PAK 29.

29. Tahun Tahun 2005-2006 2005-2006 : : Pdt. Pdt. Y. Y. Tolewo, Tolewo, S.Th S.Th (Ketua)(Ketua)

Pdt. Chrisusanti Sujitno, S.Th (2005

Pdt. Chrisusanti Sujitno, S.Th (2005  –  – 2006)2006) Pdt. A. Sabintoe, S.Th (2005

Pdt. A. Sabintoe, S.Th (2005 –  – 2008)2008) Pdt. E.A. Mokale, S.Th (2005

Pdt. E.A. Mokale, S.Th (2005 –  – sekarang)sekarang) Vic. J.D.

Vic. J.D. SahetapSahetapy, S.Thy, S.Th 30.

30. Tahun Tahun 2006-2010 2006-2010 : : Pdt. Pdt. R. R. Methusala, Methusala, M. M. Teol Teol (Ketua)(Ketua) Pdt. A. Sabintoe, S.Th Pdt. A. Sabintoe, S.Th Pdt. E.A. Mokale, S.Th Pdt. E.A. Mokale, S.Th Pdt. M. Pollo, S.Th ( Mulai 2008) Pdt. M. Pollo, S.Th ( Mulai 2008) Pdt. E. Nua, S.Th ( Mulai 2009) Pdt. E. Nua, S.Th ( Mulai 2009) 31.

31. Tahun 2010Tahun 2010 –  – sekarang sekarang : : PdtPdt. S. Rare’a, S.Th (Ketua). S. Rare’a, S.Th (Ketua) Pdt. E.A. Mokale, S.Th Pdt. E.A. Mokale, S.Th Pdt. E. Nua, S.Th Pdt. E. Nua, S.Th Pdt. M. Pollo, S.Th Pdt. M. Pollo, S.Th

Pdt. S. R. Wutabisu, STh (Mulai 1 Juli 2012) Pdt. S. R. Wutabisu, STh (Mulai 1 Juli 2012)

Pdt. M. Pollo, S.Th terhitung sejak 1 Juli 2012 melanjutkan studi pada Program Pasca Sarjana Pdt. M. Pollo, S.Th terhitung sejak 1 Juli 2012 melanjutkan studi pada Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Tomohon (PPS UKIT)

Universitas Kristen Tomohon (PPS UKIT)

Pdt. S. R. Wutabisu, S.Th terhitung sejak 1 Juli 2012 dimutasikan dari Jemaat Yordan Toinasa ke Pdt. S. R. Wutabisu, S.Th terhitung sejak 1 Juli 2012 dimutasikan dari Jemaat Yordan Toinasa ke Jemaat Moria Tentena menggantikan Pdt. M. Pollo, S.Th yang melanjutkan studi ke Program S2. Jemaat Moria Tentena menggantikan Pdt. M. Pollo, S.Th yang melanjutkan studi ke Program S2. Pdt. E.A. Mokale, STh terhitung sejak 1 Pebruari 2013 dimutasikan ke Jemaat Eklesia Sangele. Pdt. E.A. Mokale, STh terhitung sejak 1 Pebruari 2013 dimutasikan ke Jemaat Eklesia Sangele.

Berdasarkan daftar tersebut di atas, dalam kurung waktu 101 tahun (1912-2013), Jemaat Berdasarkan daftar tersebut di atas, dalam kurung waktu 101 tahun (1912-2013), Jemaat Moria Tentena telah dilayani oleh :

Moria Tentena telah dilayani oleh : -- 3 orang Guru Injil3 orang Guru Injil

-- 7 orang Vicaris7 orang Vicaris -- 35 orang Pendeta.35 orang Pendeta. VI.

VI.  KOSTOR/PEKARYA KOSTOR/PEKARYA

Ketika bangunan pertama yang digunakan bersama sebagai tempat belajar dan beribadah, Ketika bangunan pertama yang digunakan bersama sebagai tempat belajar dan beribadah, kebersihan halaman dan gedung dilakukan oleh anak-anak sekolah (SR) yang dipimpin oleh guru kebersihan halaman dan gedung dilakukan oleh anak-anak sekolah (SR) yang dipimpin oleh guru dan kepala sekolah.

dan kepala sekolah.

