• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah Nomor : 19 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, dibentuklah susunan struktur organisasi yang nantinya berfungsi untuk menjalankan tugas-tugas pokok kedinasan. Dari tugas-tugas pokok tersebut dapat diketahui fungsi besar Dinas Perkebunan Kalimantan Tengah, antara lain sebagai perumusan dasar dan Kebijakan teknis dibidang perkebunan, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah menyelenggarakan fungsi:

1. pembuatan dan mengusulkan rencana anggaran penyelenggaraan pembangunan

perkebunan daerah serta pemanfaatan sumber dana non fiskal untuk pengembangan investasi usaha perkebunan daerah;

2. pengkoordinasian, integrasi, sinkronisasi dan harmonisasi penyelenggaraan

pembangunan perkebunan daerah;

3. pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan

pelaporan penyelenggaraan kegiatan dan anggaran perkebunan daerah;

4. pembinaan pemanfaatan kebun;

5. pengawasan hasil perkebunan;

6. penyelenggaraan pengembangan dan perlindungan perkebunan;

7. pembinaan usaha perkebunan; dan

8. penyelenggaraan urusan kesekretariatan.

2.1.1.Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah dalam menjalankan tugas dan fungsinya telah membentuk susunan kepegawaian sebagai berikut:

1) Kepala Dinas

2) Sekretariat; terdiri dari beberapa bagian adalah sebagai berikut :

a. Sub. Bagian Penyusunan Program

b. Sub. Bagian Keuangan dan Aset

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

DINAS PERKEBUNAN PROVINSI

KALIMANTAN TENGAH

(2)

c. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian

3) Bidang- Bidang; terdiri dari beberapa bagian adalah sebagai berikut :

a. Bidang Perlindungan Perkebunan

 Seksi Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran

 Seksi Peramalan dan Pemantauan Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT)

 Seksi Pengamanan Usaha Perkebunan

b. Bidang Perbenihan dan Budidaya

 Seksi Perbenihan

 Seksi Pengembangan Budidaya

 Seksi Penerapan Teknologi Budidaya

c. Bidang Pengolahan Dan Pemasaran Hasil

 Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

 Seksi Standarisasi dan Mutu Hasil

 Seksi Pemasaran

d. Bidang Pembinaan, Pemberdayaan Kelembagaan dan Pengembangan Potensi

Perkebunan

 Seksi Pembinaan Usaha Perkebunan

 Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Perkebunan

 Seksi Pemberdayaan Pengembangan Potensi Perkebunan

4) UPT; terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu :

a. UPT. Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih (BPPPB)

 Seksi Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih

 Seksi Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih

 Seksi Bagian Tata Usaha

b. UPT. Balai Benih Dan Kebun Produksi (B2KP)

 Seksi Pengembangan Produksi

 Seksi Produksi Benih Tanaman Perkebunan

 Seksi Bagian Tata Usaha

Sesuai dengan PP No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Pasal 14 tentang Tipe Dinas Daerah Tingkat I (Provinsi) dan setelah dilakukan penilaian sesuai dengan ayat 2, maka Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Termasuk ke dalam Dinas Daerah Provinsi Tipe A untuk mewadahi pelaksanaan fungsi dinas daerah Provinsi sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 13 ayat (4) dengan beban kerja yang besar.

(3)

Tentu saja hal tersebut akan berdampak berubahnya bidang-bidang dan seksi-seksi di Lingkup Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah. Sampai dengan Laporan Ini disusun Hasil Perubahan Struktur Organisasi SKPD termasuk Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Masih Dilakukan Pembahasan antara Pihak Eksekutif dan Legislatif agar supaya dapat mengakomodir kebutuhan percepatan pembangunan di Kalimantan Tengah.

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi bagian, bidang, UPT lingkup Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah adalah masing-masing sebagai berikut :

1. Tugas Pokok

Dari susunan struktur organisasi yang telah terbentuk diatas maka di setiap bagian, bidang, UPT lingkup Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah memiliki tugas pokok yang dijabarkan sebagai berikut:

1) Sekretariat; mempunyai tugas sebagai berikut:

Mengoordinasikan penyusunan program dan anggaran, dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu, tugas pelayanan administratif, kegiatan

pelayanan administrasi ketatausahaan, pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, hukum, rumah tangga, urusan umum dan hubungan masyarakat, pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan.

a. Sub Bagian Penyusunan Program; mempunyai tugas sebagai berikut : 1. menyiapkan dan menghimpun data dari bidang sebagai bahan

penyusunan program dan anggaran Dinas;

2. menyusun rencana dan program, informasi, pengelolaan data di bidang perkebunan; dan

3. evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas Dinas Perkebunan yang menjadi kewenangannya, berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Sub Bagian Keuangan dan Aset; mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Penyusunan anggaran pembiayaan;

2. pengelolaan keuangan; 3. pengelolaan keuangan; 4. pengelolaan aset;

5. pelaksanaan anggaran; dan 6. pembinaan bendaharawan.

(4)

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan urusan umum;

2. Urusan surat menyurat dan kearsipan;

3. Urusan rumah tangga dan perlengkapan;

4. Pengumpulan dan pengolahan data;

5. Penyusunan program;

6. Evaluasi dan laporan;

7. Administrasi kepegawaian;

8. Organisasi dan tatalaksana;

9. Analisis jabatan;

10. Administrasi perjalanan dinas;

11. Protokol; dan

12. Evaluasi kelembagaan.

2) Bidang Perlindungan Perkebunan; mempunyai tugas melakukan perlindungan perkebunan

a. Seksi Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran;

mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menyiapkan bahan perencanaan dan program;

2. Perencanaan kegiatan;

3. Pengawasan terkait dengan konservasi lahan dan air dikawasan, lokasi atau area perkebunan.

b.Seksi Peramalan Dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman;

mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menyiapkan bahan perencanaan dan program;

2. Perencanaan kegiatan;

3. Pengawasan terkait dengan urusan pengamatan; dan

4. Peramalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman.

\

c. Seksi Pengamanan Usaha Perkebunan; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan penyiapan rencana kebijakan dan program;

2. Pengelolaan dan penyelenggaraan rencana kebijakan dan program;

3. Pengawasan rencana kebijakan dan program; dan

(5)

3) Bidang Budidaya; mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

1. melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan perbenihan; dan 2. melaksanakan pengembangan budidaya dan eksplorasi produksi.

a. Seksi pembenihan; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan penyelenggaraan operasional pembinaan dan

pengembangan produksi, kelembagaan usaha, teknologi; dan

2. Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman perkebunan.

b. Seksi pengembangan budidaya; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan pembinaan/pengendalian teknis operasional kegiatan

pembangunan/pemeliharaan fisik kebun melalui kegiatan perluasan, peremajaan, rehabilitasi; dan

2. Diversifikasi dan intensifikasi.

c. Seksi Penerapan Teknologi Budidaya; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan operasional, pembinaan, pengkajian potensi,

pengembangan produksi atau komunitas; dan

2. Perwilayahan komunitas dan perencanaan pola atau design

pengembangannya.

4) Bidang Pengolahan Dan Pemasaran Hasil; mempunyai tugas sebagai berikut:

1. melaksanakan kegiatan penyusunan rumusan kebijakan dan program; 2. penatalaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan;

3. melaksanakan pengawasan dampak lingkungan di bidang usaha pengembangan dan pengendalian mutu dan pemasaran hasil; dan

4. mengelola urusan pengolahan hasil perkebunan.

a. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan, penatalaksanaan, penyelenggaraan dan pengawasan dampak lingkungan kegiatan pengolahan.

b. Seksi Standarisasi dan Mutu Hasil; mempunyai tugas sebagai berikut : 1. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan, penatalaksanaan,

(6)

c. Seksi Pemasaran; mempunyai tugas sebagai berikut : 1. melaksanakan pengelolaan data perkembangan pasar;

2. melaksanakan pengelolaan penawaran komoditi perkebunan; dan

3. melaksanakan kebijakan penetapan harga dan promosi hasil perkebunan.

