• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG TANAMAN KELAPA BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN FISIK DAN EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMANFAATAN RUANG TANAMAN KELAPA BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN FISIK DAN EKONOMI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG TANAMAN KELAPA BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN FISIK DAN EKONOMI

Study Kasus di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan

Haikal Ali

The teaching Staff of the Faculty of Economics, Program Study the Construction University of Muhammadiyah Parepare.

The Teaching Staff at the Institute of Government in The Country (IPDN) Email: Haikalcondotel@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the physical land suitability classes, and the economy and determine the feasibility of the coconut crop farming. Data analysis using Automated Land Evaluation System (ALES) to determine the suitability of land economy class. The results showed that the physical land suitability classes in all the land units are the major limiting factor rooting conditions, with details on land units 1 and 4 sub-class S2r with descriptions rather according to the constraint condition of rooting texture dusty clay and clay loam; 2 sub-class land units S3R and S2r with a description of the dominant accordance marginal marginal and somewhat accordance with the constraints of rooting conditions argillaceous sand texture and texture modifier being; land units 5 and 6 sub-class S3R with the description in accordance with the constraints marginal rooting conditions: 45 cm into the ground effectively and sandy loam texture; 3 land units have a sub-class S3R and N with a description of the dominant accordance marginal and not in accordance with the constraints of rooting conditions: effective depth of 35 cm soil and sandy loam soil texture.

While compliance economic land for cocoa plants by class kesesuaiam land physically above then consider the factors supporting and inhibiting factors in the respective land units, using the Automated Land Evaluation System, the result is that land units 1, 2 and 4, the value of land suitability rather favorably with the minimum limit profit between Rp.1.000.000,00, - up to Rp.8.000.000,00, - / ha / year, land Unit 3, 5 and 6 the conformity of marginal land profitable with a minimum limit of <Rp.1.000.000,00 , -

Keywords: economic land suitability classes coconut, Automated Land Evaluation System (ALES)

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan pertumbuhan tanaman kelapa di Kabupaten Sidenreng Rappang, mengalami peningkatan yang signifikan dari ke waktu ke waktu, luas pemanfaatan lahan tahun 1999 adalah 4.447 Ha, 4.091

menghasilkan dengan produksi sebesar 4.099 ton, tahun 2000 luas pemanfaatan lahannya adalah 4.435 Ha dengan luas tanaman yang menghasilkan adalah 4.119 Ha, jumlah produksi sebesar 4.120 ton. Memperhatikan produktivitas lahan tanaman kelapa dalam wilayah penelitian hanya mencapai rata-rata 1.000 Kg/Ha/Tahun, sedangkan di Kabupaten

(2)

Bulukumba produktivitas lahan sebagai pembanding mencapai 1.462

Kg/Ha/Tahun (Bappeda, (2001)) Rendahnya produktivitas tanaman kelapa tersebut diperkirakan karena pemanfaatan lahannya kurang sesuai secara fisik tanah. Padahal sebagai tanaman dominan, kontribusi komoditas tanaman kelapa pada Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sidenreng Rappang termasuk nomor dua tertinggi setelah komoditas kakao dibanding tanaman lainnya (Pemkab Sidrap (2001)), sehingga menjadi menarik untuk diteliti.

Hal lainnya potensi pengembangan tanaman kelapa dalam di wilayah penelirtian masih sangat terbuka mengingat masih terdapat puluhan ribu lahan tidur yang belum termanfaatkan secara maksimal. Jika lahan tidur tersebut diketahui potensi penggunannya, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penyediaan lapangan kerja, peningkatan peningkatan pendapatan petani, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah setiap tahunnya.

Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dihadapi dalam

pengembangan tanaman kelapa adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengoptimalkan

pengembangan tanaman kelapa perlu dilakukan analisis pada

masingmasing satuan lahan

berdasarkan kelas kesesuaian lahan fisik.

2. Setelah mengetahui kelas kesesuaiaan lahan fisik, maka perlu dilakukan analisis kelas kesesuaian lahan ekonomi berdasarkan analisis usaha tani.

