• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PROSES PERAKITAN GENERATOR Tc-99m

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PROSES PERAKITAN GENERATOR Tc-99m"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

'Prosidlng 'Pertcmllall I{iniafi Tafillllan 2016

'Pllsat Tefillo{ogi Radioisotoy aan naai(ifarmalia ('l'TR1?), B.J\T.JlN Tangerang Sdatan, 3NovemfJer 2016

ISSN :2087 : 9652

SISTEM MANAJEMEN DOSIS

PADA PROSES PERAKITAN GENERATOR Tc-99m

Suhaedi

Muhammad1,

Rr.Djarwanti

RPS2

IPusat Teknologi Keselamatan Dan Metrologi Radiasi Kawasan Nuklir Pasar Jumill

2Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka

Gedung 11,Kawasan Nuklir Serpong

Emai/: Suhaedi.muhammad62@gmai/.com

ABSTRAK

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PROSES PERAKITAN GENERATOR Tc-99m. Guna

melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m, pemegang izin (PI) harus memenuhi persyaratan proteksi dan keselamatan radiasi sebagaimana ditetapkan di dalam pasal 10 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 4 Tahun 2013 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh PI untuk memenuhi persyaratan tersebut adalah dengan menerapkan sistem manajemen dosis yang di dalamnya mencakup sumber potensi penerimaan dosis, kebijakan penerapan nilai batas dosis (NBD), kebijakan penerapan nilai pembatas dosis (NPD), manajemen penerimaan dosis, perkiraan besarnya dosis, evaluasi penerimaan dosis dan tindaklanjut penerimaan dosis. Melalui penerapan sistem manajemen dosis ini dapat diperkirakan besarnya dosis yang diterima oleh personil yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m. Dari sini dapat diketahui apakah ada personil yang menerima dosis melebihi NPD tapi masih kurang dari NBD atau ada personil yang menerima dosis melebihi NBD, sehingga dapat diketahui tindaklanjut apa yang harus dilakukan oleh PI.

Kata kunci : Sistem manajemen, Dosis, Generator Tc-99m

ABSTRACT

DOSE MANAGEMENT SYSTEM ON THE GENERA TOR Tc-99m ASSEMBL Y PROCESS.

In order to protect the safety and health of radiation workers involved in assembly activities of Generator Tc-99m, the license holder (PI) must meet the requirements of protection and safety of radiation as set forth in Article

10

of Regulation of the Nuclear Energy Supervisory Agency (BAPETEN) No.

4

of

2013

on protection and Radiation Safety in Nuclear Power Utilization. One effort that can be done by PI to meet these requirements is to implement

a

management system dose which include sources of revenue potential dose, policy implementation limit value doses (NBD), the policy application of the value of the limiting dose (NPD), management acceptance doses, forecast the magnitude of dose, dose acceptance evaluation and fol/ow up dose reception. Through the application of these dose management system the magnitude of the dose received by the personnel involved in the activities of Tc-99m Generator assembly can be estimated. Based on this estimation it can be known if there were personnel who received doses exceeding the NPD but still less than NBD or there were personnel who received doses exceeding NBD. The PI then now can decide what should be done accordingly.

(2)

'j'rosidll1g 'j'ertelJ111al1J{11lia/1Ta/1wlal1 20J6

'j'llsat Tekno(ogi nacfioisotoy cfan 'j{adlofarmaka ('J'Tnn), 'lJ.ATAN Tangerang Se(atal1, 3 Novel116er 2016