Setelah pemakaian gedung terpisah, setelah gedung Gereja dibangun tersendiri dan gedung Setelah pemakaian gedung terpisah, setelah gedung Gereja dibangun tersendiri dan gedung sekolah dipindahkan di lokasi SD GKST 1 Tentena sekarang, maka kebersihan gedung dan sekolah dipindahkan di lokasi SD GKST 1 Tentena sekarang, maka kebersihan gedung dan halaman Gereja dilakukan oleh anggota jemaat, maka ditunjuklah seorang tenaga khusus sebagai halaman Gereja dilakukan oleh anggota jemaat, maka ditunjuklah seorang tenaga khusus sebagai pelaksana harian. Tenaga khusus ini disebut pekarya. Disamping bertugas membersihkan gedung pelaksana harian. Tenaga khusus ini disebut pekarya. Disamping bertugas membersihkan gedung dan halaman Gereja, kostor juga bertugas untuk membunyikan lonceng Gereja sebagai tanda dan halaman Gereja, kostor juga bertugas untuk membunyikan lonceng Gereja sebagai tanda untuk beribadah.

(8)

Sejak berdirinya Gereja Moria Tentena, Jemaat Moria Tentena telah dilayani oleh beberapa Sejak berdirinya Gereja Moria Tentena, Jemaat Moria Tentena telah dilayani oleh beberapa kostor yaitu

kostor yaitu Bapak Palaso Bapak Palaso Liwulanga merupakan Liwulanga merupakan kostor Pertama kostor Pertama selanjutnya diteruskan olehselanjutnya diteruskan oleh Bapak Eli Liwulanga (anak dari Bapak P. Liwulanga). Setelah Bapak E. Liwulanga, pekerjaan Bapak Eli Liwulanga (anak dari Bapak P. Liwulanga). Setelah Bapak E. Liwulanga, pekerjaan kostor diteruskan oleh Bpk. D. Pasambaka dan pada masa tugasnya, beliau dibantu oleh Bpk. N. kostor diteruskan oleh Bpk. D. Pasambaka dan pada masa tugasnya, beliau dibantu oleh Bpk. N. Rare’a (

Rare’a (orang orang tua tua dardari Bpk. Pdt. S. Rare’a, S.Th. Gembala Jemaat Moria sekarang). Ketika Bpk.i Bpk. Pdt. S. Rare’a, S.Th. Gembala Jemaat Moria sekarang). Ketika Bpk.  N.

 N. Rare’a Rare’a berhenti, berhenti, beliau beliau digantikan digantikan oleh oleh Bpk. Bpk. E. E. Wutabisu Wutabisu hingga hingga sekarang, sekarang, dalam dalam jabatanjabatan sebagai pekarya khusus pemeliharaan kebersihan halaman Gereja.

sebagai pekarya khusus pemeliharaan kebersihan halaman Gereja.

Ketika Bpk. D. Pasambaka meninggal, maka tugas untuk membunyikan lonceng dilanjutkan Ketika Bpk. D. Pasambaka meninggal, maka tugas untuk membunyikan lonceng dilanjutkan oleh Bpk. Ys. Pesilika. Sementara bapak. E. Wutabisu tetap melaksanakan tugas sebagai oleh Bpk. Ys. Pesilika. Sementara bapak. E. Wutabisu tetap melaksanakan tugas sebagai pekarya. Selanjutnya untuk lebih memaksimalkan tugas sebagai kostor/pekarya, maka direkrut pekarya. Selanjutnya untuk lebih memaksimalkan tugas sebagai kostor/pekarya, maka direkrut lagi

lagi seorang pekarya yaitu sdr. seorang pekarya yaitu sdr. W. Mobantjue (Cucu dari Bpk. W. Mobantjue (Cucu dari Bpk. P. Liwulanga) untuk membantuP. Liwulanga) untuk membantu tugas-tugas kostor.pekarya. Ketika Bpk. Ys. Pesilika meninggal dunia, diangkatlah Sdr. F. tugas-tugas kostor.pekarya. Ketika Bpk. Ys. Pesilika meninggal dunia, diangkatlah Sdr. F. Lingkua untuk menggantikan almarhum.

Lingkua untuk menggantikan almarhum.