Tujuan dan Sasaran a.Tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk melakukan penataan ruang berdasarkan kesesuaian fisik dan ekonomi tanaman kelapa dengan bantuan sistem evaluasi lahan otomatis. Untuk mencapai tujuan utama tersebut, terdapat tujuan spesifik yang menunjang, sebagai berikut :

1. Menentukan kelas kesusuaian lahan fisik

2. Menentukan kelas kesesuaian lahan ekonomi

3. Menentukan tingkat kelayakan usahatani

b. Sasaran

Sasaran utama penelitian ini adalah meneliti fisik dan karakteristik tanah

(3)

sehingga ditemukan aspek kesesuaian lahannya berdasarkan tanaman yang sesuai untuk dikembangkan diatasnya. Sasaran berikutnya adalah mendorong petani memanfaatkan lahannya berdasarkan potensi lahan

B.KAJIAN PUSTAKA

Pemanfaatan Ruang Wilayah

Pengertian perencanaan dan pemanfaatan ruang memiliki kesamaan dengan perencanaan tata guna lahan, mengingat penggunaan lahan merupakan bagian dari pemanfaatan ruang. Mengacu pada pengertian tata ruang sebagaimana disajikan pada Undang-undang Nomor 2 tahun 2007 tentang penataan ruang, ditegaskan bahwa wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang yang merupakan wadah kehidupan mencakup ruang daratan, rudang lautan, ruang udara termasuk didalamnya tanah, air, udara dan benda lainnya serta daya, keadaan, sebagai suatu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Konsep Kelas Kesesuain Lahan

Kelas menurut pengertian yang umum adalah pengelompokan suatu obyek berdasarkan suatu kesamaan dan memisahkan obyek yang tidak sama. Hal senada diungkapkan dalam FAO (1976),

yang menyatakan bahwa kelas merupakan teknik informasi untuk secara sistimatis menamai obyek yang dikelaskan dan menunjukkan hubunganhubungan di antara mereka. Lebih lanjut diungkapkan bahwa tujuan dan keperluan mendasar dari klasifikasi yaitu untuk memberikan pengelompokan yang sahih bagi aktivitas ilmiah yang sedang dilakukan dan untuk dapat menyusun secara umum tentang obyek yang dikelaskan.

Pengertian kesesuain lahan diungkapkan Djaenuddin (2000), yang menyatakan bahwa kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, misalnya lahan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim. Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yaitu terdiri dari iklim, tanah, topografi, hidrologi dan/atau komoditas tertentu yang produktif. Sedangkan pengertian Hardjowigeno (2007) mengungkapkan pengertian kesesuain lahan fisik adalah kesesuaian lahan yang didasarkan atas faktor-faktor fisik, tanpa memperhatikan faktor ekonomi. Sedangkan kesesuaian lahan ekonomi adalah kesesuaian lahan yang didasarkan atas faktor-faktor fisik dan

(4)

pertimbangan biaya (biaya dan keuntungan).

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa Tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa pada suatu lahan sangat tergantung pada berbagai persyaratan tumbuh dan kondisi wilayah . Rustharmin et al. (1993) mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha pengembangan kelapa di daerah baru sangat ditentukan oleh berbagai faktor, baik lingkungan fisik (iklim dan tanah), maupun sosial ekonomi. Djaenudin et al. (2000) mengungkapkan bahwa rerata temperatur tahunan yang dikehendaki berkisar antara 20 sampai 35 oC. Curah hujan minimum yang dikehendaki adalah sekitar

1.000mm/tahun, sedangkan yang optimal adalah 1.000 sampai 5.000 mm/tahun, serta toleran terhadap curah hujan > 3.800 mm/tahun. Bulan kering harus kurang dari 3 bulan dengan kelembaban sedikitnya 60 %. Sedangkan persyaratan kebutuhan tanah adalah sebagai berikut : kedalaman minimum 50 Cm, konsistensi gembur (lembab), permeabilitas sedang, drainase baik, reaksi tanah (pH) berkisar antara 4,5 – 8,5 (optimum antara 5,5 – 7,0). Berdasarkan kriteria kesesuaian lahan tanaman kelapa yang diungkapkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengaruh iklim dan komponen fisik dan kimia tanah sangat menentukan dalam menilai kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa dan akan menjadi acuan dalam menentukan kelas kesesuaian lahan tanaman kelapa dalam penelitian ini. Kesesuaian Lahan Ekonomi dan Analisis Usaha Tani

