• Tidak ada hasil yang ditemukan

investasi Riau kebijakan pemerintah Pemi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "investasi Riau kebijakan pemerintah Pemi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Investasi merupakan salah satu pilar pokok kebangkitan ekonomi, karena

mampu memberikan sentuhan multiplier effect yang besar terhadap

pertumbuhan dan peningkatan ekonomi diberbagai sektor. Mengurangi

pertumbuhan pengangguran, mengurangi kemiskinan serta mampu

peningkatan pendapatan, dengan cara menghadirkan lapangan pekerjaan.

Investasi dan pembangunan ekonomi memiliki keterkaitan yang besar dan

saling menguntungkan. Sebuah wilayah atau regional yang memiliki

kualitas sumber daya alam (SDA) yang berlimpah selalu mendapat

perhatian yang besar bagi pemilik modal untuk masuk dan kerjasama

dengan penduduk lokal, melalui wakil rakyat atau pemerintah.1

Adapun pengertian investasi menurut para ahli adalah penanaman modal

yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan

datang (menurut Jack Francis). 2 Sedangkan menurut Frank Reilly mengatakan bahwa komitmen satu dollar dalam satu priode tertentu, akan

mampu memenuhi kebutuhan investor dimasa yang akan datang dengan :

1. Waktu dana tersebut digunakan

2. Tingkat inflasi yang terjadi

3. Ketidak pastian ekonomi dimasa yang akan datang.

Berdasakan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah

pengorbanan harta kekayaan yang dimasa sekarang dan untuk memperoleh

keuntungan dimasa depan. Dan dapat disimpulkan bahwa investasi adalah

tindakan yang mengandung resiko jika tidak teliti dalam mengorbankan

kekayaan yang dimiliki. Pada saat ini Investasi menjadi hal yang umum

dilakukan oleh pemilik modal dengan tujuan untuk meraih keuntungan

yang besar. Investasi bisa dilakuakan didalam maupun diluar negeri. Hal

1

http://www.setkab.go.id/artikel-6616-.html

2

(2)

tersebut ditunjang oleh beberapa hal tertentu dengan demikian dapat

dikatagorikan resiko yang dihadapi oleh pemilik modal seperti :

a. Resiko Bisnis

b. Resiko Inflasi/turunnya daya beli

c. Resiko Suku Bunga

d. Resiko Nilai Tukar

e. Resiko Finansial

f. Resiko Sosial/kondisi sosial

g. Resiko Situasi Politik

Resiko yang dipapar tersebut masih tergabung dalam baik dalam resiko

sistematis dan tidak sistematis. Resiko tidak sistematis dapat di hilangkan

verifikasi resiko, sedangkan resiko sistematis tidak bisa di selesaikan

dengan verifikasi resiko, misalnya resiko yang berhubungan dengan resiko

suku bunga, perang, inflasi, kebijakan pemerintah, perubahan politik

nasional maupun internasional. Oleh karena itu, investor (atau perusahaan)

lebih memperhatikan resiko yang tidak dapat diversifikasi.3

Indonesia merupakan negara yang kaya raya akan sumber daya alam,

daratan dan lautan yang terhampar menyimpan kebutuhan manusia. Hal ini

menjadi perhatian pemilik modal asing datang berbondong-bondong untuk

meraih keuntungan. Sebagai negara berkembang Indonesia juga

membutuhkan pemilik modal untuk mengembangkan potensi yang ada.

Hingga lahirlah kesepakatan diantara pemilik modal asing (PMA) atau

investor asing dan pemerintah, atau dengan istilah yang lebih tepat adalah

kerjasama ekonomi pemerintah Indonesia dengan pemerintah asing.

Sebagai bentuk, siapnya pemerintah Indonesia untuk kedatangan tamu

investor dari negara tersebut.

Riau salah satu provinsi yang dimanjakan dengan sumber daya alam

berlimpah ruah, Secara detail dapat dikatakan hampir semua sektor yang di

butuhkan oleh investor asing ada di Riau. Terutama disektor pertanian,

industri, perdagangan, keuangan dan lain sebagainya. Investasi di Riau

3

(3)

dimulai dangan Kesepakatan yang telah lama terjalin dengan

negara-negara tetangga misalnya seperti : Malaysia dan Singapura dalam

perjanjian FTZ ( Free trade Zone ) yang dirumuskan sekitar tahun 2000an.

