• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAS B PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KELAS B PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ORGANISASI ADMINISTRASI NEGARA

(OAN)

MAKALAH

Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Aministrasi Negara di Bawah Bimbingan Dosen Bpk. FAUZUL ALIWARMAN, SHI., M.Hum.

Oleh : KELOMPOK 4

KELAS B PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR

SURABAYA

(2)

TIM PENYUSUN

PUTRI LESTARI

(1271010044)

KENIA ALIFIA ARBILLA

(1271010065)

DINI DJOVITA W (1271010053)

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ORGANISASI ADMINISTRASI NEGARA, yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Hukum Aministrasi Negara bapak Fauzul Aliwarman yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon saran dan kritiknya.

Terima kasih.

15 Seeptember 2013 Tim Penyusun

(4)

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1 1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah... 1

1.3. Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

2.1. Organisasi Administrasi Negara... 3

2.2. Organisasi Pemerintah Pusat... 7

2.3. Organisasi Pemerintah Daerah... 10

2.4. Hubungan Antara Pemerintahan Pusat Dan Pemerintahan Daerah... 12

BAB III PENUTUP... 18

3 l. Kesimpulan... 18

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ditinjau dari segi ilmu hukum organisasi administrasi negara hanya meliputi eksekutif sebagai pelaksana UU dala hal ini pemerintah yang mana dilakakukan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam menjalankan semua aktivitas negara baik di Pusat maupun Daerah perlu adanya semacam pembagian kewenangan. Negara sudah mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kewenangan Pusat dan Daerah yang mana semuanya dibawah kendali eksekutif sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan.

Maka dari itu perlu adanya sesuatu yang mengatur baik pemerintahan pusat dan daerah ini berkaitan tugas dan wewenangnya sebagai pelayan masyarakat secara universal. Dalam terciptanya proses dala menjalan pemerintahan yang baik perlu adanya kejasaman yang baik antara pemerintah pusat maupun daerah. Didalam UUD RI 1945 diatur tentang pemerintah daerah dalam pasal 18.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud tentang OAN ?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan organisasi pemerintahan pusat dan sebutkan wewenangnya?!

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan organisasi pemerintahan daerah dan sebutkan kewenangannya ?

(6)

1.3. Tujuan Penulisan a. Tujuan umum

Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami Hukum Islam tentang pertumbuhan dan perkembangan Hukum Administrasi Negara b. Tujuan khusus

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. ORGANISASI ADMINISTRASI NEGARA

Organisasi secara umum dapat diarikan sebagai sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu kerjasama berdasarkan pembagian kerja yang tetap dan juga organisasi sebagai badan dimana memudahkan anggotanya dalam hal ini rakyat untuk mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Tujuan bersama dalam ini termaktub dalam konstitusi kita yaitu UUD RI 1945. Dimana didalamnya mengatur bagaiman negara dalam hal ini organisasi yang dikelola oleh aparaturnya dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya.

Didalam Pasal 28E ayat (3) yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”, artinya apa negara memberikan kebebasan kepada warna negaranya berkumpul dan berserikat dalam sebuah organisasi seperti dalam dal ini partai politik dimana didalamnya mempunyai misi dan visi yang berbeda antara parpol yang satu dan lainnya yang mana sebagai wadah rakyat untuk menyatakan pikirannya dan pendapatnya yang kemudian diatur dalam undang-undang. Organisasi administrasi negara sendiri adalah institusi atau lembaga negara yang secara struktural berada berada di bawah eksekutif dalam hal ini presiden sebagai kepala pemerintahan. Maka dari itu harus bisa dibedakan antara organisasi dan organisasi administrasi negara yang mana keduanya memiliki perbedaan yang sangat signigfikan

.

 ORGANISASI KEADMINISTRASIAN NEGARA

(8)

a. Membagi tugas-tugas pemerintah,

b. Membatasi tugas, kewenangan dan tanggung jawab,

c. Memberikan pelayaan secara spesialisasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat mudah untuk mendapatkan pelayanan,

d. Memudahkan pengawasan oleh atasan dan masyarakat, karena pembagian tugasnya telah dilakukan secara tegas dalam undang-undang, dan

e. Memudahkan komunikasi dan koordinasi antar organisasi administrasi negara.