Rossiter et al. (1994) menungkapkan bahwa kesesuaian secara ekonomik ditentukan oleh aspek atau faktor yang berkaitan dengan parameter ekonomik (input dan output) yang dibedakan atas 5 kelas, yaitu : (i) kelas 1, sangat sesuai (S1), penggunaannya sangat menguntungkan; (ii) Kelas 2, cukup sesuai (S2), penggunaannya cukup menguntungkan; (iii) Kelas 3, sesuai marginal (S3), penggunaannya marginal menguntungkan; (iv) Kelas 4, tidak sesuai secara ekonomik (N1), penggunaannya memungkinkan tetapi tidak menguntungkan untuk saat ini; dan (v) Kelas 5, tidak sesuai permanen, secara ekonomik (N2), penggunaannya tidak memungkinkan, dan kelas ini secara fisik berasal dari kelas N. Lebih lanjut diungkapkan bhwa evaluasi lahan kuantitatif (ekonomik) sangat tergantung pada 1) Gross Margin (GM); 2) Net Present Value (NPV); 3) Benefit Cost Ratio (BCR); 4) Internal Rate of Return

(5)

(IRR). Kecuali untuk GM, matriks yang lain tergantung pada discount rate atau bunga bank yang berlaku.

Evaluasi Kesesuaian Lahan

Prinsip utama yang digunakan dalam proses evaluasi lahan diungkapkan FAO (1976), kegiatan utamanya adalah : 1. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan

macam/jenis penggunaan lahan tertentu. Prinsip ini penting karena penggunaan yang berbeda

memerlukan syarat yang berbeda. 2. Evaluasi lahan membutuhkan

perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan masukan yang diperlukan.

3. Diperlukan pendekatan multidisiplin dari para ahli ilmu-ilmu alam, teknologi penggunaan lahan, ekonomi, sosiologi dan lainnya. 4. Evaluasi yang dilakukan sesuai

dengan kondisi-kondisi fisik lahan, kondisi ekonomi daerah yang diteliti dan kondisi nasional.

5. Kesesuaian didasarkan atas penggunaan yang lestari. Aspek kerusakan atau degradasi lingkungan diperhitungkan pada saat menilai kesesuaiannya agar jangan sampai menyebabkan kerusakan lingkungan dikemudian hari meskipun dalam

jangka pendek usaha tersebut sangat menguntungkan.

6. Evaluasi melibatkan perbandingan lebih dari satu jenis penggunaan lahan.

Sistem Otomatisasi Evaluasi Lahan (ALES)

Melakukan evaluasi secara ekonomi dengan mengacu pada Rossiter and Wambeke (1997) dalam program ALES versi 4,65d faktor ekonomi dianalisis dengan menggunakan formulasi : Gross Margin, Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio (BCR).

C.METODE PELAKSANAAN

Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Sidenreng Rappang Agutus 2002 sampai dengan Maret 2003, lokasi penelitian berjarak 183 Km sebelah utara Kota Makasar yang juga merupakan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan, meliputi data fisik dan data ekonomi (Ali, 2011).

Bahan dan Alat

Bahan dan Alat yang digunakan terdiri dari Peta Rupabumi 1 : 50.000, Peta Zona Agroklimat 1 :250.000, Alat :Bor tanah, Kartu deskripsi tanah dan Buku

(6)

Munsell Soil Chart (menentukan warna tanah), cangkul dan skop, ember plastik, kantong plastik tebal memuat 1 kg tanah dan spidol; Data yang dikumpulkan sifat fisik dan morfologi tanah, sifat kimia tanah, Data ekonomi : data luas lahan dan nilai produksi, jumlah desa, luas wilayah kondisi dan sebaran penduduk; identifikasi rumah tangga, keragaman teknologi usahatani (umur tanaman, keragaan usahatani, bahan masukan usahatani, penggunaan tenaga kerja dan hasil produksi dan sumber modal usaha tani.

Data yang dikumpulkan

1. Sifat fisik tanah dan morfologi tanah, yang ditentukan melalui pengamatan lapang, meliputi : batas-batas horizon, warna tanah, tekstur, struktur tanah, konsistensi tanah, drainase tanah dan pori-pori tanah.

2. Sifat kimia tanah, merupakan data hasil analisis laboratorium, meliputi : reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, Nitrogen (N), Kalium (K), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).