5) Bidang Pembinaan, Pemberdayaan Kelembagaan dan Pengembangan Potensi Perkebunan; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. melaksanakan kegiatan urusan kelembagaan usaha; 2. pengembangan investasi dan penyuluhan.

a. Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Perkebunan; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. melaksanakan urusan operasional penyuluhan; 2. melaksanakan dokumentasi perkebunan; 3. melaksanakan pembinaan tenaga penyuluh;

4. meningkatkan sumber daya manusia, tenaga teknis dan masyarakat perkebunan.

b. Seksi Pemberdayaan Pengembangan Potensi Perkebunan; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. melaksanakan urusan sarana dan prasarana dan pengembangan investasi.

c. Seksi Pembinaan Usaha Perkebunan; mempunyai tugas sebagai berikut : 1. melaksanakan urusan pelayanan informasi permodalan investasi

usaha perkebunan;

2. memantau kegiatan investasi dan pelayanan proses perizinan.

6) UPT Balai Perlindungan Perkebunan Dan Pengawasan Benih (BPPPB);

mempunyai tugas sebagai berikut :

1. menyelenggarakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis Dinas Perkebunan di bidang pengembangan perlindungan dan pengawasan pengujian mutu benih.

a. Sub Bagian Tata Usaha; mempunyai tugas sebagai berikut : 1. menyelenggarakan urusan umum;

(7)

3. menyelenggarakan urusan kepegawaian;

4. menyelenggarakan urusan perlengkapan dan ketatausahaan.

b. Seksi Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. melaksanakan kegiatan teknis operasional pengembangan dan

perlindungan perkebunan khususnya pengembangan teknologi

perkebunan.

c. Seksi Pengawasan Dan Pengujian Mutu Benih; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. melaksanakan sebagian tugas balai sesuai bidang keahlian dan kebutuhannya dalam menyelenggarakan pengawasan peredaran benih impor dan pengawasan benih tanaman perkebunan;

2. melaksanakan sertifikasi label, surat keterangan mutu benih;

3. melaksanakan pengawasan peredaran benih dan pengawasan benih palsu;

4. melaksanakan pembinaan penangkar dalam hal standarisasi mutu benih; 5. melaksanakan pengujian laboratorium dan pengujian lapangan, menguji

benih palsu, menguji varietas, klon, hibrida dan plasma sesuai sistem dan prosedur yang berlaku.

7. UPT Balai Benih Dan Kebun Produksi (B2KP); mempunyai tugas sebagai berikut :

1. melaksanakan tugas menyelenggarakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis Dinas Perkebunan di bidang perbenihan dan produksi tanaman perkebunan.

a. Sub Bagian Tata Usaha; mempunyai tugas sebagai berikut : 1. menyelenggarakan urusan umum;

2. menyelenggarakan urusan keuangan; 3. menyelenggarakan urusan kepegawaian;

(8)

b. Seksi Produksi Benih Tanaman Perkebunan; mempunyai tugas sebagai berikut :

1. melaksanakan sebagian tugas balai sesuai bidang keahlian dan kebutuhannya dalam menyelenggarakan pengelolaan kebun benih, kebun entris, pembibitan dan penyaluran bibit.

c. Seksi Pengembangan Produksi; mempunyai tugas sebagai berikut : 1. melaksanakan sebagian tugas balai sesuai bidang keahlian dan

kebutuhannya dalam menyelenggarakan pemeliharaan kebun produksi, pembangunan kebun produksi, pengembangan kebun produksi, penataan kebun produksi, penataan hasil produksi, dan pemasaran hasil produksi.

2. Fungsi

Dari tugas pokok yang sudah dijabarkan diatas masing-masing Bagian, Bidang, UPT lingkup Dinas Perkebunan memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Sekretariat; mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pengordinasian kegiatan administrasi;

b. penyelenggaraan penyusunan program dan anggaran;

c. penyelenggaraan monitoring, evaluasi pelaksanaanprogram dan anggaran;

d. penyelenggaraan administrasi keuangan;

e. penyelenggaraan administrasi kepegawaian;

f. peningkatan sumber daya manusia;

g. penyelenggaraan urusan umum, perlengkapan dan rumah tangga;

h. penyelenggaraan fasilitasi administrasi bantuan hukum;

i. pemberian fasilitasi penyiapan bahan/ materi rancangan peraturan

undangan, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan pengoordinasian rancangan peraturan perundang-perundang-undangan;

j. penyelenggaraan urusan kehumasan;

k. pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan; dan

l. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan

penyelenggaraan tugas.

2. Bidang Perlindungan Perkebunan; mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. perencanaan kebijakan dan program di bidang konservasi lahan dan air, peramalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan pengamanan usaha perkebunan;

(9)

2. penatalaksanaan/ pengelolaan kegiatan di bidang konservasi lahan dan air, peramalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan pengamanan usaha perkebunan;

3. penyelenggaraan kegiatan di bidang konservasi lahan dan air, peramalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan pengamanan usaha perkebunan; dan

4. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan di bidang konservasi lahan dan air, peramalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan pengamanan usaha perkebunan.

[

3. Bidang Perbenihan dan Budidaya; mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. penyusunan rencana program kegiatan di bidang budidaya perkebunan;

2. pelaksanaan pengawasan mutu, peredaran benih dan pembibitan tanaman perkebunan;

3. pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta bimbingan penerapan teknologi produksi; dan

4. penyelenggaraan eksplorasi produksi.

4. Bidang Pengolahan Dan Pemasaran Hasil; mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. penyiapan perumusan kebijakan program urusan bidang pengolahan dan

pemasaran hasil;

2. pelaksanaan kegiatan urusan bidang pengolahan dan pemasaran hasil;

3. penyelenggaraan kegiatan urusan bidang pengolahan dan pemasaran hasil; dan 4. pengawasan dampak lingkungan penyelenggaraan kegiatan urusan bidang

pengolahan dan pemasaran hasil.

5. Bidang Pembinaan, Pemberdayaan Kelembagaan dan Pengembangan Potensi Perkebunan; mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. pembinaan teknis di bidang kelembagaan usaha, pengembangan investasi, kebutuhan sarana dan prasarana perkebunan dan penyelenggaraan penyuluhan;

2. penatalaksanaan/pengolahan kegiatan di bidang kelembagaan usaha, pengembangan investasi, kebutuhan sarana dan prasarana perkebunan dan penyelenggaraan penyuluhan;

3. perencanaan penyelenggaraan pengadaan di bidang kelembagaan usaha, pengembangan investasi, kebutuhan sarana dan prasarana perkebunan serta operasional penyuluhan; dan

(10)

4. pengawasan dan pengendalian kegiatan kelembagaan usaha, pengembangan investasi, pemanfaatan sarana prasarana perkebunan serta penyelenggaraan penyuluhan.

6. UPT Balai Perlindungan Perkebunan Dan Pengawasan Benih (BPPPB);

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. merumuskan kebijakan teknis di bidang pengembangan perlindungan dan pengawasan pengujian mutu benih tanaman perkebunan;

2. melakukan pengamatan, identifikasi, inventarisasi, peramalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);

3. mengembangkan dan menerapkan teknologi pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);

4. mengadakan, perbanyakan dan penyebaran Agensia Hayati dan Pestisida Nabati;

5. mengadakan, pengawasan, penyimpanan dan penggunaan pestisida kimiawi; 6. melakukan penilaian varietas, klon, hibrida, tanaman perkebunan yang beredar

di Kalimantan Tengah;

7. melaksanakan pengujian laboratorium dan lapangan atas bahan-bahan tanam yang beredar;

8. melakukan pengawasan benih impor dan ekspor;

9. melakukan pengawasan benih tanaman perkebunan lintas Kabupaten/Kota; 10.melaksanakan sertifikasi, label dan Surat Keterangan Mutu Benih (SKMB); 11.melaksanakan pengujian ulang atas bahan tanaman yang diragukan

identitasnya;

12.melakukan pembinaan penangkaran dan pengawasan penangkar;

13.melakukan pembinaan penangkaran dan pengawasan penangkar dalam kegiatan pengawasan dan pengujian mutu benih perkebunan; dan

14.melaksanakan urusan ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan.