Mencanangkan kesepakatan upaya peningkatan ekonomi dan perluasan

pembangunan di masing-masing negara.4 Sampai saat ini telah banyak negara besar yang melakukan hal yang sama.

Riau menunjukan angka yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan. Investasi yang masuk ke Riau memberikan efek positif.

Seperti yang digambarkan oleh saudara Almasdi Syahza dalam sebuah

artikel yang menyatakan pertumbuahan ekonomi Pekanbaru dan Batam

sudah dapat merasakan multiplier efek yang disebabkan oleh Invesatasi

sedangkan untuk wilayah lainnya belum begitu baik atau multiplier

efeknya yang masih cederung kecil.5

Perekonomian Riau bangkit lebih pesat tidak terlepas dari peran investasi.

Perkembangan sektor pertanian dengan perkebunan sawit semakin melebar

dan memberikan krontribusi positif dapat dirasakan langsung oleh

masyarakat Riau. Dengan peningkatan tersebut Riau memiliki peningatan

angka disektor ekpor dari bidang pertanian. Sedangkan impor barang juga

mengalami perkembangan yang besar diangka 12,94% Per tahun selama

priode yang sama. Impor barang modal yang dimanfaatkan langsung untuk

pembangunan sektor ekonomi yang memberikan kontribusi bagi

peningkatan ekonomi tentunya.6

Riau memiliki peluang investasi yang luas bagi para investor asing, di

tahun 2005 mencapai angka ekspor sebesar 7,910,506.74 ribu US $ yang

hanya di peroleh dari beberapa komoditi unggulan. Sedangkan potensi

lainnya masih berpeluang untuk medapat perhatian dari investor seperti

sektor pertanian, pertambangan, industri dan perkebunan. 7 Hanya

(4)

membutuhkan perhatian pemerintah Riau untuk mensiasati permasalahan

tersebut untuk bisa meningkatkan pendapatan daerah Riau.

Selain masalah promosi yang masih kurang maksimal, pemerintah Riau

juga masih harus meningkatkan pelayanan publik yang lebih rapi, tidak

terpisah dan lebih fokus untuk kemudahan para investor masuk ke Riau.

Transportasi, komunikasi serta kebutuhan listrik yang lebih memadai

dengan kata lain pembangunan infrastruktur yang lambat menjadi

penghalang bagi investor untuk masuk berinvestasi. Seperti yang

disampaikan oleh salah satu anggota dewan DPR RI, Chairil Anwar “bukan hanya menghambat kinerja dunia usaha, tetapi juga kerap memicu terjadinya ekonomi biaya tinggi”8 tentu ini menjadi hal utama yang dipikirkan oleh pemilik modal untuk berinvestasi di wilayah Riau.

Stabilitas iklim investasi mengalami penurunan seiring menurunnya nilai

rata-rata proyek yang dibiayai oleh pemilik modal asing maupun pemilik

modal dalam negeri. Dari tahun 2006 nilai rata-rata proyek yang dimodali

investor mencapai angka terbaiknya. Sedangkan di tahun 2010 berbanding

terbalik, nilai rata-rata proyek yang di modali merosot tajam (grafik 1 &

2). Masih dipengaruhi oleh masalah yang sangat klasik yaitu terhambat

oleh infrastruktur, regulasi birokrasi pemerintah dan lain sebagainya.

Permasalahan yang dihadapi oleh pemilik modal asing (PMA) dan

pemilik modal dalam negeri (PMDM) terkesan berulang dan belum

menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.

