• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan - Mp.drainase Kab. Sukabumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan - Mp.drainase Kab. Sukabumi"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... vi BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN... 2

1.3 SASARAN ... 2

1.4 RUANG LINGKUP ... 3

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ... 3

1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan ... 3

1.5 SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN ... 4

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN ... 6

2.1 KONDISI FISIK DAEARAH PERENCANAAN ... 6

2.1.1 Kondisi Geografi ... 6

2.1.2 Topografi dan Fisiografi ... 10

2.1.3 Geologi ... 11

2.1.4 Hidrologi, Klimatologi dan Hidrogeologi ... 15

2.2 SARANA DAN PRASARANA ... 22

2.2.1 Air Limbah ... 22

2.2.2 Persampahan ... 23

2.2.3 Drainase ... 25

(2)

2.2.5 Sarana Perekonomian ... 26

2.2.6 Sarana Sosial dan Kesehatan ... 30

2.2.7 Kawasan Strategis ... 32

2.3 SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA... 34

2.3.1 PDRB ... 34

2.3.2 Mata Pencaharian Penduduk ... 35

2.4 RUANG DAN LAHAN ... 35

2.4.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ... 35

2.4.2 Penggunaan Lahan dan Tata Guna Lahan ... 38

2.4.3 Rencana Pengembangan Tata Kota... 43

2.5 KEPENDUDUKAN ... 49

2.5.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 49

2.5.2 Penyebaran Penduduk ... 50

BAB 3 M E T O D O L O G I ... 52

3.1 PENDEKATAN ... 52

3.1.1 Pendekatan Teknis ... 52

3.1.2 Pendekatan Eko-Drainase ... 60

3.2 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN ... 64

3.2.1 Persiapan Perencanaan ... 66

3.2.2 Tahap Survey dan Pengumpulan data ... 66

3.2.3 Perumusan Masterplan Drainase ... 73

3.3 METODE ANALISIS ... 74

3.3.1 Analisis Data Curah Hujan ... 74

3.3.2 Analisis Hujan Rata-Rata ... 75

3.3.3 Analisis Curah Hujan Maksimum ... 77

3.3.4 Analisis Curah Hujan Effektif ... 85

3.3.5 Intensitas Curah Hujan ... 91

3.3.6 Debit Rencana ... 93

3.3.7 Kapasitas Saluran ... 95

3.3.8 Klasifikasi Aliran ... 99

(3)

4.1 jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ... 101 4.2 Bentuk Komposisi Tim Dan Penugasan ... 105 4.3 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli ... 108

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan ... 9

Tabel 2. 2 Wilayah Menurut Kemampuan Tanah (Ketinggian) Per Kecamatan Di Kabupaten Sukabumi ... 10

Tabel 2. 3 Daerah Alairan Sungai (DAS) Diwilayah Kabupaten Sukabumi ... 15

Tabel 2. 4 Daftar Nama dan Lokasi Pos Hidrologi (Pos Pencatat Pos Duga Air (AWLR) DI Balai PSDA Wilayah Sungai Cisadane Cibareno ... 17

Tabel 2. 5 Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan, Temperatur Dan Kelembaban Kabupaten Sukabumi Tahun 2014 ... 17

Tabel 2. 6 Indikator Kependudukan Kabupaten Sukabumi ... 22

Tabel 2. 7 Sarana dan Prasarana Kebersihan Menurut Wilayah Di Kabupaten Sukabumi ... 23

Tabel 2. 8 Volume Sampah Di TPS dan Non TPS menurut Sumber Sampah ... 23

Tabel 2. 9 Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Sukabumi ... 25

Tabel 2. 10 Jumlah Bank, Koperasi Tahun 2013 ... 26

Tabel 2. 11 Lokasi dan Nama Pasar Tradisional Kabupaten Sukabumi ... 27

Tabel 2. 12 Jumlah Sarana Sosial dan Kesehatan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2013 ... 30

Tabel 2. 13 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sukabumi Tahun 2013-2014 Menurut Lapangan Usaha (000 000 Rp) ... 34

Tabel 2. 14 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sukabumi Tahun 2013-2014 (persen) ... 35

Tabel 2. 16 Luas Lahan Menurut Penggunaannya ... 41

Tabel 2. 20 Jumlah Penduduk,KK, Kepadatan Penduduk ... 49

Tabel 3. 1 Nilai Kritis (Do) dari Smirnov-Kolmogorov ... 84

(5)

Tabel 3. 3 Faktor reduksi hujan ... 85

Tabel 3. 4 Koefisien Run-off Untuk Drainase Muka Tanah ... 90

Tabel 3. 5 Derajat curah hujan dan intensitas curah hujan ... 92

Tabel 3. 6 Harga Keofisien aliran permukaan, C ... 93

Tabel 3. 7 Harga koefisien Manning, n ... 95

Tabel 3. 8 Batasan kemiringan talud berdasarkan material saluran ... 96

Tabel 3. 9 Tinggi Jagaan (Freeboard). ... 97

Tabel 4. 1 Jadwal PekerjaanPenyusunan Masterplan Drainase Perkotaan Kabupaten Sukabumi ... 102

Tabel 4. 2 Komposisi Tim Dan Penugasan Pekerjaan ... 106

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kabupaten Sukabumi ... 7

Gambar 2. 2 Peta Topografi Kabupaten Sukabumi ... 13

Gambar 2. 3 Peta Geologi Kabupaten Sukabumi ... 14

Gambar 2. 4 Peta DAS Kabupaten Sukabumi ... 16

Gambar 2. 5 Peta Curah Hujan Kabupaten Sukabumi ... 19

Gambar 2. 6 Peta Potensi Air Tanah di Kabupaten Sukabumi ... 20

Gambar 2. 7 Peta CAT Kabupaten Sukabumi ... 21

Gambar 2. 9 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Sukabumi ... 33

Gambar 3. 2 Siklus Hidrologi ... 61

Gambar 3. 3 Ilustrasi alur air hujan di rumah ... 62

Gambar 3. 4 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan Kabupaten Sukabumi ... 65

Gambar 3. 5 Metoda Survey Primer ... 68

Gambar 3. 6 Penentuan curah hujan representatif caraPoligon Thiessen ... 76

Gambar 3. 7 Penentuan curah hujan representatif cara Isohyet ... 77

Gambar 3. 8 Sketsa perhitungan Metoda Horton. ... 86

Gambar 3. 9 Sketsa perhitungan Sintetik Nakayasu. ... 88

Gambar 3. 10 Hidrograf Satuan Sintetik SCS ... 89

Gambar 3. 11 Jenis Aliran Permukaan ... 98

Gambar 3. 12 Bentuk-bentuk potongan melintang saluran terbuka ... 98

(7)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan mempunyai luas daerah 4.128 km2 atau

14,39 persen dari luas Provinsi Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa. Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga berbatasan secara langsung dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) dikelilingi beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunung Guruh di sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kebon Pedes di sebelah Timur.

Dari tahun 2005 sampai tahun 2010 Kabupaten Sukabumi mengalami pemekaran kecamatan yang meliputi 47 kecamatan, 5 kelurahan dan 381 desa. Sedangkan jumlah sampai akhir tahun 2010 terdapat 3707 RW dan 14.205 RT. Saat ini ibukota Kabupaten Sukabumi berada di Kecamatan Palabuhanratu, meskipun demikian beberapa kantor pemerintahan masih ada yang berdomisili di Kecamatan Cisaat, Kecamatan Cibadak bahkan di Kota Sukabumi.

Pesatnya pertumbuhan ekonomi yang diiringi perkembangan kawasan yang sangat cepat dengan bertumbuhnya gedung-gedung dan bangunan pada hampir semua kawasan telah mengakibatkan luas resapan air hujan di Kabupaten Sukabumi berkurang dengan cepat pula yang pada akhirnya menimbulkan kawasan banjir baru.

Banjir dan genangan disebabkan oleh kondisi saluran drainase dan bangunan kapasitasnya lebih kecil dari debit banjir yang terjadi sehingga ditemui beberapa genangan pada saat musim penghujanyakni pada kondisi terjadi hujan deras. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan menciptakan titik rawan banjir menjadi semakin banyak. Untuk itu, perlu penanganan dan penyelesaian yang bersifat terpadu dengan melibatkan seluruh instansi terkait dan masyarakat.

(8)

Sistem drainase harus dapat berjalan terpadu dengan kondisi alami yang ada di wilayah perencanaan, seperti keberadaan sungai yang terdapat di Kabupaten Sukabumi. Selanjutnya, pemeliharaan saluran secara rutin sangat penting untuk menurunkan resiko genangan. Pengelolaannya mencakup bagaimana merencanakan suatau sistem drainase yang baik, membuat perencanaan terinci, melakukan restrukturisasi institusi dan peraturan terkait serta membina partisipasi swasta/masyarakat untuk ikut memecahkan masalah drainase yang komprehensif terhadap seluruh aspek dan stakeholder terkait. Dalam rangka untuk membuat pembangunan sistem drainase Kabupaten Sukabumi, diperlukan “Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan Kabupaten Sukabumi” yang dapat menjadi acuan untuk pengembangan sistem drainase Kabupaten Sukabumi.