7. UPT Balai Benih Dan Kebun Produksi Perkebunan (B2KP); mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. perumusan kebijakan teknis benih dan kebun produksi; 2. pengumpulan bahan benih dan produksi;

3. pengembangan benih-benih tanaman perkebunan; 4. penyediaan benih bermutu;

5. pengembangan dan pengelolaan tanaman perkebunan sesuai dengan standar kultur teknis budidaya tanaman perkebunan;

(11)

7. pelaksanaan upaya pengelolaan hasil-hasil perkebunan;

8. pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan; dan

9. pelaksanaan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(12)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

Sub Bagian

PenyusunanProgram Umum dan KepegawaianSub Bagian Keuangan dan AsetSub Bagian

BIDANG

PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

Seksi

Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran

Seksi

Peramalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan {OPT}

Seksi Pengamanan Usaha Perkebunan BIDANG BUDIDAYA Seksi Perbenihan Seksi Pengembangan Budidaya Seksi Penerapan Teknologi Budidaya BIDANG

PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL

Seksi Pascapanen dan Pengolahan Hasil

Seksi Standarisasi dan Mutu

Hasil Seksi Pemasaran

BIDANG

PEMBINAAN, PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI PERKEBUNAN

Seksi Pembinaan Usaha

Perkebunan Seksi

Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Perkebunan Seksi

Pemberdayaan Pengembangan Potensi Perkebunan

Kelompok Jabatan Fungsional

UPT BALAI PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DAN

(13)

2.2. Sumberdaya Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah

Berdasarkan susunan kepegawaian yang dimiliki Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah guna menunjang tugas dan fungsinya saat ini sebagai berikut : 1) Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia pada Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah diklasifikasikan kedalam jenjang minimal Sekolah Dasar dan jenjang paling puncak yaitu jenjang Sarjana S2. Komposisi pegawai berdasarkan kualisifikasi pendidikan bisa dilihat di tabel 2.1

Tabel 2.1

Komposisi Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Total Ket

L P

1 Sekolah Dasar (SD) 2 0 2

2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 1 0 1

3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 27 21 48

4 Diploma Satu (D-1) 0 0 0

5 Diploma Tiga (D-3) 2 4 6

6 Sarjana (S-1) 28 40 67

7 Sarjana (S-2) 5 5 10

Jumlah 65 70 135

Keterangan : Data Kepegawaian Per 31 Desember 2015 Grafik 2.1.

(14)

Dari data Pegawai dilihat dari kualifikasi pendidikan dapat disimpulkan bahwa Pegawai dengan tingkat Pendidikan Sarjana (S-1) menempati urutan paling atas dengan 67 orang (49,63%) hal ini menunjukan standard kualitas dari segi pendidikan pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah yang sudah Memenuhi Standard tingkat pendidikan di Indonesia.

Dari jumlah pegawai sebanyak 135 karyawan ini kemudian ditentukan komposisi pegawai berdasarkan pangkat golongan. Pangkat golongan yang memilki angka minoritas adalah golongan IV/c dengan jabatan Pembina Utama Tk. I sebanyak 1 orang.

Tabel 2.2

Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat Golongan No Pangkat dan Golongan Jumlah Total Ket

L P

1 I/a Juru Muda 2 0 2

2 I/c Juru 1 0 1

3 II/a Pengatur Muda 2 0 2

4 II/b Pengatur Muda Tk. I 10 4 14

5 II/c Pengatur 7 5 12

6 II/d Pengatur Tk. I 4 2 6

7 III/a Penata Muda 7 11 18

8 III/b Penata Muda Tk.I 9 25 34

9 III/c Penata 12 7 19

10 III/d Penata Tk. I 4 11 15

11 IV/a Pembina 1 2 3

12 IV/b Pembina Tk. I 4 3 7

13 IV/c Pembina Utama Muda 1 0 1

Jumlah 65 70 135

(15)

Grafik 2.2.

Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat Golongan

Komposisi pegawai berdasarkan jabatan struktural dan fungsional untuk menentukkan seberapa besar tanggung jawab yang diemban pegawai. Seperti kita lihat di tabel 2.3 jabatan eselon I adalah jabatan tertinggi dan belum ada karyawan dari Dinas Perkebunan yang menjabatnya.

Tabel 2.3

Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional No Struktur dan Fungsional Jumlah Total

L P 1 Eselon I 0 0 0 2 Eselon II.A 1 0 1 3 Eselon III.A 4 3 7 4 Eselon IV.A 9 12 21 5 Fungsional 0 0 0

6 Non Struktural / Fungsional 52 54 106

Jumlah 66 69 135

Keterangan : Data Kepegawaian Per 31 Desember 2015

2) Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan penunjang di dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah. Sarana dan prasarana yang tersedia di Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah berasal dari APBD maupun APBN.

(16)

Tabel 2.4

Perlengkapan Penunjang Tahun 2015

No Jenis Perlengkapan APBD APBN Total

1 Kantor 4 Unit 0 4 Unit

2 Meja Kerja 138 Buah 15 Buah 153 Buah

3 Kursi Kerja 99 Buah 29 Buah 128 buah

4 Kursi Sofa 8 Buah - 8 Buah

5 Lemari Arsip 152 Buah 6 Buah 158 Buah

6 Lemari Kaca 11 Buah 2 Buah 13 Buah

7 Filling Kabinet 2 Buah 1 Buah 3 Buah

8 Brankas 7 Buah 1 Buah 8 Buah

9 AC 61 Buah 7 Buah 68 Buah

10 Personal Computer 1 Buah 19 Buah 20 Buah

11 Kipas Angin - 2 Buah 2 Buah

12 Ploter 1 Buah - 1 Buah

13 Printer 19 Buah 21 Buah 40 Buah

14 Laptop 12 Buah 17 Buah 29 Buah

15 Kamera Photo 1 Buah 6 Buah 7 Buah

16 Faximili - 2 Buah 2 Buah

17 Mesin Tik 9 Buah 2 Buah 11 Buah

18 Alat Lab 50 Buah - 50 Buah

19 Televisi 16 Buah - 16 Buah

20 GPS 8 Buah 14 Buah 22 buah

21 Kendaraan Roda Dua 28 Buah 9 Buah 37 Buah

22 Kendaraan Roda

Empat 8 Buah 7 Buah 15 Buah

23 LCD Projector 6 Buah 3 Buah 9 Buah

24 Handycam 1 Buah 1 Buah 2 Buah

25 Hard Disk - 2 Buah 2 Buah

26 Scanner - 4 buah 4 Buah

27 White Board

Elektronik - 3 Buah 3 Buah

Keterangan : Data Pengurus Barang Per 31 Desember 2015

3) Keuangan

Anggaran harus direncanakan sedemikian rupa agar seimbang antara pengeluaran dan upaya/program yang tercapai. Berikut ini adalah anggaran Pagu untuk tahun 2011-2015 APBN dan APBD untuk dijadikan gambaran dalam menyusun Pagu Anggaran tahun 2016-2021 APBN dan APBD.

a. Sumber Dana APBD 2011 s/d 2015

Perkembangan pagu anggaran dari tahun 2011-2015 mengalami kenaikan cukup signifikan setiap tahunnya. Dimana pada tahun 2011 pagu anggaran sebesar Rp.

(17)

Rp. 33.107.735.223,- dan pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 38.695.788.364,-, pada tahun 2014 mengalami penurunan alokasi anggaran sebesar 4,11 % dibandingkan tahun 2013, yaitu sebesar 37.493.656.261,-, dan kembali mengalami peningkatan alokasi anggaran di tahun 2015 yaitu sebesar Rp.

41.799.064.000. Dengan total anggaran APBD tahun 2011-2015 sebesar Rp. 176.768.578.070,-. Sedangkan untuk realisasi keuangan, tahun 2011 mencapai

87,94 %, tahun 2012 mencapai 88,98 %, tahun 2013 mencapai 93,99 %, tahun 2014 mencapai 93,90 % dan tahun 2015 mencapai 92,62%. Untuk rincian pagu dan realisasi per tahun dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.5

Rekapitulasi Pagu dan Realisasi Anggaran Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2015

Tahun Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

2011 25.672.334.000 22.575.084.197 87,94 2012 33.107.735.223 29.459.022.808 88,98 2013 38.695.788.364 36.371.474.004 93,99 2014 37.493.656.261 35.205.867.638 93,90 2015 41.799.064.223 38.897.565.518 92,62 Total 176.768.578.070 162.509.014.165

Data realisasi Per 31 Desember 2015

Grafik 2.3.

(18)

Dengan Melihat Grafik Diatas Penyerapan Anggaran selama 5 (Lima) Tahun 2011-2015 yang merupakan penyerapan anggaran tertinggi adala pada tahun 2013 yaitu sebesar 93,99%. Hal ini tidak lah menunjukan kualitas kegiatan ataupun kualitas pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perkebunan Provinsi kalimantan Tengah terhadap pembangunan Di Kalimantan Tengah.