3. Data-data pendukung lainnya meruapakan data primer dan data sekunder seperti curah hujan dan jumlah hari hujan perbulan selama 10 tahun, vegetasi (dominan dan

spesifik), data bahaya erosi dan kemiringan lereng (%), data

penyiapan lahan dan data penggunaan lahan : lma penggunaan, tanman utama, sistem penggunaan tanah, sumber air dan pengelolaan tanah. 4. Data Ekonomi, merupakan data yang

digunakan untuk analisis ekonomi dan analisis usaha tani, meliputi : data luas lahan, data nilai produksi; jumlah desa, luas wilayah, kondisi dan

sebaran penduduk, identifikasi rumah tangga melalui wawancara dengan bantuan kuesioner meliputi : jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan utama, penguasaan lahan dan input usaha tani dan out put usaha tani. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Anaisis data secara deskriptif kualiitatif dan kuantitatif. Deskriptif kuallitatif dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk peta dan analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan Sistem Evaluasi Lahan Otomatis (ALES), dengan langkah sebagai berikut :

a. Penyusunan dan pengelompokan data karakteristik responden (40 orang), meliputi umur, pendidikan, mata pencaharian dan luas kepemilikan lahan

(7)

b. Penyusunan dan pengelompokan jenis input yang mempengaruhi pengeluaran petani kelapa (pemakaian bibit dan biaya tenaga kerja (mulai dari proses pembukaan lahan hingga pada proses akhir produksi) dan yang

mempengaruhi output meliputi

produksi dan harga persatuan produksi pada saat dilakukan penelitian.

c. Penentuan kelas kesesuaian lahan tanaman kakao dan tanaman kelapa dengan menggunakan model ALES, dengan mekanisme kerja sebagai berikut :

- Penentuan kualitas lahan dan karakteristik lahan

- Penentuan kelas kesesuaian lahan fisik yang dibedakan atas empat kelas: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3) dan tidak sesuai (N)

- Penentuan kelas kesesuaian lahan ekonomi yang dibedakan atas lima kelas: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), saat ini tidak sesuai (N1) dan tidak sesuai permanen (N2).

- Menentukan nilai usahatani dengan parameter ekonomi yang disediakan ALES, meliputi : gross margin, discount cash flow, net present value, internal rate return, benefit cost ratio dan discount cash flow,

D.HASIL DAN PEMBAHASAN

Uraian Satuan Lahan

Pada bagian ini disajikan penyebaran, sifat-sifat morfologi, sifat-sifat fisik dan kimia, penggunaan lahan dan keterangan lain-lain yang dapat menjelaskan satuan peta tanah. Berdasrkan hasil pengamatan lapang dan analisis laboratorium, penelitian tanah diarahkan pada 6 satuan. Satuan lahan yang menjadi obyek penelitian disajikan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Satuan Lahan yang Menjadi Obyek Penelitian

No. SL Simbol ZAE Bahan Induk (% lereng) Bentuk Wilayah (% lereng) Satuan tanah (Satuan Tanah (Soil Taxonomy, 1998) Pengamatan Luas (Ha)

1 IV ax Aluvium Datar (0-3%) Chromic hapluderts HA 2 1.954

2 IV ay Sedimen pasir Datar (0-3%) Typic Udipsamments

Typic Eutrudepts

HA 4

HA 3 36.475

3 IV ax Batu liat dan

batu pasir Berombak (3-8%) Aquic Dystrudepts Lythic Eutrudepts HA 7 HA 6 23.330

4 III ax Batu liat Bergelombang

(8-15)

Typic Dystrudepts

(8)

5 I ax Batu liat Berbukit (.>40%)

Typic Eutrudepts

HA 1 3.277

6 III ax Andesit basal Bergelombang

(8-15)

Typec Eutrudepts Lithic Eutrudepts

HA 8

HA 9 9.809

Sumber data : Ali H (2011)

Klasifikasi Kesesuaian Lahan Fisik Tanaman Kelapa

Hasil analisis menggunakan ALES, guna mendapatkan kendala utama pada setiap satuan lahan yang diteliti dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 2. Kelas Kesesuaian Lahan secara Fisik Tanaman Kelapa No.

