• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENELITIAN

Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan studi cross-sectional yakni data

dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Singarimbun & Effendi 1995). Survai yang diterapkan adalah recall 24 hours (Juster & Stafford 1985),

sebagai pengumpul data utama. Desain digunakan untuk mengindentifikasi alokasi waktu pekerjaan rumahtangga yang dilakukan istri berdasarkan tipologi wilayah.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) di Kabupaten Sidoarjo berdasarkan wilayah perkotaan dan perdesaan. Kecamatan Sidoarjo mewakili daerah perkotaan (desa Jati dan kelurahan Gebang) dan Kecamatan Krembung mewakili daerah perdesaan (desa Kandangan dan desa Balonggarut).

Waktu Penelitian

Waktu penelitian mulai dari persiapan yang meliputi penyusunan proposal dan kuisioner (konsultasi proposal, ujian proposal/prelim lisan, kolokium, konsultasi/uji kuisioner), penentuan petugas lapang/enumerator dan perencanaan biaya, pengumpulan data primer dan sekunder, entri data dan analisis data sampai penulisan draf awal adalah 1 tahun 6 bulan terhitung mulai bulan April 2007 sampai dengan bulan Juli 2008.

Pengumpulan data primer yang berkaitan dengan persepsi istri tentang pekerjaan rumahtangga, pengambilan keputusan istri/suami dalam pekerjaan rumahtangga, alokasi waktu pekerjaan rumahtangga istri, nilai ekonomi dan non-ekonomi pekerjaan rumahtangga istri dan faktor yang mempengaruhi nilai penggunaan waktu, dilakukan secara teknis dari bulan April 2007 sampai September 2007. Waktu pengumpulan data sekunder dilakukan sejak April 2007, termasuk data survai awal penentuan lokasi penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2006, sampai pengumpulan data primer berakhir (Agustus 2007).

(2)

Entri data, pengolahan dan analisis data dilaksanakan pertama bulan Oktober 2007. Pengolahan dan analisis data selanjutnya adalah bulan Nopember 2007-April 2011. Penulisan draf awal dimulai bulan Nopember 2007-Juli 2008, draf kedua bulan Agustus 2008-Juli 2009, draf ketiga bulan Agustus 2009-Desember 2010, draf keempat bulan Pebruari 2011–2009-Desember 2011.

Cara Penarikan Contoh

Populasi dan contoh penelitian adalah keluarga inti lengkap (utuh) yang terdiri atas suami, istri dan anaknya, yang tinggal di wilayah perkotaan dan perdesaan di kabupaten Sidoarjo. Prosedur penarikan contoh terbagi ke dalam tahapan sebagai berikut:

(1) Menentukan tempat penelitian secara purposive di kabupaten Sidoarjo. Tiga

hal yang menjadi pertimbangan dipilihnya kabupaten yang terletak di tepi Selat Madura Propinsi Jawa Timur ini, yakni pertama, kabupaten Sidoarjo merupakan daerah dinamis. Kabupaten Sidoarjo dikenal juga dengan sebutan

daerah segitiga emas, yakni daerah yang berbatasan dengan Malang (Pasuruan), Mojokerto (Industri Ngoro), dan Kota/Tol Surabaya. Kedua, kabupaten Sidoarjo merupakan daerah lengkap. Secara geografis sebelah

Timur merupakan daerah pantai, di sebelah Barat tambak dan daerah agraris/pertanian, sedangkan sebelah utara dan selatan daerah industri dan kota. Ketiga, jumlah penduduk pendatang yang tinggi di kabupaten Sidoarjo.

(2) Berdasarkan kabupaten terpilih, kemudian ditentukan secara purposive (cluster) dua kecamatan yang mewakili daerah perkotaan dan perdesaan. Perkotaan adalah kecamatan Sidoarjo dengan jumlah populasi 132.736 jiwa, yang diwakili desa Jati dengan jumlah 7.683 jiwa dan kelurahan Gebang dengan jumlah 3.736 jiwa. Perdesaan adalah kecamatan Krembung dengan jumlah populasi 51.763 jiwa, yang diwakili desa Kandangan dengan jumlah 2.025 jiwa dan desa Balonggarut dengan jumlah 1.034 jiwa, sehingga total populasi perkotaan dan perdesaan adalah 184.499 jiwa.

