• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MENGGUNAKAN MEDIA REALITA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2016 2017) | Idam Ragil Wid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT- SIFAT BANGUN DATAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MENGGUNAKAN MEDIA REALITA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2016 2017) | Idam Ragil Wid"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS Didaktika Dwija Indria PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTTEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA REALITA PADA

SISWA SEKOLAH DASAR

Buyung Faisal1), Lies Lestari2), Idam Ragil Widianto Atmojo3)

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta email:

1): buyungfaisal45@gmail.com 2): lies.pgsd@yahoo.co.id 3): idamragil@fkip.uns.ac.id

Abstract: Purpose of this research is to improve the comprehension concept of the Flat waking properties by using STAD learning model using reality media. This research is classroom action research (CAR) consisting of three cycles, each cycle consisted of four phases, there are planning, action, observation, and reflecting. The data were collected by interview, observation, test, and documentation. The data validity use was triangulation source of data and technique. The data analyzed technique use was the interactive model. The result of this re-search showed that by using Student Teams Achievement Division learning model using reality media be able to improved the students comprehension concept about the Flat waking properties.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar melalui penerapan model pembelajaran STAD menggunakan media realita. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran STAD menggunakan media realita dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar.

Kata Kunci: Pemahaman konsep, Student Teams Achievement Division menggunakan media realita (STAD), sifat-sifat bangun datar .

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk dalam ujian nasional, ini berarti matematika meru- pakan mata pelajaran yang penting. Penting nya matematika, setidaknya dapat kita lihat dalam kurikulum disekolah, matematika mendapat porsi jam lebih banyak dibanding kan dengan mata pelajaran lain nya. Mulai jenjang Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi, pelajaran matematika itu ada dan di pelajari, baik secara umum maupun spesifik. Bahkan pada jenjang prasekolah pun, matematika sudah mulai diperkenalkan.

Sebagaimana menurut Susanto (2016: 186-187) menyatakan bahwa, pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan ber-pikir siswa, serta dapat meningkatkan ke-mam puan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan pen-guasaan yang baik terhadap materi matemat-ika.Menurut Asep (2008:153) mengemuka-kan bahwa tujuan siswa mempelajari

ma-tematika yakni memiliki kemampuan dalam: 1) menggunakan alogoritma (prosedur peke- rjaan), 2) melakukan manipulasi secara mat- ematika, 3) mengorganisasi data, 4) mema- nfaatkan simbol, tabel, diagram, dan grafik, 5) mengenal dan menemukan pola, 6) men- arik kesimpulan, 7) membuat kalimat atau model matematika, 8) membuat inteprestasi bangun dalam bidang dan ruang, 9) mema- hami pengukuran dan satuan-satuannya, dan 10) menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika.

(2)

Didaktika Dwija Indria ISSN: 2337-8786 guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa

dapat mengerti apa yang dibaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi lang-sung yang dilakukan.

Bangun datar mempunyai dua dimensi, yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi sebagaimana pendapat dari David Glover (2007:10) menyatakan “Bangun datar adalah bangun rata yang dapat di potong dari sehelai kertas”.Bangun ini mempunyai sisi lurus atau-pun lengkung, panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi atau ketebalan. Bangun datar merupa kan bangun dua dimensi. Maksudnya adalah tidak memiliki ruang hanya sebuah bi-dang datar saja.

Peserta didik dikatakan paham terhadap konsep materi sifat-sifat bangun datar apabila mampu: 1) menjelaskan pengertian bangun dat- ar; 2) menyebutkan sifat-sifat bangun datar pa-da bangun tersebut; 3) mengidentifikasi mat- eri sifat-sifat bangun datar; 4) menjelaskan pengertian sudut; 5) menyebutkan sudut-sudut pada bangun datar; 6) mengukur sudut pada bangun datar; 7) menyebutkan sisi-sisi pada bangun datar.