Dengan tingkat penyerapan yang bervariasi tiap tahunnya pada realisasi fisiknya tetap dilaksanakan dengan Maksimal oleh Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah. Pada penggunaan anggaran ada pos-pos yang bisa dilakukan penghematan dengan tidak mengurangi kualitas dari kegiatan tersebut, seperti Kegiatan Kontraktual, Penggabungan kegiatan dan lain sebagainnya.

b. Sumber Dana APBN 2011 s/d 2015

Selain mendapatkan alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah juga memperoleh alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara dari 3 (tiga) Direktorat yaitu Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan total Pagu Dana APBN 2011 s/d 2015 sebesar Rp. 81.401.476.000,-. Adapun rincian pagu dan realisasi per

(19)

Tabel 2.6

Rekapitulasi Pagu dan Realisasi APBN Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2015

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

DK Dinas Perkebunan 1.203.169.000 1.192.456.200 3.602.660.000 3.538.292.400 1.236.547.000 1.136.584.360 1.247.532.000 1.133.809.100 5.820.029.000 5.666.015.801 13.109.937.000 7.001.142.060

TP Provinsi Disbun 3.151.890.000 3.098.739.400 3.602.660.000 3.538.292.400 5.258.093.000 5.051.602.905 4.014.034.000 3.917.525.940 17.552.347.000 16.373.813.350 33.579.024.000 31.979.973.995

TP Mandiri :

2. Kab. Kotawaringin Barat 580.632.000 528.910.000 1.346.420.000 1.288.122.645 1.165.885.000 1.135.885.000 1.767.950.000 1.739.410.000 4.496.778.000 9.357.665.000 4.151.021.000

TOTAL DK dan TP Pertahun 4.935.691.000 4.820.105.600 8.551.740.000 8.364.707.445 7.660.525.000 7.324.072.265 7.029.516.000 6.790.745.040 27.869.154.000 56.046.626.000 43.132.137.055

SATKER DINAS PERKEBUNAN PROV. KALTENG DITJENBUN

Sumber data : Laporan Tahunan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015

Total DK DAN TP (5 Tahun)

2011 2012 2013 2014 2015

SATKER DINAS PERKEBUNAN PROV. KALTENG DITJEN PPHP

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

DK Dinas Perkebunan 717.000.000 408.750.000 1.419.960.000 1.412.170.000 1.010.370.000 995.940.000 710.090.000 702.822.100 958.775.000 831.957.000 4.816.195.000 4.351.639.100 TP Provinsi Disbun 3.700.000.000 3.671.175.000 3.300.000.000 3.280.869.500 3.300.000.000 3.280.869.500 1.564.200.000 1.421.206.250 1.858.130.000 1.289.363.500 10.422.330.000 9.662.614.250 TP Mandiri :

1. Kotawaringin Barat 400.000.000 398.440.000 400.000.000 390.800.000 400.000.000 391.000.000 221.400.000 218.725.000 1.021.400.000 1.008.165.000

TOTAL DK dan TP Pertahun 4.417.000.000 4.079.925.000 4.719.960.000 4.693.039.500 4.310.370.000 4.276.809.500 2.274.290.000 2.124.028.350 2.816.905.000 2.121.320.500 16.259.925.000 14.014.253.350 Sumber data : Laporan Tahunan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015

Total DK DAN TP (5 Tahun)

(20)

SATKER DINAS PERKEBUNAN PROV. KALTENG DITJEN PSP

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

DK Dinas Perkebunan 743.625.000 743.625.000 750.000.000 726.546.000 843.900.000 806.515.000 400.000.000 392.076.000 2.737.525.000 2.668.762.000

TP Provinsi Disbun -

-TP Mandiri :

1. Kab. Kotawaringin Barat 1.950.000.000 1.749.840.000 900.000.000 399.748.000 350.000.000 175.000.000 3.200.000.000 2.324.588.000

TOTAL DK dan TP Pertahun 1.950.000.000 1.749.840.000 1.643.625.000 1.143.373.000 750.000.000 726.546.000 1.193.900.000 981.515.000 400.000.000 392.076.000 5.937.525.000 4.993.350.000 Sumber data : Laporan Tahunan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015

(21)

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

Kinerja pelayanan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah didasarkan pada dua kegiatan yaitu memperluas lahan perkebunan dan jumlah produksi yang di hasilkan yang nantinya akan mempengaruhi dari Produktivitas komoditas perkebunan dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kalimantan tengah Dari Sektor perkebunan. Berikut ini adalah tabel dan diagram yang menunjukkan hasil kinerja pelayanan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun 2011-2015.

(22)

Tabel 2.7

Pengembangan Luas Areal Komoditi Perkebunan 2011-2015

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 MURUNG RAYA 3,00 3,00 3,39 2,52 68,10 52.485,00 53.346,00 51.642,84 51.859,59 51.822,08 1.090,00 1.100,00 455,20 455,20 404,62 611,00 629,00 252,95 243,24 192,81 2 BARITO UTARA 27.865,00 27.862,00 27.798,00 26.254,00 25.486,00 54.619,00 54.563,00 46.066,00 46.935,00 46.928,00 1.111,00 1.107,00 1.106,00 1.106,50 1.103,15 384,00 384,00 153,60 164,60 20,10 3 BARITO SELATAN 871,00 895,00 960,30 986,50 3.221,50 31.564,00 32.295,00 32.515,50 32.678,50 32.764,50 489,00 463,00 91,00 128,02 467,66 77,00 77,00 77,50 77,50 76,50 4 BARITO TIMUR 11.434,00 11.097,00 12.917,82 27.580,00 23.774,62 52.556,00 58.519,00 58.658,97 57.242,02 59.798,02 408,00 407,00 174,60 174,60 618,10 81,00 81,00 38,48 37,88 30,70 5 KAPUAS 54.758,00 54.773,00 12.698,00 30.130,83 45.868,72 30.561,00 29.751,00 30.508,18 30.653,30 30.955,30 11.248,00 10.672,00 5.328,56 5.328,56 5.391,56 655,00 627,00 355,00 322,56 285,56 6 PULANG PISAU 12.000,00 12.086,00 12.986,00 22.060,00 42.329,00 73.656,00 37.749,00 38.166,00 38.722,00 38.342,00 16.433,00 16.433,00 7.878,00 7.971,00 5.801,00 735,00 845,00 313,00 313,00 362,00 7 PALANGKA RAYA 168,00 732,00 869,40 1.499,20 1.735,70 4.391,00 4.474,00 4.568,50 4.564,50 4.786,00 194,00 194,00 191,00 191,00 191,00 2,00 - - - -8 GUNUNG MAS 11.560,00 41.542,00 41.767,00 41.793,00 41.964,00 69.411,00 66.997,00 67.998,00 68.100,00 68.223,00 732,00 665,00 461,81 443,81 438,00 - - - - -9 KATINGAN 58.580,00 58.580,00 65.115,60 73.049,10 76.886,86 20.948,00 20.948,00 22.077,06 19.691,30 20.326,58 3.557,00 3.557,00 2.076,05 494,05 491,12 365,00 365,00 134,00 33,00 15,94 10 KOTAWARINGIN TIMUR 379.524,00 370.541,00 391.994,49 371.092,03 400.145,01 46.590,00 47.850,00 47.960,00 48.120,00 47.219,00 31.163,00 31.322,00 12.355,00 12.381,24 12.481,28 662,00 662,00 274,50 7,00 5,60 11 SERUYAN 317.055,00 319.720,00 319.899,11 320.581,61 320.839,61 18.072,00 17.674,00 17.605,56 15.712,30 15.693,00 5.991,00 4.727,00 945,50 1.896,00 1.902,00 168,00 81,00 55,00 70,00 87,00 12 KOTAWARINGIN BARAT 196.409,00 182.241,00 184.984,40 173.048,34 192.699,43 15.943,00 17.311,00 17.749,00 17.907,00 18.082,50 1.161,00 1.161,00 91,27 779,22 776,75 209,00 198,00 178,50 138,26 164,83 13 SUKAMARA 70.126,00 59.997,00 60.324,00 60.449,00 60.732,40 7.211,00 7.217,00 7.316,90 7.277,90 6.119,84 1.172,00 1.172,00 1.138,00 792,00 163,11 183,00 183,00 82,00 44,00 9,05 14 LAMANDAU 53.131,00 23.940,00 57.275,00 149.360,04 60.732,40 7.469,00 7.578,00 7.695,00 7.917,00 6.119,84 537,00 437,00 200,50 199,50 163,11 303,00 303,00 137,00 130,00 9,05 1.193.484,00 1.164.009,00 1.189.592,51 1.297.886,17 1.296.483,35 485.476,00 456.272,00 450.527,51 447.380,41 447.179,66 75.286,00 73.417,00 32.492,49 32.340,70 30.392,46 4.435,00 4.435,00 2.051,53 1.581,04 1.259,14 TOTAL