(3) Mengingat jumlah populasi besar maka dilakukan pemilihan populasi yang memenuhi kriteria contoh, dengan demikian dipilih N kecamatan Sidoarjo 6.434 jiwa dengan rincian desa Jati 4.504 jiwa dan kelurahan Gebang 1.930

(3)

jiwa, sedangkan N kecamatan Krembung 2.758 jiwa dengan rincian desa Kandangan 1.931 jiwa dan desa Balonggarut 827 jiwa, sehingga jumlah N sesuai kriteria adalah 9192 jiwa.

(4) Pengambilan contoh kemudian dilakukan secara acak sederhana (dikocok), dengan jumlah 229 keluarga dari desa Jati, 137 keluarga dari kelurahan Gebang, 137 keluarga dari desa Kandangan dan 83 keluarga dari desa Balonggarut, dengan demikian total contoh yang diperlukan untuk kebutuhan analisis adalah 585 keluarga. Penentuan jumlah contoh yang memadai sesuai kriteria merujuk pada rumus Slovin (1960) dalam Sevilla (1993) yang dinotasikan dalam persamaan berikut: n =

n adalah ukuran sampel; N adalah ukuran populasi; e adalah nilai kritis (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi). Berdasarkan rumus tersebut, jika diketahui jumlah populasi sesuai kriteria di dua kecamatan adalah 9.192, maka dengan e sama dengan 4 persen ukuran contoh yang diperlukan adalah 585. Bagan penarikan contoh disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7.Bagan penarikan contoh Kabupaten Sidoarjo

(18 kecamatan)

random Kec. Sidoarjo

(N=132.736 jiwa) (N=51.763 jiwa) Kec. Krembung

Perkotaan 366 Perdesaan 219 random Desa Jati

N = 7.683 jiwa N = 3.736 jiwaKel. Gebang

Ds. Kandangan N = 2.025 jiwa

Ds. Balonggarut N = 1.034 jiwa

Contoh yang sesuai kriteria (n=585)

Purposive (cluster)

N (sesuai kriteria) = 6.434 N (sesuai kriteria) = 2758

N (sesuai kriteria) = 4504 n = 229 N (sesuai kriteria) = 1930 n = 137 N (sesuai kriteria) = 1931 n = 137 N (sesuai kriteria) = 827 n = 83

(4)

Jenis dan Cara Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data diperoleh melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Jenis dan cara pengambilan data dalam penelitian ini dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis dan cara pengambilan data Tujuan

(a) Jenis Informasi (b) Skala (c) Sifat (d) Sumber (e) Pengambilan (f) Cara Menganalisis persepsi istri tentang pekerjaan rumahtangga berdasarkan perbedaan tipologi wilayah Pekerjaan rumahtangga: tidak, melelahkan, menyenangkan, bergengsi, bernilai /berharga, mulia, dilakukan bersama, hanya pantas dilakukan istri/ibu

Ordinal Primer Istri

Wawancara dengan menggunakan kuisioner Menganalisis pengambilan keputusan istri/suami dalam tugas pekerjaan rumahtangga berdasarkan perbedaan tipologi wilayah Pengambilan keputusan: penyediaan konsumsi makanan, perawatan pakaian, perawatan rumah, perawatan anak usia balita, perawatan anak usia sekolah, perawatan anak usia remaja

Ordinal Primer Istri

Wawancara dengan menggunakan kuisioner Menganalisis alokasi waktu pekerjaan rumahtangga istri berdasarkan perbedaan tipologi wilayah

Alokasi waktu istri 1.Penyediaan konsumsi makanan 2.Perawatan pakaian 3.Perawatan rumah 4.Perawatan anak usia balita, 5.Perawatan anak usia sekolah 6.Perawatan anak usia remaja

Rasio Primer Istri

Wawancara dengan menggunakan kuisioner Menganalisis nilai pekerjaan rumahtangga istri berdasarkan perbedaan tipologi wilayah Ekonomi: setara rupiah, Opportunity cost dan Replacement cost: yakni perkalian waktu penyediaan konsumsi makanan, perawatan pakaian, perawatan rumah, perawatan anak usia balita; perawatan anak usia sekolah,

perawatan anak usia remaja

dengan matriks bobot dengan upah

minimum pekerja dan

Rasio Primer Istri

Wawancara dengan menggunakan kuisioner

(5)