SL Sub kelas Uraian

1 & 4 S2r Agak sesuai dengan kendala : tekstur liat dan lempung liat berdebu

2 S3r & S2r Dominan sesuai marginal dan agak sesuai dengan kendala kondisi perakaran : tekstur pasir berlempung dan modifier teksturnya sedang

5 & 6 S3r Sesuai marginal dengan kendala kondisi perakaran : kedalaman efektif tanah 45 Cm dan tekstur lempung berpasir

3 S3r dan N Dominan sesuai ,marginal dan tidak sesuai dengan kendala kondisi perakaran : kedalaman efektif tanah 35 Cm dan tekstur tanahnya lempung berpasir

Sumber data : Ali H (2011)

Karakteristik Responden

Jumlah responden yang diidentifikasi sebesar 40 orang , dengan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner yakni umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga (Ali, H. 2011)

Umur Responden, dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel. 3. Umur Responden

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase

1. 2. 3 4. 20 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 70 2 7 12 19 5,00 17,50 30,00 47,50 Jumlah 40 100,00 Sumber : Ali, H (2011) Pendidikan Responden

(9)

Tabel 4. Pendidikan Responden

No. Pendidikan Jumlah Persentase

1. 2. 3 4. 5. Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Sarjana 0 25 7 8 - 0,00 62,50 17,50 20,00 - Jumlah 40 100,00

Sumber data : Ali, H (2011) Mata Pencaharian Responden

Tabel 5. Mata Pencaharian Responden

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase

1. 2. 3 4 5. Berkebun

Bersawah (irigasi teknis) + berkebun

Bersawah (irigasi teknis) + berkebun PNS + berkebun Berdagang + berkebun 7 21 10 1 1 17,50 52,50 25,00 2,50 2,50 Jumlah 40 100,00

Sumber data : Ali, H (2011) Kepemilikan Lahan

Tabel 6. Luas Kepemilikan Lahan

No. Luas Lahan Jumlah Persentase

1. 2. 3. 1 - 2 2 - 3 3 29 7 4 72,50 17,50 10,00 Jumlah 40 100,00

Sumber data : Ali, H (2011)

Input Usaha Tani

1) Pengadaan Bibit. Jumlah bibit yang digunakan petani rata-rata di wilayah penelitian adalah 125 bibit per-hektar, dengan harga bibit Rp.500/pohon.

2) Penggunaan Tenaga Kerja (HOK).

Berdasarkan hasil wawancara dengan

responden petani kelapa di wilayah penelitian, diperoleh bahwa input yang digunakan dalam

pengembangan komoitas kelapa aalah ominan tenaga kerja pria. Rata-rata jumlah hari kerja petani kelapa setiap tahunnya adalah :

(10)

- Tahun 1 rata-rata 80 hari kerja pria, kegiatan yang dilakukan pada masa itu meliputi pembersihan lahan,

persiapan lahandan penanaman pohon

- Tahun ke 2 sampai tahun ke 7, ratarata 27 hari kerja pria, kegiatan yang dilakukan adalah penyiangan dan pemeliharaan tanaman.

- Tahun ke 8 sampai dengan tahun ke 12, rata-rata 44 hari kerja pria, kegiatan yang dilakukan meliputi penyiangan, pemeliharaan, pemetikan, pengupasan dan pengeringan buah.

- Tahun ke 12 sampai tahun 20, ratarata 57 hari kerja pria, kegiatan yang dilakukan meliputi pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, pemeliharaan, pemetikan,

pengupasan, pengeringan buah dan pasca panen.

Output Usahatani Kelapa

Jenis out put yang diperoleh petani kakao adalah seluruh produksi yang dihasilkan sejak awal produksi (tahun ke 8) hingga

akhir produksi (20 tahun usia tanaman kelapa). Rata-rata produksi yang dihasilkan dari 40 responden yang diperoleh adalah sebagai berikut :

- Tahun ke 8 sampai tahun ke 9 rata-rata produksi yang dihasilkan adalah 2.500 butir/Ha/tahun.

- Tahun ke 10 sampai tahun ke 12 ratarata produksi yang dihasilkan adalah

4.500 butir/Ha/tahun.

- Tahun ke 13 sampai tahun ke 15 ratarata produksi yang dihasilkan adalah

7.000 butir/Ha/tahun.

- Tahun ke 16 sampai tahun ke 18 ratarata produksi yang dihasilkan adalah

10.000 butir/Ha/tahun.

- Tahun ke 19 sampai tahun ke 20 ratarata produksi yang dihasilkan adalah

12.000 butir/Ha/tahun. - Harga rata-rata produksi kelapa

Rp.750/butir.