Sering dengan meningkatnya volume pelayanan di Gereja, maka untuk mengatur Sering dengan meningkatnya volume pelayanan di Gereja, maka untuk mengatur administrasi Gereja, maka diangkatlah Tata Usaha yang bertugas untuk hal tersebut. Adapun tata administrasi Gereja, maka diangkatlah Tata Usaha yang bertugas untuk hal tersebut. Adapun tata usaha yang pernah bertugas di Gereja Moria Tentena yaitu Bpk. M. Tauna, merupakan tata usaha yang pernah bertugas di Gereja Moria Tentena yaitu Bpk. M. Tauna, merupakan tata Usaha pertama dan dibantu oleh Ibu. Wutabisu Bando. Setelah Bpk. M. Tauna mengundurkan Usaha pertama dan dibantu oleh Ibu. Wutabisu Bando. Setelah Bpk. M. Tauna mengundurkan diri maka tanggung jawab ini diserahkan kepada Ibu. Wutabisu Bando (pada waktu itu beliau diri maka tanggung jawab ini diserahkan kepada Ibu. Wutabisu Bando (pada waktu itu beliau menjadi Majelis Jemaat sekaligus

menjadi Majelis Jemaat sekaligus merangkap Tata Usaha) merangkap Tata Usaha) dan dibantu oleh dan dibantu oleh Bpk. J. LBpk. J. Lumentut.umentut. Setelah Ibu. Wutabisu Bando dan Bpk. J. Lumentut berhenti maka tugas Tata Usaha diteruskan Setelah Ibu. Wutabisu Bando dan Bpk. J. Lumentut berhenti maka tugas Tata Usaha diteruskan oleh Bpk. Pdt. J.M. Magido, SmTh bersama Sdr. H Lantigia. Pada waktu itu Bpk. JM. Magido oleh Bpk. Pdt. J.M. Magido, SmTh bersama Sdr. H Lantigia. Pada waktu itu Bpk. JM. Magido ditetapkan sebagai Kepala Tata Usaha.

ditetapkan sebagai Kepala Tata Usaha.

Setelah sdr. H. Lantigia berhenti, tugas sebagai Tata Usaha dilanjutkan oleh Sdr. M. Setelah sdr. H. Lantigia berhenti, tugas sebagai Tata Usaha dilanjutkan oleh Sdr. M. Tangkidi, selanjutnya ditangani oleh Sdr. D. Rania. Ketika terjadi kekosongan staf tata usaha, Tangkidi, selanjutnya ditangani oleh Sdr. D. Rania. Ketika terjadi kekosongan staf tata usaha, maka tugas sebagai tata usaha ditangani langsung oleh Bp. I. Tondowala, yang pada saat itu maka tugas sebagai tata usaha ditangani langsung oleh Bp. I. Tondowala, yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jemaat Moria Tentena dan selanjutnya. Setelah Bp. I. menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jemaat Moria Tentena dan selanjutnya. Setelah Bp. I. Tondowala, tugas tata Usaha diteruskan oleh Sdr. A. Kuhe, bersamaan pada waktu, Bpk. Pdt. Tondowala, tugas tata Usaha diteruskan oleh Sdr. A. Kuhe, bersamaan pada waktu, Bpk. Pdt. J.M.

J.M. Magido,SmTh meninggal. SMagido,SmTh meninggal. Setelah Sdr. etelah Sdr. Anto mengundurkan Anto mengundurkan diri, maka diri, maka tugas tata usahatugas tata usaha diteruskan sdr. Erwin Chris Sigilipu hingga sekarang. Di samping tata usaha yang bertugas diteruskan sdr. Erwin Chris Sigilipu hingga sekarang. Di samping tata usaha yang bertugas menangani urusan administrasi kantor Jemaat Moria, diangkat pula seorang tata usaha yang menangani urusan administrasi kantor Jemaat Moria, diangkat pula seorang tata usaha yang bertugas untuk menangani administrasi bidang keuangan hingga sekarang ini, yaitu Ibu E. bertugas untuk menangani administrasi bidang keuangan hingga sekarang ini, yaitu Ibu E. Maino-Bedu.

Maino-Bedu.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka selama kurun waktu 100 tahun, Jemaat Moria Tentena Berdasarkan hal tersebut di atas, maka selama kurun waktu 100 tahun, Jemaat Moria Tentena telah dilayani oleh :

telah dilayani oleh :

-- 8 orang kostor/pekarya8 orang kostor/pekarya -- 12 orang tata usaha.12 orang tata usaha.