Tujuan

(a) Jenis Informasi (b) Skala (c) Sifat (d) Sumber (e) Pengambilan (f) Cara upah orang yang

melakukan pekerjaan yang sama di pasar Non-ekonomi: hasil yang dirasakan dari berbelanja, memasak, menyiapkan hidangan, mencuci peralatan, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi nilai penggunaan waktu pekerjaan rumahtangga istri 1. Usia istri/suami 2. Pendidikan istri/suami 3. Besar keluarga 4. Kehadiran anak 5. Status pekerjaan istri 6. Pendapatan per kapita keluarga 7. Pandangan peran gender 8. Dukungan sosial 9. Persepsi istri tentang

pekerjaan rumahtangga 10. Pengambilan keputusan istri dalam pekerjaan rumahtangga 11 Kategori tugas pekerjaan rumahtangga 12.Alokasi waktu pekerjaan rumahtangga istri 13 Tipologi wilayah Rasio Rasio Rasio Nominal Nominal Rasio Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Rasio Nominal

Primer Istri Wawancara dengan menggunakan kuisioner Mengetahui kondisi lokasi penelitian Keadaan umum lokasi, keadaan umum contoh dan peta lokasi -

Sekunder Petugas Desa/ Kelurahan

Dokumentasi (2007)

Instrumen dan Pengukuran

Uji coba instrumen dan pengukuran dilakukan pada bulan Maret 2007. Kualitas peubah diuji untuk melihat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen ini diujikan pada 30 responden secara acak, yang hasilnya dapat dijelaskan dari nilai koefisien Alpha-Cr/α-Cronbach (reliabilitas item) dan

(6)

adalah kejituan atau ketepatan instrumen pengukur (Kerlinger 1986). Keandalan dapat ditetapkan melalui galat, artinya keandalan ukuran dapat ditaksir jika varian galat dalam suatu ukuran dapat diperkirakan. Keandalan adalah proporsi varian galat terhadap varian total yang dihasilkan dengan suatu instrumen pengukur yang dikurangkan pada 100.

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih, apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur (Singarimbun & Effendi 1995). Validitas instrumen diperlukan untuk memberikan keyakinan tentang ketepatan perangkat pengukuran yang digunakan, sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi/butir. Validasi isi suatu instrumen ditentukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor item. Instrumen valid jika r-hitung lebih besar dari r-tabel (Lampiran 23).

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dikategorikan dan dianalisis secara statistik dan secara deskriptif. Kategori ini digunakan untuk keperluan tabulasi. Pengelompokkan kategori dilakukan berdasar nilai skor. Cara penskoran yang dilakukan pada usia istri/suami, lama pendidikan istri/suami, kehadiran anak, pendapatan per kapita keluarga, besar keluarga, status pekerjaan istri, pandangan peran gender, dukungan sosial, persepsi istri tentang pekerjaan rumahtangga, pengambilan keputusan istri/suami dalam tugas pekerjaan rumahtangga, status ekonomi keluarga, nilai non-ekonomi pekerjaan rumahtangga dengan cara Slamet (1993):

Interval kelas (A) = Skor maksimum (NT) – Skor minimum (NR) Jumlah kategori

Jumlah kategori tersebut antara lain:

Kelompok I (kurang/rendah) = NR sampai (NR + A)

Kelompok II (sedang) = (NR + A) sampai ((NR + A) + A)) Kelompok III (baik/tinggi) = ((NR + A) + (A)) sampai NT

(7)

Pengolahan Data Tabel 2.Pengolahan data

Peubah Pengukuran Kategori Kode

Usia istri/suami Tahun 18 – 40 tahun 41 – 65 tahun  65,1 tahun Dewasa muda Dewasa madya Dewasa lanjut 1 2 3 Tingkat pendidikan istri/suami Lamanya sekolah 5 tahun 6 tahun 9 tahun 12 tahun  12.1 tahun TT SD SD SMP SMA PT 1 2 3 4 5 Pekerjaan istri/suami

Jenis pekerjaan Pegawai swasta PNS/ABRI/POLRI Wiraswasta, Buruh, Petani/nelayan, Tidak bekerja 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 Pendapatan keluarga Pendapatan per kapita

Rp200.368,1-Rp1.298.337 >Rp1.298.337,1 Tinggi Sedang Rendah 1 2 3 Besar keluarga

Acuan pada aturan BKKBN Kecil (Sedang (5-6 orang)  4 orang) Besar (> 7 orang) 1 2 3 Kehadiran anak