Namun kenyataannya jauh dari harapan, di dalam proses belajar mengajar di sekolah SD Negeri surakarta selama ini khususnya pada pelajaran matematika, siswa hanya mendengar, memperhatikan, mencatat kemudian menger- jakan soal latihan. Yang lebih aktif dalam ber-fikir adalah guru, siswa kebanyakan bertin- dak sebagai penerima materi dan belajar secara in-dividual sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika mas- ih sangat kurang. Kebanyakan siswa berang- gapan bahwa pelajaran matematika itu membo- sankan dan sangat sulit untuk di pelajari, dita- mbah juga dengan di pengaruhi model-model pembelajaran yang digunakan guru dalam me-nyelesaikan masalah matematika yang kurang tepat, sehingga kemampu an analisis konsep matematika masih rendah.

Faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan konsep matematika tersebut dian- taranya guru masih cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga siswa cenderung pasif dan hanya mende- ngarkan penjelasan dari guru. Pembelajaran seperti itu kurang bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, karena tidak

adanya keseimbangan interaksi antara guru dengan siswa. Guru jarang melibatkan siswa secara langsung untuk menggali atau mene- mukan konsep matematika sendiri sehingga pembelajaran yang berlangsung kurang ber-makna.

Keberhasilan kemampuan pemahaman konsep matematika sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar matematika berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas III SD Negeri Surakarta tanggal 9 Desem-ber 2016, masih banyak siswa yang belum men-capai KKM ≥(75). Hal ini dapat dilihat pada nilai ulangan harian matematika siswa pada semester dua. Nilai ulangan harian pada siswa kelas III SD Negeri Surakarta, menunjukan dari 40 siswa, terdapat 15 siswa (37,5%) memiliki nilai di atas KKM dan 25 siswa (62,5%) di bawah KKM. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dan hal ini menandakan bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model STAD mengg- unakan media realita.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghar- gaan kelompok Trianto (2010:68).

Media realita adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media ini tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut kelo-kasinya Rahadi(2003:24).

Adapun tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan pem-ahaman konsep pembelajaran matematika ma-teri sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas III SD Negeri Surakarta tahun ajaran 2016/2017 melalui penerapan model STAD menggunakan me- dia realita.

METODE

(3)

Didaktika Dwija Indria ini dilaksanakan dalam tiga siklus, tiap siklus

terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) perencanaan; 2) tindakan; 3) observasi; 4) refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas III SD Negeri Surakarta pada tahun ajaran 2016 /2017 yang berjumlah 40 orang. Sumber da-ta penelitian ini terdiri dari dada-ta primer yang diperoleh dari peserta didik SD SD Negeri Surakarta dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen, foto, dan Video. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisi data menggunakan model analisis interaktif yang dilakukan dengan empat cara, yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL

Sebelum melaksanakan tindakan terle- bih dahulu diadakan observasi, wawancara, dan tes. Dari hasil tes awal pemahaman kon-sep sifat-sifat bangun datar menunjukan bahwa sebagian besar siswa belum mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu sebesar 75. Data frekuensi nilai pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar siswa pada pratindakan dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 1.Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pratindakan

Ketuntasan Klasikal= 15:40x100% = 37,5%

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 75.

Siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 37,5% sedangkan 62,5% belum mencapai KKM. Dari hasil analisis tersebut, maka diperlukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar. Salah satu solusi alternatif

un-tuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui model pembelajaran STAD menggunakan media realita.

Sebelum diadakan tindakan siklus I te- rlebih dahulu guru kelas dan peneliti mere- ncanakan pembelajaran dengan menggu- nakan model pembelajaran STAD menggu- nakan media realita. Setelah diadakan tinda- kan menggunakan model pembelajaran STAD menggunakan media realita diperoleh nilai pemahaman konsep siswa meningkat dari pratindakan menjadi sebesar 72,5% atau 29 dari 40 siswa mendapat nilai di atas

KKM (≥80), sedangkan 27,5% atau 11 siswa

belum mencapai KKM. Hal ini masih belum sesuai dengan harapan peneliti yang meng- harapakan ketuntasan siswa mencapai ≥ 95%. Data nilai pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar siklus I dapat dilihat pada table 2:

Ketuntasan Klasikal= 29:40x100% = 72,5%

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui terjadi peningkatan ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas dari pratin-dakan. Pada siklus I peserta didik yang mendpatkan

nilai di atas KKM yang ditentukan oleh peneliti yaitu 80, ada 29 siswa (72,5%), dan di bawah KKM ada 11 siswa (27,5%)