Penilaian Ekonomi dengan ALES

a) Net Present Value (Nilai Pendapatan Bersih)

Tabel 7. Nilai Bersih Akhir Usaha Tertinggi Tanaman Kelapa (Discount rate 15%) No. SL Klasifikasi Lahan Nilai Bersih Akhir Usaha (Rp.) Keterangan 1 dan 4 3 2 5 dan 6 S2r S3r dan N S3r dan S2r S3r 1.781.273,54 1.068.764,12 - 345.997,22 - 1.764.177,73 Untung Untung Rugi Rugi

(11)

b) Gross Margin (Biaya dan pendapatan dalam satuan hektar/tahun)

TabeL 8. GM Usahatani Kelapa di masing-masing Satuan Lahan/Hektar/Tahun (Discount rate 15%)

No. SL Klasifikasi Lahan Tanaman Kelapa (Rp.) 1 2 3 4 5 6 S2r S3r dan S2r S3r dan N S2r S3r S3r 1.998.450,00 1.156.950,00 1.199.070,00 1.998.450,00 595.950,00 595.950,00 Sumber data : Ali H (2011)

c) Benefit Cost Ratio. BCR usaha tani Kelapa masing-masing Satuan Lahan

Hasil analisis manfaat dan biaya usahatani padi tanaman kelapa pada akhir usaha selama 20 tahun, nampak pada tabel berikut :

Tabel 9. BCR Usahatani Kelapa Per-Satuan Lahan

No. SL Klasifikasi Lahan Tanaman Kelapa (Rp.) 1 2 3 4 5 6 1,34 0,93 1,34 1,34 0,67 0,67 Untung (BCR > 1) Rugi (BCR < 1) Untung Untung Rugi Rugi Sumber data : Ali H (2011)

d) Internal Rate Return. Nilai tingkat bunga pada usaha tani kelapa pada akhir usaha selama 20 tahun dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. IRR Usahatani Kelapa Per-Satuan Lahan No.

SL Klasifikasi Lahan Tanaman Kelapa (Rp.)

(12)

1 2 3 4 5 6 18,92 14,07 18,92 18,92 09,25 9,25 Untung (IRR > 1) Untung (BCR < 1) Untung Untung Rugi Rugi • Menguntungkan ketika nilai IRR usahataninya > bunga pinjaman 15%.

• Merugikan ketika nilai IRR usahataninya < bunga pinjaman 15% Sumber data : Ali H (2011)

e) Cash Flow. Hasil analisis cash flow tanaman kelapa hingga tahun terakhir produksi:

- Tahun 1 – 7 tahun, pengeluaran petani lebih besar daripada pemasukan, karena tanaman belum berproduksi terhadap semua satuan lahan

- Tahun ke 8 - 20 tahun, petani telah mengalami keuntungan yang makin naik. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Secara Ekonomi

.Dengan mengacu pada kesesuaian lahan fisik, ketentuan produksi tanaman kelapa berdasarkan kelas kesesuaian lahan fisik, yakni S1 = > 80%; S2 = 60 – 80%; S3 = 40 – 60%; N1 = 25 – 40% dan N2 = < 25%,

Tabel 11. Hasil klasifikasi kesesuaian lahan ekonomi tanaman kelapa dengan bantuan ALES

No. SL

Sub Kelas Uraian Luas

Ha %

S3 1 s/d 4 Marginal menguntungkan dengan GM Rp.10.000.000 s/d Rp.8.500.000

64.155 83,00 N1 5 dan 6 Tidak menguntungkan saat ini dengan GM <

Rp.1.000.000,00/tahun

13.085 17,00

Sumber Data : Ali H (2011)

E.PENUTUP

1. Kelas kesesuaian lahan fisik tanaman kelapa adalah satuan lahan 1 dan 4 tergolong agak sesuai dengan faktor kendala kondisi fisik perakaran; satuan lahan 2 dominan sesuai marginal dan agak sesuai dengan faktor kendala

kondisi perakaran; satuan lahan 5 dan 6 sesuai marginal dengan faktor kendala kondisi perakaran; satuan lahan 3 dominan sesuai marginal dan tidak sesuai dengan faktor kendala kondisi perakaran.