Anak usia di bawah lima tahun atau di atas 5 tahun

Ada balita tidak ada balita

1 = ada balita 0 = tidak ada balita Status pekerjaan istri Bekerja di luar rumah, dan

tidak bekerja Bekerja Tidak bekerja 1 = Bekerja 0=tidak bekerja Pandangan peran gender

Pengkategorian, penjumlahan 9 indikator dengan skor minimum 9 dan maksimum 45

Modern jika skor (<22.5)

Tradisional jika skor (≥22.6)

1= modern 2= Tradisional

Dukungan sosial Penjumlahan 14 indikator dengan skor minimum 14 dan maksimum 70 Tidak baik (0-23.5) Kurang baik (23.6- 47.1) Baik (47.2-70.0) 1=Tidak baik, 2=kurang baik 3=baik Tipologi wilayah Penilaian Badan Perencana

Kabupaten Sidoarjo (nara sumber)

Perkotaan

Perdesaan 1 = perkotaan 0 = perdesaan Stratifikasi keluarga Pengelompokkan Lapisan atas, jika

(8)

Peubah Pengukuran Kategori Kode berdasarkan pendapatan

per kapita per bulan, yakni lapisan bawah, menengah dan atas >Rp1.298.337 Menengah’ jika Rp200.368,1-Rp1.298.337 Bawah, jika (Rp200.368) 2 3

Persepsi istri tentang

pekerjaan rumahtangga Pengkategorian, penjumlahan 7 indikator dengan skor minimum 7 dan maksimum 35

Negatif jika skor rendah (<11.6) Netral jika skor sedang (11.7-23.3) Positif jika skor tinggi (23.4-35.01)

1 2 3

Pengambilan keputusan istri/suami dalam tugas pekerjaan rumahtangga

Pengkategorian, penjumlahan skor komposit pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas dengan skor

minimum 26 dan maksimum 78 Tidak seimbang, jika skor 0-52.2) Seimbang, jika skor 52.3-78.0) 1 2

Alokasi waktu pekerjaan rumahtangga istri

Penilaian jumlah waktu (menit) yang dialokasikan istri untuk penyediaan konsumsi makanan, perawatan pakaian, perawatan rumah,

perawatan anak usia balita, perawatan anak usia sekolah, perawatan anak usia remaja

Formula Mangkuprawira (1985)

Nilai pekerjaan

rumahtangga istri Nilai ekonomi: opportunity cost dan replacement cost, yaitu upah minimum pekerja dan upah orang yang melakukan pekerjaan yang sama di pasar yang berlaku di kabupaten Sidoarjo dengan nilai tertimbang pekerjaan rumahtangga Nilai non-ekonomi: penjumlahan 8 indikator pekerjaan rumahtangga

1) Rp3.229 per jam dari upah minimum pekerja Rp 775.000 per bulan 2) Rp900.000 baby sitter, Rp200.000 tukang masak, Rp150.000tukang cuci, Rp250.000 jasa pembersihan rumah per bulan Tidak sesuai Kurang sesuai Sesuai - Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai penggunaan waktu pekerjaan rumahtangga istri Penilaian hubungan produksi rumahtangga (nilai pekerjaan rumahtangga istri) dan faktor-faktornya

Persamaan multiplikatif atau cobb douglas (non linear), dengan transformasi fungsi Ln

(9)

Pembobotan Pekerjaan Rumahtangga

Pembobotan pekerjaan rumahtangga dilakukan melalui tahapan diskusi pakar dalam menentukan indikator penilaian pekerjaan rumahtangga, kemudian menentukan nilai bobot yang dipertimbangkan berdasarkan lima indikator, yaitu tenaga/fisik, pemikiran/manajerial, perhatian/konsentrasi, batasan waktu, dan keuntungan psikologis langsung. Penilaian bobot diberlakukan pula untuk enam kelompok kegiatan yaitu penyediaan konsumsi makanan, perawatan pakaian, perawatan rumah, perawatan anak usia balita, perawatan anak usia sekolah dan perawatan anak usia remaja, dengan asumsi nilai masing-masing indikator berbeda.

