• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scrambling Index dari Graf Perahu Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Scrambling Index dari Graf Perahu Chapter III IV"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Andaikan terdapat 2 buah titik yaitu vpq+1 dan vpq+2 yang saling lepas. Kedua titik tersebut dihubungkan dengan sebuah graf berbentuk persegi panjang yang mempunyai panjang p titik dan lebar q titik sehingga membentuk Graf Perahu

G(p, q), yakni sebuah graf yang terdiri atas pq+ 2 titik dan terdiri atas lintasan

Pi : vpq+1 ↔ v(i−1)p+1 ↔ v(i−1)p+2 ↔ · · · ↔ vip ↔ vpq+2 untuk i = 1,2, ..., q, dan lintasan Pj : vj ↔ vp+j ↔ v2p+j ↔ · · · ↔ v(q−1)p+j untuk j = 1,2, ..., p seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Proposisi 3.1 Andaikan p dan q adalah bilangan bulat positif sehingga p ≥ q

maka diam(G(p, q)) =p+ 1.

Bukti. Perhatikan Graf Perahu G(p, q) pada Gambar 1.2. Diperlihatkan bah-wa titik vpq+1 dan vpq+2 merupakan dua titik terjauh di graf G(p, q). Lintasan terpendek yang menghubungkan titikvpq+1 dan titikvpq+2 adalah lintasan dalam bentuk

Pvpq+1vpq+2 :vpq+1 ↔v(i−1)p+1↔v(i−1)p+2 ↔ · · · ↔vip−1 ↔vip↔vpq+2

untuk i= 1,2, ..., q. Lintasan tersebut mempunyai panjang

ℓ(Pvpq+1vpq+2) =d(vpq+1, v(i−1)p+1) +d(v(i−1)p+1, vip) +d(vip, vpq+2) = 1 + (p−1) + 1

=p+ 1

Jadi, ℓ(Pvpq+1vpq+2) =p+ 1.

Selanjutnya akan diperlihatkan bahwa untuk tiap dua titik berbedavxdanvy

diG(p, q), terdapat lintasan dengan panjang d(vx, vy)≤p+ 1. Diperhatikan dua

kasus, yaitu jika vx =vpq+1 atau vx =vpq+2 dan vy adalah titik selain keduanya,

(2)

Kasus 1. Andaikanvx =vpq+1 danvy adalah titik dalam bentukv(i−1)p+tdengan

1≤i≤q dan 1≤t≤p. Perhatikan lintasan

Pvxvy :vx ↔v(i−1)p+1 ↔v(i−1)p+2 ↔ · · · ↔v(i−1)p+t−1↔vy.

Lintasan Pvxvy mempunyai panjang

ℓ(Pvxvy) = d(vpq+1, v(i−1)p+1) +d(v(i−1)p+1, v(i−1)p+t)

= 1 +t−1

=t≤p < p+ 1

Selanjutnya, misalkanvx =vpq+2 dan vy =v(i−1)p+t dan perhatikan lintasan

Pvxvy :vx ↔vip↔vip−1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+t+1↔vy.

Panjang lintasan Pvxvy adalah

ℓ(Pvxvy) =d(vpq+2, vip) +d(vip, v(i−1)p+1)−d(v(i−1)p+1, v(i−1)p+t)

= 1 + (p−1)−(t−1)

=p−t+ 1< p+ 1

karena t ≥1.

Jadi, bila titikvx = vpq+1 atau vx = vpq+2 dan untuk setiap titik vy dalam

bentuk v(i−1)p+t ada lintasan Pvxvy dengan ℓ(Pvxvy)≤p < p+ 1.

Kasus 2. Titik vx dan titik vy bukanlah titik vpq+1 atau titikvpq+2. Akibatnya

terdapat 3 kasus, yakni:

a. Titik vx dan titik vy berada pada lintasan horizontal yang sama.