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pelaksanaan kegiatan “Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan Kabupaten Sukabumi” adalah untuk membantu dan mendukung Pemerintahan Daerah dalam menyusun pola kebijakan pengembangan dan pengelolaan sIstem drainase kota dan dihasilkannya suatu upaya penanganan limpasan air hujan di Kabupaten Sukabumi dengan sistem drainase yang handal, tepat guna, tepat sasaran, ekonomis, dan dapat diterima/dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan masyarakat.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menyusun Laporan “Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan Kabupaten Sukabumi” yang dapat digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai acuan untuk membangun dan mengelola prasarana dan sarana drainase.

1.3

SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah tersedianya “Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan Kabupaten Sukabumi” yang merupakan perencanaan secara menyeluruh Sistem Drainase yang terintergrasi kedalam sistem jaringan drainase Kabupaten Sukabumi.

(9)

1.4

RUANG LINGKUP

1.4.1

Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah pekerjaan Master Plan Drainase Perkotaan Kabupaten Sukabumi di wilayah perkotaan Kec. Cikembar, Kec. Sukalarang dan Kecamatan Cibadak (3 lokasi) di Kabupaten Sukabumi.

1.4.2

Ruang Lingkup Kegiatan

A. Persiapan Perencanaan

1. Pengumpulan dan pengadaan data dan informasi :

a. Mengumpulkan peta daerah kerja dan sekitarnya yang masih terkait. b. Mengumpulkan peta sistem drainase primer dan sistem jaringan jalan

yang ada.

c. Mengumpulkan peta tata guna lahan, peta atau hasil survey topografi dan atau geografi.

d. Mengumpulkan data hidrologi (curah hujan) dan hidraulik (muka air, debit, dan pengaruh air balik)

e. Mengumpulkan data kuantitatif banjir/genangan yang pernah terjadi. f. Mengumpulkan laporan-laporan hasil studi bidang ke-PU-an yang

berkaitan dengan permasalahan drainase.

g. Mengumpulkan data dan informasi tentang masterplan kota dan atau masterplan prasarana perkotaan lainnya.

h. Data dan informasi lainnya yang dianggap perlu

2. Membuat/mengumpulkan gambar-gambar permasalahan banjir/genangan pada setiap lokasi di wilayah perkotaan (sesuai dengan data yang telah dikumpulkan).

3. Mengevaluasi, menganalisa mengolah dan menyajikan permasalahan drainase yang mengacu pada fenomena dan mobilitas perkembangan RTRW/RTRK serta study-study RTBL Kabupaten Sukabumi.

B. Pembuatan Masterplan Drainase

1. Keterangan yang terkandung dalam Masterplan Drainase sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Keterangan dan kemiringan rata-rata dari daerah yang ditinjau. b. Pengaruh dari pasang laut dan atau backwater dari sungai (bila ada) c. Uraian tentang curah hujan.

(10)

d. Bangunan-bangunan drainase dan atau pengendali banjir yang telah ada.

e. Kondisi sistem drainase primer yang ada dan permasalahannya.

f. Jumlah dan kepadatan penduduk, laju pertumbuhan dan penyebarannya.

g. Organisasi dan personil pengelola drainase kota dan anggaran tahunan yang disediakan oleh Pemda untuk pembangunan, operasi dan pemeliharaan sistem drainase kota.

2. Uraian rencana yang terkandung dalam Masterplan sekurang-kurangnya harus memuat informasi tentang :

a. Permasalahan drainase yang ditinjau dari segi teknis dan sosial-ekonomi. b. Rencana penanganan permasalahan drainase, termasuk penentuan

prioritas, urutan-urutan pelaksanaan dan pertahapannya.

c. Matrik Rencana Program Drainase Jangka Pendek dan jangka panjang sampai tahun 2030

d. Saran-saran.

3. Penyajian informasi dapat dalam bentuk uraian, tabel, grafik atau gambar termasuk peta.

1.5

SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN

Sistematika yang dibuat pada laporan pendahuluan ini, antara lain akan memuat. BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, maksud, tujuan, sasaran kegiatan, lingkup kegiatan dan sistematika laporan pendahulun.

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Berisi Kondisi fisik daerah perencanaan, sarana dan prasarana, sosial ekonomi dan budaya, ruang dan lahan, dan kependudukan.

BAB 3 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Berisi kerangka pemikiran, pendekatan umum pelaksanaan pekerjaan, dan bagan alir pelaksanaan pekerjaan.

(11)

Berisi tahapan pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan Kabupaten Sukabumi”.

BAB 5 STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA, PENGGUNA JASA DAN TENAGA AHLI Berisi struktur organisasi penyedia jasa dan pengguna jasa, beserta tenaga ahli.

BAB 6 PELAPORAN, JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Berisi jenis laporan yang akan diserahkan konsultan kepada direksi, berikut jadwal pelaksanaan pekerjaan dan jadwal penugasan personil pada pekerjaan “Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan Kabupaten Sukabumi”.

(12)

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERENCANAAN

2.1

KONDISI FISIK DAEARAH PERENCANAAN

2.1.1

Kondisi Geografi

Kabupaten Sukabumi merupakan salah wilayah di Provinsi Jawa Barat. Jarak tempuhnya 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 119 km dari Ibukota Negara (Jakarta). Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 60 57’ - 7o 25’ Lintang Selatan dan 106049’ - 107000’ Bujur Timur.

WIlayah ini mempunyai luas daerah 4.161 km2 atau 11,21 persen dari luas Jawa

Barat atau 3,01 persen dari luas seluruh Pulau Jawa. Dengan wilayah seluas itu maka Kabupaten Sukabumi mempunyai predikat sebagai kabupaten terluas se Jawa dan Bali.

Adapun batas-batas wilayahnya yaitu :

• Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bogor, • Sebelah Selatan , berbatasan dengan Samudra Indonesia,

• Sebelah Barat , berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Samudra Indonesia, • Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur.

Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga berbatasan secara langsung dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) dikelilingi beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunung Guruh di sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kebonpedes di sebelah Timur.

(13)
(14)

Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi permukaan yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah bagian utara dan tengah. Dengan ketinggian berkisar antara 0 - 2.960 m. Dengan adanya daerah pantai dan gunung-gunung antara lain Gunung Salak dan Gunung Gede yang masing- masing mempunyai puncak ketinggian 2.211 m dan 2.958 m menyebabkan keadaan lereng sangat miring (lebih besar dari 35o) meliputi 29 persen dari luas Kabupaten Sukabumi.

Sementara kemiringan antara [13o - 35o] meliputi 37 persen dan kemiringan

antara [2o -13o] meliputi 21 persen dari luas kabupaten. Sisanya daerah datar

meliputi 13 persen dari luas kabupaten. Keadaan topografi yang demikian menyebabkan wilayah Kabupaten Sukabumi menjadi rawan terhadap longsor, erosi tanah dan lain-lain.

Bila diamati dari sumber air, ternyata sumber daya air cukup banyak, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya aliran sungai seperti Sungai Cimandiri dan anak-anak sungainya, Cipelang, Citatih, Citarik, Cibodas dan Cidadap. Selain itu terdapat juga Sungai Ciletuh, Cikarang, Cikaso dan Cibuni yang merupakan batas dengan daerah Kabupaten Cianjur di sebelah Timur. Sumber-sumber air tersebut banyak digunakan masyarakat untuk mengairi lahan pertaniannya. Dari aspek kemampuan tanah (kedalaman efektif dan tekstur), daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung). Kedalaman tanahnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu kedalaman tanah sangat dalam (lebih dari 90 cm) dan kedalaman tanah kurang dalam (kurang dari 90 cm). Kedalaman tanah sangat dalam tersebar di bagian utara, sedangkan kedalaman tanah kurang dalam tersebar di bagian tengah dan selatan. Hal ini mengakibatkan wila- yah bagian utara lebih subur dibanding wilayah bagian selatan.

Potensi geologis Kabupaten Sukabumi yang sudah dimanfaatkan antara lain sumber panas bumi di daerah Gunung Salak dan Cisolok, bahan tambang dan bahan galian emas, perak, batu-bara, pasir kwarsa, marmer, pasir besi, bentonit, teras, batu gamping, tanah liat dan lain-lain.

Jenis tanah di bagian utara wilayah Sukabumi pada umumnya terdiri dari tanah latosol, andosol dan regosol. Di bagian tengah pada umumnya terdiri dari tanah latosol dan podsolik, sedangkan di bagian selatan sebagian besar terdiri dari tanah laterit, grumosol, podsolik dan alluvial.