8

(5)

Grafik 1. Rata-rata nilai proyek yang dibiayai oleh investor asing

Sumber : www.bi.go.id

Grafik 2. Rata-rata nilai proyek yang dibiayai oleh investor dalam negeri

Sumber : www.bi.go.id

Dari kondisi investasi yang demikian tentu akan mempengaruhi

pertumbuhan dan peningkatan ekonomi Riau yang selama ini berjalan

(6)

masuk ke wilayah Riau. Sehingga memberikan penilaian yang negatif bagi

para investor untuk kembali berinvestasi. Dari kondisi tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “upaya pemerintah provinsi Riau menjaga stabilitas iklim investasi Riau”

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan penulis diatas terdapat pola

permasalah berulang atau permasalah klasik sehingga memberikan

dampak yang cukup merugikan bagi pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi Riau. Berkutat dipersoalan regulasi birokrasi pemerintah,

perizinan, perlindungan hukum dan infrastruktur yang masih belum

memadai.

Sehingga ditahun 2010 iklim investasi Riau mengalami penurunan

rangking dalam skala nasional Indonesia. Posisi 14 untuk PMA (pemilik

modal asing) dan posisi 12 untuk PMDN (penanam modal dalam negeri)

seperti yang disampaikan oleh BKPM. BKPM atau Badan Koordinasi

Penanaman Modal adalah badan yang resmi dengan penerapan sistem

pendataan yang baru mulai tahun 2010 lalu.9 Dengan indikasi tersebut penulis membuat rumusuan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana

upaya pemerintah provinsi Riau memelihara stabilitas iklim ekonomi yang

menguntungkan untuk pembanguanan Riau”

C. Tujuan dan manfaat penulisan

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui mengetahui kebijakan pemerintah Riau dalam

menangani permasalah yang sering dihadapi oleh para invetor

terkait kasus menurunya investasi ditahun 2010.

b. Untuk mendalami informasi investasi ada di provinsi Riau.

c. Serta menganalisa permasalah yang dihadapi oleh para investor di

wilayah Riau.

9

(7)

2. Manfaat

a. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis mengenai ilmu Investasi

dan bahan pembanding literatur.

b. Sebagai persyaratan dalam mengikuti lomba karya tulis ilmiah pada

pekan ilmiah pelajar dan mahasiswa (PIJAR) 2012 yang

dilaksanakan oleh kementrian pemuda dan olahraga

(KEMENPORA) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Suska

Riau

(8)

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Konsep teoritis

1. Teori Penanaman Modal (Alan M Rugmann)

“The factors which determine the foreign invesment are enviroment variable and the internalization variable”. 10

Penanaman modal asing dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal

dan internalisasi. Faktor lingkungan (internal) dapat dikelompokan

menjadi dua hal yaitu politik dan unsur non politik seperti letak geografis,

kondisi sosial, dan ekonomi. Sedangkan faktor intenalisasi, lebih terkait

pada keunggulan spesifik dan perusahaan dan perusahaan lainnya.

Dari awal pembangunan Riau dipengaruhi oleh faktor politik yang

menentukan investasi asing melalui kebijakan pusat dan pemerintah

daerah. Letak geografis Riau yang strategis dan memiliki lahan memiliki

SDA yang berlimpah menjadi keunggulan Riau untuk menjadi wilayah

investasi yang menjanjikan. Sedang dari variabel ekonomi yang terdapat di

Riau dapat dilihat melalui indikasi-indikasi sebagai berikut :

a. Riau memiliki sumber daya alam (SDA) yang luas yang bisa

dimanfaatkan sebagai lahan indusitri perkembunan oleh pihak investor.

b. Memiliki sumber daya manusia yang menunjang diberbagai bidang

dengan melakukan pengembangan potensi yang butuhkan.

c. Dan Teknologi (informasi dan komunikasi), juga mengalami

perkembangan yang sangat menggembirakan seiring dengan

perkembangan pembangunan Riau.

Keunggulan spesifik perusahaan penanam modal yang mempengaruhi

motivasi pemilik modal asing adalah dengan memaksimalkan keuntungan

yang diperoleh sekaligus sebagai pemikat atau daya tarik investor.

10

(9)

2. Teori kebijakan

Istilah kebijakan atau diterjemahkan dengan policy memang selalunya

dikaitkan dengan keputusan pemerintah, karena pemerintahlah yang

memiliki kewenangan untuk melakukannya. 11 Konsep kebijakan pemerintah yang bersifat hirarki menjadi perhatian para pakar kebijakan

yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : kebijakan yang besifat terpusat

dan ada pula kebijakan yang bersifat desentralisasi. kebijaka terpusat

bersifat berhubungan langsung dengan pemerintahan dan kenegaraan.