Mengingat setiap kelompok pekerjaan rumahtangga mempunyai unsur berbeda yakni penyediaan konsumsi makanan (5 unsur), perawatan pakaian (3 unsur), perawatan rumah (4 unsur), perawatan anak usia balita (6 unsur), perawatan anak usia sekolah (4 unsur), perawatan anak usia remaja (4 unsur) maka digunakan matriks bobot antara penilaian bobot pada setiap jenis pekerjaan rumahtangga dengan lima indikator pekerjaan rumahtangga, sehingga diperolah total matriks bobot 314 dan nilai tertimbang pekerjaan rumahtangga (Lampiran 1) dan total bobot 6 (Tabel 3).

Tabel 3. Total bobot pekerjaan rumahtangga. Bobot jenis pekerjaan

rumahtangga

Bobot indikator pekerjaan rumahtangga Tenaga fisik Pemikiran/ managerial Perhatian (konsentrasi) Batasan waktu Keuntungan psikologis langsung Total Penyediaan konsumsi/makanan: 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

- Belanja bahan makanan 0,08 0,22 0,10 0,17 0,09 0,13

- Memasak 0,50 0,44 0,40 0,33 0,55 0,46

- Menyajikan hidangan 0,08 0,11 0,10 0,17 0,18 0,13

- Mencuci peralatan makan 0,17 0,11 0,20 0,17 0,09 0,15

- Mencuci alat pengolahan 0,17 0,11 0,20 0,17 0,09 0,15

Perawatan pakaian: 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 - Membeli pakaian 0,08 0,14 0,25 0,20 0,17 0,16 - Mencuci pakaian 0,46 0,29 0,25 0,40 0,33 0,36 - Menyetrika pakaian 0,46 0,57 0,50 0,40 0,50 0,49 Perawatan rumah: 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 - Menyapu lantai 0,17 0,14 0,13 0,17 0,18 0,16 - Mengepel lantai 0,50 0,29 0,50 0,33 0,36 0,41

- Mengatur ruangan & perabot 0,25 0,29 0,25 0,33 0,27 0,27

- Belanja perabot rumah 0,08 0,29 0,13 0,17 0,18 0,16

Perawatan anak usia balita: 0,25 0,13 0,17 0,20 0,09 0,16

- Memandikan 0,13 0,13 0,08 0,10 0,09 0,10 - Memakaikan baju 0,13 0,25 0,25 0,20 0,27 0,22 - Membuat makanan 0,13 0,13 0,25 0,20 0,27 0,20 - Membuatkan susu 0,13 0,13 0,08 0,10 0,09 0,10 - Menidurkan 0,25 0,25 0,17 0,20 0,18 0,20 - Membawa ke Posyandu 0,25 0,13 0,17 0,20 0,09 0,16

(10)

Bobot jenis pekerjaan rumahtangga

Bobot indikator pekerjaan rumahtangga Tenaga

fisik Pemikiran/ managerial (konsentrasi) Perhatian Batasan waktu

Keuntungan psikologis

langsung Total

Perawatan anak usia sekolah 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

- Menemani belajar 0,60 0,60 0,69 0,43 0,43 0,55

- Mengantar ke sekolah 0,13 0,10 0,08 0,14 0,14 0,12

- Menjemput ke Sekolah 0,13 0,10 0,08 0,14 0,14 0,12

- Rekreasi bersama 0,13 0,20 0,15 0,29 0,29 0,21

Perawatan anak usia remaja 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

- Menemani belajar 0,55 0,64 0,64 0,43 0,56 0,58 - Mengantar ke sekolah 0,09 0,07 0,07 0,14 0,06 0,08 - Menjemput ke Sekolah 0,18 0,14 0,14 0,14 0,13 0,15 - Rekreasi bersama 0,18 0,14 0,14 0,29 0,25 0,19 Total Bobot 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 Analisis Data:

1. Univariate, digunakan untuk menjelaskan karakteristik keluarga (usia istri/suami, pendidikan istri/suami, pekerjaan istri/suami, kehadiran anak, pendapatan per kapita keluarga, besar keluarga dan status pekerjaan istri), dan karakteristik lingkungan sosial (pandangan peran gender, dukungan sosial, stratifikasi keluarga dan tipologi wilayah).

2. Uji nilai tengah, digunakan untuk menjelaskan pandangan peran gender, dukungan sosial, persepsi istri tentang pekerjaan rumahtangga, pengambilan keputusan istri/suami dalam tugas pekerjaan rumahtangga dan nilai non-ekonomi pekerjaan rumahtangga istri.