(15)

Tabel 2. 1 Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan No Nama Kecamatan Desa Kelurahan Luas Wilayah (Ha)

1 Ciemas 9 26.69600 2 Ciracap 8 16.05610 3 Waluran 6 6.18012 4 Surade 11 1 13.39309 5 Cibitung 6 15.02166 6 Jampang Kulon 10 1 7.97702 7 Cimanggu 6 7.51104 8 Kalibunder 7 7.78679 9 Tegalbuleud 8 15.05443 10 Cidolog 5 6.98233 11 Sagaranten 12 12.20458 12 Cidadap 6 6.69398 13 Curug Kembar 7 5.40780 14 Pabuaran 7 10.87824 15 Pabuaran 5 14.30327 16 Pelabuhanratu 9 1 10.28791 17 Simpenan 7 16.92216 18 Warungkiara 12 9.29797 19 Bantargadung 7 8.21735 20 Jampang Tengah 11 25.30936 21 Purabaya 7 9.38172 22 Cikembar 10 8.65183 23 Nyalindung 10 10.44200 24 Gegerbitung 7 5.49696 25 Sukaraja 9 4.19900 26 Kebonpedes 5 1.03483 27 Cireunghas 5 2.86200 28 Sukalarang 6 2.20389 29 Sukabumi 6 2.38948 30 Kadudampit 9 5.42017 31 Cisaat 13 2.14540 32 Gunung Guruh 7 2.28510 33 Cibadak 9 1 6.28929 34 Cicantayan 8 3.84258 35 Caringin 9 2.31950 36 Nagrak 10 7.02722 37 Ciambar 6 5.71805 38 Cicurug 12 1 4.63760 39 Cidahu 8 2.91690 40 Parakansalak 6 6.42668 41 Parungkuda 8 3.18275 42 Bojonggenteng 5 2.65668 43 Kalapanunggal 7 7.50137 44 Cikidang 12 19.21003 45 Cisolok 13 16.05772 46 Cikakak 9 11.64426

(16)

No Nama Kecamatan Desa Kelurahan Luas Wilayah (Ha)

47 Kabandungan 6 14.67533

TOTAL 381 5 412.79954

Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka 2015

2.1.2

Topografi dan Fisiografi

Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi permukaan yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah utara dan tengah. Dengan ketinggian berkisar 0 – 2.960 m. (dengan puncak tertinggi terdapat di Gunung Salak 2.211 m dan Gunung Gede 2.958 m).

Daerah pesisir pantai dengan ketinggian 0-25 m seluas 10.455,45 ha meliputi 10 kecamatan di Sukabumi Selatan yaitu : Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, Tegalbuleud, Cidolog, Palabuhanratu, Simpenan, Cisolok, dan Cikakak. Daerah pegunungan dengan ketinggian > 1000 m umumnya terletak di bagian utara dengan luas 27.568,49 ha. Luas wilayah Kabupaten Sukabumi berdasar kemampuan tanah (ketinggian) selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 2 Wilayah Menurut Kemampuan Tanah (Ketinggian) Per Kecamatan Di Kabupaten Sukabumi

KECAMATAN LUAS (KM2) KETINGGIAN (Dpl)

0-25 25-100 100-500 500-1000 > 1000 01. Ciemas 30,457 398 9,505 13,439 7,115 000 02. Ciracap 14,862 3,219 8,576 2,255 812 000 03. Waluran 9,891 000 1,958 4,855 3,078 000 04. Surade 11,943 315 6,335 6,139 000 000 05. Cibitung 8,893 2,086 3,034 3,773 000 000 06. Jampang Kulon 6,268 000 2,445 3,823 000 000 07. Cimanggu 6,267 000 000 6,267 000 000 08. Kalibunder 8,617 000 172 6,875 1,569 000 09. Tegalbuleud 25,563 1,918 3,501 19,324 820 000 10. Cidolog 9,582 718 1,313 7,244 307 000 11. Sagaranten 11,311 000 425 10,298 588 000 12. Cidadap 8,590 000 5,298 3,292 000 000 13. Curug Kembar 5,596 000 584 4,861 150 000 14. Pabuaran 11,579 000 000 3,392 8,187 000 15. Lengkong 14,660 000 000 2,910 11,751 000 16. Pelabuhanratu 9,186 497 1,656 4,967 2,066 000 17. Simpenan 16,802 153 3,317 13,333 000 000 18. Warungkiara 9,506 000 776 8,066 664 000 19. Bantargadung 7,610 000 887 6,338 385 000

(17)

KECAMATAN LUAS (KM2) KETINGGIAN (Dpl) 0-25 25-100 100-500 500-1000 > 1000 20. Jampangtengah 19,858 000 011 4,988 14,859 000 21. Purabaya 11,611 000 000 3,509 8,102 000 22. Cikembar 8,393 000 000 7,453 940 000 23. Nyalindung 10,447 000 000 2,298 6,581 1,568 24. Gegerbitung 6,774 000 000 1,490 3,823 1,461 25. Sukaraja 4,209 000 000 000 1,516 2,693 26. Kebonpedes 1,092 000 000 000 1,092 000 27. Cireunghas 3,081 000 000 000 3,081 000 28. Sukalarang 3,099 000 000 000 3,099 000 29. Sukabumi 3,000 000 000 1,091 1,135 774 30. Kadudampit 7,008 000 000 000 5,011 1,997 31. Cisaat 2,158 000 000 000 888 1,270 32. Gunung Guruh 2,640 000 000 000 2,640 000 33. Cibadak 6,315 000 000 4,675 1,640 000 34. Cicantayan 3,499 000 000 2,010 1,489 000 35. Caringin 3,663 000 000 000 3,344 1,898 36. Nagrak 7,128 000 000 2,475 4,468 219 37. Ciambar 5,355 000 000 2,013 3,311 000 38. Cicurug 5,225 000 000 945 3,517 763 39. Cidahu 3,539 000 000 000 2,218 1,321 40. Parakansalak 3,697 000 000 959 1,568 1,169 41. Parungkuda 2,410 000 000 1,431 664 315 42. Bojonggenteng 2,046 000 000 1,308 557 181 43. Kalapanunggal 4,946 000 000 068 3,365 1,513 44. Cikidang 15,510 000 000 8,840 5,492 1,178 45. Cisolok 17,356 232 1,898 5,109 6,575 3,542 46. Cikakak 11,323 170 573 4,910 4,450 1,220 47. Kabandungan 13,676 000 000 192 9,240 4,244 J U M L A H 4.16241 10,543 52,191 1.85242 1.42431 27,798 Sumber : Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kantor Pertanahan Kabupaten Sukabumi

2.1.3

Geologi

Aspek kemampuan tanah (kedalaman efektif dan tekstur), daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung). Kedalaman tanahnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu kedalaman tanah sangat dalam (lebih dari 90 cm) dan kedalaman tanah kurang dalam (kurang dari 90 cm). Kedalaman tanah sangat dalam tersebar di bagian utara, sedangkan kedalaman tanah kurang dalam tersebar di bagian tengah dan selatan. Hal ini mengakibatkan wilayah bagian utara lebih subur dibanding wilayah bagian selatan. Struktur geologi wilayah Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi dua zona yaitu zona utara dan

(18)

zona selatan, dengan batas Sungai Cimandiri yang mengalir dari arah Timur Laut ke Barat Daya. Zona Utara merupakan kawasan yang dipengaruhi oleh vulkan dan sebagian besar merupakan daerah yang subur, dimana terdapat kawasan perkebunan, persawahan dan kegiatan pertanian lainnya. Sedangkan zona selatan merupakan kawasan yang berbukit-bukit yang terdiri atas kawasan pertanian lahan kering, perkebunan dan kehutanan. Jenis tanah di bagian utara pada umumnya terdiri dari tanah latosol, andosol dan regosol. Di bagian tengah pada umumnya terdiri dari tanah latosol dan podzolik, sedangkan di bagian selatan sebagian besar terdiri dari tanah laterit, grumosol, podzolik dan alluvial. Jenis tanah ini termasuk tanah yang agak peka erosi.

(19)
(20)
(21)

2.1.4

Hidrologi, Klimatologi dan Hidrogeologi

A. Hidrologi

Kondisi hidrologi dan hidrogeologi wilayah Kabupaten Sukabumi meliputi air tanah terutama berupa mata air, dan air permukaan berupa sungai dan anak- anak sungainya. Di wilayah Kabupaten Sukabumi banyak dijumpai mata air, biasanya tempat pemunculan mata air ini berasal dari dasar lembah atau kaki perbukitan. Munculnya mata air dari tempat-tempat tersebut disebabkan adanya lapisan batuan kedap air di bawahnya, sehingga peresapan tidak terus ke dalam melainkan ke arah lateral dan muncul di kaki-kaki tebing/lembah atau kaki perbukitan. Sementara air permukaan yang sebagian besar terdiri atas sungai-sungai dan anak-anak sungainya membentuk daerah aliran sungai (DAS) yang mengaliri luas areal persawahan, meliputi DAS Cikaranggeusan (4.038 ha), DAS Ciletuh (6.248 ha), DAS Cisalada (632 ha), DAS Cimandiri (700 ha), DAS Ciseureuh Cibeureum (1.303 ha), DAS Cikarangnguluwung (1.874 ha), DAS Cikarang Cigangsa (1.025 ha), DAS Cigangsa (1.514 ha), dan 19 DAS kecil lainnya (8.909 ha).