 Sedangkan ciri-ciri organisasi administarsi negara sebagai berikut : a. Tidak diatur secara konkrit dalam suatu UU,

b. Jumlahnya tak terbatas, tergantung dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat,

c. Semua lembaganya menyebar,

d. Diangkat karena berstatus sebagai PNS, e. Pertanggungjawaban kepada atasan,

f. Keberadaan dan fungsi pokoknya merupakan public service, dan g. Nama tergantung dari fungsi dan tugas dari lembaga tersebut.  Organisasi anministrasi negara memiliki 2 sifat yaitu :

a. Bersifat struktural yaitu pembagian organisasi administrasi negara berdasarkan tugas dan fungsinya sehingga bersifat statis.

b. Bersifat Fungsional yaitu pelaksanaan atau aktivitas organisasi administrasi negara yang ditinjau dari SDM, Prasananya, dana dan lain-lain yang mana menunjang proses pelaksanaan kinerja organisasi administrasi negara.

 OAN menyebar di seluruh instansi atau lembaga negara dan menyebar dari tingkat pusat ke seluruh pelosok dengan mempertimbangkan:

a. Membagi habis tugas pemerintah

b. Membatasi tugas kewenangan dan tanggung jawab

c. Memberikan pelayanan secara spesialisasi sehingga memudahkan masy. d. Memudahkan pengawasan

e. Menyediakan kerangka struktural untuk komunikasi di antara OAN itu sendiri.

(9)

pemerintahan. Maka dari itu perlu adanya sesuatu yang mengatur baik pemerintahan pusat dan daerah ini berkaitan tugas dan wewenangnya sebagai pelayan masyarakat secara universal. Dalam terciptanya proses dala menjalan pemerintahan yang baik perlu adanya kejasaman yang baik antara pemerintah pusat maupun daerah. Didalam UUD RI 1945 diatur tentang pemerintah daerah dalam pasal 18.

Di dalam pemerintahan daerah dilakukan oleh kepala daerah dan DPRD untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2) amandemen ke-2]. Yang mana keseluruhan diatur secara khusus dalam No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Dalam UU No. 32 Tahun 2004 wewenang dari pemerintah pusat adalah dalam urusan bidang politik luar negeri; pertahanan; keamanan; yustisi; moneter dan fiskal nasional; dan agama, di luar dari pada itu adalah urusan pemerintah daerah seperti urusan dalam bidang kebudayaan, pendidikan, SDA daerah, ekonomi daerah, kesehatan, kependudukan, pembangunan daerah dan lain-lain yang mana penyelenggaraan urudan pemerintah dibagi berdasrkan criteria eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan [pasal 11 (1)].

(10)

 PERBEDAAN ORGAN NEGARA DAN ORGANISASI ADMINISTRASI NEGARA

Organ Negara/Lembaga Negara OAN/Lembaga Pemerintah 1. Disebut & diatur dalam UUD 1945

2. Limitatif 3. Berada di Pusat

4. Pengisian Jabatan berdasarkan Pemilihan

5. Bertanggung Jawab kepada yang memilih

6. Penamaannya ditentukan oleh UUD

1. Hanya disebutkan dalam UUD 1945

2. Jumlahnya bebas. 3. Menyebar

4. Pengisian Jabatan berdasarkan Pengangkatan

5. Bertanggung jawab kepada yang mengangkatnya

(11)

2.2. ORGANISASI PEMERINTAH PUSAT

Organisasi pemerintahan pusat terdiri atas:  MPR:

Majelis Permusyawaratan Rakyat, disingkat: MPR adalah sebuah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang terdiri dari anggota-anggota DPR (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

DPR:

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) adalah dewan negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan dewan perwakilan rakyat, sebagaimana yang ternyata dari namanya. Dewan ini memegang kekuasaan untuk merancang hukum, dan memainkan peran legislatif, anggaran, dan pengawasan.  DPD:

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah dewan negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan wakil-wakil daerah provinsi dan dipilih melalui Pemilihan Umum. DPD harus tidak rancu dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

BPK:

Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.

MA & MK:

Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.

Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung.

Presiden:

(12)

pemerintah sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Ia digaji sekitar 60 juta per bulan.

Pemerintahan pusat adalah gabungan dari beberapa lembaga yang ada pada tingkat pusat, yaitu lembaga legislatif (MPR yang terdiri atas DPR dan DPD), lembaga eksekutif (presiden, wakil presiden dan menteri), lembaga kekuasaan kehakiman (MA, KY dan MK), dan BPK.