3. Formula Mangkuprawira (1985), digunakan untuk menghitung alokasi waktu pekerjaan rumahtangga istri dengan pendekatan waktu ril atau waktu dari individu yang melakukan kegiatan, dan waktu tidak ril atau waktu dari individu yang tidak melakukan kegiatan. Waktu ril digunakan untuk menghitung waktu rata-rata contoh yang melakukan kegiatan, namun karena dalam recall satu hari sebelumnya tidak semua contoh mengerjakan pekerjaan

rumahtangga sedangkan data contoh ada, maka waktu tidak ril individu perlu diperhitungkan. Cara yang dapat digunakan adalah dengan formula Mangkuprawira (1985).

(X – Xi)(0) + (KiXi) , maka ∑ KiXi + ∑ (X-Xi)(0) (X)

(11)

Keterangan :

Ki = waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan rumahtangga (1-26); Xi = jumlah individu yang melakukan pekerjaan rumahtangga;

X = jumlah individu dalam keluarga;

0 = jumlah waktu dari individu yang tidak melakukan pekerjaan rumahtangga; 4. Analisis perbedaan (Uji-t), digunakan untuk melihat perbedaan karakteristik

keluarga dan lingkungan sosial ekonomi, persepsi istri tentang pekerjaan rumahtangga, pengambilan keputusan istri/suami dalam tugas pekerjaan rumahtangga, alokasi waktu pekerjaan rumahtangga istri, nilai ekonomi dan non-ekonomi pekerjaan rumahtangga istri.

5. Opportunity cost (Chandler 1992, Hersch 2000, Green 2003), digunakan untuk menghitung nilai ekonomi pekerjaan rumahtangga istri. Perhitungan nilai ekonomi pekerjaan rumahtangga istri adalah sebagai berikut:

NEPRTI = T(pr1+pr2+pr3+pr4 + pr5+ pr6 ) x Mtb x Opp

Keterangan:

NEPRTI = Nilai ekonomi pekerjaan rumahtangga istri;

Tpr1-6 == Waktu yang dialokasikan istri untuk penyediaan konsumsi

makanan, perawatan pakaian, perawatan rumah, perawatan anak usia balita, perawatan anak usia sekolah, perawatan anak usia remaja;

Mtb = Matriks bobot pekerjaan rumahtangga; Opp = Upah minimum pekerja.

6. Replacement cost (Chandler 1992, Hersch 2000, Green 2003), digunakan untuk menghitung nilai ekonomi pekerjaan rumahtangga istri. Perhitungan nilai ekonomi pekerjaan rumahtangga istri adalah sebagai berikut:

Keterangan:

NEPRTI = T(pr1+pr2+pr3+pr4 + pr5+ pr6 ) x Mtb x Rep

Keterangan:

(12)

Tpr1-6 == Waktu yang dialokasikan istri untuk penyediaan konsumsi

makanan, perawatan pakaian, perawatan rumah, perawatan anak usia balita, perawatan anak usia sekolah, perawatan anak usia remaja;

Mtb = Matriks bobot pekerjaan rumahtangga;

Rep = Upah orang ⁄ tenaga.yang mengerjakan pekerjaan sama di pasar 8. Nilai non-ekonomi dianalisis dengan pemaknaan atas apa yang dipikir dan

dirasakan istri terhadap hasil pekerjaan rumahtangga (perceived intangible outcome) yang didasarkan pada skor nilai tengah, dan analisis deskriptif. 9. Analisis regresi Cobb Douglas atau persamaan multiplikatif (non linear)

dengan transformasi fungsi Ln, digunakan untuk melihat hubungan produksi rumahtangga (nilai penggunaan waktu pekerjaan rumahtangga istri) dan faktor-faktornya yakni usia istri (X1), pendidikan istri (X2), usia suami (X3), pendidikan suami (X4), pendapatan per kapita keluarga (X5), besar keluarga (X6), pandangan peran gender (X7), dukungan sosial (X8), persepsi istri tentang pekerjaan rumahtangga (X9), pengambilan keputusan istri/suami dalam pekerjaan rumahtangga (X10), kategori tugas pekerjaan rumahtangga istri (X11), alokasi waktu pekerjaan rumahtangga istri (X12), tipologi wilayah (D1), kehadiran anak (D2), dan status pekerjaan istri (D3).