Tabel 2. 3 Daerah Alairan Sungai (DAS) Diwilayah Kabupaten Sukabumi

Nama DAS Luas (Ha)

a. DAS Cikaranggeusan 4.038 b. DAS Ciletuh 6.248 c. DAS Cisalada 632 d. DAS Cimandiri 700 e. DAS Ciseureuh Cibeureum 1.303 f. Das Cikarangnguluwung 1.874 g. DAS Cikarang Cigangsa 1.025 h. DAS Cigangsa 1.514 Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, Tahun 2014

(22)
(23)

Tabel 2. 4 Daftar Nama dan Lokasi Pos Hidrologi (Pos Pencatat Pos Duga Air (AWLR) DI Balai PSDA Wilayah Sungai Cisadane Cibareno

No. Nama Pos Lokasi Desa Kecamatan 1 Cibuni Cibungur Cidadap Cidadap Cidadap 2 Cikarang Galumpit Galumpit Sukamukti Walurn 3 Cikaso Leuwi Panjang Leuwi panjang Cicacing Purabaya 4 Cikaso Parung Seah Curugluhur Curugluhur Sagaranten 5 Ciletuh Ciemas Tamanjaya Ciemas 6 Cimandiri Leuwi Lisung Jubleg Neglasari Nyalindung 7 Cimandiri Tegal Datar Tegaldatar Cibatu Cikembar 8 Citarik Pajagan Pajagan Cikiray Cikidang 9 Cicatih Cimanggu Cicatih Cikembar 10 Pelabuhanratu Pelabuhanratu Citepus Citepus Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Sukabumi, 2015

B. Klimatologi

Kabupaten Sukabumi seperti juga daerah lainnya di Indonesia termasuk yang beriklim tropis. Udara yang cukup hangat tersaji hampir setiap tahunnya. Pada Tahun 2014 curah hujan tertinggi yang tercatat di pusat pemantauan Goalpara terjadi pada bulan Februari dengan curah hujan 640 mm dan terjadi selama 25 hari. Sedangkan curah hujan terkecil terjadi di bulan Agustus sebesar 1 mm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 5 Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan, Temperatur Dan Kelembaban Kabupaten Sukabumi Tahun 2014 Bula n Tahu n Temperatur Lemba

b Nisbi Penyinaran Matahari Curah Hujan

Waktu Peramatan Mak

s Min 07.0 0 13.00 18.00 Rt2 Rt2 Rt2 Rt2 LP Intenst HH RR Jan 2013 2012 2011 2010 22.9 - 22.4 22.5 22.4 - 26.6 26.6 * - 23.9 24.1 * - 23.8 23.9 31.3 - 27.7 27.8 21.4 - 22 22 * - 90 91 5 - 56 65. 3 * - * * 21 - 23 19 599 - 595 591 Feb 2013 2012 2011 2010 24.1 - 22.2 22.4 23.1 - 25.7 25.9 * - 23.7 23.7 * - 23.4 23.6 30.4 - 27 27.2 22.0 - 21.7 21.8 * - 92 89 6 - 40 34. 2 * - * * 17 - 27 28 538 - 1121 792 Mar et 2013 2012 2011 2010 23.0 - 22.5 22.3 22.3 - 28.7 26.8 24.0 - 24.7 23.7 23.1 - 24.6 23.8 31.4 - 29.5 28 21.9 - 22.2 21.8 92 - 88 89 4 - 71 45. 7 * - * * 22 - 14 22 559 - 273 632 April 2013 2012 2011 2010 23.5 - 22.4 22.3 22.6 - 28.2 28.4 24.6 - 24.6 24.7 23.5 - 24.4 24.4 31.3 - 29.1 29.2 22.2 - 22 21.9 89 - 90 88 6 - 62 45. 7 * - * * 17 - 18 13 363 - 396 305 Mei 2013 2012 2011 23.9 - 22.7 23.0 - 28.5 24.7 - 25 28.1 23.9 - 24.7 28.9 - 29.5 21.4 - 22.4 87 - 89 82 8 - 60 64. * - * 12 - 11 280 - 317 -

(24)

Bula

n Tahun

Temperatur

Lemba

b Nisbi Penyinaran Matahari Curah Hujan Waktu Peramatan Maks Min

07.0 0 13.00 18.00 Rt2 Rt2 Rt2 Rt2 LP Intenst HH RR 2010 21.8 29.1 24.5 29.9 21.4 3 * - Juni 2013 2012 2011 2010 22.5 - 22 21 21.5 - 28.3 28.3 23.8 - 25.4 25 22.6 - 24.4 23.8 28.9 - 29.5 29.9 21.4 - 21.7 20.7 88 - 88 83 8 - 70 60 * - * * 2 - 11 2 21 - 124 33 Juli 2013 2012 2011 2010 22.1 - 20.8 19.4 21.2 - 28.5 27.8 25.3 - 25.7 24.3 22.6 - 23.9 22.8 31.4 - 29.3 29.3 21.7 - 20.4 19.1 81 - 82 78 9 - 85 71. 2 * - * * - - - - - - - - Agus t 2013 2012 2011 21.8 - 20.5 20.3 - 29.4 23.2 - 25.1 21.8 - 23.9 32.2 - 30.2 20.7 - 20 78 - 81 9 - 96 * - * - - - - - - 2010 20.7 27.9 24.2 23.4 29.1 20.5 82 48.9 * 3 8 Sept 2013 2012 2011 2010 21.8 - 21.7 21.7 20.3 - 28.9 27.5 23.2 - 25 23.9 21.8 - 24.3 23.7 32.2 - 29.9 28.6 20.7 - 21.2 21.5 78 - 82 85 9 - 88 56. 5 * - * * - - 9 10 - - 108 104 Okt 2013 2012 2011 2010 23.0 - 21.8 22.2 21.9 - 28.1 26.7 24.3 - 24.2 23.7 23.1 - 23.9 23.7 32.2 - 29.2 27.8 21.7 - 21.9 22 82 - 89 91 7 - 75 39. 5 * - * * - - 14 18 - - 308 423 Nov 2013 2012 2011 2010 23.3 - 22.9 22.5 22.6 - 27.1 26.3 24.7 - 24.2 23.4 23.4 - 24.3 23.7 30.7 - 28.3 27.7 22.0 - 22.1 22 91 - 92 98 5 - 53 36. 2 * - * * 16 - 18 88 241 - 241 25 Des 2013 2012 2011 2010 23.4 - 22.3 22.1 27.7 - 27.5 25.7 24.1 - 24.5 23.7 24.7 - 24.1 23.4 31.1 - 28.6 27.3 21.9 - 21.7 21.6 90 - 92 98 * - 55 38. 6 * - * * 18 - 18 91 488 - 322 23 Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, Tahun 2014

(25)
(26)

C. Hidrogeologi

Kabupaten Sukabumi memiliki 2 Cekungan Air Tanah (CAT) yaitu CAT Sukabumi dan CAT Jampangkulon (Kepmen ESDM No. 761 Tahun 2003).

• CAT Sukabumi (lintas Kab/Kota) memiliki potensi air tanah bebas (Q1) sebesar 759 juta m3/tahun dan potensi air tanah dalam (Q2) sebesar 34 juta m3/tahun.

• CAT Jampang Kulon memiliki potensi air tanah bebas sebesar 276 juta m3/tahun.

Sementara berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah, menetapkan bahwa CAT Sukabumi terletak pada koordinat 106°32’43.88”-107°2’13.80” BT dan 06°42’56.37”-06°58’17.72” LS, dengan luas CAT 868 km2, dengan keterangan bersifat b atau CAT lintas Kabupaten/Kota.

Pemanfaatan air tanah (terutama air tanah dalam) untuk tujuan komersial (baik secara langsung atau tidak langsung) terkonsentrasi di wilayah Cicurug, Cidahu dan Parungkuda, sedangkan sebagian kecil di wilayah Nagrak, Cibadak Cikembar, Sukabumi dan Sukalarang.

(27)
(28)

Tabel 2. 6 Indikator Kependudukan Kabupaten Sukabumi Uraian Tahun 2012 2013 2014 Jumlah Penduduk (jiwa) 2.393.191 2.408.417 2.422.113 Pertumbuhan Penduduk (%) 0,70 0,64 0.57 Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 575 579 582 Sex Ratio (L/P) (%) 103,24 103,14 103,04

Sumber : BPS, Proyeksi Penduduk 2010 - 2020

2.2

SARANA DAN PRASARANA

2.2.1

Air Limbah

Pelayanan sistem pengolahan air limbah di Kabupaten Sukabumi masih terbatas, pelayanan terpusat hanya pada diperkotaan tingkat pelayanan sanitasi (jamban) di perkotaan mencapai 50% penduduk diperkotaan dan perdesaan 23 % penduduk dimana Prasarana MCK tahun 2014 baru tersedia 360 unit dari target tahun 2015 menjadi 1100 unit jadi masih jauh dari target yang diinginkan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun 2015 diketahui bahwa di Kecamatan Cicurug kepemilikan jamban sehatnya mencapai 141,98 % atau 13.115 keluarga, disusul oleh Kecamatan Cidahu dengan kepemilikan jamban sehat mencapai 90 % atau 7.764 keluarga. Sedangkan untuk Kecamatan yang kepemilikan jamban sehatnya masih minim adalah Kecamatan Bantargadung dengan kepemilikan jamban sehat mencapai 10,39 % atau 316 keluarga.

Jamban sehat adalah sarana sanitasi untuk memisahkan kotoran dari kemungkinan kontak dengan manusia secara langsung maupun tidak langsung misalkan melalui lalat, dll, yaitu dengan penggunaan wc dengan leher angsa dilengkapi dengan tangki septik atau cubluk.

Pengelolaan air limbah yang sehat adalah pengelolaan yang hanya difokuskan pada grey waternya saja atau air kotor yang berasal dari dapur untuk mengurangi kemungkinan pencemaran. Untuk pengelolaan air limbah sehat di Kabupaten Sukabumi adalah Kecamatan Jampang tengah dengan capaian sekitar 94,9 % atau 5.194 keluarga, disusul dengan Kecamatan Warungkiara dengan capaian 94,0 % atau 5.188 keluarga.

Sedangkan Kecamatan Sukabumi merupakan Kecamatan dengan pengelolaan air limbah kurang sehat dengan capaian 21,6 % atau 138 keluarga dari 600 keluarga yang diperiksa.