Sedang kebijakan yang bersifat desentralisasi merupakan kebijakan

turunan dari kebijakan terpusat dan biasanya di terapkan oleh pemerintah

daerah dengan acuan dasar hukum dari keputusan kebijakan pemerintah

pusat. dengan demikian pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk

membentuk pola perencanaan pengembangan di wilayahnya.

Ada beberapa teori tentang kebijakan diantaranya yaitu; menurut Ealau

dan Pewitt (1973) kebijakan adalah sebuah ketetapan yang

berlaku,dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang baik dari yang

membuat atau yang melaksanakan kebijakan tersebut. Menurut Titmuss

(1974) mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur

tindakan dan diarahkan pada tujuam tertentu dan menurut Edi Suharto

(2008:7) menyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang

memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak yang dibuat

secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.12

Sedangkan konsep kebijakan menurut william dunn, kebijakan memiliki

tahapan-tahapan yang harus disusun agar memberikan efek yang

maksimal, adapun tahap-tahapnya adalah :

a. Penyusunan agenda

Sebelum merumuskan suatu kebijakan, maka pembuat kebijakan harus

membuat agenda setting yang bertujuan untuk menentukan isu publik

yang akan diangkat dalam agenda pemerintah. Isu kebijakan juga

11

http://zona-prasko.blogspot.com/2011/04/pengertian-kebijakan-pemerintah.html

12

(10)

disebut dengan masalah kebijakan, isu kebijakan biasanya disebabkan

oleh perbedaan pendapat para aktor dalam menentukan kebijakan yang

di tempuh dalam menyelesaikan permasalahan.

b. Formulasi kebijakan

Masalah yang yang sudah masuk dalam daftar agenda akan dipahas

oleh pembuat kebijakan masalah tersebut didefinisikan untuk dicari

pecahkan masalah terbaik.

c. Adopsi/legitimasi kebijakan

Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar

pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur

oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan

pemerintah. Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan

pemerintah yang sah. Kepercayaan warga negara menjadi dukungan

dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

d. Penilaian/evaluasi kebijakan

Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan

yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup

substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi

dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi

kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan

dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi

kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-masalah kebijakan,

program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan), yaitu

penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur kepustakaan,

baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari penelitian

terdahulu.13

B. Data dan sumber data

Data yang didapat melalui study dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan

data yang tidak langsung di tujukan pada sebuah penelitian, namun melalui

dokumen.14 Data penelitian ini diperoleh dari buku jurnal, skripsi, majalah, dan artikel website (internet) yang berhubungan dengan judul penelitian.

C. Teknik pengumpulan data

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengidentifikasi wacana dari

buku-buku, majalah, artikel, makalah, jurnal, web(internet), ataupun informasi

lainya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan

sebagainya yang berkaitan dengan kajian tentang realisasi dan kapabilitas

kebijakan pemerintan provinsi Riau dalam memelihara stabilitas iklim

investasi Riau. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengumpul data-data yang ada, baik melalui buku-buku, artikel

dokumen, majalah, jurnal, dan web (Internet)

b. Menganalisa data tersebut sehingga penelitian bisa menyimpulkan

tentang masalah yang dikaji

13

Sumadi suryabrata, metodelogi penelitian, penerbit : CV. Rajawali, Jakarta, 1983, Hal 94

14

(12)

D. Analisa data

Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data, maka data

tersebut dianalisis untuk mendapat kesimpulan. Bentuk teknik dalam teknik

analisis data sebagai berikut :

1. Analisa deskriptif

Metode analisa deskriptif yaitu usaha untuk mengumpulkan data menyusun

suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut.15 Analisa deskriptif yakni data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar,

dan juga bukan angka perhitungan. Hal ini disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang di kumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.16 Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data dan

pengolahan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

2. Analisa isi

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa ini (content

analysis). Dimana data deskriptif sering hanya dianalisa menurut isinya, dan

karena itu analisa macam ini juga disebuat analisa isi (content analysis).17

15

Winarno surachman, pengantar penelitian ilmiaha : Dasar, metode, teknik, penerbit : tarsita, Bandung, 1990, hal 1129

