PEMBAHASAN PEMBAHASAN
A.
A. Pengertian Ar-RazzaqPengertian Ar-Razzaq
Termasuk nama
Termasuk nama
--nama Allah yang husna (terindah) adalah
nama Allah yang husna (terindah) adalah
Yang Banyak Memberi rezeqi) dan
Yang Banyak Memberi rezeqi) dan
(Ar
(Ar
--Raaziq, artinya Yang Maha Memberi
Raaziq, artinya Yang Maha Memberi
rezeki)rezeki).. Imam Ibnul QoyyimImam Ibnul Qoyyim rahimahullahrahimahullah dalam baitdalam bait Nuniyyah Nuniyyah nya mengatakan,nya mengatakan,
“
“Demikian pula Ar-Razzaaq adalah salah satu dari nama-nama-Nya # Adapun Ar-Demikian pula Razzaaq adalah salah satu dari nama-nama-Nya # Adapun Ar-Razqu adalah salah satu dari
perbuatan-perbuatan-Razqu adalah salah satu dari perbuatan-perbuatan-
Nya, ini terbagi menjadi dua macam.”
Nya, ini terbagi menjadi dua macam.”
Syaikh Dr. Muhammad Khalil Al-Harras
Syaikh Dr. Muhammad Khalil Al-Harras hafizhahullahhafizhahullah menjelaskan bait Imammenjelaskan bait Imam Ibnul Qoyyim di atas,
Ibnul Qoyyim di atas,
“Salah satu nama Allah
“Salah satu nama Allah
SubhanahuSubhanahuadalah
adalah
(Ar
(Ar
--Razzaq,
Razzaq,
artinya Yang Banyak Memberi rezeki) merupakan bentuk
artinya Yang Banyak Memberi rezeki) merupakan bentuk mubalaghahmubalaghah
(penyangatan) dari
(penyangatan) dari
kata
kata
(Ar
(Ar
--Raaziq, artinya Pemberi rezeki).
Raaziq, artinya Pemberi rezeki).
Perubahan bentuk kata terse
Perubahan bentuk kata terse
but
but menunjukkan
menunjukkan sesuatu
sesuatu yang
yang banyak,
banyak, diambil
diambil dari
dari
kata
kata
merupakan bentuk mashdar (kata dasar). Adapun
merupakan bentuk mashdar (kata dasar). Adapun
dengan kasrah huruf “ra`” (Ar
dengan kasrah huruf “ra`” (Ar
--Rizqu) adalah sebutan bagi seRizqu) adalah sebutan bagi se
suatu yang Allah berikan kepada para hamba
suatu yang Allah berikan kepada para hamba
--Nya
Nya berupa
berupa
rezeki. Makna
rezeki. Makna
(Ar
(Ar
--Razzaaq) adalah Yang Banyak Memberi rezeki kepada hamba
Razzaaq) adalah Yang Banyak Memberi rezeki kepada hamba
--hamba-Nya, yanghamba-Nya, yang bantuan dan keutamaan-Nya bantuan dan keutamaan-Nya tidak terputus diberikan keptidak terputus diberikan kepada mereka,ada mereka, walau sekejap mata.
walau sekejap mata.
Adapun kata Adapun kata
Khalqu (penciptaan), yaitu sebagai salah satu
Khalqu (penciptaan), yaitu sebagai salah satu sifat sifat fi’liyyahfi’liyyah (sifat perbuatan) yang (sifat perbuatan) yang merupakan salah satu sifat-sifat-Nya sebagai
merupakan salah satu sifat-sifat-Nya sebagai Rabb Rabb
(baca; sifat Rububiyyah)” (Syarh
(baca; sifat Rububiyyah)” (Syarh
Nuuniyyah,SyaikhNuuniyyah,Syaikh DR. Muhammad Khalil Al-Harras (Pdf),jilid 2/110).DR. Muhammad Khalil Al-Harras (Pdf),jilid 2/110).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa,
Nama Allah
Nama
Allah
(Ar
(Ar
--Razzaq, artinya Yang Banyak Memberi rezeqi).