ISSN : 2087 : 9652

PENDAHULUAN

Generator

produk radiofarmakaTc-99m merupakanyang digunakan olehsalah satu beberapa rumah sakit di Indonesia untuk keperluan diagnosis fungsi dan anatomis organ tubuh. Produk radiofarmaka ini mempunyai bentuk kimia sebagai Sodium Pertechnetate (Na99mTc04) dalam 0.9% larutan salin dengan tingkat kemurnian radiokimia 99mTc04-;:: 95% [1]. Produk Generator Tc-99m ini dirakit di Instalasi Produksi Radioisotop Dan Radiofarmaka (IPRR). Instalasi ini sejak awal beroperasinya tahun 1990 sampai dengan sekarang telah memasok produk Generator Tc-99m ke beberapa rumah sa kit, diantaranya adalah: Rumah Sakit Hasan Sadikin. Bandung; Rumah Sakit Pusat Pertamina, Rumah Sa kit Kanker Dharmasih, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta; Rumah Sakit Dr. Kariadi, Semarang; Rumah Sakit Dr. Sardjito, Jogjakarta dan Rumah Sakit Dr.Soetomo - Surabaya.

Untuk memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan produk Generator Tc-99m, maka pihak pemegang izin (PI) sesuai dengan pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sum ber Radioaktif dan pasal 10 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 4 Tahun 2013 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir berkewajiban memenuhi persyaratan proteksi radiasi yang meliputi justifikasi, limitasi dosis serta optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi [2,3].

Salah satu bentuk penerapan prinsip optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi adalah PI harus mengupayakan agar besarnya dosis yang dit.erima oleh pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan produk Generator Tc-99m dibawah nilai batas dosis (NBD) yang diizinkan melalui penerapan sistem manajemen penerimaan dosis.

Penerapan sistem manajemen dosis ini dimaksudkan agar besarnya dosis yang diterima oleh para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan produk Generator Tc-99m serendah mungkin yang dapat dicapai dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi sesuai yang ditetapkan di dalam pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007.

Sistem manajemen dosis ini di dalamnya memiliki ruang lingkup: sumber potensi penerimaan dosis, personil penerima dosis, kebijakan penerapan nilai batas dosis (NBD), kebijakan penerapan nilai pembatas dosis (NPD), manajemen penerimaan dosis, perkiraan besarnya dosis, evaluasi penerimaan dosis dan tindaklanjut penerimaan dosis.

Diharapkan dengan menerapkan sistem manajemen dosis ini PI dapat memperkirakan lebih awal besarnya dosis yang diterima oleh para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan produk Generator Tc-99m sehingga dapat mengantisipasi tindakan proteksi radiasi apa yang diperlukan.

METODOLOGI

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem manajemen dosis yang diterima oleh para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan produk Generator Tc-99m ini adalah: dokumen Radiopharmaceutical Production terbitan Medhi Physics, dokumen Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif dan dokumen Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 04 tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir [1,2,3]. Sedangkan metode yang digunakan adalah :

1. Kajian penerapatan terhadap dokumen-dokumen terse but di atas.

2. Kajian pengalaman terkait dengan pengawasan proses perakitan Generator T c-99m.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SUMBER POTENSI PENERIMAAN oasIs Ada beberapa tahapan kegiatan pada rangkaian proses perakitan produk Generator Tc-99m yang memiliki potensi bahaya sebagai pemberi kontribusi adanya penerimaan dosis baik bagi pekerja radiasi, masyarakat maupun lingkungan.

Berikut ini tahapan kegiatan yang dapat memberikan kontribusi adanya penerimaan dosis:

1. Pengeluaran leadpot ( kontener yang berisi kolom Generator ) dari dalam Hot

(3)

Trosiaillg 1'ertemuall Hmiafi TafizlIJall 2016

Tusat Tekllo{ogi R£lifioisot(!p aan Radiofannaka (TTRR), 'BATAN Tangerallg Sefatan, 3 Novem6er 2016

ISSN :2087: 9652

2. Pemasangan fluid path untuk sistem Generator.

3. Pemasangan boks dan enklosur Generator.

4. Pemasangan baut untuk boks Generator. 5. Pemeriksaan kualitas produk tahap

pertama.