No Kelapa Sawit Karet Kelapa Kopi

Komoditi (Ha) Kabupaten

(23)

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 MURUNG RAYA 2,50 2,50 55,96 54,86 21,94 21,32 13,76 2 BARITO UTARA 515,00 515,00 514,00 567,00 1.029,50 20,25 19,75 7,90 6,90 1,50 3 BARITO SELATAN 198,50 191,50 192,50 197,50 80,00 4,40 5,00 2,00 2,00 4,01 4 BARITO TIMUR 90,97 91,66 91,66 91,66 16,61 2,26 2,26 0,91 0,91 5 KAPUAS 6 PULANG PISAU 7 PALANGKA RAYA 8 GUNUNG MAS 9 KATINGAN 0,04 10 KOTAWARINGIN TIMUR 39,00 39,00 15,60 7,00 5,60 11 SERUYAN 214,00 83,00 33,20 33,20 25,00 12 KOTAWARINGIN BARAT 3,00 997,00 837,20 334,88 442,88 340,60 13 SUKAMARA 2,00 2,00 2,00 2,00 487,00 366,00 146,40 188,40 52,59 14 LAMANDAU 129,00 129,00 129,00 547,50 547,50 219,00 219,00 196,65 811,97 931,66 929,16 987,16 1.126,11 2.367,37 1.954,57 781,83 921,61 639,75 Kakao Lada TOTAL No Kabupaten Komoditi (Ha)

(24)

Grafik 2.4.

(25)
(26)

Data pengembangan luas area komoditi hanya untuk 6 komoditas utama, namun hanya ada satu komoditas yang Luas areanya mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu Kelapa sawit, untuk komoditas Kakao mengalami peningkatan dengan tren yang lambat yaitu hanya 314,14 Ha Saja Selama 5 Tahun Sedangkan komoditi karet, kelapa, Kopi, dan Lada mengalami Penurunan area, komoditi kelapa, Kopi dan Lada mengalami Penurunan area signifikan pada tahun 2013.

Berikut ini adalah luas areal lahan komoditi pada tahun 2015 yang di dominasi oleh komoditi kelapa sawit sebesar 1.296.483,35 ha yang disusul komoditi karet sebesar

447.179,66 ha. Disusul Kelapa yang memilki luas areal 30.392,46 ha, Kemudian Komoditas Kopi dengan 1.259,14 Ha, Kakao dengan 1.126,11 Ha dan luas areal yang Paling Kecil adalah Komoditas Lada sebesar 639,75 Ha.

Peningkatan luas areal pertanaman kelapa Sawit yang terjadi di Kalimantan Tengah kurun waktu 5 (Lima) tahun terakhir 2011-2015 merupakan dampak dari semakin banyaknya perusahaan perkebunan Kelapa Sawit yang ada di Kalimantan Tengah. Ketersediaaan lahan, iklim dan Topografi di Kalimantan Tengah dianggap baik untuk pengembangan Perkebunan Kelapa sawit, sehingga dengan bertambah banyaknya perusahaan perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahan kelapa sawit menyebabkan masyarakat antusias untuk menanam kelapa sawit dengan pertimbangan mudah dalam melakukan penjualan hasilnya.

Dengan beralihnya petani pekebun bertanam kelapa sawit, hal ini berpengaruh terhadap komoditas unggulan perkebunan yang lain seperti Karet, Kelapa, Kopi dan lada yang sebagian lahannya telah beralih komoditas menjadi komoditas kelapa sawit.

Sejatinya Luas lahan secara langsung dapat mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Semakin luas lahan yang ditanami, semakin banyak produksi yang dihasilkan. Dengan melihat persentase luas lahan maka dapat dilihat jumlah produksi dari jumlah kapasitas produksi pertahun.

(27)

Tabel 2.8

Jumlah Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan 2011-2015

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 MURUNG RAYA 2,00 3,00 3,40 2,52 - 32.241,00 33.321,00 33.386,02 14.214,04 14.006,50 520,60 535,94 239,58 43,60 39,57 302,71 342,42 102,00 46,49 48,08 2 BARITO UTARA 91.647,00 92.972,00 139.019,27 26.254,00 128.338,27 38.277,00 24.454,00 37.913,00 13.437,80 12.796,83 260,04 310,79 1.295,30 139,88 126,96 152,51 152,76 85,00 12,61 3,26 3 BARITO SELATAN 347,00 341,00 341,18 986,50 2.235,00 21.951,00 25.993,00 23.930,00 23.953,00 8.084,03 353,75 344,30 106,80 144,41 76,01 15,00 14,00 14,00 1,38 8,00 4 BARITO TIMUR 863,00 686,00 7.250,10 17.703,30 19.759,19 29.210,00 30.713,00 30.819,48 12.387,24 14.179,87 378,73 365,11 96,00 90,68 20,38 33,10 33,02 17,70 9,36 10,52 5 KAPUAS 1.077,00 1.076,00 - 101.414,22 190.313,12 16.536,00 32.175,00 12.210,30 10.904,60 10.185,88 10.864,00 13.394,50 3.281,10 2.930,10 2.304,80 58,00 134,45 158,66 8,29 2,10 6 PULANG PISAU - - - 28.728,00 62.295,68 15.527,00 13.222,00 14.021,80 13.863,22 13.962,17 17.043,30 17.740,80 6.994,77 6.351,28 5.584,92 244,55 218,37 121,44 119,40 176,90 7 PALANGKA RAYA 14,00 515,00 159,00 424,50 211,00 803,00 2.931,00 2.931,10 1.319,00 2.900,25 59,80 65,80 65,80 24,55 111,60 - - - - -8 GUNUNG MAS 5.220,00 10.175,00 10.175,00 31.331,00 35.381,00 51.447,00 48.551,00 48.551,10 20.408,72 20.405,00 133,15 142,77 142,77 96,70 61,98 - - - - -9 KATINGAN 118.082,00 118.082,00 187.467,27 203.321,62 202.363,66 5.632,00 5.632,00 7.625,27 5.552,54 3.836,49 1.711,97 1.711,97 1.368,97 179,87 170,03 101,05 101,05 4,40 9,72 0,31 10 KOTAWARINGIN TIMUR 3.890.633,00 3.902.143,00 1.147.969,36 1.063.419,93 1.697.505,08 31.051,00 30.738,00 30.928,19 14.363,62 22.052,58 34.942,56 33.784,20 12.573,20 12.306,17 4.317,56 267,60 267,48 176,48 94,31 94,31 11 SERUYAN 731.117,00 734.831,00 735.142,62 734.559,69 734.581,97 8.693,00 8.692,00 9.056,21 3.211,07 3.407,50 3.212,58 3.362,58 668,60 1.394,89 1.399,60 42,40 26,50 22,90 23,61 23,61 12 KOTAWARINGIN BARAT 934.261,00 677.442,00 741.268,37 910.988,85 1.040.792,74 3.717,00 6.481,00 8.012,06 7.619,22 7.433,42 319,78 372,34 61,00 185,70 267,74 16,98 16,54 16,40 15,38 12,13 13 SUKAMARA 115.734,00 120.687,00 121.112,37 124.354,96 127.890,85 2.880,00 2.891,00 2.989,98 2.996,73 2.677,93 951,40 953,50 959,98 358,55 141,71 35,52 34,90 33,00 3,81 6,55 14 LAMANDAU 146.303,00 49.132,00 111.012,21 222.002,48 229.633,92 1.932,00 2.061,00 2.222,80 946,26 1.437,87 119,80 124,10 108,41 107,26 112,97 94,43 97,30 37,00 26,65 30,03 6.035.300,00 5.708.085,00 3.200.920,15 3.465.491,57 4.471.301,48 259.897,00 267.855,00 264.597,31 145.177,06 137.366,32 70.871,46 73.208,70 27.962,28 24.353,64 14.735,83 1.363,85 1.438,79 788,98 371,01 415,80 TOTAL No Kabupaten Komoditi (Ton)