Andaikan vx =v(i−1)p+t1 dan vy =v(i−1)p+t2 dengan 1≤ i≤q dan 1≤t1 <

t2 ≤p. Lintasan

Pvxvy :vx=v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1+1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+t2−1 ↔v(i−1)p+t2 =vy

(3)

b. Titikvx dan titik vy berada pada lintasan vertikal yang sama.

Andaikan vx = v(i−1)p+t dan vy = v(h−1)p+t dengan 1 ≤ i < h ≤ q dan

1≤t≤p. Lintasan

Pvxvy :vx =v(i−1)p+t↔vip+t ↔ · · · ↔v(h−2)p+t ↔v(h−1)p+t=vy

mempunyai panjang ℓ(Pvxvy) =h−i≤q−1< p. Jadi, ℓ(Pvxvy)< p+ 1.

c. Titik vx dan titik vy tidak berada pada lintasan horizontal maupun vertikal

yang sama.

Andaikan vx = v(i−1)p+t1 dan vy = v(h−1)p+t2 dengan 1 ≤ i < h ≤ q dan 1< t1, t2 ≤p, t1 6=t2. Perhatikan dua lintasan Pvxvy sebagai berikut:

P1 : vx =v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1−1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+1↔vpq+1 ↔v(h−1)p+1 ↔v(h−1)p+2 ↔ · · · ↔vy =v(h−1)p+t2

P2 : vx =v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1+1 ↔ · · · ↔vip ↔vpq+2 ↔vhp↔vhp−1 ↔ · · · ↔vy =v(h−1)p+t2

Karenaℓ(Pv(i−1)p+1vip) =p−1 dan ℓ(Pv(h−1)p+1,vhp) =p−1, maka

ℓ(P1) +ℓ(P2) = 2(p−1) + 4.

Pilih lintasanPvxvy sehinggaℓ(Pvxvy) = min(ℓ(P1), ℓ(P2)). Jadi, ada lintasan

Pvxvy dengan ℓ(Pvx,vy)≤ 2p2+2 =p+ 1.

Untuk setiap pasangan titikvx danvy yang berbeda diG(p, q), telah

dibuk-tikan bahwa d(vx, vy) ≤ p+ 1. Karena titik vpq+1 dan titik vpq+2 merupakan titik terjauh dari G(p, q) maka dapat disimpulkan bahwa diam(G(p, q)) =p+ 1.

Teorema 3.2. Andaikan p dan q adalah bilangan bulat positif sehingga p ≥ q. Jika p adalah bilangan bulat positif ganjil maka k(G(p, q)) = diam(G2(p,q)).

(4)

Oleh karena d(vpq+1, vpq+2) adalah genap, maka berdasarkan Proposisi 2.4,

kvpq+1vpq+2 =

diam(G(p,q))

2 =

p+1

2 sehingga

k(G(p, q))≥ p+12 . (3.1)

Selanjutnya, akan diperlihatkan bahwa untuk tiap dua titik yang berbedavx

dan vy diG(p, q), terdapat jalan Wvxvy dengan panjang genap dimanad(vx, vy)≤

diam(G(p, q)). Jika d(vx, vy) genap, maka lintasan tersebut dapat diperpanjang menjadi jalan dengan panjang tepat p+ 1. Asumsikan bahwa d(vx, vy) ganjil,

maka terdapat 2 kasus yaitu:

Kasus 1. Andaikanvx =vpq+1 danvy adalah titik dalam bentukv(i−1)p+tdengan

1≤i < q dan 1≤ t≤p. Perhatikan jalan

Wvxvy :vx =vpq+1↔ vip+1 ↔vip+2 ↔ · · · ↔vip+t−1 ↔vip+t↔v(i−1)p+t =vy

Jalan Wvxvy mempunyai panjang genap

ℓ(Wvxvy) =d(vpq+1, vip+1) +d(vip+1, vip+t) +d(vip+t, v(i−1)p+t)