Persamaan regresi non linear yang mengikuti fungsi Cobb Douglas sebagai

berikut:

Yij = 0 X11 X22 X33 X44 X55 X66 X77 X88 X99 X1010 X1111

X1212 D113 D214D315 eε

Kemudian persamaan model di atas dilinearkan dengan mentransformasi Yij

menggunakan fungsi Ln (Logaritma Natural), sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

LnYij = Ln0 + 1LnX1 + 2LnX2 + 3LnX3 + 4LnX4 + 5LnX5 + 6LnX6

+ 7LnX7 + 8LnX8 + 9LnX9 + 10LnX10 + 11LnX11 + 12LnX12

13LnD1 + 14LnD2 + 15LnD3 +ε dimana:

Yij1 = Nilai ekonomi pekerjaan rumahtangga istri;

(13)

X2 = Lama pendidikan istri; X3 = Usia suami;

X4 = Lama pendidikan suami; X5 = Pendapatan per kapita keluarga; X6 = Besar keluarga;

X7 = Pandangan peran gender; X8 = Dukungan sosial;

X9 = Persepsi istri tentang pekerjaan rumahtangga;

X10 = Pengambilan keputusan istri-suami dalam pekerjaan rumahtangga; X11 = Kategori tugas pekerjaan rumahtangga istri;

X12 = Alokasi waktu pekerjaan rumahtangga istri;

D1 = Dummy tipologi wilayah (1=perdesaan, 0=perkotaan); D2 = Dummy kehadiran anak (1=ada balita, 0=tidak ada balita); D3 = Dummy status pekerjaan istri (1=bekerja, 0=tidak bekerja).

Definisi Operasional Variabel

Pekerjaan rumahtangga adalah berbagai kegiatan yang dilakukan di rumah dengan pendekatan produksi rumahtangga yang mengacu pada kriteria orang ke tiga Reid (1934). Produksi rumahtangga meliputi pekerjaan memasak, menyiapkan hidangan, mencuci dan merawat pakaian, merawat rumah, dan mengasuh anak

Karakteristik keluarga adalah atribut fisik dan non-fisik suami, istri dan anak, yang mencakup usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan besar keluarga.

Usia suami/istri adalah usia yang diukur dengan cara menghitung waktu sejak lahir sampai dengan saat penelitian dilakukan, dinyatakan dengan tahun. Pendidikan suami/istri adalah pendidikan formal tertinggi yang telah

diselesaikan suami, dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu (1) tidak tamat SD, (2) SD, (3) SMP, (4) SMA, dan (5) perguruan tinggi.

Pekerjaan suami/istri adalah pekerjaan yang dilakukan suami dan dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu (1) pegawai swasta, (2) PNS/ABRI/POLRI, (3) wiraswasta, (4) buruh, (5) petani/nelayan

(14)

Kehadiran anak adalah keterangan ada dan tidak adanya anak balita, dinilai berdasarakan ada atau punya balita dan tidak ada, atau tidak punya balita dalam keluarga (1=ada balita dan 0 =tidak ada balita).

Status pekerjaan istri adalah keterangan apakah istri mencari nafkah atau tidak mencari nafkah, diberi kode 1 jika istri bekerja dan nilai 0 jika istri tidak bekerja

Pendapatan keluarga (per kapita) adalah nilai rupiah penghasilan keluarga, dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh seluruh anggota keluarga dalam satu bulan di bagi jumlah anggota keluarga.

Besar keluarga adalah ceminan dari banyaknya jumlah anggota keluarga diukur berdasarkan jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tangga yang tinggal bersama dan hidup dari dapur yang sama.

Pandangan peran gender adalah pandangan istri tentang bagaimana mengidentifikasikan dirinya tentang peran-peran keluarga yang berkaitan dengan gender. Sikap istri terhadap peran gender ini diukur dengan menggunakan sembilan indikator dengan skala likert 1-5 yakni sangat

setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1).

Dukungan sosial adalah dukungan yang berasal dari orang-orang terdekat yang sudah dikenal, seperti keluarga, teman atau sahabat di lingkungan rumah dan tempat kerja, ataupun di luar komunitas yang mereka tidak kenal sebelumnya dalam kehidupan istri dan keluarganya selama ini. Sikap istri terhadap dukungan sosial diukur menggunakan 14 indikator dengan skala

likert 1-5 yakni sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2),

dan sangat tidak setuju (1).

Stratifikasi keluarga adalah keadaan ekonomi keluarga yang dinilai dari pendapatan per kapita per bulan dengan kelompok: lapisan bawah jika pendapatan per kapita keluarga Rp200.368, lapisan menengah jika pendapatan per kapita keluarga Rp200.368,1-Rp1.298.337, dan lapisan atas jika pendapatan per kapita keluarga >Rp1.298.337,1.