(4)

Didaktika Dwija Indria ISSN: 2337-8786 lam kondisi tersebut masih ada beberapa

siswa yang tidak mengerti makna pembe- lajaran yang sedang berlangsung. Beberapa diantara mereka yang hanya bermain dan tidak melakukan tugas mereka seharusnya; 3) Guru masih dihadapkan pada masalah koordinasi antar kelompok agar mereka sal-ing bekerjasama karena siswa selalu berebut menggunakan alat dalam melakukan perco-baan atau pengamatan; 4) Guru belum melaksanakan alokasi waktu KBM dengan baik; 5) Proses pembelajaran lebih interaktif dibandingkan sebelum menerapkan model pembelajaran STAD menggunakan media realita. Guru dan siswa mulai aktif berko-munikasi multi arah menge mukakan pen-dapat dan pertanyaan mengenai materi pela-jaran.

Berdasarkan refleksi pada kegiatan si-klus I masih banyak kekurangan serta kelemahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung, maka peneliti mencari solusi dengan memberikan arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja kelo- mpok dengan menerapkan model pembe- lajaran STAD menggunakan media realita. Selain itu, guru akan memberikan arahan yang lebih intensif sehingga diskusi ke-lompok menjadi efektif, serta mengelola waktu lebih baik sehingga sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan pa-da siklus II dengan berpedoman papa-da hasil refleksi siklus I.

Berdasarkan kekurangan yang ditem- ukan pada siklus I maka guru kelas dan peneliti berusaha merencanakan ulang pembelajaran Matematika dengan menggunakan model STAD dan media realita untuk siklus II. Setelah dil-aksanakan tindakan siklus II diperoleh data nilai pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar meningkat dari siklus I yaitu jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (80) hanya 5siswa atau 12,5%. Sedangkan

siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 ada 35

siswa atau 87,5%. Nilai pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar pada siklus II dapat

Ketuntasan Klasikal= 35:40x100% = 87,5%

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat di- ketahui terjadi peningkatan ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas dari siklus I. Pada siklus II peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM ada 35 siswa (87,5%), dan di bawah KKM ada 11 siswa (12,5%).

Berdasarkan data permasalahan dan solusi yang diperoleh, peneliti mendapatkan temuan bahwa : Guru masih dihadapkan pada masalah Koordinasi antar kelompok dalam melakukan diskusi masih banyak siswa yang masih main sendiri, Belum tuntasnya 5 siswa tersebut disebabkan oleh beberapa penyebab. Tiga siswa kurang disukai oleh teman-temannya sehingga siswa tersebut kurang berinteraksi pada saat kegitan pembelajaran. Sedangkan dua siswa yang belum tuntas perlu diberikan bimbingan dalam kegiatan memah- ami konsep sifat-sifat bangun datar. Selain itu, siswa diberikan penguatan agar semangat belajar dan berani bertanya pada saat menga- hadapi kesulitan. akan tetapi Proses pembel- ajaran lebih interaktif dibandingkan sebelum menerapkan model pembelajaran STAD me- nggunakan media realita. Guru dan siswa mulai aktif berkomunikasi multi arah mengemukakan pendapat dan pertanyaan mengenai materi pel- ajaran.

(5)

Didaktika Dwija Indria Selain itu, guru akan memberikan arahan

yang lebih intensif sehingga diskusi kelom- pok menjadi efektif. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan pada siklus III dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus II.