= 1 + (t−1) + 1

=t+ 1 ≤p+ 1

Sedangkan untuk i=q maka jalan Wvxvy menjadi

vx ↔v(q−2)p+1 ↔v(q−2)p+2 ↔ · · · ↔v(q−2)p+t−1 ↔v(q−2)p+t↔v(q−1)p+t=vy

dan jalan Wvxvy tersebut mempunyai panjang genap

ℓ(Wvxvy) =d(vpq+1, v(q−2)p+1) +d(v(q−2)p+1, v(q−2)p+t) +d(v(q−2)p+t, v(q−1)p+t)

= 1 + (t−1) + 1

=t+ 1≤p+ 1

Selanjutnya, misalkanvx =vpq+2 dan vy =v(i−1)p+t dan perhatikan jalan

(5)

Panjang jalan Wvxvy adalah

ℓ(Wvxvy) =d(vpq+2, vip+p) +d(vip+p, vip+t) +d(vip+t, v(i−1)p+t)

= 1 + (t−1) + 1

=t+ 1≤p+ 1

Dengan cara yang sama, untuk i=q maka jalanWvxvy menjadi

vx ↔v(q−1)p ↔v(q−1)p−1 ↔ · · · ↔v(q−2)p+t+1 ↔v(q−2)p+t↔v(q−1)p+t=vy

Panjang jalan Wvxvy untuk i = q tersebut mempunyai panjang paling banyak

p+ 1.

Jadi, bila titikvx = vpq+1 atau vx = vpq+2 dan untuk setiap titik vy dalam

bentuk v(i−1)p+t ada jalanWvxvy dengan panjang genap ℓ(Wvxvy)≤p+ 1.

Kasus 2. Titik vx dan titik vy bukanlah titik vpq+1 atau titikvpq+2. Akibatnya

terdapat 3 kasus, yakni:

a. Titik vx dan titik vy berada pada lintasan horizontal yang sama.

Andaikan vx =v(i−1)p+t1 dan vy =v(i−1)p+t2 dengan 1≤ i < q dan 1≤t1 <

t2 ≤p. Perhatikan dua kemungkinan jalan Wvxvy sebagai berikut:

W1 : vx=v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1−1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+1 ↔vpq+1 ↔vip+1 ↔vip+2 ↔ · · · ↔vip+t2 ↔v(i−1)p+t2

W2 : vx=v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1+1 ↔ · · · ↔vip↔vpq+2 ↔vip+p ↔vip+p−1 ↔ · · · ↔vip+t2 ↔v(i−1)p+t2

dan untuk i = q maka dua kemungkinan jalan Wvxvy menjadi sebagai

berikut:

W1 : vx =v(q−1)p+t1 ↔v(q−1)p+t1−1 ↔ · · · ↔v(q−1)p+1↔vpq+1 ↔v(q−2)p+1 ↔v(q−2)p+2 ↔ · · · ↔v(q−2)p+t2 ↔v(q−1)p+t2

(6)

Pilih jalan Wvxvy dengan panjang ℓ(Wvxvy) = min(ℓ(W1), ℓ(W2)) sehingga

ℓ(Wvxvy)≤diam(G(p, q)) =p+ 1. Andaikan Wvxvy =W1 maka

ℓ(Wvx,vy) = d(vx, vpq+1) +d(vpq+1, vip+t2) +d(vip+t2, vy) =t1+t2+ 1

=t+ 1≤p+ 1

Dengan cara yang sama, misalkanWvxvy =W2 maka panjang jalan tersebut paling banyakp+ 1. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ℓ(Wvxvy)≤p+ 1.

b. Titikvx dan titik vy berada pada lintasan vertikal yang sama.