16

Lexy J. Moleong, metode penelitian kualitatif, penerbit : PT Remaja Rosada Karya, bandung, 2002, hal 11

17

(13)

BAB IV

ANALISA DAN SINTESIS

A. Analisa

a) Kondisi Sumber daya alam (Sumber daya alam), sumber daya

manusia (SDM), Infrastruktur (prasarana) dan birokrasi Riau.

i. Kondisi sumber daya alam (SDA) Riau

Riau adalah salah satu provinsi yang ada di NKRI yang terletak di

tengah pulau sumatra. Dan terkenal memiliki sumber daya alam

yang berlimpah, baik yang terkandung perut bumi seperti : gas

alam, minyak bumi, serta hasil pertambangan lainnya, dan yang

ada dipermukaannya seperti hasil hutan dan perkebunan. 18 Pertumbuhan pembangunan Riau sangat memiliki keterkaitan

yang erat dalam memaksimalkan kesejahterakan masyarakat Riau

sendiri.

Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, secara bertahap

mulai diterapkan sistem bagi hasil atau perimbangan keuangan

antara pusat dengan daerah. Aturan baru ini memberi batasan

tegas mengenai kewajiban penanam modal, pemanfaatan sumber

daya, dan bagi hasil dengan lingkungan sekitar. Kekayaan sumber

daya alam Riau yang menjadi sumber ekonomi dapat digolongkan

menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Sektor pertambangan : pasir laut, granit, bauksit, emas, timah,

batu baru gambut, pasir kuarsa dan pasir andesit. Disamping

itu ada minyak bumi dan gas timah. Kontribusi sektor

pertambangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) mencapai 41,68% .

b. Sektor pertanian dan perkebunan : salah satu sektor

penggerak perekonomian rakyat. Sektor pertanian juga

berkontribusi aktif dalam meningkatkan perekonomian Riau,

selain itu pertanian juga banyak menyerap tenaga kerja.

18

(14)

Selajutnya sektor perkebunan yang menjadi sektor andalan

kedua setelah sektor pertambangan, hasil perkebunan seperti

kelapa, karet, sawit, kopi, dan pinang adalah komoditi yang

banyak membantu perekonomian masyarakat pedesaan.

c. Sektor hutan dan perikanan : Riau memiliki hasil hutan yang

cukup banyak untuk dimanfaat sedagai salah satu bahan

produksi industri, berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan

talah membagi hutan menjadi 14 berdasarkan fungsinya. a)

hutan lindung b) hutan konservasi dan c) hutan produksi

terbatas. Sedangkan sektor perikanan pemerintah Riau

melakukan kebijakan pembudi dayaan bagi beberapa jenis

ikan. Pemerintah Riau memanfaatkan potensi perikanannya,

perikanan perairan umum, perikanan laut, tambak maupun

karambah.19 d. Sektor peternakan

Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk

meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha

memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan

pendapatan peternak. Usaha peternakan di Provinsi Riau pada

umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan

berskala kecil (sapi, kerbau, kambing dan unggas), namun

cukup memberikan harapan dalam hal pengembangannya.

Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala

besar, khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar.

Adapun permasalahan dalam hal pembangunan sub sektor

peternakan adalah relatif rendahnya kualitas sumber daya

manusia, belum berkembangnya pembibitan hewan ternak,

usaha peternakan rakyat masih belum dikelola secara

profesional dan minimnya sarana dan prasarana penunjang

(15)

ii. Infrastrukur (prasara) Riau

Minimnya prasarana dan sarana menyebabkan biaya

pembangunan lebih banyak. Demi menciptakan atau memelihara

kondisi iklim investasi hal ini memiliki pengaruh yang besar

terhadap minat investor untuk masuk ke Riau. 21 Adapun infrastruktur yang harus dipenuhi pemerintah adalah Jalan,

jembatan, air bersih dan listrik. Jalan dan jembatan merupakan

akses penting untuk berhubungan dari satu daerah ke daerah

lainnya. Sedangkan air yang bersifat sebagai sumber kehidupan

tidak bisa di abaikan oleh pemerintah dan harus terus di

perhatikan.

Listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital, tidak hanya bagi

rumah tangga, tetapi juga industri dan jasa.22 Kondisi ini akan sangat mungkin menyebabkan Pemilik Modal Asing akan

meninggal Riau sebagai wilayah investasi. Karena listrik

merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi dan

menjadi kendala seperti yang terjadi beberapa waktu belakang ini.

iii. Birokrasi pemerintah Riau

Sebagai dukungan pemerintah terhadap program kerjasama

ekonomi dengan pemilik modal asing (PMA) dan Pemilik modal

dalam negeri (PMDM), pemerintah provinsi Riau membentuk

suatu badan yang berfungsi untuk meminimalisir proses perizinan

yang selalu keluhkan oleh pemilik modal/investor.23 Adapun badan perizinan yang dimaksud adalah Badan Koordinasi

Penamaman Modal (BKPM).

iv. Kondisi masyarakat sosial Riau

Masyarakat Riau memiliki karakter yang terbuka terhadap sesuatu

hal yang bersifat positif dan mampu menyumbangkan

peningkatan perekonomiannya, pengembangan potensi maupun

(16)

membangun wilayahnya. 24 Namun masyarakat juga mampu

melakukan hal sebaliknya jika merasa di rugikan. Hal tersebut

merupakan hal yang wajar dalam hukum interaksi sosial. Bagi

masyarakat Riau investasi adalah hal positif selama

menguntungkan, sekian banyak survey yang dilakukan efek

positifnya investasi terhadap faktor ekonomi, pendidikan, sosial

dan budaya menunjukan hasil yang memuaskan. Dengan demikin

perusahan harus meminimalkan dampak negatif terhadap

masyarakat.

Masyarakat sosial yang tidak menerima kehadiran investasi di

wilayahnya selalunya disebabkan oleh pro dan kontra lahan, akan

mengundang konflik perusahaan dan masyarakat sosial. Biasanya

terkait masalah hukum. Pelanggaran yang di lakukan oleh pihak

investor maupun merunut pada ego masyarakat sosial. Biasanya

permasalahan tersebut sebabkan oleh status lahan, jenis

perusahaan, dan lain sebagainya25.

b) Analisa permasalahan yang sering dihadapi oleh investor dalam

berinvestasi

Dari pemaparan kondisi sumber daya alam dan infrastruktur provinsi

Riau, maka penulis menggunakan pendekatan Penanaman modal

asing. Seperti yang telah di terangkan pada telaah pustaka

sebelumnya. Kondisi sumber daya alam, infrastruktur dan birokrasi

pemerintah termasuk kedalam salah satu faktor internal, Faktor

geografis, sosial, ekonomi (non politik) dan politik pemerintah

(politik). Dilanjutkan dengan pendekatan kebijakan dalam

menurunkan rating problem yang dihadapi oleh investor.

Sumber daya alam yang dimiliki oleh provinsi Riau sudah sangat

mendukung dengan harapan pemilik modal, kuato kekayaan sumber

daya alam yang berlimpah menjadi poin utama dan memiliki

permasalahan yang signifikan, kondisi sosial masyarakat Riau juga

(17)

mendukung program yang pemerintah memutuskan kerjasama dengan

pemilik modal asing, selama perusahaan yang di modali atau yang

dibangun oleh PMA bisa berkontribusi aktif terhadap masayarakat

secara aktif, misalnya seperti yang di lakukan oleh perusahaan yang di

modali PMA yaitu PT.Chevron merumuskan program Corporate

Social Responsibility (CSR) yang aktif dalam memberikan bantuan

pendidikan kepada masayarakat lokal, Dengan tujuan mencerdaskan

anak Riau.

Sedangkan disisi lain, SDA dan Kondisi sosial juga mampu

melahirkan konflik, yang disebabkan oleh permasalah sengeta lahan.