Kelapa Sawit Karet Kelapa Kopi

2011 2012 2013 2014 2015 6.035.300,00 5.708.085,00 3.200.920,15 3.465.491,57 4.471.301,48

Grafik Jumlah Produksi

Komoditi Kelapa Sawit 2011-2015 (Ton)

2011 2012 2013 2014 2015 259.897,00 267.855,00 264.597,31 145.177,06 137.366,32

Grafik Jumlah Produksi

Komoditi Karet 2011-2015 (Ton)

2011 2012 2013 2014 2015

70.871,46

73.208,70

27.962,28

24.353,64 14.735,83

Grafik Jumlah Produksi

Komoditi Kelapa 2011-2015 (Ton)

(28)

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 MURUNG RAYA 18,16 18,32 1,70 0,16 2 BARITO UTARA 153,75 155,43 164,65 112,20 458,38 7,37 6,75 1,20 0,21 0,08 3 BARITO SELATAN 79,28 77,28 77,28 77,28 80,00 1,30 1,50 0,05 0,15 1,15 4 BARITO TIMUR 28,00 27,98 27,98 27,12 16,61 1,05 0,95 0,16 5 KAPUAS 6 PULANG PISAU 7 PALANGKA RAYA 8 GUNUNG MAS 9 KATINGAN 10 KOTAWARINGIN TIMUR 10,90 5,83 2,57 0,40 0,40 11 SERUYAN 33,60 33,60 14,45 7,88 2,75 12 KOTAWARINGIN BARAT 424,49 418,78 15,22 22,74 162,10 13 SUKAMARA 47,68 41,30 27,20 27,85 22,97 14 LAMANDAU 351,05 351,10 69,00 36,35 64,28 261,03 260,69 269,91 216,60 554,99 895,60 878,13 131,55 95,74 253,73 Kakao Lada Komoditi (Ton) TOTAL No Kabupaten

(29)

Grafik 2.5.

(30)
(31)

Tabel 2.8 dan Grafik 2.5. adalah Informasi yang menunjukkan jumlah produksi yang dihasilkan dari setiap tanaman komoditi perkebunan. Kelapa sawit masih mendominasi jumlah produksi terbanyak. Hal ini dikarenakan lahan tanam untuk kelapa sawit juga luas. Dilihat dari tabel diatas, komoditi karet dan kelapa pernah mengalami penurunan produksi, seperti pada komoditi karet mengalami penurunan hasil produksi secara signifikan pada tahun 2014, sedangkan untuk komoditi kelapa mengalami penurunan hasil produksi secara signifikan pada tahun 2013 dan tahun 2014.

Dilihat dari sisi volume produksi memang Komoditas Kelapa Sawit mesih merupakan Komoditas unggulan perkebunan dengan produksi terbesar dalam kurun 5 tahun terakhir, tetapa apabila kita melihat trend peningkatan produksinya komoditas kelapa sawit malah mengalami penurunan dari 2011 – 2013, setelah 2014-2015 baru mengalami peningkatan produksi walaupun tidak sebesar produksi pada tahun 2011. Untuk komoditas Karet, Kelapa, Kopi dan Lada memang rata-rata mengalami penurunan yang sebagian besar diakibatkan oleh penurunan luas lahan akibat konversi menjadi areal pertanaman Kelapa Sawit. Yang memang mengalami peningkatan produksi secara signifikan adalah komoditas Kakao dari Tahun 2011-2015 mengalami peningkatan sebesar 112,62% walaupun mengalami penurunan pada tahun 2014 tetapi di tahun 2015 melejit naik sehingga mencapai produksi tertinggi selama 5 tahun terakhir.

Peningkatan produksi memang secara kasat mata sangat dipengaruhi oleh peningkatan luas lahan (Ekstensifikasi). Tetapi hal itu bukan merupakan satu-satunya faktor dalam peningkatan produksi suatu komoditas perkebunan. Peningkatan produksi suatu komoditas perkebunan juga dipengaruhi oleh Perawatan terhadap tanamannya itu sendiri mulai dari penanaman yang benar, pengendalian hama penyakit dan gulma serta Ketersediaan unsur hara dan air yang dibutuhkan.

Komoditas perkebunan merupakan tanaman tahunan dengan rentang waktu 1-25 tahun dan masa tunggu tanaman menghasilkan (Panen) berkisar antara 2-6 tahun (Tergantung komoditas yang dibudidayakan), berdasarkan hal tersebut dari segi produksi dapat diambil kesimpulan bahwa pertambahan luas areal pertanaman tidak secara otomatis akan meningkatkan produksi suatu komoditas perkebunan pada tahun yang sama. Hal tersebut akan terlihat dampaknya pada 2-6 tahun kedepan. Bisa dikatanakn bahwa komoditas perkebunan merupakan investasi jangka panjang.

(32)

Tabel 2.9

Data Produktivitas Komoditi Unggulan Perkebunan 2011-2015

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 MURUNG RAYA 703,29 1.346,61 1.349,21 1.349,21 1.090,00 1.117,88 1.117,84 474,46 467,61 810,00 814,39 876,81 206,45 185,07 739,82 799,99 829,27 815,61 723,01 2 BARITO UTARA 3.934,71 4.211,68 990,77 4.752,73 4.665,01 910,32 581,57 1.064,19 375,74 362,11 345,80 416,61 1.736,33 964,66 947,46 510,07 510,90 553,39 1.751,39 493,94 3 BARITO SELATAN 1.300,00 1.296,30 1.296,30 1.232,39 1.541,10 1.049,12 1.238,41 1.137,74 1.137,75 399,42 1.245,60 1.228,28 1.570,59 1.895,14 263,92 230,77 233,33 233,33 250,91 135,59 4 BARITO TIMUR 4.521,51 1.158,87 1.098,53 1.482,07 1.568,82 852,10 840,96 840,79 348,31 348,31 1.178,78 1.176,64 981,39 929,10 213,18 499,77 500,00 725,41 754,84 848,39 5 KAPUAS 1.200,00 1.151,95 1.107,49 2.276,94 845,18 747,94 699,75 1.563,62 2.091,91 1.052,12 943,47 763,64 190,16 465,22 543,36 597,26 525,00 6 PULANG PISAU 930,99 852,91 719,74 791,57 742,50 669,28 1.347,08 1.402,21 1.032,29 1.106,88 1.024,38 882,85 870,00 613,33 817,81 850,48 7 PALANGKA RAYA 627,31 2.108,94 2.220,67 2.429,88 1.215,44 1.037,07 902,10 900,71 399,07 877,48 844,63 672,80 535,83 171,93 781,51 8 GUNUNG MAS 1.182,88 1.173,92 1.173,92 349,46 493,37 686,34 735,93 735,93 724,34 746,75 9 KATINGAN 2.353,39 2.353,39 2.322,37 2.081,86 3.319,29 944,23 944,23 950,48 424,35 422,36 1.126,30 1.126,30 1.115,70 1.011,64 549,58 594,41 594,41 517,95 441,82 66,61 10 KOTAWARINGIN TIMUR 6.589,46 18.110,05 3.632,24 3.153,27 3.047,35 1.167,91 1.029,05 1.036,19 488,51 750,01 1.526,54 1.492,10 1.059,15 1.068,85 375,00 606,80 608,60 642,91 667,16 667,16 11 SERUYAN 3.694,74 3.900,00 3.900,00 4.093,01 4.091,42 1.016,33 1.016,33 1.021,21 444,26 452,10 1.265,73 1.346,04 1.092,48 993,16 984,94 530,00 530,00 572,50 638,11 638,11 12 KOTAWARINGIN BARAT 1.891,76 1.856,06 1.854,71 1.897,65 2.078,72 598,22 772,69 756,07 688,18 598,22 622,75 629,48 685,39 632,71 700,84 136,94 137,83 136,67 173,04 142,79 13 SUKAMARA 2.710,15 2.738,11 2.771,41 2.782,17 3.086,95 1.311,34 1.316,48 1.214,45 1.092,90 667,45 1.334,36 1.337,31 1.300,79 1.512,87 885,08 480,00 471,62 750,00 586,15 723,76 14 LAMANDAU 8.772,46 3.747,65 4.038,36 4.031,01 3.624,50 960,00 1.028,53 921,07 414,48 1.120,00 935,94 969,53 1.022,74 1.026,41 1.013,18 617,16 635,95 804,35 740,28 682,50 3.372,62 3.893,42 2.315,87 2.540,44 2.526,80 1.005,71 1.068,49 983,67 580,57 594,82 1.059,53 1.102,82 1.056,97 941,97 673,90 501,56 529,82 576,87 686,20 541,45 RATA-RATA No Kabupaten Komoditi (Kg/Ha)