(29)

2.2.2

Persampahan

Berdasarkan data Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, Tahun 2014 volume sampah yang terkumpul di TPS dan Non TPS bejumlah 1.050.465 m3 dengan jumlah terbanyak berasal dari jumlah komersil. Sarana dan prasarana kebersihan yang berupa truk sampah sebanyak 22 buah, TPS 277 buah, container 26 buah, dan TPA sebanyak 2 buah.

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Sukabumi baru bisa melayani 19 Kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terlayani sejumlah 58 desa/kelurahan Kondisi pengelolaan persampahan di Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi 5 korwil. Masing-masing korwil mempunyai cakupan pelayanan yang berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 7 Sarana dan Prasarana Kebersihan Menurut Wilayah Di Kabupaten Sukabumi No Wilayah Truk sampah Mobil Kecil Motor Tiga Roda

Tempat Pembuangan

Sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) TPS Kontainer 1. 2. 3. 4. 5. Sukabumi Cibadak Cicurug Palabuhanratu Jampang Kulon 7 4 4 6 1 1 - - - - - 2 1 3 1 100 49 55 57 16 4 7 3 9 3 - 1 - - 1 Jumlah 2012 2011 2010 22 22 22 1 2 2 7 8 - 277 269 254 26 40 40 2 3 3 Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, Tahun 2014

Tabel 2. 8 Volume Sampah Di TPS dan Non TPS menurut Sumber Sampah No Bulan Sumber Sampah (M3) Jumlah (M3) Permukiman Tempat komersil Kawasan Industri Fasilitas Lainnya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 27.122 26.217 28.206 27.122 25.313 29.020 28.296 28.026 28.478 29.201 29.834 28.930 41.158 39.786 42.805 41.158 38.414 44.038 42.942 42.530 43.217 44.314 45.274 43.902 11.624 11.236 12.089 11.624 10.849 11.387 10.028 10.772 11.324 12.515 10.910 12.397 5.904 5.707 4.640 5.904 5.510 6.317 6.160 4.642 6.200 6.357 4.768 6.298 85.808 82.946 87.740 85.808 80.086 90.762 87.426 85.970 89.219 92.387 90.786 91.527 Jumlah 2012 335.765 509.538 136.775 68.407 1.050.465 2011 319.775 502.504 130.241 42.754 995.274 2010 304.569 495.569 124.004 26.618 878.760

(30)

Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, Tahun 2014

Permasalahan yang dihadapi adalah banyaknya timbunan sampah yang terkumpul belum optimal penanganannya (diangkut/ditanam) sehingga pada saat sampah tersebut menjadi terdekomposisi dan menimbulkan bau yang menganggu pernafasan dan mengundang lalat yang merupakan pembawa dari berbagai jenis penyakit dikarenakan masih kurangnya penyediaan tempat sampah yang memadai, dan masih banyaknya perilaku masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat terutama ke sungai khususnya masyarakat perkotaan.

Kabupaten Sukabumi memiliki tempat pembuangan sampah terdiri atas 2 TPA, 24 TPS berupa container, 197 TPS terbuka dengan tembokan, dan 19 TPS Piramid. Permasalahan tempat pembuangan sampah terutama menyangkut kondisi 2 (dua) TPA yaitu :

a. TPA Cimenteng di Kecamatan Cikembar, dengan jarak 37 km dari pusat Kota Palabuhanratu, saat ini dengan kapasitas lahan seluas + 4 ha akan habis masa pelayanannya pada tahun 2011. Padahal rata-rata sampah tertampung per hari di TPA ini sebesar 103 m3 dengan daerah pelayanan meliputi Wilayah Sukabumi

(Kecamatan Sukabumi, Sukaraja, Cisaat, Kadudampit, Gunungguruh, dan Citayam), Wilayah Cibadak (Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Nagrak, dan Cikembar), dan Wilayah Palabuhanratu (Kecamatan Palabuhanratu, Cikakak, dan Simpenan);

b. TPA Pasirjeding di Desa Purwasari Kecamatan Jampangkulon dengan jarak 3 km dari pusat Kota Palabuhanratu, saat ini dengan kapasitas lahan seluas + 0,9 ha berlokasi dekat dengan kawasan permukiman penduduk.

Rata-rata sampah tertampung per hari sebesar 28 m3 dengan daerah pelayanan

meliputi Wilayah Cicurug (Kecamatan Cicurug, Cidahu, dan Parungkuda), dan Wilayah Jampangkulon (Kecamatan Jampangkulon, Surade, dan Ciracap).

Berdasarkan kondisi kedua TPA tersebut, TPA Cimenteng yang hampir habis umur pakainya dan TPA Pasirjeding yang lokasinya saat ini berdekatan dengan permukiman penduduk, maka menuntut upaya pencarian lokasi TPA lain untuk melayani permasalahan persampahan di Kabupaten Sukabumi yang semakin berat dari tahun ke tahun. Untuk mengoptimalkan pengelolaan persampahan di masa datang, diperlukan penanganan secara terintegrasi yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta agar bisa dicapai pelayanan secara optimal. Mengingat sifatnya sebagai kebutuhan dasar manusia yang pada umumnya tidak cost-recovery

maka keterlibatan badan usaha milik swasta dan masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana dasar permukiman sangat diperlukan karena keterlibatannya sampai saat ini masih terbatas.

(31)

2.2.3

Drainase

Perbaikan / pembangunan saluran drainase di perkotaan dilakukan untuk menurunkan lamanya waktu genangan di daerah perkotaan belum optimal dimana rencana Pembangunan jaringan drainase dari 18.000 m’ menjadi 50.000 m’ pada tahun 2015, saat ini belum mencapai, karena alokasi anggaran pembangunan belum optimal disesuaikan dengan kebutuhan permasalahan lain adalah penanganan genangan air di ruas jalan perkotaan yang merupakan kewenangan provinsi dan pusat karena kurangnya koordinasi penanganan sehingga pembebanan anggaran pembangunan dan pemeliharaannya ditanggung oleh daerah yang seharusnya beban pemerintah provinsi dan pusat.

Berdasarkan Strategi Sanitasi Kabupaten Sukabumi Tahun 2015-2019, tujuan secara umum dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) pada sektor Drainase Lingkungan adalah sebagai berikut :

a. Terkelolanya pengendalian banjir.

b. Tersedianya sarana dan prasarana drainase lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan genangan.

c. Terwujudnya pembangunan drainase lingkungan yang partisipatif bagi masyarakat yang bermukim di zona genangan.

d. Mewujudkan perencanaan pembangunan drainase lingkungan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang secara terpadu dan terintegasi

e. Menguatkan aspek kelembagaan dan regulasi bidang Drainase Lingkungan Dalam mencapai pencapaian tersebut, tidak mungkin akan dilakukan sekaligus dan serempak pada semua wilayah.

Tabel 2. 9 Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Sukabumi No Sistem Cakupan layanan

eksisting* (%)

Cakupan layanan* (%) Jangka

pendek Jangka menengah Jangka panjang

1 Terbuka 30 35 40 60

2 Tertutup 5 10 15 20

Sumber : SSK Kab.Sukabumi 2015-2019

2.2.4

Irigasi

Menurunnya kemampuan penyediaan air. Berkembangnya daerah permukiman dan industri telah menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan dalam menyediakan air.

(32)

Pada sisi lain, kapasitas infrastruktur penampung air seperti waduk dan bendungan makin menurun sebagai akibat meningkatnya sedimentasi, sehingga menurunkan keandalan penyediaan air untuk irigasi maupun air baku. Kondisi ini diperparah dengan kualitas operasi dan pemeliharaan yang rendah sehingga tingkat layanan prasarana sumber daya air menurun semakin tajam.

Kabupaten Sukabumi mempunyai ketersediaan air terbesar di Jawa Barat, namun tidak tersedia secara merata sepanjang tahun.Berdasarkan siklus hidrologi, 80% air tersedia pada musim hujan (durasi 5 bulan), dan 20% air tersedia pada musim kemarau (durasi 7 bulan). Yang memiliki peran penting dalam penyediaan sumber air baku di Kabupaten Sukabumi adalah sungai sebanyal 558 buah dengan debit Q

= 3.627 m3/det panjang 3.003,57 Km, 39 Situ, Q = 29.25 m3/det seluas 25,50 Ha serta

520 Mata Air dengan debit ( Q ) 650 m3/det.

Dalam mendukung pembangunan pertanian khususnya dalam upaya peningkatan produksi padi/beras diperlukan penanganan irigasi yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan areal sawah yang ada. Irigasi Teknis dengan kondisi baik mencapai 60 persen dan kondisi rusak 40 persen dengan kemampuan mengairi areal sawah seluas 20.792 hektar. Sedangkan Irigasi Non Teknis dengan kondisi baik 40 persen dan kondisi rusak 60 persen mengairi sawah 34.424 hektar.

Areal irigasi potensial mencapai 19 Daerah Irigasi > 500 Ha mencapai 20.792,00 Ha, 1024 Daerah Irigasi < 500 Ha : 35.138,00, 756 Daerah Irigasi Tadah Hujan : 7.635,00 dari areal yang ada yang berfungsi secara optimal jaringan irigasi baru mencapai 40 % karena disebabkan oleh Catchment Area yang terdegradasi, kondisi jaringan irigasi yang mengalami penurunan fungsi, pemakai air kurangnya tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan minimnya dana pemeliharan. Areal irigasi tersebut berfungsi untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Daerah maupun Nasional.