(9)

VII.

VII. SEJARAH LONCENG GEREJASEJARAH LONCENG GEREJA Sejak 

Sejak  pemakaian Gedung Gereja yang memakai tiang (Bangunan ke-3) tanda pelaksanaanpemakaian Gedung Gereja yang memakai tiang (Bangunan ke-3) tanda pelaksanaan Ibadah Minggu (Pamona :

Ibadah Minggu (Pamona :  Mominggu Mominggu) ditandai dengan bunyi lonceng. Adapun tanda bunyi) ditandai dengan bunyi lonceng. Adapun tanda bunyi lonceng dibunyikan yaitu sebagai berikut :

lonceng dibunyikan yaitu sebagai berikut :

-- Lonceng pertama Lonceng pertama : : Tanda Tanda bersiap-siap bersiap-siap ke ke GerejaGereja -- Lonceng Kedua Lonceng Kedua : : (1/2 (1/2 jam) jam) sebelum sebelum ibadahibadah -- Lonceng ketiga Lonceng ketiga : : Tanda Tanda ibadah ibadah dimulai.dimulai.

Jauh sebelum ada lonceng sebagai tanda Ibadah, alat yang digunakan sebagai tanda Ibadah Jauh sebelum ada lonceng sebagai tanda Ibadah, alat yang digunakan sebagai tanda Ibadah yaitu gendang besar (

yaitu gendang besar (ganda bangke)ganda bangke). Kemudian ketika seorang Pelayan Tuhan dari Belanda. Kemudian ketika seorang Pelayan Tuhan dari Belanda yang melayani di wilayah Bada dan Tentena yaitu Pdt. H.J. Wesseldyk berupaya memediasi yang melayani di wilayah Bada dan Tentena yaitu Pdt. H.J. Wesseldyk berupaya memediasi pengadaan lonceng untuk Gereja Moria bersama Pdt. J.H. Wesseldyk ( Kedua hamba Tuhan ini pengadaan lonceng untuk Gereja Moria bersama Pdt. J.H. Wesseldyk ( Kedua hamba Tuhan ini bersaudara kandung.

bersaudara kandung.

Pada waktu itu terdapat lonceng yang merupakan sumbangan seorang Pendeta dari negeri Pada waktu itu terdapat lonceng yang merupakan sumbangan seorang Pendeta dari negeri Belanda yaitu Ten Kate (tertulis dalam lonceng). Beliau pernah melayani di Jemaat Watutau Belanda yaitu Ten Kate (tertulis dalam lonceng). Beliau pernah melayani di Jemaat Watutau  –  –  Napu. Akibat sulitnya pengiriman lonceng tersebut ke Watutau (berat dan kondisi jalan pada Napu. Akibat sulitnya pengiriman lonceng tersebut ke Watutau (berat dan kondisi jalan pada waktu tidak memungkinkan) atas mediasi yang dilakukan oleh kedua pelayan Tuhan (Pdt. J.H. waktu tidak memungkinkan) atas mediasi yang dilakukan oleh kedua pelayan Tuhan (Pdt. J.H. Wesseldyk dan Pdt. H.J. Wesseldyk) maka disepakati yaitu lonceng yang diperuntukkan jemaat Wesseldyk dan Pdt. H.J. Wesseldyk) maka disepakati yaitu lonceng yang diperuntukkan jemaat Watutau diserahkan untuk Jemaat Moria, sedangkan Perangkat Alat Perjamuan ( Tempat Anggur Watutau diserahkan untuk Jemaat Moria, sedangkan Perangkat Alat Perjamuan ( Tempat Anggur dan Tempat Roti) untuk Jemaat Moria Tentena diserahkan untuk Jemaat Watutau.

dan Tempat Roti) untuk Jemaat Moria Tentena diserahkan untuk Jemaat Watutau.