Razzaq, artinya Yang Banyak Memberi rezeqi).
merupakan bentukmerupakan bentuk mubalaghahmubalaghah
(penyangatan) dari kata
(penyangatan) dari kata
. Ini men
. Ini men
unjukkanunjukkan makna yang banyak. Hal ini menunjukkan banyaknya rezeki yang Allah berikan makna yang banyak. Hal ini menunjukkan banyaknya rezeki yang Allah berikan(Ar
(Ar
--Razzaaq, artinya
Razzaaq, artinya
dengan fathah huruf “ra`” (Ar
dengan fathah huruf “ra`” (Ar
--Razqu yang bermakna pemberian rezeki), yang
Razqu yang bermakna pemberian rezeki), yang
(Ar
--kepada hamba-hamba-Nya dan juga menunjukkan banyaknya hamba-Nya yang mendapatkan rezeki tersebut.
Nama Allah
(baca: Ar
-Raaziq, artinya: Yang Maha Memberi rezeki). Sifat
Allah yang terkandung dalam dua nama tersebut adalah
(Ar
-Razqu yang
bermakna pemberian rezeki).B. Meyakini Bahwa Allah Ar-Razzaq Yang Banyak Memberi rezeqi
Syaikh Dr. Muhammad Khalil Al-
Harras berkata, “Sifat Ar
-Razqu (pemberian rezeki) tidak boleh disematkan kepada selain Allah, sehingga selain Allah, tidak boleh disebut Ar-Raaziq (Sang Pemberi rezeki) sebagaimana tidak boleh disebut Al-Khaaliq (Sang Pencipta)” (Syarh Nuuniyyah, Syaikh DR. Muhammad Khalil Al-Harras (Pdf),jilid 2/110).Dalil bahwa hanya Allah lah satu-satunya yang mampu memberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya adalah firman Allah Ta’ala,
“Allah-lah yang menciptakan kalian, kemudian memberi kalian rezeki, kemudian mematikan kalian, kemudian menghidupkan kalian (kembali). Adakah di antara yang kalian sekutukan dengan Allah itu, yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan” (Ar-Rum: 40).
Dalam firman Allah di atas, Allah meniadakan adanya Sang Pemberi rezeki selain- Nya, ini menunjukkan hanya Allah lah satu-satunya yang mampu memberi rezeki kepada
hamba-hamba-Nya.
Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa rezeki Allah sangatlah banyak jumlahnya dan tidak ada satupun dari makhluk kecuali pasti mendapatkan rezeki dari-Nya
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa karena
rezeki) merupakan bentuk mubalaghah
(penyangatan) dari kata
(Pemberi rezeki),
(Yang Banyak Memberimaka ini menunjukkan banyaknya rezeki dan banyaknya makhluk yang mendapatkan rezeki tersebut.
Bahkan setiap makhluk yang berjalan di muka bumi diberi rezeki, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“
Dan tidak ada satupun makhluk yang berjalan di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” (Huud: 6).
Allah menjelaskan di dalam Ayat ini bahwa Allah memberi rezeki kepada seluruh makhluk yang berjalan di muka bumi ini. Siapakah di antara kita yang mampu menghitung jumlah seluruh makhluk yang berjalan di muka bumi ini? Jumlah seluruh makhluk yang berjalan di muka bumi ini sangatlah banyak, maka ini menunjukkan jumlah rezeki Allah
yang diberikan kepada mereka juga sangatlah banyak.
Jangankan kita menghitung rezeki Allah yang didapatkan oleh seluruh makhluk yang berjalan di muka bumi ini, menghitung rezeki yang didapatkan oleh salah satu saja dari mereka, kita pun tidak sanggup menghitungnya. Allah berfirman,
“Dan jika kalian menghitung -hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (An-Nahl:18).