6. Pemeriksaan kualitas produk tahap kedua.

Pengeluaran Leadpot ( Kontener Yang Berisi Kolom Generator ) Dari Dalam Hot Cell Generator

Kegiatan pengeluaran leadpot dari dalam Hot Cell merupakan salah satu dari tahapan kegiatan perakitan Generator Tc-99m yang memberikan kontribusi penerimaan dosis yang sangat signifikan. Hal ini dikarenakan ada sumber paparan radiasi baik yang berasal dari lubang Hot Cell tempat keluarnya leadpot maupun yang berasal dari permukaan leadpot itu sendiri.

Pemasangan Fluid Path Untuk Sistem

Generator

Kegiatan pemasangan fluid path ini dilakukan di tempat yang terpasang Top Barrier Shield dan dilengkapi dengan leadglass yang berfungsi sebagai shielding baik untuk arah mata maupun arah dada.

Tahapan kegiatan 1m memberikan

kontribusi penerimaan dosis yang sangat signifikan mengingat adanya paparan radiasi khususnya ke arah organ kritis.

Pemasangan Boks Dan Enklosur Generator Kegiatan pemasangan boks dan enklosur Generator juga memberikan kontribusi penerimaan dosis yang cukup signifikan mengingat adanya paparan radiasi ke arah mata dan organ kritis yang berasal dari permukaan leadpot.

Pemasangan Baut Untuk Boks Generator Kegiatan pemasangan baut untuk boks Generator juga memberikan kontribusi penerimaan dosis mengingat adanya paparan radiasi ke arah mata dan organ kritis yang berasal dari permukaan boks Generator yang di dalamnya berisi leadpot.

Pemeriksaan Kualitas Produk Tahap Pertama Kegiatan pemeriksaan kualitas produk ini dilakukan di tempat yang sama seperti

tempat pemasangan fluid path dimana terpasang Top Barrier Shield dan dilengkapi dengan leadglass yang berfungsi sebagai shielding baik untuk arah mata maupun arah dada.

Tahapan kegiatan ini memberikan kontribusi penerimaan dosis yang sangat signifikan mengingat adanya paparan radiasi khususnya ke arah organ kritis yang berasal dari bagian atas leadpot yang tutupnya terbuka guna mengecek aliran air dari botol salin melalui fluid path.

Pemeriksaan Kualitas Produk Tahap Kedua Tahapan kegiatan ini merupakan kelanjutan dari tahapan di atas yang dilakukan di tempat yang fasilitasnya sama seperti tempat pemeriksaan kualitas tahap pertama.

Tahapan kegiatan ini juga memberikan kontribusi penerimaan dosis yang sangat signifikan mengingat adanya papa ran radiasi khususnya ke arah organ kritis yang berasal dari bagian atas leadpot yang tutupnya terbuka guna mengecek aliran cairan dari botol salin melalui fluid path.

KEBIJAKAN PENERAPAN NILAI BATAS

DOSIS

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m, PI dapat menetapkan kebijakan terkait dengan NBD sebagaimana ditetapkan di dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 4 Tahun 2013 pasal 15, yaitu [1,2] :

1. Dosis Efektif rata-rata sebesar 20 mSv per tahun dalam periode 5 (lima) tahun, sehingga Dosis yang terakumulasi dalam 5 (lima) tahun tidak boleh melebihi 100 mSv.

2. Dosis Efektif sebesar 50 mSv dalam 1 (satu) tahun tertentu.

3. Dosis Ekivalen untuk lensa mata rata-rata sebesar 20 mSv per tahun dalam periode 5 (lima) tahun dan 50 mSv dalam 1 (satu) tahun tertentu.

4. Dosis Ekivalen untuk kulit sebesar 500 mSv per tahun.

5. Dosis Ekivalen untuk tangan atau kaki sebesar 500 mSv per tahun.

(4)

l'rosiaing l'ertemllanlliniali Talizman 2016

1'1ISat TeRno(ogi Radioisotoy aan lwdiofarmaRa (1'TRR), 'BAT.JtN Tangerang Se(atazz, 3 November 2016

ISSN :2087 : 9652

KEBIJAKAN PENERAPAN NILAI PEMBATAS

DOSIS (NPD)

Untuk keperluan pelaksanaan kegiatan perakitan Generator Tc-99m, sesuai ketentuan yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 pasal 36 dan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 04 Tahun 2013 pasal 41,42 dan 43, PI dapat menetapkan NPD untuk pekerja radiasi [2,3].