2.2.5

Sarana Perekonomian

Koperasi merupakan suatu lembaga keuangan yang berbasis kerakyatan, untuk itu Keberadaannya sangat besar manfaatnya dalam menunjang perekonomian masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah. Jumlah koperasi Tahun 2014 sebanyak 1.831 unit dengan anggota sebesar 115.874 orang. Jumlah koperasi ini lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dilihat dari status permodalan, modal dari luar koperasi tercatat ternyata jauh lebih besar dibandingkan dengan modal yang dikumpulkan dari anggotanya sendiri.

Tabel 2. 10 Jumlah Bank, Koperasi Tahun 2013 No. Sarana Perekonomian Jumlah

(33)

2 Bank Umum Swasta 9 3 Bank Milik Pemerintah Daerah 2

4 KUD 1831

5 Non KUD 1819

Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, Tahun 2014

Sarana perdagangan dan jasa di Kabupaten Sukabumi terutama berupa pasar/ pertokoan, koperasi, dan bank. Salah satu sarana perdagangan dan jasa yang paling memegang peranan penting dalam rangka pembangunan wilayah adalah pasar. Hal ini selaras dengan Permendagri No. 42 tahun 2007 yang menyebutkan bahwa pasar harus dibangun berdasarkan maksud sebagai berikut:

a. memasarkan hasil produksi regional; b. memenuhi kebutuhan masyarakat;

c. melakukan interaksi sosial dan pengembangan ekonomi masyarakat; d. menciptakan lapangan kerja masyarakat;

e. mengembangkan pendapatan daerah;

f. memberikan perlindungan terhadap pedagang kecil; dan g. mendudukkan masyarakat lokal sebagai pelaku ekonomi utama.

Berdasarkan hasil pencacahan dan survey yang dilakukan, secara fisik jumlah pasar di Kabupaten Sukabumi 83 pasar yang mencakup 13 pasar kecamatan dan 67 pasar desa. Selain itu terdapat 5 (lima) titik pusat keramaian yang cukup besar yaitu di kecamatan Bantargadung, Cikakak, Caringin, Sukabumi, dan Sukalarang. Berikut disampaikan data jumlah fisik pasar yang telah disurvey dengan metode pencacahan:

Tabel 2. 11 Lokasi dan Nama Pasar Tradisional Kabupaten Sukabumi

No Kecamatan Pasar Ke- camatan Pasar Desa Pusat Keramaian Nama Pasar Lokasi Ket. 1 Bantargadung - - 1

2 Bojonggenteng - 1 Pasar Desa Berkah Berkah 3 C i d a h u - 1 Pasar Desa Tangkil Tangkil 4 C i e m a s - 1 Pasar Desa Ciemas Ciemas 1 Pasar Desa Ciwaru Ciwaru 1 Pasar Desa Cibenda Cibenda

1 Pasar Desa

Tamanjaya Tamanjaya 1 Pasar Desa Girimukti Girimukti

5 C i s a a t 1 Pasar CISAAT Cisaat Tipe

A

6 Caringin - 1

7 Ciambar - 1 Pasar Desa Munjul Ciambar

8 Cibadak 1 Pasar CIBADAK Cibadak Tipe

A 9 Cibitung - 1 Pasar Desa Cibitung Cibitung

10 Cicantayan - 1 Pasar Desa

Hegarmanah Hegarmanah

(34)

No Kecamatan Pasar Ke- camatan Pasar Desa Pusat Keramaian Nama Pasar Lokasi Ket. A

12 Cidadap - 1 Pasar Desa

Padasenang Padasenang 13 Cidolog - 1 Pasar Desa Cidolog Cidolog

1 Pasar Desa

Cipamingkis Cipamingkis 1 Pasar Desa Tegallega Tegallega

14 Cikakak - 1

15 Cikembar 1 Pasar CIKEMBAR Terminal Tipe

B

1 Psr Ds. Bojong Bojong

1 Psr Ds. Cikembar Cikembar

16 Cikidang - 1 Psr Ds. Cikiray Pajagan

1 Psr Ds. Cicareh Cipetir 17 Cimanggu - 1 Psr Ds. Cimanggu Cimanggu

1 Psr Ds. Sukajadi Sukajadi 1 Psr Ds. Mekarjaya Mekarjaya

18 Ciracap - 1 Psr Ds. Ciracap Ciracap

1 Psr Ds. Mekarsari Mekarsari 1 Psr Ds. Cikangkung Cikankung 1 Psr Ds. Gunungbatu Gunungbatu

19 Cireunghas - 1 Psr Ds. Bencoy Bencoy

20 Cisolok - 1 Psr Ds. Cisolok Cisolok

1 Psr Ds. Cibareno Cibareno 1 Psr Ds. Cicadas Cicadas 21 Curugkembar - 1 Psr Ds. Curugkembar Cikembar 22 Gegerbitung - 1 Psr Ds. Gegerbitung Gegerbitung

23 Gunungguruh 1 Pasar PANGGELESERAN Pangleseran Tipe B 1 Psr Ds. Sirnaresmi Sirnaresmi 24 Jampangkulon 1 Pasar

JAMPANGKULON Situhiang Tipe B

1 Psr Ds.

Bojonggenteng Cinagen

25 Jampangtengah - 1 Psr Ds.

Panumbangan Bojong Lopang 26 Kabandungan - 1 Psr Ds. Kabandungan Kabandungan 27 Kadudampit - 1 Psr Ds. Citamiang Citamiang

28 Kalapanunggal - 1 Psr Ds.

Kalapanunggal Kalapanunggal 29 Kalibunder - 1 Psr Ds. Kalibunder Kalibunder

30 Kebonpedes 1 Pasar JUBLEG Trmnl. Jubleg Tipe B 31 Lengkong - 1 Psr Ds. Neglasari Neglasari

32 N a g r a k - 1 Psr Ds. Nagrak Utara Nagrak Utara 1 Psr Ds. Girijaya Girijaya 1 Psr Ds. Darmareja Darmareja

33 Nyalindung 1 Pasar NYALINDUNG Nyalindung Tipe B 1 Psr Ds. Bojongsari Bojongsari

34 Pabuaran - 1 Psr Ds. Pabuaran Pabuaran 1 Psr Ds. Sirnasari Sirnasari

(35)

No Kecamatan Pasar Ke- camatan Pasar Desa Pusat Keramaian Nama Pasar Lokasi Ket. 1 Psr Ds. Bantarsari Bantarsari

35 Palabuhanratu 1 Pasar

PALABUHANRATU Palabuhanratu Tipe A 1 Psr Ds. Tonjong Tonjong

1 Psr Ds. Pasirsuren Pasirsuren 1 Psr Ds. Kertajaya Cigaru

1 Psr Ds. Cikadu Cikadu

36 Parakansalak - 1 Psr Ds. Parakansalak Parakansalak 1 Psr Ds. Sukatani Sukatani

37 Parungkuda 1 Pasar PARUNGKUDA Parung Kuda Tipe A 38 Purabaya - 1 Psr Ds. Purabaya Purabaya

1 Psr Ds. Pagelaran Pagelaran

39 S u r a d e 1 Pasar SURADE Swakarya

1 Psr Ds. Citanglar Citanglar 1 Psr Ds. Wanasari Wanasari 1 Psr Ds. Pasiripis Pasiripis

40 Sagaranten 1 Pasar SAGARANTEN Pasangrahan Tipe B

41 Simpenan - 1 Psr Ds. Cihaur Cihaur

42 Sukabumi - 1

43 Sukalarang - 1

44 Sukaraja 1 Pasar SUKARAJA Sukaraja Tipe

B 45 Tegalbuleud - 1 Psr Ds. Tegalbuleud Tegalbuleud

1 Psr Ds. Bangbayang Bangbayang 1 Psr Ds. Sumberjaya Sumberjaya

1 Psr Ds. Rambay Rambay

1 Psr Ds. Buniasih Buniasih

46 Waluran - 1 Psr Ds. Waluran Waluran

1 Psr Ds. Sukamukti Sukamukti

1 Psr Ds.

Caringinnunggal Caringinnunggal 47 Warungkiara - 1 Psr Ds. Bojongkerta Bojongkerta

1 Psr Ds. Ubrug Ubrug

JUMLAH 13 67 5

Sumber :Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Sukabumi, 2015

Berdasarkan hasil penyusunan profil pasar dan analisa yang dilakukan dapat dilihat bahwa hanya sekitar sepuluh pasar yang sangat berpotensi untuk berkembang menjadi pasar yang maju dan menjaadi akselerator pertumbuhan ekonomi wilayah. Ke-10 pasar itu adalah Pasar Cicurug, Pasar Cibadak, Pasar Pelabuhanratu, Pasar Cisaat, Pasar Surade, Pasar Sukaraja, Pasar Parungkuda, Pasar Jampangtengah, Pasar Purabaya, dan Pasar Cikembar.

Sepuluh pasar tersebut memiliki daya dukung sangat signifikan untuk perkembangan dan keberlangsungan pasar seperti faktor cakupan penduduk, daya beli penduduk,

(36)

aksesibilitas, dan tingkat supply. Sepuluh pasar tersebut memerlukan penanganan yang tepat agar benar-benar tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan yakni menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi wilayah. Oleh karenanya dibutuhkan sebuah kajian komprehensif guna menentukan penanganan apa yang tepat dalam upaya pengembangan dan pembangunan pasar potensial ini. Faktor manajemen dan regulasi sangat berperan penting dalam perkembangan pasar ini, untuk itu diperlukan regulasi yang tepat dan mendukung serta pemilihan manajemen yang baik agar potensi 10 pasar tersebut tidak tersia- siakan.