Oleh karena itu pantas, di antara nama Allah adalah
Yang Banyak
Memberi rezeqi). Allah memberi rezeki kepada seluruh makhluk, baik manusia, jin maupun binatang, begitu pula orang yang bertakwa maupun yang suka bermaksiat, orang yang beriman maupun yang kafir, semuanya pasti mendapatkan rezeki dari Allah. Seandainya dikatakan bahwa ada di antara makhuk yang tidak mendapatkan rezeki dari Allah, tentulah hal ini mengharuskan adanya pemberi rezeki di alam semesta ini selain Allah, dan ini suatu hal yang batil.Orang-orang musyrikpun mengakui bahwa rezeki itu dari Allah, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
“
Katakanlah (Hai Nabi Muhammad kepada orang- orang musyrik): “Siapakah yang memberi rizki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan” Maka mereka menjawab:”Allah”. Makakatakanlah:”Mengapa kalian tidak bertaqwa (kepada -Nya)?
” (Yunus:31).
C. Meneladani Allah dengan Sifat Ar-Razzaq
Setelah kita mengetahui bahwa tidak ada satupun makhluk yang tidak mendapatkan rezeki dari Allah, maka yang harus kita yakini adalah tidaklah Allah memberi rezeki kepada hamba-Nya kecuali ada tujuannya. Setelah diberi rezeki, tidaklah makhluk dibiarkan begitu saja menikmatinya tanpa kewajiban apapun, sehingga orang yang serakah lagi zalim dalam mencari rezeki dan dalam memanfaatkannya, disamakan dengan orang yang bertakwa dalam mencari rezeki dan dalam memanfaatkannya. Tidaklah demikian!
Jadi Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah memberi rezeki kepada hamba-hamba- Nya untuk bersenang-senang yang melalaikan ibadah kepada-Nya dan tidak pula untuk bermaksiat kepada-Nya. Allah berikan rezeki itu kepada hamba-hamba-Nya agar mereka bisa beribadah kepada-Nya. Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka tentang bagaimana cara mereka mendapatkan rezeki itu lalu mereka gunakan untuk apa.
Oleh karena itulah pantas jika Allah Ta’ala banyak menyebutkan rezeki-Nya di dalam Al-Qur`an dalam konteks memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beribadah dan
hamba-hamba-Nya agar mensyukuri rezeki-Nya yang mereka dapatkan dengan mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik
KESIMPULAN
Penjelasan diatas menegaskan penolakan terhadap sikap manusia yang diberi bagian Al-Kitab, kemudian mereka berpaling dan enggan berhukum kepada kitab Allah, seperti yang dijelaskan dalam paragraf yang lalu. Padahal system Allah mengatur semua urusan alam semesta berikut manusia. Pada saat yang sama muncul peringatan dalam paragraf berikut terhadap orang
–
orang kafir sebagai pemimpin padahal segala persoalanditangan Allah dan dialah wali atau pemimpin orang
–
orang beriman.Keberuntungan seorang hamba dari sifat Ar-Razzaq akan diperoleh dengan dua syarat. Pertama, haruslah diketahui hakikat sifat ini; bahwa tidaklah pantas kecuali bagi Allah SWT oleh karena itu ia tidak menunggu-nunggu rezeki kecuali dari-Nya, dan tidaklah bertawakal dalam urusan rezeki itu kecuali kepada-Nya. Kedua, hendaklah ia meminta kepada Allah SWT agar mengaruniakan kepadanya ilmu yang bisa menunjuki dan lisan yang bisa menuntut, serta tangan yang suka bersedekah. Dan hendaklah ia menjadi sebab sampainya rezeki yang mulia ke dalam hati dengan perkataan dan perbuatannya.
Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memperbanyak kebutuhan makhluk kepada-Nya dan membuat suka kepada diri-Nya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut
DAFTAR PUSTAKA