Pada pembangunan Gereja yang ke-3, lonceng Gereja tersebut digantung di bangunan kecil Pada pembangunan Gereja yang ke-3, lonceng Gereja tersebut digantung di bangunan kecil di depan Gereja karena Gereja tersebut belum memiliki menara. Selanjutnya pada pembangunan di depan Gereja karena Gereja tersebut belum memiliki menara. Selanjutnya pada pembangunan Gereja yang ke-4, lonceng Gereja tersebut telah digantung di menara, karena sudah memiliki Gereja yang ke-4, lonceng Gereja tersebut telah digantung di menara, karena sudah memiliki menara, seterusnya hingga sekarang, walaupun pada beberapa tahun terakhir ini tidak dibunyikan menara, seterusnya hingga sekarang, walaupun pada beberapa tahun terakhir ini tidak dibunyikan lagi.

lagi. VIII.

VIII. PENUTUP PENUTUP

Tanpa terasa, Jemaat Moria kini telah berusia satu abad. Begitu banyak suka dan duka yang Tanpa terasa, Jemaat Moria kini telah berusia satu abad. Begitu banyak suka dan duka yang telah dilewati, semua boleh terlewati atas kasih dan perkenan Tuhan Sang pemilik Gereja. Kini, telah dilewati, semua boleh terlewati atas kasih dan perkenan Tuhan Sang pemilik Gereja. Kini, dalam mengemban tugas bersekutu, bersaksi dan melayani, Jemaat Moria terus bertumbuh dalam dalam mengemban tugas bersekutu, bersaksi dan melayani, Jemaat Moria terus bertumbuh dalam upaya menggapai harapan. Dalam mendukung tugas pelayanan telah dilengkapi dengan upaya menggapai harapan. Dalam mendukung tugas pelayanan telah dilengkapi dengan perangkat-perangkat pelayanan seperti:

perangkat-perangkat pelayanan seperti: 1.

1. Majelis JemaatMajelis Jemaat 2.

2. Komisi Pelayanan Kategorial (Bapak, Ibu, Pemuda, Remaja dan Sekolah Minggu)Komisi Pelayanan Kategorial (Bapak, Ibu, Pemuda, Remaja dan Sekolah Minggu) 3.

3. BPKPBPKP 4.

4. Panitia PembangunanPanitia Pembangunan 5.

5. Panitia AnggaranPanitia Anggaran 6.

6. Panitia Pengadaan Roda EmpatPanitia Pengadaan Roda Empat 7.

7. KostorKostor 8.

8. PekaryaPekarya 9.

(10)

10. 10. DllDll

Sejak pembaptisan pertama sejumlah 12 orang yang merupakan jemaat mula-mula Tentena, Sejak pembaptisan pertama sejumlah 12 orang yang merupakan jemaat mula-mula Tentena, kini Jemaat Moria Tentena

kini Jemaat Moria Tentena dalam usianya satu abad telah berjumlah ± dalam usianya satu abad telah berjumlah ± 898 KK 898 KK dengan jumlahdengan jumlah Anggota Baptis ± 3.952 orang dan jumlah anggota sidi ± 2.723 orang.

Anggota Baptis ± 3.952 orang dan jumlah anggota sidi ± 2.723 orang.

Demikianlah selayang pandang seabad Jemaat Moria dalam menggapai harapan. Selamat Demikianlah selayang pandang seabad Jemaat Moria dalam menggapai harapan. Selamat merayakan HUT Jemaat Moria yang ke-100, semoga di hari yang berbahagia kita semua warga merayakan HUT Jemaat Moria yang ke-100, semoga di hari yang berbahagia kita semua warga  jemaat ak

 jemaat akan semakin an semakin tumbuh dtumbuh dalam iman alam iman . Tuhan mem. Tuhan memberkati.berkati. Tentena, 2 Maret 2012

Tentena, 2 Maret 2012 TIM PENYUSUN TIM PENYUSUN Ketua

Ketua : Pdt. : Pdt. L.M.A.B. L.M.A.B. Meringgi, Meringgi, S.ThS.Th Sekretaris

Sekretaris : : Irsan Irsan B. B. Tondowala, Tondowala, S.Pd, S.Pd, M.HumM.Hum Anggota

Anggota : : 1. 1. Im. Im. Pesudo, Pesudo, S.PdS.Pd 2. Drs. S. Ganta 2. Drs. S. Ganta 3. Pnt. F. Sigilipu 3. Pnt. F. Sigilipu 4. Dkn. A. Djendjengi 4. Dkn. A. Djendjengi 5. Pnt. N. Ta’uro – 

Referensi

Dokumen terkait