Andaikan vx = v(i−1)p+t dan vy = v(h−1)p+t dengan 1 ≤ i < h ≤ q dan

1≤t≤p. Perhatikan dua kemungkinan jalan Wvxvy sebagai berikut:

W1 : vx =v(i−1)p+t↔v(i−1)p+t−1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+1 ↔vpq+1

↔v(h−1)p+1 ↔v(h−1)p+2 ↔ · · · ↔v(h−1)p+t=vy

W2 : vx =v(i−1)p+t↔v(i−1)p+t+1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+p =vip↔vpq+2

↔vhp=v(h−1)p+p ↔v(h−1)p+p−1 ↔ · · · ↔v(h−1)p+t=vy

Pilih jalan Wvxvy dengan panjang ℓ(Wvxvy) = min(ℓ(W1), ℓ(W2)) sehingga

ℓ(Wvxvy) ≤ diam(G(p, q)) = p+ 1. Karena titik vx dan vy berada pada

lintasan vertikal yang sama, makad(vx, v(i−1)p+1) =d(v(h−1)p+1, vy) sehingga

ℓ(Wvxvy)≤d(vx, v(i−1)p+1) +d(vx, vip) + 2

d(vx, v(i−1)p+1) +d(v(h−1)p+1, vy) + 2≤d(vx, v(i−1)p+1) +d(vx, vip) + 2

≤p+ 1

Andaikan jalan Wvxvy =W2 maka jalan tersebut akan mempunyai panjang paling banyakp+ 1. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ℓ(Wvxvy)≤p+ 1.

c. Titik vx dan titik vy tidak berada pada lintasan horizontal maupun vertikal

yang sama.

(7)

1< t1, t2 ≤p, t1 6=t2. Perhatikan dua jalan Wvxvy sebagai berikut:

W1 : vx=v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1−1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+1 ↔vpq+1 ↔v(h−1)p+1↔v(h−1)p+2↔ · · · ↔vy =v(h−1)p+t2

W2 : vx=v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1+1 ↔ · · · ↔vip↔vpq+2 ↔vhp↔vhp−1 ↔ · · · ↔vy =v(h−1)p+t2

Pilih jalan Wvxvy dengan panjang ℓ(Wvxvy) = min(ℓ(W1), ℓ(W2)) sehingga ℓ(Wvxvy)≤diam(G(p, q)) =p+1. Andaikan jalanWvxvy =W1. Jika jumlah

sisi horizontal pada jalan Wvxvy adalah ganjil, maka dilakukan cara yang

sama seperti pada (a), sedangkan jika jumlah sisi horizontal pada jalanWvxvy

adalah genap, maka dilakukan cara yang sama seperti pada (b). Jadi, bila

vx dalam bentukv(i−1)p+t1 dan vy dalam bentuk v(h−1)p+t2 maka ℓ(Wvxvy)≤

p+ 1.

Untuk setiap pasangan titikvx danvy yang berbeda diG(p, q), telah

dibuk-tikan bahwa terdapat jalan Wvxvy dengan ℓ(Wvxvy)≤p+ 1 sehingga

k(G(p, q))≤ p+12 . (3.2)

Berdasarkan persamaan (3.1) dan persamaan (3.2), dapat disimpulkan bahwa

k(G(p, q)) = p+12 = diam(G2(p,q)).

Teorema 3.3 Andaikan p dan q adalah bilangan bulat positif sehingga p ≥ q. Jika p adalah bilangan bulat positif genap maka k(G(p, q)) = diam(G2(p,q))+1.