Perusahaan yang dimodali oleh pemilik modal asing kerap

menghadapi permasalah ini, seperti yang digambarkan oleh laporan

scale up sengketa lahan antara perusahan dan masyarakat26 dalam lima tahun terakhir memiliki dinamika yang cukup mengkhawatirkan. Hal

tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Tidak adanya sosialisasi sebelumnya tentang rencana perusahaan.

b. Tumpang tindih hak-hak penguasaan SDA (antara masyarakat dan

perusahaan)

c. Tidak mengakui dan mengabaikan hak-hak masyarakat dalam

pengolaan SDA oleh perusahaan

d. Perebutan lahan antar masyarakat

e. Tidak terpenuhi tuntutan kompensasi masyarakat oleh perusahaan

dalam pengelolaan SDA

f. Hilangnya mata pencaharian dan sumber-sumber ekonomi

masyarakat

g. Terbatasnya lahan garapan masyarakat

h. Tapal batas yang tidak jelas antara konsesi atau HGU perusahaan

dengan lahan garapan masyarakat.

i. Ganti rugi lahan yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai

dengan harapan

26

(18)

j. Perjanjian dan kesepakatan anatara perusahaan dengan masyarakat

tidak terealisasi oleh perusahaan.27

Sedangkan dari infrastruktur pemerintah Riau masih sangat aktif

dalam pembangunan. Berusaha sebaik mungkin agar infrastruktur

Riau bisa memadai, walau masih terdapat kekurangannya disana sini.

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tersebut bukan hanya untuk

mengujudkan keinginan investor semata, melain juga demi

kesejahteraan masyarakat setempat dalam meningkatkan taraf dan

kualitas hidup.

Faktor politik pemeritah Riau, birokrasi Riau yang dulunya sangat

sulit dalam mendapat perizin untuk berinvestasi, disebabkan oleh

mekanisme perolehan perizinan usaha yang sangat rumit menjadi

salah satu penyebab mengapa pemilik modal asing/investor berpikir

berkali- kali untuk berinvestasi di provinsi Riau.

B. Sintesis

Berdasarkan analisa diatas penulis menjabarkan mengenai upaya

pemerintah provinsi Riau dalam menjaga lklim investas di Riau meliputi :

a. Penyelesaian permasalahan konflik lahan (SDA dan ) yang terjadi,

memiliki jalan penyelesaian yang beragam, misalnya melalui jalur

hukum dan jalur perundingan. Terkadang jalur hukum yang di tempuh

oleh masyarakat untuk mempertahankan lahannya cenderung

memperoleh hasil yang mengecewakan bagi masyarakat. Dalam kasus

ini pemerintah hendaknya lebih jeli dalam mengeluarkan perizinan

bagi para investor, sehingga tidak ada yang merasa di rugikan, baik

dari pihak masyarakat maupun pihak pemilik modal. Sedangkan

melalui jalur perundingan, di antara masyarakat dan perusahaan

idealnya harus ada pihak ketiga sebagai fasilitator. Karena cara

penyelesaian ini biasanya selalu gagal menemukan kesepakatan.

Secara hukum pemerintah harus lebih berhati dalam menetapkan

27

(19)

regulasi, investor merasa di lindungi dan masyarakat tidak tergeserkan

posisinya di wilayahnya sendiri.

b. Pembangunan infrastruktur di riau terus ditingkat seiring dengan

perkembangan ekonomi daerah dan kebutuhan masyarakat riau untuk

melakukan aktifitas antar daerah. selain itu juga tindakan tersebut

sebagai upaya pemerintah untuk mewujudkan keinginan investor yang

mendampak infrastruktur yang memadai untuk keberlangsungan

perusahaan yang di modali oleh pemodal asing. Tindakan yang telah

terealisasi oleh pemerintah Riau salah satunya adalah : pembangunan

jalan raya penghubung satu daerah kedaerah lain, pembangunan

jembatan. Namun masih ada satu kelemahan dari infrastruktur riau

adalah : pasokan listrik yang kurang memadai bagi kebutuhan

perusahaan maupun rumah tangga. Ada baiknya perusahaan listrik

pemerintah mencari solusi lain, seperti penggunaan biosolar sebagai

pembangkit listrik baru, atau bahkan tenangga listrik nuklir demi

memenuhi kebutuhan listrik di Riau.

c. Badan Koordinasi Penamaman Modal (BKPM) pusat merevisi

Peraturan Presiden (Perpres) No.27 Tahun 2009 tentang Sistem

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (one stop service) untuk memudahkan

investasi di daerah dan meningkatakan Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). . Dengan tujuan

untuk mempermudah birokrasi dalam merealisasi investasi.28 Hasil revisi ini membuat perizinan menjadi lebih tranparan. Para investor

selalu mengeluhkan kesulitan dalam mengurus perizinan dan hal inilah

yang memicu penurunan rating investasi di Riau tahun 2010 lalu.