(33)

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 MURUNG RAYA 550,00 549,98 504,45 195,12 2 BARITO UTARA 991,94 1.002,77 725,33 494,27 501,51 460,63 562,50 171,43 105,00 80,00 3 BARITO SELATAN 755,05 750,29 750,29 750,29 824,74 650,00 600,00 100,00 150,00 718,75 4 BARITO TIMUR 347,83 347,84 347,84 347,83 347,71 500,00 500,00 175,82 5 KAPUAS 6 PULANG PISAU 7 PALANGKA RAYA 8 GUNUNG MAS 9 KATINGAN 10 KOTAWARINGIN TIMUR 545,00 530,00 514,00 400,00 400,00 11 SERUYAN 1.050,00 1.050,00 793,96 788,00 183,33 12 KOTAWARINGIN BARAT 968,60 955,57 298,84 284,25 817,86 13 SUKAMARA 394,05 282,88 657,00 715,94 437,61 14 LAMANDAU 1.081,82 1.081,97 745,95 719,80 678,43 698,27 700,30 607,82 530,80 557,99 688,90 679,21 440,16 419,76 473,71 Kakao Lada RATA-RATA No Kabupaten Komoditi (Kg/Ha)

(34)

Grafik 2.6.

(35)
(36)

Produktivitas merupakan parameter yang paling tepat untuk menganalisa atau melihat keberhasilan suatu pertanaman yang dalam hal ini komoditas perkebunan, karena dilihat dari secara keseluruhan untuk tujuan dari pengelolaan atau pembudidayaan komoditas perkebunan tujuan akhirnya pasti tentang hasil dan ini erat kaitannya dengan produktivitas terlepas dari luas atau sempitnya lahan. Produktivitas menunjukan maksimal atau tidaknya pemanfaatan lahan yang dikelola untuk komoditas perkebunan. Dan itulah inti dari pembudidayaan komoditas khususnya perkebunan. Dengan produktivitas yang tinggi keberhasilan dalam pembudidayaan komoditas perkebunan dapat terlihat dengan jelas.

Tabel 2.9 dan Grafik 2.6. adalah Informasi yang menunjukkan produktivitas komoditas perkebunan unggulan yang ada di Kalimantan Tengah. Dilihat dari data diatas permasalahan produktivitas di Kalimantan Tengah ini belum bisa dikategorikan pada kondisi yang memuaskan atau sesuai dengan harapan. Dari ke-6 Komoditas unggulan perkebunan yang disajikan rata-rata mengalami penurunan produktivitas setiap tahunnya Produktivitas kopi tahun 2015 Memang mengalami peningkatan produktivitas bila dibandingkan dengan tahun 2011. Tetapi bila dibandingkan dengan tahun 2014 masih mengalami penurunan sebesar 21,10 %. Pada tahun 2015 Penurunan produktivitas yang paling tinggi terdapat pada komoditas Karet sebesar 40,86 % dan Kelapa Sebesar 36,40 bila dibandingkan dengan Tahun 2011.

Peranan Dinas terkait khususnya Dinas yang membidangi Perkebunan di seluruh Kawasan Kalimantan Tengah baik itu tingkat Kabupaten/Kota maupun tingkat Provinsi sangat dibutuhkan dalam peningkatan produktivitas komoditas perkebunan. Pendampingan, penyuluhan, penyediaan bibit unggul, alat, bahan dan teknologi terbaru serta jaminan pasca panen pada petani pekebun sudah seharusnya menjadi fokus dari dinas perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka peningkatan Produktivitas Komoditas perkebunan menuju masyarakat Kalimantan Tengah yang sejahtera.

(37)

Tabel 2.10

Data Hasil Pengolahan TBS Kelapa Sawit beserta Turunannya

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 MURUNG RAYA 2 BARITO UTARA 60 100 100 100 100 281.144.820 389.593.467 335.761.777 385.689.510 402.802.719 58.023.046 76.717.247 73.166.856 85.340.984 77.001.431 20,66 22,03 21,74 22,09 21,43 3 BARITO SELATAN 4 BARITO TIMUR 45 79.323.500 18.386.460 23,59 5 KAPUAS 45 90 180 180 240 49.044.990 242.106.704 489.424.056 696.307.493 754.840.552 9.369.419 54.481.455 108.817.708 157.140.930 173.683.861 18,25 22,22 21,99 22,89 21,88 6 PULANG PISAU 60 60 60 58.479.836 105.123.871 149.370.425 11.655.175 18.938.864 27.661.195 22,85 18,13 18,4 7 PALANGKA RAYA 8 GUNUNG MAS 60 60 60 46.540.300 270.567.790 322.124.680 11.919.145 69.508.396 80.830.700 22,44 25,68 25,11 9 KATINGAN 150 150 150 160 205 615.698.230 609.167.450 597.826.428 670.233.138 663.640.578 141.649.145 139.740.792 135.633.889 184.497.281 153.680.408 22,96 23,01 22,77 22,91 22,84 10 KOTAWARINGIN TIMUR 1.165 1.435 1.730 1.835 2.000 4.011.626.438 5.384.412.517 5.488.544.592 6.316.992.871 6.959.251.835 970.761.264 1.251.794.219 1.274.278.571 1.478.860.344 1.616.731.586 24,24 23,21 23,42 23,3 22,93 11 SERUYAN 935 980 1.240 1.330 1.390 3.873.685.290 4.803.597.420 5.207.314.150 5.614.417.932 5.742.562.818 954.940.000 1.134.139.952 1.208.440.749 1.271.512.562 1.307.006.784 23,23 22,91 22,69 22,53 22,52 12 KOTAWARINGIN BARAT 840 840 945 990 1.075 3.503.481.200 4.071.457.727 4.049.722.266 4.443.701.646 4.575.085.829 816.676.641 955.121.763 947.671.837 1.029.990.935 1.140.405.506 23,1 22,49 22,78 22,85 22,96 13 SUKAMARA 225 315 315 315 315 870.188.560 1.082.700.530 1.121.159.130 1.280.540.250 1.251.308.775 224.953.600 234.761.597 252.160.807 291.933.371 283.946.547 21,08 21,98 22,46 22,89 22,75 14 LAMANDAU 105 150 270 270 330 357.140.834 557.047.878 759.048.617 1.167.102.382 1.362.599.968 83.597.074 127.434.996 173.385.905 270.620.213 320.031.503 23,2 22,51 22,99 23,23 23,22 3.525 4.060 5.050 5.300 5.820 13.562.010.362 17.140.083.693 18.153.821.152 20.950.676.883 22.262.911.679 3.259.970.189 3.974.192.021 4.197.130.642 4.858.343.880 5.199.365.981 22,09 22,54 22,61 22,65 22,5 TOTAL Volume (Kg)

No Kabupaten Kapasitas Terpasang PKS (Ton TBS/Jam) TBS (Kg) CPO

PRODUKSI

(38)