Bukti. Pembuktian dilakukan dengan cara yang sama seperti pada Teorema 3.2. Berdasarkan Proposisi 3.1, diperoleh diam(G(p, q)) =d(vpq+1, vpq+2) =p+ 1 yang bernilai ganjil. Untuk itu, diperlukan jalan dengan panjang genap terpendek

(8)

Oleh karena d(vpq+1vpq+2) adalah genap, maka berdasarkan Proposisi 2.4,

kvpq+1vpq+2(G(p, q)) =

p+2

2 sehingga

k(G(p, q))≥ p+22 . (3.3)

Selanjutnya, akan diperlihatkan bahwa untuk tiap dua titik yang berbedavx

dan vy diG(p, q), terdapat jalan Wvxvy dengan panjang genap dimanad(vx, vy)≤

diam(G(p, q))+1.Jikad(vx, vy) genap, maka lintasan tersebut dapat diperpanjang

menjadi jalan dengan panjang tepatp+2. Asumsikan bahwad(vx, vy) ganjil, maka

terdapat 2 kasus yaitu:

Kasus 1. Andaikanvx =vpq+1 danvy adalah titik dalam bentukv(i−1)p+tdengan

1≤i < q dan 1≤ t≤p. Perhatikan jalan

Wvxvy :vx =vpq+1↔ vip+1 ↔vip+2 ↔ · · · ↔vip+t−1 ↔vip+t↔v(i−1)p+t =vy

Jalan Wvxvy mempunyai panjang genap

ℓ(Wvxvy) =d(vpq+1, vip+1) +d(vip+1, vip+t) +d(vip+t, v(i−1)p+t)

= 1 + (t−1) + 1

=t+ 1 ≤p < p+ 2

Sedangkan untuk i=q maka jalan Wvxvy menjadi

vx ↔v(q−2)p+1 ↔v(q−2)p+2 ↔ · · · ↔v(q−2)p+t−1 ↔v(q−2)p+t↔v(q−1)p+t=vy

dan jalan Wvxvy tersebut mempunyai panjang genap

ℓ(Wvxvy) =d(vpq+1, v(q−2)p+1) +d(v(q−2)p+1, v(q−2)p+t) +d(v(q−2)p+t, v(q−1)p+t)

= 1 + (t−1) + 1

(9)

Selanjutnya, misalkanvx =vpq+2 dan vy =v(i−1)p+t dan perhatikan jalan

Wvxvy :vx =vpq+2↔vip+p ↔vip+p−1 ↔ · · · ↔vip+t+1 ↔vip+t↔v(i−1)p+t=vy

Panjang jalan Wvxvy adalah

ℓ(Wvxvy) =d(vpq+2, vip+p) +d(vip+p, vip+t) +d(vip+t, v(i−1)p+t)

= 1 + (t−1) + 1

=t+ 1≤p < p+ 2

Dengan cara yang sama, untuk i=q maka jalanWvxvy menjadi

vx ↔v(q−1)p ↔v(q−1)p−1 ↔ · · · ↔v(q−2)p+t+1 ↔v(q−2)p+t↔v(q−1)p+t=vy

Panjang jalan Wvxvy untuk i = q tersebut mempunyai panjang genap paling

banyakp.

Jadi, bila titikvx = vpq+1 atau vx = vpq+2 dan untuk setiap titik vy dalam

bentuk v(i−1)p+t ada jalanWvxvy dengan panjang genap ℓ(Wvxvy)≤p < p+ 2.

Kasus 2. Titik vx dan titik vy bukanlah titik vpq+1 atau titikvpq+2. Akibatnya

terdapat 3 kasus, yakni:

a. Titik vx dan titik vy berada pada lintasan horizontal yang sama.

Andaikan vx =v(i−1)p+t1 dan vy =v(i−1)p+t2 dengan 1≤ i < q dan 1≤t1 <

t2 ≤p. Perhatikan dua kemungkinan jalan Wvxvy sebagai berikut:

W1 : vx=v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1−1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+1 ↔vpq+1 ↔vip+1 ↔vip+2 ↔ · · · ↔vip+t2 ↔v(i−1)p+t2

W2 : vx=v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1+1 ↔ · · · ↔vip↔vpq+2 ↔vip+p ↔vip+p−1 ↔ · · · ↔vip+t2 ↔v(i−1)p+t2

(10)

berikut:

W1 : vx =v(q−1)p+t1 ↔v(q−1)p+t1−1 ↔ · · · ↔v(q−1)p+1↔vpq+1 ↔v(q−2)p+1 ↔v(q−2)p+2 ↔ · · · ↔v(q−2)p+t2 ↔v(q−1)p+t2

W2 : vx =v(q−1)p+t1 ↔v(q−1)p+t1+1 ↔ · · · ↔vpq ↔vpq+2 ↔v(q−1)p ↔v(q−1)p−1 ↔ · · · ↔v(q−2)p+t2 ↔v(q−1)p+t2

Pilih jalan Wvxvy dengan panjang ℓ(Wvxvy) = min(ℓ(W1), ℓ(W2)) sehingga ℓ(Wvxvy)≤diam(G(p, q)) =p+ 1 mempunyai panjang genap. Atau dengan

kata lain, ℓ(Wvxvy)≤p. Andaikan Wvxvy =W1 maka

ℓ(Wvx,vy) = d(vx, vpq+1) +d(vpq+1, vip+t2) +d(vip+t2, vy) =t1+t2+ 1

=t+ 1≤p

Dengan cara yang sama, misalkan Wvxvy = W2 maka panjang jalan genap tersebut paling banyak p. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ℓ(Wvxvy) ≤ p < p+ 2.

b. Titikvx dan titik vy berada pada lintasan vertikal yang sama.

Andaikan vx = v(i−1)p+t dan vy = v(h−1)p+t dengan 1 ≤ i < h ≤ q dan

1≤t≤p. Perhatikan dua kemungkinan jalan Wvxvy sebagai berikut:

W1 : vx =v(i−1)p+t↔v(i−1)p+t−1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+1 ↔vpq+1

↔v(h−1)p+1 ↔v(h−1)p+2 ↔ · · · ↔v(h−1)p+t=vy

W2 : vx =v(i−1)p+t↔v(i−1)p+t+1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+p =vip↔vpq+2

↔vhp=v(h−1)p+p ↔v(h−1)p+p−1 ↔ · · · ↔v(h−1)p+t=vy

Pilih jalan Wvxvy dengan panjang ℓ(Wvxvy) = min(ℓ(W1), ℓ(W2)) sehingga

ℓ(Wvxvy)≤diam(G(p, q)) =p+ 1 mempunyai panjang genap. Atau dengan

kata lain,ℓ(Wvxvy)≤p. Karena titikvxdanvy berada pada lintasan vertikal yang sama, maka d(vx, v(i−1)p+1) =d(v(h−1)p+1, vy) sehingga

ℓ(Wvxvy)< d(vx, v(i−1)p+1) +d(vx, vip) + 2

d(vx, v(i−1)p+1) +d(v(h−1)p+1, vy) + 2< d(vx, v(i−1)p+1) +d(vx, vip) + 2

(11)

Andaikan jalan Wvxvy =W2 maka jalan tersebut akan mempunyai panjang genap paling banyakp. Jadi, dapat disimpulkan bahwaℓ(Wvxvy)≤p < p+2.

c. Titik vx dan titik vy tidak berada pada lintasan horizontal maupun vertikal

yang sama.

Andaikan vx = v(i−1)p+t1 dan vy = v(h−1)p+t2 dengan 1 ≤ i < h ≤ q dan 1< t1, t2 ≤p, t1 6=t2. Perhatikan dua jalan Wvxvy sebagai berikut:

W1 : vx=v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1−1 ↔ · · · ↔v(i−1)p+1 ↔vpq+1 ↔v(h−1)p+1↔v(h−1)p+2↔ · · · ↔vy =v(h−1)p+t2

W2 : vx=v(i−1)p+t1 ↔v(i−1)p+t1+1 ↔ · · · ↔vip↔vpq+2 ↔vhp↔vhp−1 ↔ · · · ↔vy =v(h−1)p+t2