Guna melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m, maka PI dapat menetapkan kebijakan NPD sebesar 75% dari nilai dosis efektif rata-rata (20 mSv) yaitu 15 mSv. Dasar pertimbangannya adalah jumlah produk Generator Tc-99m yang dirakit setiap kali proses ( rata-rata 7 buah) dan frekuensi produksi sekali dalam seminggu.

MANAJEMEN

PENERIMAAN

DOSIS

Guna melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi yang yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m, PI dapat menetapkan kebijakan besarnya dosis yang diterima oleh pekerja radiasi yang bertugas untuk kurun waktu satu minggu tidak boleh lebih besar dari 75% dari NPD mingguan (0,3 mSv) atau sebesar 0,225 mSv.

Jika dalam kenyataannya pekerja radiasi tersebut menerima dosis lebih besar dari 0,225 mSv, maka yang bersangkutan masih diizinkan untuk bekerja asalkan akumulasi dosis yang diterima dalam kurun waktu satu bulan tidak boleh lebih besar dari 75% NPD bulanan (1,2 mSv) atau sebesar 0,9 mSv.

PERKIRAAN BESARNY A DOSIS

Perkiraan besarnya nilai dosis yang diterima oleh pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan perumusan [4]:

. Waktu Kerja x Paparan Radiasi Dosis =

---6000

Dimana dosis dalam satuan mSv, laju paparan radiasi dalam satuan mR/jam, waktu kerja dalam satuan menit serta 600 merupakan faktor koversi dari mR ke mSv dan dari jam ke menit.

Contoh pencatatan perkiraan besarnya dosis yang diterima diberikan seperti pad a Tabel 1. Tabel1. Perkiraan Penerimaan Dosis

Laju WaktuPerki

No.

JenisPaparanraan(Menit) Kegiatan

( mR/j) Dosis ( mSv)

EV ALUASI PENERIMAAN DOSIS

Untuk Pekerja Radiasi Yang Menerima Dosis Melebihi NPD Tetapi Kurang Dari NBD

Jika ada pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m menerima dosis melebihi NPD tapi kurang dari NBD, maka sesuai dengan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 04 Tahun 2013 pasal 45, PI harus melakukan kaji ulang pelaksanaan prosedur operasi dan melakukan kaji ulang analisis pemilihan pembatas dosis [3].

Yang dimaksud prosedur operasi disini adalah prosedur pengawasan proses perakitan Generator Tc-99m. Sedangkan analisis pemilihan NPD disini adalah analisis terhadap metode yang digunakan oleh PI dalam menetapkan NPD untuk kegiatan perakitan Generator Tc-99m.

Untuk Pekerja Radiasi Yang Menerima Dosis Melebihi NBD

Jika ada pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m menerima dosis melebihi NBD, maka PI harus melakukan upaya tindaklanjut sebagaimana yang ditetapkan di dalam Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 04 Tahun 2013 pasal 18 sampai pasal 22 [3].

TINDAKLANJUT

PENERIMAAN DOSIS

Kaji Ulang Nilai Pembatas Dosis

Jika ada pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m menerima dosis melebihi NPD tetapi kurang dari NBD, maka PI wajib untuk melakukan kaji ulang terhadap pelaksanaan prosedur yang digunakan.

Pemegang izin (PI) harus mengkaji secara lebih mendalam terhadap prosedur ini,

(5)

Trosidlng l'ertel11l1an Iuniafi Tafiunan 2016

l)usat Tekno{ogi nadloisotoy aan Radlofarmaka (l'TRn), 13AT.'A:N Tangerang Se{atan, 3 November 2016

ISSN : 2087 : 9652

apakah semua tahapan kerja yang ada telah benar-benar efektif dan efisien atau belum. Bila ternyata belum, maka prosedur tersebut harus segera direvisi dan disahkan oleh satuan jaminan kualitas.