Menurut UU. No. 32 Tahun 2004 Pasal 10 ayat 3 bahwa yang menjadi urusan pemerintah pusat adalah sebagai berikut:

a. Politik luar negeri: mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga negara untuk duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan perjanjian dengan negara lain, menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri, dan sebagainya

b. Pertahanan: misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata, menyatakan damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian wilayah negara dalam keadaan bahaya, membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan persenjataan, menetapkan kebijakan untuk wajib militer, bela negara bagi setiap warga negara dan sebagainya;

c. Keamanan: misalnya mendirikan dan membentuk kepolisian negara, menetapkan kebijakan keamanan nasional, menindak setiap orang yang melanggar hukum negara, menindak kelompok atau organisasi yang kegiatannya mengganggu keamanan negara dan sebagainya

d. Yustisi: misalnya mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan jaksa, mendirikan lembaga pemasyarakatan, menetapkan kebijakan kehakiman dan keimigrasian, memberikan grasi, amnesti, abolisi, membentuk undangundang, Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang, Peraturan Pemerintah, dan peraturan lain yang berskala nasional, dan lain sebagainya

e. Moneter dan fiskal nasional: misalnya mencetak uang dan menentukan nilai mata uang, menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan peredaran uang dan sebagainya f. Agama: misalnya menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional,

(13)

 STRUKTUR ORGANISAI PEMERINTAH TINGKAT PUSAT Struktur Organisai pemerintah tingkat pusat terdiri dari:

a. Pimpinan pemerintahan: presiden dan wakilnya b. Kementrian atau departemen :

 Menteri – Unsur pimpinan  Sekretariat Jenderal  Inspektorat Jenderal  Direktorat Jenderal

 Unit Organisasi lain dan Staf Ahli

c. Dewan-dewan Pengambil Keputusan kebijakan Pemerintah Tertinggi d. Badan Non Departemen yang langsung di bawah pemerintah.

 KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT

Kewenangan pemerintah pusat lebih menekankan pada penetapan kebijakan yang bersifat norma, standar, kriteria dan prosedur.

 Kewenangan pelaksanaan hanya terbatas pada kewenangan yang bertujuan : 1. mempertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa dan

negara

2. menjamin pelayanan kualitas pelayanan umum yang setara bagi warga negara

3. menjamin efisiensi pelayanan umum karena jenis pelayanan umum tersebut berskala nasional

4. menjamin keselamatan fisik dan non fisik yang setara bagi semua warga negara

 Kewenangan Pusat terdiri dari kebijakan tentang :

1. Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan secara makro; 2. Dana perimbangan keuangan seperti menetapkan dan alokasi khusus

untuk mengelola lingkungan hidup;

3. Sistem administrasi negara seperti menetapkan sistem informasi dan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup; 4. Lembaga perekonomian negara seperti menetapkan kebijakan usaha di

bidang lingkungan hidup;

5. Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia;

6. Teknologi tinggi strategi seperti menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan teknologi strategi tinggi yang menimbulkan dampak; 7. Konservasi seperti menetapkan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup

kawasan konservasi antar propinsi dan antar negara; 8. Standarisasi nasional;

(14)

2.3. ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH

Pemerintah daerah merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih kecil dari sebuah negara. Sebutan ini digunakan untuk melengkapi lembaga-lembaga tingkat negara-bangsa, yang disebut sebagai pemerintah pusat, pemerintah nasional, atau (bila perlu) pemerintah federal. "Pemerintah daerah" hanya beroperasi menggunakan kekuasaan yang diberikan undang-undang atau arahan tingkat pemerintah yang lebih tinggi dan masing-masing negara memiliki sejenis pemerintah daerah yang berbeda dari satu negara ke negara lain.

Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan.

Daerah Otonom diberi wewenang untuk mengelola urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah. Seluas apapun Otonomi Daerah, tetap ada dalam batas dan ruang lingkup wewenang Pemerintah. Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan antara Pusat dan Daerah yang dituangkan dalam Peraturan Perundangan yang bersifat mengikat kedua belah pihak. Namun dalam pengaturan hubungan tersebut haruslah memperhatikan aspirasi Daerah sehingga tercipta sinerji antara kepentingan Pusat dan Daerah.