Sebanyak 50 (lima puluh) pasar aktif lainnya membutuhkan penanganan yang ekstra dalam upaya pengembangannya, karena banyak factor penentu untuk perkembangan pasar belum dimiliki. Sebelum menentukan langkah penanganan 50 pasar tradisional ini, perlu dilakukan pengembangan dan pembangunan infrastruktur ekonomi penunjang pasar. Beberapa infrastruktur ekonomi yang dimaksud adalah penyediaan lapangan kerja atau peningkatan daya beli masyarakat, akses jalan dan akses informasi yang menyeluruh sampai tingkat daerah, pembinaan manajemen perpasaran, regulasi yang mendukung seperti kemudahan perizinan usaha, permodalan produktif dan lain sebagainya.

Disamping pasar, sarana perdagangan yang dibutuhkan juga mencakup warung, kios dan pertokoan yang diharapkan dapat melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat dan mendukung kegiatan sektor pertanian dan agro-industri.

2.2.6

Sarana Sosial dan Kesehatan

Keberhasilan pembangunan di bidang sosial dapat di lihat dari segi fisik berupa sarana dan prasarana, maupun dari segi sosial masyarakatnya yang meliputi keadaan pendidikan, agama, maupun aspek sosial lainnya.

Jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukabumi semakin meningkat, dengan jumlah Rumah Sakit sebanyak 6 unit, Puskesmas Inpres 58 unit, puskesmas keliling tetap yaitu 57 unit dan Puskesmas pembantu 121 unit.

Pada tahun 2013 jumlah ibu hamil dan bayi yang diimunisasi secara keseluruhan semakin meningkat disbanding tahun lalu. Dari jumlah persalinan yang dilaporkan di Kabupaten Sukabumi, cenderung mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2012. Tercatat sebanyak 46.364 persalinan yang ditolong oleh tenaga medis.

Tabel 2. 12 Jumlah Sarana Sosial dan Kesehatan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2013 No Jenis Sarana Sosial dan Kesehatan Jumlah

(37)

2 Puskesmas 58

3 Posyandu 3281

(38)

2.2.7

Kawasan Strategis

Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap:

a. tata ruang di wilayah sekitarnya;

b. kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Penetapan kawasan strategis kabupaten (KSK) memperhatikan kawasan strategis nasional (KSN) dan kawasan strategis provinsi (KSP).

Dalam RTRWN, tidak terdapat KSN di Kabupaten Sukabumi, Dalam RTRWP Jawa Barat, KSP ditetapkan dengan kriteria :

• kawasan yang memiliki potensi pengembangan yang bersifat lintas kabupaten/ kota;

• kawasan yang membutuhkan sinergitas koordinasi penanganan lintas kabupaten/ kota, baik yang bersifat fisik lingkungan, kebencanaan maupun ekonomi;

• kawasan yang diprioritaskan menjadi kawasan yang dapat mendorong perekonomian Jawa Barat;

• kawasan yang terletak di perbatasan provinsi dan memerlukan sinkronisasi penataan ruang dan pengembangan wilayah dengan kawasan yang berbatasan; • kawasan yang memiliki nilai sejarah dan vital untuk dipertahankan sebagai simbol

Jawa Barat; dan

• kawasan yang memiliki fungsi pertahanan dan keamanan.

Dalam RTRW Kabupaten Sukabumi, Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap aspek lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan budaya. KSK ditetapkan dengan kriteria :

a. kawasan yang diprioritaskan menjadi kawasan yang dapat mendorong perekonomian Kabupaten Sukabumi;

b. kawasan yang terletak di perbatasan kabupaten/kota dan memerlukan sinkronisasi penataan ruang dan pengembangan wilayah dengan kawasan yang berbatasan; c. kawasan yang memiliki potensi pengembangan bersifat lintas kecamatan;

d. kawasan yang membutuhkan sinergitas koordinasi penanganan lintas kecamatan, baik yang bersifat fisik lingkungan, kebencanaan maupun ekonomi; e. kawasan yang memiliki nilai sejarah dan vital untuk dipertahankan sebagai simbol

Kabupaten Sukabumi.

(39)
(40)

2.3

SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA

2.3.1

PDRB

Struktur Ekonomi suatu daerah secara kuantitatif bisa digambarkan dengan besarnya distribusi persentase nilai tambah bruto dari masing-masing sektor terhadap nilai total PDRB yang bersesuaian. Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut didalam perkembangan ekonomi suatu daerah.

Oleh karenanya dengan melihat perkembangan suatu sektor dirasa kurang tepat bila memperhatikan peranan sektor tersebut dalam PDRB.Jadi persentase ini dapat dianggap sebagai penimbang apabila kita ingin melihat perkembangan sektoral secara teliti. Sebagai contoh, apabila peranan sektor pertanian masih cukup besar maka kenaikan yang relatif kecil di sektor ini dari tahun ke tahun akan cukup besar pengaruhnya terhadap situasi ekonomi suatu daerah. Sebaliknya apabila sektor tersebut nilai turun sedikit saja maka akan dirasakan oleh semua kegiatan dan dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi secara keseluruhan.

Disamping itu, distribusi persentase dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Dengan demikian, struktur perekonomian daerah sangat dipengaruhi oleh kemampuan tiap-tiap sektor dalam penciptaan nilai tambah.

Tabel 2. 13 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sukabumi Tahun 2013-2014 Menurut Lapangan Usaha (000 000 Rp)

No Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

2011 2012 2011 2012 1 Pertanian 5.994.665,49 6.020.951,17 3.049.992,48 3.055.546,83 2 Pertambangan dan Penggalian 823.125,83 842.530,86 414.768,71 422.209,26 3 Industri Pengolahan 3.366.034,72 3.656.178,00 1.622.278,71 1.708.132,69 4 Listrik,Gas dan Air Bersih 259.987,65 276.989,57 108.831,33 113.586,84 5 Bangunan 776.042,43 879.382,02 222.062,67 247.511,05 6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 5.024.027,39 5.634.539,86 1.821.127,25 1.977.981,19 7 Pengangkutan dan

Komunikasi 1.787.888,73 1.958.315,79 509.070,50 544.572,32 8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 605.308,38 662.755,39 354.357,06 382.656,01 9 Jasa Jasa 1.523.813,25 1.680.823,22 890.534,38 931.075,83 Produk Domestik Regional Bruto 20.160.893,87 21.612.465,88 8.993.023,09 9.383.272,03 Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, Tahun 2014

(41)

Tabel 2. 14 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sukabumi Tahun 2013-2014 (persen)

No Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga

Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2011 2012 2011 2012

1 Pertanian 4,17 0,44 0,38 0,18

2 Pertambangan dan Penggalian 5,16 2,36 2,04 1,79 3 Industri Pengolahan 8,46 8,62 4,92 5,29 4 Listrik,Gas dan Air Bersih 6,49 6,54 4,19 4,37

5 Bangunan 12,46 13,32 10,57 11,46

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 11,88 12,15 7,60 8,61 7 Pengangkutan dan Komunikasi 10,13 9,53 7,01 6,97 8 Keuangan, Persewaan dan Jas Perusahaan 9,92 9,49 8,00 7,99

9 Jasa Jasa 12,43 10,30 4,91 4,55

Produk Domestik Regional Bruto 8,42 7,20 4,07 4,34 Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, Tahun 2014

2.3.2

Mata Pencaharian Penduduk

Sebagian besar masyarakat Kabupaten Sukabumi mata pencahariannya menjadi seorang petani. Mereka memiliki sawah ataupun ladang untuk bercocok tanam karena mereka bertempat tinggal didekat lereng gunung. Perairannya pun langsung memakai mata air, mereka memakai paralon untuk mengambil air. Hasil dari sawah maupun perkebunan memiliki potensi yang cukup besar seperti kelapa, teh, pala dan cengkeh. Biasanya mereka hanya menempuh pendidikan sampai jenjang SMP dan banyak dari mereka melanjutkan merantau ke daerah luar untuk berwirausaha.

2.4

RUANG DAN LAHAN

2.4.1

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Dalam rangka menyelaraskan dan menjabarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), yang telah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat tahun 2009-2029 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi tahun 2012-2032 yang

(42)

mengakomodasikan kepentingan nasional, regional dan lokal dalam satu kesatuan penataan ruang.

Ruang Wilayah Daerah adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, ruang udara dan termasuk juga ruang di dalam bumi, sebagai tempat masyarakat Daerah melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya, serta merupakan suatu sumberdaya yang harus ditingkatkan upaya pengelolaannya secara bijaksana.

Dengan demikian RTRW Kabupaten sangatlah strategis untuk menjadi pedoman dalam penyelenggaraan penataan ruang, serta untuk menjaga kegiatan pembangunan agar tetap sesuai dengan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan, sekaligus mampu mewujudkan ruang yang produktif dan berdaya saing menuju Kabupaten Sukabumi yang Maju dan Sejahtera yang mendukung Jawa Barat sebagai Provinsi Termaju di Indonesia.

Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang menetapkan kedudukan Rencana Tata Ruang sebagai acuan utama pembangunan sektoral dan wilayah, yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029, dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 28 Tahun 2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan, serta Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 13 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025. Sebagai matra spasial pembangunan, maka RTRW Kabupaten disusun berdasarkan azas dan tujuan penataan ruang terhadap kepentingan-kepentingan jangka panjang, serta dengan memperhatikan penyelenggaraan penataan ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki oleh setiap orang dan antarpemangku kepentingan.