Pilih jalan Wvxvy dengan panjang ℓ(Wvxvy) = min(ℓ(W1), ℓ(W2)) sehingga

ℓ(Wvxvy)≤diam(G(p, q)) =p+ 1 mempunyai panjang genap. Atau dengan kata lain, ℓ(Wvxvy) ≤ p. Andaikan jalan Wvxvy = W1. Jika jumlah sisi

horizontal pada jalan Wvxvy adalah ganjil, maka dilakukan cara yang sama

seperti pada (a), sedangkan jika jumlah sisi horizontal pada jalan Wvxvy

adalah genap, maka dilakukan cara yang sama seperti pada (b). Jadi, bila

vx dalam bentukv(i−1)p+t1 dan vy dalam bentuk v(h−1)p+t2 maka ℓ(Wvxvy)≤

p < p+ 2.

Untuk setiap pasangan titikvx dan vy yang berbeda di G(p, q), telah

diper-lihatkan bahwa terdapat jalan Wvxvy dengan ℓ(Wvxvy) ≤ p. Namun berdasarkan

Proposisi 2.5, jalanWvxvy dengan panjangℓ(Wvxvy) = pdapat diperpanjang

men-jadi ℓ(W′

vxvy) =p+ 2 sehingga

k(G(p, q))≤ p+22 . (3.4)

Berdasarkan persamaan (3.3) dan persamaan (3.4), dapat disimpulkan bahwa

(12)

4.1 Kesimpulan

Penelitian ini membahas mengenai scrambling index dari Graf Perahu yang terdiri atas pq + 2 titik dengan panjang p titik dan lebar q titik dimana p ≥ q. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Diameter dari Graf PerahuG(p, q) yakni diam(G(p, q)) =p+ 1

2. Jika padalah bilangan bulat positif ganjil, maka scrambling index dari graf

G adalah

k(G) = diam(G(p, q)) 2

3. Jikapadalah bilangan bulat positif genap, maka scrambling index dari graf

G adalah

k(G) = diam(G(p, q)) + 1 2

Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa scrambling index dari Graf Perahu G(p, q) bergantung pada diameter graf tersebut. Sedangkan diame-ter graf G(p, q) bergantung pada banyak titikp jika dan hanya jika titik p lebih banyak atau sama dengan dari titik q graf tersebut (p≥q).

4.2 Saran

Penelitian ini membahas mengenai scrambling index dari Graf Perahu G(p, q) yang terdiri atas pq + 2 titik dengan panjang p titik dan lebar q titik dimana

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yang bertujuan agar peneliti dapat memaparkan apa adanya tentang suatu

Bokingan selama 1 X 15 menit ternyata mampu meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Regunung 01 dan Regunung 03.. Analisis data tentang

Penggunaan kemoterapi pada pasien dengan tumor ganas kelenjar parotis terbatas untuk terapi paliatif, yaitu pada tumor ganas yang telah bermetastasis, tumor ganas rekuren yang

Transformasi nilai spiritual dalam budaya organisasi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah proses perubahan melalui pancaran atau internalisasi nilai-nilai

Penutup Demikian yang dapat peneliti sampaikan dalam penelitian yang berjudul Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam Upaya Meningkatkan Minat Siswa Baru di MTs Negeri 5

1 Ma‟ruf Zurayk, Aku dan Anakku Bimbingan Praktis Mendidik Anak Menuju Remaja , (Bandung: Al-Bayan, 2001) hal.76.. kadang seorang ibu mengetahui bakat putrinya melalui aneka

Dengan pembelajaran daring, PBBT dapat dilakukan dengan mudah meski tidak harus dengan tatap muka, baik pada saat pemberian tugas maupun penerimaan tugas sebagai

Analisis stabilitas struktur pelindung pantai blok beton 3B ditinjau untuk dua kasus, yaitu kondisi tidak terjadi kenaikan muka air laut (normal) dan kondisi terjadi kenaikan muka