Agar terwujud distribusi kewenangan mengelola urusan pemerintahan yang efisien dan efektip antar tingkatan pemerintahan, maka distribusi kewenangan mengacu pada kriteria sebagai berikut:

a) Eksternalitas

(15)

regional menjadi kewenangan provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan Pemerintah.

b) Akuntabilitas

Adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut. Dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin.

c) Efisiensi

Adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya (personil, dana, dan peralatan) untuk mendapatkan ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan. Artinya apabila suatu bagian urusan dalam penanganannya dipastikan akan lebih berdayaguna dan berhasilguna dilaksanakan oleh daerah Provinsi dan/atau Daerah Kabupaten/Kota dibandingkan apabila ditangani oleh Pemerintah maka bagian urusan tersebut diserahkan kepada Daerah Provinsi dan/atau Daerah Kabupaten/Kota. Sebaliknya apabila suatu bagian urusan akan lebih berdayaguna dan berhasil guna bila ditangani oleh Pemerintah maka bagian urusan tersebut tetap ditangani oleh Pemerintah. Untuk itu pembagian bagian urusan harus disesuaikan dengan memperhatikan ruang lingkup wilayah beroperasinya bagian urusan pemerintahan tersebut. Ukuran dayaguna dan hasilguna tersebut dilihat dari besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan besar kecilnya resiko yang harus dihadapi. Sedangkan yang dimaksud dengan keserasian hubungan yakni bahwa pengelolaan bagian urusan pemerintah yang dikerjakan oleh tingkat pemerintahan yang berbeda, bersifat saling berhubungan (inter-koneksi), saling tergantung (inter-dependensi), dan saling mendukung sebagai satu kesatuan sistem dengan memperhatikan cakupan kemanfaatan.

 Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, antara lain:

1. Ultra vires doktrine, pemerintah pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom dengan cara merinci satu persatu.

(16)

menyerahkan kewenangan pemerintahan kepada daerah untuk menyelenggarakan kewenangan berdasarkan kebutuhan dan inisiatifnya sendiri di luar kewenangan yang dimiliki pusat.

Melalui UU No. 32 tahun 2004 Indonesia menganut cara no dua.

2.4. HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAHAN PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

Ditinjau dari sudut hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat dilihat dari Adanya hubungan dalam penyelenggaraan pemerintahan, Kebijakan desentralisasi dimaksudkan untuk memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahwa tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah adalah menjadi tanggung jawab Pemerintah Nasional (Pusat) karena externalities (dampak) akhir dari penyelenggaraan urusan tersebut akan menjadi tanggung jawab negara.

Peran Pusat dalam kerangka otonomi Daerah akan banyak bersifat menentukan kebijakan makro, melakukan supervisi, monitoring, evaluasi, kontrol dan pemberdayaan (capacity building) agar Daerah dapat menjalankan otonominya secara optimal. Sedangkan peran daerah akan lebih banyak pada tataran pelaksanaan otonomi tersebut.

Dalam melaksanakan otonominya Daerah berwenang membuat kebijakan Daerah. Kebijakan yang diambil Daerah adalah dalam batas-batas otonomi yang diserahkan kepadanya dan tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi yaitu norma, standard dan prosedur yang ditentukan Pusat.

Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi:

a. Hubungan wewenang b. Keuangan

c. Pelayanan umum

(17)

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan.

A. HUBUNGAN WEWENANG

1. Pembagian Urusan Pemerintahan

Ketentuan hukum yang mengatur lebih lanjut hubungan antara pempus dan pemda sebagai penjabaran dari dasar konstitusioanal adalah Pasal 10-18 UU Nomor 32 Tahun 2004.

Dalam kaitannya dengan hubungan pempus dan pemda maka adanya pembagian wewenang urusan pemerintahan. Pembagian urusan pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu :

a. Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat (pemerintah) b. Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsiUrusan

pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota

2. Kriteria Pembagian urusan antar Pemerintah, daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

Untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang concurren (artinya urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan pemerintah daerah) secara proporsional antara Pemerintah, Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Kota maka disusunlah kriteria yang meliputi eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan sebagai suatu sistem antara hubungan kewenangan pemerintah, kewenangan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah Kabupaten/kota, atau antar pemerintahan daerah yang saling terkait, tergantung&sinergis.

3. Urusan Pemerintah Yang Menjadi Urusan Pempus

(18)

pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan

13. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

14. Sosial;

15. Ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

16. Koperasi dan usaha kecil dan menengah;

17. Penanaman modal;

18. Kebudayaan dan pariwisata; 19. Kepemudaan dan olah raga;

20. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

29. Energi dan sumber daya mineral; 30. Kelautan dan perikanan;

(19)

4. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Dalam menyelenggarakan 6 urusan pemerintahan (pasal 10 ayat 3 UU No.32/2004) Pemerintah :

a. Menyelenggarakan sendiri

b. Dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau

c. Dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.