Dalam Peraturan Daerah ini, penataan ruang dilaksanakan pada pendekatan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan dan nilai strategis kawasan.

Sehubungan dengan itu, dalam proses penyusunannya, tidak terlepas dari hasil evaluasi pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 10 Tahun 1999 tentang RTRW Kabupaten Sukabumi 1996-2006, sebagai dasar dalam perumusan strategi dan rencana tata ruang yang dapat mengharmoniskan lingkungan alam dan buatan yang mampu mewujudkan keterpaduan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan serta yang dapat memberikan perlindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidup akibat pemanfaatan ruang.

(43)

Hal ini terutama dikaitkan dengan kinerja penataan ruang, yang pada kenyataannya masih terdapat ketidaksesuaian dalam pemanfaatan ruang, baik dalam aspek struktur maupun pola ruang. Selanjutnya dari sisi dinamika pembangunan, telah diperhatikan pula beberapa perubahan yang perlu diantisipasi dan direspon dalam suatu substansi rencana tata ruang ini yang dapat diterapkan dan diwujudkan dalam setiap proses perencanaan tata ruang wilayah, serta terlebih penting lagi dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan jangka panjang.

Dalam konteks penataan ruang wilayah kabupaten, dinamika eksternal mencakup pengaruh tataran global, regional dan nasional, seperti tuntutan sistem kepemerintahan yang baik (good governance), tuntutan pasar dunia (global market forces), dan tuntutan setiap orang untuk memenuhi hak hidupnya, bebas menyatakan pendapat, mencapai kehidupan yang lebih baik, serta memenuhi nilai- nilai agama dan kepercayaan yang dianut.

Dinamika eksternal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan paradigma baru dalam penataan ruang sehubungan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, serta Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dalam kerangka penyelenggaraan otonomi daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait meliputi Norma, Standar, Pedoman dan Kebijakan yang telah ditetapkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Sedangkan dalam konstelasi global Indonesia digambarkan sebagai sebuah negara berkembang yang memiliki berbagai tantangan dari segi perekonomian dan pembangunan, di antaranya berupa rendahnya prosentase aliran masuk Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia, rendahnya posisi Indonesia dalam rangking

Global Competitiveness Index (GCI), serta rendahnya total nilai perdagangan

Indonesia dalam kegiatan perdagangan intra ASEAN. Fenomena dinamika global juga dipengaruhi faktor urbanisasi dan munculnya lebih banyak Megacities/Conurbation, revolusi teknologi yang mengurangi peranan faktor jarak, waktu, dan lokasi di dalam penentuan kegiatan-kegiatan ekonomi/bisnis serta sosial-politik yang membaurkan arti batas-batas antarnegara, serta proses perdagangan dalam hal mempercepat masuknya peranan aktor-aktor pasar untuk menguasai sumberdaya alam, energi, air bersih, dan bahan-bahan mineral di seluruh dunia, sehingga berimplikasi pada sejauhmana penataan ruang mampu memanfaatkan tantangan yang ada, sebagai peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(44)

Dari sisi konservasi lingkungan, isu global warming memberikan pengaruh yang besar terhadap kebijakan penataan ruang dan pengembangan di Indonesia termasuk Daerah.

Dengan adanya isu tersebut, tentu kebijakan penataan ruang yang dihasilkan harus sejalan dengan konservasi dan preservasi lingkungan secara global, serta upaya- upaya mitigasi bencana. Atau dengan kata lain, kegiatan pembangunan harus tetap dalam koridor dayadukung lingkungan, dan oleh karenanya keseimbangan alokasi ruang antara kawasan budidaya dan kawasan lindung merupakan prasyarat yang tetap dibutuhkan.

Daerah menghadapi pula berbagai tantangan dan dinamika pembangunan yang bersifat internal. Dinamika internal tersebut lebih menggambarkan kinerja yang mempengaruhi penataan ruang Daerah, yaitu perubahan fisik, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya yang berasal dari dalam wilayah tersebut. Isu internal terutama tingginya pertumbuhan jumlah penduduk yang saat ini (data tahun 2008) sudah mencapai 2,30 juta jiwa dan dalam waktu 20 tahun mendatang (tahun 2030) diperkirakan berjumlah 3,38 juta jiwa. Hal ini tentu akan berimplikasi pada semakin tingginya kebutuhan akan sumberdaya lahan, air, energi, ketahanan pangan, kesempatan kerja, dan sebagainya.

Selain dari aspek kependudukan, dinamika internal juga ditunjukkan oleh masih belum optimalnya pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM), target alokasi luasan Kawasan Lindung sebesar 51,07%, realisasi pembangunan infrastruktur wilayah, ketersediaan sarana dan prasarana dasar, meningkatnya permasalahan lingkungan dan konflik pemanfaatan ruang, rendahnya kinerja Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan PKL, kerjasama pengelolaan daerah perbatasan, serta upaya-upaya dalam mitigasi bencana yang masih membutuhkan peningkatan lebih lanjut.

Berdasarkan penjelasan di atas, perumusan substansi RTRW Kabupaten Sukabumi yang memuat tujuan, kebijakan dan strategi, rencana, arahan pemanfaatan dan pengendalian, ditujukan untuk dapat menjaga sinkronisasi dan konsistensi pelaksanaan penataan ruang dan mengurangi penyimpangan implementasi.

indikasi program utama yang ditetapkan, serta diharapkan akan lebih mampu merespon tantangan dan menjamin keberlanjutan pembangunan, melalui berbagai penataan dan perencanaan pembangunan ruang yang produkltif dan berdaya saing tinggi demi terwujudnya masyarakat Kabupaten Sukabumi yang lebih sejahtera.

2.4.2

Penggunaan Lahan dan Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan Kabupaten Sukabumi, diantaranya meliputi hutan, sawah, pertanian lahan kering, permukiman dan lain-lain. Diantara jenis tersebut yang lebih dominan berupa sawah, selanjutnya lahan kering.

(45)

Luas sawah yang ditanami di Kabupaten Sukabumi sebagian besar ditanami padi sebanyak 2 kali selama setahun. Tercatat ada 32.834 hektar sawah yang ditanami 2 kali selama setahun.

Kecamatan yang mempunyai lahan sawah terbesar ada di kecamatan Surade. Lahan tanah kering di Kabupaten Sukabumi, sebagian besar dipergunakan untuk pertanian bukan sawah.

A. Kehutanan

Luas kawasan hutan negara yang dikelola Perum Perhutani Unit III KPH Sukabumi adalah sebesar 58.495,53 ha yang terdiri dari hutan produksi 57.828,10 ha dan hutan lindung sebesar 667,43 ha.

Hutan produksi terluas berada di BKPH Lengkong. Luas lahan kritis di luar wilayah hutan di Kabupaten Sukabumi sebesar 39.277 hektar, dengan daerah terluas lahan kritisnya berada di Kecamatan Jampangtengah sebesar 4.368 hektar.

Produksi aneka hasil hutan yang potensial di Kabupaten Sukabumi diantaranya Jamur, Lebah Madu, dan Sutera Alam/Kokon.

Sedangkan tanaman kehutanan yang cukup menonjol di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi adalah tanaman Bambu.

B. Pertanian

Luas panen dan produksi padi sawah dan gogo cenderung stagnan dibanding tahun tahun sebelumnya. Untuk tanaman palawija relatif tidak banyak mengalami perubahan berarti dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan jagung, ubi kayu, dan berbagai macam tanaman kacang tidak mengalami perubahan yang berarti dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk tanaman sayuran tahun 2012 produksi yang terbesar dihasilkan oleh adalah cabe besar, buncis, ketimun, kacang panjang, tomat dan tanaman Petsai/Sawi.

C. Perkebunan

Sub sektor perkebunan di Kabupaten Sukabumi memiliki potensi yang cukup besar, terutama perkebunan kelapa, teh, pala dan cengkeh. Pada tahun 2010 ini produksi tanaman perkebunan pada umumnya tetap stabil di banding tahun lalu. Secara umum areal tanaman perkebunan di Kabupaten Sukabumi masih didominasi oleh perkebunan rakyat.

D. Peternakan

Pada Tahun 2014 hampir semua ternak besar mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, walaupun tidak terlalu signifikan. Demikian juga jumlah ternak kecil seperti kelinci dan kambing mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.

(46)

Semua jenis Unggas seperti ayam ras petelur, ayam pedaging dan itik mengalami kenaikan populasi disbanding tahun lalu kecuali ayam kampung.

E. Perikanan

Jumlah nelayan yang menjadikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu sebagai fishing base ada sekitar 5.112 orang dan kapal/perahu yang digunakan berjumlah 903 buah. Jumlah ikan laut yang didapat oleh nelayan dari tahun ke tahun semakin bertambah jumlahnya.

Gambar

Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kabupaten Sukabumi
Tabel 2. 1 Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan  No  Nama Kecamatan  Desa  Kelurahan  Luas Wilayah (Ha)
Tabel 2. 2 Wilayah Menurut Kemampuan Tanah (Ketinggian)  Per Kecamatan  Di  Kabupaten Sukabumi
Gambar 2. 2 Peta Topografi Kabupaten Sukabumi
+7

Referensi

Dokumen terkait