Berdasarkan kekurangan yang dite-mukan pada siklus II maka guru kelas dan peneliti berusaha merencanakan ulang pembe- lajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan model pembelaja-ran STAD dan media realita untuk siklus III. Setelah dilaksanakan tindakan siklus III di-peroleh data nilai pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar meningkat yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (80) 40 siswa atau 100% siswa kelas III SD Negeri surakarta lulus semua. Nilai pemahaman kons- ep sifat-sifat bangun datar pada siklus III dapat dilihat pada tabel 4:

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II pertemuan 1 dan 2, peneliti mendapatkan temuan bahwa,kelima siswa tersebut berani bertanya, siap menjawab pertanyaan dari guru dan tidak lagi main sendiri ketika lagi mendiskusikan tugas kel- ompok. Proses pembelajaran pada siklus III lebih interaktif dibandingkan siklus I dan II. Guru dan siswa mulai aktif berkomunikasi multi arah mengemukakan pendapat dan pe- rtanyaan mengenai materi pelajaran. Koor- dinasi antar kelompok dalam melakukan percobaan sudah baik, guru telah melak- sanakan alokasi waktu KBM dengan baik, proses pembelajaran lebih interaktif dibandi- ngkan sebelum menerapkan model pembel- ajaran STAD menggunakan media realita. Guru dan siswa mulai aktif berkomunikasi multi arah mengemukakan pendapat dan pertanyaan mengenai materi pelajaran.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil data yang disajikan dalam deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III, dan perbandingan hasil tindakan antar siklus maka dapat disimpulkan bahwa model STAD menggunakan media realia berhasil meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datart pada siswa kelas III SD Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

Peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar ditunjukan dengan penilaian rata-rata pemahaman konsep siswa dari pratin-dakan sampai siklus III. Sebelum guru menerap-kan model STAD menggunamenerap-kan media realita, nilai rata-rata pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar sebesar 62,62 dengan perse- ntase ketuntasan 37,5% atau 15 siswa yang ma- mpu mendapat nilai ≥75.

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan model STAD meng- dah berlangsung baik namun demikian per-sentase ketuntasan belum mencapai target indikator kinerja yang telah ditetapkan, masih ada 27,5% atau 11 siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM.

Berdasarkan observasi dan diskusi dengan guru kelas, pada kegiatan siklus I masih banyak kekurangan serta kelemahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung, maka peneliti mencari solusi dengan mem-berikan arahan kembali kepada siswa ten-tang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan menerapkan model pembelajaran STAD menggunakan media realita. Selain itu, guru akan memberikan arahan yang lebih intensif sehingga diskusi kelompok menjadi efektif, serta mengelola waktu lebih baik sehingga sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, melakukan perbaikan pada siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I.

(6)

Didaktika Dwija Indria ISSN: 2337-8786 pada siklus I, kekurangan tersebut diantaranya

adalah, guru belum sepenuhnya mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sehingga masih terdapat poin-poin kegiatan yang tidak dilaksanakan sesuai perenc- anaan, guru masih dihadapkan pada masalah koordinasi antar kelompok agar mereka saling bekerjasama karena siswa selalu main sendiri dan tidak mempedulikan tugas kelompok yang diberikan guru. Proses pembelajaran pada siklus I lebih interaktif dibandingkan sebelum mene- rapkan model pembelajaran STAD mengguna- kan media realita. Guru dan siswa mulai aktif berkomu nikasi multi arah mengemukakan pen- dapat dan pertanyaan mengenai materi pelajaran. Kinerja guru dan aktivitas siswa sudah dalam memuaskan. Dari hasil observasi tersebut, Pene- liti dengan guru kelas sepakat melanjutkan tinda- kan ke siklus II dengan memperbaiki kekura- ngan yang terdapat pada siklus I.

Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa nilai rata-rata pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar siswa kelas III mengalami peningkatan dari sebesar 79pada siklus I meningkat menjadi 90,87 pada siklus II, dengan persentase ketuntasan 87,5% atau sebanyak 35 siswa dari 40 siswa yang telah mendapatkan nilai ≥80. Dari 40 siswa, masih ada12,5% atau 5 siswa yang belum tuntas nilai ≤80. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut, Tiga siswa kurang disukai oleh teman-temannya sehingga siswa tersebut kurang berinteraksi pada saat kegitan pembelajaran. Sedangkan dua siswa yang belum tuntas perlu diberikan bimbingan dalam kegiatan memahami konsep sifat-sifat bangun datar. Selain itu, siswa diberikan pengu- atan agar semangat belajar dan berani bertanya pada saat mengahadapi kesulitan. Proses pembe- lajaran pada siklus III lebih interaktif dibandi- ngkan siklus I dan II. Guru dan siswa mulai aktif berkomunikasi multi arah mengemukakan pend- apat dan pertanyaan mengenai materi pelajaran. Kinerja guru dan aktivitas siswa sudah dalam kategori sangat memuaskan. Dari hasil observasi tersebut, Peneliti dengan guru kelas sepakat melanjutkan tindakan ke siklus III dengan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus II.

Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus III, diketahui bahwa nilai rata-rata pema- haman konsep sifat-sifat bangun datar siswa kelas III mengalami peningkatan dari sebesar

90,87 pada siklus II meningkat menjadi 95,25 pada siklus III, dengan persentase ketuntasan 100% atau sebanyak 40 siswa dari 40 siswa yang telah mendapatkan nilai ≥80. Hal ini disebabkan karena 5 siswa diberikan penguatan agar semangat belajar dan berani bertanya pada saat mengahadapi kesulitan semenjak peneliti melakukan penelitian siklus III kelima siswa tersebut berani bertanya, siap menjawab pertan- yaan dari guru dan tidak lagi main sendiri ketika lagi mendiskusikan tugas kelompok. Pr- oses pembelajaran pada siklus II lebih interaktif dibandingkan siklus I dan II. Guru dan siswa mulai aktif berkomunikasi multi arah menge- mukakan pendapat dan pertanyaan mengenai materi pelajaran. Kinerja guru dan aktivitas siswa sudah dalam kategori sangat memuaskan. Dari hasil observasi tersebut, Peneliti dengan guru kelas sepakat untuk tidak melanjutkan tin- dakan alias pada siklus III dinyatakan berhasil.

(7)

Didaktika Dwija Indria DAFTAR PUSTAKA

Asep, J, (2008), Pengembangan Kurikulum Matematika, Yogyakarta: Multi Pressindo. David Glover. (2007). A-Z Mat matika Volume 3 Q-Z. Bandung: PT Grafindo Media

Pratama.

Rahadi, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional

Shoimin, Aris. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yog-yakarta: Ar-Ruzz Media

Susanto, A. (2016). Teori Belajar Dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Jakarta. Prenada Media Group

Demikian, bisa diketahui bahwa salah sa-tu upaya unsa-tuk meningkat pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar siswa kelas III SD Negeri Surakarta melalui model pembelajaran STAD menggunakan media realita sehingga pembelajaran matematika khususnya materi sifat-sifat bangun datar lebih menarik dan me-nyenangkan. Jadi, penggunaan model STAD menggunakan media realita dapat meni- ngkat-kan pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar siswa kelas III B SD Negeri Surakarta tahun ajaran 2016/2017

SIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus pada pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar, dapat disimp- ulkan dengan menerapkan model pembe- lajaran STAD menggunakan media realita atau benda nyata pada siswa kelas III SD Negeri Surakarta dapat meningkatkan pema-

(8)

Gambar

Tabel 2.  Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Siklus I
Tabel 3.  Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen penjelasan dokumen lelang beser ta Addendum sudah di upload di SPSE M ahkamah Agung.go.id sebagai acuan Penyedia Bar ang/ Jasa (Peser ta Lelang) untuk

Gambar 4 : Kondisi lingkungan di sepanjang saluran irigasi pada beberapa Sumber : Pemetaan Swadaya Kelurahan Kebondalem (2008).. Pengembangan Kearifan Lokal Dalam Perbaikan

Demikian pula sudah tersedia banyak pengalaman baik (best practices) dari kejadian-kejadian gempa yang pernah terjadi di tanah air, maupun dari pengalaman negara-negara maju

Assuming that the expectations theory holds, what does the market expect the yield on 2-year Treasury securities to be five years from

Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun.... **) Diisi sesuai dengan ketersediaan data. Analisis terhadap indikator kinerja lainnya pada fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi

[r]

Hal tersebut menjadikan peranan audit internal sangat penting dalam hal pengelolaan aset tetap karena aset tetap merupakan bagian penting dari operasional

Dim AddStatus As Boolean Dim StrFilePath As String Dim SQLTemp As String Dim NewForm As Form. Private Sub cmdHapus_Click() On Error