Dengan dilakukan kebijakan tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah

ini, peningkatan investor asing yang masuk ke Riau meningkat pesat.

Tabel 1

28

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis lakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa upaya pemerintah provinsi Riau dalam menjaga stabilitas iklim

investasi di wilayah Riau masih perlu pemaksimalan yang lebih lagi hal ini

disebabkan oleh :

a. Infrastruktur yang tersedia di Riau untuk saat ini masih perlu

perbaikan, terutama untuk jalur khusus transportasi perusahaan. Hal ini

khusus untuk keselamatan masyarakat riau sendiri. Sedangkan bagi

para investor ini akan menjadi hal yang menguntung secara finansial

dan kelangsungan perusahaan. Sedangkan bagi pemerintah daerah

akan memperoleh keuntungan pembangunan ekonomi aktif

b. Selanjutnya regulasi birokrasi yang merumuskan kebijakan pelayanan

satu atap atau sistem pelayanan terpadu satu pintu (one stop service),

telah berhasil mengembalikan iklim investasi keiklim yang sehat

terkait penurunan investasi yang masuk di tahun 2010

c. Kondisi sosial masyarakat Riau, memiliki antusiasme dalam program

investasi selama memberikan nilai positif, dan masyarakat memahami

peran investasi sebagai alat atau media percepatan pertumbuhan

ekonomi, Selama tidak merampas hak-hak publik.

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian penulis, penulis menyarankan :

1. Kepada pemerintah provinsi Riau :

a) Mengoptimalkan infrastruktur yang kondusif bagi masyarakat dan

perusahaan. Pembangunan jalan raya yang dikhusus untuk

tranportasi perusahan, dan peningkatan energi listrik yang lebih

memadai. kedua hal tersebut memiliki nilai penting untuk

(21)

b) Pelayanan umum pemerintah terpusat jauh lebih mudah di banding

dengan desentralisasi pelayanan umum.

c) Meningkatkan promosi investasi, tidak hanya pada pemilik modal

asing dan pemilik modal dalam negeri tetapi juga kepada

masyarakat, agar masyarakat bisa memahami lebih luas terhadap

pengaruh investasi terhadap pembangunan Riau.

2. Kepada pemilik modal (perusahaan)

a. Meminalkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan

menjadi kewajiban yang harus diperhatikan oleh perusahaan

Gambar

Grafik 1. Rata-rata nilai proyek yang dibiayai oleh investor asing
                                                             Tabel 1  28

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Stang (2011), menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan di bawah usia 20 tahun, kehamilan pada remaja akibat pergaulan bebas

Dalam hal ini dapat dilihat peran dan tugas seorang camat pada pemerintahan Kecamatan Salapian Kabupaten langkat adalah berusaha untuk mempengaruhi para pegawainya dengan

Penghubung Kec.Ciruas, Lebak Wangi, Pontang, dan Tirtayasa (1.. Nambo - Teras

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang.

Respon gejala klinis yang terjadi pada Covid-19 dikelompokan berdasarkan data mayor dan minor menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia adalah sebagai berikut

Mulai mengomunikasikan kepada pimpinan atau rekan-rekan kerja tentang masa cuti yang akan diambil dan rencana menyusui saat bekerja sehingga ibu membutuhkan waktu dan

Disinilah kemudian BKSAP sebagai salah satu Alat Kelengkapan Dewan yang dimiliki oleh DPR-RI dapat berperan secara strategis dan maksimal dalam membantu pemerintah manjalin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu tempering pada sambungan las SMAW baja SS400 setelah di quenching dengan Larutan NaCl terhadap ketahanan bending