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 MURUNG RAYA 2 BARITO UTARA 60 100 100 100 100 281.144.820 389.593.467 335.761.777 385.689.510 402.802.719 11.549.227 15.635.163 14.364.262 16.165.151 14.786.943 4,10 4,28 4,31 4,21 4,12 3 BARITO SELATAN 4 BARITO TIMUR 45 79.323.500 2.826.656 3,08 5 KAPUAS 45 90 180 180 240 49.044.990 242.106.704 489.424.056 696.307.493 754.840.552 1.132.446 7.630.486 17.265.990 25.477.628 27.057.938 2,46 3,01 3,8 3,77 3,48 6 PULANG PISAU 60 60 60 58.479.836 105.123.871 149.370.425 1.841.615 3.190.291 5.949.474 3,36 3,06 3,95 7 PALANGKA RAYA 8 GUNUNG MAS 60 60 60 46.540.300 270.567.790 322.124.680 2.034.710 11.580.440 13.659.555 4,38 4,23 4,2 9 KATINGAN 150 150 150 160 205 615.698.230 609.167.450 597.826.428 670.233.138 663.640.578 25.187.264 25.120.210 22.818.050 32.212.302 25.334.041 4,14 4,26 3,99 4 4,03 10 KOTAWARINGIN TIMUR 1.165 1.435 1.730 1.835 2.000 4.011.626.438 5.384.412.517 5.488.544.592 6.316.992.871 6.959.251.835 174.843.713 235.116.096 228.743.132 278.509.642 317.719.524 4,29 4,16 4,05 4,09 4,22 11 SERUYAN 935 980 1.240 1.330 1.390 3.873.685.290 4.803.597.420 5.207.314.150 5.614.417.932 5.742.562.818 187.009.161 233.752.532 247.351.410 260.839.169 263.904.817 4,44 4,58 4,54 4,34 4,57 12 KOTAWARINGIN BARAT 840 840 945 990 1.075 3.503.481.200 4.071.457.727 4.049.722.266 4.443.701.646 4.575.085.829 150.393.019 193.770.944 189.245.206 205.172.489 216.974.188 4,44 4,56 4,57 4,49 4,59 13 SUKAMARA 225 315 315 315 315 870.188.560 1.082.700.530 1.121.159.130 1.280.540.250 1.251.308.775 41.627.224 53.694.274 50.746.344 61.178.191 60.684.418 4,67 4,25 4,49 4,79 4,86 14 LAMANDAU 105 150 270 270 330 357.140.834 557.047.878 759.048.617 1.167.102.382 1.362.599.968 19.387.937 23.096.225 29.776.309 45.781.965 55.364.232 3,98 4,18 3,96 4,02 3,97 3.525 4.060 5.050 5.300 5.820 13.562.010.362 17.140.083.693 18.153.821.152 20.950.676.883 22.262.911.679 611.129.991 787.815.930 804.187.028 940.107.268 1.004.261.786 4,07 4,16 4,14 4,1 4,18 Volume (Kg) Rendemen (%) TOTAL No Kabupaten PRODUKSI

(39)

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 MURUNG RAYA 2 BARITO UTARA 3 BARITO SELATAN 4 BARITO TIMUR 5 KAPUAS 1.647.454 42,85 6 PULANG PISAU 7 PALANGKA RAYA 8 GUNUNG MAS 9 KATINGAN 25 25 25 25 638.053 3.324.925 4.270.746 4.476.951 40,26 39,94 41,32 42,84 10 KOTAWARINGIN TIMUR 350 450 580 580 580 32.375.347 38.109.404 29.808.949 21.095.401 24.693.641 42,44 39,38 42,69 41,28 41,17 11 SERUYAN 200 250 250 250 250 37.547.132 55.166.006 55.990.344 56.784.612 43.386.258 43,46 43,97 44,16 44,02 44,13 12 KOTAWARINGIN BARAT 540 590 680 480 680 24.447.399 30.106.905 18.884.228 19.121.639 33.614.770 39,78 41,24 40,83 40,27 40,05 13 SUKAMARA 14 LAMANDAU 1.090 1.315 1.535 1.335 1.535 94.369.878 124.020.368 108.008.446 101.272.398 107.819.074 41,89 41,21 41,91 41,72 42,06 Volume (Kg) Rendemen (%) TOTAL

No Kabupaten Kapasitas Terpasang KCP (Ton

Kernel/Hari)

(40)

Grafik 2.7.

(41)
(42)

Tabel 2.10 dan Garfik 2.7. Menunjukan Kegiatan Pasca Panen Komoditas perkebunan Kelapa Sawit. Yang Meliputi Pabrik pengolahan TBS Kelapa Sawit yang Menghasilkan CPO dan PKO serta pebrik pengolahan Kernel Kelapa Sawit yang menghasilkan PKO (Minyak inti sawit).

Dari data tersebut untuk semua elemen kegiatan pasca panen kelapa sawit mengalami peningkatan, hal ini menunjukan perkembangan yang positif dari komoditas kelapa sawit, dan hal ini mempengaruhi perkembangan luas areal dan produksi Kelapa sawit baik dari sektor perusahaan swasta maupun negara ataupun kebun masyarakat karena mereka mendapat jaminan untuk penjualan hasil produksi komoditas perkebunan kelapa sawit mengingat terus berkembannya aktivitas pasca panen Kelapa sawit.

(43)

Selain tabel yang menunjukkan luas lahan dan jumlah produksi tanaman komoditi oleh dinas Perkebunan Kalimantan Tengah, diketahui pula tabel pengembangan luas lahan untuk ditanami. Selain itu juga diketahui berapa hasil perkebunan yang dihasilkan dari perkebunan rakyat atau perkebunan swasta, serta berapa target dan realisasi pencapaian yang didapat.

1. Pencapaian Sasaran Terwujudnya Lahan Perkebunan

Tabel dibawah ini adalah tabel pengembangan luas tanaman komoditi. Untuk tanaman kelapa sawit dan karet mendapat perluasan wilayah tanam yang didukung oleh perkebunan rakyat, PBS dan PBN. Sedangkan untuk tanaman kelapa didukung oleh perkebunan rakyat saja, sehingga untuk mendapat perluasan lahan dirasa masih sulit.

Pada tahun 2011 luas areal komoditi kelapa sawit 1.297.886 ha dan pada tahun 2015

mencapai 1.411.018 Ha, dengan pertambahan luasan dari tahun 2011-2015 seluas

28.283,35 Ha dan mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 8,81 % untuk komoditi

karet pada tahun 2011 seluas 485.038 ha dan pada tahun 2015 seluas 448.494 Ha yang

berarti mengalami penurunan seluas 9.136,05 Ha dan mengalami rata-rata penurunan

sebesar 1,53 % sedangkan untuk komoditi kelapa luas areal pada tahun 2011 seluas 75.183 ha dan pada tahun 2015 seluas 30.432 Ha yang berarti mengalami penurunan luas

areal sebesar 11.187,8 Ha, atau mengalami penurunan luas areal sebesar 12,89 %

Penurunan luasan untuk komoditi karet dan kelapa serta komoditi lainnya disebabkan oleh konversi lahan baik ke sektor pertambangan, pemukiman, pertanian atau pun ke sektor perkebunan sendiri yaitu peralihan ke komoditi kelapa sawit. Secara keseluruhan luas

sektor perkebunan pada tahun 2015 seluas 1.893.439 Perluasan areal tahun 2015

dibandingkan pada polanya, maka dapat disebutkan bahwa Perkebunan Besar Swasta mempunyai andil yang besar dalam perluasan areal perkebunan dibanding perkebunan

rakyat ataupun negara, yaitu untuk PBS tanaman kelapa sawit seluas 1.264.742 Ha dan

PBS tanaman karet seluas 6.099 ha, atau 67,12 % dari total keseluruhan luas areal sektor perkebunan, perkebunan rakyat seluas 619.862 ha atau 32,60 % dari total keseluruhan luas areal sektor perkebunan dan PBN seluas 2.735 ha atau 0,15 % dari total keseluruhan luas areal sektor perkebunan. Perkembangan perluasan areal perkebunan periode 2011 - 2015 seperti pada tabel 2.9 di bawah ini

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh penyinaran terhadap fotodegradasi amoksisilin dilakukan orientasi dengan cara menyinari larutan amoksisilin 20 mg/L tanpa penambahan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility dan Return On Asset berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan PBV

Jangka waktu pembatasan kegiatan usaha hingga pencabutan izin usaha dalam ketentuan asuransi diatur dalam Pasal 42 ayat (1) juncto Pasal 42 ayat (4) Peraturan

Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR, penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak, yang

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan faktor- faktor di dalam pembiayaan bai’ salam, studi kasus pada petani anggota BMT Dana Mulya Syariah kantor pusat

Penelitian ini menggunakan metode Multilevel Otsu’s Thresholding dalam melakukan segmentasi pada sayatan tipis batuan beku yang digunakan untuk menghitung kandungan mineral

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dipaparkan dalam Pendahuluan, maka dalam makalah ini akan diidentifikasi ragam metode Student Centered Learning yang dapat

Stabilitas perekonomian adalah prasyarat bagi tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kepastian dalam memberikan jaminan investasi di suatu negara. Dengan