2. Sedangkan nilai Kelas kesesuaian lahan ekonomi tanaman kelapa

(13)

berdasarkan kelas kesesuaiam lahan fisik dengan mempertimbangkan faktor pendukung dan faktor penghambat dengan menggunakan Automated Land Evaluation System, hasilnya yakni satuan lahan 1, 2, 3 dan 4, nilai kesesuaian lahannya marginal menguntungkan dengan batas minimal keuntungan antara Rp.1.000.000,- sampai dengan

Rp.8.000.000,/Ha/Tahun, Satuan lahan 5 dan 6 nilai kesesuaian lahan

menguntungkan saat ini dengan batas minimal antara < Rp.1.000.000,-. 3. Nilai pendapatan bersih usahatani

tanaman kelapa per-akhir tahun perhektar menguntungkan pada 3 (tiga) satuan lahan yakni satuan lahan 1 dan 4 Rp.1.781.300,- dan satuan lahan 3 dengan keuntungan

Rp.1.068.800,-. Sedangkan 3 (tiga) satuan lahan lainnyatidak

menguntungkan yakni satuan lahan 2 dengan kerugian Rp.346.000,- dan satuan lahan 5 dan 6 dengan kerugian sebesar

Rp.1.764.200,-

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. 2011. Evaluasi Pemanfaatan Ruang Untuk Tanaman Kakao dan

Kelapa Berdasarkan Kesesuaian Lahan dan Analisis Ekonomi : Studi Kasus Kabupaten Sidenreng Rappang, Propinsi Sulawesi Selatan. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor

Djaenuddin, D., M. Hendrisman, Subagyo, A. Mulyani, N. Suharta. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Versi 3. Badan Litbang Pertanian. Bogor Food and Agriculture Organization. 1976.

“A Framework For Land

Evaluation”. FAO Soil Bulletin 32. Soil Resources Management and Conservation Servies Land and Water Development Division. Rome.

Harjowigeno, S., Widiatmaka. 2007. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng

Rappang. 2001. Sidenreng Rappang Dalam Angka 2000. BPS dan Bappeda. Pangkajene

Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. 2001. Produk Domestik Regional Bruto. BPS dan Bappeda. Pangkajene

Rossiter, D., G. A. R. Van Wambeke. 1997. Automated Land Evaluation System ALES Version 4.65d User’s Manual. Cornell Univ. Dept of Soil Crop & Atmospheric Sci. SCAS. Ithaca NY, USA.

Rustharmin, H. dan A. Nursoestini. 1993. Kesesuain Iklim dan Lahan untuk Pengembangan Kelapa di Indonesia. Balai Penelitian Kelapa: Dalam prosiding Komprensi

(14)

Nasional Kelapa III. Yogyakarta.

(15)

Gambar

Tabel 2. Kelas Kesesuaian Lahan secara Fisik Tanaman Kelapa   No.
Tabel 4. Pendidikan Responden
Tabel  11. Hasil klasifikasi kesesuaian lahan ekonomi tanaman kelapa dengan  bantuan ALES

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan membangun suatu aplikasi yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaaan hematologi di RSUD Curup Kabupaten Rejang

Enkapsulasi benih menggunakan bakteri P.fluorescens dengan formulasi kompos tidak memengaruhi keparahan penyakit pada 25 HSI, namun penambahan bahan pembawa kaolin, talc dan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan jenis pengolahan data yang dilakukan dan menyusunnya untuk keperluan penelitian.Penelitian ini meggunakan skala

Secara umum dapat disimpulkan bahwa konstruksi sumur tidak mempengaruhi konsentrasi logam berat, namun lebih dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti; masuknya sumber sampah

Tujuan : Mahasiswa mampu mengenali dan memahami latar belakang Psikologi Diferensial dalam Pembelajaran, seperti: psikodiagnostik dalam perkiraan masalah, faktor penyebab

Membran ultrafiltrasi merupakan salah satu alternatif teknologi untuk menghasilkan gula bermutu tinggi dengan biaya relatif rendah, karena aplikasi membran

Dari hasil struktur mikro yang ditunjukkan pada gambar 7, 8 dan 9 , butir-butir yang cenderung bundar disebabkan oleh material yang meleleh di batas butir..

1) Melakukan triangulasi waktu. Triangulasi waktu merupakan teknik pengecekan keabsahan data dengan menggunakan metode yang sama pada subjek tetapi pada waktu yang