(15)

Persepsi istri tentang pekerjaan rumahtangga adalah pandangan istri tentang pekerjaan rumahtangga. Sikap istri terhadap pekerjaan rumahtangga diukur menggunakan tujuh indikator dengan skala likert 1 -5 yakni sangat

setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sikap istri terhadap pekerjaan rumahtangga dikategorikan menjadi: negatif jika skor rendah (<11.6), netral jika skor sedang (11.7-23.3), dan positif jika skor tinggi (23.4-35.01).

Pengambilan keputusanistri dan suami dalam tugas pekerjaan rumahtangga adalah kewenangan suami atau istri yang didasarkan pada kekuasaan yang dimiliki dalam menentukan pekerjaan rumahtangga yang akan dipilih dan dilakukan. Pengambilan keputusan diukur menggunakan 26 indikator dengan tiga pilihan jawaban yaitu (1) istri saja, (2) suami saja, (3) suami dan istri setara. Pengambilan keputusan dan pelaksanaan kemudian dikategorikan, tugas tidak seimbang jika diputuskan istri saja atau suami saja (skor 0-52.2) dan seimbang jika diputuskan istri dan suami setara (skor 52.3-78.03).

Nilai ekonomi pekerjaan rumahtangga adalah nilai tukar/harga setara uang dari aktivitas pekerjaan rumahtangga serupa penyajian konsumsi makanan, perawatan pakaian, perawatan rumah, perawatan anak usia balita, perawatan anak usia sekolah, perawatan anak usia remaja. Nilai ekonomi (produksi barang dan jasa rumahtangga).dihitung dengan opportunity cost

(upah minimum pekerja di kabupaten Sidoarjo, Rp3.229 per jam dari Rp775.000 per bulan), dan replacement cost (upah tenaga kerja yang

melakukan pekerjaan yang sama di pasar sebagai berikut Rp900.000 baby sitter, Rp200.000 tukang masak, Rp150.000 tukang cuci, Rp250.000 jasa pembersihan rumah per bulan di kabupaten Sidoarjo).

Nilai non-ekonomi pekerjaan rumahtangga adalah nilai pekerjaan rumahtangga yang tidak bisa diukur dengan uang dan tidak bisa digantikan (perceived intagible outcome). Nilai non-ekonomi pekerjaan rumahtangga dianalisis dengan delapan indikator aktivitas berbelanja, memasak, menyajikan hidangan, mencuci peralatan, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak, dan analisis kualitatif.

(16)

Nilai non-ekonomi dikategorikan tidak sesuai jika skor rendah (8.0-13.3), kurang sesuai jika skor sedang (13.4-18.7), dan sesuai jika skor tinggi (18.8-24.1).

Gambar

Gambar 7. Bagan penarikan contoh
Tabel 1. Jenis dan cara pengambilan data  Tujuan
Tabel 3. Total bobot pekerjaan rumahtangga.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.Gambaran mikroskopik kulit mencit kelompok perlakuan D, yaitu mencit yang diberi pelet standar dan diberi paparan sinar matahari 1 jam selama 20 hari setelah itu

satu jawaban yang paling tepat; (c) soal uraian/esai disusun berdasarkan prinsip karakter jawaban esai terdiri atas empat jenis yakni jawaban pasti, jawaban

Maksud dari pemboran inti dalam kepentingan penyelidikan geologi khususnya geologi teknik adalah untuk mengetahui kondisi bawah tanah,meliputi dari jenis batuan, sifat fisik,

Allhamdulillah, penulis panjatkan segala puji syukur hanya kepada Allah SWT atas segala petunjuk dan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan

Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor dibagi men- jadi tiga jenis yakni (1) humor personal, yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya

Pendekatan nilai pasar bersifat retrospektif dengan melihat harga jual properti serupa yang baru lalu untuk memperkirakan harga dari suatu properti tertentu dimasa

Rapat paripurna pengumuman Ahok sebagai gubernur dihadiri Ketua DPRD Prasetyo berikut anggota dewan yang seluruhnya berjumlah 49 orang dari empat

Bercerita tentang seorang ditektif wanita yang sedang menyusun teka teki dari kematian seorang gadis yang ditemukan tewas di rumahnya sendir, dengan pemikiran mengenai