Di samping itu, penyelenggaraan di luar 6 urusan pemerintahan (Pasal 10 ayat 3) Pemerintah dapat :

a. Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan, atau

b. Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah,

c. atau menugaskan sebagian urusan kepada pemerintah daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

B. HUBUNGAN DALAM BIDANG KEUANGAN

 Hubungan keuangan antara pempus dan pemda Pasal 15 ayat 1 UU No.32/2004 meliputi :

a. Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah;

b. pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah; dan c. pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah

 Hubungan dalam bidang keuangan antar pemerintahan daerah meliputi :

a. bagi hasil pajak dan nonpajak antara pemerintahan daerah provinsi dan. pemerintahan daerah kabupaten/kota;

b. pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama; c. pembiayaan bersama atas kerja sama antar daerah; dan

(20)

C. HUBUNGAN DALAM BIDANG PELAYANAN UMUM  Antara Pempus dan pemda (vertikal) meliputi :

a. kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pelayanan minimal;

b. pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah; dan

c. fasilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum.

 Antar pemerintahan daerah (horisontal) meliputi :

a. pelaksanaan bidang pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah;

b. kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelengaraan pelayanan umum; dan

c. pengelolaan perizinan bersama bidang pelayanan umum.

D. HUBUNGAN DALAM BIDANG PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN SUMBER DAYA LAINNYA

 Antara Pemerintah dan pemerintahan daerah

a. kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya, dan pelestarian;

b. bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya; dan c. penyerasian lingkungan dari tata ruang serta rehabilitasi lahan

 Antar pemerintahan daerah (horisontal) meliputi :

a. Pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang menjadi kewenangan daerah;

b. Kerja sama dan bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam. dan sumber daya lainnya antar pemerintahan daerah; dan

c. Pengelolaan perizinan bersama dalam pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.

(21)

perundang-undangan. Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di wilayah laut) meliputi:

a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut; b. pengaturan administratif;

c. pengaturan tata ruang;

d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah;

e. ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.

(22)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Organisasi administrasi negara adalah institusi atau lembaga negara yang secara struktural berada berada di bawah eksekutif dalam hal ini presiden sebagai kepala pemerintahan (Top Leader Organisasi Administrasi Negara) dimana jumlahnya tidak terbatas. Dalam menjalankan semua aktivitas negara baik di Pusat maupun Daerah perlu adanya semacam pembagian kewenangan. Negara sudah mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kewenangan Pusat dan Daerah yang mana semuanya dibawah kendali eksekutif sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Philipus M. Hadjon, dkk., Pengantar Hukum Administrasi Negara, Gadjah Mad University press.

S F Marbun, dkk, 2002, Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, UII Press.

Website:

http://nurfaradilaa.blogspot.com/2013/04/hubungan-pemerintah-pusat-dengan_24.html

http://www.google.com

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan masalah dalam penelitian ini ialah cara meningkatkan kinerja sistem spatial data warehouse kebakaran hutan hasil penelitian Imaduddin (2012) agar runtime

membedakan yang baik dan buruk), dan fase kanak-kanak akhir (9 – 12 tahun), masa perkembangan kecerdasan (keinginan memahami fenomena alam, kemampuan koreksi.. dan

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual selanjutnya diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui sebagai

Topik utama lokakarya ini adalah untuk membandingkan dan mendiskusikan hasil pengkajian bahaya dari lembaga yang berbeda (lihat Tabel 1) dengan tujuan untuk menyelaraskan hasil

Kebijakan yang dibuat berhasil mengurangi kegiatan impor borongan yang dilakukan oleh importir-importir swasta, tetapi kebijakan tersebut juga membuat sebagian besar

Barru, akan tetapi oleh karena terdakwa ditahan di Rutan Polda Sul-Sel dari 7 orang saksi, 6 orang bertempat tinggal di Makassar, maka berdasarkan pasal 84 ayat 2

Di dalam rajah 4.6 diatas menunjukan jumlah nilai purata yang terkecil merupakan pilihan utama masalah komunikasi olih pihak pekerja terhadap kontraktor Daripada kajian

Proses kerja pembuatan briket arang menggunakan alat pencetak manual bertekanan, yaitu tempurung kelapa dibakar sehingga menjadi arang, kemudian arang tersebut ditumbuk dan