Selain daripada itu PI juga harus melakukan kaji ulang terhadap analisis yang digunakan dalam pemilihan pembatas dosis. Kaji ulang di sini meliputi: kaji ulang beban dan frekuensi pekerjaan, kaji ulang potensi bahaya, kaji ulang riwayat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja radiasi, kaji ulang kondisi sarana dan fasilitas serta kaji ulang riwayat penerimaan dosis.

Tindaklanjut

Dosis Berlebih

Jika ada pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m menerima dosis melebihi NBD, maka dalam hal Pekerja Radiasi menerima dosis melebihi 20 mSv dalam 1 (satu) tahun tetapi masih kurang dari 50 mSv, PI harus [3] :

a. Mengkaji ulang Paparan Radiasi dan mengambillangkah korektif yang perlu. b. Membatasi dosis efektif Pekerja Radiasi

sehingga yang bersangkutan dalam periode 5 tahun tidak boleh mendapatkan dosis efektif 100 mSv. c. Melaporkan kejadian tersebut kepada

BAPETEN dengan menyertakan penyebab terjadinya kejadian tersebut dan tindakan korektif yang telah dilakukan.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum menetapkan sistem manajemen dosis, pemegang izin terlebih dahulu harus memahami sumber potensi penerimaan dosis yang ada pada rangkaian kegiatan perakitan Generator T c-99m.

2. Untuk menerapkan sistem manajemen dosis, pemegang izin terlebih dahulu harus menetapkan kebijakan penerapan nilai batas dosis dan nilai pembatas dosis (NPD). Besarnya NPD dapat ditetapkan sebesar 75% dari NBD yaitu sebesar 15 mSv.

3. Kebijakan tentang penerimaan dosis mengacu pada pengaturan nilai NPD.

Guna melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi, maka pemegang izin harus melakukan evaluasi penerimaan dosis dan tindaklanjut penerimaan dosis.

DAFTAR PUSTAKA

1.

MEDHI PHYSICS (1987),

"Radiopharmaceutical Production", USA, 1987. 2. SEKRETARIAT NEGARA (2007), " Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif", Jakarta, 2007.

3. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (2013), "Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ) Nomor 4 Tahun 2013 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir", Jakarta, 2013.

4. MEDHI PHYSICS (1987), "Health Physics", USA, 1987.

Referensi

Dokumen terkait

 Dengan mengamati gambar kegiatan menabung yang disajikan, peserta didik mampu menentukan makna kosakata berkaitan dengan kehidupan ekonomi di sekolah..  Dengan mengamati

Setelah aplikasi program awave 2-3 tersimpan maka langkah selanjutnya adalah menginput sudut gelombang pada file BC model yang akan di running, yaitu dengan cara double klik

Hasil dari analisa tersebut menunjukkan bahwa proses pembasahan dari kondisi inisial ke kondisi jenuh, nilai derajat kejenuhannya bertambah 33.799%, tegangan air pori berkurang

Pada proyek akhir ini dirancang sistem input penilaian sidang proyek akhir yang dapat mengoptimalkan pekerjaan dosen penilai atau penguji dan bidang akademis dalam pengumpulan

Hal ini juga pernah dikongsi oleh Baumrind (1991) di mana gaya asuhan ibu bapa autoritatif memberi kesan kepada perkembangan kanak-kanak dan Bowlby (1982) yang menegaskan

TTG (Teknologi Tepat Guna) Meja Pewarnaan merupakan solusi untuk efisiensi proses pewarnaan dan TTG Pemasaran Online adalah solusi untuk memperluas area pemasaran. Pada

Untuk mengatasi masalah diatas, maka digunakan metode Multi-Agent Model Predictive Control (MPC) sehingga dapat mengoptimalkan waktu hijau untuk meminimasi panjang antrian

Kabupaten Semarang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah.Pada saat ituKota